Prosedur Pelaksanaan Terapi Aktivitas Bermain (TAB) di RS Berbasis riset
dan kemajuan IPTEK
ANGGOTA KELOMPOK:
Ade Sugih (120001)
AasNurhayati (120002) Adila Nurhikmah (120003)
Agni Nuryantika (120004) Aisyah Nur Fazri (120005)
Ajeng Putri (120006)
A. Terapi Bermain
Landreth (2001) berpendapat bahwa bermain sebagai terapi merupakan salah satu sarana yang digunakan dalam membantu anak mengatasi masalahnya, sebab bagi anak bermain adalah simbol verbalisasi. Terapi yang dilakukan didalam ruangan sebaiknya dipersiapkan dengan baik terutama dengan alat-alat permainan yang akan digunakan.
• Terapi Bermain Pada Anak Sakit
Terapi bermain merupakan salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat paling efektif untuk mengatasi stress anak Ketika dirawat di rumah sakit. Karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak dan sering disertai stress berlebihan,anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam mengahadapi stress.
(link yt: https://youtu.be/pDZ7AYtxTu8)
Tujuan Bermain
Wong et al (2009) menyebutkan,bermain sangat penting bagi mental,emosional dan kesejahteraan sosial anak. Tujuan bermain di rumah sakit adalah agar pasien dapat melanjutkan tumbuh kembang secara
optimal,mengembangkan anak sehingga terapi bermain dapat membantu anak menguasai kecemasan dan konflik.Karena ketegangan mengendor dalam permainan,anak dapat menghadapi maalah kehidupan,memungkinkan anak menyalurkan kelebihan energi fisik dan melepaskan emosi
yang tertahan.
Permainan juga sangat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan anak,yaitu diantaranya:
a. Untuk perkembangan kognitif 1. Anak mulai mengerti dunia
2. Anak mampu mengembangkan Pemikiran yang fleksibel dan berbeda
3. Anak memiliki kesempatan untuk menemui dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang sebenarnya.
b. Untuk perkembangan Sosial dan Emosional
1. Anak mengembangkan keahlian komunikasi secara verbal maupun nonverball mellui negosiasi peran
2. Anak merespon perasaan teman sebaya sambil menunggu giliran dengan berbagai pengalaman
3. Anak bereksperimen dengan peran orang-orang di rumah, di sekolah dan masyarakat di sekitarnya
c.Untuk perkembangan bahasa
1. Dalam permainan dramatic, anak menggunakan pertanyaan- pertanyaan peran, infleksi (perubahan nada/suara) dan bahasa komunikasi yang tepat
2. Selama bermain anak belajar menggunakan bahasa untuk tujuan- tujuan yang berbeda dalam situasi yang berbeda dengan orang yang berbeda
3. Anak menggunakan bahasa untuk memainkan alat bermain, bertanya, mengekspresikan gagasan atau mengadakan dan meneruskan
permainan
d. Untuk perkembangan Fisik(Jasmani
1. Anak terlibat dalam permainan yang aktif menggunakan keahlian- keahlian motoric kasar
2. Anak mampu memungut dan mengitung brnda-benda kecil menggunakan kemampuan motoric halusnya
e. Untuk perkembangan pengenalan huruf (Literacy) 1.Proses membaca dan menulis anak pada saat bermain
2.Pemesanan dramatic membantu anak belajar memahami cerita dan struktur cerita
3.Dalam permainan dramatic, anak memasuki dunia bermain seolah- oalh mereka adalah karakternya.. Ini membantu anank untuk memasuki dunia karakter buku
Fungsi Bermain
a.Perkembangan sensorik-motoric
b.Perkembangan intelektual anak melakukan ekplorasi dan manipulasi terhadaap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar terutama mengenal warna,
bentuk, ukuran, tekstur, dan membedakan objek
c.Perkembangan sosial yang ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya seperti ketika anak belajar berinteraksi dengan teman, lawan bicara dan belajar tentang nilai sosial yang ada pada kelompoknya.
Prinsip Pelaksanaan Terapi Bermain
a.Permainan tidak banyak menggunakan energi. Waktu bermain lebih singkat untuk menghindari kelelahan dan alat-alat permainannya lebih sederhana.
