• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran UNS

N/A
N/A
nisrina nafisa

Academic year: 2023

Membagikan "Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran UNS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR

No dokumen P-UNS- Prosedur-01

Revisi 00

Tanggal 12 Oktober 2023

PROSEDUR TANGGAP DARURAT KEBAKARAN UNS

PROSEDUR

TANGGAP DARURAT KEBAKARAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

NOMOR DOKUMEN: P-UNS- Prosedur-01 NOMOR REVISI: 00

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN

Disusun oleh Disetujui oleh Disahkan oleh

Kelompok 2 Kelas C Sekjen P2K3 Ketua P2K3

REVISI DOKUMEN

Revisi ke- Tanggal Bagian yang di revisi Keterangan

(3)

1. TUJUAN

Mengidentifikasi dan membuat perencanaan keadaan darurat di area Universitas Sebelas Maret serta langkah penanganan keadaan tersebut dengan koordinasi yang baik, cepat, dan aman sehingga dapat mencegah atau meminimalkan dampak pada sivitas akademika,lingkungan, property, serta mengganggu jalannya kegiatan akademik.

2. RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup kondisi keadaan darurat kebakaran, unit tanggap darurat, tanggung jawab dan wewenang, sistem komunikasi darurat,sarana proteksi kebakaran, pelatihan keadaan darurat kebakaran, SOP penanganan keadaan darurat kebakaran, tahap pemulihan yang berpengaruh besar terhadap keselamatan kegiatan akademik.

3. REGULASI TERKAIT

a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja b. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang SMK3

c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran

d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 4 Tahun 1980 tentang Syarat- Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan

e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja

g. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran

4. ISTILAH

Istilah Definisi

Keadaan Darurat Kejadian terkait cedera, sakit penyakit, kematian, atau pencemaran lingkungan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan yang membutuhkan penerapan kompetensi khusus yang mendesak, serta sumber daya, atau proses untuk mencegah atau

(4)

mengurangi konsekuensi aktual dan potensial.

Kecelakaan Suatu insiden yang menyebabkan cedera,

sakit penyakit, atau kematian, atau pencemaran lingkungan

Insiden Kejadian yang terkait pekerjaan di mana

terjadinya atau mungkin dapat terjadinya suatu peristiwa cidera, sakit penyakit, kematian, atau pencemaran lingkungan.

Unit Tanggap Darurat (UTD) Tim yang sudah dilatih dan ditugaskan untuk menanggulangi keadaan darurat di lingkungan Universitas Sebelas Maret 5. PROSEDUR

5.1 Umum

Universitas Sebelas Maret menyediakan sarana-prasarana dan fasilitas-fasilitas keadaan darurat di tempat kerja seperti jalur evakuasi, sarana pemadam api, tempat aman berkumpul keadaan darurat serta sarana-sarana keselamatan lain yang diperlukan untuk menanggulangi keadaan darurat.

Universitas Sebelas Maret membentuk unit kerja khusus dalam manajemen perusahaan yang memiliki tugas khusus untuk menanggulangi keadaan darurat kampus yang disebut Tim Unit Tanggap Darurat. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersama Tim Unit Tanggap Darurat UNS secara berkala membahas pemeliharaan kesiapan, keefektifitasan dan pengembangan perencanaan antisipasi tanggap darurat kampus. Seluruh hasil pertemuan didokumentasikan oleh Sekretaris Panitia P2K3.

5.2 Unit Tanggap Darurat

Kampus membentuk unit kerja khusus dalam manajemen kampus yang memiliki tugas khusus untuk menanggulangi keadaan darurat kampus yang disebut Unit Tanggap Darurat Perusahaan. Unit terdiri atas pimpinan, koordinator UTD, external communication, tim operasi tanggap darurat yang terdiri dari tim damkar dan tim isolasi, serta tim support yang terdiri dari tim evakuasi, tim P3K dan tim keamanan logistik.

(5)

a. Melaksanakan penanggulangan keadaan darurat kampus sesuai dengan fungsi masing-masing regu/anggota.

b. Melaksanakan pelatihan/simulasi/pengujian rutin secara bersama-sama seluruh tenaga kerja dan [pendidik di kampus dalam menanggulangi keadaan darurat kampus.

c. Melaksanakan pertemuan rutin minimal 1 (satu) kali dalam 6 bulan atau pertemuan non-rutin bila diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas Unit Tanggap Darurat kampus.

