BAB II
KAJIAN TEORITIS 2.1 Persepsi
2.1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi menurut Suwarno (2009) dapat didefenisikan, “sebagai suatu
proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal
yang terdapat di dalam lapangan penginderaan seseorang” (p.52).
Sedangkan menurut Walgito (2002), “Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi” (p. 69).
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui penilaian atau kesan seseorang
terhadap suatu objek ataupun informasi yang diterima melalui panca inderanya,
pada akhirnya dapat menentukan tindakan dari orang yang bersangkutan.
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang
yang melihat sesuatu mungkin memberikan interprestasi yang berbeda tentang
yang dilihatnya. Menurut Pareek seperti dikutip oleh Arisandy (2004) terdapat
empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi, antara lain:
1. Perhatian
Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di seitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.
2. Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan sesaat.
3. Kesediaan
Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang (p.26).
Selain itu, Rakhmat (1994) yang dikutip oleh Sobur (2003) menyebutkan,
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat dikategorikan sebagai
berikut yaitu,
1. Faktor fungsional, dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan, dan pengalaman masa lalu seorang individu;
2. Faktor struktural, berarti bahwa faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf individu;
3. Faktor situasional. Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa non verbal;
4. Faktor personal, yang terdiri atas pengalaman, motivasi, kepribadian (p.23).
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor dan faktor-faktor tersebut yang membuat persepsi
setiap individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
2.2 Perpustakaan Umum
2.2.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Salah satu jenis perpustakaan yang dapat dimanfaatkan dan menyediakan
beragam sumber daya informasi yang disesuaikan dengan keberagaman
penggunanya adalah perpustakaan umum. Menurut Sulistyo-Basuki (1992) yang
dikutip oleh Sutarno (2006) yang dimaksud dengan perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak
dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk
layanan (p. 38). Hal ini berarti perpustakaan umum memberikan dan melayani
kebutuhan masyarakat secara gratis, yang didukung dengan menggunakan dana
umum.
Selain itu, Badan Standardisasi Nasional (SNI 7495, 2009) menyatakan:
serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan gender” (p. 2).
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa, perpustakaan umum
diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota dengan
penyelenggaraannya berasal dari dana umum dan dalam pelayanannya,
perpustakaan umum melayani penggunanya tanpa membeda-bedakan latar
belakang, status sosial, agama, umur, pendidikan dan sebagainya.
2.2.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum 2.2.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum
Pada dasarnya setiap lembaga memiliki tujuan yang akan dicapai dalam
penyelenggaraannya. Menurut Hernandono (Sutoyo dan Santoso, 2001) tujuan
perpustakaan umum adalah untuk:
1. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan pada umumnya.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.
3. Mendidik masyarakat agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna.
4. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri (p.185).
Sedangkan Hermawan dan Zen (2006) mengemukakan tujuan perpustakaan
umum adalah:
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk mengunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.
4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya dan,
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat (p.31).
Dari kedua uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum
bertujuan untuk mengembangkan minat, kebiasaan membaca, dan kemampuan
memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan
pustaka serta informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat dalam meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraannya.
2.2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum
Bermacam fungsi yang diemban oleh sebuah perpustakaan. Secara khusus,
setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan tujuan yang akan dicapai oleh setiap
perpustakaan tersebut berbeda. Untuk mencapai tujuannya, perpustakaan umum
mempunyai beberapa fungsi yang harus dilaksanakan dengan baik. Menurut
Badan Standardisasi Nasional (SNI 7495, 2009), Fungsi perpustakaan umum
adalah:
1. Mengembangkan koleksi;
2. Menghimpun koleksi muatan lokal; 3. Mengorganisasi materi perpustakaan; 4. Mendayagunakan koleksi;
5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna;
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi; 7. Melestarikan materi perpustakaan;
8. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya (p.3).
Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000)
dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui
pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain. 3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.
5. Pendayagunaan koleksi.
6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang mengunakan telepon, faximail dan lain-lain.
7. Pemasyarakatan perpustakaan.
8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.
10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan
11.Pengolahan ketatausahaan perpustakaan (p.6).
