• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Simtom Ansietas dan Depresi pada Pasien Penyakit Paru Ostruktif Kronik (PPOK) di SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. ADAM MALIK MEDAN dan BP4 MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Simtom Ansietas dan Depresi pada Pasien Penyakit Paru Ostruktif Kronik (PPOK) di SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. ADAM MALIK MEDAN dan BP4 MEDAN"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN SIMTOM ANSIETAS DAN DEPRESI PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI SMF PULMONOLOGI DAN ILMU

KEDOKTERAN RESPIRASI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DAN BP4

TESIS

DESSY MAWAR ZALIA 107106012

PROGRAM MAGISTER KLINIK – SPESIALIS ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN SIMTOM ANSIETAS DAN DEPRESI PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI SMF PULMONOLOGI DAN ILMU

KEDOKTERAN RESPIRASI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DAN BP4

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik di Bidang Ilmu Kedokteran Jiwa / M. Ked (KJ) pada Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara

DESSY MAWAR ZALIA 107106012

PROGRAM MAGISTER KLINIK – SPESIALIS ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Penelitian : Gambaran Simtom Ansietas dan Depresi pada Pasien Penyakit Paru Ostruktif Kronik (PPOK) di SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. ADAM MALIK MEDAN dan BP4 MEDAN

Nama Mahasiswi : Dessy Mawar Zalia Nomor Induk Mahasiswa : 107106012

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Ilmu Kedokteran Jiwa

Menyetujui :

Komisi Pembimbing I : Komisi Pembimbing II :

Prof. dr. Bahagia Loebis, SpKJ(K) Prof. dr. Tamsil Syafiuddin, Sp.P(K)

Ketua Program Studi Magister Ketua TKP-PPDS Kedokteran Klinik

Prof.Dr.H.Chairuddin P.Lubis,DTMH&H,SpA(K) dr.H.Zainuddin Amir, SpP(K) NIP: 195406201980111001

(4)

Telah diuji pada Tanggal : 12 Juli 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K ...

Anggota : Prof. Dr. H. M. Joesoef Simbolon, Sp.KJ(K ...

dr. H. Harun T. Parinduri, Sp.KJ(K) ...

dr. Elmeida Effendy, Sp.KJ ...

(5)

PERNYATAAN

GAMBARAN SIMTOM ANSIETAS DAN DEPRESI PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI SMF PULMONOLOGI DAN ILMU

KEDOKTERAN RESPIRASI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DAN BP4

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar rujukan.

Medan, Juli 2012

(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya maka penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama mengikuti Program Magister Klinik - Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan Ketua TKP PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Mustafa Mahmud Amin, Sp.KJ, selaku Ketua Departemen Psikiatri FK USU, sebagai guru dan pembimbing penulis dalam penyusunan tesis ini yang telah membimbing, mengoreksi, dan memberi masukan-masukan berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

(7)

4. Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K), sebagai guru dan pembimbing penulis dalam penyusunan tesis ini yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing, mengarahkan, memberikan dorongan dan masukan-masukan yang berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. dr. H Harun Taher Parinduri, Sp.KJ (K), selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

6. (Alm).Prof. dr. H. Syamsir BS, Sp.KJ (K), selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Prof. dr. H. M. Joesoef Simbolon, Sp.KJ (K) AR, selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis selama penulis mengikuti Program magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

8. dr. Vita Camelia, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku- buku bacaan yang berharga selama penulis mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

(8)

10. Prof. dr. Tamsil Syafiuddin, Sp.P(K) sebagai pembimbing penulis dalam penyusunan tesis ini yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing, mengarahkan, memberikan dorongan dan masukan-masukan yang berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

11. dr. Dapot Parulian Gultom, Sp.KJ, sebagai guru yang telah memberikan izin, kesempatan, fasilitas, dan pengarahan kepada penulis selama mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

12. dr. Juskitar, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku- buku bacaan yang berharga selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

13. dr. Herlina Ginting, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan serta dorongan selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

14. dr. Mawar Gloria Taringan, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan serta dorongan selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa. 15. dr. Freddy S. Nainggolan, Sp.KJ, sebagai Pembimbing akademik dan guru

yang telah banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan, serta literatur-literatur yang berharga selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

(9)

Siahaan, Sp.KJ, dr. Paskawani siregar, Sp.KJ, dr. Citra J. Taringan, Sp.KJ, dan dr. Vera RB. Marpaung, Sp.KJ, sebagai senior yang telah memberikan semangat dan dorongan selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

17. dr. Adhayani Lubis, Sp.KJ dr. Yusak P. Simanjuntak, Sp.KJ, dr. Juwita Saragih, Sp.KJ, dr. Friedrich Lupini, Sp.KJ, dr. Rudyhard E. Hutagalung, Sp.KJ, dr. Laila Sari, Sp.KJ, dr. Evalina Perangin-Angin, Sp.KJ, dr. Victor Eliezer P, Sp.KJ, dr. Siti Nurul Hidayati, Sp.KJ, dr. Lailan Sapinah, Sp.KJ,dr. Silvy Agustina Hasibuan, Sp.KJ, dr. Ira Aini Dania, M.Ked (KJ), Sp.KJ sebagai senior yang banyak memberikan bimbingan, dorongan dan semangat kepada penulis selama mengikuti program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

18. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Direktur BLUD Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan, Direktur Rumah Sakit Tembakau Deli, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan atas izin, kesempatan dan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama penulis mengikuti Megister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

(10)

Ferdinan Leo Sianturi, M.Ked (KJ), dr. Andreas Xaverio Bangun, M.Ked (KJ), dr .Tiodoris Siregar, M.Ked (KJ), dr. Endang Sutry Rahayu, dr. Dian Budianti Amalina, M.Ked (KJ), dr. Duma M. Ratnawati, M.Ked (KJ), dr. Nauli Aulia Lubis, M.Ked (KJ), dr. Nanda Sari Nuralita, M.Ked (KJ), dr.Wijaya Taufik Tiji, M.Ked (KJ), dr. Alfi Syahri Rangkuti, M.Ked (KJ), dr. Agussyah Putra, dr. Rini Gussya Liza, M.Ked (KJ), dr. Dessi Wahyuni, dr. Ritha Mariati Sembiring, dr. Reny Fransiska Barus, dr. Susiati, dr. Annisa Fransiska, dr. Nazli Mahdinasari Nasution, dr. Andi Syahputra Siregar, dr. Nining Gilang Sari, dr. Rossa Yunilda, dr. Arsusy Widyastuty, dr. Poltak Jeremias sirait, dr. Novi Prasanti, dr. Deasy Hendriati, dr. Muhammad Affandi, dr. Manahap Cerarius F Pardosi, dr. Rona Hanani Simamora, dr. Endah Tri Lestari, yang banyak memberikan masukan berharga kepada penulis melalui diskusi-diskusi kritis dalam berbagai pertemuan formal maupun informal, serta selalu memberikan dorongan-dorongan yang membangkitkan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

20. Para perawat dan pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah bertugas selama menjalani pendidikan spesialis ini, serta berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

(11)

yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas selama mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

22. Kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan sayangi, dr. H. Zainuddin Amir Sp.P(K) dan Hj. Derita Ningsih yang dengan penuh kesabaran, cinta serta kasih sayangnya telah membesarkan, memberikan dorongan, dukungan dalam segala hal kepada penulis, serta doa restu sejak lahir hingga saat ini. 23. Kedua mertua yang penulis hormati dan sayangi, H. Saaluddin S.Sos dan Hj.

Rosdiana yang banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

24. Seluruh saudara kandung saya, M. Deni Amrizal S.Sos, dan dr. M. Zainul Akbar yang telah banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa. 25. Buat suami tercinta, dr. Andhika Kesuma Putra, M.Ked(P), Sp.P dan anakku

(12)

Akhirnya penulis hanya mampu berdoa dan memohon semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberikan rahmat-Nya kepada seluruh keluarga, sahabat, dan handai tolan yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, penulis ucapkan terimakasih.