5.3 Tanggung Jawab dan Wewenang

Jabatan Tanggungjawab dan Wewenang

Komandan UTD  Menentukan dan memutuskan

keadaan darurat Universitas

 Menentukan Kebijakan Tanggap Darurat Universitas.

 Mengajukan anggaran dana yang berkaitan dengan sarana dan prasarana tanggap darurat Universitas.

 Mengundang partisipasi seluruh karyawan untuk melangsungkan latihan tanggap darurat di lingkungan Universitas.

 Menjadwalkan pertemuan

 Menyusun perencanaan pemulihan keadaan darurat Universitas.

Koordinator UTD  Memimpin proses tanggap darurat di lapangan

 Melaporkan kondisi aman setelah kejadian darurat kepada komandan

 Memantau perkembangan

penanganan kondisi darurat dan menjembatani komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat.

(6)

 Memastikan alur komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat dapat berjalan dengan baik dan lancar

 Melakukan pemantauan kebutuhan dan perawatan sarana dan prasarana tanggap darurat universitas.

 Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait yang berkaitan dengan tanggap darurat universitas.

 Membuat laporan kinerja Unit Tanggap Darurat.

 Membantu tugas-tugas ketua apabila komandan berhalangan.

Koordinator Tim Operasi  Memberikan komando pergerakan kepada tim dibawahnya berdasarkan pengamatan kondisi terakhir dan instruksi dari koordinator UTD.

 Mengatur koordinasi antara tim pemadam kebakaran dan tim isolasi dalam operasi tanggap darurat.

 Menganalisa dan melaporkan perkembangan pencapaian operasi damkar kepada koordinator UTD.

Tim Pemadam Kebakaran  Melangsungkan pemadaman

kebakaran menggunakan semua sarana pemadam api di lingkungan Universitas secara aman, selamat dan efektif.

 Melaporkan segala

kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana pemadam api di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator Tim Operasi

Tim Isolasi  Melakukan tindakan-tindakan isolasi

(7)

atas sumber-sumber energi potensial dan proses untuk pengamanan dan pencegahan eskalasi kerugian dan bahaya

Koordinator Tim Support  Mengatur pergerakan tim yang ada dibawahnya

 Melakukan head count keseluruhan dan melaporkan kepada koordinator UTD

 Memimpin tindakan pencarian atas instruksi dari koordinator UTD

 Menjalankan instruksi lanjutan dari koordinator UTD

Regu Evakuasi  Memimpin proses evakuasi secara aman, selamat dan cepat.

 Melaporkan adanya korban tertinggal, terjebak ataupun terluka kepada Koordinator tim support.

 Melakukan dan melaporkan head count atas personil yang menjadi tanggung jawab wilayahnya

Regu P3K  Melaksanakan tindakan P3K.

 Menentukan tindakan medis lanjut pihak ketiga di luar Universitas atas korban kejadian dan melaporkan ke koordinator tim support

Logistik dan Keamanan  Mengakomodasi kebutuhan umum tanggap darurat (makanan, minuman, pakaian, selimut, pakaian, dsb).

 Mengakomodasi sarana transportasi darurat dari dalam/luar lingkungan universitas.

 Melaksanakan pengamanan internal dan eksternal selama keadaan darurat

(8)

Komunikasi Internal  Berkoordinasi dengan koordinator memantau seluruh informasi untuk mempersiapkan bantuan eksternal

 Otoritas tunggal untuk

mengakomodasi

informasi/pemberitaan untuk pihak luar.

 Menghubungi pihak eksternal terkait untuk kepentingan tanggap darurat.

5.4 Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi darurat kebakaran di lingkungan universitas dirancang untuk memberikan peringatan cepat kepada semua orang di area universitas jika terjadi bencana kebakaran. Sistem komunikasi darurat juga dirancang seefektif dan sebaik mungkin agar pesan darurat bisa segera tersampaikan dari pihak tanggap darurat kepada semua orang yang berada di area kampus. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengurangi kerugian material maupun nyawa.

