• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. penyimpangan prosedur operasi baku dan menemukan hal-hal terkait yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. penyimpangan prosedur operasi baku dan menemukan hal-hal terkait yang"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1. Evaluasi Perusahaan Sekuritas PT. IICCBB

Pada tahapan ini, mengevaluasi keseluruhan informasi yang telah didapatkan dalam tahapan-tahapan sebelumnya dan membuat ikhtisar temuan penting atas kegiatan pengeluaran kas.

IV.1.1 Pengamatan secara langsung (Observation)

Pengamatan secara langsung dengan jangka waktu yang memadai dan memiliki tujuan untuk meninjau seluruh aktivitas kegiatan pengeluaran untuk mendapatkan gambaran nyata (real) mengenai kegiatan perusahaan khususnya aktivitas pengeluaran kas sehingga dapat memperoleh kemungkinan munculnya penyimpangan prosedur operasi baku dan menemukan hal-hal terkait yang memerlukan perhatian lebih lanjut.

Pengamatan secara langsung dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya transaksi pengeluaran kas perusahaan. Beberapa diantaranya: proses permintaan dana, penomoran voucher, pencatatan kas/cek, pembukuan atas pengeluaran kas, serta pembayaran

Mengamati perusahaan dengan meninjau setiap departemen dilingkungan perusahaan secara fisik serta mengamati bagian yang diobservasi, yaitu antara lain bagian Accounting (pembukuan), bagian keuangan (cashier), serta Divisi Operasional (Operation Support Division).

(2)

IV.1.2 Menelusuri Data Pendukung

Tujuan menelusuri data pendukung adalah untuk mendapatkan data tertulis, informasi mengenai apakah perusahaan telah menerapkan praktik manajemen yang baik (ideal) sesuai prosedur operasi baku yang berlaku sesuai dengan kebijakan perusahaan. Dan mendapatkan data tertulis yang berkaitan dengan kegiatan pengeluaran kas, berupa dokumen-dokumen untuk dijadikan bahan Analisis dengan mengamati langsung setiap transaksi pengeluaran kas

Analisis atas data tertulis yang digunakan sebagai pendukung adalah, sebagai berikut:

1) Journal transaction; Detail transaksi (Transactions Detail), dan wire transfer creation.

2) Dokumen–dokumen yang digunakan dalam aktivitas pengeluaran kas perusahaan, vocer umum (general voucher); formulirulir permohonan pembayaran.

3) General Ledger

IV.1.3 Wawancara dengan Manajemen

Melakukan wawancara dengan manajemen, manajemen menengah (middle management) perusahaan yaitu bagian keuangan (Cashier), bagian accounting (pembukuan), serta divisi operasional (Operation Support Division) untuk mendapatkan pemahaman prosedur serta kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan dan memperoleh informasi mengenai pelaksanaan kegiatan. Dengan adanya wawancara dengan manajemen, maka memiliki cukup pengetahuan untuk

(3)

mengidentifikasi, mengAnalisis, bagian terkait serta peristiwa yang dianggap penting, dan juga untuk menentukan identifikasi kemungkinan munculnya gejala penyimpangan atas prosedur operasi baku (red flag) perusahaan.

Dalam teknik wawancara, menggunakan metode corong penyaring (filterfunnel), dengan memberikan tiga jenis pertanyaan:

a) Pertanyaan pembuka: menggunakan 5 W (what, when, where, who, why) serta 1 H (how) memberikan peluang pada perusahaan untuk memberikan uraian narasi, tanpa ada yang disembunyikan atau di tutup-tutupi.

b) Pertanyaan menyelidik, pertanyaan yang membutuhkan informasi tepat, akurat, serta menghendaki jawban lebih terperinci, terukur serta fokus.

c) Pertanyaan penutup: memerlukan jawaban (statement) singkat berupa “ya” atau “tidak”.

Memaparkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada manajemen PT. IICCBB, adapun hasil wawancaranya sebagai berikut:

1. Dimana letak daya tarik perusahaan sekuritas?

Untuk mendapatkan keuntungan yang demikian besar, berlipat-lipat dengan mempertimbangkan aspek resiko (High risk but high gaint possibility).

2. Mengapa anda memilih lokasi di Jl Jendral Sudirman?

Karena di Jl Jendral sudirman tertanam serat fiber optik sehingga memudahkan untuk remoted trading, kelancaran akses dekat dengan gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yang merupakan lantai bursa (Floor Trades),

(4)

dekat juga dengan otoritas bursa lainnya seperti Bapepam, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

3. Siapa nasabah yang anda pilih (utama) dalam perusahaan (PT. IICCBB Indonesia)?

Perusahaan memprioritaskan transaksi perusahaan induk yang bergerak di asuransi, sehingga dapat mengembangkan dana polis asuransi dari nasabah, dengan tidak mengesampingkan golongan masyarakat yang menginginkan penambahan atas sumber keuangan yang dimiliki.

4. Bagaimana kiranya anda memasarkan dan mempromosikan Perusahaan PT. IICCBB?

Cross selling dengan usaha group lainnya, misalnya ada klien dari PT IICCBB yang menginginkan bergabung dengan asuransi maka dikenalkan PT ABC, begitu juga sebaliknya. Mengiklankan melalui iklan dimedia cetak, layanan elektronik (internet) aktive dalam kegiatan pasar modal yang diadakan oleh bursa efek.

5. Mengapa pihak induk (PT ABC) menginginkan memiliki anak usaha di bidang pasar modal dalam bentuk perusahaan sekuritas?

Untuk mengembangkan dana yang didapat dari pembayaran premi polis asuransi dengan menginvestasikannya kembali kepada anak usahanya, sehingga diharapkan nantinya dapat mencukupi untuk memenuhi kewajiban-kewajiban pengembalian dana polis perusahaan induk.

6. Mengapa mengambil alih dari perusahaan sekuritas sebelumnya (PT ZYX) dari Badan Penyehatan Perbankan Nosional (BPPN)?

(5)

Karena biaya yang dikeluarkan untuk membuat satu perusahaan sekuritas baru membutuhkan dana serta waktu yang tidak sedikit, sedangkan untuk mengambil alih perusahaan sekuritas yang sudah ada, lebih ekonomis baik dari segi biaya perijinan.

7. Jelaskan secara rinci prosedur operasional baku di perusahaan yang meliputi bagian Keuangan (Cashier); Bagian Accounting (pembukuan) ?

