38 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini peneliti akan menguraikan serta menerangkan data dan hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada bab 1, yakni Bagaimana proses strategi komunikasi yang dilakukan penyiar Gentra Parahiyangan Rama Fm 104.7 Bandung dalam menarik pendengar? Dan Bagaimana proses pelestarian bahasa sunda yang dilakukan penyiar program
“Gentra Parahyangan” Rama 104.7 Bandung. Hasil dari penelitian ini diperoleh dengan terlebih dahulu melakukan observasi kemudian peneliti melakukan wawancara, secara mendalam dengan informen sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung pada saat di lapangan yang kemudian penelitian analisis.
Informan dalam penelitian ini dipilih sesuai dengan studi kasus karena hal tersebut berkaitan dengan program radio yang akan diteliti yaitu proses dari komunikasi penyiar dalam program tersebut dan ada keunikan dari strateginya untuk pelestarian dalam bahasa sunda. Peneliti menentukan bahwa dalam kaitannya yang dapat menjadi jawaban atas segala pertanyaan peneliti berasal dari Penyiar, Program Director, dan dari masyarakat yang sering mendengarkan program Gentra Parahyangan di Radio Rama 104.7 FM Bandung. Karena keempat informan utama menjadi sumber informasi dan bagian penting dalam penelitian ini. Penyiar sebagai salah satu hal penting dalam penyiaran di dalam program tersebut sebagai sumber informasi ataupun sebagai pemberi informasi kepada khalayak. Program Director sebagai membawahi semua para penyiar, merancang jadwal program-program yang ada di radio rama, selain penyiar juga,
39
operator radio, kemudian ada produksi dan pasca produksi atau evaluasi, dan masyarakat yang menjadi pendengar.
Jumlah informan yang di jadikan subjek sebanyak empat orang. Satu orang menjadi informan utama atau informan kunci yaitu penyiar, informan pendukung sebagai bagian dari program gentra parahyangan dan dua orang informan selanjutnya adalah dari masyarakat sebagai pendengar.
Berdasarkan penelitian kualitatif, peneliti akan menguraikan tentang data penelitian yang akan dikonsep dan dari teori yang sebelumnya dibahas. Data penelitian di peroleh peneliti melalui wawancara penelitian yang sebagian besar dilaksanakan langsung di kantor Radio Rama FM.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara mendalam yang peneliti lakukan adalah dengan bertemu langsung di dalam lingkungan teresebut menanyakan bagaimana strategi komunikasi penyiar gentra parahyangan Rama 104.7 FM Bandung dalam upaya pelestarian bahasa sunda.
Peneliti melakukan sesi wawancara bersama Penyiar yaitu Muhammad Adi Sutisna untuk mengetahui bagaimana siaran yang dilakukan oleh penyiar dalam upaya pelestarian bahasa sunda. Ibu Alma sebagai Progam director yang merencanakan seluruh rancangan program siaran serta yang memastikan program berjalan dengan semestinya di radio Rama. Abah Abun sebagai pendengar program Gentra Parahyangan yang kegiatannya sebagai pencukur rambut, untuk mengetahui pandangannya terhadap program tersebut. Bapak Agus sebagai pendengar yang berasal dari Jawa namun mendengarkan program Gentra Parahyangan untuk menemani kegiatannya sebagai pemilik bengkel, untuk mengetahui pandangan terhadap program tersebut.
40
Analisis data ini difokuskan pada strategi komunikasi penyiar program
“Gentra Parahyangan” Rama dalam upaya pelestarian bahasa Sunda. Proses tersebut meliputi bagaimana strategi penyiar, sebab program siaran bahasa sunda sudah jarang di temukan, adanya hal unik yang dilakukan penyiar “Gentra Parahyangan” Rama dan bahasa sunda mesti di lestraikan sebagai budaya bahasa.
4.1.1 Profil Informan
Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berhubungan langsung dengan Radio Rama 104.7 FM Bandung terutama di program “Gentra Parahyangan”. Peneliti memilih informan berdasarkan kriteria yang sudah di tentukan saat di lapangan, informan dalam penelitian ini berasal dari tiga sudut pandang, yakni dari sudut pandang Penyiar yang melakukan siaran dalam program Gentra Parahyangan, dari sudut pandang seorang Program Director yang juga sekaligus menjadi produser di Program tersebut dan dari sudut pandang pendengar.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil empat informan yaitu Penyiar, Program Director di Program Gentra Parahyangan dan dua informan pendukung dari masyarakat yang sering mendengarkan program tersebut.