5.4.1 Komunikasi di Lapangan

Fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk melaporkan dan menjaga agar komunikasi tetap terpelihara selama keadaan darurat dalam lingkungan kampus, antara lain:

a. Alarm Kebakaran: Sistem ini terdiri dari detektor asap dan panas yang terpasang di seluruh gedung universitas. Ketika detektor mendeteksi asap atau suhu yang tinggi, alarm kebakaran akan terdengar di seluruh gedung sebagai tanda peringatan kepada semua orang untuk segera keluar.

b. Papan Informasi Darurat: Papan informasi darurat dipasang di area strategis di seluruh kampus universitas. Papan ini berisi informasi tentang apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran, titik kumpul yang ditetapkan, dan nomor telepon darurat yang harus dihubungi.

c. Sistem Pengumuman Darurat: Sistem ini memungkinkan pengumuman darurat untuk disiarkan di seluruh gedung universitas melalui pengeras suara yang terhubung. Pengumuman ini dapat memberikan petunjuk

(9)

dan informasi penting kepada semua orang, termasuk arahan untuk evakuasi dan langkah-langkah keselamatan lainnya.

d. Rute Evakuasi dan Tanda Jalan: Universitas harus memasang tanda- tanda evakuasi yang jelas di seluruh gedung dan area kampus. Tanda- tanda ini harus menunjukkan rute evakuasi yang aman dan titik kumpul yang ditetapkan. Rute evakuasi juga harus diberi penanda yang mudah dikenali, seperti tanda panah dan petunjuk arah.

5.4.2 Batasan dalam berkomunikasi

Dalam keadaan darurat di lingkungan universitas, seluruh warga universitas DILARANG KERAS untuk mengeluarkan pernyataan apapun, baik secara internal maupun eksternal sehubungan dengan masalah keadaan darurat yang terjadi. Termasuk memanggil perwakilan-perwakilan dari luar / pihak ketiga dan orang-orang lain. Hal ini diperlukan untuk menghindari informasi yang salah yang dapat berakibat kesalahan pada penanganan lanjut yang harus dilakukan.

Batasan komunikasi ini termasuk di dalamnya adalah transmittal gambar / foto / berita pada media sosial online.

5.4.3 Distribusi Informasi

Otoritas dalam menyampaikan informasi eksternal terkait kejadian bencana kebakaran di lingkungan universitas, yaitu:

a. Pihak Pemadam Kebakaran: Pihak pemadam kebakaran adalah otoritas utama yang bertanggung jawab dalam menangani kebakaran dan memberikan informasi eksternal. Mereka akan merespons panggilan darurat, menyampaikan informasi tentang kebakaran kepada media lokal, dan memberikan peringatan kepada masyarakat sekitar universitas jika diperlukan. Pihak pemadam kebakaran juga dapat berkoordinasi dengan pihak universitas untuk menyampaikan informasi terkait evakuasi dan langkah-langkah keselamatan kepada masyarakat.

b. Pihak Kepolisian: Dalam beberapa kasus kebakaran yang lebih besar atau jika ada ancaman keamanan terkait kebakaran, pihak kepolisian dapat terlibat dalam menyampaikan informasi eksternal. Mereka dapat membantu mengatur lalu lintas di sekitar universitas, mengkoordinasikan evakuasi, dan menyampaikan informasi kepada media dan masyarakat umum.

(10)

c. Pihak Universitas: Universitas juga memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi eksternal dalam keadaan darurat kebakaran.

Mereka dapat menghubungi media lokal untuk memberikan pernyataan resmi tentang kejadian kebakaran, langkah-langkah yang diambil untuk menangani situasi, dan informasi terkait evakuasi atau perubahan jadwal akademik jika diperlukan. Universitas juga dapat menggunakan saluran komunikasi mereka, seperti situs web, media sosial, dan email, untuk memperbarui mahasiswa, staf, dan masyarakat umum tentang keadaan darurat dan tindakan yang diambil.

