• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS. yang bergerak dengan membawa bahan pustaka, seperti buku dan lain-lain untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS. yang bergerak dengan membawa bahan pustaka, seperti buku dan lain-lain untuk"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2. 1 Perpustakaan Keliling

2. 1. 1 Pengertian Perpustakaan Keliling

Menurut Pepustakaan Nasional RI, perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka, seperti buku dan lain-lain untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap (Perpustakaan Umum). Dapat dikatakan kedudukan perpustakaan keliling sebagai perluasan layanan perpustakaan umum untuk memungkinkan penduduk yang pemukimannya jauh dari perpustakaan dapat memanfaatkan jasa perpustakaan.

Ali (2006: 108) menyatakan bahwa:

“perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum yang menetap”.

Perpustakaan mendatangi masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari perpustakaan umum yang biasanya berada di pusat kota kabupaten atau kotamadya. Dengan adanya perpustakaan keliling ini memungkinkan penduduk yang tinggal jauh dari perpustakaan umum dapat memanfaatkan jasa yang diberikan oleh perpustakaan umum.

Masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan keliling adalah masyarakat yang bertempat tinggal di daerah terpencil atau lokasinya tidak

(2)

terjangkau oleh perpustakaan umum yang statis, seperti orang tahanan, orang cacat dan kelompok sejenis lainnya. Sekolah atau instansi yang belum mempunyai perpustakaan yang menetap bisa memperoleh jasa layanan dari perpustakaan keliling. Perpustakaan keliling dapat melayani pula masyarakat pedesaan dimana belum ada pelayanan perpustakaan desa atau melayani masyarakat di suatu sekolah atau instansi yang tidak ada pelayanan perpustakaan menetap.

2. 1. 2 Tujuan Perpustakaan Keliling

Penyelenggaraan perpustakaan keliling bertujuan untuk:

1. Meratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai ke daerah terpencil yang belum/tidak memungkinkan adanya perpustakaan permanen.

2. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan nonformal kepada publik luas.

3. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada publik. 4. Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada publik.

5. Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada masyarakat. 6. Mengadakan kerja sama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan, dan

pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat

(http://www.indomedia.com/poskup/2007/08/22/edisi22/opini.htm).

Tujuan perpustakaan keliling perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan zaman dan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang dan mendesak. Jika hasil kerja atau manfaat perpustakaan keliling kurang dirasakan masyarakat, maka dukungan masyarakat terhadap keberadaan perpustakaan keliling akan semakin berkurang. Dan apabila kondisi yang kurang menguntungkan ini berlarut-larut, maka perpustakaan keliling akan terancam ditinggalkan oleh para pembaca.

(3)

2. 1. 3 Fungsi dan Tugas Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling dalam menjalankan tugasnya dapat berfungsi sebagai berikut:

1. Untuk Memberikan Pelayanan Eksistensi

Di Negara-negara maju perpustakaan permanen terdapat di banyak tempat. Dengan demikian lebih banyak masyarakat yang dapat dijangkau oleh pelayanan perpustakaan tetap ini. Namun terkadang masih ada masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan perpustakaan, karena tempat tinggal mereka terpencil yang hanya terdiri dari beberapa keluarga saja tinggal disitu. Walaupun demikian mereka tetap berhak mendapatkan pelayanan perpustakaan. Untuk melayani kebutuhan masyarakat tersebut perpustakaan mengadakan pelayanan ekstensi. Pelayanan ini biasanya dilakukan melalui perpustakaan keliling atau melalui pelayanan pos (deliveryvan).

Perpustakaan keliling di sini bukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang tempat tinggalnya terpencil, tetapi justru untuk menggantikan pelayanan perpustakaan permanen. Oleh sebab itu, perpustakaan keliling di sini juga membawa misi promosi.

2. Sebagai Surveyor Untuk Mendirikan Perpustakaan Permanen

Pertumbuhan di daerah-daerah pedesaan akan terus berkembang. Oleh karena itu, perpustakaan keliling tidak mungkin selamanya dapat melayani pemakai jasa perpustakaan yang terus meningkat, dikarenakan keterbatasan bahan pustaka yang dapat dibawa dengan menggunakan kendaraan, sehingga di tempat tersebut perlu didirikan cabang perpustakaan permanen. Dalam hal ini perpustakaan keliling merupakan ukuran apakah di suatu daerah atau pos pemberhentian perpustakaan keliling perlu didirikan cabang perpustakaan permanen. Tentunya hal ini diputuskan berdasarkan data statistik anggota, peminjam buku dan minat baca suatu daerah.