2.2.2.3 Tugas Perpustakaan Umum
Setiap perpustakaan mempunyai tugas-tugas untuk mencapai maksud dan
tujuan dari perpustakaan tersebut. Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum (2000) tugas pokok perpustakaan umum adalah
menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan
pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna
yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan (p.5).
Selain itu, Badan Standardisasi Nasional (SNI 7495, 2009), menyatakan
tugas perpustakaan umum adalah:
1. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia dini;
2. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup;
3. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal;
4. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota masyarakat;
5. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang dengan baik;
6. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi perpustakaan lain serta berbagai situs Web;
7. Menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan Informasi; 8. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca;
9. Menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer;
10. Menyelenggarakan perluasan layanan antara lain melalui perpustakaan keliling (p.3).
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa sebagai penyedia pelayanan
informasi, perpustakaan umum bertugas untuk mengolah, memelihara, dan
mendayagunakan koleksi bahan pustaka sehingga koleksi dapat bermanfaat
dengan baik bagi masyarakat. Selain itu, perpustakaan umum mempunyai tugas
untuk melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi sehingga
2.3 Gedung atau Ruangan Perpustakaan Umum
Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting dalam
penyelengaraan perpustakaan. Dalam gedung itulah segala aktivitas dan program
perpustakaan itu dirancang dan diselengarakan. Suwarno (2009) menyatakan
dalam pendirian gedung perpustakaan harus memperhatikan kemudahan arus
pergerakan manusia sebagai pemustaka (user) perpustakaan (p.97).
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sutarno (2006), “gedung perpustakaan harus memperhatikan dan memperhitungkan semua aspek, baik konstruksi, bentuk, kekuatan, lokasi, daya tampung koleksi dan perlengkapan yang akan dipergunakan, lingkungan, keamanan, keindahan, dan kenyamanan, kemudahan akses, maupun pengunjung atau masyarakat pemakai, serta kemungkinan pengembangan pada waktu yang akan datang” (p.81).
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa pembangunan gedung
perpustakaan yang baik harus memperhatikan berbagai aspek tersebut. Salah satu
aspek yang paling utama adalah aspek lokasi, yang mana sebaiknya penentuan
lokasi perpustakaan adalah di daerah yang menjadi pusat konsentrasi dari
masyarakat dan juga dengan memperhatikan kemudahan arus pergerakan
pengguna untuk datang ke perpustakaan. Gedung perpustakaan yang baik juga
harus memperhatikan aspek konstruksi dan bentuk.
2.3.1 Tata Ruang dan Tujuan Tata Ruang Perpustakaan
Perpustakaan merupakan kegiatan yang berorientasi pada pelayanan dalam
bentuk jasa. Untuk dapat memikat perhatian pengguna agar mau datang ke
perpustakaan, maka salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui penataan
ruangan yang menarik dan fungsional. Menurut sedarmayanti (2001), “ Tata ruang
adalah pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan
kantor, serta perabot kantor pada tempat yang tepat sehingga pegawai dapat
bekerja dengan baik, nyaman leluasa dan bebas bergerak sehingga tercapai
efisiensi kerja” (p.125).
Menurut Lasa (2005), “Penataan ruangan perpustakaan bertujuan untuk:
1. Memperoleh efektifitas kegiatan dan efisiensi waktu, tenaga dan anggaran.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan.
4. Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan” (p. 148).
Agar menghasilkan penataan ruangan perpustakaan yang optimal serta dapat
menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa maka
perlu memperhatikan aspek dalam penataan ruang. Suwarno (2009) menjelaskan
terdapat beberapa aspek dalam penataan ruangan, antara lain:
1. Aspek Fungsional, artinya penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas maupun bagi pemustaka.
2. Aspek psikologi pemustaka, artinya penataan ruangan bisa mempengaruhi psikologi pemustaka. Dilihat dari aspek ini tujuan penataan ruangan adalah agar pemustaka bisa nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan, dan merasa tenang.
3. Aspek estetika. Keindahan penataan ruangan salah satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang digunakan. Penataan ruang yang serasi, bersih dan tenang bisa mempengaruhi kenyamanan pemustaka untuk berlama-lama berada di perpustakaan.
