BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui
perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah,
murah, dan cepat, terutama hal-hal yang berkaitan dengan aktifitas masyarakat,
karena perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari
berbagai jenis disiplin ilmu. Perpustakaan umum mempunyai pengertian yang
berbeda-beda. Berikut ini, penulis mengutip beberapa pendapat ahli tentang
pengertian perpustakaan umum, yaitu:
Menurut Hermawan dan Zen (2006: 30), ”Perpustakaan umum adalah
Perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar
belakang, status sosial, Agama, suku, pendidikan, dan sebagainya”.
Sedangkan menurut Sutarno (2006: 38), ”Perpustakaan umum adalah
Perpustakaan yang di danai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti
pajak dan retribusi, yang kemudian di kembalikan kepada masyarakat dalam
bentuk layanan”.
Menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009: 77) yang dimaksud
dengan perpustakaan umum yaitu:
“A library or library system that provides unrestricted access to library resources and services free of charge to all theresident of a given community, district, or geograpich region, supported wholly or in part by public funds”. Dalam pengertian sederhana definisi di atas menyatakan
bahwa Perpustakaan Umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dipahami bahwa perpustakaan
umum adalah perpustakaan yang menghimpun berbagai jenis sumber informasi
dan merupakan sumber ilmu pengetahuan yang memiliki peran penting sebagai
penyebar informasi bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang adanya
perbedaan seperti latar belakang, status sosial, pendidikan, Agama, usia, dan
Selain itu perpustakaan umum juga merupakan bentuk “demokrasi
informasi” yang secara bebas dan adil memberikan kesempatan dan layanan akses
bagi semua masyarakat.
2.2 Pengertian Perpustakaan Keliling
Perpustakaan Keliling adalah bagian dari Perpustakaan Umum.
Perpustakaan keliling disediakan untuk memberikan layanan ekstensi, yaitu
masyarakat yang lokasinya jauh dari perpustakaan. Perpustakaan keliling
memberikan layanan bergerak mendatangi penggunanya di beberapa tempat
pemukiman penduduk, dan tempat terkonsentrasinya jumlah penduduk seperti
sekolah, kantor dan kelurahan. Pada dasarnya layanan merupakan tujuan akhir
yang ingin dicapai oleh setiap perpustakaan keliling. Sebagai usaha di bidang jasa,
perpustakaan keliling perlu memberikan layanan kepada pengunjung dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat memenuhi segala permintaan pengunjung akan
kebutuhan bahan pustaka.
Perpustakaan keliling biasanya menggunakan mobil yang dirancang
khusus untuk keperluan perpustakaan kemudian koleksi perpustakaan diangkut
oleh mobil yang titik lokasinya berpindah-pindah sesuai dengan jadwal titik lokasi
yang akan disajikan kepada masyarakat. Metode yang dilakukan ini sederhana dan
efisien dalam menyebarkan informasi pada masyarakat yang berada di pelosok
tanah air.
Menurut Sutarno (2006: 41) Perpustakaan Keliling merupakan jenis layanan yang dikembangkan pada perpustakaan umum yang disebut unit layanan perpustakaan keliling. Maksudnya agar Perpustakaan Keliling dapat memberikan layanan berkeliling (mobile) mendatangi tempat pemukiman penduduk, tempat kegiatan masyarakat seperti sekolah, kantor kelurahan atau tempat-tempat tertentu yang dianggap strategis.
Menurut M.Ali (2006: 108) Perpustakaan Keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan Umum Kotamadya yang menetap.
Selain pendapat diatas dalam buku Perpustakaan dan Masyarakat
Perpustakaan Keliling adalah perluasan layanan (ekstensi) dari perpustakaan umum kabupaten/kota. Perpustakaan tersebut memberikan layanan dengan cara mengunjungi tempat tinggal atau tempat kegiatan masyarakat, dengan jadwal tertentu dan bekerja sama dengan masyarakat dan swasta (Perpustakaan dan Masyarakat).
Sedangkan dalam buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling
(1992: 4) menyatakan bahwa perpustakaan keliling adalah, “Perpustakaan yang
bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan lain-lain untuk
melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat yang lain yang belum
terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap (Perpustakaan Umum)”.
Berdasarkan pendapat pakar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan keliling adalah perpustakaan bergerak (mobile library) yang
melayani masyarakat umum tanpa memandang usia, ras, jenis kelamin dan
Agama, dengan cara mendatangi penggunanya ke tempat-tempat tertentu yang
dianggap strategis dengan membawa bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan
pemakai yang dikunjungi. Perpustakaan keliling dianggap sebagai perpustakaan
umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
perpustakaan umum.Perpustakaan keliling merupakan usaha peningkatan
perluasan pelayanan, dengan adanya perpustakaan keliling maka diharapakan
tidak ada lagi masyarakat yang tidak mengetahui informasi yang bisa mereka baca
di perpustakaan.
2.2.1. Tujuan Perpustakaan Keliling
Adapun masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan keliling ini adalah masyarakat yang lokasinya jauh dari perpustakaan umum. Perpustakaan keliling dapat melayani masyarakat pedesaan dimana belum ada pelayanan perpustakaan desa, juga dapat melayani masyarakat umum di sekolah maupun instansi yang tidak ada pelayanan perpustakaan menetap sebagaimana halnya dengan perpustakaan lainnya. Tujuan utamanya ialah mendekatkan informasi pada masyarakat tanpa terkecuali. Berikut ini adalah tujuan perpustakaan keliling menurut Agung Kriswanto (2010: 4), yaitu:
membutuhkan makanan intelektual dan semua anggota keluarga harus memikirkan untuk memenuhi kebutuhan ini.
2. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran rakyat serta melatih mereka, terutama kaum muda, baik secara intelektual, spiritual, maupun emosional menurut usia dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.
3. Mengatasi kelemahan-kelemahan spiritual dan intelektual yang diakibatkan oleh tidak adanya kemampuan financial dalam membeli bahan bacaan terutama buku yang dibutuhkan. Mencegah kemiskinan ekonomi agar tidak mengakibatkan kemiskinan intelektual.
4. Mengatasi penyakit minat baca yang telah parah diderita oleh masyarakat menuju berkembangnya masyarakat membaca (reading society).
5. Mempercepat berkembangnya literasi informasi di masyarakat, serta mengeliminasi terjadinya kesenjangan intelektual yang diakibatkan oleh kesenjangan informasi.
Sedangkan dalam buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling
(1992: 4) menyatakan bahwa tujuan perpustakaan keliling adalah:
a. Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil dan belum/tidak mungkin didirikan perpustakaan menetap. b. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan
informal kepada masyarakat.
c. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat.
d. Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada masyarakat, sehingga tumbuh budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan kepada masyarakat.
e. Meningkatkan minat baca dengan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.
f. Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat.
Dari pendapat diatas dapat di pahami bahwa perpustakaan keliling
bertujuan memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat dari
kota sampai ke desa dan memperluas pelayanan sampai ke masyarakat terpencil
yang tidak terjangkau oleh perpustakaan umum. Sebagai salah satu sarana
pendidikan non-formal, perpustakaan keliling dimaksudkan untuk mempercepat
2.2.2 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling
Perpustakaan Keliling merupakan perpustakaan yang bergerak membawa
bahan pustaka baik berupa buku maupun non-buku, untuk melayani masyarakat
dari suatu tempat ke tempat yang lainnya yang belum terjangkau oleh layanan
perpustakaan secara merata ke semua daerah, maka perpustakaan umum harus
tetap melakukan pelayanan ekstensinya kepada masyarakat.
Fungsi perpustakaan keliling adalah sebagai pusat informasi, pendidikan,
rekreasi dan penelitian sama seperti halnya dengan fungsi perpustakaan umum.
Untuk itu tugas dan fungsi perpustakaan keliling tidak dapat diabaikan begitu saja,
sebab masih ada sebagian masyarakat yang tidak dapat melanjutkan pelajaran
formal di bangku sekolah karena keterbatasan dana misalnya. Mereka dapat
belajar melalui perpustakaan keliling karena perpustakaan keliling dapat
menjangkau masyarakat yang lokasinya jauh, agar pengetahuan masyarakat yang
tidak terpelajar bisa setaraf dengan mereka yang terpelajar. Bahkan mungkin
melebihi mereka karena kebiasaan belajar mandiri membuka kesempatan untuk
belajar seumur hidup.
Menurut M.Ali (2006: 108) tugas dan fungsi perpustakaan keliling adalah:
1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan. 2. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat
datang atau tercapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang di rawat dirumah sakit, menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya.
3. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan.
4. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap.
5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun.
6. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut.
Sedangkan menurut Supriyanto, dkk (2006: 108) perpustakaan keliling
mempunyai tugas sebagai perluasan layanan perpustakaan umum yang
mempunyai fungsi:
1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan. 2. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat
datang atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang di rawat di rumah sakit, menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya.
3. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan menetap.
4. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat kepada masyarakat yang belum mengenal perpustakaan.
5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membagun perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun. 6. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu
memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut.
Perpustakaan Nasional RI dalam buku Panduan Penyelenggaraan
Perpustakaan Keliling, (1992: 4) menyatakan bahwa tugas dan fungsi
perpustakaan keliling adalah:
1. Memperluas pelayanan-pelayanan sampai kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan menetap. 2. Menyediakan bahan pustaka dan informasi yang dapat dibaca dan dipakai
masyarakat untuk kepentingan kependidikan, penerangan, penelitian, rekreasi, dan lain-lain. Hal tersebut diatas membuat perpustakaan keliling mempuanyai tujuan dan fungsi menyediakan sarana pendidikan formal bagi masyarakat dan sarana pemerataan penerangan atau informasi kepada setiap orang.
3. Mengusahakan agar mengenal buku sebanyak mungkin warga masyarakat membaca dan memperoleh informasi (pengetahuan), sehingga dengan membaca dan mendapat informasi itu masyarakat yang cerdas, mantap dan penuh daya kreasi.
4. Mengadakan kerjasama lembaga masyarakat sosial, pendidikan dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat.
5. Untuk sarana promosi koleksi baru. Disini perpustakaan keliling berfungsi untuk mempromosikan koleksi yang baru dari perpustakaan pusat.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diartikan bahwa fungsi dan tugas
perpustakaan keliling yaitu mempromosikan layanan perpustakaan kepada
masyarakat luas, memberikan dan menggantikan fungsi perpustakaan umum di
kelurahan, desa, dan sekolah yang lokasinya jauh dari perpustakaan umum,
sehingga masyarakat dapat membaca dan memperoleh informasi yang di
butuhkan secara merata.
2.3. Struktur Organisasi
Struktur Organsisasi merupakan gambaran umum tentang tata hubungan
tugas atau kerja sama dari orang-orang yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuan masing-masing instansi. Dengan adanya struktur organisasi,
maka setiap tugas dan tanggung jawab dapat dikerjakan dan diselesaikan oleh
masing- masing individu yang ada dalam organisasi tersebut, sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai. Suatu instansi atau perusahaan yang ingin
sukses haruslah mempunyai suatu organisasi yang bagus atau terorganisir guna
memperlancar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Karena deengan adanya
struktur organisasi perpustakaan maka staf akan lebih mengerti akan tugas dan
tanggungjawabnya masing-masing.
