• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Umum - Analisis Layanan Perpustakaan Keliling Kota Solok untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Umum - Analisis Layanan Perpustakaan Keliling Kota Solok untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Lembaga Sosial Rumah Singgah Amal Ma’ruf"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang dapat digunakan oleh

masyarakat luas tanpa memandang latar belakang dari pengguna perpustakaan

tersebut. Menurut Hermawan dan Zulfikar ( 2006, 30) “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa

membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan, dan

sebagainya”. Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3), “perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta

rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum”.

Dapat diketahui bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang

menghimpun koleksi buku tercetak serta non cetak, menyediakan sumber

informasi kepada masyarakat, agar masyarakat dapat menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan tanpa memandang latar belakang.

2.2Tujuan Perpustakaan Umum

Penyelenggaraan perpustakaan umum pada dasarnya memiliki tujuan yang

ingin di capai. Menurut Hermawan dan Zulfikar ( 2006, 31), tujuan perpustakaan

umum antara lain untuk; (a) memberikan kesempatan kepada warga masyarakat

untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan kesejahteraannya; (b) menyediakan informasi yang murah,

mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya

sehari-hari; (c) membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas

melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi; (d) bertindak selaku agen

cultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat

sekitarnya; (e) memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Sedangkan dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip

oleh Sulistiyo-Basuki ( 1993, 46), tujuan perpustakaan umum adalah: (a)

memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat

membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik; (b)

menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat,

(2)

hangat dalam kalangan masyarakat; (c) membantu warga untuk mengembangkan

kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi

masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan

bantuan bahan pustaka; (d) bertindak selaku agent cultural, artinya perpustakaan

umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

Dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan

pelayanan bagi masyarakat umum dan membantu masyarakat dalam

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya serta

memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

2.3Fungsi Perpustakaan Umum

Penyelenggaraan Perpustakaan umum sudah seharusnya memiliki fungsi

yang diemban untuk tercapainya tujuan perpustakaan tersebut. Menurut Sutarno

(2006, 37) tugas dan fungsi Perpustakaan umum adalah “memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar,

tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki”.

Sedangkan menurut Yusuf ( 1995, 21) fungsi perpustakaan umum adalah

sebagai berikut:

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri.

2. Fungsi Informatif

Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah popular berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang di perlukan pembaca.

3. Fungsi Kultural

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/ terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

4. Fungsi Rekreasi

(3)

menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.

Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan umum

adalah sebagai sarana informatif, rekreasi, kultural, dan sebagai sarana simpan

karya manusia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna.

2.4 Pengertian Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Keliling adalah bagian dari Perpustakaan Umum.

Perpustakaan keliling disediakan untuk memberikan layanan ekstensi, yaitu

masyarakat yang lokasinya jauh dari perpustakaan. Perpustakaan keliling

memberikan layanan bergerak mendatangi penggunanya di beberapa tempat

pemukiman penduduk, dan tempat terkonsentrasinya jumlah penduduk seperti

sekolah, kantor kelurahan. Perpustakaan keliling biasanya menggunakan mobil

yang dirancang khusus untuk keperluan perpustakaan.

Menurut Ali ( 2006, 108) perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang

bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan

pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat lain yang

belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan Umum Kotamadya yang menetap.

Sedangkan menurut Lasa, HS (1998, 56) menyatakan perpustakaan

keliling ialah perpustakaan yang dapat berpindah-pindah dari suatu tempat ke

tempat lain untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tertentu, terutama

bila di tempat itu belum didirikan perpustakaan umum.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan

keliling ialah salah satu layanan yang ada di perpustakaan umum dalam

menjangkau masyarakat yang keberadaannya jauh dari perpustakaan agar

memanfaatkan perpustakaan dalam menambah wawasan dan kebutuhan informasi

masyarakat.

2.4.1 Tujuan Perpustakaan Keliling

Tujuan perpustakaan keliling menurut Proyek Pengembangan Sistem

(4)

1. Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil dan belum/tidak mungkin didirikan perpustakaan menetap.

2. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat.

3. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat.

4. Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada masyarakat, sehingga tumbuh budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan kepada masyarakat.

5. Meningkatkan minat baca dengan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.

6. Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat.

Dapat diketahui tujuan perpustakaan keliling adalah untuk memberikan

layanan kepada masyarakat sampai daerah terpencil, memperkenalkan buku-buku,

memperkenalkan jasa pelayanan perpustakaan serta meningkatkan minat dan

budaya gemar membaca.

2.4.2 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Keliling merupakan perpustakaan yang bergerak membawa

bahan pustaka baik berupa buku maupun non-buku, untuk melayani masyarakat

dari suatu tempat ketempat yang lainnya yang belum terjangkau oleh layanan

perpustakaan merata ke semua daerah, maka perpustakaan umum harus tetap

melakukan pelayanan ekstensinya kepada masyarakat. Perpustakaan keliling

sebagai perluasan layanan perpustakaan umum mempunyai tugas dan fungsi.

Menurut Perpustakaan Nasional RI (1992, 11) adalah sebagai berikut :

1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan. 2. Melayani masyarakaat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat

datang atau tercapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang di rawat dirumah sakit, menjalani hukuman di lembaga permasyarakataan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya.

3. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakaat yang belum pernah mengenal perpustakaan.

4. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap.

(5)

6. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut.

7. Melakukan tugas-tugas kepustakawan, seperti : mendata/membuat lokasi secara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung tidak bosan dan membuat laporan kegiatan bulanan, tribulanan dan tahunan.

2.4.3 Koleksi Perpustakaan Keliling

Salah satu masalah yang dihadapi oleh perpustakaan keliling adalah

bagaimana mereka dapat melayani masyarakat yang hidrogen dengan koleksi

terbatas dalam waktu layanan yang terbatas pula. Dengan demikian pesatnya laju

informasi, perpustakaan keliling harus berperan lebih giat lagi untuk menyebarkan

informasi tersebut dalam berbagai bentuk, terutama sekali informasi tersebut

dalam bentuk buku. Oleh karena itu pemilihan koleksi perpustakaan keliling

haruslah benar-benar dilakukan dengan lebih profesional. Salah satu keberhasilan

perpustakaan keliling adalah apabila koleksi yang disediakan dimanfaatkan oleh

masyarakat pemakai. Agar koleksi yang disajikan dapat dimanfaatkan oleh

pemakai, maka koleksi haruslah sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat

yang akan dilayani.

Koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok yang harus dimiliki oleh

setiap perpustakaan untuk digunakakan oleh pengguna yang ingin memperoleh

informasi yang butuhkannya. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 43

tahun 2007 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa “Koleksi perpustakaan adalah

semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan karya rekaman dalam

bentuk berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun diolah

dan dilayankan. Menurut Siregar (1998 : 2) yang dimaksud dengan koleksi

perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan

disimpan untuk disajikan kepada pengguna, untuk memenuhi kebutuhan

pengguna akan informasi.