Medan, Juli 2012

(13)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik

BP4 : Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru UHH : Usia Harapan Hidup

BDI : Beck Depression Inventory

HADS : Hospital Anxiety and Depression Scale PDPI : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

GOLD : Global initiative for chronic Obstructive Lung Disease VEP1 : Volume Ekspirasi Paksa detik-1

KVP : Kapasitas Vital Paksa

ECLIPSE : The Evaluation of COPD Longitudinally to Identify Predictive Surrogate Endpoints

COPD : Chronic Obstructive Pulmonary disease CBT : Cognitive Behavioural Therapy

A : Ansietas

D : Depresi

n : Jumlah sampel

Zα : Tingkat kepercayaan

Zβ : Kekuatan

(14)
(15)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing ... ii

Ucapan Terima Kasih ... v

Daftar Singkatan dan Lambang ... xii

Daftar Isi ... xiv

Daftar Tabel ... xvii

Daftar Gambar ... xviii

Abstrak ... xix

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) ... 6

2.2. Simtom Ansietas dan Depresi pada Pasien PPOK 7 2.3. Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS)... 10

2.4. Kerangka Konseptual ... 11

(16)

3.1. ... Desain penelitian ... 12

3.2. ... Waktu dan tempat penelitian ... 12

3.3. ... Populasi penelitian ... 12

3.4. ... Sampel dan cara pemilihan sampel ... 12

3.5. ... Besar sampel ... 13

3.6. ... Kriteria inklusi dan ekslusi ... 13

3.7. ... Persetujuan/Inf ormed Consent……… ... 14

3.8. ... Cara Kerja ... 14

3.9. ... Definisi Operasional ... 15 3.10. ... Pengolahan

Data ... 16 3.11. ... Etika

(17)

3.12. ... Tabel Jadwal

Penelitian………. ... 17

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 18

BAB 5. PEMBAHASAN ... 24

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

(18)

Daftar Lampiran

1. Lembar Penjelasan untuk Penelitian 2. Lembar Persetujuan setelah Penjelasan 3. Data penelitian Pasien

4. Lembar Kuesioner Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) 5. Surat Persetujuan Komite Etik

(19)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 : Risiko PPOK 2. Tabel 2. 2 : Klasifikasi PPOK

3. Tabel 4.1 : Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Karakteristik demografik

4. Tabel 4.2 : Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan usia

5. Tabel 4.3 : Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan jenis kelamin

6. Tabel 4.4 : Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan pekerjaan

7. Tabel 4.5 : Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan pendidikan

8. Tabel 4.6 : Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan status perkawinan

9. Tabel 4.7 : Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan suku

10. Tabel 4.8 : Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan tempat tinggal

(20)

DAFTAR GAMBAR

(21)

ABSTRAK

Latar belakang: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang berat dengan pengobatan yang lama dengan berbagai dampak pasien pada kondisi fisik secara umum, fungsi, dan kualitas hidupnya. Hubungan antara gangguan PPOK dan kejiwaan, khususnya dalam kecemasan, panik, dan depresi, telah diketahui selama bertahun-tahun. Data Badan Kesehatan Dunia, menunjukkan tahun 1990 PPOK menempati urutan ke-6 sebagai penyebab utama kematian di dunia dan akan menempati urutan ke-3 setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker. Berdasarkan penelitian Dowson dan kawan-kawan didapatkan bahwa 50% ansietas dan 28% Depresi dari 72 sampel dari pasien PPOK.

Metode: penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional study, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probability sampling jenis consecutive sampling. Tempat penelitian: Poliklinik di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP.H. Adam Malik Medan dan BP4 Medan Waktu penelitian: Januari 2012 sampai April 2012. Setiap pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi diikutsertakan dalam penelitian kemudian dilakukan pemeriksaan spirometri untuk mengetahui tingkat keparahan PPOKnya. Penilaian simtom ansietas dan depresi dilakukan dengan menggunakan kuesioner Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS).

Hasil: Berdasarkan karakteristik demografik simtom ansietas dan depresi yang terbanyak adalah laki-laki sebanyak 77 orang (79,4%), umur 55-64 tahun sebanyak 35 orang (36,1%), bekerja sebanyak 58 orang (59,7%), pendidikan SMA 49 orang (50,5), yang kawin 87 orang (89,7%), suku batak sebanyak 45 orang (46,4), dan bertempat tinggal di medan sebanyak 73 orang (75,3). Dari hasil penelitian berdasarkan tingkat keparahan memperlihatkan bahwa pada pasien PPOK paling banyak dijumpai simtom ansietas dan simtom depresi. Pada tingkat keparahan sedang terbanyak dijumpai simtom ansietas yaitu 12 orang (37,5%). Dan pada tingkat keparahan berat dijumpai simtom depresif yaitu 12 orang (52,2%),

Kesimpulan: Dari hasil penelitian berdasarkan tingkat keparahan sedang terbanyak dijumpai simtom ansietas dan pada tingkat keparahan berat memperlihatkan bahwa pada pasien PPOK paling banyak dijumpai simtom simtom depresi.

(22)

ABSTRAK

Latar belakang: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang berat dengan pengobatan yang lama dengan berbagai dampak pasien pada kondisi fisik secara umum, fungsi, dan kualitas hidupnya. Hubungan antara gangguan PPOK dan kejiwaan, khususnya dalam kecemasan, panik, dan depresi, telah diketahui selama bertahun-tahun. Data Badan Kesehatan Dunia, menunjukkan tahun 1990 PPOK menempati urutan ke-6 sebagai penyebab utama kematian di dunia dan akan menempati urutan ke-3 setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker. Berdasarkan penelitian Dowson dan kawan-kawan didapatkan bahwa 50% ansietas dan 28% Depresi dari 72 sampel dari pasien PPOK.

Metode: penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional study, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probability sampling jenis consecutive sampling. Tempat penelitian: Poliklinik di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP.H. Adam Malik Medan dan BP4 Medan Waktu penelitian: Januari 2012 sampai April 2012. Setiap pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi diikutsertakan dalam penelitian kemudian dilakukan pemeriksaan spirometri untuk mengetahui tingkat keparahan PPOKnya. Penilaian simtom ansietas dan depresi dilakukan dengan menggunakan kuesioner Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS).

Hasil: Berdasarkan karakteristik demografik simtom ansietas dan depresi yang terbanyak adalah laki-laki sebanyak 77 orang (79,4%), umur 55-64 tahun sebanyak 35 orang (36,1%), bekerja sebanyak 58 orang (59,7%), pendidikan SMA 49 orang (50,5), yang kawin 87 orang (89,7%), suku batak sebanyak 45 orang (46,4), dan bertempat tinggal di medan sebanyak 73 orang (75,3). Dari hasil penelitian berdasarkan tingkat keparahan memperlihatkan bahwa pada pasien PPOK paling banyak dijumpai simtom ansietas dan simtom depresi. Pada tingkat keparahan sedang terbanyak dijumpai simtom ansietas yaitu 12 orang (37,5%). Dan pada tingkat keparahan berat dijumpai simtom depresif yaitu 12 orang (52,2%),

Kesimpulan: Dari hasil penelitian berdasarkan tingkat keparahan sedang terbanyak dijumpai simtom ansietas dan pada tingkat keparahan berat memperlihatkan bahwa pada pasien PPOK paling banyak dijumpai simtom simtom depresi.

(23)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Selama beberapa dekade, morbiditas psikiatri pada orang sakit semakin diketahui. Terjadinya gejala kecemasan yang berhubungan dengan kondisi medis umum sering ditemukan, walaupun insidensi gangguan bervariasi untuk masing-masing kondisi medis umum spesifik. Namun masih relatif sedikit yang memfokuskan gangguan kejiwaan pada penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

PPOK adalah penyakit paru yang berat dengan pengobatan yang lama dengan berbagai dampak pasien pada kondisi fisik secara umum, fungsi dan kualitas hidupnya. Hubungan antara gangguan PPOK dan kejiwaan, khususnya dalam kecemasan, panik, dan depresi, telah diketahui selama bertahun-tahun. Prevalensi komorbiditas psikiatri pada pasien serta efek dari pengobatan dan prognosisnya tetap tidak terselesaikan. Ada bukti bahwa komorbiditas psikiatri berkontribusi signifikan terhadap penurunan fungsional pada pasien PPOK dan pengobatan kejiwaan mungkin tidak hanya meningkatkan status psikiatri tetapi juga fungsi parunya.1,2

PPOK merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyebabnya antara lain meningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya pejanan faktor risiko, seperti faktor pejamu yang diduga berhubungan dengan kejadian PPOK, semakin banyaknya jumlah perokok khususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan maupun di luar ruangan dan

(24)

ditempat kerja. Data Badan Kesehatan Dunia, menunjukkan tahun 1990 PPOK menempati urutan ke-6 sebagai penyebab utama kematian di dunia dan akan menempati urutan ke-3 setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Seiring dengan majunya tingkat perekonomian dan industri otomatif, jumlah kendaraan bermotor meningkatkan dari tahun ke tahun di Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah perokok dan populasi udara sebagai faktor risiko terhadap PPOK, maka diduga jumlah penyakit tersebut juga akan meningkat. Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia pada tahun 1990 meningkat dari 60 tahun menjadi 68 tahun pada tahun 2006, dan apabila PPOK tidak dapat ditanggulangi dengan baik, maka UHH di Indonesia akan menjadi menurun karena perjalanan PPOK bersifat kronik.