Menurut Vanfeet:2010 waktu yang diperlukan untuk terapi bermain pada anak yang dirawat di Rumah sakit adalah 15-20, sedangkan menurut Adriana:2011 menyatakan bahwa waktu untuk terapi bermain adalah 30-35 menit yang terdiri dari 5 menit tahap persiapan, 5 menit tahap pembukaan, 20 menit tahap
kegiatan, dan 5 menit penutupan.
b.Mainan harus relative aman dan terhindar dari infeksi silang.
c.Sesuai dengan kelompok usia
d. Tidak bertentangan dengan terapi. Permainan tidak boleh bertentangan
dengan pengobatan yang sedang dijalani anak. Apabila anak harus tirah baring, maka pilih permainan yang dapat dilakukan di tempat tidur.
Jenis-jenis terapi bermain
a. Terapi bermain Clay
Permainan ini cocok diterapkan untuk anak usia prasekolah salah satunya permainan membentuk kontruksi seperti clay/playdough.Terapi ini cocok diberikan pada anak yang sedang menjalani perawatan,karena tidak
membutuhkan energi yang besar untuk bermain.Permainan ini juga dapat dilakukan di atas tempat tidur anak sehingga tidak menganggu dalam proses pemulihan Kesehatan anak.
b. Visualisasi kreativ
Ini mengandaikan suatu proses di mana, melalui pikiran kita dan
menggunakan imajinasi kita, kita mampu menciptakan apa yang benar-benar kita inginkan terjadi. Ini bisa berupa pencapaian kesuksesan atau tujuan, melihat hasil akhir dari proyek kami, dll..
c. Blok dan mainan kontruksi
Permainan balok adalah alat permainan edukatif dengan menggunakan media balok yang terbuat dari kayu warna-warni. Dalam permainan
balok tersebut anak akan belajar untuk memecahkan masalah sederhana dengan cara menyusun balok dan juga membuat balok menjadi hal yang baru untuk anak.
d. Permainan pasir
melatih kemampuan motorik anak Pergerakan seperti
memindahkan pasir dari tempat satu ke yang lainnya dan bermain menggunakan sekop juga akan mengasah keterampilannya dalam menggerakkan tubuh. Selain itu, saat mengangkat pasir yang ada dalam embernya, si kecil juga sekaligus melatih kekuatan otot-ototnya.
e. Seni dan kerajinan
Seni rupa anak adalah karya rupa yang mengandung hasil pemikiran dan perasaan
anak tentang diri dan lingkungannya.
Menurut organitation play theraphy international,hingga 71% anak-anak yang mendapat terapi bermain mengalami perubahan positif.Adapun manfaat potensial dari terapi bermain ,diantaranya:
1. Hubungan keluarga menjadi lebih dekat 2. Mendorong penggunaan Bahasa lebih baik
3. Meningkatkan keterampilan motoric halus dan kasar 4. Memiliki keterampilan social yang kuat
5. Mengurangi kecemasan
SOP Terapi Bermain
A.Pengertian
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya
(Hurlock:1978).Kegiatan yang dilakukansesuai dengan keinginan dalam mengatasi konflik dari dalam dirinya yang tidak disadari serta dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan (roster:1987)
B. Tujuan
-Meminimalisirkan Tindakan perawatan yang tarumatis -Mengurangi kecemasan
-Membantu mempercepat penyembuhan -Sebagai fasilitas komunikasi
C. Kebijakan
Dilakukan di ruang rawat inap,poli tumbuh kembang,poli rawat jalan,dan tempat penitipan anak.