Sedangkan menurut Perpustakaan Nasional RI (1992, 11) yaitu:

perpustakaan keliling yang baik minimal memiliki koleksi 2.500 jilid atau 1.000

judul. Koleksi perpustakaan setiap tahun diusahakan untuk ditambah agar

pemustaka tidak merasa bosan karena tidak ada judul-judul baru”.

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada ketentuan yang

(6)

Walaupun demikian, pendapat tersebut telah memandu kita dalam memberikan

gambar untuk memudahkan pengembangan koleksi perpustakaan keliling.

2.4.4 Jenis-Jenis Koleksi

Pada dasarnya bahan pustaka atau koleksi perpustakaan keliling yang

dapat dilayankan kepada pemakai jasa perpustakaan keliling dapat dikelompokkan

tiga macam sebagai berikut:

a. Bahan pustaka yang tercetak.Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah: buku,surat kabar, majalah, buletin, pamflet dan sejenisnya. Khusus untuk buku dapat dikelompokkan ke dalam buku sirkulasi, yaitu buku yang dipinjamkan kepada anggota perpustakaan untuk dibawa pulang, dan buku referensi, yaitu buku digunakan hanya di perpustakaan menetap saja sebagai acuan, misalnya: ensiklopedi, kamus, direktori, alamanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman/ panduan/ petunjuk/ lembaga. b. Bahan pustaka terekam

Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah: slide,kaset audio, kaset vidio, flem strip, compact disc, vidio compact disc, film dan sejenisnya. Untuk perpustakaan keliling yang telah berkembang bahkan sudah memiliki bahan pustaka yang terekam dalam bentuk mikro seperti:

microfilm dan microfish.

c. Bahan pustaka yang tidak tercetak maupun tidak terekam

Mengingat perpustakaan keliling melayani segala lapisan masyarakat

termasuk anak-anak, maka sebaiknya bahan pustaka perpustakaan keliling berupa:

kumpulan mainan anak-anak, nintendo, tetris, manik-manik, balok-balok dan

lain-lain yang dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak. Koleksi ini

merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi anak-anak yang tidak sempat

belajar di rumah maupun di sekolah. (Proyek Pengembangan Sistem Nasional

Perpustakaan RI 1992, 10) adalah:

2.4.5 Kriteria Pemilihan Koleksi

Layanan perpustakaan keliling akan menarik perhatian pengunjung apabila

bahan-bahan koleksi yang disajikan sesuai kebutuhan dan memenuhi selera

pengunjung/pemakai jasa perpustakaan keliling. Untuk memilih bahan pustaka

bagi perpustakaan keliling, perlu diperhatikan kriteria pemilihan koleksi sebagai

(7)

1. Sesuai dengan kebutuhan pengunjung baik secara nyata maupun secara potensial. Kebutuhan pengunjung dapat dideteksi dari kuisioner yang dibagikan kepada mereka sewaktu berkunjung ke perpustakaan keliling. 2. Tahun terbit koleksi pilih yang paling baru, atau paling tidak satu atau dua

tahun terakhir dan berupaya edisi terbaru.

3. Usahakan agar penulis/pengarang buku tersebut cukup terkenal sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung/ pemakai jasa perpustakaan keliling. 4. Isi bahan pustaka tidak mengandung “sara” propaganda politik,

mengkritik, menentang dan memberi tafsiran yang salah sehingga menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakatan berbangsa dan bernegara.

5. Isi bahan pustaka tidak mengandung ajaran ekstrim kiri seperti komunisme, marxisme, lenimisme, maupun ajaran komunis lainnya. 6. Isi bahan pustaka tidak melanggar norma-norma moral (susila, etika),

norma agama keindahan (estetika) yang berlaku dan hidup di indonesia umumnya.

7. Isi bahan pustaka tidak mengetengahkan sadisme dan kekerasan yang berlawanan dangan asa perikemanusia-an yang berlaku di Indonesia dan dunia Internasional.

8. Isi bahan pustaka tidak dilarang oleh Kejaksaan Agung RI.

9. Isi bahan pustaka benar-benar bersifat ilmiah dan penghibur sehingga setelah pengunjung membaca dan pulang dia merasa nyaman dan mendapat sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

10.Isi bahan pustaka berguna bagi masyarakat dan dapat menunjang pembangunan nasional.

11.Fisik bahan pustaka mencerminkan desain dan tipografi yang baik, kertas dan menjilid yang baik, serta huruf, gambar dan ilustrasin ya menarik. (Ali 2006, 124).

2.4.6 Pengadaan Koleksi

Pengadaan buku-buku untuk Perpustakaan Keliling dilakukan oleh

Perpustakaan Daerah atau Perpustakaan Umum yang bekerja sama dengan

pemerintah daerah setempat (Proyek Pengembangan Sistem Nasional

Perpustakaan RI 1992, 12). Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan

pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan

oleh suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap

dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani.

Koleksi perpustakaan berasal dari berbagai macam sumber seperti hadiah, tukar

menukar, titipan dan pembelian. (Soeatminah 1992, 71).dalam pemilihan bahan

pustaka hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan para pemakai agar

(8)

Perpustakaan membeli atau memperoleh buku dengan cara: (a) pembelian,

(b) pertukaran. (c) hadiah, dan (d) keanggotaan organisasi. (Sulistyo Basuki 1993,

222-223):

a. Pembelian

Pemesanan langsung dapat dilakukan pada penerbit ataupun pada toko buku. Penerbit Indonesia umumnya melayani permintaan, perpustakaan namun tidak dengan penerbit asing. Mereka ini hanya melayani pembelian dari toko buku ataupun penjaja (vendor), sehingga perpustakaan Indonesia harus membeli melalui toko buku. Pialang buku masih belum banyak disini.

b. Pertukaran

Bahan pustaka tertentu tidak dapat dibeli di toko buku, hanya dapat diperoleh melaui pertukaran ataupun hadiah. Untuk bahan pertukaran sebaiknya perpustakaan menerbitkan berbagai terbitan termasuk penerbitan badan induk. Contoh Pusat Perpustakaan Kimia menerbitkan beberapa majalah, dan majalah ini kemudian dijadikan bahan pertukaran. c. Hadiah

Karena kondisi sosial ekonomi yang masih belum sepenuhnya berkembang, tradisi pengembangan perpustakaan dengan melalui sumbangan atau hadiah, masih belum memasyarakat. Hal ini berbeda dengan situasi negara maju, hadiah untuk perpustakaan selalu ada. Hadiah hanya diterima bila memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh perpustakaan manakala perpustakaan telah meneliti dengan saksama subjek koleksi hadiah tersebut sesuai dengan kepentingan perpustakaan. Hadiah buku juga ada kaitannya dengan deposit. Penerbit mengirimkan contoh terbitannya pada perpustakaan karena diwajibkan ataupun sukarela. Pengiriman buku tersebut mengikat perpustakaan untuk mengolahnya dan menyimpannya. Semuanya itu dapat dimanfaatkan perpustakaan untuk mengembangkan koleksinya. Bahkan perpustakaan pun dapat minta perorangan untuk membantu pengadaan buku dan majalah.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa pengadaan koleksi

adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu

perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknya relevan

dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak

mengecewakan masyarakat yang dilayani. Koleksi perpustakaan dapat berasal dari

berbagai macam sumber seperti hadiah, tukar menukar, titipan dan pembelian.

