STANDARD OPERATING PROCEDURE
Aktivitas Driling dan Blasting Berjarak <500 mtr dari bangunan KBL
Disusun, Disetujui, Ditinjau, Disahkan,
No. Dokumen :
Drill Blast Engineering Div. Head
Tanggal Berlaku : 15 Maret 2022 Jumlah halaman : 2
1. TUJUAN
1.1. Memastikan dampak peledakan baik flyrock dan ground vibration aman terhadap infrastruktur dan karyawan KBL
1.2. Memastikan pelaksanaan aktivitas drilling & blasting sesuai rencana.
1.3. Memastikan Kualitas dan kuantitas hasil peledakan sesuai dengan kebutuhan unit produksi.
1.4. Memastikan pengendalian mekanisme proses drilling & blasting agar sesuai dengan sistem manajemen mutu, keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (QSHE).
2. RUANG LINGKUP
Standard Operating Procedure (SOP) ini menjelaskan mengenai proses peledakan pada jarak <500 meter dari infrastruktur KBL
3. KEBIJAKAN
a. Pengambilan bahan peledak sesuai dengan kebutuhan
b. Pembuatan rencana pemboran dan peledakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Arah Lemparan, tingkat getaran tanah (ground vibration) dan kebisingan udara (air blast) aman terhadap infrastruktur KBL
2. Merencanakan design tie up hole by hole
3. Merencanakan design jumlah explosive per lubang sesuai kajian teknis
4. Peta Blast map harus dibuat dan diinfokan ke pihak KBL agar dapat diketahui oleh karyawan KBL yang terkena radius peledakan
5. Kondisi pit dan infrastruktur atau lingkungan yang aman
6. Kondisi batuan dan alat bor yang digunakan serta diameter dan kedalaman lubang bor 7. Luas areal kerja, sequence, pola pengeboran, geometri peledakan dan jumlah lubang bor 8. Rencana alat muat yang akan digunakan vs fragmentasi batuan yang akan dihasilkan 9. Jenis dan jumlah pemakaian bahan peledak dan aksesoris
c. Memastikan panjang stemming sesuai design sehingga jarak lemparan flyrock aman terhadap infrastruktur KBL
d. Memastikan jumlah explosive perlubang sesuai design sehingga ground vibration dan jarak lemparan flyrock aman terhadap infrastruktur KBL
e. Pemasangan rambu-rambu pengamanan peledak disetiap lokasi
STANDARD OPERATING PROCEDURE
Aktivitas Drilling & Blasting
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 2 / 2 f. Papan informasi peledakan di jalan masuk harus di update ketika ada peledakan
g. Pemasangan batas radius aman manusia dan alat
h. Evakuasi peledakan untuk unit / alat harus mengikuti jarak aman 300m dari radius lokasi peledakan dan serta 500m dari radius lokasi peledakan untuk manusia.
i. Evakuasi manusia yang berada dalam radius aman ke titik kumpul yang telah ditentukan j. Adanya PIC yang ditunjuk untuk evakuasi dari tiap-tiap area terdampak
k. Juru ledak atau shotfire harus kompeten dan sertifikasi memiliki KJL 2 dan KIM (kartu ijin meledakkan) l. Pastikan final clear dilakukan oleh PIC yang sudah ditunjuk sebelum kegiatan peledakan dimulai oleh
juru ledak atau orang yang kompeten dan sertifikasi.
Ketentuan Pelaksanaan Aktivitas Inspeksi Post Blasting:
a. Aktivitas post blasting dilakukan setelah asap, debu dan kondisi area peledakan sudah jelas dan aman untuk diinspeksi. Tidak diperbolehkan seorangpun mendatangi lokasi post blasting, jika syarat tersebut belum terpenuhi.
b. Pelaksana tidak boleh memeriksa dengan cara melewati/menginjak lubang hasil peledakan tapi harus berjalan mengitarinya.
c. Pelaksana harus mengetahui design tie up dan mengenal serta menguasai lokasi peledakan sehingga dapat mengetahui batas lokasi yang diperiksa agar post blast dilakukan secara menyeluruh.
d. Pelaksana harus mempunyai kompetensi yang memadai dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
e. Radio komunikasi 2 arah harus tersedia untuk bisa saling komunikasi dengan pengawas blasting lainnya.
f. Kendaraan LV harus stand by di lokasi post blasting, sehingga bisa langsung bergerak cepat jika ada keadaan darurat / emergency.
Ketentuan Alat Kerja dan Standar Keselamatan:
a. Semua peralatan dan perlengkapan pemboran (alat bor, meteran, peta kedalaman, indikator kedalaman batang bor, pita warna orange dan putih, permanent marker, pita barikade dan safety cone) harus siap dipergunakan dan memenuhi standar keselamatan dan operasional.
b. Semua unit yang akan dioperasikan harus sudah dilakukan P2H dan ditandatangani oleh pengawas.
c. Dalam setiap kegiatan penyiapan lokasi maupun pengeboran harus ada pengawas yang melakukan pengawasan guna menjamin keselamatan pekerja dan alat yang digunakan.