Jawaban terlampir (untuk prosedur operasi baku)

Tugas bagian keuangan dalam prosedur operasional baku adalah membuat formulir request, mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan serta melakukan hal-hal yang terkait dengan keuangan. Sedangkan tugas bagian accounting adalah memeriksa, mencatat serta memastikan hal-hal yang berhubungan dengan transaksi telah sesuai

8. Apakah fungsi/kegunaan formulirulir permohonan pembayaran?

Digunakan perusahaan untuk melakukan pembayaran kepada pihak ketiga yang merupakan kewajiban bagi perusahaan

9. Apakah “formulirulir permohonan pembayaran (request)” dibuat rangkap? Tidak

10. Apakah “formulirulir permohonan pembayaran (request)” dibuat nomer urut (running number)?

Tidak

11. Siapa saja yang berhak memberikan otorisasi dalam kolom “Dibuat” dalam “formulirulir permohonan pembayaran” PT. IICCBB?

(6)

12. Siapa saja yang berhak memberikan otorisasi dalam kolom “Disetujui oleh” dalam “formulirulir permohonan pembayaran” PT. IICCBB?

Direktur

13. Siapa saja yang berhak memberikan otorisasi dalam kolom “Diperiksa oleh” dalam “formulirulir permohonan pembayaran” PT. IICCBB?

Di tanda tangani oleh Division Head

14. Siapa saja yang berhak memberikan otorisasi dalam kolom “Diterima oleh” dalam “formulirulir permohonan pembayaran” PT. IICCBB?

Pihak ketiga diluar perusahaan atau Head of dari setiap divisi 15. Apakah fungsi/kegunaan “voucher”?

Sebagai catatan pertama atas dikerluarkannya dana perusahaan untuk membayarkan hasil investasi yang dilakukan oleh investor yang merupakan nasabah (klien) dari perusahaan sekuritas PT. IICCBB.

16. Apakah “voucher” dibuat rangkap? Tidak

17. Apakah “voucher” diberikan nomor urut (running number)? Ya

18. Siapa saja (pihak-pihak) yang berhak menandatangani “Prepared by” dalam voucher PT. IICCBB?

Oleh divisi terkait utamanya Operational Support Division, dapat juga ditanda tangani oleh department keuangan (Cashier) dan staffnya

19. Siapakah yang berhak menandatangani “Verified by” dalam voucher PT. IICCBB?

(7)

Dalam formulir “voucher” yang berhak menandata tangani adalah hanya Head of Operational Support Division

20. Siapakah yang berhak menandatangani “Approved by” dalam voucher PT. IICCBB?

Dokumen formulir “voucher” disetujui dan dianggap sah apabila telah dibubuhi tanda tangan oleh 1 (satu) dari 2 (dua) direktur yang ada.

21. Siapakah yang berhak menandatangani “Posted by” dalam voucher PT. IICCBB?

Perusahaan mengijinkan otorisasi kolom “posted by” dilakukan oleh bagian akuntansi (pembukuan) dan/atau staffnya.

22. Apakah fungsi dari kolom “Ref” dalam voucher pada PT. IICCBB?

Tidak dipergunakan

IV.2. Hasil Analisis IV.2.1 Kuesioner

Kuesioner berfungsi untuk mengetahui kelemahan atas pengendalian internal yang berdampak pada timbulnya penyimpangan yang dilakukan oleh personel karyawan perusahaan sebagai konsekuensi akibat dari ditemukannya celah pengendalian internal perusahaan pada prosedur operasi baku perusahaan serta untuk menelusuri bukti berdasarkan sumber maka, membuat kuesioner sebagai asumsi dasar bahwa sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh manajeman PT. IICCBB berjalan seperti apa dan sebagai mana mestinya, adapun prosedur operasi baku yang telah terlaksana pada PT. IICCBB berdasarkan kuesioner sebagai berikut :

(8)

KETERANGAN

Y=Ya T=Tidak TR=TidakRelevan

Y T TR

Struktur Organisasi

1. Apakah terdapat struktur organisasi perusahaan? √

2. Apakah struktur organisasi (1) di perbaharui? √

3. Apakah pada struktur organisasi terdapat perbedaan garis yang menunjukaan perbedaan antara uraian pekerjaan, uraian tugas (Job

Description) serta wewenang personel karyawan perusahaan? √ 4. Apakah ada seorang personel karyawan yang merangkap jabatan sebagai

kepala divisi dan departemen di divisi yang sama? √

Uraian pekerjaan, tugas, Job Description

5. Apakah terdapat pemisahan uraian tugas (Job Description)? √ 6. Apakah terdapat pemisahan uraian tugas (Job Description) yang berbeda

antara tingkat personel satu dengan personel lainnya? √ 7. Apakah terdapat pemisahan uraian tugas (Job Description) antar level

(personel) dalam satu departemen? √

8. Apakah terdapat pembagian uraian tugas (Job Description) bagi

masing-masing karyawan perusahaan? √

9. Apakah uraian pemisahan tugas (Job Description) selalu dilaksanakan

oleh personel karyawan perusahaan? √

(9)

11. Apakah perusahaan memberikan kepada setiap personel karyawan buku

pedoman integritas nilai dan etika? √

12. Apakah setiap komputer yang ada di perusahaan diberikan PIN lock

system?

13. Apakah setiap personel karyawan mempergunakan komputer secara tetap

tidak bergantian dengan personel karyawan lainnya? √

14. Apakah di dalam gedung perusahaan terdapat CCTV (closed ciscuit

television) untuk mengontrol aktivitas kerja?

Divisi Operasional (Operation Support Division)

15. Apakah selalu mengadakan meeting bulanan? √

16. Apakah selalu mengadakan evaluasi bulanan? √

17. Apakah selalu melakukan meeting 3 bulanan? √

18. Apakah selalu melakukan evaluasi 3 bulanan? √

19. Apakah selalu menyelenggarakan meeting 6 bulanan? √

20. Apakah selalu menyelenggarakan evaluasi 6 bulanan? √

21. Apakah selalu memeriksa catatan pembukuan yang telah diposting oleh bagian accounting (pembukuan) serta menginstruksikan untuk melakukan

adjustment/recalls ketika terdapat kesalahan?

22. Apakah melakukan tugasnya sebagai pengawas transaksi keuangan yang

mencurigakan sesuai dengan Job Description yang ada?