2.4.7 Sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling

Layanan perpustakaan keliling pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis,

karena perpustakaan keliling melayani semua lapisan masyarakat tanpa

(9)

status- status lainnya. Semua warga masyarakat, tanpa mengenal batas usia, bebas

memanfaatkan layanan jasa tanpa perpustakaan keliling. Ada dua sistem layanan

perpustakaan keliling yang dikenal dewasa ini yaitu :

1. Layanan Terbuka (Open Acces)

Dalam sistem ini para pengunjung dapat secara bebas memilih dan

mencari sendiri bahan pustaka yang ada di mobil. Pengunjung langsung menuju

ke rak-rak buku dan majalah dan koran yang tersedia di perpustakaan keliling.

Apabila pengunjung mendapat kesulitan dalam menemukan bahan pustaka yang

dicari, mereka dapat meminta bantuan petugas perpustakaan. (Ali 2006, 123)

Salah satu keuntungan dari sistem layanan terbuka ini adalah: “sistem terbuka dapat menyadarkan seorang untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dengan jalan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Kesadaran

seseorang dimulai dari melihat, kemudian mangamati dan akhirnya membaca

bahan pustaka yang dapat ditemukan di perpustakaan. Dari membaca sebuah buku

kemudian timbul keinginan untuk membaca yang lain, yang akhirnya ingin

membaca sebanyak mungkin. Tanpa disadari orang akan mendapatkan tambahan

pengetahuan dari pembaca”.(Soeatminah 1987, 77 ).

Sedangkan menurut Sariahmas ( 2007, 17) keuntungan dari sistem

pelayanan terbuka adalah sebagai berikut:

a. Kartu-kartu katalog tidak cepat rusak, karena sedikit yang menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju ke rak untuk memilih sendiri.

b. Menghemat tenaga. Dalam sistem ini petugas tidak perlu mengambil buku yang diinginkan pengguna. Pustakawan hanya mencatat dan kemudian mengambilkan buku-buku yang sudah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu.

c. Judul-judul buku lebih banyak diketahui dan dibaca pengguna.

d. Petugas akan segera mencatat judul buku yang sedang dipinjam serta nama ataupun alamat dari peminjam.

e. Apabila pengguna tidak menemukan buku yang dibutuhkan, maka pengguna dapat mencari buku yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

f. Kecil kemungkinan ada kesalahpahaman antara petugas dan pengguna.

Menurut Lasa ( 1994, 5-6) selain keuntungan yang diperoleh dari sistem

ini, ada juga kerugiaannya:

(10)

b. Memerlukan ruangan yang yang lebih luas, sebab letak rak satu dengan rak yang lain nya memerlukan jarak yang longgar.

c. Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh sebab itu pustakawan harus sering mengadakan reshelving.

d. Pemula yang datang ke perpustakaan itu untuk mencari buku sering bingung.

Menurut Sariahmas ( 2007, 17) kelemahan dari sistem pelayanan terbuka adalah sebagai berikut:

a. Frekuensi kerusakan lebih besar.

b. Memerlukan ruangan yang lebih besar, serta letak rak dari yang satu dengan yang lainnya memerlukan jarak yang lebih longgar.

c. Susunan buku menjadi tidak teratur.

d. Pemula yang baru datang ke perpustakaan sering kebingungan dalam mencari kebutuhan.

2. Layanan Tetutup (Close Acces)

Dalam layanan ini, pustakawan yang mengambil bahan pustaka yang

diperlukan oleh pemakai jasa perpustakaan keliling. Para pengunjung meminta

bahan pustaka yang diperlukan kepada petugas layanan perpustakaan keliling.

Petugas tersebut mencari dan mengambil koleksi di rak dan menyerahkan kepada

yang bersangkutan. Dalam sistem tertutup ini, peminjaman tidak boleh

mengambil sendiri bahan dari tempatnya. Pengunjung tidak diperoleh masuk

kedalam mobil perpustakaan keliling sehingga pengambilan bahan pustaka

dilakukan oleh petugas perpustakaan keliling. Oleh karena itu pengunjung harus

mengetahui terlebih dahulu secara jelas nama pengarang, judul buku yang

dibutuhkan, sebelum mengajukan permintaan kepada petugas layanan

perpustakaan. Menurut Ali ( 2006, 123) agar judul maupun pengarang yang

dimaksud tepat, pengunjung dapat menggunakan katalog pengarang, judul,

maupun subyek. Apabila nama pengarang atau judul buku yang dimaksud sudah

ditemukan, pengunjung dapat menuliskan permintaannya pada formulir yang

disediakan oleh perpustakaan keliling.

Menurut Soeatminah ( 1987, 78) salah satu keuntungan dari sistem

tertutup ini adalah “penyalahgunaan kepercayaan yang mengakibatkan penyobekan buku pada halaman-halaman tertentu dan pencurian buku dapat

(11)

Menurut Sariahmas ( 2007, 18) keuntungan dari sistem pelayanan tertutup

adalah sebagai berikut:

a. Daya tampung lebih banyak, karena jarak rak yang satu dengan yang lain lebih dekat.

b. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.

c. Kerusakan dan kehilangan bahan pustaka akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem layanan terbuka.

d. Tidak memerlukan ruang baca di ruangan koleksi.

Sedangkan kerugian layanan tertutup menurut (Lasa 1994, 5) adalah:

a. Banyak energi yang terserap dibagian sirkulasi.

b. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/dipinjam.

c. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam.

d. Antrian meminjam maupun mengembalikan buku dibagian ini sering berjubel, keadaan ini berarti membuang waktu.

Menurut Sariahmas ( 2007, 18) kelemahan dari sistem pelayanan tertutup adalah sebagai berikut:

a. Banyak tenaga yang terserap.

b. Terdapat bahan pustaka yang tidak pernah dipinjam.

c. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya salah pengertian antara pengguna dan petugas.

d. Antrian peminjaman serta pengembalian lebih panjang.

2.4.8 Jenis Layanan Perpustakaan Keliling

Pelayanan pengguna yang diberikan oleh perpustakaan dapat ditentukan

oleh keadaan ataupun kondisi dari perpustakaan dan dimana tempatnya bernaung

serta keadaan masyarakat yang dilayani. Dalam memberikan pelayanan kepada

pengguna itu tidak semua sama antara satu perpustakaan dengan perpustakaan

lainnya, hal ini disebabkan oleh besar kecilnya perpustakaaan itu sendiri dan

koleksi bahan perpustakaan yang dimiliki oleh perpustakaan dibatasi dengan

tenaga pengolahan yang telah ada. Menurut Proyek Pengembangan Sistem

Nasional Perpustakaan RI ( 1992, 23) jenis layanan yang dapat diusahakan oleh

perpustakaan keliling adalah;

1. Layanan Sirkulasi

Layanan ini berupa pemberian kesempatan bagi anggota layanan perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peminjaman hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan.

