PROPOSAL TUGAS AKHIR
Analisis Kerusakan Transmisi Allison Seri-6000 dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree
Analysis (FTA) di PT HH Transindo
Oleh :
Arda Zulfikar Wahyudi (03171012) Dosen Pembimbing :
Faisal manta, S.T., M.T.
&
Andre Matarru, S.T., M.Han
Latar Belakang
Contoh kerusakan pada transmisi Kalimantan Timur sebagai
salah satu Provinsi tambang batu bara terbesar
di Indonesia.
PT.HH Transindo adalah vendor servis komponen
alat berat
Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan Nilai RPN (Risk Priority Number) pada komponen Transmisi Allison seri 6000 yang mengalami kegagalan dengan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)
2. Bagaimana menganalisis kerusakan komponen Transmisi Allison seri 6000 yang
mengalami kegagalan dengan menggunakan diagram Fault Tree Analysis (FTA)
Tujuan Penelitian
1. Menentukan Nilai RPN (Risk Priority Number) pada pada komponen Transmisi Allison seri 6000 yang mengalami kegagalan dengan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)
2. Menganalisis kerusakan komponen Transmisi Allison seri 6000 yang mengalami
kegagalan dengan menggunakan diagram Fault Tree Analysis (FTA)
Batasan Masalah
1. Transmisi yang digunakan adalah Transmisi Allison seri 6000
2. Kegiatan Inspection komponen yang rusak hanya dilakukan dengan pengamatan visual, tidak dilakukan dengan kegiatan Non Destructive Test (NDT) seperti mengukur panjang retak komponen Transmisi yang mengalami kerusakan.
3. Analisis kerusakan Transmisi berdasarkan alat dan fasilitas yang tersedia di perusahaan PT HH Transindo
4. Tidak mementingkan aspek harga (cost) dalam menganalisis data dan melakukan pembahasan
pada komponen transmisi yang rusak
Kerangka Pemikiran
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
PT Hirup Hurip Transindo atau yang biassa disebut dengan PT HH Transindo yang beralamat di Jl.
Mulawarman No.12B, Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
PT HH Transindo merupakan Perusahaan Swasta yang bergerak di bidang jasa pelayanan service dan penyediaan produk
PT HH Transindo memiliki fokusan yaitu remanufacture transmisi, turbocharger, differential, driveline, radiator, dan oil cooler,
PT HH Transindo
Tinjauan Pustaka
Transmisi Allison merupakan transmisi otomatis yang biasa digunakan pada unit alat berat berbahan bakar diesel dan memiliki jenis transmisi otomatis mulai dari seri 1000 hingga transmisi seri 9000.
Transmisi Allison
Tinjauan Pustaka
Gambar transmisi Allison seri 6000
.
Transmisi Allison seri 6000
Penjelasan part transmisi Allison 6000
merujuk pada laporan hal 7-9
Tinjauan Pustaka
Metode FMEA
FMEA (Failure Mode and Effect Analisys) berfungsi menganalisis sistem berdasarkan fungsi subsistem atau komponen unit. Analisis FMEA harus secara lengkap, seperti bagaimana komponen tersebut gagal, efek yang ditimbulkan dari kegagalan komponen tersebut, dan frekuensi munculnya kegagalan tersebut.
Analisis tersebut diperlukan dalam menentukan nilai RPN (Risk Priority Number).
RPN = SxOxD
No Nama Item Mode Kegagalan Efek Kegagalan
Rating Resiko
S O D RPN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tinjauan Pustaka
Severity
NO Rank Kriteria
1-2 Minor
Tidak beralasan untuk menduga bahwa pembawaaan/sifat sepele dari kesalahan ini dapat menyebabkan efek yang signifikan pada produk dan servis. Para pelanggan mungkin tidak akan sampai menyadari kesalahan tersebut.
3-4 Low
Kerusakan pada tingkat yang rendah dikarenakan pembawaan/sifat dari kesalahan ini hanya akan menyebabkan sangat sedikit gangguan terhadap pelanggan. Pelanggan mungkin akan menyadari sedikit penurunan kualitas dari produk dan atau servis, sedikit ketidak-nyamanan pada proses selanjutnya, atau perlunya sedikit pengerjaan ulang.
5-6 Moderate
Urutan yang sedang/lumayan karena kesalahan ini menyebabkan beberapa ketidak-puasan. Pelanggan akan merasa tidak nyaman atau bahkan terganggu oleh kesalahan tersebut. Kesalahan ini dapat menyebabkan dibutuhkannya perbaikan yang tidak dijadwalkan dan atau kerusakan pada peralatan.
