• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi - Persepsi Pengguna Tentang Perpustakaan Umum Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi - Persepsi Pengguna Tentang Perpustakaan Umum Kota Medan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi menurut Suwarno (2009) dapat didefenisikan, “sebagai suatu

proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal

yang terdapat di dalam lapangan penginderaan seseorang” (p.52).

Sedangkan menurut Walgito (2002), “Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi” (p. 69).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui penilaian atau kesan seseorang

terhadap suatu objek ataupun informasi yang diterima melalui panca inderanya,

pada akhirnya dapat menentukan tindakan dari orang yang bersangkutan.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang

yang melihat sesuatu mungkin memberikan interprestasi yang berbeda tentang

yang dilihatnya. Menurut Pareek seperti dikutip oleh Arisandy (2004) terdapat

empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi, antara lain:

1. Perhatian

Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di seitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.

2. Kebutuhan

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan sesaat.

3. Kesediaan

(2)

Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang (p.26).

Selain itu, Rakhmat (1994) yang dikutip oleh Sobur (2003) menyebutkan,

faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat dikategorikan sebagai

berikut yaitu,

1. Faktor fungsional, dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan, dan pengalaman masa lalu seorang individu;

2. Faktor struktural, berarti bahwa faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf individu;

3. Faktor situasional. Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa non verbal;

4. Faktor personal, yang terdiri atas pengalaman, motivasi, kepribadian (p.23).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi seseorang

dipengaruhi oleh banyak faktor dan faktor-faktor tersebut yang membuat persepsi

setiap individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

2.2 Perpustakaan Umum

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Salah satu jenis perpustakaan yang dapat dimanfaatkan dan menyediakan

beragam sumber daya informasi yang disesuaikan dengan keberagaman

penggunanya adalah perpustakaan umum. Menurut Sulistyo-Basuki (1992) yang

dikutip oleh Sutarno (2006) yang dimaksud dengan perpustakaan umum adalah

perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak

dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk

layanan (p. 38). Hal ini berarti perpustakaan umum memberikan dan melayani

kebutuhan masyarakat secara gratis, yang didukung dengan menggunakan dana

umum.

Selain itu, Badan Standardisasi Nasional (SNI 7495, 2009) menyatakan:

(3)

serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan gender” (p. 2).

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa, perpustakaan umum

diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota dengan

penyelenggaraannya berasal dari dana umum dan dalam pelayanannya,

perpustakaan umum melayani penggunanya tanpa membeda-bedakan latar

belakang, status sosial, agama, umur, pendidikan dan sebagainya.

2.2.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum 2.2.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Pada dasarnya setiap lembaga memiliki tujuan yang akan dicapai dalam

penyelenggaraannya. Menurut Hernandono (Sutoyo dan Santoso, 2001) tujuan

perpustakaan umum adalah untuk:

1. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan pada umumnya.

2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.

3. Mendidik masyarakat agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna.

4. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri (p.185).

Sedangkan Hermawan dan Zen (2006) mengemukakan tujuan perpustakaan

umum adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk mengunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya dan,

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat (p.31).

Dari kedua uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum

bertujuan untuk mengembangkan minat, kebiasaan membaca, dan kemampuan

(4)

memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan

pustaka serta informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat dalam meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraannya.

2.2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Bermacam fungsi yang diemban oleh sebuah perpustakaan. Secara khusus,

setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi yang berbeda-beda antara satu

dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan tujuan yang akan dicapai oleh setiap

perpustakaan tersebut berbeda. Untuk mencapai tujuannya, perpustakaan umum

mempunyai beberapa fungsi yang harus dilaksanakan dengan baik. Menurut

Badan Standardisasi Nasional (SNI 7495, 2009), Fungsi perpustakaan umum

adalah:

1. Mengembangkan koleksi;

2. Menghimpun koleksi muatan lokal; 3. Mengorganisasi materi perpustakaan; 4. Mendayagunakan koleksi;

5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna;

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi; 7. Melestarikan materi perpustakaan;

8. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya (p.3).

Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000)

dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui

pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain. 3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang mengunakan telepon, faximail dan lain-lain.

7. Pemasyarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

(5)

10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan

11.Pengolahan ketatausahaan perpustakaan (p.6).