5.5 Sarana Proteksi Kebakaran

5.6 Pelatihan Keadaaan Darurat

Pelatihan keadaan darurat di universitas berguna untuk memberikan peserta dengan pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan diri untuk merespon dengan tepat untuk keadaan darurat kebakaran dan menyediakan penggunaan pengetahuan yang tepat dari peralatan darurat dan prosedur untuk meningkatkan kelangsungan hidup mereka dalam keadaan darurat kebakaran, serta memperkenalkan dasar-dasar pelatihan keselamatan kebakaran kepada warga kampus, termasuk segitiga api, klasifikasi kebakaran, jenis-jenis pemadam api, prosedur evakuasi yang aman, dan cara melaporkan insiden kebakaran dan membangun dan meningkatkan motivasi dalam keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi kondisi kedaruratan.

Skenario latihan kebakaran dan evakuasi : 5.6.1 Pendahuluan

a. Peristiwa kebakaran tidak mungkin dicegah total, kebakaran masih bisa terjadi.

b. Kebakaran dapat terjadi karena kelalaian maupun kesengajaan.

c. Pelatihan harus dilakukan untuk meningkatkan keterampilan serta kemampuan menanggulangi kebakaran, sehingga kerusakan dan kerugian dapat dihindari sekecil mungkin.

(11)

d. Mengetahui secara jelas, apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, sehingga penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan cepat dan tepat

5.6.2 Pelatihan Kebakaran

a. Pelatihan kering (dry) : diperagakan b. Pelatihan basah (wet) : menggunakan air c. Pelatihan hidup (live) : menggunakan api

d. Pelatihan simulasi : untuk menguji dan mengevaluasi kemampuan serta ketangguhan dan untuk mendeteksi kelemahan dan kekurangan yang mungkin terdapat dalam prosedur kebakaran

5.6.3 Manfaat

a. Meningkatkan pemahaman, keterampilan , dan kedisiplinan.

b. Memberikan pengertian agar tidak panik pada saat terjadi kebakaran.

c. Untuk menilai apakah sistem peringatan dini bekerja dengan baik.

d. Mengadakan evaluasi apakah koordinasi, komunikasi, dan kerjasama antar komponen kampus telah tercapai dengan baik.

e. Meningkatkan rasa aman.

5.6.4 Jenis Kegiatan

a. Pembukaan dan pengarahan umum tentang pelatihan keadaan darurat kebakaran

b. Materi teori tentang api, klasifikasi kebakaran, dan pencegahan kebakaran

c. Materi teori tentang peralatan pemadam kebakaran, prosedur evakuasi, dan laporan insiden kebakaran

d. Praktikum pemadam kebakaran menggunakan APAR dan fire blanket e. Materi teori tentang sistem proteksi kebakaran dan pendeteksian

kebakaran

f. Materi teori tentang organisasi regu pemadam kebakaran dan sasaran evakuasi

g. Materi teori tentang pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas h. Simulasi penanggulangan kebakaran dan evakuasi

i. Penutupan dan evaluasi pelatihan keadaan darurat kebakaran 5.6.5 Penutup

(12)

Hasil pelatihan di review bersama untuk mengevelauasi latihan yang telah dilakukan.

5.7 SOP Penanganan Keadaan Darurat

5.8 Tahap Pemulihan

Apabila kondisi darurat sudah teratasi dan telah dilakukan pencabutan kondisi darurat oleh pimpinan Unit Tanggap Darurat, maka Koordinator Unit Tanggap Darurat akan memberikan rekomendasi atas status lokasi kejadian sudah aman atau tidak untuk dimasuki kembali untuk aktivitas normal dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan tim Unit Tanggap Darurat.

Pimpinan Unit Tanggap Darurat dalam tahapan ini berwenang untuk :

a. Menentukan apakah pekerjaan normal dapat dilakukan atau tidak pada lokasi kejadian darurat

b. Membentuk tim untuk melakukan proses investigasi, pendataan semua kerugian / korban yang ada. Proses investigasi dilakukan sesuai SOP Pelaporan dan Investigasi Insiden

c. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengaktifkan kembali kegiatan di Universitas Sebelas Maret.

d. Pelaporan kejadian kebakaran kepada pihak yang berwenang dengan tata cara yang sesuai prosedur meliputi validasi informasi kejadian kebakaran dan koordinasi informasi dengan call center, regu lainnya dan instansi terkait tentang informasi kejadian kebakaran. Yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh pihak berwenang

Referensi

Dokumen terkait

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi

To investigate whether the HLA-B locus is evolving rapidly in Central American Amerindians, we undertook molecular characterization of the HLA- B locus from eight Kuna individuals