3

Menurut Athanasios dan kawan-kawan, ada beberapa penelitian yang mendukung tingginya prevalensi ansietas dan depresi pada pasien PPOK bila dibandingkan dengan penyakit kronik lainnya, kemungkinan disebabkan adanya faktor psikologis atau psikopatologis yang mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengatasi penyakitnya.

3

4 Pada penelitiannya yang lain dijumpai angka ansietas dan depresi pada pasien PPOK lebih tinggi dibandingkan dengan asma bronkial dan tuberkulosis.5

Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Yon Ju Ryu dan kawan-kawan didapatkan skor BDI pasien PPOK dan bronkiektasis lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol ([PPOK, 17 rentang 0-42; prevalensi 55%], [bronkiektasis, 16, rentang 3-51; prevalensi 55%], kontrol, 13, rentang 0-31; prevalensi 30%], p<0,05).

(25)

Berdasarkan penelitian Dowson dan kawan-kawan dengan menggunakan Hospital Anxiety dan Depression Scale, hasil penelitian dijumpai 50% ansietas dan 28% depresi dari 72 sampel pasien PPOK yang rawat inap.7

Mengingat prevalensi yang tinggi dari permasalahan ini, sangatlah penting bagi klinisi untuk mampu secara cepat mengidentifikasi pasien-pasien yang membutuhkan perhatian lebih terhadap simtom ansietas maupun depresi pada pasien PPOK. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk melihat gambaran simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK yang berobat ke Poliklinik di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. Adam Malik Medan dan Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4).

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Berapa proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK berdasarkan karakteristik demografik (usia, suku, tempat tinggal, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan dan tingkat pendidikan)?

2. Berapa proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK berdasarkan derajat keparahannya?

(26)

Mengetahui proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dengan menggunakan kuesioner Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS).

1.3.2. TUJUAN KHUSUS

1 Mengetahui proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) berdasarkan karakteristik demografik (usia, suku, jenis kelamin, tempat tinggal, status perkawinan, pekerjaan dan tingkat pendidikan)

2 Mengetahui proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) berdasarkan tingkat keparahannya

1.4. MANFAAT PENELITIAN

(27)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif atau gas yang beracun/berbahaya, disertai efek ekstraparu yang berkontribusi terhadap derajat berat penyakitnya.

Karakteristik hambatan aliran udara pada PPOK disebabkan oleh gabungan antara obstruksi saluran napas kecil (obstruksi bronkiolitis) dan kerusakan parenkim (emfisema) yang bervariasi pada setiap induvidu. PPOK seringkali timbul pada usia pertengahan akibat merokok dalam waktu yang lama. PPOK sendiri juga mempunyai efek sistemik bermakna sebagai petanda sudah terdapat kondisi komorbid lainnya. Dampak PPOK pada setiap induvidu tergantung derajat keluhannya, efek sistemik dan gejala komorbid lainnya. Identifikasi faktor risiko merupakan langkah penting dalam pencegahan dan penatalaksanaan PPOK. Beberapa hal yang berkaitan dengan risiko timbulnya PPOK sampai saat ini dapat dilihat pada tabel 1.

3

Tabel 2.1 Risiko PPOK

3

1. Asap rokok 2. Polusi udara Dalam ruangan Diluar ruangan

(28)

5. Tumbuh kembang paru 6. Sosial ekonomi

Sumber: PDPI. Faktor Risiko. Dalam : PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) Diagnosis dan Penatalaksanaan. Edisi Juli 2011; h. 5

Tabel 2.2 Klasifikasi PPOK

GOLD 2010

DERAJAT KLINIS FAAL PARU

Gejala klinis

(batuk, produksi, sputum)

Normal

Derajat I : PPOK Ringan

Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi tidak sering. Pada derajat ini pasien sering tidak menyadari bahwa faal paru mulai menurun

VEP1 VEP

/KVP < 70% 1

Derajat II :

≥80% prediksi

PPOK Sedang

Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada derajat ini biasanya pasien mulai memeriksakan kesehatannya

VEP1 50% < VEP

/KVP < 70% 1 < 80% prediksi

Derajat III : PPOK Berat

Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah dan serangan eksasernasi semakin sering dan berdampak pada kualitas hidup pasien

VEP1 30% < VEP

/KVP < 70% 1

Derajat IV :

< 50% prediksi

PPOK

Sangat Berat

Gejala di atas ditambah tanda-tanda gagal napas atau gagal jantung kanan dan ketergantungan oksigen. Pada derajat ini kualitas hidup pasien memburuk dan jika eksaserbasi dapat

VEP1 VEP

(29)

mengancam jiwa napas kronik

Sumber: PDPI. Klasifikasi. Dalam : PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) Diagnosis dan Penatalaksanaan. Edisi Juli 2011; h.30

2.2 Simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK

Beberapa faktor yang penting menjadi perhatian pada pasien PPOK termasuk status psikologiknya. Pada umumnya frekuensi depresi dan ansietas meningkat pada pasien PPOK, karena suatu penyakit yang membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu yang lama. Biasanya ansietas dan depresi ini dinilai dengan menggunakan kuesioner yang singkat dan mudah dipahami.8

(30)

memperburuk fungsi dan status kesehatan pasien dengan PPOK. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa depresi pada pasien dengan PPOK berhubungan dengan peningkatan insiden eksaserbasi PPOK, peningkatan penggunaan kesehatan, dan bahkan peningkatan kematian. Paul A dkk menyatakan pada pasien PPOK terjadinya simtom ansietas biasanya dikarenakan hiperventilasi sehingga peningkatan sesak nafas dan keterbatasan beraktifitas.9

Hubungan antara keadaan emosional, fisiologi, dan sesak napas pada gangguan pernafasan masih belum jelas dan kompleks. Namun analisis terhadap pikiran, perasaan, dan tindakan pasien yang sangat takut akan sesak napas sesuai dengan sebuah model ansietas yang menjadi dasar pengembangan dalam terapi CBT yang efektif untuk serangan panik. Model ini dapat digunakan pasien untuk meningkatkan kesadaran akibat keadaan yang berhubungan dengan proses psikologik akibat dari pengalaman sesak napas itu sendiri.

(31)

Gambar 2.1 Model ansietas, sesak napas, dan faktor pemeliharaan pada PPOK.

Sumber: Fisher Linda. Psychological Needs and Interventions. In: Managing Chronic Obstructive Pulmonary Disease. USA. John Wiley & Sons, ltd. 2007; p.163

Depresi merupakan komplikasi reversibel pada penyakit kronis yang dapat membahayakan kualitas hidup dan sangat penting untuk dideteksi dini dan segera diobati dengan tepat sebelum mempengaruhi pasien. Mendeteksi depresi pada psien PPOK yang biasanya disertai dengan kecemasan dapat dinilai yaitu:

a. Penurunan mood dan dan rasa bersalah 10

[image:31.595.121.464.121.380.2]
(32)

c. Insomnia - biasanya pagi bangun, yaitu pada waktu yang tidak biasa bagi pasien.

d. Kenikmatan hidup terganggu

e. Hilangnya libido, peningkatan gejala somatik dan perubahan nafsu makan mungkin tanda-tanda depresi, tetapi juga dapat disebabkan oleh PPOK.