2.2.2.3 Tugas Perpustakaan Umum

Setiap perpustakaan mempunyai tugas-tugas untuk mencapai maksud dan

tujuan dari perpustakaan tersebut. Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan

Perpustakaan Umum (2000) tugas pokok perpustakaan umum adalah

menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan

pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna

yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan (p.5).

Selain itu, Badan Standardisasi Nasional (SNI 7495, 2009), menyatakan

tugas perpustakaan umum adalah:

1. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia dini;

2. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup;

3. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal;

4. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota masyarakat;

5. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang dengan baik;

6. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi perpustakaan lain serta berbagai situs Web;

7. Menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan Informasi; 8. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca;

9. Menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer;

10. Menyelenggarakan perluasan layanan antara lain melalui perpustakaan keliling (p.3).

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa sebagai penyedia pelayanan

informasi, perpustakaan umum bertugas untuk mengolah, memelihara, dan

mendayagunakan koleksi bahan pustaka sehingga koleksi dapat bermanfaat

dengan baik bagi masyarakat. Selain itu, perpustakaan umum mempunyai tugas

untuk melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi sehingga

(6)

2.3 Gedung atau Ruangan Perpustakaan Umum

Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting dalam

penyelengaraan perpustakaan. Dalam gedung itulah segala aktivitas dan program

perpustakaan itu dirancang dan diselengarakan. Suwarno (2009) menyatakan

dalam pendirian gedung perpustakaan harus memperhatikan kemudahan arus

pergerakan manusia sebagai pemustaka (user) perpustakaan (p.97).

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sutarno (2006), “gedung perpustakaan harus memperhatikan dan memperhitungkan semua aspek, baik konstruksi, bentuk, kekuatan, lokasi, daya tampung koleksi dan perlengkapan yang akan dipergunakan, lingkungan, keamanan, keindahan, dan kenyamanan, kemudahan akses, maupun pengunjung atau masyarakat pemakai, serta kemungkinan pengembangan pada waktu yang akan datang” (p.81).

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa pembangunan gedung

perpustakaan yang baik harus memperhatikan berbagai aspek tersebut. Salah satu

aspek yang paling utama adalah aspek lokasi, yang mana sebaiknya penentuan

lokasi perpustakaan adalah di daerah yang menjadi pusat konsentrasi dari

masyarakat dan juga dengan memperhatikan kemudahan arus pergerakan

pengguna untuk datang ke perpustakaan. Gedung perpustakaan yang baik juga

harus memperhatikan aspek konstruksi dan bentuk.

2.3.1 Tata Ruang dan Tujuan Tata Ruang Perpustakaan

Perpustakaan merupakan kegiatan yang berorientasi pada pelayanan dalam

bentuk jasa. Untuk dapat memikat perhatian pengguna agar mau datang ke

perpustakaan, maka salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui penataan

ruangan yang menarik dan fungsional. Menurut sedarmayanti (2001), “ Tata ruang

adalah pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan

kantor, serta perabot kantor pada tempat yang tepat sehingga pegawai dapat

bekerja dengan baik, nyaman leluasa dan bebas bergerak sehingga tercapai

efisiensi kerja” (p.125).

Menurut Lasa (2005), “Penataan ruangan perpustakaan bertujuan untuk:

1. Memperoleh efektifitas kegiatan dan efisiensi waktu, tenaga dan anggaran.

(7)

3. Meningkatkan kualitas pelayanan.

4. Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan” (p. 148).

Agar menghasilkan penataan ruangan perpustakaan yang optimal serta dapat

menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa maka

perlu memperhatikan aspek dalam penataan ruang. Suwarno (2009) menjelaskan

terdapat beberapa aspek dalam penataan ruangan, antara lain:

1. Aspek Fungsional, artinya penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas maupun bagi pemustaka.

2. Aspek psikologi pemustaka, artinya penataan ruangan bisa mempengaruhi psikologi pemustaka. Dilihat dari aspek ini tujuan penataan ruangan adalah agar pemustaka bisa nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan, dan merasa tenang.

3. Aspek estetika. Keindahan penataan ruangan salah satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang digunakan. Penataan ruang yang serasi, bersih dan tenang bisa mempengaruhi kenyamanan pemustaka untuk berlama-lama berada di perpustakaan.

