• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Keliling - Kriteria Pemilihan Koleksi Perpustakaan Keliling Pada Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Keliling - Kriteria Pemilihan Koleksi Perpustakaan Keliling Pada Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling adalah bagian dari perpustakaan umum. Pada

umumnya perpustakaan keliling diartikan sebagai perpustakaan bergerak dari

suatu tempat ke tempat lain dengan membawa bahan pustaka yang dapat dibaca

oleh setiap kalangan masyarakat. Perpustakaan keliling memberikan layanan

bergerak mendatangi pengguna di beberapa tempat pemukiman penduduk, dan

tempat terkonsentrasinya jumlah penduduk seperti sekolah, dan kantor kelurahan.

Perpustakaan keliling biasanya menggunakan mobil yang dirancang khusus untuk

keperluan perpustakaan, untuk daerah kepulauan atau aliran sungai biasanya

disebut perpustakaan mengapung. Cara ini sangat efisien dalam menyebarkan

informasi pada masyarakat yang luas diseluruh pelosok negeri.

Perpustakaan Keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan lain-lain untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap (perpustakaan umum). Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling 1992, 4).

Sedangkan menurut Ali (2006, 108). “Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran, dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan Umum Kotamadya yang menetap”.

Jadi sudah seharusnya perpustakaan keliling mampu memberikan

pelayanannya kepada seluruh masyarakat dipelosok daerah. Dimana masyarakat

dapat memilih bahan bacaan yang sesuai di dalam mobil Perpustakaan Keliling.

Dengan adanya Perpustakaan Keliling ini diharapkan seluruh masyarakat dapat

menikmati fasilitas Perpustakaan, dan tidak ada lagi masyarakat yang tidak

(2)

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Keliling

Sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban oleh Perpustakaan Keliling,

maka maksud dan tujuan diselenggarakan Perpustakaan Keliling adalah :

a. Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai ke daerah terpencil dan yang belum/tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap.

b. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat.

c. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat.

d. Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada masyarakat, sehingga tumbuh budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan kepada masyarakat.

e. Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.

f. mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat. (Panduan Koleksi Perpustakaan Keliling 1992, 2).

Dengan adanya Perpustakaan Keliling informasi dan koleksi bacaan dapat

disebarluaskan ke seluruh daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki

perpustakaan tetap didaerahnya.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Keliling merupakan perputakaan yang bergerak membawa

bahan pustaka baik berupa buku maupun non buku, untuk melayani masyarakat

dari suatu tempat ke tempat lainnya yang belum terjangkau oleh layanan

perpustakaan menetap. Perpustakaan keliling sebagai perluasan layanan

perpustakaan umum mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena dilokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan. 2. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat

datang atau tercapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang dirawat di Rumah Sakit, menjalani hukuman di Lembaga Permasyarakatan, berada di Panti Asuhan atau Rumah Jompo dan lain-lain.

3. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan.

(3)

5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat bagi layanan perpustakaan menetap, atau perpustakaan cabang yang direncanakan dibangun.

6. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut misalnya karena penduduknya terlalu sedikit.

(Panduan Koleksi Perpustakaan Keliling 1992, 1)

Dari defenisi di atas diketahui bahwa tugas perpustakaan keliling adalah

memberikan layanan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi dengan

mudah, tepat dan cepat agar meningkatkan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan.

2.2 Koleksi Perpustakaan Keliling

Salah satu yang dihadapi oleh perpustakaan keliling adalah bagaimana

mereka dapat melayani permintaan masyarakat yang banyak dengan koleksi

terbatas dalam waktu layanan yang terbatas pula. Dengan demikian pesatnya laju

informasi, perpustakaan keliling harus berperan lebih giat untuk menyebarkan

informasi tersebut dalam berbagai bentuk, terutama sekali informasi berupa buku.

Oleh karena itu pemilihan koleksi Perpustakaan Keliling haruslah benar-benar

dilakukan dengan lebih professional. Salah satu keberhasilan Perpustakaan

Keliling adalah apabila koleksi yang disajikan dapat dimanfaatkan oleh pemakai,

maka koleksi haruslah sesuai dengan kebutuhan dan selera pengunjung yang akan

dilayani.

Dalam penyediaan koleksi tidak ada ketentuan tentang jumlah koleksi

yang harus dibawa oleh mobil Perpustakaan Keliling. Hal ini tergantung pada

situasi dan kondisi daerah setempat, karena jumlah koleksi erat hubungannya

dengan jumlah penduduk yang akan dilayaninya. Seperti yang telah dikatakan

oleh Eastwood (1967, 56) dalam bukunya yang berjudul Mobile Libraries, bahwa

jumlah koleksi perpustakaan keliling seharusnya satu setengah jumlah penduduk.

Dan Eastwood juga menyatakan bahwa:

(4)

Yulia (1993,3) Jenis koleksi perpustakaan yaitu:

1. Karya Cetak

Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk seperti:

a. Buku

Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan.

b. Terbitan Berseri

Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu.

2. Karya Noncetak

Karya non cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini antara lain:

a. Rekaman suara yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam.

b. Gambar hidup dan rekaman video yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video.

c. Bahan grafik, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (lukisan, bagan, foto, gambar, teknik, dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (slide, transparansi, dan film strip).

d. Bahan kartografi, yang termasuk ke dalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara dan sebagainya.