D. Petugas Perawat
1.Pasien dan keluarga diberitahu tujuan bermain 2. Melakukan kontrak waktu persiapan pasien 3. Tidak rewel
4. Tidak mengantuk
5. Pasien bisa dengan tiduran atau duduk,sesuai kondisi klien
Prosedur Pelaksanaan : A.Tahap pra interaksi 1. Melakukan kontak waktu 2.Mengecek kesiapan anak 3.Menyiapkan alat
B.Tahap Orientasi
1.Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama pasien 2.Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3.Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan C.Tahap Kerja
1.Memberi petunjuk pada anak cara bermain
2.Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri atau dibantu 3.Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga
4.Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan
5.Mengobservasi emosi,hubungan inter-personal,psikomotor anak saat bermain
6.Meminta anak menceritakan apa yang dilakukannya 7.Menanyakan perasaan anak setelah bermain
8.Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan
D.Tahap Terminasi : Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan 1. Berpamitan dengan pasien
2.Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula 3.Mencuci Tangan
4.Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga kegiatan dalam dalam lembar catatan keperawatan dan simpulan hasil bermain meliputi emosional,hubungan inter-personal,psikomotor dan anjuran untuk anak dan keluarga
TUJUAN
1.TIU (Tujuan Intruksional Umum)msetelah diajak bermain,diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh kembangnya
2.TIK (Tujuan Intrsuksional Khusus) setelah diajak bermain selama 35 menit,anak diharapkan:
Gerakan motoric halusnya terarah,berkembang kognitifnya,dapat berkomunikasi dengan baik Perencaan
1.Jenis program bermain mewarnai gambar dengan pensil warna/spidol/ pada kertas yang telah tersedia
2.Karakteristik bermain: melatih motoric halus 3.Karakteristik peserta: usia 3-6 tahun
4.Metode Demonstrasi
5.Alat yang digunakan: kertas,pensil warna,penggaris dll
• Strategi Pelaksanaan
● 1. Persiapan 5 menit
● 2.Pembukaan 5 menit
● 3.Kegiatan 20 menit
MENIMBANG BB,TB, MENGUKUR LK.LLA,IMT Berat Badan (BB)
BB merupakan ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiap pemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik anak pada semua kelompok umur karena BB merupakan indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak saat pemeriksaan. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur
berat badan adalah :
1.Penimbangan Berat Badan (BB) 2.Menggunakan timbangan dacin
3.Menggunakan timbangan injak (timbangan digital).
Prosedur screening tumbuh kembang bayi
02
Prosedur screening tumbuh kembang bayi
• Berat Badan (BB)
Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Panjang Badan (Bb/Pb) Atau Berat
Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Untuk Anak Umur 0 - 60 Bulan.
Hasil Pengukuran Z-score
Status Gizi (BB/TB atau BB/PB
Tindakan
> 2 SD Gemuk 1. Tentukan penyebab utama anak
kegemukan
2. Konseling gizi sesuai penyebab
-2 SD sampai dengan 2 SD Normal Berikan pujian kepada ibu dan anak
-3 SD sampai dengan -2 SD Kurus 1. Tentukan penyebab utama anak
kurus
2. Konseling gizi sesuai penyebab
Di bawah -3 SD Sangat kurus Segera rujuk ke PKM dengan TFC
atau ke RS
• Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik ke dua yang terpenting.
Adapun cara yang digunakan untuk mengukur tinggi badan yaitu diantara nya : 1. Pengukuran Panjang Badan untuk anak 0 - 24 bulan Cara mengukur dengan posisi berbaring :
• Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
• Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
• Kepala bayi menempel pada pembatas angka
• Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).
• Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki dan membaca angka di tepi luar pengukur 2. Pengukuran Tinggi Badan untuk anak 24 - 72 Bulan Cara mengukur dengan posisi berdiri:
• Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
• Berdiri tegak menghadap kedepan.
• Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
• Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
• Baca angka pada batas tersebut.
Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Panjang / Tinggi Badan Menurut Untuk Anak Umur Usia 0 – 60 Bulan
Hasil pengukuran Status gizi Tindakan
Diatas 2 SD (>2SD) Tinggi Jadwalkan kunjungan
berikutnya
2SD sampai dengan 2 SD Normal Jadwalkan kunjungan
berikutnya
3SD sampai dengan < -2SD Pendek Asupan Gizi ditingkatkan dan
Jadwalkan kunjungan berikutnya Di bawah kurva
z-score -3 (< -3SD)
Sangat pendek Segera rujuk ke
fasilitas layanan kesehatan
• lingkar kepala (LK)
Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi volume dalam kepala.
Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan. Namun LK yang abnormal baik kecil maupun besar bisa juga disebabkan oleh faktor genetik (keturunan) dan bawaan bayi. Pada 6 bulan pertama kehidupan LK berkisar antara 34-44 cm sedangkan pada umur 1 tahun sekitar 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak.