Tabel 4.1 Informan
No Nama Informan Usia Jenis Kelamin Profesi Kode 1 Muhammad Adi
Sutisna 28 Tahun Laki-laki Penyiar P1
2 Alma Hzyanti Perempuan Program
Director P2
3 Abun 56 Tahun Laki-laki Pendengar P3
4 Agus Laki-laki Pendengar P4
41
Muhammad Adi Sutisna (P1) berprofesi sebagai Penyiar radio di Radio Rama dalam Programnya Gentra Parahyangan 104.7 FM Bandung dimana ia bertindak sebagai penyiar radio yang melakukan siaran dengan tiga karakter suara dalam melakukan siarannya.
Alma Hzyanti (P2) berprofesi sebagai Program Director di Radio Rama 104.7 FM Bandung yang tugasnya membawahi semua para penyiar, menscedule program-program yang ada di radio rama selain penyiar juga ada membawahi OPP, kemudian ada produksi dan pasca produksi atau evaluasi
Agus (P3) profesi yang saat ini ia adalah seorang pemilik bengkel sepeda motor di daerah Manglayang dan juga sebagai pendengar radio Rama FM Bandung
Abun (P4) berprofesi sebagai tukang cukur dan juga ia sebagai pendengar radio yang sering mendengarkan Radio Rama 104.7 FM Bandung khususnya Program Gentra Parahyangan Rama
4.1.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Radio Rama 104.7 FM Bandung Geboy Mania
Gambar 4.1 Logo Radio Rama
Radio Rama 104.7 FM Bandung berdiri dan sekaligus mengudara sejak tahun 1972 dengan nama perusahaan PT. Radio Salam Rama Dwihasta, radio ini telah
merealisasikan hal prinsip itu dan terbukti sukses mengemas program acaranya direspon sangat baik oleh masyarakat dengan konten program hiburan, berita
42
informasi, seni kebudayaan, keagamaan, dan kegiatan lainnya. Radio Rama 104.7 FM Bandung menjadi pilihan pendengar yang suka dengan hiburan musik . Radio Rama 104.7 FM Bandung Juara mengudara Geboy Mania 100 persen Indonesia KALAU SEMUA SUDAH DENGER RADIO RAMA NGAPAIN DENGER YANG LAIN, YU'AH RAMA GEBOY, dangdut asik digeboy Rama juara. Yang beralamat di Jl. Mutiara Selatan No. 37 Kompleks Perumahan Muara Bandung
Adapun Visi dan Misi Radio Rama 104.7 FM Bandung yaitu sebagai berikut:
VISI
“ Menjadi Radio yang memberikan inspirasi, edukasi, dan solusi kepada masyarakat kota Bandung , klien advertiser , serta pihak rekanan kerja, dalam bentuk program siaran yang tepat guna “
MISI
1. Meraih Top of Mind dibenak masyarakat pendengar Bandung, sebagai radio pilihan utama untuk didengar.
2. Menciptakan keunikan daya tarik disetiap program siaran dan kegiatan berdasrkan analisa kebutuhan yang saat ini sedang diinginkan dimasing – masing segment pendengar.
3. Jeli dan tanggap atas perubahan trend perkembangan di masyarakat, agar cepat melakukan evaluasi atau inovasi program siaran.