3. Bentuk Mikro

Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bentuk mikro yang sering dijadikan sebagai koleksi perpustakaan, yaitu:

a. Microfilm, bentuk mikro dalam gulungan film, ada beberapa ukuran

film yaitu 16 mm, dan 35mm.

b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm dan 75 mm x 125 mm.

c. Micropaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam

kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya, ukuran sebesar mikrofis. 4. Karya dalam bentuk elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc.

Berdasarkan defenisi di atas dapat diketahui bahwa ada empat jenis koleksi

yaitu karya cetak, karya non cetak, bentuk mikro, karya dalam bentuk elektronik

dan pengelompokan bahan pustaka terdiri dari bahan pustaka umum, bahan

(5)

2.3 Pengadaan Koleksi

Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bidang kegiatan

perpustakaan yang mempunyai tugas dalam mengadakan dan mengembangkan

semua jenis koleksi bahan pustaka. Dalam buku Panduan Penyelenggaraan

Perpustakaan Keliling (1992, 12) dinyatakan bahwa, “pengadaan buku-buku

untuk perpustakaan keliling dilakukan oleh perpustakaan daerah atau

perpustakaan keliling yang bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.”

Dalam melakukan suatu kebijakan dalam pengadaan, perpustakaan akan

tergantung pada beberapa hal, yaitu :

1. Anggaran. Organisasi harus menyisihkan dana untuk membeli buku dan majalah dari anggaran belanja tahunannya. Kadang-kadang lembaga lain memberikan sumbangan dana untuk membeli buku-buku dari luar negeri. 2. Tujuan dan prioritas dari organisasi. Bidang apa yang menjadi lingkup

koleksi perpustakaan? Tidak semua buku dapat atau perlu dibeli.

3. Jenis pemakai dan kebutuhannya. Apakah pemakai memelurkan bahan ilmiah atau informasi yang sederhana dan praktis.

4. Hubungan dengan perpustakaan atau pusat dokumentasi lain. Apakah di daerah anda terdapat perpustakaan dari mana anda dapat meminjam buku yang jarang diperlukan oleh pemakai perpustakaan anda atau ke mana anda dapat menyarankan pemakai untuk mendapatkan buku yang diperlukannya.

5. Kekhususan. Apakah terdapat perjanjian antara lembaga anda den lembaga lain yang mengatur bidang koleksi yang harus dihimpun oleh perpustakaan anda. Apakah terdapat perjanjian yang memungkinkan anda bertukar informasi dengan perpustakan lain. Karena perpustakaan umumnya mempunyai dana yang terbatas, perjanjian kerja sama sangat diperlukan. 6. Staf perpustakaan. Dalam membeli buku harus dipertimbangkan jumlah

tenaga di perpustakaan dan kemampuan mereka. Akan banyak buku yang tidak dapat segera dipakai jika tenaga kerja perpustakaan tidak menguasai pekerjaan perpustakaan.

7. Bahasa. Kemampuan bahasa pemakai dapat menentukan koleksi perpustakaan. Kebijakan harus dibuat mengenai perincian koleksi berdasarkan bahasa pengantarnya, misalnya buku dalam bahasa apa saja yang perlu dibeli dan berapa banyak.

(6)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan merupakan salah

satu bagian yang penting dalam perpustakaan. tanpa pengadaan bahan pustaka,

suatu perpustakaan tidak bisa dikatakan sempurna. Untuk itu, pengadaan sangat

dibutuhkan pada suatu perpustakaan karena melalui proses pengadaan kita bisa

mengetahui berasal dari mana saja bahan pustaka yang dimiliki, serta berapa

banyak jumlah koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan.

2.4 Pemilihan Koleksi

Layanan perpustakaan keliling akan menarik perhatian pengunjung apabila

koleksi yang disajikan sesuai kebutuhan dan memenuhi selera

pengunjung/pemakai jasa perpustakaan keliling. Dalam buku Pedoman

Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (1999, 23), prosedur yang dilakukan

dalam pemilihan koleksi adalah sebagai berikut:

1) Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas dan kemampuan perpustakaan oleh pihak yang diberi wewenang memilih bahan pustaka.

2) Pengadaan bahan pustaka disesuaikan dengan misi dan program-program perpustakaan.

3) Komposisi cakupan subjek dan jenis koleksi hendaknya proporsional dan di upayakan mencukupi kebutuhan dan memuaskan penggunanya.

4) Bahan pustaka yang diusahakan hendaknya dipilih yang mutakhir dan edisi terakhir.

5) Pemilihan bahan pustaka didasarkan atas azas manfaat dan efisiensi.

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan koleksi dilakukan

dengan cermat oleh pihak yang berwenang memilih berdasarkan skala prioritas,

sesuai dengan misi program perpustakaan berdasarkan azas manfaat dan efisiensi.

2.4.1 Kriteria Pemilihan Koleksi

Kriteria Pemilihan Koleksi artinya pemilihan buku dengan beberapa

aturan, atau pun syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam melayankan buku

koleksi pada pengguna perpustakaan. Agar perpustakaan dapat melayani

(7)

Koleksi Perpustakaan Keliling (1992, 12-13) ada beberapa kriteria dalam

melakukan seleksi bahan pustaka (buku) yaitu:

1. Tujuan, ruang lingkup dan pemakai buku. Tujuan penulisan suatu buku dapat dilihat melalui judul, daftar isi, indeks, atau jaket buku di mana penerbit biasanya mencantumkan ringkasan isi. Ruang lingkup dapat diketahui dengan membaca isi buku dan pengantar dari penerbit, sedangkan pembaca yang dituju biasanya dijelaskan pada halaman judul atau kata pengantar.