Umur 0 - 11 bulan = Setiap tiga bulan.
umur 12 – 72 bulan = Setiap enam bulan.
Hasil
Pengukuran
Klasifikasi Tindakan
Di atas kurva +2 Makrosefali Rujuk keRumah Sakit
Antara kurva +2dan -2
Normal Beri pujian kepada ibu Dananak
Di bawahkurva -2 Makrosefali Rujuk keRumah Sakit
•
Lingkar Lengan Atas (LA)LLA ini menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak dibawah kulit dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh
keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. Namun, penggunaan LLA ini lebih tepat untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan gizi/ pertumbuhan fisik yang berat.
•
Indeks Massa Tubuh (IMT)Pengukuran IMT dapat dilakukan pada anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Pada anak-anak dan remaja pengukuran IMT sangat terkait dengan umurnya, karena dengan perubahan umur terjadi perubahan komposisi tubuh dan densitas tubuh. IMT adalah
perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Cara pengukurannya adalah pertama-tama ukur berat badan dan tinggi badannya. Selanjutnya dihitung IMT-nya, yaitu :
IMT = Berat badan (kg) : Tinggi badan (meter
Dimana berat badan dalam satuan kg, sedangkan tinggi badan dalam satuan meter.
Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) Untuk anak Umur 60-72 Bulan
Hasil
Pengukuran Z-score
Status Gizi (IMT/U)
Tindakan
Di atas 2SD Obesitas Segera rujuk ke Rumah Sakit
>1 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk Asupan Gizi disesuaikan
dengan kebutuhan dan aktivitas anak -2SD sampai
dengan 1 SD
Normal Berikan pujian kepada
ibu dan anak -3SD sampai
dengan < -2SD
Kurus Asupan Gizi ditingkatkan dan Jadwalkan kunjungan berikutnya
Di bawah -3 Sangat Kurus Segera rujuk ke Puskesmas dengan TFC atau ke RS
STIMULASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah masa lima tahun pertama, yang merupakan masa emas kehidupan atau disebut dengan the golden period. Salah satu fase pertumbuhan dan perkembangan pada golden period adalah usia 1-3 tahun atau anak usia prasekolah. Pertumbuhan dan perkembangan anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu nya yaitu faktor psikososial (stimulasi, motivasi belajar, dan kelompok sebaya). Stimulasi merupakan bentuk rangsangan dan latihan terhadap kepandaian anak yang datang nyadari lingkungan luar.
Stimulasi dinilai sebagai kebutuhan dasar anak yaitu asah, dengan mengasah perkembangan anak secara terus-menerus akan meningkatkan kemampuan anak.
A. Tahapan Perkembangan Dan Stimulasi Umur 0-3 Bulan
GERAK KASAR
Mengangkat kepala setinggi 45°
STIMULASI
- Mengangkat kepala 45°
Gerakan sebuah mainan berwarna cerah atau buat suara suara gembira di depan bayi sehingga ia akan belajar mengangkat kepalanya.
- Menahan kepala tetap tegak
Gendong bayi dalam posisi tegak agaria dapat belajar menahan kepalanya tetap tegak
Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ketengah) STIMULASI
- Berguling
Letakkan mainan berwama cerah didekat bayi agar ia dapat melihat dan tertarik pada mainan tersebut. Kemudian pindahkan benda tersebut kesisi lain dengan perlahan.
Awalnya, bayi perlu dibantu dengan cara menyilangkan paha bayi agar badan nya ikut bergerak miring sehingga memudahkan bayi berguling.
GERAK HALUS
Melihat dan menatap wajah anda
Merespon dengan tersenyum Bicara dan bahasa
Merespon dengan bersuara dan tersenyum Stimulasi
- Mengajak bayi tersenyum,berbicara dan mengenali berbagai suara
sosialisasi dan kemandirian
Mengenal orang terdekat melalui penglihatan,penciuman, dan pendengaran kontak STIMULASI
1.Memberi rasa aman dan kasih sayang.
2.Menina bobokan.
3.Mengenali berbagai suara
4. Meniru ocehan dan mimic muka bayi.
5.Mengayun bayi.
B. TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI UMUR 3-6 BULAN
GERAK KASAR Berbalik dari telentang ketelungkup dan sebaliknya STIMULASI
Stimulasi perlu dilanjutkan.