(33)

2.3 Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS)

HADS adalah kuesioner self-rating yang dibuat Zigmond dan Snaith pada tahun 1983, yang digunakan oleh dokter maupun ilmuwan, dapat dipercaya, valid, dan praktis digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur dua bentuk umum dari gangguan psikologis yaitu ansietas dan depresi dari pasien medis. Kuesioner ini di desain khusus yang berhubungan dengan masalah somatik maupun mental.12

HADS terdiri dari 14 pertanyaan. Pertanyaan untuk masing-masing simtom ansietas (A) dan depresi (D) berjumlah 7. Skor 0-7 adalah normal, 8-10 adalah boderline dan 11-21 menunjukkan suatu masalah gangguan klinis/mood.

13 HADS memerlukan waktu 2-5 hingga 5 menit untuk diselesaikan. Sama seperti dengan kuesioner lainnya, haruslah berhati-hati observasinya, olek karena itu diharapkan pasien dapat membaca dan menulis. Karena beberapa pasien akan merasa malu dan berpura-pura untuk menjawab pertanyaannya. Sangat beralasan untuk menyuruh responden membaca dengan keras satu atau frasa lainnya kuesioner tersebut. Hal ini juga memberikan kesempatan untuk menjelaskan tujuan dari kuesioner tersebut dan menjamin semua informasi klinis tersebut adalah rahasia guna membantu dokter untuk membantu mereka.

Penggunaannya pada pasien PPOK dijumpai pada penelitian Dowson dan kawan-kawan dengan menggunakan Hospital Anxiety dan Depression Scale, didapatkan hasil penelitian dijumpai 50% ansietas dan 28% depresi dari 72 sampel pasien PPOK yang rawat inap untuk rehabilitasi .

14

(34)
(35)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi cross sectional, dengan mengisi kuesioner HADS untuk melihat simtom-simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK.

3.2 WAKTU DAN TEMPAT

16

Tempat penelitian : Poliklinik di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. Adam Malik Medan dan Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4).

Waktu penelitian : Januari 2012 sampai April 2012 3.3 POPULASI PENELITIAN

3.3.1 Populasi target : pasien PPOK di Poliklinik Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. Adam Malik Medan dan Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4).

3.3.2 Populasi terjangkau : pasien PPOK di Poliklinik Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. Adam Malik Medan dan Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) periode Januari 2012 - April 2012

3.4 SAMPEL DAN CARA PENGAMBILAN SAMPEL

(36)

RSUP H. Adam Malik Medan dan Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) yang memenuhi kriteria inklusi. Cara pengambilan sampel dengan non probability sampling jenis consecutive sampling

3.5 BESAR SAMPEL

Besar sampel diukur dengan menggunakan rumus:17 n =

Zα2

d PQ

= 2

(1.96)2 0,1

x 0,5 x 0,5

=

2

0,01

3,8416 x 0,5 x 0,5

= 96,04

Dengan menggunakan rumus di atas didapatkan jumlah sampel 97 orang Keterangan:

Zα = nilai batas bawah dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai α yang ditentukan; untuk nilai α = 0.05 → Zα = 1,96.

P = proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

Q = 1 – P = 1 – 0,5 = 0,5

(37)

3.6 KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI KRITERIA INKLUSI

1. Pasien PPOK yang dikonfirmasi berdasarkan kriteria klinis PDPI dengan spirometri VEP1

2. Bisa membaca dan menulis /KVP < 70%

3. Kooperatif dan bersedia ikut serta dalam penelitian KRITERIA EKSLUSI

1. Riwayat penyakit medis umum lainnya, seperti penyakit jantung iskemik, hipertensi, tumor, diabetes melitus, hepatic insufficiency.

2. Memiliki gangguan psikiatri sebelum penelitian.

3.7 PERSETUJUAN/INFORMED CONSENT

Semua subyek penelitian akan diminta persetujuan terlebih dahulu dan diberi penjelasan sebelum diberikan kuesioner HADS.

3.8 CARA KERJA PENELITIAN

(38)

suku, pendidikan, status pernikahan). Setelah mengisi data pasien, subjek penelitian diberikan kuesioner Hospital anxiety and depression scale yang terdiri dari 14 pertanyaan, terbagi atas 7 pertanyaan untuk ansietas dan 7 pertanyaan untuk depresi. Setelah semua kuesioner dan data pasien terisi lengkap maka akan dilakukan pengolahan data. Selain itu dilakukan identifikasi dari masing-masing skor ansietas maupun depresinya.

(39)

3.9 DEFINISI OPERASIONAL

1. Simtom ansietas : simtom ansietas yang dinilai berdasarkan kuesioner Hospital Anxiety and Depression Scale. Tujuh pertanyaan Simtom ansietas (A) yang terdapat pada pertanyaan nomor 1,3,5,7,9,11,13.

2. Simtom depresi : simtom depresi yang dinilai berdasarkan kuesioner Hospital Anxiety and Depression Scale. Tujuh pertanyaan Simtom depresi (D) yang terdapat pada pertanyaan nomor 2,4,6,8,10,12,14

3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) : Pasien PPOK yang dikonfirmasi berdasarkan kriteria klinis PDPI dengan spirometri VEP1

4. Tingkat keparahan PPOK : dikonfirmasi berdasarkan kriteria klinis PDPI dan hasil spirometri;

/KVP < 70%

- PPOK ringan (VEP1/KVP < 70%, VEP1 - PPOK sedang (VEP

≥80% prediksi) 1/KVP < 70%, 50% < VEP1

- PPOK Berat (VEP

< 80% prediksi) 1/KVP < 70%, 30% < VEP1

- PPOK Sangat berat (VEP

< 50% prediksi)

1/KVP < 70%, VEP1 < 30% prediksi atau VEP1

5. Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) : terdiri dari 14 pertanyaan. Pertanyaan untuk masing-masing simtom ansietas (A) dan depresi (D) berjumlah 7.

< 50% prediksi)

- Skor 0-7 adalah normal - Skor 8-10 adalah boderline

(40)

- Skor 11-21 pada poin D menunjukkan suatu simtom depresi

- Skor yang sama pada poin A dan D menunjukkan simtom campuran yaitu simtom ansietas dan campuran.

6. Usia adalah lamanya hidup sejak lahir yang dinyatakan dalam satuan tahun.

<45 45- 55- >65

7. Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan 8. Status perkawinan : kawin dan tidak kawin

9. Tingkat pendidikan dibedakan atas SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi. 10. Status pekerjaan dibedakan atas bekerja dan tidak bekerja.

11. Tempat tinggal dibedakan atas medan dan luar medan.

12. Suku dibagi atas suku Batak, Jawa, Melayu, Aceh, dan lain-lain

3.10 PENGOLAHAN DATA

(41)

3.11 ETIKA PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etika Penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.12 TABEL JADWAL PENELITIAN

4

Waktu Januari 2012

Februari 2012

Maret 2012

April 2012

(42)

BAB 4. HASIL

[image:42.595.106.574.340.744.2]

Sebanyak 97 pasien penyakit paru obstruktif kronik yang datang berobat ke poliklinik Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. Adam Malik Medan dan Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Medan mengisi kuesioner Hospital Anxiety Depression Scale (HADS) dari tanggal 1 Februari 2012 sampai 31 April 2012.

Tabel 4.1 Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Karakteristik Demografik

Karakteristik Responden Jumlah %

Umur < 45

45- 55- >65 10 29 35 23 10,3 29,9 36,1 23,7 Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

77 20

79,4 20,6

Pekerjaan Bekerja

Tidak Bekerja

58 39

59,7 40,3

Pendidikan SD

SMP SMA PT 15 14 49 19 15,5 14,4 50,5 19,6 Status perkawinan Kawin

Tidak Kawin

87 10

89,7 10,3

Suku Batak

(43)

Tempat tinggal Medan Luar Medan 73 24 75,3 24,7

Pada tabel 4.1 memperlihatkan karakteristik demografik dimana yang terbanyak adalah laki-laki sebanyak 77 orang (79,4%), umur 55-64 tahun sebanyak 35 orang (36,1%), bekerja sebanyak 58 orang (59,7%), pendidikan SMA 49 orang (50,5), yang kawin 87 orang (89,7%), suku batak sebanyak 45 orang (46,4), dan bertempat tinggal di medan sebanyak 73 orang (75,3).