(12)

Pengunjung yang memerlukan penelusuran informasi akan memperoleh layanan referensi. Layanan ini mengacu pada bahan-bahan referensi, seperti: direktori, dan terbitan pemerintah.

3. Layanan Baca.

Bagi pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku, tapi hanya membacanya saja, maka perpustakaan menyediakan layanan baca sekitar mobil perpustakaan keliling.

4. Pembacaan Cerita

Tujuan utama dilakukan pembacaan cerita ini adalah untuk meningkatkan minat baca anak-anak, terutama anak prasekolah. Biasanya layanan ini sering diberikan oleh Perpustakaan Umum, tapi tidak tertutup kemungkinan bagi perpustakaan keliling untuk melakukannya. Langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan adalah mempersiapkan pembacaan cerita yang terampil, materi cerita, dan tempat.

5. Pemutaran Film

Jenis layanan ini merupakan jenis yang paling digemari oleh masyarakat. Ini merupakan sarana paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan promosi perpustakaan.

6. Layanan Jasa Dokumentasi

Merupakan layanan penyediaan bahan-bahan dokumentasi yang diperlukan oleh pengunjung seperti peraturan-peraturan pemerintah serta peraturan perundang-undangan yang telah dipersiapkan oleh perpustakaan keliling.

7. Layanan Jasa Informasi

Pengunjung bisa menanyakan langsung kepada petugas perpustakaan tentang informasi-informasi yang bersifat umum.

2.4.9 Pos dan Waktu Pelayanan

Pos pelayanan adalah lokasi pelayanan perpustakaan keliling terhadap

pemakai, dimana hari dan jam telah ditentukan. Dalam penentuan pos sebaiknya

kita juga berpedoman kepada usul dan saran para pemuka masyarakat, kepala

sekolah, pengawas jalan dan lain-lain, begitu pula dengan jadwal pelayanan. Hal

ini dikarenakan mereka telah mengenal persis keadaan tempat disekitarnya,

sehingga mereka lebih mudah dalam memberikan keterangan petugas

perpustakaan keliling.

Dalam menentukan pos pelayanan mobil perpustakaan keliling, perlu

hendaknya mempertimbangkan beberapa kriteria dibawah ini:

1. Lokasi pemberhentian strategis , yaitu tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat, misalnya komplek pendidikan, tempat peribadatan, tempat umum lainnya.

(13)

3. Kondisi jalan sangat memungkinkan, sehingga mobil perpustakan dapat menempuh jarak tersebut dengan aman dan tepat waktu.

4. Jarak antara pos pelayanan harus diperhitungkan, mengingat waktu layanan yang diberikan terbatas. Selain itu keterlambatan pada satu pos akan mengganggu jadwal pos lainnya.

Kriteria penentuan lokasi pelayanan perpustakaan diatas tidaklah mutlak,

hanya saja diusahakan agar layanan perpustakaan keliling merata keseluruh

kecamatan yang belum sempat dilayani oleh Perpustakaan Umun atau

Perpustakaan Desa.

2.4.10 Penentuan Jadwal Pelayanan

Mengingat layanan perpustakaan keliling merata untuk semua kalangan,

tanpa memandang golongan, status, dan ekonomi. Maka petugas perpustakaan

keliling perlu mengatur waktu sebaik-baiknya sehingga dalam melayani semua

pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling tidak

mengalami banyak kendala terutama sekali dalam pengembangan layanan. Dalam

melakukan pelayanan petugas harus konsekuen dengan jadwal pelayanan yang

telah ditentukan, yaitu tidak dapat menetapkan sendiri jadwal pindahan dari satu

pos ke pos lainya. Karena dapat mengganggu proses pelayanan pada pos yang

lainnya. Menurut Perpustakaan Nasional RI (1992, 21) yaitu: “Secara ideal waktu pelayanan perpustakaan keliling dilakukan dalam dua shift, yaitu pagi antara

pukul 08.30 s/d 14.00 dan shift sore antara pukul 15.00 s/d 20.00.

Ada beberapa kriteria dalam menentukan jadwal pelayanan perpustakaan

keliling, yaitu:

1. Petugas terlebih dahulu berkonsultasi dengan para kepala sekolah setempat

tentang saat-saat jam istirahat.

2. Petugas harus mengetahui tempat dan waktu yang ramai dikunjungi oleh

masyarakat.

3. Petugas harus terlebih dahulu mengetahui jenis mata pencarian masyarakat

setempat.

Jika hal-hal tersebut di atas telah diperhatikan dan dilakukan dengan baik,

maka dalam pengaturan jadwal, petugas tidak banyak mengalami masalah yang

(14)

1. Waktu Layanan

Mengingat layanan perpustakaan keliling bersifat demokratis yang berarti melayani semua lapisan masyarakat, maka waktu layanan perlu diatur sebaik-baiknya sehingga dapat melayani semua pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling. Secara ideal waktu layanan perpustakaan keliling perlu dilakukan dua shift perhari, yaitu shift pagi antara pukul 09.00-11.30 dan shift siang antara pukul 11.30-14. 30,dengan demikian shift pagi dapat melayani satu pos layanan (service poin) dan shift siang dapat melayani satu pos layanan (service poin) sehingga setiap hari per satu unit mobil perpustakaan keliling dapat melayani dua pos layanan membaca.

2. Tempat Layanan

Tempat layanan perpustakaan keliling pada dasarnya tidak hanya di unit keliling saja. Tempat layanan perpustakaan keliling sangat bergantung pada jenis layanan yang diberikan oleh masing-masing perpustakaan keliling yang bersangkutan, tempat layanan dapat dilakukan diruangan khusus yang disediakan oleh masyarakat setempat, seperti balai desa, sekolah atau pos RT/RW atau lapangan terbuka dengan menyediakan tenda dan kursi-kursi baca yang penting layanan tersebut diatur dan ditata rapi dan menarik supaya pengunjung suka berkunjung ke unit mobil perpustakaan keliling, serta sebaliknya pada tempat layanan membaca di beri papan nama yang bertuliskan hari dan waktu kunjungan perpustakaan keliling.

2.5 Pengertian Rumah Singgah

Pengertian rumah singgah secara terminologi rumah berarti bangunan

untuk tempat tinggal, sedangkan singgah adalah mampir atau berhenti sebentar di

suatu tempat ketika dalam perjalanan dari pengertian diatas rumah singgah bisa

diartikan sebagai bangunan atau tempat tinggal yang di tempati dalam waktu yang

tidak lama. Sedangkan secara etimologi, rumah singgah adalah suatu wahana yang

di persiapkan sebagai perantara antara anak jalanan dengan pihak-pihak yang

membantu mereka.

Rumah Singgah merupakan suatu shelter yang berfungsi sebagai tempat

tinggal, pusat kegiatan, dan pusat informasi bagi anak jalanan. Dari pengertian

diatas rumah singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana

resosialisasi kepada anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma yang berlaku di

masyarakat setempat. Rumah singgah merupakan tahap awal bagi seorang anak

untuk memperoleh pelayanan selanjutnya, oleh karenanya penting menciptakan

rumah singgah sebagai tempat yang aman, nyaman, menarik, dan menyenangkan

(15)

(Departemen Sosial Republik Indonesia 2000, 12) rumah singgah didefinisikan

sebagai perantara anak-anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu

mereka.