- Berguling.
- Menahan kepala tetap tegak
Mengangkat kepala setinggi 90°
STIMULASI
- Menyangga berat badan
Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil STIMULASI
1. Mengembangkan control terhadap kepala.
2.Duduk.
GERAK HALUS
Menggenggam jari orang lain STIMULASI
- Melihat,meraih dan menendang mainan gantung
- Memperhatikan benda bergerak, melihat benda benda kecil
meraih benda yang ada dalam jangakauan STIMULASI
- Memegang benda dengan kuat
memegang tangannya sendiri STIMULASI
- Memegang benda dengan kedua tangan
menengok ke kanan, kiri, kebawah serta ke atas
berusaha memperluas pandangan, mengarahkan matanya pada benda benda kecil BICARA DAN BAHASA
mengeluarkan suara gembira bernada tinggi dan memekik STIMULASI
- Bicara, menirukan suara suara, mengenali berbagai suara, mencari sumber suara, menirukan kata kata
SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat
bermain sendiri
C. TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI 6-9 BULAN GERAK KASAR
Duduk sendiri dengan kedua tangan menyangga tubuhnya STIMULASI
- Menyangga berat badan
- mengembangkan kontrol terhadap kepala
Belajar berdiri, kedua kakinya menyanggah sebagian berat badan STIMULASI
- Menarik keposisi berdiri - Berjalan berpegangan - Berjalan dengan bantuan
Merangkak, meraih mainan atau mendekati seseorang STIMULASI
- Merangkak
Letakkan sebuah mainan diluar jangkauan bayi,usahakan agar ia mau merangkak Ke arah mainan dengan menggunakan kedua tangan
dan lututnya.
-
GERAK HALUS
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.
STIMULASI
1.Stimulasi yang perlu dilanjutkan - Memegang benda dengan kuat
- Memegang benda dengan keduatangannya.
- Bermain“genderang”
- Memegang alat tulis dan mencoret-coret - Bermain mainan yang mengapung di air - Menyembunyikan dan mencari mainan
memungut dua benda, masing masing tangan pegang satu benda pada saat yang bersamaan STIMULASI
- Memasukan benda kedalam wadah - Membuat bunyi bunyian
BICARA DAN BAHASA
bersuara tanpa arti (mamama,bababa,dadada,tatata) SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
Bermain tepuk tangan
Makan kue sendiri
D.TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI UMUR 9-12 BULAN
GERAK KASAR
mengangkat badannya pada posisi berdiri
belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada kursi/meja
Dapat berjalan dengan dituntun GERAK HALUS
memasukan benda ke mulut
mengenggam erat pensil BICARA DAN BAHASA
mengulang/ menirukan bunyi yang didengar
menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
senang diajak bermain ciluk ba
mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal
mengekspor sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
E.TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI UMUR 12-18 BULAN GERAK HALUS
berdiri sendiri tanpa berpegangan
berjalan mundur 5 langkah
membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
Menumpuk 2 kubus STIMULASI
- bermain bola,berjalan sendiri,berjalan mundur 5 langkah,menarik mainan
- membungkuk mamungut mainan, berjalan naik tangga, berjalan jinjit, menangkap dan melempar bola
- BICARA DAN BAHASA
memanggil ayah dengan sebutan “papa” dan memanggil ibu dengan sebutan “mama”
SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek. Anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau manarik tangan ibu
memperlihatkan rasa cemburu/ bersaing
TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI UMUR 18-24 BULAN GERAK KASAR
berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
STIMULASI
- Dorong anak agar mau berlari, berjinjit, bermain air,menendang
- Berjalan tanpa terhuyung-huyung - Melatih keseimbangan tubuh - Mendorong mainan dengan kaki
GERAK HALUS
menumpuk 4 buah kubus
memungt benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
menggelindingkan bola kearah sasaran
BICARA DAN BAHASA
Menyebutkan 3-6 kata yang mempunyai arti
SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
Memegang cangkir sendiri, belajar makan&minum sendiri, bertepuk tangan, mengetahui jenis kelamin diri sendiri
TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI UMUR 24-36 BULAN GERAK KASAR
naik tangga sendiri
dapat bermain dan menendang bola kecil
GERAK HALUS
mencoret pensil pada kertas STIMULASI
- Dorong anak agar mau bermain puzzle, balok,membuat gambar tempelan, memilih benda dan mengelompokan sesuai dengan jenisnya, mencocokan gambar dan benda, konsep jumlah, bermain/menyusun balok
BICARA DAN BAHASA
bicara dengan baik,menggunakan 2 kata
dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuh ketika diminta
melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
makan nasi sendiri tanpa banyak yang tumpah
melepas pakaian sendiri
TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI UMUR 36-48 BULAN GERAK KASAR
berdiri 1 kaki 2 detik
melompat kedua kaki diangkat
Mengayuh sepeda roda tiga STIMULASI
Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
- Dorong anak berlari,melompat,berdiri di atas satu kaki,memanjat,bermain bola,mengendarai sepeda roda tiga.