Tentunya sebuah lembaga yang berdiri atau perusahaan yang berdiri memiliki struktur organisasi untuk melakukan kegiatan manajemen didalamnya dan untuk tercapainya sebuah tujuan. Struktur yang ada di radio Rama FM adalah sebagai berikut :
43 Agenda Unggulan
1. Pop Indonesia 2. Dangdut 3. Sundaan
Gambar 4.2 Struktur Organisasi
4.1.3 Upaya Penyiar dalam Pogram Gentra Parahyangan Menarik Perhatian Pendengar
Untuk menarik pendegar radio rama terutama di program “Gentra Parahyangan” ada hal menarik yang menjadikan ciri khas sebuah program tersebut, dengan cara menyesuaikan suara menjadi seorang kakek, nenek, dan seorang perempuan dan suara laki-laki dewasa. Dengan cara tersebut adalah salah satu strategi yang dilaukan seorang penyiar untuk manarik pendengar. Dalam penyiaran “Gentra Parahyangan” program ini memiliki tiga karakter untuk
44
membuat tertariknya pendengar , seperti yang di utarakan oleh (P2) :
“kalo kita kan pake karakter suara, biasa kalo dia bisa 3 atau 4 karakter suara mau jadi cewe perempuan muda, emak-emak, wanita binal, bisa terus abah-abah jadi cepot jadi sosok mang kabayang nah itu itu bisa membedakan gitu karna karakter itu sulit yah karakter suara itu sulit dan itu yang membuat beda gitu”
Tentu dengan memberikan identitas sebuah karakter suara yang di bawakan penyiar radio Rama FM program “Gentra Parahyangan”, membuat pendengar selalu ingat dengan radio Rama FM Bandung. Senada dengan informan satu (P1) yang menyebutkan nama-nama dari tiga karakter tersebut yaitu,
”Nama Saya kalau di udara ceu Doli, Abah Rambo dan mak erot”
Di dukung dengan kemampuan seorang penyiar untuk melihat keadaan masayrakat yang sedang hangat di bicarakan maka secara otomatis pendengar akan ingin tetap memilih radio Rama program “Gentra Parahyangan”. Maka dengan cara itu menarik perhatian juga bisa dilakukan, melihat kedaan apa yang sedang viral di masyarakat seperti yang dikatakan infroman (P2) :
“dari si penyiarnya misalnya sekarang lagi booming viral ikan asin gitu, bisa di bahas dijadikan materi siaran tapi bari ngahereuyan (ngahereuyan=mengajak bercanda) pendengar gitu”
Dengan strategi menggunakan penambahan karakter yang dilakukan penyiar ada Ceu Doli, Abah Rambo dan Mak Erot adalah salah satu upaya agar pendengar tertarik pada program ini, lalu kedua adalah dengan melakukan melihat keadaan kondisi masyarakat saat ini yang sedang viral, dengan melihat keadaan penyiar lebih terasa kedekatannya kepada pendengar.
Musik yang berupa isntrumen saja yang diputar lalu pendengar menyanyikan liriknya secara langsung melalui telepon dilakukan dalam program
“Gentra parahyangan”, tentunya dengan persuasif atau ajakan penyiar agar seru di bawakannya Jargon oleh pendengar melalui telepon. Maka jargon merupakan
45
salah satu upaya strategi penyiar memberikan daya tarik terhadap program yang di bawakan penyiar seperti yang di ungkapkan informan (P2).
“jargon jadi pada saat si audien on air, itu di kasih satu jargon, jargonnya tentang kesundaan gitu. Jadi pada saat siaran audiens on air, penyiar memberikan suguhan backsound, pendengarnya ngikutin gitu jadi ada musiknya yah terus, lengen taktak sirah beteung lengeun tak-tak sirah beuteng dampal suku bulu tuur rama di geboy-geboy, jadi semakin melekatkan ya gitu kesundaan”.
Senada dengan yang dikatakan informan (P1), adapun sisindiran yang dilontarkan oleh pendengar. Jargon itu juga dinyanyikan oleh pendengar melalui telepon untuk memberikan ciri khas dan daya tarik pendengar.
“Sisindiran nya disini ada sisindiran terus di sunda itu kebanyakan menampilkan skill pendengar misalkeun (misalkeun=misalkan) ada nyanyi jargonnya”
Pembawaaan karakter tidak mudah dilakukan begitu saja, harus ada persiapan agar lancar membawakan karakter suara tersebut yaitu dengan minum dan mengatur nafas saat siaran merupakan salah satu yag harus di perhatikan seorang penyiar. Dalam pembawaan penyiaran program Gentra Parahyangan ada yang perlu di perhatikan agar tetap menjaga sisi karakter yang dibawakan saat on air seperti yang di katakan informan (P1)
“suara karakter yang pertama itu emang nafas, nafas kan suka kedengaran kalo di Headphone napas, aturan napas terus di usahakan jangan kering tenggorokan amun (amun = kalau) kering tenggorokan bahaya eweuh (eweuh = tidak ada) suara jadi hampos (hampos = menghilang), terus kalau suara karakter di sunda nya yang harus di perhatikan dalam siaran itu konsentrasi, konsentrasi sama fokus.”