2.3.1. Susunan Organisasi Perpustakaan Keliling
Susunan Organisasi perpustakaan keliling di buat agar tugas layanan dapat
dijalankan secara efektif dan efisien. Adanya susunan organisasi ini
memungkinkan pengelola perpustakaan dapat menjalankan tugasnya sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan. Dengan demikian status
perpustakaan keliling menjadi jelas dan eksistensinya semakin dapat diandalkan
di masyarakat.
Sesuai dengan tujuannya sebagai yang merupakan perluasan pelayanan
kepada masyarakat yang berada di luar jangkauan perpustakaan menetap.
Perpustakaan keliling dikelola oleh unit perpustakaan keliling yang berada
dibawah Seksi Layanan Pustaka dan Informasi Perpustakaan Daerah atau
Perpustakaan Umum Dati II. Berikut Ini dapat dilihat struktur organisasi
Struktur Organisasi Pertpustakaan Keliling Darat atau Sungai Perpustakaan Daerah
Mobil Unit
Perpustakaan Keliling
I II I II IV V VI
Sumber : Buku Panduan Penyelengaraan Perpustakaan Keliling, (1992: 7)
2.4. Pelayanan Perpustakaan Keliling
Pelayanan perpustakaan dapat diartikan sebagai kegiatan pemberian
bantuan kepada pengguna perpustakaan untuk dapat memperoleh informasi yang
sesuai dengan kebutuhannya. Termasuk didalamnya pemberian bantuan terhadap
penggunaan seluruh sarana dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan.
Penanggungjawab Unit
Subag TU
Seksi Layanan Pustaka dan
Informasi Seksi
Bibliografi dan Deposit Seksi
Akuisisi dan Pengolahan Bahan Pustaka
Unit Perpustakaan
Keliling Unit
Layanan pengguna merupakan barometer dari keberhasilan dari
perpustakaan. Layanan yang baik adalah layanan yang memberikan rasa nyaman
kepada pemakai. Sutarno (2006: 90) menyatakan bahwa bentuk riil layanan
perpustakaan antara lain:
1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yang di minati masyarakat pemakai.
2. Berorientasi kepada pemakai.
3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran. 4. Berjalan mudah dan sederhana.
5. Murah dan ekonomis.
6. Menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati. 7. Bervariatif.
8. Mengundang rasa ingin kembali. 9. Ramah tamah.
10. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat menggurui.
11. Mengembangkan hal- hal yang baru/ inovatif.
12. Mampu berkompetisi dengan layanan dibidang lainnya.
13. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai yag bersifat mandiri.
Sedangkan menurut Priyanto (2009: 2) ada lima hal yang harus
dipertimbangkan dalam mengembangkan pelayanan yang memberi kepuasan
kepada pengguna, antara lain:
1. Reliability, yaitu memberikan layanan kepada pengguna seperti yang diinformasikan kepada penggunanya. Sebagai contoh, kalau pada leaflet tertulis jam buka adalah pukul 08.00 wib maka perpustakaan tersebut tidak boleh terlambat dalam membuka layanan dari jam yang telah dijanjikan tersebut. Demikian pula halnya, apabila perpustakaan akan tutup, maka perpustakaan tidak boleh menutup layanan sebelum jam yang dijanjikan.
2. Responsiveness, yaitu memberikan layanan dengan cepat dan berusaha menyelesaikan layanan secepat mungkin. Perpustakaan harus berusaha agar pengguna tidak terlalu lama menunggu layanan yang dibutuhkan. Ketepatan dan kecepatan layanan sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kualitas layanan.
4. Empathy merupakan bentuk pemberian layanan secara individual bagi para penggunanya. Pustakawan harus bisa diajak berkomunikasi oleh penggunanya . Pustakawan juga harus bisa menjadi pendengar yang baik dan dapat memahami kebutuhan pengguna.
5. Tangibles yaitu member pelayanan dari fisik. Misalnya tempat yang bersih serta nyaman bagi penggunanya.
Pada dasarnya layanan pengguna adalah layanan jasa yang di berikan
pihak perpustakaan bagi penggunanya, oleh karena itu pihak perpustakaan harus
berusaha untuk menciptakan kepercayaan, kecepatan, ketepatan, serta kepuasan.
Agar pengguna merasa nyaman menggunakan jasa perpustakaan. Untuk itu
perpustakaan keliling harus tetap mengoptimalkan pelayanannya di tengah
masyarakat agar masyarakat bisa belajar tanpa mengenal adanya kesenjangan
sosial, karena sistem layanan perpustakaan keliling bersifat terbuka bagi semua
kalangan.
2.4.1. Sistem Pelayanan
Layanan perpustakaan keliling pada dasarnya bersifat terbuka dan
demokratis, karena perpustakaan keliling melayani semua lapisan masyarakat
tanpa membedakaan status sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, kepercayaan
maupun status- status lainnya. Semua warga masyarakat, tanpa mengenal batas
usia, bebas memanfaatkan layanan jasa tanpa perpustakaan keliling. Ada dua
macam sistem pelayanan yang biasa dilakukan oleh perpustakaan yaitu sistem
pelayanan terbuka dan sistem pelayanan tertutup. Berikut ini sistem pelayanan
perpustakaan keliling menurut M.Ali, (2006: 123) yaitu:
1. Layanan Terbuka (Open Access)
Dalam sistem ini para pengunjung dapat secara babas memililih dan mencari sendiri bahan pustaka yang ada di mobil. Pengunjung langsung manuju ke rak-rak buku dan majalah dan koran yang tersedia di perpustakaan keliling. Apabila pengunjung mendapat kesulitan dalam menemukan bahan pustaka yang dicari, mereka dapat meminta bantuan petugas perpustakaan.