[image:43.595.78.592.432.615.2]

Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan karakteristik demografik

Tabel 4.2 Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan usia

SIMTOM Total %

Normal Boderline Ansietas Depresi Campuran

N % N % N % N % N %

Usia <45 45-54 55-64 >65 0 4 3 1 0 50 37 13 1 4 1 7 7,7 30,8 7,7 53,8 4 8 15 6 12,1 24,2 45,5 18,2 3 8 9 2 13,6 36,4 40 10 2 5 7 7 9,5 23,9 33,3 33,3 10 29 35 23 10,3 29,9 36,1 23,7

TOTAL 8 100 13 100 33 100 22 100 21 100 97 100

(44)
[image:44.595.68.592.178.336.2]

Tabel 4.3 Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan jenis kelamin

SIMTOM Total %

Normal Boderline Ansietas Depresi Campuran

N % N % N % N % N %

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 7 1 87,5 12,5 11 3 78,6 21,4 27 5 84,4 15,6 17 6 73,9 26,1 15 5 75 25 77 20 79,4 20,6

TOTAL 8 100 14 100 32 100 23 100 20 100 97 100

Dari tabel 4.3 diatas memperlihatkan bahwa simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK paling banyak terjadi pada jenis kelamin laki laki sebanyak 27 orang (84,4%) yang berupa simtom ansietas.

Tabel 4.4 Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan pekerjaan

SIMTOM Total %

Normal Boderline Ansietas Depresi Campuran

N % N % N % N % N %

Pekerjaan Bekerja

Tidak bekerja 5 3 62,5 37,5 4 9 30,8 69,2 21 11 65,6 34,4 15 8 65,2 34,8 13 8 61,9 38,1 58 39 59,8 40,2

TOTAL 8 100 13 100 32 100 23 100 21 100 97 100

(45)

Tabel 4.5 Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan pendidikan

SIMTOM Total %

Normal Boderline Ansietas Depresi Campuran

N % N % N % N % N %

Pendidikan SD SMP SMA PT 0 1 6 1 0 12,5 75 12,5 3 3 4 3 23,1 23,1 30,7 23,1 7 3 14 8 21,9 9,4 43,7 25 4 4 11 4 17,4 17,4 47,8 17,4 1 3 14 3 4,7 14,3 66,7 14,3 15 14 49 19 15, 14, 50, 19,

TOTAL 8 100 13 100 32 100 23 100 21 100 97 100

[image:45.595.76.592.551.730.2]

Dari tabel 4.5 diatas memperlihatkan bahwa simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK paling banyak terjadi pada pendidikan SMA sebanyak 11 orang (47,8%) yang berupa simtom depresi.

Tabel 4.6 Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan status perkawinan

SIMTOM Total

Normal Boderline Ansietas Depresi Campuran

N % N % N % N % N %

Status perkawinan Kawin Tidak kawin 7 1 87,5 12,5 10 4 71,4 28,6 30 2 93,8 6,2 20 2 91 9 20 1 95,2 4,8 87 10 89, 10,

(46)
[image:46.595.78.591.256.465.2]

Dari tabel 4.6 diatas memperlihatkan bahwa simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK paling banyak terjadi pada kelompok yang menikah sebanyak 30 orang (93,8%) yang berupa simtom ansietas.

Tabel 4.7 Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan suku

SIMTOM Total %

Normal Boderline Ansietas Depresi Campuran

N % N % N % N % N %

Suku Batak Jawa Aceh Melayu DLL 3 2 0 0 3 37,5 25 0 0 37,5 9 2 2 0 0 69,2 15,4 15,4 0 0 16 8 2 3 3 50 25 6,2 9,4 9,4 9 7 0 6 1 39,1 30,4 0 26,1 4,4 8 4 0 6 3 38,1 19 0 28,6 14,3 45 23 4 15 10 46,4 23,7 4,1 15,5 10,3

TOTAL 8 100 13 100 32 100 23 100 21 100 97 100

(47)
[image:47.595.76.584.552.746.2]

Tabel 4.8 Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan tempat tinggal

SIMTOM Total %

Normal Boderline Ansietas Depresi Campuran

N % N % N % N % N %

Tempat tinggal Medan Luar medan 3 5 37,5 62,5 7 6 53,8 46,2 26 6 81,3 18,7 20 3 87 13 17 4 81 19 73 24 75,3 24,7

TOTAL 8 100 13 100 32 100 23 100 21 100 97 100

Dari tabel 4.8 diatas memperlihatkan bahwa simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK paling banyak terjadi yang bertempat tinggal di Medan sebanyak 20 orang (87%) yang berupa simtom depresi.

4.9 Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan tingkat keparahan penyakit

SIMTOM Total

Normal Boderline Ansietas Depresi Campuran

N % N % N % N % N %

Tingkat Keparahan Ringan Sedang Berat Sangat berat 2 3 2 1 25 37,5 25 12,5 1 7 3 2 7,7 53,8 23,1 15,4 0 12 12 8 0 37,5 37,5 25 0 5 12 6 0 21,7 52,2 26,1 0 9 4 8 0 42,8 19,1 38,1 3 36 33 25 37, 25,

(48)

Dari tabel 4.9 diatas memperlihatkan bahwa pada pasien PPOK dengan tingkat keparahan ringan tidak dijumpai simtom ansietas dan depresi yaitu 2 orang (25%), sedang yaitu 3 orang (37,5%), berat yaitu 2 orang (25%), dan sangat berat 1 orang (12,5%). Simtom boderline pada tingkat keparahan ringan yaitu 1 orang (7,7%), sedang yaitu 7 orang (53,8%), berat yaitu 2 orang (25%), sangat berat 1 orang (12,5%). Simtom ansietas yang dijumpai pada tingkat keparahan sedang yaitu 12 orang (37,5%), berat yaitu 12 orang (37,5%), sangat berat 8 orang (25%). Simtom depresi pada tingkat keparahan sedang yaitu 5 orang (21,7%), berat yaitu 12 orang (52,2%), sangat berat 6 orang (26,1%). Sedangkan Simtom campuran pada tingkat keparahan sedang yaitu 9 orang (42,8%), berat yaitu 4 orang (19,1%), sangat berat 8 orang (38,1%).

(49)

BAB 5. PEMBAHASAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Didapatkan hasil penelitian dari 97 sampel penelitian berdasarkan karakteristik demografiknya yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 77 orang (79,4%), dengan kelompok umur 55-64 tahun sebanyak 35 orang (36%), bekerja sebanyak 58 orang (59,7%), pendidikan terakhir SMA 49 orang (50,5), status perkawinan terbanyak yaitu kawin 87 orang (89,7%), suku batak sebanyak 45 orang (46,4), dan bertempat tinggal di medan sebanyak 73 orang (75,3). Xu dkk mendapatkan hasil penelitiannya dengan menggunakan kuesioner The Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) didapatkan proporsi yang tinggi terhadap simtom ansietas pada pasien yang kawin, pendidikan yang rendah, serta hasil pengukuran spirometri yang rendah.19

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK paling banyak terjadi pada kelompok usia 55-64 sebanyak 15 orang (45,5%) yang berupa simtom ansietas. Namun menurut hasil penelitian Yohannes dkk simtom ansietas dan depresi dijumpai pada kelompok usia 60-89 tahun.

20

(50)

hasil penelitian Gudmundsson G dkk, perempuan lebih sering mengalami simtom ansietas dan depresi dibandingkan laki-laki.8

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK paling banyak terjadi pada kelompok bekerja sebanyak 21 orang (65,6%) yang berupa simtom ansietas bila dibandingkan yang tidak bekerja sebanyak 11 orang (34,4%) yang berupa simtom ansietas. Namun menurut Chan HN dkk tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan status pekerjaan.

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK paling banyak terjadi pada pendidikan SMA sebanyak 11 orang (47,8%) yang berupa simtom depresi. Menurut survei yang dilakukan di Kanada laki-laki yang berpendidikan tiga kali lebih mungkin, dan wanita berpendidikan dua kali lebih mungkin mengalami depresi, bila dibandingkan pada mereka yang kurang berpendidikan. Namun menurut Chan HN dkk tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan tingkat pendidikan.

22

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK paling banyak terjadi pada kelompok yang menikah sebanyak 30 orang (93,8%) yang berupa simtom ansietas.

22

(51)

orang (50%) yang berupa simtom ansietas. Namun menurut Chan HN dkk tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan suku. 22

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK paling banyak terjadi yang bertempat tinggal di Medan sebanyak 20 orang (87%) yang berupa simtom ansietas.