Ada waktu dimana program tersebut siaran di luar studio untuk memberikan rasa kedekatan denga khalayak, penyiar langsung hadir di suatu lokasi untuk melakukan siaran langsung on the spot. Maka selain didalam studio siaran tersebut dilakukan di luar studio siaran, seperti menggunakan mobil VAN
46
untuk siaran di luar, berikut yang di kemukakan (P2).
“kita kan punya OB VAN atau Geboy Mobile jadi kita bisa siaran di beberapa titik-titik terpilih tertentu dan gentra parahyangan sangat sering di mall-mall terus di sim ada satu program sim keliling, gentra parahyangan siaran disitu gitu sering”.
Dari sisi pembawan penyiar adalah santai dan menggunakan bahasa sehari-hari masyarakat, menjadikan penyiar harus mampu melakukan bercandaan kepada khalayak untuk membuat pendengar betah mendengarkan. Maka dikarenakan ada banyak candaan di radio informan memberikan penyampaian mengenai radio Rama FM Bandung, seperti yang dikatakan informan (P4).
“ya cukup lah sebenernya, karena ya menghibur sama radio-radio ini, tapi kalau yang lain belum bisa menghibur, ya yang menghibur hanya ini saja.”
Informan (P3) memberi pernyataan kepada peneliti mengenai program bahasa Sunda ini sebagai berikut.
“Iya bagus sekali, soalnya makanya udah jarang dengar lagu sunda di radio gitu, jadi kadang-kadang kepancing juga itu anak- anak dengan adanya di radio itu”
Senada dengan yang diutarakan informan sebelumnya mengenai bahasa Sunda yaitu selain menghibur dapat sebagai edukasi (P4).
“Ya terhibur sih pasti sambil untuk belajar lah karena saya orang jawa hehehe jadi belajar bahasa sunda kitu weh.”
4.1.4 Proses Pelestarian Bahasa Sunda Oleh Penyiar Program Gentra Parahyangan
Gentra Parahyangan melakukan pemutaran musik sunda dan melakukan sisindiran (Pantun) untuk pendengar. Seperti yang di utarakan Informan (P1).
“program sunda yang memutarkan lagu-lagu sunda, dendang- dendang sunda, terus sisindiran terus silaturrahim kebanyakannya salam-salam kaya gitu kebanyakan terus guyon(bercanda) terus situasi yang ada di lembur situasinya lagi panas misalkan, berbagi situasi yang ada di lembur.”
47
Senada dengan yang disampaikan informan sebelumnya mengenai program sunda Gentra Parahyangan adalah menggunakan bahasa Sunda (P2)
“menggunakan bahasa sunda atau bahasa parahyangan, jadi itu ya basa sunda di program Gentra Parahyangan”
Tentunya menggunakan bahasa sunda ada yang bisa mengerti dan juga ada yang tidak memahami apa yang di katakan. Seperti yang di utarakan oleh informan 1 (P1)
“seni sunda mah walaupun disisihkeun jadi ngomong bahasa indonesia tapi campur itu saya sudah syukur gitu. basa sunda ereuk milu jeung(bahasa sunda mau ikut dengan) bahasa indonesia di campur insyalloh walaupun ieu (ini) jaman moderen ga akan hilang”.
Seperti yang dikatakan informan 2 yang menyebutkan budaya perlu dihargai dan dilestarikan.
“Harus selalu menghargai adat budaya ini, budaya yang berasal dari nenek moyang yang sudah ada di parahyangan untuk di jaga kelestariannya begitu.”
Informan (P3) mengatakan merasa terhibur dan cocok untuk menemani kegiatannya.
“Kalau Buat abah cocok banget itu sunda, soalnya sesuai dengan selera atau umur, jadi pas banget itu kalo bahasa sunda, kalau yang lainnya kurang pas. jadi dengan adanya sunda atau hiburan kayak jaipong, calung dan macam lainnya.”