23. Apakah selalu memeriksa dan memverifikasi dokumen-dokumen yang berhubungan dengan transaksi harian sebelum diserahkan ke Bagian

(10)

Bagian Accounting (pembukuan)

24. Apakah bukti-bukti pembukuan tersusun rapi? √

25. Apakah ada meeting bulanan? √

26. Apakah ada evaluasi bulanan? √

27. Apakah hasil evaluasi bulanan diterapakan dengan baik? √

28. Apakah ada meeting 3 (tiga) bulanan? √

29. Apakah ada evaluasi 3 (tiga) bulanan? √

30. Apakah hasil evaluasi 3 (tiga) bulan diterapakan dengan baik? √ 31. Apakah from general voucher selalu dibukukan meski kolom “verified by”

tidak ditanda tangani? √

32. Apakah formulir general voucher selalu dibukukan journal etries nya meskipun kolom “approved by” tidak di otorisasi oleh pimpinan

perusahaan? √

33. Apakah ada meeting 6 (enam) bulanan? √

34. Apakah ada evaluasi 6 (enam) bulanan? √

35. Apakah hasil evaluasi 6 (enam) bulan diterapakan dengan baik? √ 36. Apakah selalu memastikan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan

transaksi telah lengkap dan memadai sebelum diterima sesuai dengan

prosedur operasi baku? √

37. Apakah selalu memeriksa dan mencatat transaksi dengan benar dan akurat serta didukung oleh dokumen-dokumen dan telah diverfikasi oleh pejabat

berwenang sesuai dengan prosedur operasi baku? √

(11)

39. Apakah personel departemen akuntansi cukup berkualitas? √

Bagian Keuangan (Cashier)

40. Apakah ada meeting bulanan? √

41. Apakah ada evaluasi bulanan? √

42. Apakah hasil evaluasi bulanan diterapkan dengan baik? √

43. Apakah ada meeting 3 (tiga) bulanan? √

44. Apakah ada evaluasi 3 (tiga) bulanan? √

45. Apakah hasil evaluasi 3 (tiga) bulan diterapakan dengan baik? √ 46. Apakah from general voucher selalu dimintakan persetujuan kepada

pejabat berwenang terkait dengan kolom “verified by”?

47. Apakah formulir general voucher selalu dimintakan persetujuan kepada

pejabat berwenang terkait dengan kolom “approved by”?

48. Apakah from permohonan pembayaran selalu dimintakan persetujuan kepada Operation Support Division terkait dengan kolom “Diperiksa

oleh”? √

49. Apakah formulir permohonan pembayaran selalu dimintakan persetujuan

kepada pimpinan perusahaan terkait dengan kolom “Disetujui oleh”? √

50. Apakah ada meeting 6 (enam) bulanan? √

51. Apakah ada evaluasi 6 (enam) bulanan? √

52. Apakah hasil evaluasi 6 (enam) bulan diterapakan dengan baik? √ 53. Apakah selalu meneruskan dokumen-dokumen persetujuan dan

(12)

54. Apakah selalu meminta persetujuan atas formulir request/permintaan pembayaran nasabah kepada pimpinan perusahaan (direktur) sesuai

dengan prosedur operasi baku? √

55. Apakah fungsi keuangan (Cashier) berjalan dengan baik? √ 56. Apakah personel departemen keuangan (Cashier) cukup berkualitas? √

IV.2.2 Kelemahan-kelemahan Perusahaan Sekuritas PT. IICCBB

Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahapan transaksi sehingga dapat memperkuat pengendalian internal perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya penyimpangan atau penyelewengan wewenang dan tanggung jawab. Sedangkan pada PT. IICCBB, menemukan jabatan divisi ditempati oleh personel karyawan yang sama dengan bagian dalam satu divisi tersebut. Untuk lebih jelasnya, berusaha untuk menjabarkan hal-hal tersebut sebagai kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan sekuritas PT. IICCBB terkait pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab baik disektor divisi maupun bawahannya yaitu bagian.

IV.2.2.1 Evaluasi Pengendalian Lingkungan Perusahaan (Control Environment) A. Integritas nilai dan etika

Perusahaan tidak memiliki buku pedoman integritas nilai dan etika. Buku pedoman ini salah satu fungsinya memberikan contoh yang menunujukkan integritas dan perilaku standar etika yang bertujuan untuk mengatur suasana dalam perusahaan. Fungsi yang lain yaitu untuk mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan secara tertulis tentang kebijakan dan kode etik perusahaan dengan cara memberikan panduan moral

(13)

kepada personel karyawan perusahaan yang bermoral buruk agar dapat menyadari mana moral yang baik dan mana moral yang buruk. Adapun fungsi lain yang cukup penting yaitu untuk mengurangi segala sesuatu yang dapat mengakibatkan individu untuk tidak terlibat dalam tindakan yang tidak jujur, tidak etis dan illegal.

Pimpinan manajemen perusahaan tidak menganggap penting untuk membuat buku pedoman.Dengan tidak adanya buku pedoman integritas nilai, etika dan sangsi-sangsi maka personel karyawan dapat bertindak tanpa harus memikirkan konsekuensi yang akan diterima ketika personel tersebut tidak menjalankan nilai, etika yang sesuai dengan gambaran perusahaan yang telah ditetapkan didalam buku pedoman tersebut.

Ada baiknya perusahaan membuat buku pedoman integritas nilai etika serta sangsi-sangsi untuk menghindari penyimpangan atau tindakan yang dapat merugikan perusahaan sehingga personel karyawan dapat bersikap sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

B. Budaya Perusahaan (Corporate Culture)

Adanya budaya kerja bisa karena terbiasa tanpa adanya petunjuk yang pasti seperti menyesuaikan dengan prosedur operasi baku serta uraian tugas (Job description) melainkan sebaliknya yaitu, perusahaan membuat prosedur operasi baku dan uraian tugas berdasarkan apa yang telah biasa dilakukan oleh personel karyawan.

Prosedur operasi baku dan uraian tugas (Job description) seharusnya dibuat oleh perusahaan berdasarkan kebutuhan dan perkembangan peraturan-peraturan bidang pasar modal.

(14)

Budaya kultur mutual berawal dari “ewuh pakewuh atau kesungkanan

atau hormat-menghormati” yang diakibatkan oleh pergantian jabatan oleh hubungan sedarah sehingga seseorang yang tadinya “anak bos” bisa menjadi “bos” dikemudian hari.

