• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDING PROMOSI KESEHATAN - Repository Universitas Sari Mulia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROSEDING PROMOSI KESEHATAN - Repository Universitas Sari Mulia"

Copied!
506
0
0

Teks penuh

Promosi Kesehatan Melalui Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencegahan Penyakit Tidak Menular (Studi di Daerah Pedesaan di Yogyakarta). Inovasi promosi kesehatan dalam upaya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta lingkungan pedesaan yang sehat.

PROMOSI KESEHATAN DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA

PENINGKATAN GIZI

Perilaku pencarian pelayanan persalinan

Komunikasi interpersonal dari teman, keluarga dan petugas kesehatan merupakan faktor terpenting bagi ibu hamil dalam mengambil keputusan dimana akan melahirkan (10). Rata-rata waktu yang dibutuhkan sebuah rumah tangga di pedesaan Bangladesh untuk mengambil keputusan mencari layanan kesehatan adalah 72 menit.

Sikap ibu hamil terhadap persalinan di fasilitas kesehatan

Norma subjektif ibu hamil terhadap persalinan di fasilitas kesehatan

Kontrol perilaku ibu hamil terhadap persalinan di fasilitas kesehatan

Intensi untuk menggunakan fasilitas kesehatan

Ibu hamil memanfaatkan layanan pemeriksaan kehamilan untuk mendapatkan nasehat dan memastikan perkembangan dan kondisi kehamilannya (16). Kebutuhan ibu hamil akan pelayanan persalinan hanya disediakan oleh bidan karena ibu hamil belum mengetahui bahwa dirinya mempunyai kehamilan yang beresiko tinggi.

Pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi

Cakupan pelayanan promosi kesehatan di puskesmas belum terdokumentasi dengan baik, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada cakupan promosi kesehatan sebelum dan sesudah pelatihan. Pengurus Teknis Langsung (Kunjungan Puskesmas) Unit Promkes Kabupaten/Provinsi setelah pelatihan diharapkan berperan dalam mendampingi dan memberikan bimbingan teknis pelayanan Promkes di Puskesmas.

Tingkat pengetahuan peserta sebelum dan sesudah pelatihan promosi kesehatan berdasarkan asal kabupaten

Tingkat pengetahuan peserta sebelum dan sesudah pelatihan promosi kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan

Perbedaan Peningkatan Pengetahuan Peserta antar Kabupaten

Perbedaan peningkatan pengetahuan peserta antar tingkat pendidikan

Berdasarkan diskusi dengan unit Promkes di provinsi dan kabupaten, terpilihlah Puskesmas Panongan dan Margajaya di Kabupaten Majalengka serta Puskesmas Terisi dan Kandanghaur di Kabupaten Indramayu.

Implementasi Promosi Kesehatan di Puskesmas Pasca Pelatihan

Implementasi Promosi Kesehatan mendukung KIA dan Gizi

Model pembinaan teknis promkes berkelanjutan bagi petugas Puskesmas

Selain itu, pemanfaatan limbah kulit durian pada makanan olahan antara lain bahan pengental makanan dan pemanis. Selain itu juga dapat mengatasi permasalahan limbah kulit durian yang belum dimanfaatkan atau ditangani.

Pelatihan pembuatan keripik kulit durian

Berdasarkan hal tersebut, pembuatan keripik kulit durian dapat dijadikan sebagai camilan yang sehat dan bergizi. Mengurangi limbah kulit durian dan upaya memperkaya produk olahan pangan yang sehat dan bergizi sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian industri dalam negeri.

Pelaksanaan pembuatan keripik kulit durian

Tim pengabdi memberikan pelatihan pembuatan kulit durian dengan fokus pada buah durian dan kegunaannya, limbah buah durian, pemanfaatan kulit durian, nilai gizi buah durian dan kulit durian. Kemudian serpihan durian tersebut dikemas dalam wadah plastik yang bagus, agar tidak dingin dan kualitas produk terjamin.

Evaluasi kegiatan

Kemudian irisan kulit durian yang digoreng vakum tersebut digoreng dalam minyak panas dan ditiriskan dengan saringan minyak.

Pertimbangan untuk diajukan sebagai produk yang berpotensi mempunyai hak paten

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan strategi pemberdayaan masyarakat dalam upaya menjamin pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Arungkeke Kabupaten Jeneponto. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui persepsi ibu hamil tentang sikap dan keterampilan bidan dalam memberikan pelayanan antenatal di Puskesmas Tanarawa Kabupaten Sikka.

Gambar 1. Penyebab Gizi Buruk di Wilayah Cakung Barat
Gambar 1. Penyebab Gizi Buruk di Wilayah Cakung Barat

Variabel Keterampilan

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pegandan Kota Semarang. Berdasarkan hasil uji chi square terdapat dua variabel yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif (p≤0.05), yaitu pengetahuan (p=0.05) dan sikap (p=0.000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara paparan informasi ASI eksklusif dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016. “Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Tahun 2011.” Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tengaran Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.”