2. Layanan Tetutup (Closed Access)
mengambil sendiri bahan dari tempatnya.Pengunjung tidak diperbolehkan masuk kedalam mobil perpustakaan keliling untuk mengambil bahan pustaka, pengambilan bahan pustaka hanya boleh dilakukan oleh petugas perpustakaan keliling. Oleh karena itu pengunjung harus mengetahui terlebih dahulu secara jelas nama pengarang, judul buku yang dibutuhkan, sebelum mengajukan permintaan kepada petugas layanan perpustakaan. Agar judul maupun pengarang yang dimaksud tepat, pengunjung dapat menggunakaan katalog pengarang, judul, maupun subyek. Apabila nama pengarang atau pengarang atau judul buku yang dimaksud sudah ditemukan, pengunjung dapat menuliskan permintaannya pada formulir yang disediakan oleh perpustakaan keliling.
Kedua sistem pelayanan tersebut memiliki keuntungan dan kelemahan.
Menurut Sariahmas (2007: 17) kelemahan dan keuntungan dari sistem layanan
terbuka dan layanan tertutup tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sistem pelayanan terbuka
- Keuntungan sistem pelayanan terbuka
a. Kartu-kartu katalog tidak cepat rusak, kerena sedikit yang menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju ke rak untuk memilih sendiri.
b. Menghemat tenaga. Dalam sistem ini petugas tidak perlu mengambilkan buku yang diinginkan pengguna. Pustakawan hanya mencatat dan kemudian mengambilkan buku-buku yang sudah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu.
c. Judul-judul buku lebih banyak diketahui dan dibaca pengguna. d. Petugas akan segera judul buku yang sedang dipinjam serta nama
ataupun alamat dari peminjam.
e. Apabila pengguna tidak menemukan buku yang dibutuhkan, maka pengguna dapat mencari buku yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.
f. Kecil kemungkinan ada kesalahpahaman antara petugas dan pengguna.
- Kelemahan sistem pelayanan terbuka a. Frekuensi kerusakan lebih besar.
b. Memerlukan ruangan yang lebih besar, serta letak rak dari yang satu dengan yang lainnya memerlukan jarak yang lebih longgar. c. Susunan buku menjadi tidak teratur.
d. Pemula yang baru datang ke perpustakaan sering kebingungan dalam mencari kebutuhannya.
2. Sistem pelayanan tertutup
- Keuntungan sistem pelayanan tertutup
a. Daya tampung lebih banyak, karena jarak rak yang satu dengan yang lain lebih dekat.
c. Kerusakan dan kehilangan bahan pustaka akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem pelayanan terbuka.
d. Tidak memerlukan ruang baca di ruang koleksi. - Kelemahan sistem pelayanan tertutup
a. Banyak tenaga yang terserap.
b. Terdapat beberapa bahan pustaka yang tidak pernah dipinjam. c. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya salah
pengertian antara pengguna dengan petugas.
d. Antrian peminjaman serta pengembalian lebih panjang.
Sedangkan (Pujihastuti, 2012) mengemukakan sistem layanan perpustakaan
ada tiga jenis yaitu, sistem layanan terbuka, sistem layanan tertutup dan sistem
layanan campuran, seperti berikut:
1. Sistem Layanan Terbuka
Dalam sistem layanan terbuka, perpustakaan memberi kebebasan kepada pengunjungnya untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya dari rak.
- Kelebihan
a. Pengguna bebas memilih koleksi ke-rak.
b. Kebebasan ini menimbulkan rangsangan untuk membaca karena biasanya pengguna akan menemukan bahan pustaka yang menarik yang
c. sebelumnya tidak dicari.
d. Pengguna dapat mengganti koleksi yang isinya mirip, jika bahan pustaka yang dicarinya tidak ada.
e. Pemakai dapat membandingkan isi koleksi dengan judul yang dicarinya
f. Pengguna tidak harus menggunakan katalog. g. Koleksi lebih didayagunakan.
h. Menghemat tenaga petugas perpustakaan. - Kekurangan
a. Pengguna cenderung mengembalikan koleksi seenaknya sehingga susunan buku di rak menjadi kacau.
b. Kemunginan kehilangan koleksi sangat besar.
c. Tidak semua pemakai paham dalam mencari koleksi di rak. d. Koleksi lebih cepat rusak.
e. Perlu pembenahan terus menerus.
2.Sistem Layanan Tertutup
Layanan tertutup memiliki arti pengguna tidak boleh langsung mengambil koleksi bahan pustaka yang diinginkannya di rak, tetapi harus melalui petugas perpustakaan. Pengguna dapat memilih koleksi bahan pustaka yang diinginkannya melalui katalog yang disediakan.
- Kelebihan
a. Koleksi lebih terjaga kerapian susunannya di rak karena hanya petugas perpustakaan yang mengambil.
c. Koleksi tidak cepat rusak.
d. Pengawasan dapat dilakukan lebih longgar. e. Proses temu kembali informasi lebih efektif. - Kekurangan
a. Pengguna kurang puas dalam mencari koleksi bahan pustaka yang b. Diinginkannya.
c. Koleksi yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan.
d. Pemakai.
e. Tidak semua pemakai paham menggunakan catalog. f. Tidak semua koleksi dapat didayagunakan.
g. Petugas lebih sibuk.