3. Sebagai Alat Transportasi (Delivery Van)

Perpustakaan keliling dapat pula berfungsi sebagai alat transportasi buku-buku dari perpustakaan pusat ke perpustakaan cabang. Di sini perpustakaan keliling tidak memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan itu kendaraan yang digunakan dirancang khusus sebagai sarana pengangkutan koleksi yang dilengkapi dengan kotak-kotak atau peti buku, dan tidak menyediakan fasilitas untuk pelayanan. 4. Untuk Mempromosikan Koleksi Perpustakaan (Exhibition Van)

Fungsi lain dari perpustakaan keliling adalah untuk mempromosikan koleksi baru yang dimiliki perpustakaan pusat. Perpustakaan keliling ini bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat pembaca tentang koleksi (baru) tersebut. Diharapkan usaha ini dapat memancing minat masyarakat untuk mendatangi perpustakaan pusat. Tujuan lain adalah

(4)

untuk memberikan kesempatan kepada petugas perpustakaan cabang atau guru-guru untuk memilih koleksi yang dibutuhkan oleh perpustakaan cabang tersebut atau oleh perpustakaan sekolah. Seperti perpustakaan keliling yang berfungsi sebagai sarana transportasi, perpustakaan keliling ini (Exhibition Van) juga tidak memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat sekitar (http://medfo.net46.net/perpustakaan%20keliling.pdf).

Pada umumnya di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, perpustakaan keliling bukan saja bertujuan mempromosikan koleksi baru kepada masyarakat, tetapi yang lebih penting dari itu adalah untuk mempromosikan pelayanan perpustakaan kepada masyarakat. Usaha ini dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat agar terbiasa menggunakan perpustakaan dalam kehidupannya.

Sedangkan menurut Supriyanto (2006: 108) tugas dan fungsi perpustakaan keliling adalah sebagai berikut:

a. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum dapat didirikan perpustakaan karena belum ada dana yang tersedia.

b. Melayani masyarakat yang oleh karena situasi atau kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang dirawat di rumah sakit, menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain-lain.

c. Mempromosikan layanan perpustakaan kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan.

d. Memberikan pelayanan yang bersifat sementara sampai perpustakaan menetap didirikan.

e. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat bagi pelayanan perpustakaan menetap atau perpustakaan umum yang direncanakan untuk dibangun.

f. Sebagai jembatan antara perpustakaan umum Daerah Tingkat II dengan cabang-cabangnya.

g. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila karena situasi tertentu tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut, misalnya penduduknya terlalu sedikit.

(5)

2. 2 Ketersediaan Koleksi

2. 2. 1 Pengertian Ketersediaan Koleksi

Untuk memenuhi kebutuhan pengguna, koleksi perpustakaan harus lengkap dan beragam, sehingga informasi yang dicari akan lebih mudah diperoleh. Ketersediaan koleksi yang beragam dapat memberikan alternatif pada pengguna untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Menurut Sutarno (2006: 85) ketersediaan koleksi adalah “adanya sejumlah koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah koleksinya dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan tersebut”.

Sedangkan Muntashir (2005: 11) menjelaskan:

Ketersediaan koleksi merupakan hal yang sangat penting dalam pemanfaatan koleksi. Suatu perpustakaan yang menyediakan koleksi dengan lengkap biasanya memiliki pengguna yang cukup sering memanfaatkan koleksi perpustakaan tersebut. Dengan koleksi yang baik perpustakaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa ketersediaan koleksi merupakan kesiapan perpustakaan dalam menyediakan koleksi untuk dimanfaatkan oleh pengguna sesuai dengan kebutuhannya.

Koleksi merupakan komponen utama di dalam perpustakaan, dikarenakan informasi yang dibutuhkan pengguna terdapat pada koleksi yang dimiliki perpustakaan. Sutarno menyatakan bahwa:

“Koleksi atau sumber informasi perpustakaan merupakan salah satu pilar atau kekuatan dan daya tarik utama bagi pengunjung. Oleh sebab itu agar pilar tersebut kuat maka koleksi perpustakaan juga harus kuat, dalam pengertia memadai dalam hal jumlah, jenis, ragam, dan mutu”(Sutarno, 2006: 10).

(6)

Berdasarkan pernyataan tersebut, koleksi menjadi modal utama bagi sebuah perpustakaan. Koleksi dapat juga menjadi daya tarik bagi pengunjung. Oleh karena itu koleksi perpustakaan harus tersedia. Secara umum, ketersediaan koleksi perlu merujuk pada prinsip-prinsip berikut:

1. Relevansi

Aktifitas pemilihan dan pengadaan disesuaikan dengan program perpustakaan, berorientasi kepada pemustaka, sehingga kepentingan pemustaka menjadi acuan dalam pemilihan dan pengadaan bahan pustaka.