Berdasarkan pengertian rumah singgah di atas maka dapat diketahui

rumah singgah merupakan perantara anak jalanan dan pihak-pihak yang akan

membantu mereka untuk mendapatkan sebuah informasi.

2.5.1 Fungsi Rumah Singgah

Adapun rumah singgah didirikan mempunyai beberapa fungsi:

1. Tempat pertemuan pekerja sosial dengan anak jalanan untuk menciptakan persahabatan, mengkaji kebutuhan, dan melakukan kegiatan

2. Tempat untuk mengkaji kebutuhan dan masalah anak serta menyediakan rujukan untuk pelayanan lanjutan

3. Perantara antara anak jalanan dengan keluarga, panti, keluarga pengganti, dan lembaga lainnya

4. Perlindungan bagi anak dari kekerasan, ekonomi, dan bentuk lainnya yang terjadi di jalanan

5. Pusat informasi berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan anak jalanan seperti data dan informasi tentang anak jalanan, bursa kerja, pendidikan, kursus keterampilan, dan lain-lain

6. Mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak dimana para pekerja sosial diharapkan mampu mengatasi permasalahan anak jalanan dan menumbuhkan keberfungsisosialan anak. Cara-cara penanganan profesional dilakukan antara lain menggunakan konselor yang sesuai dengan masalahnya.

7. Jalur masuk kepada berbagai pelayanan sosial dimana pekerja sosial membantu anak mencapai pelayanan tersebut

8. Pengenalan nilai dan norma sosial pada anak. Lokasi rumah singgah berada di tengah-tengah lingkunagn masyarakat sebagai upaya mengenalkan kembali norma, situasi, dan kehidupan bermasyarakat bagi anak jalanan. Pada sisi lain mengarah pada pengakuan, tanggung jawab, dan upaya warga masyarakat terhadap penanganan masalah anak jalanan ini.

Fungsi utama rumah singgah adalah sebagai perantara atau penghubung

antara anak jalanan dan keluarga, panti, atau lembaga-lembaga lainnya. Rumah

singgah juga berfungsi sebagai tempat memperbaiki sikap dan perilaku yang

menyimpang dalam batasan yang sempit dalam artian perilaku kehidupan

sehari-hari, melindungi anak jalanan dari korban kekerasan eksploitasi seks dan ekonomi

(16)

kepentingan anak seperti bursa kerja, pendidikan dan kursus, serta menjadi

rujukan terhadap masalah dan kebutuhan anak jalanan yang tidak terpenuhi juga

merupakan fungsi rumah singgah (Departemen Sosial Republik Indonesia 2000,

42-43).

Dalam buku (Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan melalui Rumah

Singgah 2002, 13-15), setiap rumah singgah boleh menentukan sendiri kategori

anak jalanan yang didampingi. Secara umum kategori anak jalanan sebagai

berikut :

1. Anak jalanan yang hidup dijalanan, dengan cirinya sebagai berikut:

a. Putus hubungan atau lama tidak bertemu dengan orang tuanya minimal setahun yang lalu

b. Berada di jalan seharian untuk bekerja atau menggelandang

c. Bertempat tinggal dijalanan dan tidur disembarang tempat seperti emper toko, kolong jembatan, terminal, stasiun dll.

d. tidak bersekolah lagi.

2. Anak jalanan yang bekerja dijalanan, cirinya adalah :

a. Berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, yakni pulang secara periode misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan tidak tentu. Mereka umumnya berasal dari luar kota yang bekerja dijalanan.

b. Berada dijalanan sekitar 8 s/d 12 untuk bekerja sebagian mencapai 16 jam.

c. Bertempat tinggal dengan cara mengontrak sendiri atau bersama teman, dengan orang tua /saudaranya, atau ditempat kerjanya dijalan.

Lebih jelas (Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia,

Deputi Bidang peningkatan Kesejahteraan Sosial 2000, 61-62) kategori dan

karakteristik anak jalanan :

1. Kelompok anak yang bekerja dan hidup dijalanan Karakteristiknya:

a. menghabiskan seluruh waktunya dijalanan b. hidup dalam kelompok kecil atau perorangan

c. tidur diruang-ruang atau cekungan diperkotaan, seperi; terminal , emper toko, kolong jembatan dan pertokoan.

d. Hubungan dengan orang tuanya biasanya sudah putus e. Putus sekolah

f. Bekerja sebagai: pemulung, ngamen, mengemis, semir, kuli angkut barang

g. Berpindah-pindah tempat

2. Kelompok anak jalanan yang bekerja dijalanan dan masih pulang kerumah orang tua mereka setiap hari.

Karakteristiknya

(17)

b. Sebagian besar dari mereka sudah putus sekolah dan sisanya rawan untuk meninggalkan bangku sekolah.

c. Rata-rata pulang setiap hari atau seminggu sekali kerumah

d. Bekerja sebagai pengemis, pengamen diperempatan, karnet, asongan koran, dan ojek payung.

3. Kelompok anak jalanan yang bekerja dijalanan dan pulang kedesanya antara 1 hingga2 bulan sekali.

Karakteristiknya:

a. Bekerja dijalanan sebagai pedagang asongan, menjual makanan keliling, kuli angkut barang

b. Hidup berkelompok bersama dengan orang-orang yang berasal dari satu daerah dengan cara mengontrak rumah atau tinggal disarana-sarana umum/ tempat ibadat seperti mesjid

c. Pulang antara 1 minggu hingga 3 bulan sekali d. Ikut membiayai keluarga didesanya

e. Putus sekolah

2.5.2 Tujuan Rumah Singgah

Tujuan umum rumah singgah adalah membantu anak jalanan mengatasi

masalah-masalahnya dan menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan

hidupnya. Sedangkan tujuan khusus adalah:

1. Membentuk kembali sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai dan

norma yang berlaku di masyarakat

2. Mengupayakan anak-anak kembali ke rumah jika memungkinkan atau

kepanti dan lembaga lainnya jika diperlukan

3. Memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan

anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi warga masyarakat

yang produktif.

Adapun tujuan rumah singgah secara umum dapat dijabarkan sebagai

wahana terhadap pembinaan anak-anak jalanan yang dilandasi dengan sikap

pembentukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku

termasuk pembentukan anak atas nilai-nilai atau norma-norma termasuk nilai-nilai

atau norma-norma agama. Dapat disimpulkan bahwa rumah singgah bertujuan

sebagai tempat membentuk sikap dan perilaku anak yang sesuai dengan norma

yang berlaku di masyarakat.