Nepotisme terselubung ini menjadi hal yang wajar terjadi di dalam perusahaan. Dan membawa konsekuensi tidak dijalankannya uraian tugas dan prosedur operasi baku secara professional sebagaiman yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Kultur pergantian jabatan oleh hubungan sedarah sah saja untuk dilakukan dengan pertimbangan kemampuan, kecakapan dan kredibilitas yang dimiliki oleh individu

C. Struktur Organisasi (Organization Structure)

Menurut COSO (2003: 382), struktur organisasi memberikan gambaran kegiatan bisnis yang direncanakan, dieksekusi, dikontrol dan dipantau. Oleh sebab itu, gambaran struktur organisasi pada perusahaan harus secara akurat mencerminkan jalur kewenangan dan hubungan pelaporan. Dalam hal ini PT. IICCBB memiliki beberapa fungsi pekerjaan yang terdapat didalam bagan organisasi tetapi tidak mencerminkan ketidakakuratan jalur kewenangan seperti yang akan dijabarkan lebih lanjut.

Struktur organisasi perusahaan sekuritas PT. IICCBB dikatakan belum baik karena adanya rangkap jabatan pada Human Capital & Business Support Division dan bagian Legal sehingga kepala divisi merangkap jabatan dengan bagian yang berada di divisi yang sama. Sebagai akibat atas hal ini maka kepala divisi tidak bekerja secara maksimal sesuai tugas dan tanggung

(15)

jawabnya karena memiliki tugas yang rangkap. Selain itu, di dalam struktur organisasi banyak terdapat Job Description yang tidak dijalankan dengan baik oleh personel karyawan perusahaan.

IV.2.2.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment)

Manajemen tidak melakukan penaksiran resiko atas kemungkinan salah saji material yang ditimbulkan karena:

1. Internal Audit & Task Force Division; Auditor

Perusahaan memiliki internal audit dimana department ini bertanggung jawab langsung kepada direktur. Tetapi pada pelaksanaannya, internal audit tidak dijalankan sebagaimana mestinya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Internal audit berfungsi untuk mengawasi dan memberikan penilaian atas perusahaan sehingga dapat menekan kemungkinan terjadinya kecurangan. Perusahaan terlalu mempercayakan seluruh kegiatan pekerjaan kepada karyawan karena dianggap karyawan telah mampu melaksanakan tugasnya, umumnya personel karyawan perusahaan bekerja “bisa karena biasa” bukan berdasarkan Job Description serta prosedur operasional baku yang telah dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya. Hal ini membuat perusahaan menganggap tidak merasa perlu untuk dilaksanakannya internal audit

Dengan tidak dijalankannya fungsi internal audit sebagaimana mestinya maka akan berakibat karyawan akan lebih mudah untuk melakukan tindak kecurangan yang akan merugikan perusahaan. Dengan didorong faktor kebutuhan financial, kesempatan serta kepintaran personel perusahaan untuk

(16)

membenarkan tindakannya sehingga dapat berakibat ditemukannya celah-celah pengendalian internal perusahaan, kelemahan-kelemahan prosedur baku.

Sebaiknya perusahaan menjalankan fungsi internal audit sebagaimana mestinya untuk mengawasi serta memberikan masukan dan penilaian atas perusahaan terutama untuk mengawasi kegiatan pembukuan serta pelaporan yang dilakukan oleh bagian accounting (pembukuan), Keuangan (Cashier) dan invoicing kepada pihak manajemen.

2. Divisi operasional tidak mengadakan evaluasi bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan Evaluasi bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan hanya dilaksanakan oleh divisi operasional ketika ada keperluan mendesak seperti adanya internal audit atau pemeriksaan dari otoritas terkait seperti BAPEPAM, KPEI, KSEI

Idealnya, suatu perusahaan mengadakan evaluasi bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan untuk mengetahui perkembangan kinerja personel karyawan di divisinya mencakup bagian accounting (pembukuan) serta bagian keuangan (Cashier), menyesuaikan (up date) prosedur operasi baku dan menutup celah kelemahan yang terjadi pada prosedur operasi baku perusahaan.

Divisi operasional tidak menganggap perlu evaluasi dilakukan apabila tidak terdapat hal-hal yang mendesak untuk dievaluasi, misalnya ada pemeriksaan dari otoritas (BAPEPAM, KPEI, KSEI)

Tidak terukur dan terkontrolnya kinerja personel karyawan perusahaan pada divisi dan bagian dibawahnya sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi dianggap wajar dan diabaikan

(17)

Ada baiknya perusahaan melalui kepala divisi operasional melakukan evaluasi berkala untuk divisi dan bagian terkait sehingga diperoleh personel karyawan perusahaan dengan mutu yang baik, cakap, mengerti dalam melaksanakan uraian tugas yang diberikan serta patuh pada prosedur operasi baku yang telah ditetapkan.

3. Dalam perusahaan tidak terdapat evaluasi bulanan, 3 bulanan dan 6 bulanan untuk Bagian Accounting (pembukuan), Custody & Settlement, dan Keuangan (Cashier)

Adanya meeting tanpa adanya evaluasi bulanan, 3 bulanan serta 6 bulanan membuat karyawan tidak dapat saling mengawasi, saling mendukung dan saling membantu kerja personel karyawan lainnya.

Ketika ada seorang personel karyawan yang melakukan kesalahan maka rekan kerja-nya dapat mengingatkan atau memberitahu dengan bantuan supervisi dari divisi operational (Operation Support Division)

Disaat karyawan bekerja dan tidak dievaluasi (dinilai) maka tidak ada keinginan dari personel karyawan untuk bekerja untuk mengeluarkan kemampuannya secara optimal dan sesuai dengan prosedur operasi baku yang telah ditetapkan perusahaan. Loyalitas karyawan dapat diketahui dari evaluasi bulanan, 3 bulanan serta 6 bulanan. Meeting diikuti dengan evaluasi sehingga perkembangan dari personel karyawan terkait dengan kinerjanya dapat diketahui dan terkontrol melalui evaluasi yang dilaksanakan

(18)

IV.2.2.3 Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

A. Pembentukan Tanggung Jawab (Establishment of Responsibility) 1. Asset Managemen Division

Di dalam struktur organisasi perusahaan sekuritas PT. IICCBB terdapat posisi Asset management Division yang tidak memiliki uraian tugas (Job Description) sebagaimana seharusnya. Personel karyawan melaksanakan tugas karena terbiasa dan personel karyawan tidak memiliki inisiatif untuk mengusulkan uraian pekerjaannya

Fungsi Asset Management Division untuk memudahkan perusahaan dalam menyimpan sebuah daftar kekayaan perusahaan, serta mendata perjalanan asset agar dapat mencegah hilangnya atau pencurian asset sehingga dapat mengurangi biaya asuransi dan pembayaran pajak berlebih