2. Kelengkapan

Koleksi perpustakaan diharapkan dapat mencakup berbagai subjek ilmu pengetahuan. Semua komponen koleksi mendapatkan perhatian yang wajar sesuai dengan tingkat prioritas yang ditentukan.

3. Kemutakhiran

Kemutakhiran sumber informasi harus diupayakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kemutakhiran bahan pustaka dapat dilihat dari tahun terbit. Jika bahan pustaka diterbitkan pada tahun terakhir, maka dilihat dari kemutakhirannya, bahan pustaka itu termasuk didalamnya (Darmono, 2001: 49-50).

Menurut Sutarno (2006: 75) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan ketersediaan koleksi antara lain:

1. Kerelevanan, koleksi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.

2. Berorientasi kepada pengguna perpustakaan. 3. Kelengkapan koleksi.

4. Kemutakhian koleksi.

Menurut Sutarno (2006: 85) ketersediaan koleksi perpustakaan adalah “adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah koleksinya dan koleksi tersebut disediakan agar dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan tersebut”

(7)

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ketersediaan koleksi adalah keharusan perpustakaan dalam menyediakan koleksi bahan pustaka untuk dipergunakan oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.

2. 2. 2 Tujuan Ketersediaan Koleksi

Pengguna perpustakaan membutuhkan informasi yang bervariasi sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Perpustakaan menyediakan berbagai koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Setiap jenis perpustakaan memiliki tujuan yang berbeda dalam menyediakan koleksi.

Menurut Yulia (2010: 1.5) adapun tujuan penyediaan koleksi perpustakaan adalah:

“Untuk menunjang pelaksanaan program perpustakaan umum. Seperti halnya untuk perpustakaan keliling maka tujuan penyediaan koleksi perpustakaan adalah untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat”.

Menurut Siregar (1998: 2) tujuan ketersediaan koleksi pada perpustakaan yaitu :

1. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna. 2. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka bidang-bidang tertentu yang

berhubungan dengan latar belakang penggunanya.

3. Memiliki koleksi bahan/ dokumen yang lampau dan yang mutahir dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, kebudayaan, hasil penelitian dan lain-lain. 4. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serta

kebutuhan informasi penggunanya.

5. Memiliki bahan pustaka/ informasi yang berhubungan dengan sejarah daerah tempat perpustakaan umum berdiri.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan perpustakaan dalam menyediakan koleksi harus sesuai dengan kebutuhan informasi penggunanya yaitu seluruh lapisan masyarakat.

(8)

2. 2. 3 Jenis-Jenis Koleksi

Menurut Yulia (2010: 3-10) menyatakan bahwa ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu :

1. Karya cetak

Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:

a. Buku

Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari UNESCO tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan. b. Terbitan berseri

Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya.

2. Karya noncetak

Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah:

a. Rekaman suara

Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.

b. Gambar hidup dan rekaman video

Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.

c. Bahan Grafika

Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya slide, transparansi, dan filmstrip).

d. Bahan Kartografi

Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya.

(9)

3. Karya Dalam Bentuk Mikro

Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:

a. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.

b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.

c. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukuran sebesar mikrofis.

4. Karya Dalam Bentuk Elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka infornasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-ROM player, dan sebagainya.

Pada dasarnya koleksi yang dapat dilayankan kepada pemustaka dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, antara lain:

a. Bahan pustaka tercetak yaitu, buku, surat kabar, majalah, buletin, selebaran, pamflet, dsb. Khusus untuk buku dapat dikelompokkan ke dalam buku sirkulasi, yaitu buku yang dapat dipinjamkan kepada anggota perpustakaan untuk dibawa pulang, dan buku referensi, yaitu buku yang digunakan hanya untuk perpustakaan menetap saja sebagai acuan, misalnya: ensiklopedi, kamus, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, dan buku pedoman.

b. Bahan pustaka terekam yaitu, slide, filmstrip, kaset audio, kaset video, dan film. Untuk perpustakaan keliling yang telah berkembang bahkan sudah memiliki bahan pustaka yang terekam dalam bentuk mikro.

c. Bahan pustaka tidak tercetak maupun tidak terekam, mengingat perpustakaan keliling melayani segala lapisan masyarakat termasuk anak-anak. Maka ada perpustakaan keliling yang menyediakan koleksi berupa kumpulan mainan anak-anak, berbagai jenis batu-batuan, manik-manik, dan lain-lain (Supriyanto, 2006: 109-110).

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa koleksi perpustakaan terdiri dari bermacam-macam jenis mulai dari yang tercetak sampai terekam. Akan tetapi pada saat sekarang ini masih banyak perpustakaan yang hanya menyimpan

(10)

bahan pustaka berupa buku dan tercetak lainya. Dan koleksi yang paling sering dimanfaatkan oleh pengguna adalah bahan pustaka tercetak yaitu buku.