2. Tingkat kesulitan. Tingkat kesulitan isi buku dapat di ukur dari sudut pandang pemakai perpustakaan keliling. tiga kata kunci utama untuk mengetahui tingkat kesulitan isi suatu buku, yaitu popular, ilmiah dan teknis. Untuk menentukan jenis buku bagi pemakai perpustakaan keliling perlu diketahui tingkat pendidikannya. Bila kebanyakan masyarakat yang dlayani tingkat pendidikannya relative masih rendah, tidak perlu memilih buku yang terlalu ilmiah dan teknis.

3. Otoritas, kejujuran, dan kredibilitas pengarang dan penerbit. Bila suatu buku ditulis oleh seorang pengarang yang sudah mempunyai otoritas atau sudah dikenal karena ahli di bidangnnya, buku tersebut cenderung dibeli karena biasanya sudah memenuhi syarat dalam hal tujuan, ruang lingkup, dan pemakai yang dituju. Biasanya pengarang seperti itu sudah banyak menulis dan tulisannya banyak diminati oleh pembaca. Penerbit tertentu biasanya ada yang mengkhususkan terbitannya pada bidang tertentu, sehingga setiap terbitannya sudah dipercaya kualitasnya.

4. Subjek buku, suatu buku yang diiklankan atau di ulas dalam suatu media tidak harus langsung dipilih, namun harus dikaji ulang apakah subjek buku tersebut benar-benar sesuai untuk koleksi perpustakaan.

5. Perbandingan, memilih buku yang akan dibeli harus dibandingkan dengan koleksi yang sudah ada di perpustakaan keliling. hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi duplikasi dan buku yang dipilih benar-benar memberikan nilai tambahan kepada koleksi perpustakaan.

6. Tahun terbit, Perpustakaan seharusnya tidak memilih buku yang terbit lebih dari tiga tahun yang lalu, kecuali buku-buku klasik (misalnya buku kesusastraan). Terbitan lama hanya dipilih bila tidak ada buku dengan subjek yang sama terbitan terbaru. Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa biasanya pemakai perpustakaan lebih suka pada buku terbitan terbaru, terutama dibidang sains dan teknologi. Jalan yang paling baik adalah memilih terbitan terbaru (edisi terbaru)

(8)

8. Harga, harga suatu buku perlu dipertimbangkan, terutama bila dana yang tersedia terbatas. Dengan dana yang terbatas, pembelian buku harus berdasarkan skala prioritas. Kadang- kadang buku yang mahal tidak selalu merupakan buku yang cukup baik, sehingga menilai baik tidaknya suatu judul buku dengan melihat harganya sangat berbahaya.

Menurut pernyataan Ali (2006, 124):

1. Sesuai dengan kebutuhan pengunjung baik secara nyata maupun secara potensial. Kebutuhan pengunjung dapat dideteksi dan kuesioner yang dibagikan kepada mereka sewaktu berkunjung ke perpustakaan keliling. 2. Tahun terbit koleksi pilih yang paling baru, atau paling tidak satu atau dua

tahun terakhir dan berupaya edisi tertentu.

3. Usahakan agar penulis/ pengarang buku tersebut cukup terkenal sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung/ pemakai jasa perpustakaan keliling. 4. Isi bahan pustaka tidak mengandung “sara” propaganda politik,

mengkritik, menentang, dan member tafsiran yang salah sehingga menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakatan berbangsa dan bernegara.

5. Isi bahan pustaka tidak mengandung ajaran ekstrim kiri seperti komunisme, marxisme, lenimisme, maupun ajaran komunis lainnya.

6. Isi bahan pustaka juga tidak mengandung ekstrim kanan.

7. Isi bahan pustaka tidak melanggar norma-norma moral (susila, etika), norma agama keindahan (estetika) yang berlaku dan hidup di Indonesia umumnya.

8. Isi bahan pustaka tidak mengetengahkan sadisme dan kekerasan yang berlawanan dengan asas perikemanusiaan yang berlaku di Indonesia dan dunia internasional.

9. Isi bahan pustaka tidak dilarang oleh Kejaksaan Agung RI.

10.Isi bahan pustaka benar-benar bersifat ilmiah dan penghibur sehingga setelah pengunjung membaca dan pulang dia merasa nyaman dan mendapat sesuatu yang bersifat bagi diri dan lingkungannya.

11.Isi bahan pustaka berguna bagi masyarakat dan dapat menunjang pembangunan nasional.

12.Fisik bahan pustaka mencerminkan desain dan tipografi yang baik, kertas dan menjilid yang baik, kertas dan penjilitan yang baik serta huruf, gambar dan ilustrasinya menarik.

Sedangkan menurut Siregar (2012, 24) ada beberapa kriteria khusus yang

perlu dipertimbangkan dalam melakukan seleksi pemilihan buku, antara lain:

1. Tujuan, cakupan, dan kelompok pengguna.

a. Tujuan: daftar isi,indeks atau dari blurbs (uraian singkat isi buku). b. Cakupan: daftar isi, keterampilan dari keterampilan dalam blurbs. c. Sasaran yang hendak dicapai.