- Tunjukkan pada anak cara melompat dengan satu - Ajak anak menangkap bola.
- Berjalan mengikuti garis lurus - Melempar benda benda kecil keatas - Menirukan cara berjalan binatang
GERAK HALUS
menggambar garis lurus
menumpuk 8 buah kubus STIMULASI
- Menggambar/menulis
Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
- memotong, membuat buku cerita gambar tempel, menempel gambar, menjahit, menghitung, menggambar dengan jari, cat air, mencampur warna, membuat gambar tempel
Lanjutan…
BICARA DAN BAHASA
menyebut nama,umur,tempat
mengenal 2-4 warna
mengerti arti kata diatas. Dibawah, didepan
mendengarkan cerita STIMULASI
- Bercerita mengenai dirinya, mengenal huruf, berbicara dengan anak - Bacakan buku cerita anak. Buat agar anak melihat dan membaca buku.
- Nyanyikan lagu dan bacakan sajak-sajak untuk anak.
- Buat agar anak mau menyebut nama lengkap, menyatakan perasaannya, menjelaskan sesuatu dan mengerti waktu.
-Bantu anak memilih acara tv
STIMULASI
1. Mencuci tangan dan kaki.
2. Makan pakai sendok garpu 3. mengancingkan kancing tarik 4. memasak
5. menentukan batasan
Pada umur ini, sebagai bagian dari proses tumbuh kembangnya,anak-anak mulai mengenal batasan dan peraturan. Bantu anak dalam membuat keputusan dengan cara anda menentukan batasannya dan menawarkan pilihan. Misalnya “Kau bisa memilih antara 2 hal” dibacakan cerita atau bermain sebelum tidur, “Kau tidak boleh memilih keduanya”.
SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan.
Mengenakan sepatu sendiri.
Mengenakan celana panjang, kemeja, baju.
Mengetahui anggota tubuh yang tidak boleh disentuh atau dipegang orang lain kecuali oleh orang tua dan dokter.
SCREENING TUMBUH KEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN SDIDTK/KPSP DAN DENVER II
SDIDTK
Kegiatan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah kegiatan komprehensif untuk memantau
aspek tumbuh kembang anak. Menurut Kemenkes kegiatan SDIDTK terdiri dari :
Stimulasi dini untuk merangsang otak balita agar perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi
dan kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai dengan umur anak.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan pemeriksaan untuk mendeteksi atau menemukan adanya penyimpangan tumbuh kembang balita. Apabila ditemukan penyimpangan lebih dini ,maka
intervensi akan lebih mudah di lakukan
Intervensi dini adalah tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar tumbuh kembang nya kembali normal atau penyimpangan nya tidak semakin berat.
Rujukan dini ,apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.
SCREENING TUMBUH KEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN SDIDTK/KPSP DAN DENVER II
Pemeriksaan SDIDTK dilaksanakanpada : -Balitausia 0 bulan -24 bulansetiap 3 bulan sekali -Balitausia 24 bulan – 72 bulansetiap 6 bulan sekali
Pelaksanaan Kegiatan SDIDTK
Pelaksaan program SDIDTK disuatu wilayah disebut berhasil, bila semua balita dan anak prasekolah mendapatkan
pelayanan DDTK, ditindaklanjuti oleh keluarga dengan menstimulasi anak dan dirujuk bilamana memerlukan rujukan.
Penerapan SDIDTK dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung.