(52)
(53)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan karakteristik demografik simtom ansietas dan depresi yang terbanyak adalah laki-laki,usia sekitar 55-64 tahun, bekerja, SMA, kawin, suku batak, dan bertempat tinggal di medan. Dari hasil penelitian berdasarkan tingkat keparahan memperlihatkan bahwa pada pasien PPOK paling banyak dijumpai simtom ansietas dan simtom depresi. Pada tingkat keparahan sedang terbanyak dijumpai simtom ansietas yaitu 12 orang (37,5%). Dan pada tingkat keparahan berat dijumpai simtom ansietas sebanyak 12 orang (37,5%) dan simtom depresif yaitu 12 orang (52,2%)

6.2. SARAN

(54)

DAFTAR PUSTAKA

1. Mikkelsen RL, Middleboe T, Pisinger C, Stage K. Anxiety and depression in patients with chronic obstructive pulmonary disease (COPD). A review. Nord J Psychiatry. 2004;58:65-70. Oslo. ISSN 0803-9488.

2. Sadock BJ, Sadock VA. Anxiety disorders in Psychiatry. In Kaplan & Sadock’s. Synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry. 10th

3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Diagnosis dan Penatalaksanaannya. 2011. p.

ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2005. p.579.

4. Tselebis A, Bratis D, Kosmas E, Harikiopoulou M, Theodorakopoulou E, Dumitru S, at al. Psychological symptom patterns and vital exhaustion in outpatients with chronic obstructive pulmonary disease. Annals of General Psychiatry. 2011;10:32.

5. Moussas G, Tselebis A, Karkanias A, Stamouli D, ilias I, Bratis D, at al. A comparative study of anxiety and depression in patients with bronchial asthma, chronic obstructive pulmonary disease and tuberculosis in a general hospital of chest diseases. Annals of General Psychiatry. 2008;7:7.

6. Ryu YJ, Chun EM, lee JH, Chang JH. Prevalence of Depression and Anxiety in Outpatients with Chronic Airway Lung Disease. The Korean Journal of Internal Medicine. 2010;;25:51-57.

7. Kunik ME, Roundy K, Veazey C, Souchek J, Richardson P, Wray NP, at al. Suprisingly High Prevalence of Anxiety and Depression in Chronic Breathing Disorders. American College of ChestPsychians. 2005;127;1205-1211.

8. Gudmundsson G, Gislason T, Janson C, Lindberg E, Ulrik CS, Brindum E, at al. Depression, anxiety and helath status after hospitalisation for COPD: A multicentre study in the nordic countries. Respiratory Medicine Elsevier. 2006;87-93.

9. Cafarella PA, Effing TW, Usmani ZA, Frith PA. treatments for anxiety and depression in patients with chronic obstrucyive pulmonary disease: A literature review. Asian Pacific Society of Respirology. 2012. 627-638. 10. Fisher L. Psychological Needs and Interventions. In: Managing Chronic

Obstructive Pulmonary Disease. USA. John Wiley & Sons, ltd. 2007; p.157-173. Fisher L. Psychological Needs and Interventions. In: Managing Chronic Obstructive Pulmonary Disease. USA. John Wiley & Sons, ltd. 2007; p.157-173.

(55)

12. Herrmann C. International Experiences With The Hospital Anxiety and Depression Scale- A Review of Validation Data and Clinical Results. Journal of Psychosomatic Research.1997;42:17-41.

13. Ng TP, Niti M, Tan WC, Cao Z, Ong KC, Eng P. depressive Symptoms and Chronic Obstructive Pulmonary Disease. American Medical Association. 2007. 60-67.

14. Snaith RP. The Hospital Anxiety and Depression Scale. BioMed Central Ltd. 2003;1:29.p.1-4.

15. Tang WK, Wong E, Chiu HF, Lum C.M, Ungvari GS. Examining item bias in the anxiety subscale of the hospital anxiety and depression scale in patients with chronic obstructive pulmonary disease. International Journal of Methods in Psychiatric research. Res 17(2); 104-110 (2008). 16. Dahlan M.S. Langkah-langkah membuat Proposal Penelitian Bidang

Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta. Sagung Seto. 2009.

17. Dahlan M.S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta. Salemba MEDIKA. 2010.

18. Dahlan M.S. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta. Salemba Medika. 2011.

19. Xu W, Collet JP, Shapiro S, Lin Y, Yang T, Platt RW, at al. Independent Effect of Depression and Anxiety on Chronic Obstructive Pulmonary Disease Exacerbations and Hospitalizations. Am J Respir Crit Care Med. Vol 178. 2008. pp 913-920

20. Yohannes AM,Baldwin RC, Connolly MJ. Depression and Anxiety in Elderly Outpatients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease: prevalence, and Validation of the basdec screening Questionnaire. International Journal of Geriatric Psychiatry. 15, 2000. 1090-1096.

21. Yohannes AM, Willgoss TG, Baldwin RC, Connolly MJ. Depression and Anxiety in chronic heart failure and Chronic Obstructive Pulmonary Disease: prevalence, relevance, clinical implications and management principles. International Journal of Geriatric Psychiatry. 25, 2010. 1290-1221.

22. Jansen DJ, Spruit MA, Leuue C, Gijsen C, Hameleers H, Schols JM, at al. Symptoms of anxiety and depression in COPD patients entering pulmonary rehabilitation. Chronic respiratory disease. 2010 7. 147.

(56)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN UNTUK PENELITIAN

GAMBARAN GEJALA KECEMASAN DAN DEPRESI PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI SMF PULMONOLOGI

DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DAN BP4 MEDAN

Bapak/Ibu/Saudara/i/Yth.

Saya dr. Dessy Mawar Zalia peserta program pendidikan dokter spesialis di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa akan membuat suatu penelitian yang berjudul “Gambaran Simtom Ansietas dan Depresi pada Pasien Penyakit Paru Obtruktif Kronik(PPOK) di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP. H.Adam Malik Medan dan BP4”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dari gejala kecemasan dan depresi pada pasien PPOK.

Dengan mengetahui adanya gambaran gejala kecemasan dan depresi, maka penelitian akan sangat bermanfaat bagi para dokter untuk lebih memberikan perhatian bagi para pasien PPOK. Jika Bapak/Ibu bersedia ikut serta dalam penelitian, maka Bapak/Ibu akan diminta untuk mengisi data-data demografi, dan mengisi sebuah daftar isian yang disebut “Skala Kecemasan dan Depresi” untuk mengetahui apakah Bapak/Ibu memiliki gejala-gejala kecemasan dan depresi, karena gangguan ini sering ditemukan pada penderita dengan kondisi medis umum.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan maupun tekanan dari pihak manapun serta tidak dipungut biaya apapun selama dalam penelitian. Seandainya, bapak/Ibu menolak untuk ikut serta dalam penelitian saya ini maka tidak ada sanksinya.

Jika selama menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas maka Bapak/Ibu dapat menghubungi saya: dr. Dessy Mawar Zalia (082167159567) di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FK USU Medan. Terima Kasih.

Medan, Januari 2012 Hormat Saya,

(57)

Lampiran 2

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian “Gambaran Gejala Kecemasan dan Depresi pada Penyakit Paru Obtruktif Kronik(PPOK) di SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP. H.Adam Malik Medan dan BP4 Medan” dan setelah mendapat kesempatan tanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, termasuk risikonya, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bahwa bersedia diikutsertakan dalam penelitian ini.