7-8 High
Ketidakpuasan pelanggan pada tingkat yang tinggi dikarenakan pembawaan/sifat dari kesalahan ini seperti sebuah produk yang tidak dapat digunakan atau servis yang tidak memuaskan sama sekali. Tidak mengindahkan isu keamanan dan atau peraturan-peraturan pemerintah. Dapat menimbulkan gangguan pada proses yang berkelanjutan dan atau servis
9-10 Very High Tingkat kerusakan yang sangat tinggi saat kesalahan tersebut mempengaruhi keselamatan dan melibatkan
pelanggaran peraturan-peraturan pemerintah.
Tinjauan Pustaka
Occurance
No Rank Kriteria
1-2 Minor Kejadian pada tingkat kemungkinan yang sangat rendah/jarang. (1 banding 10.000).
3-4 Low Kejadian pada tingkat kemungkinan yang rendah. Proses dalam pengawasan statistik. (1 banding 10.000).
5-6 Moderate
Kejadian pada tingkat kemungkinan yang sedang/lumayan. Proses dalam pengawasan statistic dengan kesalahan yang terjadi sesekali, tapi tidak dengan proporsi yang besar. (1 banding 20 sampai 1 banding 200).
7-8 High Kejadian pada tingkat kemungkinan yang tinggi. Proses dalam pengawasan statistic dengan kesalahan yang seRing terjadi. (1 banding 100 sampai 1 banding 20).
9-10 Very High Kejadian pada tingkat kemungkinan yang sangat tinggi. Kesalahan hampir pasti terjadi (1
banding 10).
Tinjauan Pustaka
Detection
No Rank Kriteria
1-2 Very high
Kemungkinan produk atau servis yang cacat/rusak/salah sangat kecil (1 dari 10.000). Kecacatan/kerusakan akan jelas terlihat dan siap untuk dideteksi. Kehandalan/kemampuan deteksi paling rendah pada tingkat 99,99%.
(Pengawasan hampir sudah pasti dapat mendeteksi)
3-4 High
Kemungkinan produk atau servis yang cacat/rusak/salah ada pada tingkat yang rendah (1 dari 5000, sampai 1 dari 500).
Kehandalan/kemampuan deteksi paling rendah pada tingkat 99,8%. (Pengawasan punya kemungkinan yang besar dalam mendeteksi)
5-6 Moderate Kemungkinan produk atau servis yang cacat/rusak/salah pada tingkat yang sedang/lumayan (1 dari 200, sampai 1 dari 50).
Kehandalan/kemampuan deteksi paling rendah pada tingkat 98% (pengawasan mungkin mendeteksi)
7-8 Low
Kemungkinan produk atau servis yang cacat/rusak/salah pada tingkat yang tinggi (1 dari 20). Kehandalan/kemampuan deteksi paling rendah pada tingkat 90% .
(pengawasan lebih mungkin tidak mendeteksi)
9-10 Very Low
Kemungkinan produk atau servis yang cacat/rusak/salah pada tingkat yang sangat tinggi (1 dari 10). Biasanya barang tidak dicek atau tidak dapat dicek. Kecacatan/kerusakan/kesalahan sering tersembunyi dan tidak terlihat saat proses atau servis.
Kehandalan/kemampuan deteksi pada tingkat 90% atau lebih rendah. (Pengawasan sangat mungkin tidak mendeteksi)
Tinjauan Pustaka
Metode FTA
Metode Fault Tree Analysis ini efektif
dalam menemukan inti permasalahan
karena menilai bahwa suatu kejadian
yang tidak diharapkan atau kerugian yang
telah ditimbulkan oleh sebuah sistem
tidak hanya berasal pada satu titik
kegagalan. Fault Tree Analysis dapat
mengidentifikasi hubungan antara faktor
penyebab kegagalan dan ditampilkan
dalam bentuk pohon kesalahan yang
dimana melibatkan gerbang logika
sederhana
Tinjauan Pustaka
Simbol FTA
Top event/input event = kejadian utama atau kejadian yang terjadi
Logic Event OR = terjadi apabila jika salah satu dari sembarang input event terjadi
Logic Event AND = terjadi apabila jika sembaraang input event terjadi secara bersamaan
Basic Event = basic kegagalan atau
penyebab yang tidak perlu penelitian
lebih lanjut
Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu
No Nama dan Tahun Publikasi
Judul Referensi Metode Hasil
1 Dicky Reza dkk, 2017
Analisis kerusakan mesin Mandrel Tension Reel dengan metode Failure Mode And Efffect Analysis (FMEA)
FMEA pada data kerusakan mesin Mandrel Tension Reel
Setelah dilakukan analisis kerusakan mesin Mandrel Tension Reel dengan FMEA, terdapat 8 mode kegagalan dari 2 item dengan nilai RPN tertinggi
sebesar 80 yaitu jamming 2 Asep Ridwan dkk,
2019
Smulasi system dinamis dalam perancangan mitigasi risiko pengadaan material alat Excavator dengan metode FMEA
FMEA pada simulasi sistem dinamis dalam perancangan mitigasi risiko pengadaan
material alat excavator
mendapatkan hasil RPN tertinggi sebesar 6,124 dari 12 kejadian risiko yang teridentifikasi yaitu pada
kejadian risiko material bahan baku terlambat datang.