3. Sistem Layanan Campuran
Layanan campuran merupakan gabungan layanan terbuka dan tertutup. Layanan campuran ini biasanya digunakan oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi. Untuk koleksi skripsi, referensi, dan tesis dilayani secara tertutup melalui katalog. Sedangkan untuk koleksi yang bersifat umum menggunakan layanan terbuka.
- Kelebihan
a. Pengguna dapat langsung menggunakan koleksi referensi dan umum sekaligus.
b. Tidak memerlukan ruang baca khusus koleksi referensi. - Kekurangan
a. Petugas perpustakaan sulit mengontrol pengguna yang menggunakan koleksi referensi dan koleksi umum sekaligus
b. Perlu pengawasan yang lebih ketat.
Berdasarkan pendapat diatas dapat di pahami bahwa pelayanan
perpustakaan keliling adalah bagaimana menciptakan kepercayaan dan kepuasan
bagi pengguna yang dilayani mengingat koleksi yang di angkut perpustakaan
keliling terbatas maka pustakawan juga berperan besar dalam layanan ini karena
pustakawan/petugas perpustakaan keliling lah yang tau situasi dalam melayani
masyarakat secara langsung. Sebaiknya pustakawan yang bertugas di bagian
pelayanan hendaknya orang-orang yang mempunyai sikap dan kepribadian yang
baik, memiliki wawasan pengetahuan yang luas, inovatif, berpenampilan menarik,
mampu berkomunikasi dengan baik, ramah, sopan, dan supel.
2.4.2. Jenis Layanan
Pelayanan pengguna yang diberikan oleh perpustakaan dapat ditentukan
oleh keadaan ataupun kondisi dari perpustakaan dan dimana tempatnya bernaung
Dalam memberikan pelayanan oleh perpustakaan kepada masyarakat
pengguna itu tidak semua sama antara satu perpustakaan dengan perpustakaan
lainnya, hal ini disebabkan oleh besar kecilnya perpustakaaan itu sendiri dan
koleksi bahan perpustakaan yang dimiliki oleh perpustakaan dibatasi dengan
tenaga pengolahan yang telah ada. Namun semua layanan tersebut
penyelenggaraannya haruslah disesuaikan dengan kondisi tenaga perpustakaan
dan kebutuhan penggunanya. Perpustakaan menyediakan jenis layanan bagi
pengguna untuk memperoleh kebutuhan akan informasinya. Menurut
Syahrial-Pamuntjak, dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (2000: 97)
menyatakan bahwa pekerjaan pelayanan dapat mencakup empat kegiatan yaitu:
1. Kegiatan pekerjaan peminjaman (pelayanan sirkulasi).
2. Kegiatan membantu pengunjung mencari informasi (pelayanan referensi). 3. Kegiatan mendidik pengunjung menggunakan alat perpustakaan dan
bahan perpustakaan.
4. Kegiatan menyebarluaskan informasi.
Berdasarkan buku Panduan Perpustakaan Keliling, (1992: 23) jenis layanan
pada perpustakaan keliling adalah sebagai berikut:
1. Layanan Sirkulasi
Layanan ini berupa pemberian kesempatan bagi anggota layanan Perpustakaan Keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peminjaman hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan.
a. Waktu peminjaman
Waktu peminjaman adalah sama dengan waktu jadwal kunjungan perpustakaan keliling.
b. Lama peminjaman
Lama waktu peminjaman sebaiknya antara satu sampai dua minggu. Lama peminjaman harus mempertimbangkan jumlah koleksi dan pemakainya. Perpanjangan maksimal hanya tiga kali, namun apabila jumlah bukunya terbatas dan banyak peminatnya, perpanjangan cukup sekali saja.
c. Jumlah buku yang boleh dipinjam
Buku yang boleh di pinjam untuk sekali peminjaman disesuaikan dengan jumlah koleksi, dianjurkan dua kali jilid per anggota perpustakaan.
d. Sanksi Perpustakaan
buku harus dikenakan sansi berupa denda. Uang denda tidak dimaksudkan sebagai sumber pemasukan namun dikenakan untuk menegakkan disiplin peminjam.
e. Sistem peminjaman
Sistem peminjaman yang dipakai adalah sistem yang sesuai dengan sifat layanan perpustakaan keliling, yaitu praktis dan efisien. Dengan kartu anggota yang dibawa pemakai perpustakaan setiap kali meminjam, kartu itu berisi nama anggota, nomor anggota, dan alamat anggota.
f. Prosedur peminjaman
Setiap kali anggota meminjam buku, pertama-tama ia harus memperlihatkan kartu anggota. Lalu catat buku yang buku akan di pinjam dan kapan harus kembali.
g. Statistik peminjaman
Setiap kali kunjungan, petugas perpustakaan keliling wajib membuat statistik peminjaman. Statistik di buat menurut tanggal kunjungan, bulanan,dan tahunan. Statistik sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah koleksi perpustakaan keliling banyak diminati masyarakat.
2. Layanan Referensi
Pengunjung yang memerlukan penelusuran informasi akan memperoleh layanan referensi. Layanan ini mengacu pada bahan-bahan referensi seperti direktori dan penerbitan pemerintah.
3. Layanan Membaca.
Bagi pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku, tapi hanya membacanya saja, maka perpustakaan menyediakan layanan baca sekitar mobil perpustakaan keliling (service point).