Pentingnya menggunakan Bahasa Sunda di ungkapkan oleh informan (P4)
“Ya penting banget lah untuk generasi-generasi menengah kebawah kan itu kan teruslah budaya kan ga bakalan ilang.”
Bahasa Sunda harulah dikembangkan lagi dimasyarakat seperti dahulu.
Berikut ucapan yang terkait dikatakan oleh (P3).
“Iya harus dikembangkan itu dimekarkan kembali, di angkat lagi gitu seperti dulu, jadi ada penerus, kalo terus ada di radio terus ada sunda-sunda maupun di tv, maupun di radio harusnya banyak gitu bahasa sundanya di kembangkan lagi begitu”
Anak-anak merupakan hal yang diperhatikan untuk kedepannya seperti yang di katakan informan (P4).
“di pertahankan lebih bagus karena kebanyakan kan anak-anak sekarang jarang yang ngerti, kebanyakan menggunakan bahasa indonesia. ya karena ini daerah sunda iya harus di pertahankan
48 sunda gitu.”
Tabel 4.2 Tabel Temuan Penelitian
No Pertanyaan Penelitian Temuan Penelitian 1 Strategi Komunikasi Penyiar Gentra
Parahyangan Rama FM 104,7 Bandung untuk memberikan daya tarik dan ciri khas.
1. Karakter suara 2. Jargon
3. OB VAN (Geboy Mobile) 2 Proses Pelestarian Bahasa Sunda
Oleh Penyiar Program Gentra Parahyangan
1. Memutar lagu-lagu Sunda 2. Menggunakan bahasa
Sunda
3. Sisindiran Sunda (bercandaan)
4. Campur kode dan alih kode
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pembahasan hasil penelitian ini, penulis akan memaparkan hasil penelitian dengan mengaitkan hasil temuan penelitian yang akan peneliti paparkan dengan pengaitan teori didalamnya. Penulis memfokuskan penelitian kepada strategi penyiar untuk melestarikan budaya Bahasa Sunda. Peneliti melihat banyak hal yang dikatakan informan namun disini peneliti hanya akan memilih yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti akan menjelaskan hasil yang telah didapatkan saat observasi dilapangan. Mengikuti kegiatan penyiar hingga produser program Gentra Parahyangan di Radio Rama FM Bandung ini. Pada bab ini peneliti akan mengkaitkan hasil penelitia dengan teori dan kajian dari beberapa referensi yang terkait.
Hasil temuan peneliti dilapangan mengenai strategi komunikasi penyiar
49
dalam melestarikan bahasa sunda mengungkapkan bahwa dalam penerapan siaran yang dilakukan penyiar terdapat beberapa lagkah untuk dijalankannya strategi.
Langkah tersebut akan berkaitan dengan bagaimana cara melestarikan Bahasa Sunda oleh seorang penyiar dalam program Gentra parahyangan di Rama FM Bandung ini. Berdasarkan paparan hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneliti adalah penyiar menggunakan strategi yang unik untuk melestarikan budaya Bahasa Sunda agar diperhatikan khalayak pendengar banyak.
4.2.1 Perencanaan Penyiar Gentra Parahyangan Dalam Menarik Pendengar
Perencanaan Penyiar Gentra Parahyangan Dalam Menarik Pendengar, dapat diungkapkan melalui kegiatan praproduksi (persiapan produksi).
Perencanaan adalah suatu penyusunan kegiatan yang didasarkan tujuan apa yang akan dicapai. Dalam penyiaran suatu program dalam radio diperlukan perencanaan yang baik agar tercapainya tujuan. Perencanaan juga termasuk kepada sebuah strategi berupa upaya langkah-langkah menuju tujuan yang diinginkan.