2. Tingkat kesulitan.

(9)

4. Bidang subjek: Diprioritaskan di perpustakaan, permintaan secara terus menerus.

5. Perbandingan: cakupan, tujuan dan kelompok.

6. Faktor waktu (keusangan) tergantung pada bidang, subjek, misalnya materi bidang sains dan teknologi lebih cepat usang dari humaniora terutama sejarah.

7. Format fisik: mudah dibaca, menarik, tetap kuat dan tahan lama. 8. Harga yang pantas.

9. Menunjang kurikulum: perpustakaan perguruan tinggi dan sekolah. 10.Permintaan.

Dari beberapa pendapat di atas diketahui bahwa perpustakaan memiliki

kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam melakukan pemilihan koleksinya,

yaitu sesuai kebutuhan pengunjung, tahun terbit koleksi yang terbaru, isi buku

bersifat ilmiah dan menghibur, harga yang pantas, tidak mengandung ekstrim

kanan dan kiri, tidak melanggar norma dan lain-lain.

2.4.2 Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka

Pengembangan koleksi harus menurut suatu rencana tertentu yang sesuai

dengan fungsi dan tugasnya. Menurut Siregar (2014, 23) prinsip-prinsip pemilihan

bahan pustakan antara lain:

1. Relevansi atau kesesuaian, perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tujuan lembaga induknya.

2. Orientasi kepada pengguna, dalam pengadaan koleksi hendaknya mengutamakan kepentingan pengguna perpustakaan sehinggan kebutuhan pengguna terpenuhi dan tingkat keterpakaian koleksi dapat ditingkatkan. 3. Unsur kelengkapan, pengadaan koleksi hendaknya dilakukan dengan

berpedoman kepada kelengkapan koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna, bukan berpedoman kepada jumlah eksemplar bahan pustaka, karena mutu suatu perpustakaan bukan dilihat dari jumlah eksemplar bahan pustaka yang dimiliki tetapi dari kelengkapan/jumlah judul dan kualitas koleksi yang dimiliki.

4. Unsur kemuktahiran, perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan sumber-sumber informasi yang paling mutakhir, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(10)

6. Menggunakan alat bantu pemilihan, untuk memudahkan dan untuk mengetahui informasi buku secara lengkap, hendaknya pemilihan bahan pustaka dilakukan dengan menggunakan alat bantu pemilihan bahan pustaka seperti katalog penerbit.

2.4.3 Pihak-Pihak yang Dilibatkan dalam Pemilihan Bahan Pustaka

Agar koleksi perpustakaan benar-benar relevan dan sesuai dengan

kebutuhan pengguna, maka pemilihan bahan pustaka dilakukan atas kerjasama

dengan berbagai pihak sebagaimana yang diuraikan dalam prinsip-prinsip

pemilihan bahan pustaka. Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 429) untuk menjadi

seorang pemilih buku yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Menguasai sarana bibliografis yang tersedia, paham akan dunia penerbitan khususnya mengenai penerbit, spesialisasi para penerbit, kelemahan mereka, standar, dan hasil terbitan yang ada selama ini, dan sebagainya. b. Mengetahui latar belakang para pemakai perpustakaan, misalnya siapa saja

yang menjadi anggota, kebiasaan membaca anggota, minat dan penelitian yang sedang dan telah dilakukan, berapa banyak mereka menggunakan perpustakaan, dang mengapa ada kelompok yang menggunakan koleksi perpustakaan lebih banyak daripada kelompok lainnya.

c. Memahami kebutuhan pemakai.

d. Hendaknya personil pemilihan buku bersikap netral, tidak bersikap mendua, menguasai informasi, dan memiliki akal sehat dalam pemilihan buku.

e. Pengetahuan mendalam mengenai koleksi perpustakaan.

f. Mengetahui buku proses membuka-buka buku ataupun proses membaca.

Sedangkan menurut Siregar (2014: 26-28) pihak-pihak yang dilibatkan

dalam pemilihan bahan pustaka pada perpustakaan umum:

1. Pustakawan

Pustakawan memegang peranan penting dalam pemilihan bahan pustaka dan pengembangan koleksi, sebagaimana dikemukakan oleh lyle bahwa: Pustakawan memegang peranan penting dan sangat menentukan dalam pemilihan bahan pustaka. Pustakawan mengarahkan dan mengkoordinir seluruh proses pemilihan, menjalin kerjasama dengan pihak lain, menyusun kebijakan seleksi, memikirkan penggunaan dana secara efektif, mengikuti secara teratur berbagai bibliografi, majalah, tinjauan buku, katalog penerbit.

Secara umum tugas pustakawan pengadaan adalah sebagai berikut : a. Sebagai penentu apakah suatu buku dibeli atau tidak.

(11)

d. Mengarahkan dan mengkordinir pemilihan buku.

e. Membina kerjasama dengan pihak lain yang berhubungan dengan pengembangan koleksi.

f. Melaksanakan pemilihan buku referensi umum. g. Memikirkan penggunaan dana secara tepat guna. h. Menganalisa kebutuhan pengguna.