4. Aspek keamanan bahan pustaka. Keamanan bahan pustaka dikelompokkan dalam dua bagian, pertama faktor keamanan bahan pustaka akibat kerusakan secara alamiah, dan kedua faktor kerusakan akibat manusia. Penataan ruang harus memperhatikan kedua faktor tersebut (p. 100).
Berdasarkan pernyataan tersebut diketahui bahwa perpustakaan perlu
melakukan penataan ruangan dengan memperhatikan aspek fungsional, aspek
psikologi pemustaka, aspek estetika, dan aspek bahan pustaka, sehingga dengan
penataan ruangan yang baik dapat membuat pengguna merasa nyaman, leluasa,
dan dapat mempengaruhi persepsi pengguna terhadap perpustakaan.
2.4 Koleksi Perpustakaan
Koleksi merupakan Faktor utama yang mempengaruhi perpustakaan dapat
dimanfaatkan dengan baik atau tidak oleh penggunanya. Agar dapat memberikan
pelayanan yang maksimal perpustakaan harus dapat menyediakan dan memiliki
koleksi yang dapat dimanfaatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya.
yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna
memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi” (p.2).
Pada perpustakaan umum yang memiliki beragam kelompok pengguna baik
dari segi usia, pekerjaan, status sosial, pendidikan dan sebagainya, sehingga
didalam penyediaan koleksinya terdiri dari beragam jenis koleksi yang dapat
memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Adapun koleksi yang dimiliki oleh
perpustakaan sudah sangat berkembang, tidak hanya sebatas buku yang tercetak
tetapi meliputi segala macam bentuk cetakan dan rekaman. Pada Buku Pedoman
Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000) dinyatakan bahwa, “Koleksi
perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah dan
surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video piringan
(diks) dan lain-lain” (p.19).
Selain itu, menurut Sutarno (2006), secara umum “koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ada dua bagian utama yaitu:
1. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini adalah buku teks, surat kabar, majalah, bulletin, pamplet, kamus, ensiklopedi, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman, dan lain-lain.
2. Bahan pustaka yang terekam, yang termasuk dalam kelompok ini adalah slide, kaset, audio, kaset video, film strip, CD, VCD, Film, dan lain-lain” (p.54).
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa koleksi perpustakaan memiliki
peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas pengetahuan pengguna
perpustakaan. Koleksi yang dimiliki perpustakaan tidak hanya terdiri dari bahan
pustaka tercetak, tetapi juga bahan pustaka terekam dan bahan pustaka elektronik
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.
2.4.1 Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan
Jenis koleksi perpustakaan berbeda-beda antara satu perpustakaan dengan
perpustakaan lainnya. Perpustakaan umum memiliki jenis koleksi yang beraneka
umum mencakup semua disiplin ilmu dan dimaksudkan untuk dipakai oleh semua
lapisan masyarakat.
Darmono (2007) menyatakan yang termasuk jenis koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Buku, meliputi beberapa jenis buku teks, buku penunjang, buku-buku jenis fiksi serta buku bergambar dan buku populer (umum).
2. Koleksi referensi, seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori. 3. Sumber geografi.
4. Jenis serial (terbitan berkala) seperti majalah, tabloid. 5. Bahan mikro, seperti microfilm, mikrofice, (carik mikro)
6. Bahan pandang dengar (audio visual) seperti video, kaset piringan hitam, Compack Disk-Read Only Memory (CD-ROM), VCD, Slide, film (p.65).
Selain itu, menurut Sutarno (2006), pengelompokkan bahan pustaka di
perpustakaan terdiri atas :
1. Kelompok bahan pustaka umum.
2. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi).
3. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar). 4. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual).
5. Kelompok bahan pustaka terekam dan elektronik seperti film, kaset, video, dan lain-lain.
6. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lain-lain. 7. Kelompok bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan
sebagainya (p.71).
Dari pernyataan di atas diketahui bahwa perpustakaan umum memiliki
berbagai macam jenis koleksi. Perpustakaan harus menyediakan berbagai macam
koleksi guna mendukung dan meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat.