Sebagai akibat dari tidak adanya uraian tugas (Job Description) untuk Asset Management Division, maka memperbesar kemungkinan perusahaan untuk kehilangan asset berharganya tanpa dapat melacak hilangnya asset sehingga menanggung biaya asuransi dan pajak yang besar

Disarankan sebaiknya personel karyawan bekerja sama dengan HRD untuk membuat uraian tugasnya (Job Description) dengan tujuan melindungi asset perusahaan (Safeguarding asset)

2. Bagian Sales & Dealer

Personel karyawan dengan posisi ini melaksanakan tugasnya tanpa ada uraian tugas (Job Description) yang diberikan oleh perusahaan karena dianggap umum dan dapat dilakukan banyak orang meski tanpa ada tugas

(19)

spesifik, serta yang bersangkutan tidak berinisiatif untuk mengusulkan uraian tugasnya kepada perusahaan melalui HRD

Tugas seorang Sales adalah mencari orang yang potensial untuk menjadi nasabah perusahaan. Tugas seorang Dealer adalah melaksanakan eksekusi rencana pembelian dan penjualan saham pada sistem perdagangan saham (JATS-Jakarta Automated Training System) sesuai dengan emiten, jumlah lembar saham yang diinginkan berikut harga perlembar sahamnya sesuai dengan keinginan nasabah perusahaan

Pencarian nasabah menjadi beragam, tidak spesifik dan tidak sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan perusahaan dan dikemudian hari akan merepotkan perusahaan karena harus memilah mana nasabah yang potensial dan mana yang tidak.

Disarankan sebaiknya perusahaan melalui HRD membuatkan uraian tugas (Job Description), dengan bantuan Sales & Dealer yang ada di perusahaan guna mendapatkan nasabah yang potential untuk perusahaan dan mendapatkan personel karyawan yang sesuai mutu dan spesifikasi yang dibutuhkan perusahaan.

3. Bagian Administration

Tidak ada personel karyawan yang mengisi posisi sebagai bagian administration. HRD perusahaan membiarkan posisi ini kosong begitu saja karena dianggap sama dengan uraian tugas dan tanggung jawab sekretaris. Sekretaris itu sendiri bertanggung jawab langsung kepada 2 (dua) direktur perusahaan

(20)

Perusahaan akan kesulitan dalam mendata surat masuk/keluar karena tidak dicatat dalam buku surat masuk/keluar. Di karenakan sekretaris bertanggung jawab kepada 2 (dua) direktur maka sekretaris tidak dapat melaksanakan tugas ke administrasian yang memang seharusnya dilakukan oleh petugas khusus adiministrasi seperti mendata surat masuk/keluar

Disarankan untuk membagi tugas antara 2 (dua) orang sekretaris perusahaan agar salah satunya memiliki tugas khusus sebagai administration terutama bagi sekretaris yang dinilai perusahaan memiliki kinerja yang kurang

B. Pemisahan Tugas (Segregation of Duties)

Menurut Weygandt et al. (2011: 301) pemisahan tugas sangat diperlukan didalam sistem pengendalian internal

1. Pada perusahaan terdapat perangkapan jabatan untuk Human Capital & Business Support Division dengan Bagian Legal

Human Capital & Business Support Division dan bagian Legal di jalankan oleh satu orang personil yang sama, hal ini terjadi karena, PT. IICCBB merupakan perusahaan yang mutual yang mana pihak-pihak yang berwenang di dalamnya mempunyai hubungan kekerabatan yang sangat akrab. Oleh karena itu, tanggung jawab dan wewenang dapat dirangkap atas persetujuan direktur yang bertindak sebagai pimpinan perusahaan. Perusahaan tidak terlalu mementingkan hal ini, karena perusahaan menganggap hal tersebut adalah sesuatu hal yang wajar dan biasa

(21)

Berdasarkan pengendalian internal yang baik, pembagian tugas yang dijelaskan oleh perusahaan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar tercipta suatu kontrol yang memadai. Wewenang dan tanggung jawab masing-masing pihak harus dibedakan dan dipisahkan sesuai dengan wewenang masing-masing agar tidak terjadi rangkap tugas (jabatan). Hal tersebut dilakukan agar setiap bagian melaksanakan pekerjaan yang memang merupakan wewenang dan tanggung jawabnya

Disarankan agar deskripsi posisi lebih ditekankan lagi agar tidak terjadi konflik kepentingan diantara pihak-pihak yang terkait

C. Prosedur Dokumentasi (Documentation Procedures)

Perusahaan sekuritas tidak menggunakan nomor urut tercetak (running number) untuk formulir permohonan pembayaran (request)

Idealnya setiap formulirulir permohonan pembayaran yang digunakan oleh perusahaan untuk membayar kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, membeli keperluan perusahaan sebaiknya diberikan nomor urut tercetak (prenumbered document) untuk menghindari keteledoran dan penyalah gunaan atas formulir request.

Perusahaan menganggap pemborosan finansial dan memakan waktu untuk mencetak formulir request

(22)

Perusahaan tidak dapat memastikan bahwa formulir tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan berupa permintaan dana dengan nominal lebih dan digunakan tidak sebagaimana mestinya

Disarankan bagi perusahaan untuk menggunakan nomor urut tercetak untuk (formulir request) formulirlir permohonan pembayaran sehingga setiap formulir dapat diketahui penggunaannya dan terkontrol pemakaiannya serta lebih mudah di dalam mem file kan formulir request karena telah terdapat pre numbered document

D. Authorization control

Dari hasil kuesioner, ditemukan beberapa kelemahan kontrol berupa tidak ditanda tanganinya oleh pihak yang berwenang beberapa dokumen, seperti general voucher dan formulirulir permohonan pembayaran

1. Formulir general voucher tidak dimintakan otorisasinya kepada Divisi Operasional (Operation Support Division) pada kolom “verified by”

Personel karyawan perusahaan pada bagian keuangan (Cashier) tidak melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan uraian pekerjaan serta prosedur operasi baku yaitu mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk transaksi dan meminta tanda tangan persetujuan dari head of divisi operasional (Operation Support Division).

Personel karyawan perusahaan pada bagian keuangan (Cashier) lalai dalam menjalankan tugasnya untuk meminta tanda tangan kepala divisi

(23)

operasional. Hal ini mengakibatkan kepala Divisi Operasional tidak mendapatkan informasi yang seharusnya diketahui dan general voucher berjalan tanpa adanya pengawasan

Diharapkan kepatuhan dan ketaatan bagian keuangan (Cashier) untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan prosedur operasi baku.