Sesuai dengan tugas tersebut di atas, maka pustakawan bagian pengadaan sebaiknya memenuhi kriteria berikut ini :

a. Memiliki pengetahuan/keterampilan dalam bidang administrasi. b. Memiliki pengetahuan tentang perdagangan bahan pustaka. c. Mengetahui peraturan dan perundang-undangan terutama tentang

impor bahan pustaka dan barang lainnya.

d. Mengetahui/memahami fungsi dan tujuan perpustakaan.

e. Dapat membina hubungan baik dengan bagian/unit lain yang ada di perpustakaan maupun di lembaga penyelenggara perpustakaan. f. Memiliki kecermatan dalam bekerja.

g. Dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. h. Memiliki inisiatif.

i. Taktis dan kreatif.

j. Dapat memecahkan masalah dengan cepat. 2. Subyek spesialis/pakar

Dalam pemilihan bahan pustaka, subyek spesialis mempunyai peranan yang penting karena mereka adalah ahli dalam bidang yang ditekuninya. 3. Bagian sirkulasi

Keikutsertaan bagian sirkulasi dalam pemilihan bahan pustaka adalah karena bagian ini dapat memberi informasi tentang bahan pustaka yang banyak digunakan dan dicari oleh pengguna. sehingga dapat dipikirkan pembelian/penambahan jumlah eksemplar jika bahan pustaka tersebut dianggap kurang. Bagian sirkulasi juga dapat member informasi bahan pustaka yang sering dicari oleh pengguna namum belum dimiliki oleh perpustakaan, sehingga dapat dipikirkan pengadaannya. Selain itu bagian sirkulasi juga memberi informasi tentang pengguna koleksi perpustakaan secara periodik. Informasi yang diberikan oleh bagian sirkulasi berguna untuk menentukan jumlah bahan pustaka yang dibutuhkan dan untuk mengurangu buku tidak terpakai. Dengan demikian koleksi perpustakaan dan ruangan dapat dimanfaatkan secara tepat guna.

4. Bagian pengadaan

Bagian pengadaan memegang peranan penting dalam pemilihan bahan pustaka karena bagian ini bertugas melaksanakan administrasi pemilihan bahan pustaka, seperti mencatat semua permintaan yang datang dari pihak-pihak yang dilibatkan dalam pemilihan buku.

(12)

bertugas membuat daftar pesanan dan menyimpan desiderata dari bahan pustaka yang dipesan. Bagian pengadaan juga bertugas memeriksa bahan pustaka yang diterima atas pesanan apakah sesuai dengan yang dipesan atau tidaknya.

5. Pengguna

Pengguna merupakan orang-orang yang memanfaatkan koleksi perpustakaan, oleh sebab itu permintaan mereka atas bahan pustaka perlu dipertimbangkan agar kebutuhan pengguna terpenuhi. Permintaan pengguna akan bahan pustaka dapat dijadikan alat untuk mengukur selera dan minat baca pengguna.

Jadi dengan demikian bahwa pihak-pihak yang dilibatkan dalam pemilihan

koleksi yaitu pustakawan, pengguna, subyek spesialis/pakar, bagian pengadaan,

dan bagian sirkulasi.

2.5 Proses Seleksi

Proses seleksi adalah proses dimana perpustakaan menerima atau pun

menolak bahan pustaka untuk dijadikan koleksi oleh suatu perpustakaan keliling,

menurut buku Panduan Koleksi Perpustakaan Keliling (1992, 13) ada beberapa

ciri-ciri bahan pustaka yang dipilih dan ditolak untuk dijadikan koleksi oleh

perpustakaan keliling, antara lain:

Bahan-bahan pustaka yang otomatis dipilih oleh perpustakaan keliling:

1. Edisi atau cetakan baru karya-karya klasik yang sesuai untuk koleksi perpustakaan keliling, misalnya buku kesusastraan.

2. Buku-buku berseri yang dianggap penting dan sudah direncanakan untuk dimasukkan ke dalam koleksi perpustakaan keliling.

3. Buku-buku dengan subjek yang dapat meningkatkan keterampilan dan merangsang untuk berwisata masyarakat pemakai perpustakaan kaliling. 4. Buku-buku yang berisi hasil penelitian di wilayah yang menjadi sasaran

layanan perpustakaan keliling.

Dan bahan pustaka yang secara otomatis ditolak oleh perpustakaan keliling:

1. Buku, pamflet, berkala, dan bahan lain yang bertujuan untuk promosi/iklan.

2. Judul-judul yang berbahasa asing yang tidak digunakan/dikenal oleh masyarakat pemakai perpustakaan keliling, misalnya buku berbahasa cina. 3. Judul-judul tentang subjek tertentu yang tidak diminati masyarakat atau

(13)

2.5.1 Proses Seleksi Buku Fiksi

Buku fiksi dipilih oleh perpustakaan keliling untuk menarik minat baca

masyarakat dengan tujuan akhirnya akan terbiasa dengan budaya membaca.

Masalah dalam menyeleksi buku fiksi adalah bagaimana memilih buku fiksi yang

diminati masyarakat sekaligus memenihi syarat dari segi mutu. Dalam buku

Panduan Koleksi Perpustakaan Keliling (1992, 13-14) ada beberapa penilaian

terhadap buku fiksi:

1. Masalah yang ditulis penulis seperti yang dijelaskan pada tema haruslah asli atau bukan jiplakan dari penulis lain. Walaupun tema yang dipilih biasa dijumpai pada kejadian sehari-hari, namun aspek yang dibahas harus menurut sudut pandang penulis sendiri. Selain itu tema harus dapat memperluas imajinasi dan pengetahuan pembacanya.