2. 2. 4 Kriteria Pemilihan Koleksi

Layanan perpustakaan keliling akan menarik perhatian pengunjung apabila bahan pustaka yang dilayankan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan selera pemustaka/pengunjung perpustakaan, untuk itu perlu diperhatikan kriteria pemilihan koleksinya. Adapun kriteria pemilihan koleksi bagi perpustakaan keliling adalah sebagai berikut:

a. Sesuai dengan kebutuhan pengunjung baik yang nyata maupun potensial. Kebutuhan pengunjung dapat dideteksi dari kuesioner yang dibagikan saat mereka berkunjung ke perpustakaan.

b. Tahun terbit dipilih yang paling akhir, paling tidak dua tahun terakhir sehingga diupayakan edisi terbaru.

c. Diupayakan agar penulis/pengarang buku tersebut cukup terkenal sehingga menjadi daya tarik pengunjung.

d. Isi bahan pustaka tidak mengkritik, menentang dan member tafsiran yang salah tentang Pancasila, UUD 1945, GBHN, Bangsa dan Negara Indonesia.

e. Isi bahan pustaka tidak berisi ajaran ekstrim kiri seperti komunisme, baik Marxisme, Leninisme, maupun ajaran-ajaran komunis lainnya.

f. Isi bahan pustaka tidak berisi ajaran-ajaran ekstrim kanan.

g. Isi bahan tidak mengadu domba antarsuku, ras, agama, golongan politik, sosial maupun golongan lain yang hidup di Indonesia.

h. Isi tidak melanggar norma-norma moral, norma agama, norma keindahan yang berlaku dan hidup di Indonesia.

i. Isi buku tidak mengetengahkan sadisme yang berlawanan dengan asas-asas perikemanusiaan yang berlaku di Indonesia dan dunia internasional.

j. Isi buku tidak terlarang oleh Kejaksaan Agung RI

k. Isi buku benar-benar bersifat keilmiahan dan bermanfaat bagi pengembangan kecerdasan dan budaya masyarakat.

l. Fisik buku mencerminkan desain dan tipografi yang baik, kertas dan penjilidan yang baik, serta huruf, gambar, dan ilustrasinya menarik. (Supriyanto, 2006: 110-111).

Koleksi setiap tahun diusahakan untuk ditambah agar pemakai perpustakaan tidak merasa bosan karena tidak ada judul baru.

(11)

2. 2. 5 Penataan Koleksi di Rak

Penyusunan koleksi di rak pada perpustakaan keliling harus memudahkan pemakai dalam mencari bahan pustaka yang diinginkan. Susunan koleksi yang biasa digunakan adalah menurut klasifikasi atau subjek. Karena, hal ini dapat memudahkan pengguna untuk menelusi koleksi dengan cepat dan mudah. Teknik penyusunan koleksi yang biasa digunakan berdasarkan subjek umumnya menggunakan sistem klasifikasi DDC sebagai berikut:

000 – Karya Umum 100 – Filsafat 200 – Agama

300 – Ilmu-Ilmu Sosial 400 – Bahasa

500 – Ilmu Pengetahuan Murni 600 – Teknologi / Ilmu Terapan 700 – Kesenian

800 – Kesusastraan

900 – Geografi, Sejarah, dan Biografi F – Fiksi

R – Referensi

2. 3 Petugas Perpustakaan Keliling 1. Peranan Petugas Layanan

Keberhasilan suatu perpustakaan dapat dilihat dari layanan yang diberikan. Suatu layanan dikatakan berhasil, apabila perpustakaan tersebut memiliki banyak

(12)

pengunjung dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada. Berhasil atau tidaknya suatu layanan perpustakaan sangat tergantung kepada petugas yang melaksanakan kegiatan tersebut. Oleh karena itu, petugas perpustakaan memiliki peranan yang penting dalam kegiatan layanan perpustakaan.

2. Kriteria Petugas

Secara umum, kriteria petugas perpustakaan keliling adalah sebagai berikut: a. Ramah, sabar, sehingga pengunjung mempunyai kesan menyenangkan

terhadap layanan perpustakaan keliling.

b. Cekatan dan terampil, karena waktu dan tempat layanan sangat terbatas. c. Mempunyai fisik sehat, karena harus berpindah-pindah dari satu pos ke

pos layanan berikutnya.

d. Mampu menjalin kerja sama dan mengadakan hubungan dengan masyarakat setempat, sehingga layanan yang diberikan di wilayah yang bersangkutan berjalan lancar.

e. Bertingkah laku sopan dan menghormati adat istiadat setempat.

f. Bersikap mandiri dan kreatif, sehingga dapat menyelesaikan masalah sendiri apabila mendapat kesulitan dalam menjalankan tugas.

g. Lebih diutamakan mengerti sedikit tentang seluk beluk kendaraan yang dipakai perpustakaan keliling.

h. Menjaga sarana dan prasarana sebaik-baiknya agar tidak terjadi kerusakan serta menjaga kebersihan semua fasilitas perpustakaan keliling.

i. Berpakaian seragam lengkap sesuai dengan peraturan (Supriyanto: 2006: 130-131).