2. Formulir general voucher tidak dimintakan persetujuan kepada Direktur pada kolom “approved by”

Direktur tidak dimintakan persetujuannya didalam mengesahkan general voucher seperti pada uraian pekerjaan serta prosedur operasi baku yang seharusnya dilakukan oleh personel karyawan perusahaan pada bagian keuangan (Cashier).

Personel karyawan perusahaan tidak meminta persetujuan untuk general voucher karena sering kali direktur tidak berada ditempat. Selain itu, general voucher harus di ditanda tangani kepala divisi operasional (Head of Operation Support Division) terlebih dahulu sebelum dimintakan persetujuan kepada direktur utama

Karena general voucher tidak ditanda tangani oleh kepala divisi operasional maka tidak mungkinkan untuk dimintakan persetujuan kepada direktur yang merupakan petinggi perusahaan

Hal tersebut diatas mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas perusahaan tanpa terlebih dahulu memastikan informasi dan dibuktikan

(24)

kebenarannya oleh kepala divisi operasional (Operation Support Division) dan dana dikeluarkan tanpa disetujui oleh petinggi perusahaan yang dalam hal ini adalah direktur.

Saran untuk bagian keuangan (Cashier) agar melakukan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan uraian tugas (Job Description) dan prosedur operasi baku.

3. Formulir permohonan pembayaran tidak dimintakan otorisasi kepada kepala divisi operasional (Head of Operation Support Division) pada kolom “diperiksa oleh”

Berdasarkan pengamatan pada perusahaan, formulir ini sering kali tidak diperiksa, diawasi penggunannya oleh kepala divisi operasional (Head of Operation Support Division)

Untuk menghindari penyimpangan/penyelewengan pengeluaran dana kas seharusnya formulir ini diotorisasi terlebih dahulu oleh kepala divisi operasional sehingga bisa diketahui dengan jelas pengeluaran atas dana kas perusahaan.

Personel karyawan perusahaan pada bagian keuangan (Cashier) mempunyai tugas yang kompleks, menganggap prosedur yang berlaku memakan waktu sehingga lalai dalam menjalankan tugasnya untuk meminta tanda tangan kepala divisi operasional. Hal ini mengakibatkan kepala Divisi Operasional tidak mendapatkan informasi yang seharusnya diketahui dan general voucher berjalan tanpa adanya pengawasan

(25)

Pengeluaran yang melibatkan dana kas perusahaan berjalan tanpa diawasi dan tidak diketahui oleh kepala divisi operasional

Sebaiknya bagian keuangan (Cashier) melakukan uraian tugasnya dan mematuhi seluruh prosedur operasi baku yang berlaku di perusahaan. 4. Formulir permohonan pembayaran tidak dimintakan persetujuan kepada

pimipinan perusahaan (Direktur) pada kolom “disetujui oleh”

Direktur utama/direktur tidak dimintakan persetujuannya didalam mengesahkan formulir permohonan pembayaran seperti pada uraian pekerjaan serta prosedur operasi baku yang seharusnya dilakukan oleh personel karyawan perusahaan pada bagian keuangan (Cashier). Personel karyawan perusahaan menyepelekan dengan tidak meminta persetujuan direktur utama/direktur

Personel karyawan tidak seharusnya menyepelekan hal tersebut diatas karena hal ini menyangkut sejumlah nominal yang akan dibayarkankepada nasabah sehingga sangat penting untuk mendapatkan persetujuan dari direktur sesuai dengan prosedur operasi baku yang telah ditetapkan untuk dapat mencegah serta menanggulangi terjadinya penyimpangan atau penyelewengan pengembalian dana investasi nasabah

Karena formulir permohonan pembayaran tidak ditanda tangani oleh kepala divisi operasional maka tidak mungkinkan untuk dimintakan persetujuan kepada direktur yang merupakan petinggi perusahaan.

(26)

Hal tersebut diatas mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas perusahaan tanpa terlebih dahulu memastikan informasi dan dibuktikan kebenarannya oleh kepala divisi operasional (Operation Support Division) dan dana dikeluarkan tanpa disetujui oleh petinggi perusahaan yang dalam hal ini adalah direktur.

Disarankan bagian keuangan (Cashier) untuk melakukan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan uraian tugas (Job Description) dan prosedur operasi baku.

E. Pengendali Fisik (Physical Controls)

1. Tidak adanya PIN (Personal Identification Number) Lock system untuk beberapa komputer dan beberapa orang dapat menggunakan komputer secara bergantian/pindah-pindah

Masing-masing personel karyawan perusahaan memiliki 1 (satu) unit komputer yang dilengkapi dengan PIN (Personal Identification Number) untuk menghindari penyalahgunaan dari pihak-pihak yang berkepentingan yang tidak seharusnya menggunakan kompter dan mengetahui data-data/informasi penting perusahaan

Dikarenakan kebanyakan personel karyawan perusahaan “tidak melek” teknologi dan kesulitan menghafal beberapa digit PIN komputer sehingga sulit bagi perusahaan untuk membuat keamanan sistem dengan menggunakan PIN

Dengan tidak menggunakannya PIN lock system maka mengakibatkan adanya “rembes” atau bocornya informasi/dokumen/data-data penting perusahaan kepada pihak ketiga diluar perusahaan yang

(27)

membutuhkan. Hal ini disebabkan karena mudahnya memperoleh data karena komputer tidak dilengkapi dengan PIN lock system yang dapat mencegah terjadinya pengambilan data oleh orang lain selain pengguna komputer yang berhak

Disarankan bagi perusahaan untuk setiap 1 (satu) unit komputer dipergunakan hanya untuk 1 (satu) orang personel karyawan perusahaan dengan memberikan PIN lock system untuk setiap komputer terutama untuk bagian yang penting, seperti: direktur, kepala divisi dan kepala departemen. PIN yang digunakan sebaiknya mudah diingat oleh personel karyawan perusahaan dengan menggunakan beberapa digit PIN yang merupakan perpaduan/kombinasi huruf dan angka

2. PIN ruangan yang berada di lantai 16 tidak terjaga kerahasiaannya

Beberapa personel karyawan yang tidak berhak dan pihak ketiga di luar perusahaan dapat mengakses ruangan yang tergolong penting yang berada dilantai 16 dengan mudah karena PIN (Personal Identification Number) yang dipergunakan untuk membuka ruangan tersebut telah diketahui oleh banyak pihak.