4. Aspek keamanan bahan pustaka. Keamanan bahan pustaka dikelompokkan dalam dua bagian, pertama faktor keamanan bahan pustaka akibat kerusakan secara alamiah, dan kedua faktor kerusakan akibat manusia. Penataan ruang harus memperhatikan kedua faktor tersebut (p. 100).

Berdasarkan pernyataan tersebut diketahui bahwa perpustakaan perlu

melakukan penataan ruangan dengan memperhatikan aspek fungsional, aspek

psikologi pemustaka, aspek estetika, dan aspek bahan pustaka, sehingga dengan

penataan ruangan yang baik dapat membuat pengguna merasa nyaman, leluasa,

dan dapat mempengaruhi persepsi pengguna terhadap perpustakaan.

2.4 Koleksi Perpustakaan

Koleksi merupakan Faktor utama yang mempengaruhi perpustakaan dapat

dimanfaatkan dengan baik atau tidak oleh penggunanya. Agar dapat memberikan

pelayanan yang maksimal perpustakaan harus dapat menyediakan dan memiliki

koleksi yang dapat dimanfaatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya.

(8)

yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna

memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi” (p.2).

Pada perpustakaan umum yang memiliki beragam kelompok pengguna baik

dari segi usia, pekerjaan, status sosial, pendidikan dan sebagainya, sehingga

didalam penyediaan koleksinya terdiri dari beragam jenis koleksi yang dapat

memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Adapun koleksi yang dimiliki oleh

perpustakaan sudah sangat berkembang, tidak hanya sebatas buku yang tercetak

tetapi meliputi segala macam bentuk cetakan dan rekaman. Pada Buku Pedoman

Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000) dinyatakan bahwa, “Koleksi

perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah dan

surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video piringan

(diks) dan lain-lain” (p.19).

Selain itu, menurut Sutarno (2006), secara umum “koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ada dua bagian utama yaitu:

1. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini adalah buku teks, surat kabar, majalah, bulletin, pamplet, kamus, ensiklopedi, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman, dan lain-lain.

2. Bahan pustaka yang terekam, yang termasuk dalam kelompok ini adalah slide, kaset, audio, kaset video, film strip, CD, VCD, Film, dan lain-lain” (p.54).

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa koleksi perpustakaan memiliki

peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas pengetahuan pengguna

perpustakaan. Koleksi yang dimiliki perpustakaan tidak hanya terdiri dari bahan

pustaka tercetak, tetapi juga bahan pustaka terekam dan bahan pustaka elektronik

yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.

2.4.1 Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan

Jenis koleksi perpustakaan berbeda-beda antara satu perpustakaan dengan

perpustakaan lainnya. Perpustakaan umum memiliki jenis koleksi yang beraneka

(9)

umum mencakup semua disiplin ilmu dan dimaksudkan untuk dipakai oleh semua

lapisan masyarakat.

Darmono (2007) menyatakan yang termasuk jenis koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Buku, meliputi beberapa jenis buku teks, buku penunjang, buku-buku jenis fiksi serta buku bergambar dan buku populer (umum).

2. Koleksi referensi, seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori. 3. Sumber geografi.

4. Jenis serial (terbitan berkala) seperti majalah, tabloid. 5. Bahan mikro, seperti microfilm, mikrofice, (carik mikro)

6. Bahan pandang dengar (audio visual) seperti video, kaset piringan hitam, Compack Disk-Read Only Memory (CD-ROM), VCD, Slide, film (p.65).

Selain itu, menurut Sutarno (2006), pengelompokkan bahan pustaka di

perpustakaan terdiri atas :

1. Kelompok bahan pustaka umum.

2. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi).

3. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar). 4. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual).

5. Kelompok bahan pustaka terekam dan elektronik seperti film, kaset, video, dan lain-lain.

6. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lain-lain. 7. Kelompok bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan

sebagainya (p.71).

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa perpustakaan umum memiliki

berbagai macam jenis koleksi. Perpustakaan harus menyediakan berbagai macam

koleksi guna mendukung dan meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat.

Koleksi yang disediakan tentunya adalah informasi yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

2.5 Layanan Perpustakaan Umum

Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama di setiap

perpustakaan. Layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan

dengan masyarakat, dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan

(10)

“Layanan perpustakaan merupakan jasa yang diberikan kepada pengguna sesuai

dengan misi perpustakaan” (p.2).