3. Jumlah Petugas yang Diperlukan

Pada dasarnya jumlah petugas tidak bisa ditentukan jumlahnya, tetapi tergantung jumlah unit kendaraan perpustakaan keliling yang dimiliki oleh perpustakaan umum sebagai lembaga induknya. Namun yang perlu diketahui setiap unit kendaraan perpustakaan keliling harus mempunyai petugas tetap yang terdiri dari:

(13)

a. Seorang penanggung jawab unit merangkap petugas layanan.

b. Seorang pengemudi merangkap sebagai petugas layanan (Supriyanto, 2006: 132).

2. 4 Pengguna Perpustakaan Keliling

Salah satu faktor yang membuat perpustakaan dan layanannya menjadi hidup adalah pengguna (Whittaker, 2004: 21). Whittaker menjelaskan bahwa pengguna dibedakan menjadi external users dan internal users. External users adalah pengguna yang bukan anggota organisasi atau masyarakat yang dilayani perpustakaan. Jika perlu mereka hanya sesekali menggunakan jasa perpustakaan dan membayar atas semua jasa yang mereka inginkan. Sedangkan internal users adalah pengguna yang secara aktif menggunakan jasa perpustakaan.

Dalam hubungannya dengan penggunaan perpustakaan, khususnya perpustakaan keliling, peranan pengguna sangat penting terutama dalam menentukan jenis koleksinya. Keterlibatan pengguna akan menentukan perkembangan dan masa depan perpustakaan tersebut (Golberg, 2003: 32). Pengguna menentukan jenis koleksi atau dengan kata lain koleksi yang disediakan harus memenuhi kebutuhan masyarakat setempat yang dilayani.

Pengguna perpustakaan keliling mencakup seluruh lapisan masyarakat yang terdiri dari bermacam usia, pendidikan, dan profesi. “Walaupun demikian, pada setiap kunjungan perpustakaan keliling dapat mengkhususkan pada pemakai tertentu (misalnya panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, lokalisasi, dan lain-lain), tergantung pada jadwal pos dan sistem pelayanan yang diberikan.” (Perpustakaan Nasional RI, 2002: 22). Jadi, perpustakaan keliling akan menyediakan koleksi khusus

(14)

berdasarkan pada kebutuhan pengguna yang tergantung pada pos pelayanan yang akan dituju, sehingga masing-masing koleksi yang disediakan oleh perpustakaan keliling akan berbeda antara pos pelayanan yang satu dengan pos pelayanan yang lain tergantung pada pengguna yang akan dilayaninya.

Sulistyo-Basuki (1993: 399-400) membagi jenis pengguna berdasarkan sosio-profesional (pekerjaan) menjadi tiga bagian utama, yaitu:

a. Pemakai yang belum terlibat dalam kehidupan aktif pencarian informasi, seperti mahasiswa.

b. Pemakai yang mempunyai pekerjaan tetap dan bidang-bidang spesialis tertentu, seperti pegawai negeri (yang masih dapat dikelompokkan lagi seperti teknisi, asisten, administrator, dan lain-lain), professional (dosen, dokter, pengacara), dan industriawan.

c. Pemakai umum, yang memerlukan informasi umum untuk keperluan khusus.

Pengguna perpustakaan dapat disebut anggota perpustakaan apabila mereka tercatat atau terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Keanggotaan perpustakaan keliling terbuka bagi semua orang yang ingin mendaftarkan diri menjadi anggota dengan melengkapi persyaratan tertentu. Syarat-syarat untuk menjadi anggota perputakaan keliling menurut Perpustakaan Nasional RI (2002: 22) diantaranya ialah:

a. Warga setempat, yang dibuktikan dengan KTP dan bagi pelajar dengan Kartu Tanda Pelajar.

b. Mengisi formulir untuk menjadi anggota yang disediakan oleh perpustakaan. Formulir harus disahkan oleh pamong setempat dan bagi pelajar disahkan oleh kepala sekolah.

c. Menyerahkan pas foto terbaru 2 buah, ukura 4 x 6 cm.