Didalam ruangan yang berada dilantai 16 tersebut menyimpan dokumen-dokumen, data-data penting pendirian perusahaan dan bahkan cek & bilyet giro perusahaan mudahnya mengakses ruangan tersebut dapat berakibat perusahaan kehilangan dokumen-dokumen, data-data penting pendirian perusahaan dan cek & bilyet giro perusahaan tanpa bisa di lacak keberadaannya karena tidak adanya kerahasiaan PIN untuk dapat memasuki ruangan tersebut

(28)

Perusahaan seharusnya menjaga kerahasiaan PIN untuk mengakses ruangan yang berada dilantai 16 karena pentingnya dokumen-dokumen, data-data penting pendirian perusahaan dan cek & bilyet giro perusahaan yang tersimpan di dalam ruangan tersebut

Sebaiknya perusahaan merubah PIN (Personal Identification Number) secara berkala sehingga tidak mudah bagi personel karyawan perusahaan yang tidak berkepentingan serta pihak-pihak lain diluar perusahaan untuk mengakses ruangan yang berada dilantai 16 dan melengkapi ruangan tersebut dengan CCTV (Closed Circuit Television) sehingga mudah untuk mengontrol siapa saja yang memasuki ruangan tersebut

F. Pengendali Sumber Daya Manusia (Human Resourse Controls) 1. Tidak terdapat perputaran pekerjaan (job rotation)

Perputaran pekerjaan yang diadakan secara periode tertentu akan dapat menjaga independensi personel dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persengkokolan di antara mereka dapat dihindari. Personel karyawan yang berkarya di PT. IICCBB tidak mengalami perputaran pekerjaan atau rotasi pekerjaan, sehingga personel memahami kelemahan kontrol atas pekerjaan yang dilakukan. Hal ini mengakibatkan munculnya kesempatan (oportunity) untuk melakukan kecurangan, atas dampak ditemukannya kelemahan pengendalian oleh personel. Personel fungsi legal dan personel fungsi human capital & busniness diperankan oleh orang yang sama.

(29)

Perusahaan menganggap rotasi pekerjaan tidak diperlukan, sejauh tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dilakukan dengan baik. Perusahaan mengganggap perputaran pekerjaan hanya akan mempersulit kelancaran kegiatan operasi perusahaan.

Namun perusahaan dapat mencoba melakukan rotasi pekerjaan untuk melihat bagaimana control terjadi atas setiap karyawan. Perputaran pekerjaan dapat dilakukan dengan cara mereposisi personel karyawan dari bagian yang berbeda yang masih dalam satu divisi. Misalnya pada operation support division, personel bagian keuangan (Cashier) dapat bertukar tempat dengan personel pada bagian accounting (pembukuan); personel bagian invoicing dapat bertukar tempat dengan personel pada bagian accounting (pembukuan); personel departemen accounting (pembukuan) dapat bertukar tempat dengan personel pada bagian invoicing. Dengan demikian peluang terjadinya persengkokolan dan kecurangan di Operation Support Division dapat diminimalisasikan (diperkecil).

(30)

IV.2.2.4 Informasi dan Komunikasi (Informuliration and Communication)

Berdasarkan interview dan observasi yang dilakukan langsung, kepada beberapa personel karyawan perusahaan, baik untuk tingkat manajemen untuk divisi dan/atau tingkatan manajemen untuk bagian, terdapatnya sistem akunting (BOFIS) sangat memudahkan pekerjaan pelaporan keuangan perusahaan yang berupa summary journal, general ledger, trial balance, income statement dan balance sheet. Hal ini disebabkan perusahaan terbantu dengan sistem akunting yang telah tersedia karena untuk memperoleh laporan-laporan tersebut personel karyawan tidak perlu mengentry setiap transaksi jual beli saham (done/match) melainkan cukup dengan mendownload data-data transaksi diakhir penutupan setiap hari bursa dari otoritas terkait seperti sistem E-clear yang dimiliki oleh KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia) dan sistem C-best yang dimiliki oleh KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia)

IV.2.2.5 Pemantauan (Monitoring)

1. Divisi operasional tidak selalu memeriksa catatan pembukuan yang telah diposting bagian accounting (pembukuan) serta menginstruksikan untuk melakukan adjustment/recalls ketika terdapat kesalahan

Bagian accounting (pembukuan) melakukan kegiatan posting data transaksi tanpa diperiksa dan diverifikasi oleh divisi operasional karena memberikan kepercayaan penuh tanpa ada pemeriksaan dan verifikasi

Ketika transaksi diinput ke dalam BOFIS (Broker Office Informuliration System) maka tugas personel karyawan divisi operasional adalah memeriksa dan memverifikasi hasil posting tersebut untuk menghindari kesalahan dan perbedaan dengan bukti fisik

(31)

Anggapan bahwa bagian accounting (pembukuan) telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar dan juga didukung dengan bagian keuangan (Cashier) sehingga divisi operasional tidak memeriksa dan memeriksa hasil posting transaksi oleh bagian accounting (pembukuan)

Dengan tidak adanya pemeriksaan atas input yang dilakukan oleh bagian accounting (pembukuan) maka sulit untuk melakukan kegiatan evaluasi atas suatu kesalahan yang terjadi sehingga kesulitan untuk menginstruksikan untuk didalam melakukan adjustment/recalls yang merupakan bagian dari tanggung jawab personel karyawan divisi operasional

Menurut hemat, ada baiknya ketika bagian accounting (pembukuan) melakukan posting data transaksi maka divisi operasional memberikan arahan yang jelas, lalu memeriksa serta memverifikasi sehingga ketika terjadi kesalahan didalam memposting data transaksi dapat segera dilakukan adjustment/recalls.