Darmono (2001) menyatakan “Layanan perpustakaan adalah menawarkan

semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke

perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya” (p.134).

Selain itu, Sutarno (2006) mengemukakan bentuk riil layanan perpustakaan

itu antara lain :

1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan/ yang dikehendaki masyarakat pemakai.

2. Berorientasi kepada pemakai.

3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran. 4. Berjalan mudah dan sederhana.

5. Murah dan ekonomis.

6. Menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati. 7. Bervariatif.

8. Mengundang rasa ingin kembali. 9. Ramah tamah.

10. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat menggurui.

11. Mengembangkan hal-hal yang baru/ inovatif.

12. Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang yang lain.

13. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri (p.90-91)

2.5.1 Sistem Layanan Perpustakaan

Agar pengguna dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik,

maka perpustakaan menetapkan sistem layanan yang akan diterapkan di

perpustakaan tersebut. Ada dua macam sistem pelayanan yang umum

diberlakukan di perpustakaan yaitu: sistem layanan terbuka (open access) dan

sistem layanan tertutup (closed access).

Rahayuningsih (2007) menyatakan “sistem layanan terbuka adalah sistem

layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang koleksi untuk memilih

dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi perpustakaan”

(p. 93), sedangkan sistem layanan tertutup, menurut Lasa (1994) “adalah suatu

(11)

mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat

dipilih melalui daftar atau katalog yang tersedia. Koleksinya akan diambilkan oleh

petugas” (p.4).

Lasa (1994) menjelaskan untuk menetukan sistem pelayanan yang paling

tepat digunakan maka perpustakaan harus memperhatikan :

1) Jumlah dan kualitas tenaga yaitu tenaga yang terampil dan terdidik telah tersedia demi kelancaran tugas-tugas kepustakawanan.

2) Faktor ruangan yaitu luas sempitnya ruangan yang dimiliki perpustakaan tersebut.

3) Jumlah koleksi yaitu besar kecilnya koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut apakah sebanding dengan jumlah pengguna, jumlah rata-rata peminjaman tiap hari, jangka waktu pinjam yang diperboleh (p.6).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan yang digunakan

oleh suatu perpustakaan berbeda-beda, hal ini didasarkan oleh keadaan seperti

jumlah koleksi, faktor ruangan, serta jumlah dan kualitas tenaga yang terampil

dalam bidang perpustakaan. Pada perpustakaan umum, sistem pelayanan yang

diberlakukan menggunakan sistem layanan terbuka (open access).

2.5.2 Jenis-Jenis Layanan Perpustakaan

Jenis layanan pada perpustakaan cukup beragam, beragamnya layanan

pada perpustakaan tergantung kepada jenis perpustakaannya. Menurut Badan

Standardisasi Nasional (SNI 7495, 2009), layanan yang disediakan perpustakaan

umum kabupaten/kota meliputi :

1. Layanan membaca; 2. Layanan sirkulasi; 3. Layanan rujukan;

4. Layanan perpustakaan keliling; 5. Layanan penelusuran informasi; 6. Layanan bimbingan pengguna (p.5).

Sedangkan menurut Hermawan dan Zen (2006) berbagai jenis layanan

perpustakaan umum antara lain:

1. Layanan Pendidikan

(12)

keterampilannya, sehingga kemampuan dan keterampilannya itu dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.

2. Layanan Informasi

Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah, murah dan cepat, terutama hal-hal yang terkait erat dengan aktifitas masyarakat.

3. Layanan Rekreatif

Perpustakaan umum memberikan layanan yang memungkinkan pengguna perpustakaan menggunakan waktu luangnya untuk berekreasi, baik melaui bahan pustaka tertulis, terekam atau bahan pustaka multi media (p.31-32).

Selain itu, menurut sutarno (2006), untuk perpustakaan umum dapat

mengembangkan jenis layanan yang dibedakan antara lain:

1. Layanan anak dan permainan anak (seperti play, games and kids). Perpustakaan harus menyediakan berbagai jenis permainan untuk mengembangkan daya kreativitas, imajinasi, motivasi dan kemampuan berpikir serta keingintahuan yang dirangsang melalui koleksi tersebut. 2. Layanan mendongeng (Story telling). Layanan ini dilakukan secara

teratur, misalnya sebulan sekali yang dibawakan oleh

3. petugas layanan anak atau pendongeng dari sanggar, gunanya untuk menarik pengunjung anak-anak, dan ikut melestarikan budaya mendongeng.