3 Adek Suherman dkk,2019
Pengendalian kualitas dengan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) untuk mengurangi jumlah kecacatan dan penyebabnya
FMEA pada
pengendalian kualitas produksi .
mendapatkan hasil yaitu jenis cacat
yang paling dominan pada proses
produksi merupakan dimensi tidak
standar sebesar 49,75% yang paling
besar disebabkan oleh pipa cairan HE
error..
Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu
No Nama dan Tahun Publikasi
Judul Referensi Metode Hasil
4 Risdianto Ardani dkk,2019
Analisa tingkat resiko pada komponen Pembangkit Listrik di Kota Balikpapan menggunakan metode FMEA
FMEA pada analisa Ringkat risiko pada komponen
pembangkit listrik di kota Balikpapan
mendapatkan nilai RPN tertinggi sebesar 144 yang terdapat pada komponen Radiator Motor Fan di sistem Radiator dan komponen LO Separator di sistem Lube Oil
Supply System 5 Arif Pibisono dkk,
2020
Analisis kegagalan
Maintenance Unit Produksi menggunakan metode
FMEA dan FTA di PT.
Saptaindra Sejati
FMEA dan FTA pada analisis kegagalan Maintenance Unit Produksi di PT.
Saptaindra Sejati
mendapatkan 4 komponen kritis
pada unit Dump Truck CAT785C
yaitu engine tidak bisa start
sebesar 160 (12,5%), error 03
transmisi sebesar 132 (10,3%),
Speed mundur problem sebesar
132 (10,3%) dan error engine
dirate sebesar 128 (10%)
METODOLOGI PERCOBAAN
Metodologi Percobaan
Penelitian ini akan dilakukan secara bertahap, meliputi :
1. Studi Literatur
2. Observasi dan pengambilan data 3. Analisa dan Pengolahan Data 4. Pembahasan dan Kesimpulan
Prosedur Penelitian
Metodologi Percobaan
Diagram Alir
Metodologi Percobaan
Variabel Penelitian
Variabel Kontrol Transmsisi Allison Seri 6000
Variabel Independent
1. Waktu Periode Kegagalan sekitar 2 tahun atau lebih
2. Jenis komponen Transmisi Allison yang mengalami kegagalan
sekitar 170
3. Jumlah kerusakan transmisi sekitar 100
Variabel Dependent 1. Diagram FTA
2. Nilai RPN
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FMEA
Gambar Ilustrasi Analisis FMEA pada Transmisi Allison seri 6000
574 komponen = Lampiran A Hal 52-71 (Laporan TA)
178 komponen = Lampiran B Hal 73-92 (Laporan TA)
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FMEA
No Part number Part Name Mode Kegagalan Efek Kegagalan
Rating Resiko
S O D RPN
1
23041147
Bearing Assembly Single Row Ball (Reverse Range Planetary)
Kurangnya lubrikasi
Bearing retak, Bearing pecah,
Bearing kocak 9 10 8 720
2 23041616
Plate Internal-Splined Friction (Splitter High)
Cubbing Oil bocor, Sealring
aus
Plate tipis, Plate retak, Plate
gosong 9 10 8 720
3 23041530 Bearing Assembly Single-Row Ball (Intermdiate-Range Planetary)
Oli ter- kontaminasi
Bearing kocak, Bearing retak,
Bearing pecah 9 10 8 720
4 23019734
Solenoid 12V (Lookup Control Valve)
Ball Solenoid
bocor, Seal putus Solenoid tidak berfungsi 8 10 9 720
5 23048003
Bearing Assembly Single-Row Ball (Splitter- High Clutch)
Fibrasi yang tidak normal
Bearing kocak, Bearing retak,
Bearing pecah 9 10 8 720
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FMEA
No Part number Part Name Mode Kegagalan Efek Kegagalan
Rating Resiko
S O D RPN
6
6756042
Spring Piston Return (Splitter-Low Clutch)
Oli
terkontaminasi, Cubbing Oil
tersumbat
Spring retak,
Spring pecah 9 9 9 729
7 29549470
Bearing Assembly Single-Row Ball (Torque Converter Housing)
Oli terkontaminasi
Bearingkocak, Bearing
Retak, BearingPecah 9 10 8 720
8 29506298
Solenoid non-Latching (Main Control Valve)
Valve selalu
tertutup Solenoidtidak berfungsi 9 10 8 720
9 23041458
Bearing Assembly Single-Row Ball (Splitter Planetary)
Oli terkontaminasi
Bearingkocak, Bearing
Retak, BearingPecah 8 10 9 720
10
23047997 Bearing Assembly Single-Row Ball (Rear Cover and Speedometer)
Dudukan Bearing aus
Bearing kocak, Bearing retak,
Bearing pecah 9 10 8 720
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FTA 1
komponen Bearing Assembly Single Row Ball dengan part number 23041147 pada bagian
Reverse Range Planetary
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FTA 2