(15)

2. 5 Pemanfaatan Perpustakaan

Pemanfaatan merupakan salah satu bentuk usaha penggunaan fasilitas sarana dan prasarana yang ada. Menurut Sutarno (2006: 215) “pemberdayaan atau pendayagunaan perpustakaan adalah suatu upaya memanfaatkan perpustakaan dan segala fasilitas yang tersedia, baik oleh penyelenggara maupun oleh penggunanya secara maksimal”. Berarti dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan perpustakaan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pengguna dengan menggunakan berbagai layanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan. Perpustakaan dikatakan berhasil jika pemustaka dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik dan dari pemanfaatan perpustakaan itu, pengguna dapat memenuhi kebutuhan informasinya.

Bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu pengguna perpustakaan agar dapat memanfaatkan semua bentuk sarana layanan perpustakaan dengan mudah. (Darmono, 2001 : 199).

Bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu cara untuk membantu memperkenalkan perpustakaan dan membantu pengguna agar pengguna dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik, dan secara tidak langsung pun pengguna dapat mengetahui manfaat perpustakaan.

Menurut Hardiana (2010: 91) ada beberapa indikator yang dapat dikaji untuk melihat dan menilai manfaat dan keberadaan perpustakaan yaitu tujuan pemanfaatan koleksi, frekuensi pemanfaatan koleksi, dan tingkat kunjungan ke perpustakaan. 1. Tujuan Pemanfaatan Koleksi

Menurut Rubiyanti (2007: 20-21) tujuan pemanfaatan koleksi oleh pengguna terdiri dari:

(16)

a. Sirkulasi dan transaksi informasi, yaitu siklus berputarnya informasi dimulai dari: dibaca dan dipelajari, diteliti, dikaji dan dianalisis, dimanfaatkan dan dikembangkan di dalam kegiatan-kegiatan pendidikan, penelitian, laboratorium, dan ditransformasikan kepada orang lain.

b. Dipinjam dari perpustakaan dan dibawa pulang, bagi anggota perpustakaan dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

c. Disalin (fotokopi) dalam batas-batas tertentu, untuk kepentingan ilmiah, bukan komersial.

d. Dibaca di tempat untuk koleksi yang tidak dapat dipinjam keluar perpustakaan (referensi).

e. Diakses langsung oleh pengguna dan dipergunakan melalui elektronik.

Sebagai pusat informasi, perpustakaan dituntut untuk selalu memberikan pelayanan kepada pengguna. Untuk itu perpustakaan terus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi dan bahan-bahan yang relevan bagi penggunanya sehingga pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan koleksi. Sebagai pusat pemanfaatan informasi perpustakaan harus mampu menyebarluaskan informasi kepada pengguna sehingga tujuan pemanfaatan koleksi perpustakaan dapat tercapai. 2. Frekuensi Pemanfaatan Koleksi

Setiap pengguna perpustakaan keliling memiliki frekuensi pemanfaatan koleksi yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi, waktu dan kesempatan yang dimiliki. Oleh sebab itu, frekuensi pemanfaatan merupakan indicktor untuk mengetahui sejauh mana pengguna memanfaatkan koleksi di perpustakaan keliling.

Tersedianya koleksi di perpustakaan keliling juga mempengaruhi tingkat pemanfaatan. Perpustakaan keliling yang mempunyai koleksi yang tersedia dengan baik dan lengkap akan cenderung sering dimanfaatkan oleh pengguna (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/13711). Frekuensi adalah ukuran

(17)

jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan waktu yang diberikan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Frekuensi).

Jika dilihat dari bidang ilmu perpustakaan, frekuensi pemanfaatan koleksi yaitu kekerapan penggunaan koleksi oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

3. Tingkat Kunjungan Ke Perpustakaan

Setiap perpustakaan mempunyai pengunjung, anggota dan pemakai perpustakaan. Oleh karena itu, kehadiran masyarakat dan pengguna menjadi salah satu kunci keberhasilan perpustakaan. Sutarno (2006: 123) menyatakan bahwa sebab masyarakat baru mau ke perpustakaan jika mereka tahu arti dan manfaat perpustakaan, membutuhkan sesuatu di perpustakaan, tertarik dengan perpustakaan, merasa senang dengan perpustakaan dan dilayani dengan baik oleh pihak perpustakaan.

Kunjungan dapat diartikan berkunjung, datang atau pergi, atau dapat juga diartikan menjenguk. Jadi tingkat kunjungan adalah tingkat berkunjung atau juga dapat disebut dengan frekuensi berkunjung. Setiap pengguna perpustakaan pasti memiliki frekuensi kunjungan yang berbeda-beda dalam memanfaatkan koleksi dan layanan perpustakaan.