4. Pembacaan Cerita
Tujuan utama dilakukan pembacaan cerita ini adalah untuk meningkatkan minat baca anak-anak, terutama anak prasekolah. Biasanya layanan ini sering diberikan oleh perpustakaan umum, tapi tidak tertutup kemungkinan bagi perpustakaan keliling untuk melakukannya. Langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan adalah mempersiapkan pembacaan cerita yang terampil, materi cerita dan tempat.
5. Pemutaran Film
Jenis layanan ini merupakan jenis yang paling digemari oleh masyarakat. Ini merupakan sarana paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan promosi perpustakaan.
6. Layanan Jasa Dokumentasi
Merupakan layanan penyediaan bahan-bahan dokumentasi yang diperlukan oleh pengunjung seperti peraturan-peraturan pemerintah serta peraturan perundangundangan yang telah dipersiapkan oleh perpustakaan keliling.
7. Layanan Jasa Informasi
2.5. Koleksi Perpustakaan Keliling
Salah satu masalah yang dihadapi oleh perpustakaan keliling adalah
bagaimana mereka dapat melayani masyarakat yang hidrogen dengan koleksi
terbatas dalam waktu layanan yang terbatas pula. Dengan demikian pesatnya laju
informasi, perpustakaan keliling harus berperan lebih giat lagi untuk menyebarkan
informasi tersebut dalam berbagai bentuk, terutama sekali informasi tersebut
dalam bentuk, terutama sekali informasi yang berupa buku.
Oleh karena itu pemilihan koleksi perpustakaan keliling haruslah
benar-benar dilakukan dengan lebih profesional. Salah satu keberhasilan perpustakaan
keliling adalah apabila koleksi yang disediakan, dimanfaatkan oleh masyarakat.
Dimana koleksi yang disajikan dapat dimanfaatkan oleh pemakai dalam
kehidupan sehari-hari, maka koleksi haruslah sesuai dengan kebutuhan dan selera
pengunjung yang akan dilayani.
Dalam penyediaan koleksi tidak ada suatu ketentuan tentang jumlah
koleksi yang harus dibawa oleh mobil perpustakaan keliling. Hal ini tergantung
pada situasi dan kondisi daerah setempat. Mengenai jumlah koleksi erat
hubungannya dengan jumlah penduduk yang dilayaninya.
Dalam buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling, (1992: 11)
mengemukakan bahwa, “Perpustakaan Keliling yang baik minimal memiliki
koleksi 2500 jilid atau 1000 judul. Koleksi perpustakaan setiap tahun diusahakan
untuk ditambah agar pemakai tidak terasa bosan karena tidak ada judul-judul
baru”.
Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya buku saja tetapi meliputi segala
macam dan bentuk tercetak dan terekam. Selanjutnya barang cetakan yang
dimaksud terdiri atas buku-buku, majalah, surat kabar, lembar foto, lukisan
pamplet, brosur dan bahan-bahan lepas terjilid lainnya. Barang rekam tersebut
2.5.1. Jenis-Jenis Koleksi
Pada dasarnya koleksi perpustakaan keliling sama dengan koleksi
perpustakaan umum yaitu sama-sama perlu dibina agar dapat menunjang program,
pelayanannya kepada masyarakat. Pengguna jasa perpustakaan keliling dapat
dikelompokkan tiga macam, yaitu:
a. Bahan pustaka yang tercetak
Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah: buku,surat kabar, majalah,buletin, pamflet dan sejenisnya. Khusus untuk buku dapat dikelompokkan ke dalam buku sirkulasi, yaitu buku yang dipinjamkan kepada anggota perpustakaan untuk dibawa pulang, dan buku referensi, yaitu buku digunakan hanya diperpustakaan menetap saja sebagai acuan, misalnya: ensiklopedi, kamus, direktori, alamanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman/ panduan lembaga.
b. Bahan pustaka terekam
Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah : slide, kaset audio, kaset vidio, flemstrip, Compact Disc, Vidio Compact Disc, film dan sejenisnya. Untuk perpustakaan keliling yang telah berkembang bahkan sudah memiliki bahan pustaka yang terekam dalam bentuk mikro seperti: microfilm dan microfish.
c. Bahan pustaka yang tidak tercetak maupun tidak terekam
Mengingat perpustakaan keliling melayani segala lapisan masyarakat termasuk anak-anak, maka sebaiknya perpustakaan keliling berupa: kumpulan mainan anak-anak, nintendo, tetris, manik-manik, balok-balok dan lain-lain yang dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak. Koleksi ini dapat merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi anak-anak yang tidak sempat belajar di rumah maupun di sekolah.
Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (1992: 9)
menyatakan jenis koleksi perpustakaan keliling adalah:
1. Bahan pustaka yang tersedia hendaknya sesuai dengan tingkat kecerdasan masyarakat
2. Ratio koleksi sesuai dengan kebijaksanaan Dirjen Kebudayaan (60% nonfiksi dan 40% fiksi)
3. Koleksi sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan hidup masyarakat
4. Koleksi haruslah mencerminkan dukungan terhadap program pemerintah terutama dalam pendidikan dan penerangan.
5. Jumlah koleksi pertama sebuah perpustakaan keliling harus berjumlah minimal 3000 eksamplar dan 1000 judul.
- Brosur
- Buku cerita anak-anak - Dan bahan Audio Visual
Dari pendapat diatas dapat di pahami bahwa koleksi perpustakaan
keliling sama dengan koleksi perpustakaan umum yaitu sama-sama perlu dibina
agar dapat menunjang program pelayanannya kepada masyarakat. Koleksi yang
ada di perpustakaan keliling diadakan untuk kepentingan masyarakat kelurahan
dan sekolah. Koleksi yang dimiliki meliputi seluruh disiplin ilmu pengetahuan,
meskipun setiap golongan buku tersebut tidak lengkap, hendaknya koleksi
perpustakaan keliling ini mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan untuk
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang bermacam latar pendidikan,
pengetahuan serta tingkat sosial ekonominya.