Medan, ………..2012

Yang memberikan penjelasan yang membuat pernyataan persetujuan

(58)

Lampiran 3

DATA PENELITIAN PASIEN

Nomor MR : Tanggal :

A. Data Demografik

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : L / P

4. Alamat :

5. Pekerjaan :

6. Pendidikan :

7. Status pernikahan : Kawin/tidak kawin/janda/duda

B. Tingkat Keparahan :

C. Skor HADS-A :

(59)

Lampiran 4

PEMERIKSAAN SKALA CEMAS DAN DEPRESI RUMAH SAKIT (HOSPITAL ANXIETY AND DEPRESSIONN SCALE-HADS)

PETUNJUK : ISILAH IDENTITAS DIRI ANDA

NAMA :

JENIS KELAMIN :

ALAMAT :

Petunjuk “BACALAH PERNYATAAN DIBAWAH INI DENGAN BAIK BARU ANDA SESUAIKAN PILIHAN DENGAN KEADAAN KELUHAN ANDA DALAM SEMINGGU

INI”

1. Saya merasa tegang atau tidak enak Tidak ada (0) Kadang-kadang (1)

Sering (2)

Sering sekali (3) 2. Saya masih dapat menikmati hal-hal yang

biasa saya senangi

Tidak ada (3) Kadang-kadang (2)

Sering (1)

Sering sekali (0) 3. Saya merasa takut kalau-kalau sesuatu yang

tidak mengenakkan akan terjadi kepada saya

Tidak ada (0) Kadang-kadang (1)

Sering (2)

Sering sekali (3) 4. Saya bisa tertawa dan melihat sisi-sisi yang

lucu dari hal-hal yang saya lihat

Tidak ada (3) Kadang-kadang (2)

Sering (1)

Sering sekali (0) 5. Perasaan khawatir menganggu pikiran saya Tidak ada (0)

Kadang-kadang (1)

Sering (2)

(60)

6. Saya merasa gembira Tidak ada (3) Kadang-kadang (2)

Sering (1)

Sering sekali (0) 7. Saya dapat duduk dengan tenang dan

merasa nyaman

Tidak ada (3) Kadang-kadang (2)

Sering (1)

Sering sekali (0)

8. Saya merasa seolah-olah semua pergerakan saya menjadi lambat

Tidak ada (0) Kadang-kadang (1)

Sering (2)

Sering sekali (3) 9. Saya merasa rasa takut sehingga saya

merasa mual dan perut saya mulas

Tidak ada (0) Kadang-kadang (1)

Sering (2)

Sering sekali (3) 10. Saya merasa penampilan saya tidak menarik

lagi

Tidak ada (0) Kadang-kadang (1)

Sering (2)

Sering sekali (3) 11. Saya merasa sesak seolah-olah saya

dikejar-kejar

Tidak ada (0) Kadang-kadang (1)

Sering (2)

Sering sekali (3) 12. Saya menikmati hal-hal yang menyenangkan Tidak ada (3)

Kadang-kadang (2)

Sering (1)

Sering sekali (0) 13. Saya dapat tiba-tiba merasa cemas yang

berat, dapat menjadi panik dan gellisah

(61)

(1)

Sering (2)

Sering sekali (3) 14. Saya dapat menikmati buku yang bagus,

radio, dan program TV

Tidak ada (3) Kadang-kadang (2)

Sering (1)

Sering sekali (0)

(62)

Lampiran 6

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Data Pribadi

Nama : dr. Dessy Mawar Zalia Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/24 Maret 1986

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jemadi No. 8 Pulo Brayan Darat II Medan Telepon : 082167159567

Email : dz_1357@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan

Tahun 1992-1998 : SD Swasta Pertiwi Medan Tahun 1998-2001 : SLTP Negeri 11 Medan Tahun 2001-2004 : SMU Negeri 3 Medan

Tahun 2004-2010 : Pendidikan Dokter Umum di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Tahun 2011-sekarang : Program Pendidikan Dokter Spesialis bidang Ilmu Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran

(63)

SKOR HADS PADA PASIEN PPOK BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN

NO. TINGKAT KEPARAHAN PPOK HADS ANSIETAS HADS DEPRESI KETERANGAN

1. Sedang 5 6 Normal

2. Berat 8 4 Boderline abnormal simtom ansietas

3. Sedang 8 10 Boderline abnormal simtom depresi

4. Sedang 6 12 Simtom depresi

5. Berat 5 8 Boderline abnormal simtom depresi

6. Sedang 7 9 Boderline abnormal simtom depresi

7. Berat 5 6 Normal

8. Sedang 9 11 Simtom depresi

9. Berat 11 8 Simtom ansietas

10. Berat 7 13 Simtom depresi

11. Sangat berat 17 12 Simtom ansietas

12. Berat 11 11 Campuran simtom ansietas dan depresi

13. Berat 16 10 Simtom ansietas

14. Sedang 8 12 Simtom depresi

15. Berat 12 10 Simtom ansietas

16. Sangat berat 16 10 Simtom ansietas

17. Sangat berat 14 10 Simtom ansietas

18. Sangat berat 12 10 Simtom ansietas

19. Ringan 5 5 Normal

20. Sangat berat 9 10 Boderline abnormal simtom depresi

21. Sangat berat 13 12 Simtom ansietas

22. Berat 11 10 Simtom ansietas

23. Berat 12 10 Simtom ansietas

24. Berat 15 10 Simtom ansietas

25. Sedang 9 9 Boderline abnormal simtom campuran

26. Sangat berat 12 11 Simtom ansietas

27. Sedang 9 9 Boderline abnormal simtom campuran

28. Sedang 9 8 Boderline abnormal simtom ansietas

29. Berat 8 11 Simtom depresi

30. Berat 8 13 Simtom depresi

31 Sedang 7 7 Boderline abnormal simtom campuran

32. Berat 13 11 Simtom ansietas

33. Ringan 1 4 Normal

34. Sedang 5 10 Boderline abnormal simtom depresi

35. Sedang 5 7 Normal

36. Sangat berat 12 12 Campuran simtom ansietas dan depresi

37. Berat 9 12 Simtom depresi

38. Sangat berat 16 10 Simtom ansietas

39. Sangat berat 5 6 Normal

40. Sedang 5 10 Boderline abnormal simtom depresi

41. Sangat berat 6 9 Boderline abnormal simtom depresi

42. Berat 15 10 Simtom ansietas

(64)

44. Sangat berat 10 13 Simtom depresi

45. Sangat berat 14 12 Simtom ansietas

46. Berat 9 12 Simtom depresi

47. Berat 2 9 Boderline abnormal simtom depresi

48. Berat 16 13 Simtom ansietas

49. Sangat berat 8 14 Simtom depresi

50. Berat 10 14 Simtom depresi

51. Sangat berat 12 12 Campuran simtom ansietas dan depresi

52. Sangat berat 9 13 Simtom depresi

53. Sangat berat 16 16 Campuran simtom ansietas dan depresi

54. Sangat berat 12 12 Campuran simtom ansietas dan depresi

55. Sangat berat 10 12 Simtom depresi

56. Sangat berat 9 11 Simtom depresi

57. Berat 13 13 Campuran simtom ansietas dan depresi

58. Sangat berat 12 12 Campuran simtom ansietas dan depresi

59. Sangat berat 14 14 Campuran simtom ansietas dan depresi

60. Sangat berat 10 10 Boderline abnormal simtom campuran

61. Berat 6 6 Normal

62. Sedang 14 13 Simtom ansietas

63. Berat 16 13 Simtom ansietas

64. Berat 16 14 Simtom ansietas

65. Sedang 12 9 Simtom ansietas

66. Berat 12 10 Simtom ansietas

67. Sedang 12 12 Campuran simtom ansietas dan depresi

68. Sedang 13 9 Simtom ansietas

69. Sedang 11 14 Simtom depresi

70. Berat 12 14 Simtom depresi

71. Sedang 13 10 Simtom ansietas

72. Sedang 16 10 Simtom ansietas

73. Sedang 13 13 Campuran simtom ansietas dan depresi

74. Sedang 12 12 Campuran simtom ansietas dan depresi

75. Sedang 14 8 Simtom ansietas

76. Sedang 14 14 Campuran simtom ansietas dan depresi

77. Sangat berat 10 15 Simtom depresi

78. Ringan 9 8 Boderline abnormal simtom ansietas

79. Sangat berat 15 15 Campuran simtom ansietas dan depresi

80. Berat 10 14 Simtom depresi

81. Berat 9 14 Simtom depresi

82. Berat 8 12 Simtom depresi

83. Sedang 12 12 Campuran simtom ansietas dan depresi

84. Sedang 12 10 Simtom ansietas

85. Berat 16 16 Campuran simtom ansietas dan depresi

86. Sedang 15 11 Simtom ansietas

87. Sedang 12 9 Simtom ansietas

88. Berat 10 16 Simtom depresi

89. Sedang 11 11 Campuran simtom ansietas dan depresi

90. Berat 9 13 Simtom depresi

(65)

92. Sedang 13 9 Simtom ansietas

93. Sedang 12 10 Simtom ansietas

94. Sedang 14 14 Campuran simtom ansietas dan depresi

95. Sedang 14 9 Simtom ansietas

96. Sedang 9 12 Simtom depresi

(66)