4. Perpustakaan umum perlu menyediakan layanan untuk para penderita cacat (disabilities). Dengan menyediakan koleksi dan fasilitas tertentu, seperti buku-buku dengan huruf braile (p.98).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum

menyediakan layanan meliputi: layanan sirkulasi, layanan rujukan, layanan

perpustakaan keliling, dan layanan penelusuran informasi.

2.6 Pustakawan

Pelayanan dalam perpustakaan adalah merupakan ujung tombak suksesnya

sebuah perpustakaan. Oleh sebab itu, perpustakaan harus dapat memberikan

layanan yang baik bagi penggunanya. Agar dapat memberikan layanan yang baik

sesuai dengan fungsinya, perpustakaan memerlukan tenaga yang memadai baik

dari jumlah dan kualitas yang harus dimilikinya. Jumlah dan kualitas dari tenaga

pustakawan yang bekerja di lingkungan perpustakaan sangat bergantung dari jenis

(13)

Badan Standardisasi Nasional (SNI 7495, 2009), menyatakan “Jumlah

sumber daya manusia yang diperlukan pada perpustakaan umum kabupaten/kota

berjumlah sekurang-kurangnya 7 orang dengan rasio perbandingan 3:4 antara lain

3 (tiga) tenaga pustakawan dan 4 (empat) tenaga teknis” (p.4).

Selain itu, dalam Undang-undang R.I No.43 tahun 2007 tentang

perpustakaan pasal 1 ayat 8 menjelaskan bahwa pustakawan adalah seseorang

yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan

kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan

pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa seorang

pustakawan harus memiliki kompetensi dan pengetahuan dalam melaksanakan

tugasnya.

Seorang pustakawan juga harus memenuhi persyaratan sebagai

pustakawan yang ideal. Adapun persyaratan yang dibutuhkan bagi pustakawan

dalam buku Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Umum (1992) adalah sebagai

berikut:

1. Ramah dan menarik sehingga pengunjung betah di perpustakaan. 2. Aktif dan selalu membantu memenuhi kebutuhan pengunjung.

3. Selalu menambah pengetahuan agar lebih mudah dalam memberikan layanan.

4. Kreatif dan dinamis dengan selalu mencari upaya untuk memberikan layanan.

5. Dapat melakukan penelitian sederhana untuk meningkatkan layanan misalnya meneliti buku-buku yang disukai pengunjung dan lain-lain. 6. Dapat mengantisipasi kebutuhan dan keinginan pengunjung tehadap

bahan pustaka.

7. Dapat melakukan berbagai metode layanan seperti cara bercerita, mengoperasikan proyektor film, slide, filmstrip dan lain-lain.

8. Bekerjasama sesama petugas layanan sehingga bagian layanan semakin menarik bagi pengunjung perpustakaan umum.

9. Dapat mengembangkan teknik layanan dengan saling belajar dan saling tukar pengalaman sesama petugas layanan.

10. Dapat melakukan kerjasama antar perpustakaan, khususnya antar petugas bagian layanan (p.94).

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa pustakawan tidak hanya

memiliki kompetensi di bidang perpustakaan tetapi juga harus memenuhi

(14)

faktor yang mempengaruhi pengguna berkunjung ke perpustakaan maka

pustakawan harus memiliki kriteria tersebut agar pengguna senantiasa berkunjung

Referensi

Dokumen terkait

1) Blocking mode: The humanoid goalkeeper entering blocking mode whenever ball is located within 0.8 m distance area from goal line. The robot locks ball position, if there is

[r]

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Jl..

[r]

Saya mengisi formulir ini dengan data yang sebenarnya dan bersedia berpartisipasi dalam Video Jurusan Universitas Bangka Belitung 2016 dan mematuhi segala peraturan dan

The inverse parameter estimation procedure was applied to multi-step outflow data for the three two-fluid pairs (air– water, air–oil, and oil–water) and both soils, and parameters

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan/Program

Sehingga masyarakat Indonesia sering mengonsumsi susu sapi agar dapat mencukupi kalsium dalam tubuh, tetapi permasalahan yang dialami adalah sebagian besar mengalami