komponen Plate Internal- Splined Friction dengan part number 23041616 pada bagian
Splitter High
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FTA 3
komponen Bearing Assembly Single-Row Ball dengan part number 23041530 pada bagian
Intermediate-Range Planetary
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FTA 4
komponen Solenoid 12V dengan part number 23019734 pada bagian
Lookup Control Valve
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FTA 5
komponen Bearing Assembly Single-Row Ball dengan part number 23048003 pada bagian
Splitter High Clutch
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FTA 6
komponen Spring Piston Return dengan part number 6756042 pada bagian
Splitter-Low Clutch
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FTA 7
komponen Bearing Assembly Single- Row Ball dengan part number
23047992 pada bagian
Torque Converter Housing
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FTA 8
Solenoid non-Latching dengan part number 29506298 pada bagian
Main Control Valve
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FTA 9
komponen Bearing Assembly Single-Row Ball dengan part number 23041458 pada bagian
Splitter Planetary
Analisis Data dan Pembahasan
Hasil FTA 10
komponen Bearing Assembly Single-Row Ball dengan part number 23047997 pada bagian
Rear Cover and Speedometer
Pembahasan
Hasil FMEA & FTA
No 10 part dengan RPN tertinggi Basic event
1 Bearing Assembly Single Row Ball dengan part number 23041147
- pelumasan/lubrikasi yang kurang - fibrasi yang tidak normal
- oli terkontaminasi pasir, kerikil, air
- oli terkontaminasi serpihan logam dari part lain pada bagian Reverse Range Planetary
2 Plate Internal-Splined Friction dengan part number 23041616
- Oli terkontaminasi air - Oli terkontaminasi pasir
- Oli terkontaminasi pecahan komponen splitter high - Sealring aus
- Cubbing Oil cooler bocor - Kurangnya volume oli
3 Bearing Assembly Single-Row Ball dengan part number 23041530
- pelumasan/lubrikasi yang kurang - fibrasi yang tidak normal
- oli terkontaminasi pasir, kerikil, air
- oli terkontaminasi serpihan logam dari part lain pada bagian Intermediate-Range Planetary
Rating Resiko
S O D RPN
9 10 8 720
9 10 8 720
9 10 8 720
Pembahasan
Hasil FMEA & FTA
No 10 part dengan RPN tertinggi Basic event
4
Solenoid 12V dengan part number 23019734
-seal atau karet perapat telah putus -Ball Solenoid bocor
-kumparan (wire) putus
-konsleting di kumparan karena adanya air masuk
5 Bearing Assembly Single-Row Ball dengan part number 23048003
- pelumasan/lubrikasi yang kurang - fibrasi yang tidak normal
- oli terkontaminasi pasir, kerikil, air
- oli terkontaminasi serpihan logam dari part lain pada bagian Splitter High Clutch
6 Spring Piston Return dengan part number 6756042
- oli terkontaminasi dengan pasir dan air
- cubbing oli tersumbat oleh geram akibat korosi
7 Bearing Assembly Single-Row Ball dengan part number 23047992
- pelumasan/lubrikasi yang kurang - fibrasi yang tidak normal
- oli terkontaminasi pasir, kerikil, air
- oli terkontaminasi serpihan logam dari part lain pada bagian Torque Converter Housing
Rating Resiko
S O D RPN
8 10 9 720
9 10 8 720
9 9 9 729
9 10 8 720
Pembahasan
Hasil FMEA & FTA
No 10 part dengan RPN tertinggi Basic event
8 Solenoid non-Latching dengan part number 29506298
-seal atau karet perapat telah putus -Ball Solenoid bocor
-kumparan (wire) putus
-konsleting di kumparan karena adanya air masuk
9 Bearing Assembly Single-Row Ball dengan part number 23041458
- pelumasan/lubrikasi yang kurang - fibrasi yang tidak normal
- oli terkontaminasi pasir, kerikil, air
- oli terkontaminasi serpihan logam dari part lain pada bagian Splitter Planetary
10 Bearing Assembly Single-Row Ball dengan part number 23047997
- pelumasan/lubrikasi yang kurang - fibrasi yang tidak normal
- oli terkontaminasi pasir, kerikil, air
- oli terkontaminasi serpihan logam dari part lain pada bagian Rear Cover and Speedometer
Rating Resiko
S O D RPN
9 10 8 720
9 10 8 720
9 10 8 720