Di dalam perpustakaan kunjungan adalah faktor penentu keberhasilan perpustakaan. Seperti halnya yang diketahui bahwa perpustakaan yang berhasil adalah perpustakaan yang dikunjungi oleh penggunanya. Jadi agar dapat dimanfaatkan dan dikunjungi dengan baik perpustakaan haruslah menyediakan

(18)

fasilitas dan layanan yang baik kepada pengguna, misalnya dengan koleksi yang memadai dan mutakhir atau tidak ketinggalan zaman.

2. 5. 1 Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Informasi

Kawasan pemanfaatan dalam teknologi pendidikan membidangi tentang bagaimana secara teori dan praktek proses dan sumber informasi dimanfaatkan untuk kepentingan informasi. Informasi merupakan suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau tidak sadar telah dilakukan manusia. Aktualisasi potensi ini sangat berguna bagi manusia untuk dapat menyesuaikan diri demi pemenuhan kebutuhannya. Kebutuhan informasi dapat juga berlangsung di perpustakaan.

Menurut Azwar (2003: 100-101) pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber informasi secara efektif memerlukan keterampilan berikut:

1. Keterampilan mengumpulkan informasi meliputi: mengenal sumber informasi dan pengetahuan, menentukan lokasi sumber informasi, cara menggunakan katalog dan indeks, menggunakan bahan pustaka baru dan referensi lainnya.

2. Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi, seperti memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah serta mendokumentasikan informasi beserta sumbernya.

3. Keterampilan menganalisis, meliputi memahami bahan yang dibaca, dan membedakan antara fakta dan opini.

4. Keterampilan menggunakan informasi, seperti memanfaatkan intisari informasi, menggunakan informasi dalam diskusi dan menyajikan informasi dalam bentuk tulisan.

Perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi merupakan sarana yang didalamnya memuat bahan kandungan informasi dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola informasi yang terkandung didalamnya, sehingga pemenuhan kebutuhan informasi dapat mencapai hasil yang optimal.

(19)

Menurut Darmono (2001: 2) perpustakaan merupakan pusat sumber informasi yang menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan koleksi baik buku dan non buku kepada masyarakat umum, dan mengatur koleksi secara sistematis untuk digunakan oleh pengguna sebagai sumber informasi. Jika dikaitkan dengan pengertian sumber informasi, maka perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai macam sumber informasi lainnya yang tersedia di lingkungan masyarakat. Dengan demikian perpustakaan merupakan salah satu sarana di lingkungan masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

2. 5. 2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Perpustakaan

Dalam sebuah penelitian yang dijelaskan oleh Neneng Komariah yaitu : “indikator suatu perbuatan adalah seberapa sering seseorang melakukan perbuatan tersebut dan apa alasan atau tujuan yang bersangkutan melakukan perbuatan tersebut. Jadi faktor frekuensi seseorang memanfaatkan perpustakaan dan tujuan dia memanfaatkan perpustakaan merupakan indikator dalam pemanfaatan perpustakaan” (Komariah, 2009: 10). Sedangkan sebuah penelitian mengenai pemanfaatan perpustakaan yang dijelaskan oleh Ninis Agustini dijelaskan bahwa “ada beberapa indikator dalam pemanfaatan perpustakaan diantaranya frekuensi dan intensitas” (Agustini, 2003). Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui tingkat pemanfaatan perpustakaan keliling tidak terlepas dari peran perpustakaan itu sendiri. Jadi kualitas penggunaan perpustakaan dapat dilihat dari frekuensi pemanfaatan, intensitas pemanfaatan perpustakaan, dan motif atau tujuan pengguna memanfaatkan perpustakaan.

(20)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan perpustakaan menurut Prayantini (2012: 6) antara lain adalah:

1. Ruangan perpustakaan 2. Suasana perpustakaan 3. Pelayanan perpustakaan 4. Tujuan ke perpustakaan

5. Rata-rata jumlah peminjaman buku 6. Frekuensi kunjungan ke perpustakaan 7. Durasi kunjungan ke perpustakaan 8. Pemanfaatan koleksi

Adapun beberapa faktor lain yang mempengaruhi terhadap pemanfaatan perpustakaan adalah:

1. Minat Baca

Faktor minat pengguna sangat menentukan terhadap pemanfaatan perpustakaan, karena adanya kesadaran pribadi pengguna sebagai pendorong jiwanya untuk memanfaatkan perpustakaan, Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang. Dengan adanya minat pengguna terutama dalam hal membaca buku-buku yang tersedia di perpustakaan maka dengan sendirinya perpustakaan tersebut turut membantu terhadap pemanfaatan sumber informasi. Karena bagaimanapun kelengkapan, baik sarana dan fasilitas yang ada pada suatu perpustakaan tidak akan bermanfaat sebagaimana yang diinginkan kalau tidak ada minat pengguna untuk memanfaatkannya.