1. Di Tingkat Puskesmas
a. Pelayanan DDTK diberikan waktu balita/anak prasekolah kontak dengan petugas di puskesmas, adapun pelayanan
yang diberikan sebagai berikut :
• Pemeriksaaan kesehatan, pemantauan berat badan dan deteksi dini tumbuh kembang.
• Menentukan klasifikasi penyakit, keadaan gizi dan penyimpangan tumbuh kembang.
• Melakukan intervensi/tindakan spesifik
• Konseling kepada ibu/pengasuh/keluarga.
b. Pembinaa dan ke kader posyandu, pendidik PAUD dan satuan PAUD sejenis
2. Di Tingkat PAUD a. Peran Pendidik PAUD :
• Mengisi identitas anak di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
• Melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan
• Menuliskan hasil pengukuran dan pemeriksaan perkembangan di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
• Melakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan KPSP
• Mengisi Kuesioner Tes Daya Dengar (TDD)
• Melakukan Tes Daya Lihat (TDL) 3. Di Tingkat Posyandu
Di Posyandu Petugas kesehatan dan kader posyandu terlatih/terorientasi buku KIA membagi peran sebagai berikut
Peran Kader Posyandu :
• Mengisi identitas anak di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
• Melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan serta menuliskannya di formulir deteksi dini tumbuh kembang
anak
• Melakukan pengamatan kemampuan perkembangan anak dengan mengunakan check list perkembangan anak di buku KIA
• Memberikan penyuluhan kepada ibu / keluarga pentingnya stimulasi pada anak agar tumbuh kembang optimal.
Kiat-kiat dalam mengefisiensikan waktu pelaksanaan SDIDTK
Untuk mengefisienkan waktu pelayanan SDIDTK perlu dibuat pengelompokan umur dan jadwal pemeriksaan yang terstrukur. Pada anak kurang dari 24 bulan, SDIDTK dilakukan tiap 3 bulan sesuai jadwal. Adapun pada anak usia 24-72 bulan dilakukan setiap 6 bulan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkala beberapa kali dalam 1 bulan dan dapat pula memanfaatkan momen yang ada atau sudah dikenal luas oleh masyarakat.
Penguatan sistem Informasi dalam menunjang pemantauan penerapan SDIDTK
Semua kegiatan pemantauan pertumbuhan dan pemantauan perkembangan dicatat pada Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, Rekapitulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang, kohort bayi atau kohort anak balita dan prasekolah, serta buku KIA. Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining
Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Pada Balita dan Anak
Prasekolah
SCREENING TUMBUH KEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN SDIDTK/KPSP DAN DENVER II
• DDST
Denver Developmental Screening Test (DDST) atau yang dikenal dengan Tabel/Tes Denver merupakan alat skrining tumbuh kembang anak untuk menemukan penyimpangan perkembangan pada anak usia 0-6 tahun.Tujuannya adalah menilai tingkat perkembang anak-anak sesuai kelompok seusianya, serta digunakan untuk memonitor dan memantau perkembangan bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan perkembangan secara berkala.
Aspek perkembangan yang dinilai
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai : - Personal Sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungannya - Gerakan Motorik Halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamat seusatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang tepat
- Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah berbicara spontan - Gerakan Motorik Kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubu
Alat yang digunakan
Alat peraga : benang wol merah, kismis/ manik-manik, peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/
permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna.
Lembar formulir DDST II
Cara menghitung umur anak
• Rumus: umur = tanggal saat tes - tanggal lahir
• Contoh: Tahun Bulan Hari
Tanggal tes 1990 3 13
Tanggal lahir 1989 1 5
Umur 1 2 8
Jadi umur anak 1 tahun 2 bulan 8 hari.
Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
- Tahap pertama, secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3-4 bulan, 9-12 bulan, 18- 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun
- Tahap kedua dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
d. Penilaian
Jika lulus (Passed=P), gagal (Fail= F), ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO)
Pemeriksaan DDST II
Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 31 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F
Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam normal, abnormal, meragukan dan tidak dapat di tes.
1) Abnormal 2) Meragukan 3) Tidak dapat dites 4) Normal
Interpretasi dari nilai Denver II
Advanced
OK
Caution
Delay
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik.
Thanks
Please keep this slide for attribution.