2. Jalan cerita (plot) harus mengandung suatu gagasan. Hubungan peristiwa dan tokoh-tokoh tidak perlu masuk akal, namun dapat diterima berdasarkan tema yang dipilih. Sebaiknya dalam cerita tidak terdapat penyelesaian malasah yang tidak ada hubungannya dengan sifat cerita, sehingga janggal.

3. Tokoh-tokoh dalam cerita sebaiknya berkesan hidup. Keperkasaan, kelemahan, kredibilitas, dan keyakinan mereka terlihat wajar melalui jalan cerita, percakapan, dan perbuatan tokoh-tokoh tersebut sehingga membantu memberikan gambaran dan sifat tokoh-tokoh tersebut.

4. Penggambaran waktu dan lingkungan disesuaikan dengan latar belakang cerita, apakah mengambil waktu sekarang, masa lampau atau masa yang akan datang. Jangan sampai penggambaran zaman kerajaan dahulu, tokoh-tokohnya sudah mengenali lemari es, TV dan lain-lain.

5. Bahasa, perbendaharaan kata, dan susunan kalimat mencerminkan gaya tulisan penulis buku. Yang perlu diperhatikan adalah gaya tulisan harus sesuai dengan tema yang dipilih.

6. Penggambaran realitas walaupun dalam khayalan akan membuat buku lebih baik dan menarik. Kepuasan membaca tulisan lebih mendalam, karena seolah-olah pengalaman dalam cerita dialami sendiri oleh pembacanya.

7. Mutu baik tidak hanya ditentukan oleh subjek atau temanya, namun lebih ditentukan bagaimana tema tersebut disajikan dan bagaimana tema diungkapkan sehingga mudah dipahami.

2.5.2 Proses Seleksi Buku Non Fiksi

Dalam menyeleksi buku non fiksi harus memperhatikan 5 aspek, yaitu

ciri-ciri yang dapat diterima pada setiap buku non fiksi dan keistimewaan atau

(14)

1. Isi buku

a. Cakupan buku luas atau khusus, tingkatan ilmu pengetahuan dan masalah yang dibahas disajikan secara mendalam atau tidak

b. Ketepatan fakta, terutama yang menyangkut bidang sejarah, biografi, dan statistik. Pembahasan disajikan secara jelas atau tidak dan keterangan diberikan secara umum atau berat sebelah. Otoritas penerbit yang telah diakui terbitannya oleh masyarakat.

2. Penyajian

a. gaya tulisan harus sesuai dengan masalah yang dibahas, yang akan mempengaruhi penggunaan bahasa sepeti popular. Sederhana atau teknis.

b. Usia konsep yang ditawarkan sudah kadaluwarsa atau baru, tata letak ilustrasi, susunan informasi dari awal sampai akhir harus disesuaikan dengan subjek yang dibahas.

c. Penulisan bab, tajuk utama, referensi, diagram, peta dan sejenisnya sesuai dengan topik dan tujuan penulisan.

d. Adanya keistimewaan lain yang bermanfaat seperti daftar isi, penomoran halaman, daftar kata, daftar bacaan, lebih lanjut, indeks, dan lain-lain.

3. Ilustrasi

a. Pentingnya informasi yang divisualkan dan pemakaian warna yang sesuai.

b. Ilustrasi yang sesuai dengan teks.

c. Gaya ilustrasi berupa gambar, foto dan pemakaian sumber. Sumber asli lebih bersifat dekoratif atau informatif sesuai dengan topic yang ditulis.

4. Format

Fisik buku memegang peranan penting dalam menentukan apakah buku tersebut menarik atau tidak. Yang harus diperhatikan dalam fisik buku antara lain:

a. Ukuran buku yang disesuaikan dengan pemakaian dan pertimbangan atristik.

b. Penjilidan yang disesuaikan dengan pemakaian misalnya harus dipilih kamus penjilidan dengan kuat karena pemakaiannya lebih lama.

c. Kualitas kertas yang baik menjamin kejelasan, daya tarik, dan pemakaian.

d. Cetakan yang baik memuat huruf lebih mudah dibaca, lebih jelas, ada perbedaan antara tajuk, pemakaian huruf miring atau cetak tebal untuk menekankan suatu maksud, insidensi yang sesuai, dan lain-lain.

5. Penyajian kualitas secara keseluruhan dengan membandingkannya dengan karya penulis lain yang menulis topic yang sama, sehingga diketahui buku mana yang lebih menarik, lebih mudah dimengerti, dan lebih banyak memberikan informasi.

(15)

2.5.3 Proses Seleksi Terhadap Buku Terlarang

Di tengah masyarakat telah banyak beredar buku dan terbitan berkala yang

dilarang oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia yang secara leluasa beredar,

oleh karena hal tersebut perpustakaan harus waspada akan beredarnya

bahan-bahan pustaka yang terlarang tersebut. Karena terbitan tersebut ada yang berasal

dari dalam dan luar negeri. Mernurut Siregar (2014, 66) sensor dilakukan dengan

beberapa alasan, antara lain:

1. Karena alasan politik

Larangan ini dilakukan dengan menggunakan pertimbangan bahwa sebuah buku yang isinya dianggap bertentangan dengan kebijakan pemerintah, mengkritik pemerintah yang sedang berkuasa, dianggap sebagai penyimpangan dari politik yang berlaku, misalnya buku “Siap Sedia” karya Chairil Anwar.