Koleksi yang disediakan tentunya adalah informasi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
2.5 Layanan Perpustakaan Umum
Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama di setiap
perpustakaan. Layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan
dengan masyarakat, dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan
“Layanan perpustakaan merupakan jasa yang diberikan kepada pengguna sesuai
dengan misi perpustakaan” (p.2).
Darmono (2001) menyatakan “Layanan perpustakaan adalah menawarkan
semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke
perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya” (p.134).
Selain itu, Sutarno (2006) mengemukakan bentuk riil layanan perpustakaan
itu antara lain :
1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan/ yang dikehendaki masyarakat pemakai.
2. Berorientasi kepada pemakai.
3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran. 4. Berjalan mudah dan sederhana.
5. Murah dan ekonomis.
6. Menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati. 7. Bervariatif.
8. Mengundang rasa ingin kembali. 9. Ramah tamah.
10. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat menggurui.
11. Mengembangkan hal-hal yang baru/ inovatif.
12. Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang yang lain.
13. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri (p.90-91)
2.5.1 Sistem Layanan Perpustakaan
Agar pengguna dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik,
maka perpustakaan menetapkan sistem layanan yang akan diterapkan di
perpustakaan tersebut. Ada dua macam sistem pelayanan yang umum
diberlakukan di perpustakaan yaitu: sistem layanan terbuka (open access) dan
sistem layanan tertutup (closed access).
Rahayuningsih (2007) menyatakan “sistem layanan terbuka adalah sistem
layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang koleksi untuk memilih
dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi perpustakaan”
(p. 93), sedangkan sistem layanan tertutup, menurut Lasa (1994) “adalah suatu
mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat
dipilih melalui daftar atau katalog yang tersedia. Koleksinya akan diambilkan oleh
petugas” (p.4).
Lasa (1994) menjelaskan untuk menetukan sistem pelayanan yang paling
tepat digunakan maka perpustakaan harus memperhatikan :
1) Jumlah dan kualitas tenaga yaitu tenaga yang terampil dan terdidik telah tersedia demi kelancaran tugas-tugas kepustakawanan.
2) Faktor ruangan yaitu luas sempitnya ruangan yang dimiliki perpustakaan tersebut.
3) Jumlah koleksi yaitu besar kecilnya koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut apakah sebanding dengan jumlah pengguna, jumlah rata-rata peminjaman tiap hari, jangka waktu pinjam yang diperboleh (p.6).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan yang digunakan
oleh suatu perpustakaan berbeda-beda, hal ini didasarkan oleh keadaan seperti
jumlah koleksi, faktor ruangan, serta jumlah dan kualitas tenaga yang terampil
dalam bidang perpustakaan. Pada perpustakaan umum, sistem pelayanan yang
diberlakukan menggunakan sistem layanan terbuka (open access).
2.5.2 Jenis-Jenis Layanan Perpustakaan
Jenis layanan pada perpustakaan cukup beragam, beragamnya layanan
pada perpustakaan tergantung kepada jenis perpustakaannya. Menurut Badan
Standardisasi Nasional (SNI 7495, 2009), layanan yang disediakan perpustakaan
umum kabupaten/kota meliputi :
1. Layanan membaca; 2. Layanan sirkulasi; 3. Layanan rujukan;
4. Layanan perpustakaan keliling; 5. Layanan penelusuran informasi; 6. Layanan bimbingan pengguna (p.5).
Sedangkan menurut Hermawan dan Zen (2006) berbagai jenis layanan
perpustakaan umum antara lain:
1. Layanan Pendidikan
keterampilannya, sehingga kemampuan dan keterampilannya itu dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.
2. Layanan Informasi
Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah, murah dan cepat, terutama hal-hal yang terkait erat dengan aktifitas masyarakat.
3. Layanan Rekreatif
Perpustakaan umum memberikan layanan yang memungkinkan pengguna perpustakaan menggunakan waktu luangnya untuk berekreasi, baik melaui bahan pustaka tertulis, terekam atau bahan pustaka multi media (p.31-32).