Promosi Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular

Aktivitas fisik merupakan gaya hidup yang menjadi faktor risiko penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, dan diabetes melitus. Ada kecenderungan petugas kesehatan yang melakukan aktivitas fisik cukup akan menyampaikan rekomendasi aktivitas fisik kepada pasien atau masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, keyakinan dan perilaku petugas kesehatan dalam melakukan aktivitas fisik serta kecenderungan memberikan rekomendasi aktivitas fisik yang memadai bagi pasien dan masyarakat luas.

Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Florindo dkk. 2011) profesional kesehatan diketahui melakukan praktik konseling aktivitas fisik pada pasien dan klien karena kebijakan promosi kesehatan Kementerian Kesehatan Brasil (10). Hanya ada tiga penelitian yang membandingkan prevalensi aktivitas fisik yang cukup pada populasi profesional kesehatan dengan populasi umum. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka, petugas kesehatan diketahui memiliki tingkat aktivitas fisik yang cukup rendah.

Pekerjaan, meskipun secara statistik tidak terbukti berhubungan dengan aktivitas fisik, namun merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan tingkat aktivitas fisik. Tenaga kesehatan dengan tingkat aktivitas fisik yang direkomendasikan cenderung memberikan konseling dan merekomendasikan aktivitas fisik kepada pasien atau masyarakat.

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Stres, Umur, Jenis Kelamin, Status Pernikahan,                 Masa Kerja, Shif Kerja, Konflik Interpersonal, Ketidakpastian Peran, Aktifitas Di Luar Pekerjaan                  dan Dukungan Sosial pada Pek
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Stres, Umur, Jenis Kelamin, Status Pernikahan, Masa Kerja, Shif Kerja, Konflik Interpersonal, Ketidakpastian Peran, Aktifitas Di Luar Pekerjaan dan Dukungan Sosial pada Pek

Promosi Kesehatan dalam Upaya Meningkatkan Perilaku terkait Sanitasi dan Kesehatan lingkungan

Pengetahuan

Untuk mengetahui efektivitas intervensi non fisik perlu dilakukan analisis sebelum dan sesudah penyuluhan dengan menggunakan uji Wilcoxon. 0,0001 < 0,05 yang berarti keputusan Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan dan pelatihan di Bank Sampah. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa tingkat pengetahuan peserta sebelum dilaksanakan penyuluhan dan pelatihan adalah dengan pengetahuan rendah sebanyak 11 orang (33,3%), dengan pengetahuan cukup sebanyak 10 orang (30,3%), dan dengan pengetahuan cukup sebanyak 10 orang (30,3%), dan dengan berpengetahuan baik sebanyak 12 orang (36,4%).

Sikap

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa sikap negatif peserta setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan mengalami penurunan sebesar 27,3%, hal ini tercermin dari persentase sikap negatif peserta sebelum penyuluhan yaitu sebesar 36,4% dan setelah penyuluhan. pendidikan dan konseling, persentasenya menurun menjadi 9,1%. Sebelum pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan persentase sikap positif peserta sebesar 63,6%, dan setelah selesai penyuluhan dan pelatihan persentase sikap positif meningkat menjadi 90,9%.

Tindakan

Hal inilah yang menjadi alasan pemerintah memilih ORMAS sebagai mitra dalam pembangunan kesehatan, khususnya melalui Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Leverage program kesehatan cukup berpengaruh karena dapat langsung menyasar masyarakat dan setiap organisasi kemasyarakatan mendukung program kesehatan yang berbeda-beda dalam program kerjanya, sehingga masih terbuka peluang untuk bekerjasama dengan ORMAS dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat khususnya Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan. sektor. Pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan untuk menjadi sehat sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup masyarakat semaksimal mungkin, sebagai investasi untuk pengembangan sumber daya masyarakat. .

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu strategi promosi kesehatan global sehingga pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting agar masyarakat sebagai sasaran utama mempunyai kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan (8). Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan menjadi sasaran utama promosi kesehatan, dimana salah satu strategi global promosi kesehatan adalah pemberdayaan yang menyasar masyarakat atau komunitas (5). Tulisan ini dibuat sebagai acuan dalam perbandingan teori-teori dalam konsep pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, serta untuk memberikan informasi hasil pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan yang dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan. ORMAS Kementerian Kesehatan dan Keagamaan di Indonesia.

Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Dalam arti sempit, istilah pembangunan masyarakat di Indonesia sering disamakan dengan pembangunan masyarakat desa, mengingat desa dan kelurahan berada pada kedudukan yang sama, sehingga pembangunan masyarakat (village) menjadi konsep pengembangan masyarakat lokal (local community development). . UKBM (usaha sumber daya manusia kesehatan) merupakan wujud nyata partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

Proses Pemberdayaan Masyarakat

Keadaan tersebut ternyata mampu mendorong munculnya berbagai bentuk UKBM lainnya seperti Polindes, POD (pos pengobatan desa), pos UKK (pos upaya kesehatan kerja), TOGA (kebun obat keluarga), dana sehat dan lain-lain ( 1 ). Mampu mengatasi permasalahan kesehatannya secara mandiri berarti masyarakat mampu menggali potensi masyarakat setempat untuk mengatasi permasalahan kesehatannya (5). Mampu melestarikan dan melindungi diri (melalui pengetahuan yang dimilikinya), baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat, dari ancaman kesehatan.