2.5.2. Kriteria Pemilihan Koleksi
Layanan perpustakaan keliling akan menarik perhatian pengunjung apabila
bahan-bahan koleksi yang disajikan sesuai kebutuhan dan memenuhi selera
pengunjung/pemakai jasa perpustakaan keliling. Untuk memilih bahan pustaka
bagi perpustakaan keliling, perlu diperhatikan kriteria pemilihan koleksi.
Menurut Ali (2006: 124) untuk memilih bahan pustaka bagi Perpustakaan
Keliling, perlu diperhatikan kriteria pemilihan koleksi adalah sebagai berikut:
1. Sesuai dengan kebutuhan pengunjung baik secara nyata maupun secara potensial.Kebutuhan pengunjung dapat dideteksi dari kuesioner yang dibagikan kepada mereka sewaktu berkunjung ke perpustakaan keliling. 2. Tahun terbit koleksi pilih yang paling baru, atau paling tidak satu atau dua
tahun terakhir dan berupaya edisi tertentu.
3. Usahakan agar penulis/pengarang buku tersebut cukup terkenal sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung/ pemakai jasa perpustakaan keliling. 4. Isi bahan pustaka tidak mengandung "sara" propaganda politik,
mengkritik, menentang dan memberi tafsiran yang salah sehingga menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakatan berbangsa dan bernegara.
5. Isi bahan pustaka tidak mengandung ajaran ekstrim kiri seperti komunisme, marxisme, lenimisme, maupun ajaran komunis lainnya.
6. Isi bahan pustaka juga tidak mengandung ekstrim kanan.
8. Isi bahan pustaka tidak mengetengahkan sadisme dan kekerasan yang berlawanan dangan asa perikemanusia-an yang berlaku di Indonesia dan dunia Internasional.
9. Isi bahan pustaka tidak dilarang oleh Kejaksaan Agung RI.
10.Isi bahan pustaka benar-benar bersifat ilmiah dan penghibur sehingga setelah pengunjung membaca dan pulang dia merasa nyaman dan mendapat sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
11.Isi bahan pustaka berguna bagi masyarakat dan dapat menunjang pembanguna nasional.
12.Fisik bahan pustaka mencerminkan desain dan tipografi yang baik, kertas dan menjilid yang baik, kertas dan penjilitan yang baik serta huruf, gambar dan ilustrasinya menarik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap perpustakaan harus
memperhatikan koleksi guna mendukung, memperlancar, dan meningkatkan
kualitas koleksi perpustakaan agar penggunaan bahan pustaka dapat lebih relevan
dimanfaatkan dengan kebutuhan masyarakat. Karena bahan pustaka yang baik itu
adalah bahan pustaka yang relevan maka koleksi perpustakaan harus sesuai
standarisasi dan kebutuhan masyarakat setempat.
2.6. Sarana dan Prasarana Perpustakaan Keliling
Sarana dan Prasarana untuk perpustakaan keliling terdiri atas kendaraan
roda empat serta dengan perlengkapannya. sarana dan prasarana bagian yang
terpenting dalam kegiatan perpustakaan, karena tanpa adanya sarana dan
prasarana tidak mungkin terwujud sebuah perpustakaan dengan baik.
Berikut adalah peralatan untuk perpustakaan keliling dalam buku
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling, (1992: 46) yaitu:
1. Peralatan Untuk Administrasi a. Buku peminjaman.
b. Stempel untuk tanggal kembali. c. Kartu katalog.
d. Buku daftar anggota perpustakaan keliling. e. ATK untuk melayani anggota baru.
2. Peralatan Untuk Kegiatan Layanan a. Kursi dan meja petugas.
b. Proyektor untuk film/slide/filmstrip. c. Alat peraga untuk kegiatan cerita. d. Alat-alat permainan.
2.6.1. Anggaran Operasional Perpustakaan Keliling
Biaya perpustakaan keliling di bebankan kepada biaya pembangunan
(pada akhirnya akan dibebankan pada anggaran rutin). Biaya itu di susun per
tahun dan akhirnya di pecah menjadi per bulan, Dalam buku Panduan
Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling, (1992: 47) meliputi sebagai berikut:
1. Biaya untuk perpustakaan keliling darat minimal dua orang petugas 2. Biaya honorarium petugas
3. Biaya administrasi 4. Biaya perawatan 5. Biaya BBM /Pelumas
6. Biaya pengembangan koleksi
7. Suku Cadang (Ban, aki, Alat-alat yang rusak dan lainnya).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan keliling
adalah bagian dari perpustakaan umum yang anggaran dananya di susun sesuai
dengan prinsip dan kebutuhan perpustakaan keliling. Meskipun dasarnya dana
perpustakaan umum/perpustakaan keliling dari masyarakat tetapi akhirnya tetap
menjadi milik masyarakat dalam bentuk layanan perpustakaan
2.7. Penentuan Pos Pelayanan
Dalam penentuan pos sebaiknya kita juga berpedoman kepada usul dan
saran para pemuka masyarakat, kepala sekolah, pengawas jalan dan lain-lain,
begitu pula dengan jadwal pelayanan. Hal ini dikarenakan mereka telah mengenal
persis keadaan tempat disekitarnya, sehingga mereka lebih mudah dalam
memberikan keterangan kepada petugas perpustakaan keliling. Dalam menetukan
pos pelayanan mobil perpustakaan keliling, hendaknya perlu mempertimbangkan
beberapa kriteria dibawah ini, yaitu:
1. Lokasi pemberhentian strategis, yaitu tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat, misalnya komplek pendidikan, tempat peribadatan, tempat umum lainnya.