Selain itu, menurut sutarno (2006), untuk perpustakaan umum dapat
mengembangkan jenis layanan yang dibedakan antara lain:
1. Layanan anak dan permainan anak (seperti play, games and kids). Perpustakaan harus menyediakan berbagai jenis permainan untuk mengembangkan daya kreativitas, imajinasi, motivasi dan kemampuan berpikir serta keingintahuan yang dirangsang melalui koleksi tersebut. 2. Layanan mendongeng (Story telling). Layanan ini dilakukan secara
teratur, misalnya sebulan sekali yang dibawakan oleh
3. petugas layanan anak atau pendongeng dari sanggar, gunanya untuk menarik pengunjung anak-anak, dan ikut melestarikan budaya mendongeng.
4. Perpustakaan umum perlu menyediakan layanan untuk para penderita cacat (disabilities). Dengan menyediakan koleksi dan fasilitas tertentu, seperti buku-buku dengan huruf braile (p.98).
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum
menyediakan layanan meliputi: layanan sirkulasi, layanan rujukan, layanan
perpustakaan keliling, dan layanan penelusuran informasi.
2.6 Pustakawan
Pelayanan dalam perpustakaan adalah merupakan ujung tombak suksesnya
sebuah perpustakaan. Oleh sebab itu, perpustakaan harus dapat memberikan
layanan yang baik bagi penggunanya. Agar dapat memberikan layanan yang baik
sesuai dengan fungsinya, perpustakaan memerlukan tenaga yang memadai baik
dari jumlah dan kualitas yang harus dimilikinya. Jumlah dan kualitas dari tenaga
pustakawan yang bekerja di lingkungan perpustakaan sangat bergantung dari jenis
Badan Standardisasi Nasional (SNI 7495, 2009), menyatakan “Jumlah
sumber daya manusia yang diperlukan pada perpustakaan umum kabupaten/kota
berjumlah sekurang-kurangnya 7 orang dengan rasio perbandingan 3:4 antara lain
3 (tiga) tenaga pustakawan dan 4 (empat) tenaga teknis” (p.4).
Selain itu, dalam Undang-undang R.I No.43 tahun 2007 tentang
perpustakaan pasal 1 ayat 8 menjelaskan bahwa pustakawan adalah seseorang
yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan
kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan
pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa seorang
pustakawan harus memiliki kompetensi dan pengetahuan dalam melaksanakan
tugasnya.
Seorang pustakawan juga harus memenuhi persyaratan sebagai
pustakawan yang ideal. Adapun persyaratan yang dibutuhkan bagi pustakawan
dalam buku Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Umum (1992) adalah sebagai
berikut:
1. Ramah dan menarik sehingga pengunjung betah di perpustakaan. 2. Aktif dan selalu membantu memenuhi kebutuhan pengunjung.
3. Selalu menambah pengetahuan agar lebih mudah dalam memberikan layanan.
4. Kreatif dan dinamis dengan selalu mencari upaya untuk memberikan layanan.
5. Dapat melakukan penelitian sederhana untuk meningkatkan layanan misalnya meneliti buku-buku yang disukai pengunjung dan lain-lain. 6. Dapat mengantisipasi kebutuhan dan keinginan pengunjung tehadap
bahan pustaka.
7. Dapat melakukan berbagai metode layanan seperti cara bercerita, mengoperasikan proyektor film, slide, filmstrip dan lain-lain.
8. Bekerjasama sesama petugas layanan sehingga bagian layanan semakin menarik bagi pengunjung perpustakaan umum.
9. Dapat mengembangkan teknik layanan dengan saling belajar dan saling tukar pengalaman sesama petugas layanan.
10. Dapat melakukan kerjasama antar perpustakaan, khususnya antar petugas bagian layanan (p.94).
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa pustakawan tidak hanya
memiliki kompetensi di bidang perpustakaan tetapi juga harus memenuhi
faktor yang mempengaruhi pengguna berkunjung ke perpustakaan maka
pustakawan harus memiliki kriteria tersebut agar pengguna senantiasa berkunjung