2. Karena alasan ras

Di Indonesia dikenal suku, agama, rasialis, dan aliran (SARA), konsep ini mulai populer sejak orde baru, tetapi pelaksanaannya sudah dilakukan sebelumnya. Misalnya, buku “Hokkian di Indonesia” karya Pramudya Anantatur dilarang beredar setelah terbit.

3. Karena alasan agama

Buku yang isinya dianggap bertentangan dengan atau menyerang ajaran salah satu agama di Indonesia.

4. Karena alasan pornografi

Buku yang dianggap tidak sesuai dengan kesusilaan, dan dapat merusak jiwa banyak orang terutama orang muda. Misalnya, Kamasutra, Play Boy, dan Intipan yang Nikmat.

5. Karena tercetak dalam aksara asing

Larangan ini mulai dikeluarkan pada tahun 1958, untuk mencegah penyalahgunaan aksara untuk maksud tertentu yang mungkin mengganggu keamanan dalam negeri.

2.6 Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka

Alat bantu merupakan alat untuk menyeleksi bahan pustaka dan untuk

mendukung proses pemilihan bahan pustaka secara baik dan se optimal mungkin.

Menurut buku Panduan Koleksi Perpustakaan Keliling (1992, 17-25) dijelaskan

(16)

1. Daftar Buku Bernotasi Dengan Rekomendasi

Daftar buku bernotasi ini diterbitkan oleh Pusat Perpustakaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah integrasi dengan Perpustakaan Nasional sejak 1990, daftar buku bernotasi ini akan diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional.

2. Daftar Buku IKAPI

Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) setiap tahun menerbitkan buku terbitan para penerbit anggota IKAPI. Daftar buku disusun secara alfabetis nama penerbit. Kelebihan daftar buku ini, selain memuat deskripsi (pemerian) bibliografi juga mencantumkan harga buku dan alamat penerbit, baik kantor maupun cabang-cabangnya. Dengan mengetahui harga tersebut, pembelian bahan pustaka dapat disesuaikan dengan dana yang tersedia. Alamat penerbit penting apabila di daerah tidak terdapat toko-toko buku yang lengkap, sehingga pemesanan dapat langsung dilakukan ke penerbit atau cabang-cabangnya.

3. Bibliografi Nasional Indonesia

Bibliografi Nasional Indonesia diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI. Bibliografi ini mendaftar semua terbitan di Indonesia dan terbitan mengenai Indonesia dengan kala terbit triwulan. Bibliografi ini disusun berdasarkan klasifikasi Dewey (DDC) dan dilengkapi dengan indeks pengarang/judul dan indeks subjek.

4. Daftar Buku dari Penerbit

Untuk mempromosikan terbitannya, penerbit biasanya menerbitkan daftar buku yang disebarkan ke perpustakaan-perpustakaan atau kepada umum pada waktu penyelenggaraan pameran.

5. Resensi Buku di Surat Kabar dan Majalah

Surat kabar dan majalah tertentu secara rutin ada yang memuat resensi atau timbangan buku. Resensi ini biasanya ditulis oleh pakar-pakar di bidangnya atau orang yang sudah berpengalaman, sehingga ulasannya berbobot. Berbeda dengan anotasi, resensi ada yang mengupas isi buku sampai secara rinci baik menyangkut bahasa, kata, gaya penulisan bahkan ke perwajahan. Buku-buku yang resensi biasanya yang cukup bermutu. 6. Alat-alat Pemilihan Lainnya

Selain alat bantu seleksi yang telah disebutkan di atas, masih ada alat bantu seleksi lain yang dapat dipakai petugas seleksi. Alat bantu lainnya misalnya bermacam indeks dan sari, yang mencakup buku, bibliografi lainnya.

Dari uraian alat bantu pemilihan buku tersebut dapat disimpulkan bahwa

alat bantu pemilihan buku biasanya berupa bibiografi, tinjauan pustaka (review),

(17)

2.7 Layanan

Pelayanan perpustakaan keliling merupakan merupakan salah satu tugas

penting dalam penyelenggaraan suatu perpustakaan, karena pelayanan tersebut

merupakan unit kegiatan yang mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan

informasi sehingga pengguna dapat menelusuri dan mempelajari informasi yang

dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan. Ada dua sistem layanan perpustakaan

keliling menurut Ali (2006 , 123).

1. Layanan Terbuka (open acces)

Dalam sistem ini para pengunjung dapat secara bebas memilih dan mencari sendiri bahan pustaka yang ada di mobil. Pengunjung langsung menuju ke rak-rak buku dan majalah dan Koran yang tersedia di perpustakaan keliling. apabila pengunjung mendapat kesulitan dalam menemukan bahan pustaka yang dicari, mereka dapat meminta bantuan petugas perpustakaan.