Ciri Pemberdayaan Masyarakat

Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Ormas Untuk Mensukseskan Program Kesehatan Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya atau proses untuk berkembang.

Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Ormas terhadap Keberhasilan Program Kesehatan Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan

Timbulnya kemauan atau keinginan merupakan bentuk lebih lanjut dari kesadaran dan pemahaman terhadap suatu objek, dalam hal ini kesehatan. Munculnya kapasitas masyarakat di bidang kesehatan berarti masyarakat baik secara individu maupun kelompok dapat mewujudkan keinginan atau niat kesehatannya dalam bentuk tindakan atau perilaku yang sehat. Pertama: Mampu mengenali permasalahan kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan kesehatan khususnya di lingkungan atau masyarakat setempat.

Agar masyarakat mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka masyarakat harus memiliki pengetahuan kesehatan yang baik (literasi kesehatan). Pengetahuan tentang kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang paling sedikit harus dimiliki masyarakat: Pengetahuan tentang penyakit, Pengetahuan tentang gizi dan makanan yang harus dikonsumsi agar tetap sehat, Perumahan yang sehat dan sanitasi dasar yang diperlukan untuk menjaga kesehatan atau penunjang keluarga. masyarakat, Pengetahuan tentang bahaya rokok dan zat lain yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau kecanduan yaitu Narkoba (narkotika dan obat-obatan berbahaya). Mengatasi permasalahan kesehatannya sendiri secara mandiri berarti masyarakat mampu menggali potensi masyarakat setempat untuk mengatasi permasalahan kesehatannya.

Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Agenda politik atau penguatan kelembagaan lebih diutamakan dibandingkan agenda lainnya, artinya masyarakat yang benar-benar miskin akan terlebih dahulu memilih upaya pemberdayaan yang mencakup bantuan ekonomi dibandingkan memikirkan bagaimana cara bergerak dan berusaha mandiri. Potensi masyarakat yang ada tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa adanya gotong royong dari masyarakat itu sendiri. Peran petugas atau penyedia layanan kesehatan dalam gotong royong masyarakat adalah memotivasi dan memfasilitasi hal tersebut dengan mendekati tokoh masyarakat sebagai penggerak kesehatan di komunitasnya.

Menggali dan mengembangkan potensi setiap anggota masyarakat agar dapat memberikan kontribusi sesuai kemampuannya terhadap program atau kegiatan yang direncanakan bersama. Upaya pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk mengembangkan potensi daerah atau wilayahnya. Misalnya masyarakat ingin membangun atau menyediakan air bersih, maka peran petugas adalah memfasilitasi pertemuan dengan warga masyarakat, mengorganisir masyarakat, atau memfasilitasi pertemuan dengan pemerintah daerah dan pihak lain yang dapat membantu terwujudnya penyediaan air bersih.

Peran Petugas Kesehatan dalam Pemberdayaan Masyarakat melalui Ormas terhadap Keberhasilan Program Kesehatan

Indikator Hasil Pemberdayaan Masyarakat melalui Ormas terhadap Keberhasilan Program Kesehatan

  • Input
  • Proses
  • Output
  • Outcome
  • Sasaran dalam Pemberdayaan Masyarakat melalui Ormas terhadap Keberhasilan Program Kesehatan

Hasil monitoring dan evaluasi program menentukan keberlangsungan dukungan organisasi masyarakat terhadap program, selain faktor kapasitas internal organisasi masyarakat itu sendiri. Di lokasi sasaran yang dipilih oleh ORMAS terkait dan sesuai dengan program kerja yang telah disepakati melalui nota kesepahaman yang telah ditandatangani sejak tahun 2010 dan perjanjian kerjasama yang diperbaharui setiap awal tahun anggaran.

Tabel 1 Hasil Kerjasama Organisasi Kemasyarakatan
Tabel 1 Hasil Kerjasama Organisasi Kemasyarakatan

Jenis Pemberdayaan Masyarakat

  • PKRS

Dalam pemberdayaan masyarakat, peran masyarakat sangat penting, karena masyarakat ORMAS bersama tenaga kesehatan menjadi aktor utama. Bagi pembaca, artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan melalui ormas. Pemenuhan tugas dan fungsi dalam tugas manajemen pemberdayaan masyarakat berupa makalah pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan. Peningkatan pengetahuan, pembentukan sikap dan perubahan perilaku masyarakat pedesaan harus diupayakan melalui promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat untuk memulihkan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pedesaan. Mengupayakan model/konsep promosi kesehatan berbasis wilayah 'desa' dan pemberdayaan masyarakat yang terstruktur pada pengorganisasian masyarakat dan diintegrasikan dalam mobilisasi masyarakat ternyata dapat mempermudah pembelajaran penerapan PHBS dan lingkungan sehat di desa Sambogunung.

Referensi

Dokumen terkait