NO. MR NAMA UMUR JK SUKU ALAMAT KERJA PDDKN

1. 010103 ER 51 L Padang Luar medan Bekerja SMA

2. 346435 KS 59 L Batak Luar medan Tdk bekerja SMP

3. 466485 DM 76 L Batak Medan Tdk bekerja PT

4. 226932 MT 52 L Batak Medan Bekerja SD

5. 504166 FA 45 P Aceh Luar medan Tdk bekerja SMP

6. 486388 PS 69 L Batak Luar medan Tdk bekerja PT

7. 056874 OG 54 L Nias Medan Bekerja SMA

8. 338235 GS 64 L Batak Luar medan Tdk bekerja SMP

9. 477878 NW 48 P Aceh Medan Tdk bekerja SMP

10. 010189 KM 78 L Jawa Medan Tdk bekerja SD

11. 000104 HN 60 L Jawa Luar medan Bekerja SD

12. 000505 DL 64 L Batak Luar medan Bekerja SMP

13. 000107 AL 75 L Jawa Medan Bekerja SMA

14. 100198 PS 52 L Batak Medan Tdk bekerja SMP

15. 010138 TM 44 L Jawa Medan Bekerja SMA

16. 010137 SN 72 L Jawa Medan Tdk bekerja SD

17. 010135 AN 62 L Jawa Medan Bekerja SMP

18. 100403 HJ 64 L Aceh Medan Tdk bekerja SMP

19. 100406 SS 62 L Batak Medan Tdk bekerja SMA

20. 100407 MG 66 L Batak Medan Tdk bekerja SMA

21. 100412 DS 44 L Batak Medan Bekerja PT

22. 070212 SG 62 L Jawa Medan Tdk bekerja SMA

23. 100405 SM 60 L Jawa Medan Tdk bekerja SMA

24. 010140 JP 58 L Batak Medan Bekerja SMA

25. 100402 FHL 72 L Batak Medan Tdk bekerja SD

26. 100401 NI 67 P Padang Medan Tdk bekerja PT

27. 010134 MM 90 P Jawa Luar medan Tdk bekerja SD

28. 010130 MYD 52 L Batak Medan Bekerja PT

29. 010127 HI 58 P Melayu Medan Tdk bekerja PT

30. 376926 KG 74 L Batak Luar medan Bekerja SD

31 329324 SS 58 L Batak Luar medan Bekerja SMA

32. 499752 RA 36 P Melayu Luar medan Tdk bekerja SMA

33. 240386 SS 63 L Jawa Luar medan Tdk bekerja SMP

34. 190184 SR 49 L Jawa Medan Tdk bekerja SMP

35. 196776 AA 70 L Padang Luar medan Tdk bekerja SMA

36. 011027 RA 72 P Melayu Medan Tdk bekerja SMA

37. 010111 MM 67 P Jawa Medan Tdk bekerja SD

38. 010113 NN 60 L Jawa Medan Tdk bekerja SD

39. 065630 MP 46 L Batak Luar medan Bekerja SMA

40. 506564 IN 67 L Aceh Luar medan Bekerja SD

41. 061606 FN 42 L Batak Medan Bekerja SMA

42. 503520 HP 64 L Batak Luar medan Bekerja SD

43. 010116 MA 47 P Banten Medan Tdk bekerja SMA

44. 010117 ML 50 P Melayu Medan Tdk bekerja SMA

45. 010120 SH 58 L Padang Medan Bekerja SD

46. 010115 UN 40 L Batak Luar medan Bekerja SMP

47. 502979 RN 52 L Batak Luar medan Bekerja SMA

48. 505510 JS 72 P Batak Luar medan Bekerja SD

49. 010114 SR 59 L Padang Medan Bekerja SMA

50. 010118 HS 47 L Batak Medan Bekerja SMA

51. 010119 RT 58 L Batak Luar medan Bekerja SD

52. 010122 NN 61 L Jawa Medan Bekerja SMA

53. 73612 TP 56 L Jawa Medan Bekerja SMA

(67)

55. 011404 EM 42 P Melayu Medan Tdk bekerja SMA

56. 011009 PN 55 L Jawa Medan Bekerja SMP

57. 509640 NN 69 L Batak Luar medan Bekerja SMP

58. 011255 AR 51 L Batak Medan Bekerja SMA

59. 010126 NA 51 P Melayu Medan Bekerja PT

60. 010124 SM 36 P Jawa Medan Tdk bekerja SMA

61. 010110 SM 46 P Jawa Medan Bekerja PT

62. 508803 MK 57 L Batak Luar medan Bekerja SD

63. 14912 DS 61 L Batak Luar medan Tdk bekerja PT

64. 90258 TS 60 L Batak Medan Tdk bekerja SMA

65. 92951 MBB 46 L Batak Medan Bekerja PT

66. 94852 HS 48 L Batak Medan Bekerja SMA

67. 010048 SDS 57 L Batak Medan Bekerja SMA

68. 010047 TK 51 L Batak Medan Bekerja PT

69. 93357 SM 43 L Jawa Medan Bekerja PT

70. 95147 SJ 49 L Melayu Medan Bekerja SMA

71. 91159 MAS 54 L Batak Medan Bekerja SMA

72. 011060 ZE 66 L Melayu Medan Bekerja SMA

73. 68120 JN 71 L Batak Medan Bekerja SMA

74. 22512 MT 72 L Batak Luar medan Bekerja SMP

75. 32512 FN 42 L Nias Medan Bekerja SMA

76. 48012 MN 40 L Padang Medan Bekerja SMA

77. 32412 MS 52 L Batak Medan Bekerja SMA

78. 121100 AYT 70 L Batak Medan Tdk bekerja SMA

79. 67812 HN 68 P Batak Medan Tdk bekerja SMA

80. 651200 EG 54 P Batak Medan Bekerja PT

81. 63412 YA 62 L Jawa Medan Bekerja SMA

82. 67312 NS 57 P Batak Medan Tdk bekerja SMA

83. 84112 PI 78 L Jawa Medan Tdk bekerja SMA

84. 80512 ET 57 P Batak Medan Tdk bekerja SMA

85. 68712 EP 54 P Menado Medan Tdk bekerja SMA

86. 90562 MS 57 L Batak Medan Bekerja SMA

87. 91004 ZN 58 L Melayu Medan Bekerja PT

88. 91451 RA 54 L Jawa Medan Bekerja SMA

89. 95012 WA 60 L Jawa Medan Bekerja SMA

90. 92712 MW 58 L Melayu Medan Bekerja SMA

91. 500505 MJ 68 L Melayu Medan Tdk bekerja SMA

92. 90123 BB 52 L Batak Medan Bekerja PT

93. 30025 ST 50 L Batak Medan Bekerja SMA

94. 302510 MIT 63 L Melayu Medan Tdk bekerja SMA

95. 92035 EHS 54 L Batak Medan Bekerja PT

96. 011022 HN 56 L Melayu Medan Bekerja PT

Gambar

Tabel 2.2 Klasifikasi PPOK
Gambar 2.1  Model ansietas, sesak napas, dan faktor pemeliharaan pada
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Karakteristik
Tabel  4.2 Distribusi simtom ansietas dan depresi berdasarkan usia
+5

Referensi

Dokumen terkait

• Apakah Pseudomonas aeruginosa lebih sering ditemukan pada PPOK derajat berat yang mengalami

Saat ini saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Stres, Ansietas dan Depresi pada Pasien yang Menjanalani Hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan

Penelitian Lancet terbaru pada masalah kesehatan jiwa secara umum mencatat kurangnya penelitian pada interaksi antara gangguan jiwa dan penyakit seperti tuberkulosis dan

7 Ansietas dan depresi memiliki prevalensi paling tinggi dari 19% gangguan mood yang dijumpai pada pasien sirosis HCV (Hepatitis C Virus), masing-masing 24% dan

Hasil pengujian statistik didapat- kan tidak terdapat perbedaan tingkat simtom ansietas dan depresi antara PSK yang menderita HIV/ AIDS dengan PSK yang tidak menderita

tidak dijumpai hasil pewarnaan gram pada pasien PPOK eksaserbasi dengan.

Ada hubungan antara asupan energi dengan derajat keparahan pada pasien. PPOK rawat jalan di rumah sakit

7 Ansietas dan depresi memiliki prevalensi paling tinggi dari 19% gangguan mood yang dijumpai pada pasien sirosis HCV (Hepatitis C Virus), masing-masing 24% dan