2. Layanan Tertutup

Dalam layanan jenis ini, pustakawan/petugas perpustakaan yang mengambil bahan pustaka yang diperlukan oleh pemakai jasa perpustakaan keliling. Para pengunjung meminta bahan pustaka yang diperlukan kepada petugas layanan perpustakaan keliling, lalu petugas tersebut mencari dan mengambil sendiri bahan dari tempatnya. Pengunjung tidak dibolehkan masuk kedalam mobil perpustakaan keliling sehingga pengambilan bahan pustaka dilakukan oleh petugas perpustakaan keliling. Oleh karena itu pengunjung harus mengetahui terlebih dahulu secara jelas nama pengarang, atau judul buku yang dibutuhkan. Agar judul maupun pengarang yang dimaksud tepat, pengunjung juga dapat menggunakan katalog pengarang, judul, maupun subyek. Apabila nama pengarang atau judul buku yang dimaksud sudah ditemukan, pengunjung dapat meuliskan permintaannya pada formulir yang disediakan oleh perpustakaan keliling.

2.7.1 Sasaran

Sasaran perpustakaan keliling tidak jauh berbeda dengan sasaran

perpustakaan umum lainnya yaitu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya

kepada pengunjung perpustakaan. Namun dalam perpustakaan keliling,

perpustakaan lebih bertujuan dalam memberikan pelayanan jasa perpustakaan

kepada masyarakat yang terisolasi daerahnya ataupun yang belum memiliki

(18)

2.7.2 Jenis Layanan

Pelayanan perpustakaan keliling kepada masyarakat pengguna, tidaklah

sama antara perpustakaan satu dengan perpustakaan lainnya. Hal ini disebabkan

oleh besar kecilnya perpustakaan itu sendiri dan koleksi bahan perpustakaan yang

dimiliki oleh perpustakaan dibatasi dengan tenaga pengolahan yang telah ada.

Dalam buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (1992, 23), jenis

layanan yang dapat dilaksanakan oleh perpustakaan keliling antara lain ;

1. Layanan Sirkulasi

Layanan ini berupa pemberian kesempatan bagi anggota layanan perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peminjaman hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan.

2. Layanan Referensi

Pengunjung yang memerlukan penelusuran informasi akan memperoleh layanan referensi. Layanan ini pada bahan-bahan referensi seperti direktori dan penerbitan pemerintah.

3. Layanan Baca

Bagi Pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku, tapi hanya membaca saja, maka perpustakaan menyediakan layanan baca sekitar mobil perpustakaan keliling.

4. Pembacaan Cerita

Tujuan utama dilakukan pembacaan cerita ini adalah untuk meningkatkan minat baca anak-anak, terutama anak prasekolah. Biasanya layanan ini sering diberikan oleh Perpustakaan Umum, tapi tidak tertutup kemungkinan bagi perpustakaan keliling untuk melakukannya. Langkah-langkah pelaksanaannya yang dilakukan adalah mempersiapkan pembacaan cerita yang terampil, materi cerita dan tempat.

5. Pemutaran Film

Jenis layanan ini merupakan jenis yang paling digemari oleh masyarakat. Ini merupakan sarana paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan promosi perpustakaan.

6. Layanan Jasa Dokumentasi

Merupakan layanan penyediaan bahan-bahan dokumentasi yang diperlukan oleh pengunjung seperti peraturan-peraturan pemerintah serta peraturan perundang-undangan yang telah dipersiapkan oleh perpustakaan keliling.

7. Layanan Jasa Informasi

(19)

2.7.3 Tempat Layanan

Dalam menentukan tempat layanan atau pun pos pelayanan perpustakaan

keliling, perlu hendaknya mempertimbangkan beberapa kriteria. Menurut Kahar

(1995, 2-3) ada beberapa kriteria yaitu :

1. Tempat tersebut mudah dijangkau masyarakat dan semua penduduk telah mengetahui lokasinya, misalnya dekat pasar, atau di depan masjid.

2. Mudah dijangkau oleh mobil perpustakaan keliling sendiri dan terletak dipinggir jalan besar tidak menyulitkan bagi perpustakaan keliling maupun penduduk menuju tempat tersebut.

3. Di muka sekolah, kantor camat, dihalaman kepala desa kalau memungkinkan. Lokasi ini dipilih karena di Indonesia untuk menjadi anggota perpustakaan keliling calon anggota diharuskan memperoleh persetujuan atau rekomendasi dari kepada sekolah, camat maupun kepala desa. Hal ini juga untuk menyingkat waktu dalam pengurusan kartu anggota, jika prosedur cepat, masyarakat pun dapat langsung meminjam buku.

4. Pos pelayanan juga ditentukan dengan adanya halaman yang luas ditepi jalan besar hingga dapat menampung masyarakat dan mobil perpustakaan keliling dan tidak mengganggu arus lalu lintas.

Kriteria penentuan lokasi perpustakaan diatas tidaklah mutlak, hanya saja

diusahakan agar layanan perpustakaan keliling merata keseluruh kecamatan yang

Referensi

Dokumen terkait

Menurut M.Ali (2006 : 108 ) Perpustakaan Keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk

Petugas melayani baik masyarakat yang sudah menjadi anggota sampai masyarakat yang belum menjadi anggota perpustakaan keliling pada armada mobil yang

Menurut Pepustakaan Nasional RI, perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka, seperti buku dan lain-lain untuk melayani masyarakat dari

Menurut Hadi (1994), Perpustakaan keliling bergerak dengan membawa koleksi untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan

Menurut M.Ali (2006 : 108 ) Perpustakaan Keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk

Ali ( 2006 : 108 ) Perpustakaan Keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk melayani

Ali (2006, 108), “Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak (mobile library) dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya

Pengatalogan ( cataloging ) berasal dari kata katalog yang berarti suatu daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan yang disusun secara