2. Tenaga Pengelola

Faktor ini sangat memegang peranan yang sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah perpustakaan. Oleh karena itu untuk membuat perpustakaan bermanfaat sesuai dengan tugas, fungsi dan tujuannya. Maka para pengelola, penyelenggara bisa menyadari akan kepentingan dan kedudukan perpustakaan bagi masyarakat luas. Menurut Larasati (1991;76), Seorang pengelola perpustakaan tidak cukup hanya dibekali keahlian teknis dan pengetahuan yang memadai tentang ilmu keperpustakaan, melainkan harus memiliki kemampuan mental tertentu. Seorang petugas perpustakaan harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pengelolaan perpustakaan agar misi yang ditanggung oleh perpustakaan dapat dicapai. Seorang pustakawan yang sejati tidak akan senang melihat ruang perpustakaan sunyi, sepi dan buku-buku perpustakaan rapi dan teratur dan bersih yang berarti tidak pernah dimanfaatkan. Untuk menjadi pustakawan perlu memenuhi persyaratan tertentu, antara lain menguasai kurikulum dengan kegiatan perpustakaan. Pustakawan hendaknya mampu menyebarluaskan misi dan pencapaian tugas perpustakaan serta membina dan meningkatkan minat baca.

(21)

3. Koleksi Perpustakaan

Menurut Larasati (1991;55), bahwa fungsi perpustakaan adalah berusaha memberikan pelayanan kepada masyarakat luas. Bahan-bahan yang diperlukan untuk koleksi perpustakaan selain buku-buku adalah majalah, surat kabar, kliping, bahan-bahan stensilan, pamplet-pamplet dan alat peraga.

4. Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Menurut Donald dalam Sardiman (1998;73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Ada dua jenis motivasi, yaitu:

a. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu.

b. Motivasi Intrinsik.

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemampuan sendiri.

5. Gedung dan Fasilitas Perpustakaan

Mengenai keadaan gedung perpustakaan ini yang harus diperhatikan adalah letak, jumlah ruangan dan tata ruangannya perlu diperhatikan untuk mendirikan perpustakaan. Selain gedung, fasilitas perpustakaan merupakan hal yang penting, yang dimaksudkan adalah segala perkakas yang digunakan dalam penyelenggaraan perpustakaan selain buku-buku dan bahan pustaka. Perlengkapan atau fasilitas ini meliputi rak buku, rak surat kabar, rak majalah, kabinet gambar, meja sirkulasi, lemari atau kabinet katalog, papan display, papan pengumuman, meja baca dan perlengkapan lainnya yang digunakan secara tidak langsung. Selain kelengkapan fasilitas perpustakaan tersebut, yang perlu diperhatikan adalah penataan ruangan perpustakaan sehingga memberikan kelancaran bagi pengelola dalam menyelenggarakan perpustakaan, juga pemakai perpustakaan pada umumnya (http://hikaroe.blogspot.com/2010/02/analisis-faktor-faktor-yang.html). Menurut Handoko (2005: 28), bahwa dari segi pengguna pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi:

1. Kebutuhan, yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi.

(22)

2. Motif, merupakan suatu yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

3. Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Faktor eksternal meliputi:

1. Kelengkapan koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna.

2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna, dapat dilihat melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan.

3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.

Dari uraian tersebut terdapat 2 (dua) faktor yang mempengaruhi pengguna memanfaatkan bahan pustaka yaitu faktor internal yang meliputi kebutuhan, motif dan minat, faktor eksternal yang meliputi kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dan keterbatasan dalam pencarian kembali.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi suami istri. Variabel yang diteliti pada penelitian interaksi suami istri yakni pola

menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank

Pada pembelajaran ini, sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada Pembelajaran Berbasis Masalah, hal-hal yang perlu dilakukan guru adalah:.. Tahap 1: Guru menjelaskan

Perlu diketahui bahwa yang ingin dicapai dan/atau ditegakkan di dalam prinsip Miranda Rule yang terdapat di dalam pasal 56 ayat (1) tentang KUHAP adalah agar

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh peningkatan dosis N dan P pada mutu benih kedelai yang diproduksi pada tanah Ultisol (2) mengetahui dosis N dan

Melalui formulir ini, Saya yang tercantum dan bertanda-tangan di bawah ini, menyatakan diri bahwa saya telah diangkat menjadi PENGAWAS Madrasah/Sekolah dengan data sebagai

Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan menelaah kajian mengenai gambaran tingkat Pengaruh Kinerja Mengajar Guru Terhadap