Dalam perencanaan penyiar di program Gentra Parahyangan menemukan adanya proses perencanaan siaran yang dilakukan penyiar. Mempersiapkan materi dengan mencari di Google merupakan sebuah perencanaan yang akan di aplikasikan pada siaran program Gentra Parahyangan. Dalam hal ini kegiatan melakukan pencarian materi ada pula rencana yang lain selain pencarian materi yaitu, menjaga pita suara agar komunikasi verbal yang dilakukan penyiar dapat dipahami oleh khalayak. Perencanaan berikutnya adalah memfokuskan diri kepada menjadi seorang penyiar dengan membawa materi yang sudah
50
dipersiapkan sebelumnya. Tentu seorang penyiar melakukan perencanaan dengan arahan yang diberikan Program Director, jadi koordinasilah termasuk bagian dari perencanaan seorang penyiar dalam menarik pendengar.
Seperti pendapat menurut ahli Chandler (dalam Freddy, 2013:3)
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.
Dalam melancarkan rencana penyiar maka penyiar melakukan kreatif isi program yaitu jargon-jargon (kosakata khusus yang dipergunakan di bidang kehidupan atau lingkungan tertentu), melakukan karakter suara, melakukan siaran di luar studio menggunakan OB Van. Jargon yang dimaksud dalam Gentra Parahyangan adalah adanya instrumen musik yang diputar lalu penelfon pendengar menyanyikan jargon yang sudah ditentukan dan sebelumnya telah diajarkan terlebih dahulu oleh seorang penyiar. Melakukan karakter suara yang dimaksud alam Program Gentra Parahyangan adalah seorang penyiar merubah suaranya menjadi beberapa karakter yang seakan-akan penyiar didalam studio lebih dari satu orang. Melakukan siaran diluar studio menggunakan OB Van adalah salah satu perencanaan untuk menarik pendengar. Dengan dekatnya kegiatan penyiaran di masyarakat diharapkan menumbuhkan rasa kedekatan antara penyiar dan pendengar.
Pada hasil penelitian ini peneliti melihat ada keterkaitan dengan teori uses and gratification yaitu dimana pendengar melakukan penggunaan media massa berupa radio di Rama FM Bandung dalam program “Gentra Parahyangan” sebagai kesenangan, menemani dan menghabiskan waktu dan belajar mengenai muatan
51
tertentu. Seperti menurut Rubin (dalam West dan Turner, 2014) ada alasan menggunakan media yaitu, menghabiskan waktu, menemani, kesenangan, pelarian, kenikmatan, interaksi sosial, rileksasi, memperoleh informasi, belajar mengenai muatan tertentu.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kesenangan adalah ketika pendengar merasa terhibur dan terus mendengarkan program “Genra Parahyangan” seperti pada hasil wawancara yang di lakukan peneliti di lapangan.
Menghabiskan waktu yaitu ketika pendengar menghabiskan waktu dengan mendengarkan radio Rama FM sambil mengerjakan kegiatan profesinya masing- masing. Belajar mengenai muatan tertentu ketika pendengar bisa belajar memahami sedikt demi sedikit bahasa Sunda yang di utarakan seorang penyiar dalam program “Gentra Parahyangan”.
4.2.2 Manajemen Program Gentra Parahyangan dalam menarik pendengar Dalam kegiatan siaran di Gentra Parahyangan Rama FM Bandung ada waktu-waktu tertentu yang sudah di manage atau ditetapkan untuk identitas siaran seperti melakukan siaran di waktu yang tidak berubah-ubah. Dengan waktu konsisten siaran khalayak akan memiliki acuan dalam diri bahwa siaran program Gentra Parahyangan selalu dimulai dan diakhiri pada pukul 12 siang sampai jam 2 siang.
Selain dari konsisten waktu siaran diterapkan oleh penyiar Gentra Parahyangan manajemen juga dilakukan pada isi tema siaran program tersebut.
Dengan tentuan tema yang berbeda seperti khususnya pada hari sabtu diadakan acara karaoke untuk masyarakat/ pendengar dalam menyanyikan lagu sunda.
52
Dengan manajemen yang diterapkan oleh program Gentra Parahyangan membuat daya tarik khalayak untuk ingin mendengarkan program tersebut.
Koordinasi yang dilakukan harus langsung dilakukan seperti pengaturan jeda iklan pada setiap segmen bahkan membacakan pesan dari khalayak harus memiliki patokan waktu agar pesan yang disampaikan dari khalayak pendengar merasa tertarik untuk mendengar.dalam manajemen penentuan musik yang akan diputar harus melihat keadaan waktu yang tersedia, dengan diaplikasikannya manajemen tersebut pendengar akan tetap mendengarkan program Gentra Parahyangan.