(18)

Informasi berasal dari kosa kata bahasa belanda yaitu informative. Informasi

berarti memberikan bentuk kepada atau menjelaskan sesuatu atau penjelasan

tentang sesuatu. Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi

(Hasugian 2011, 90-91) mengemukakan pengertian informasi dapat didefinisikan

oleh para ahli sebagai berikut:

a. Menurut Reizt, informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti yang maknanya dianggap disebabkan dalam konteks penggunaannya.

b. Menurut Stevenson (1997) dalam Sulistyo Basuki (2006) menyatakan bahwa informasi sebagai kata benda bermakna pengetahuan yang diberikan pada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang lain.

c. Menurut Blumenthal (1969) menyatakan bahwa informasi adalah data terekam, terklasifikasi, terorganisasi, berhubungan dengan atau ditafsirkan dalam konteks untuk meneruskan makna.

d. Menurut Burch (1974) menyatakan bahwa informasi adalah hasil pemodelan, pemformatan, pengorganisasian atau pengubahandata dalam sebuah cara sehingga meningkatkan arus pengetahuan penerimanya. e. Menurut Oxford English Dictionry (OED) menyatakan bahwa informasi

merupakan pengetahuan yang dikomunikasikan menyangkut fakta, subjek, atau peristiwa khusus.

f. Menurut Bell (1979) menyatakan bahwa informasi adalah sebagai sebuah pola atau desain yang menata ulang keperluan instrumental.

g. Menurut Desson (1991) menyatakan bahwa informasi merupakan sesuatu yang menambah pengetahuan manusia.

h. Menurut Stonier (1990) menyatakan bahwa informasi adalah sebuah kompleksitas.

i. Menurut Faradane (1976) menyatakan bahwa informasi merupakan perwakilan pengetahuan atau pikiran.

Setiap manusia selalu membutuhkan informasi ketika melakukan suatu

kegiatan. Tanpa informasi manusia tidak akan dapat berperan banyak dalam

melakukan kegiatannya. Menurut Davis seperti dikutip oleh (Abdul 2003, 28)

”informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat

mendatang”. Setiap data yang berguna bagi penerima dapat dianggap sebagai informasi.

Informasi selalu identik dengan data yang diolah. Seperti yang

(19)

Informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.

Informasi juga merupakan serangkaian fakta yang diinformasikan.

Hal yang sama menurut Jogiyanto ( 2005, 8) “informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang

menerimanya”. Informasi merupakan pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan. Informasi berkenaan dengan suatu

fakta atau keadaan.Sedangkan menurut Suyanto ( 2000, 6) “informasi adalah data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang

dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan

keputusan”. Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi.

Informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui

berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data

yang terkumpul untuk menemukan informasi yang diperlukan. Jadi dapat

dipahami bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang

bermanfaat dan dikomunikasikan kepada penerima dengan tujuan untuk

pengambilan keputusan. Informasi merupakan suatu pengetahuan yang

dikomunikasikan.

Menurut Subtari ( 2005, 35-36) adapun kualitas dari informasi adalah

sebagai berikut:

a. Akurat (accurate)

Suatu infomasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b. Tepat waktu (timelines)

Suatu informasi yang datang harus tepat waktu kepada si penerima dan informasi yang di dapat tidak boleh usang karena informasi tersebut tidak mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

c. Relevan (relevance)

Suatu informasi hendaklah harus relevan dan dapat dipercaya serta dijamin keakuratannya, karena informasi merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Karena relevansi merupakan kriteria keberhasilan suatu temu balik informasi.

Untuk memudahkan pengertian tentang informasi, dan karena adanya

(20)

informasi. Adapun parameter mengenai informasi Sulistyo Basuki (2006) dikutip

oleh Hasugian ( 2011, 93) ialah:

a. Kuantitas informasi berkaitan dengan pengertian bahwa informasi dapat diukur dalam jumlah dokumen, halaman, kata, huruf, bit, gambar, lukisan dan lain-lainnya.

b. Isi yaitu arti atau makna informasi.

c. Struktur, format atau tata susunan informasi serta hubungan logisnya dengan pernyataan atau unsure

d. Bahasa, simbol, abjad, kode dan sintaks yang mengungkapkan suatu gagasan atau ide.

e. Kualitas yang merupakan ciri keparipurnaan, ketepatan, relevansi dan kewaktuan informasi.

f. Hidup merupakan jumlah rentang waktu saat nilai dapat diambil manfaatnya dari informasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa informasi merupakan

data yang sudah diolah dalam arti mampu mengolah data untuk berkomunikasi

dan memberikan penjelasan mengenai hal tertentu. Pengetahuan yang diberikan

pada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang lain. Informasi

berupa data yang dapat diolah dan mampu untuk dikomunikasikan pada orang

lain.

Informasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Menurut

Davis and Newstrom ( 2000, 29) informasi memiliki beberapa ciri sebagai

berikut:

1. Benar atau salah, ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak bila penerimaan informasi yang salah dipercayai mengakibatkan sama seperti benar.

2. Baru, informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya. 3. Tambahan, informasi dapat memperbaharui atau memberikan

tambahan baru pada informasi yang talah ada.

4. Korektif, informasi dapat menjadi suatu korektif atas informasi yang salah.

5. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada, ini berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya atau kebenaran informasi tersebut.

Informasi dapat dikatakan bernilai apabila dapat memberikan manfaat

kepada pengguna. Menurut Sutanta ( 2003, 11) ada beberapa manfaat informasi

yaitu :

(21)

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi

Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan

Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan

Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah.

5. Memberikan standar

Aturan-aturan, ukuran-ukuran dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan.

Dapat diketahui manfaat informasi bagi pengguna adalah menambah

pengetahuan, mengurangi ketidakpastian dalam mengambil keputusan, dan bisa

dijadikan ukuran dalam menentukan sebuah tujuan

2.6.1 Karakteristik Informasi

Menurut James ( 2006, 17) dalam bukunya menyatakan bahwa

karakteristik informasi yang berguna adalah sebagai berikut:

1. Relevan, isi sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan. Dengan demikian, laporan tersebut dapat mendukung keputusan manajemen atau petugas administrasi. Laporan yang berisi tidak relevan hanya memboroskan sumber daya dan tidak produktif bagi pemakai.

2. Tepat waktu, umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaannya. Informasi harus lebih up-to date (informasi yang terbaru).

3. Akurat, informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Materialitas merupakan suatu konsep yang sulit dikualifikasi. Materialitas tidak memiliki nilai yang absolut, ia merupakan konsep masalah-spesifik (problem-spesific concept). Kesalahan-kesalahan material ada ketika jumlah informasi yang tidak akurat menyebabkan pemakai melakukan keputusan yang buruk atau gagal melakukan keputusan yang diperlukan.

4. Lengkap, tidak boleh ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang.

(22)

Pendapat dari Marshall and Steinbart ( 2006, 12) yang diterjemahkan oleh

Dewi F dan Deny AK, tentang karakteristik informasi tidak terlalu berbeda

dengan pendapat J. Hall, seperti yang mereka kemukakan dalam bukunya yang

berjudul “Accounting Information System” adalah:

1. Relevan, informasi dikatakan relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambilan keputusan untuk memprediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya. 2. Andal, informasi andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan dan

secara akurat mewakili aktivitas organisasi.