2. Seharusnya lokasi pemberhentian terletak di pinggir jalan yang memiliki halaman yang cukup luas, agar tidak menggangu kelancaran arus lalu lintas.
3. Kondisi jalan sangat memungkinkan, sehingga mobil perpustakan dapat menempuh jarak tersebut dengan aman dan tepat waktu.
4. Jarak antara pos pelayanan harus diperhitungkan, mengingat waktu layanan yang diberikan terbatas. Selain itu keterlambatan pada satu pos akan mengganggu jadwal pos lainnya.
Kriteria penentuan lokasi pelayanan perpustakaan diatas tidaklah mutlak,
hanya saja diusahakan agar layanan perpustakaan keliling merata keseluruh
tempat yang belum sempat dilayani oleh perpustakaan umum atau perpustakaan
desa.
2.8. Penentuan Jadwal Pelayanan
Berkaitan dengan waktu pelayanan maka seringkali waktu pelayanan
perpustakaan sangat tergantung kepada jam buka perpustakaan yang sudah
terjadwal secara rutin setiap hari. Mengingat waktu pelayanan perpustakaan
keliling bersifat demokratis, yang berarti melayani semua pihak yang
membutuhkan informasi jasa perpustakaan keliling, maka pihak perpustakaan
sebaiknya mengupayakan waktu yang efektif dalam jangkauan keseharian antara
masyarakat dan waktu layanan perpustakaan keliling.
Karena layanan perpustakaan keliling bersifat merata untuk semua
kalangan, tanpa memandang golongan, status, dan ekonomi. Maka petugas
perpustakaan keliling perlu mengatur waktu sebaik-baiknya dalam melayani
semua pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling agar
tidak mengalami banyak kendala terutama sekali kendala dalam memanfaatkan
dan mengembangkan layanan. Dalam melakukan pelayanan petugas harus
konsekuwen dengan jadwal pelayanan yang telah ditentukan, yaitu tidak dapat
menetapkan sendiri jadwal pindahan dari satu pos ke pos lainya. Karena dapat
mengganggu proses pelayanan pada pos yang lainnya.
Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling, (1992: 21)
menyatakan bahwa penentuan jadwal layanan perpustakaan keliling yang ideal
yaitu:
Secara ideal waktu pelayanan perpustakaan keliling dilakukan dalam dua shift, yaitu pagi antara pukul 08.30 s/d 14.00 dan shift sore antara pukul 15.00 s/d 20.00. Dengan perbandingan waktu shift ini anggota masyarakat yang tidak mendapatkan mengunjungi perpustakaan keliling pada sore hari. Sebaliknya yang tidak dapat meminjam bahan pustaka pada pagi hari”.
Ada beberapa kriteria dalam menentukan jadwal pelayanan perpustakaan
keliling menurut buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling
a. Petugas terlebih dahulu berkonsultasi dengan para kepala sekolah setempat tentang saat-saat jam istirahat.
b. Petugas harus mengetahui tempat dan waktu yang ramai dikunjungi oleh masyarakat.
c. Petugas harus terlebih dahulu mengetahui jenis mata pencaharian masyarakat setempat.
Jika hal-hal tersebut diatas telah diperhatikan dan dilakukan dengan baik,
maka dalam pengaturan jadwal, petugas tidak banyak mengalami masalah yang
dapat mengganggu kelancaran pelayanan perpustakaan keliling.
Sedangkan M.Ali (2006: 126-127) Menyatakan bahwa penentuan jadwal
pelayanan perpustakaan keliling yang baik, yaitu:
a. Waktu Layanan
Mengingat layanan perpustakaan keliling bersifat demokratis yang berarti melayani semua lapisan masyarakat, maka waktu layanan perlu diatur sebaik-baiknya sehingga dapat melayani semua pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling. Secara ideal waktu layanan perpustakaan keliling perlu dilakukan di dalam dua shift perhari,
yaitu shift pagi antara pukul 9.00 – 11.30 dan shift siang antara pukul 11.30 -14. 30, dengan demikian shift pagi dapat melayani satu pos layanan
(Service Point) dan shift siang dapat melayani satu pos layanan (Service Point), sehingga setiap hari per satu unit mobil perpustakaan keliling dapat
melayani dua pos layanan membaca. b. Tempat Layanan
Tempat layanan perpustakaan keliling pada dasarnya tidak hanya di unit keliling saja. Tempat layanan perpustakaan keliling sangat bergantung pada jenis layanan yang diberikan oleh masing-masing perpustakaan keliling yang bersangkutan, tempat layanan dapat saja dilakukan diruangan khusus yang disediakan oleh masyarakat setempat, seperti balai desa, sekolah atau pos RT/RW atau lapangan terbuka dengan menyediakan tenda dan kursi-kursi baca yang penting layanan tersebut diatur dan ditata rapi dan menarik supaya pengunjung suka berkunjung ke unit mobil perpustakaan keliling, serta sebaliknya pada tempat layanan membaca di beri papan nama yang bertuliskan: hari dan waktu kunjungan perpustakaan.
TEMPAT LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING
Hari :