2. Divisi operasional tidak selalu memeriksa dan memverifikasi dokumen-dokumen yang berhubungan dengan transaksi harian sebelum diserahkan ke bagian accounting (pembukuan)

Kepala divisi operasional perusahaan lalai dengan tidak melakukan pemeriksaan serta verifikasi terhadap otorisasi dokumen sebelum disahkan oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini pimpinan perusahaan (direktur)

Salah satu tugas personel karyawan yang terdapat pada prosedur operasi baku yang telah ditetapkan oleh perusahaan menyebutkan bahwa kepala divisi operasional “memeriksa dan memverifikasi dokumen-dokumen yang berhubungan dengan transaksi harian sebelum diserahkan ke bagian

(32)

accounting”. Prosedur ini telah menjadi ketetapan yang harus dijadikan panutan dan dilaksanakan

Karena bagian keuangan (Cashier) menyerahkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan transaksi harian langsung kepada bagian accounting (pembukuan) untuk di input ke dalam BOFIS maka divisi operasional tidak melakukan tugasnya yaitu memeriksa dan memverifikasi dokumen-dokumen tersebut

Dengan tidak diperiksa dan diverifikasinya dokumen-dokumen yang berhubungan dengan transaksi harian maka divisi operasional tidak tahu pasti perincian pengeluaran dana kas perusahaan yang digunakan

Berpendapat, seharusnya cheque dan/atau bilyet giro tidak diberikan oleh divisi operasional kepada bagian keuangan (Cashier) ketika tidak mengetahui rincian dari penggunaan pengeluaran dana kas perusahaan dengan pasti.

3. Bagian accounting (pembukuan) tetap menjurnal general voucher meski kolom “verified by” dan “approved by” tidak ditanda tangani

Berdasarkan pengamatan, bagian accounting (pembukuan) tetap menjurnal transaksi general voucher ke dalam sistem operasi BOFIS (Broker Office Informuliration System) meskipun formlir general voucher tidak diverifikasi, ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang baik itu kepala divisi operasi untuk kolom “verified by” dan juga direktur untuk kolom “approved by”.

(33)

Bagian accounting (pembukuan) tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, meliputi memeriksa jurnal harian yang dibuat oleh staff accounting, memeriksa data yang diinput ke BOFIS sebelum diproses at the end of the day serta melakukan kesalahan pelanggaran atas prosedur operasi baku yang telah ditetapkan oleh perusahaan berupa “memastikan bahwa dokumen-dokumen yang diterima yang berhubungan dengan transaksi telah lengkap dan memadai”.

Kultur “ewuh pakewuh atau kesungkanan, atau saling

hormat-menghormati” pada bagian accounting (pembukuan) yang merasa tidak enak atas kinerja rekannya pada bagian keuangan (Cashier) sehingga tetap menjurnal formulir general voucher yang tidak mendapatkan persetujuan dari pejabat berwenang

Pembukuan atas jurnal perusahaan menjadi tidak akurat karena berdasarkan pada formulir general voucher yang tidak mendapatkan pengesahan oleh pejabat berwenang yang terkait

Berpendapat, bagian accounting (pembukuan) melaporkan terlebih dahulu kejadian tersebut kepada divisi operasional (Operational Support Division) sebelum menjurnal atau menolak melakukan penjurnalan general voucher sebelum dibuktikan kebenarannya oleh kepala bagian operasional dan disetujui oleh direktur perusahaan

(34)

4. Pemimpin perusahaan (direktur) sangat percaya kepada personel karyawannya tanpa memperhatikan, mengkontrol tugas kerja personel karyawan pada bagian keuangan (cashier)

Pemimpin perusahaan sangat percaya dengan seorang personel karyawan bagian keuangan (cashier) dan tidak mengotorisasi (tidak meminimalkan resiko) atas transaksi pengeluaran yang secara nyata dalam dokumen formulir permohonan pembayaran pada kolom “disetujui oleh”. Sedangkan pada kolom “diperiksa oleh” dibiarkan kosong tanpa ada tanda tangan dari kepala divisi operasional begitu juga dengan general voucher, kolom “approved by” tanpa otorisasi dari pimpinan perusahaan dan kolom “verified by” tidak ditanda tangani oleh kepala divisi tetapi untuk cheque dan/atau bilyet giro perusahaan dibubuhkan tanda tangan oleh pihak yang berwenang perusahaan dalam hal ini pimpinan perusahaan (direktur) tanpa mengisi “ditujukan kepada” serta tidak mencoret “atas pembawa”

Perusahaan seharusnya mengisi formulir permohonan pembayaran, general voucher dan cheque/bilyet giro secara benar, lengkap dan jelas sesuai prosedur operasi baku perusahaan

Dikarenakan pimpinan perusahaan yang sedang terburu-buru untuk mengejar meeting di luar kota sehingga melewatkan kontrol atas suatu resiko didalam pengisian formulir permohonan pembayaran, general voucher serta cheque/bilyet giro dan tidak menanyakan kembali segera setelah pimpinan perusahaan selesai tugas keluar kota.

(35)

Kepercayaan pimpinan perusahaan disalahgunakan oleh personel karyawan pada bagian keuangan dengan menyelewengkan sejumlah dana perusahaan untuk kepentingan pribadinya

Penulis menyarankan agar pimpinan perusahaan (direktur perusahaan) menyediakan/meluangkan waktu yang cukup sebelum menanda tangani cek, mengisi kolom “ditujukan kepada” atau menghubungi kepala divisi untuk melakukan konfirmasi atas ditanda tanganinya formulir permohonan pembayaran serta formulir general voucher sehingga kas perusahaan terlindungi dan dipergunakan sebagaimana mestinya sesuai kebutuhan perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam berbasis masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan diniyah (tradisional)

Berdasarkan perhitungan dari ke empat rasio yaitu Rasio Profitabilitas yang diproksikan dengan NPM, ROA dan ROE, Rasio Solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to

Bila pada hasil PE ditemukan penderita DBD lain atau jentik dan penderita panas tanpa sebab yang jelas lebih dari 3 orang maka akan dilakukan penyuluhan 3M plus, larvasida,

Demikian pula bila si mayit digabungkan bersama orang-orang yang masih hidup, contohnya seseorang menyembelih hewan kurban dengan niat untuk dirinya dan keluarganya, dia

Pada Lab sebelumnya kita sudah mengconfigurasi bagaimana cara menghubungkan antar switch, namun VLAN yang berbeda network masih belum bisa saling terhubung, kali ini kita akan

Berdasarkan perhitungan persentase penurunan berat antara perlakuan ke- keringan dan normal diperoleh 18 aksesi plasma nutfah kacang tanah yang toleran terhadap kekeringan

Sutakaria (1980) menyebutkan bahwa penyakit epidemik dipergunakan untuk penyakit yang merusak dengan persentase yang tinggi dalam suatu populasi tanaman. Jadi jumlah

Hasil identifikasi tersebut menunjukkan bahwa hampir semua isolat yang ditemukan di beberapa wilayah Indonesia tersebut termasuk virus IBD yang bersifat sangat