3. Lengkap, informasi lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.

4. Tepat waktu, informasi tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan.

5. Dapat dipahami, informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.

6. Dapat diverifikasi, informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan secara ringkas mengenai

karakteristik informasi sebagai berikut:

1. Informasi mengurangi ketidakpastian terhadap tindakan yang akan

dilakukan dan memberikan kepastian akan tindakan yang telah dilakukan.

2. Informasi mempunyai fungsi menyadarkan. Dalam hal ini informasi

merupakan suatu alat yang mampu memberikan gambaran mengenai

kemungkinan atau peluang organisasi.

3. Informasi berperan dalam membantu fungsi evaluasi. Hal ini sesuai dengan

tanggung jawab pimpinan dalam mengungkapkan sampai sejauh mana

tindakan yang telah direncanakan dan hasil yang telah dicapai. Dalam hal ini

informasi sebagai alat pimpinan dalam menjalankan fungsi pengendalian.

Maka diketahui bahwa informasi yang baik harus memiliki karakteristik

yang diantaranya adalah seperti relevan, tepat waktu, dapat dipahami, akurat,

dapat diandalkan, lengkap, dapat diverifikasi (diperbandingkan) dan merupakan

rangkuman. Dengan karakteristik yang dimilikinya tersebut maka informasi yang

diperoleh para pemakainya diharapkan dapat lebih berguna dan sesuai dengan

(23)

2.6.2 Kebutuhan Informasi

Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pengguna tertentu, sehingga jika

kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi pengguna.

Informasi dibutuhkan pengguna bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan

meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan

perilakunya. Kebutuhan informasi merupakan salah satu dari berbagai macam

kebutuhan hidup manusia.

Adapun defenisi-definisi tentang kebutuhan informasi menurut para ahli

Krikelas dikutip oleh Rayi ( 2009, 6-8) mendefinisikan “kebutuhan informasi sebagai pengakuan seseorang atas adanya ketidakpastian dalam dirinya. Rasa

ketidakpastian ini mendorong seseorang untuk mencari informasi”. Lebih lanjut

Krikelas dikutip oleh Rayi ( 2009, 9) mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai

suatu permintaan dengan kata lain, permintaan dinyatakan sebagai kebutuhan

yang nyata, sedangkan menurut Kuhlthau dikutip oleh Rayi ( 2009, 6-9)

berpendapat bahwa kebutuhan informasi dipengaruhi oleh lingkungan, seperti

pengalaman, pengetahuan, minat, ketersediaan informasi, masalah dan waktu,

sebagaimana juga adanya keterkaitan isi dari temu kembali informasi.

Selain itu, setiap orang tentu membutuhkan informasi sebagai media

informasi dari bagian tuntutan kehidupan dalam penunjang kegiatannya dan

pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu

berusaha menambah pengetahuannya. Krech, Crutchfield, dan Ballachey dikutip

oleh Yusuf ( 1995, 3) lebih jauh menjelaskan karena adanya kebutuhan informasi

untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari

pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut. Salah

satu cara adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media

bahan bacaan yang sebagian besar tersedia di perpustakaan-perpustakaan dan

kebutuhan kognitif hal ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat

informasi.

(24)

yang membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang

sebelumnya meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin

akan terjadi pada masa yang akan datang. Nyatanya, informasi itu banyak

fungsinya tidak terbatas pada salah satu bidang atau aspek saja, melainkan

menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya yang berbeda karena disesuaikan

dengan kondisi yang membutuhkannya (Yusuf 1995, 13)

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi

merupakan suatu informasi, karena ketika seseorang menyadari adanya

kekurangan dalam kebutuhan akan informasi, maka mereka akan berusaha

memenuhi kebutuhan akan informasi yang akurat, tepat waktu, relevan mencari

suatu informasi yang efesien.

2.6.3 Jenis Kebutuhan Informasi

Jenis kebutuhan informasi pengguna sangat beraneka ragam. Berhubungan

dengan tugas pekerjaan, Jarverlin yang dikutip oleh Ishak ( 2006, 4), “memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu:

1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun, konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama.

2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah kontruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis ini yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.

3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.

“Sedangkan menurut Devadason yang dikutip oleh Ishak (2006, 92) Jenis kebutuhan informasi tergantung pada kegiatan kerja, disiplin ilmu/ bidang

(25)

motivasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk menemukan

ide baru dan kebutuhan mencari kebenaran.”

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa jenis kebutuhan

informasi ada beberapa jenis antara lain yaitu informasi yang berkaitan dengan

masalah, informasi yang berkaitan dengan wilayah, informasi sebagai pemecahan

masalah, dan jenis kebutuhan informasi tergantung pada kegiatan kerja, disiplin

ilmu dan lain sebagainya.

2.6.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Wilson (1981, 3-15) menguraikan faktor yang secara bertingkat

mempengaruhi kebutuhan informasi, seperti digambarkan pada gambar sebagai

berikut:

Gambar 1: Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Pada gambar tersebut di atas terdapat tiga faktor utama yang

mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu:

a. Kebutuhan individu (person)

Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis

psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan kebutuhan Rintangan-rintangan yang berasal dari pribadi, interpersonal, dan lingkungan

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI

LINGKUNGAN

Lingkungan kerja

Lingkungan sosio-kultural Lingkungan politis-ekonomis Lingkungan fisik

PERAN

Peran dalam kerja Tingkatan untuk kerja

PRIBADI

(26)

Ketiga kebutuhan ini secara langsung mempengaruhi kebutuhan informasi. b. Peran sosial (social role)

Peran sosial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja

(performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuha n yang ada dalam diri individu.

c. Lingkungan (environment)

Faktor lingkungan, meliputi lingkungan kerja (work environment),

lingkungan sosial-budaya (social-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politiceconomic environment) dan lingkungan fisik

(physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu. Sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi.

Dikaitkan dengan lingkungan yang merangsang timbulnya kebutuhan,

khususnya yang berhubungan dengan seseorang yang dihadapkan pada berbagai

sumber penampungan informasi, atau media komunikasi, maka ada banyak

kebutuhan yang dikemukakan oleh Katz, Guvrevitch, dan Haas dikutip oleh Yusuf

( 1995, 3-4), yaitu sebagai berikut:

1. Kebutuhan Kognitif

Hal ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Disamping itu, kebutuhan ini juga dapat memberi kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.

2. Kebutuhan Afektif

Ketuan ini dikaitkan dengan pengatura esteis, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai media dalam hal ini juga sering dijadikan alat untuk mengajar kesenjangan dan hiburan misalnya orang membeli radio dan surat kabar, televisi, menonton film, dan membaca buku-buku ringan, tidak lain karena mencari hiburan. 3. Kebutuhan Integrasi Personal (Personal Integrative Needs)

Hal ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan. Stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

4. Kebutuhan Integrasi Sosial (Social Integrative Needs)

Hal ini dikaitkan dengan pengaturan hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.

5. Kebutuhan Berhayal (Escapist Needs)

(27)

Selanjutnya, (Yusuf 1995, 15) mengemukakan hasil penelitian Kazt

Gurevich dan Haas bahwa orang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi lebih

banyak mempunyai kebutuhan dibandingkan dengan orang yang tingkat

pendidikannya lebih rendah. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang akan semakin kompleks pula jenis kebutuhannya juga

tujuannya.

2.6.5 Sumber-Sumber Informasi

Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi dapat dikelompokkan ke

dalam beberapa jenis yang masing-masing mempunyai ciri dan penekanan

fungsi yang berbeda secara menyeluruh sebagai berikut: 1) ada yang berfungsi

untuk melayani kebutuhan informasi bagi segenap anggota masyarakat luas secara

menyeluruh. 2) ada yang berfungsi melayani kebutuhan informasi bagi kelompok

masyarakat khusus seperti masyarakat peneliti saja atau masyarakat ilmuwan saja,

atau masyarakat sekolah saja dan ada juga yang bertugas khusus melayani

kebutuhan masyarakat dalam lingkungan organisasi khusus (Yusuf 1995, 13-14).

Perpustakaan merupakan tempat sumber informasi bagi seluruh pengguna

perpustakaan. Sumber informasi merupakan segala macam informasi yang bisa

diawasi, dikendalikan, diolah, dan dikelola oleh perpustakaan untuk seluruh

pengguna yang ingin memenuhi kebutuhan informasi. Sebenarnya informasi itu

ada dimana-mana, di pasar, di sekolah, di rumah, di lembaga-lembaga atau

organisasi komersial, di buku-buku, di majalah, di surat kabar, dan juga di

perpustakaan atau di tempat- tempat lain. Namun, bukan informasi yang terdapat

dimana-mana yang dimaksud namun informasi yang ditekankan kepada segala hal

yang secara khusus dapat diawasi, dikendalikan, diolah, dan dikelola untuk

kepentingan umat manusia yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah.

Sumber-sumber informasi dari berbagai jenis dan bentuk itu tersebar dan

dikelola oleh perpustakaan sesuai dengan jenis perpustakaan yang mengelolanya,

yaitu perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perustakaan khusus,

perpustakaan umum. Sumber sumber informasi seperti diuraikan di atas,

semuanya diklasifikasikan oleh perpustakaan disegala jenisnya dengan tujuan

untuk dimanfaatkan sebesar besarnya oleh segenap anggota masyarakat sesuai

(28)

Sumber informasi adalah media yang berperan penting bagi seseorang

dalam menentukan sikap dan keputusan untuk bertindak. Sumber informasi itu

dapat diperoleh dengan bebas mulai dari teman sebaya, buku-buku, film, video,

bahkan dengan mudah membuka situs-situs lewat internet (Endarto 2009).

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam

menyampaikan informasi, media informasi untuk komunikasi masa. Sumber

informasi dapat diperoleh melalui media cetak (surat kabar, majalah), media

elektronik (televisi, radio, internet), dan melalui kegiatan tenaga kesehatan seperti

pelatihan yang diadakan (Notoatmodjo 2003).

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi

maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang luas. Semakin sering orang

membaca, pengetahuan akan lebih baik daripada hanya sekedar mendengar atau

melihat saja(Notoatmodjo 2003).

Menurut ( Ircham 2007) dua macam sumber media informasi adalah:

1. Media Elektronik

Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi berbeda-beda jenisnya antara lain:

a. Televisi

Penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan melalui media televisi dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab, pidato (ceramah), TV, kuis atau cerdas cermat dan sebagainya. b. Video

Penyampaian informasi atau pesan-pesan dapat melalui video. c. Internet

Informasi dalam internet adalah informasi tanpa batas, informasi apapun yang dikehendaki dapat dengan mudah diperoleh.

2. Media Cetak

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan sangat bervariasi, antara lain sebagai berikut :

a. Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan dalam bentuk buku-buku, baik berupa tulisan maupun gambar.

b. Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi.

c. Selebaran bentuknya seperti leaflet tetapi tidak berlipat.

(29)

e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah atau hal-hal yang berkaitan.

f. Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan informasi pendidikan yang biasanya ditempel ditembok-tembok, ditempat-tempat umum atau kendaraan umum.

g. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi pendidikan. 3. Orang Tua

Orang tua mempunyai peran penting dalam memberikan pengetahuan pendidikan, sebab orangtua merupakan seorang yang harus bertanggungjawab terhadap perilaku anak, ia merupakan orang terdekat anak untuk melakukan komunikasi. Agar anak tidak mendapatkan informasi yang keliru mengenai pendidikannya maka peran orangtua sangat diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sumber media informasi

bisa melalui media elektronik, media cetak serta orang tua. Yang berbeda hanya

cara penyampaiannya serta alat yang digunakan sesuai dengan media yang

digunakan.

Sumber Informasi Anak

Menurut Yusuf ( 1995, 176-179), pada ruangan baca atau layanan anak,

memiliki layanan membaca, bimbingan membaca, layanan rujukan anak, acara

mendongeng dan pertunjukan film. Untuk memaksimalkan kegiatan layanan

ruang baca anak perpustakaan menerapkan jenis-jenis layanan yang sesuai dengan

standar ruang baca anak sehingga memicu anak-anak untuk datang

keperpustakaan. Koleksi pada ruang baca anak terdiri dari buku- buku dongeng,

buku belajar alqur’an, majalah anak-anak, atlas, buku doa-doa, buku cerita rakyat, dan buku bergambar untuk meningkatkan kreatifitas anak-anak sebagai selingan

dalam belajar disediakan tempat bermain yang bisa mengasah otak anak melalui

permainan bongkar pasang atau puzzle.

Sumber informasi adalah kumpulan informasi yang dapat diolah dan

dikelola agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan informasi.

Sumber informasi juga didukung oleh sumber-sumber media, seperti media

elektronik, dan media cetak, peranan orang tua juga membantu anak dalam

memenuhi kebutuhan informasi anak. Informasi tidak hanya didapat anak pada

jenjang pendidikan, media elektronik,media cetak, orang tua, anak-anak juga

(30)

Perpustakaan menyediakan ruang baca anak atau layanan anak untuk memenuhi

Gambar

Gambar 1: Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Referensi

Dokumen terkait

Format analisis kesulitan belajar ini digunakan untuk memetakan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kimia pada materi

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan/Program

Pemakaian peralatan pelindung yang cocok (termasuk peralatan pelindung diri yang dirujuk dalam Bagian 8 dalam lembar data keselamatan) untuk mencegah kontaminasi terhadap kulit,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik universal precautions pada perawat dalam upaya pencegahan risiko

(FRP) pada kapal ikan tradisional 20GT dilatarbelakangi oleh keadaan kapal ikan tradisional yang membutuhkan biaya perawatan yang mahal dikarenakan kerusakan

Tahap develop (pengembangan) bertujuan untuk menghasilkan (luaran) bahan ajar IPA draf II yang layak secara teoritis. Tahap develop ini terdiri dari beberapa

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Perangkat ajar komputer dapat membantu guru dan siswa dalam proses

Pada tulisan ini dibahas pula cara menampilkan dokumen XML di browser dengan menggunakan Extensible StyleSheet Language (XSL). Selain itu juga dibahas tentang penggunaan