4.2.3 Strategi Penyiar Dalam Upaya Pelestarian Bahasa Sunda
Radio Rama FM Bandung memiliki program Bahsa Sunda, Program
“Gentra Parahyangan” seorang penyiar melakukan strategi dalam melestarikan bahasa Sunda. Yang di lakukan penyiar yaitu berbicara menggunakan bahasa Sunda saat siaran, memutarkan lagu-lagu Sunda yang banyak dikenal pendengar, mengadakan sisindiran atau lawakan sunda, dan campur bahasa Sunda dengan Indonesia.
Dalam siaran penyiar menggunakan bahasa Sunda yang digunakan dalam keseharian masyarakat. Cara tersebut dilakukan agar dapat efektif dalam penyampaian pesan terhadap khalayak dan mudah di cerna oleh fikiran pendengar secara sepontan atau tidak diperlukan pemikiran yang dalam untuk memahami apa yang disampaikan penyiar saat siaran. Dengan menggunakan bahasa Sunda keseharian masyarakat maka diharapkan pendengar merasa lebih dekat dengan penyiar unuk menarik keinginan mendengar bahasa Sunda.
53
Pemutaran lagu-lagu Sunda dilakukan penyiar dengan mempersiapkan judul lagu apa yang tidak asing ditelinga masyarakat atau yang sudah dikenal oleh khalayak pendengar banyak. dengan pemutaran lagu yang dikenal masyarakat banyak maka diharapkan strategi pelestarian bahasa Sunda terlaksanakan atau tersampaikan kepada khalayak sebab menggunakan pemutaran lagu yang dikenal masyarakat sebelumnya. Setidaknya bahasa Sunda akan teringat di masyarakat melalui lagu-lagu atau yang sering disebut tembang, dendang yang diputarkan oleh penyiar. Dengan adanya pemutaran lagu Sunda pendengar dapat memahami arti dari kalimat Bahasa Indonesia -nya yang berada didalam syair lagu tersebut.
Bercandaan Sunda yang dilakukan penyiar merupakan salah satu strategi pelestarian Bahasa Sunda dalam penyiaran Program “Gentra Parahyangan” di radio Rama FM Bandung. Sisindiran atau bercandaan dijadikan sebuah tema oleh penyiar yang nantinya dapat di ikuti oleh pendengar khalyak melalui telepon atau pesan melalui media sosial Watssup. dilakukannya cara ini penyiar melestarikan bahasa dengan menuangkan bahasa Sunda dalam bentuk bercandaan atau disebut ke dalam Bahsa Sunda-nya adalah sisindiran. Yang berkaitan hiburan lebih mudah diterima oleh masyarakat khalayak banyak, maka diharapkan pengaplikasian bahasa Sunda dalam bentuk kalimat lawakan atau bercandaan dan juga sisndiran dapat mengajak khalayak menggunakan bahasa Sunda dan melestarikan bahasa tersebut.
Penyiar menggunakan strategi dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda dalam penyiaran. Penggunaan kegiatan tersebut dilakukan ketika pendengar masuk dan berkomunikasi melalui telepon dengan penyiar namun, penelpon saat berbicara bahasa Sunda tidak lacar dan paham seluruhnya. Maka
54
yang dilakukan seorang penyiar adalah menggunakan campur bahasa dan alih bahasa agar terjadi komunikasi yang efektif. Dengan strategi ini penyiar melakukan pelestarian bahasa Sunda secara kondisional. Dengan ini diharapkan pendengar menggunakan bahasa Sunda sedikit demi sedikit meskipun adanya campur bahasa dan alih bahasa pada pengaplikasiannya.
Hasil penelitian ini berkaitan dengan teori norma budaya yaitu radio Rama FM memelihara bahasa Sunda dalam siaran media Radio. Pelestarian secara tidak langsung yang dilakukan penyiar program “Gentra Parahyangan”. Penggunaan bahasa Sunda saat siaran membuktikan bahwa siaran tersebut akan didengar oleh masyarakat
55 4.3 Kerangka Hasil penelitian
Komunikator Penyiar Program “Gentra Parahyangan Rama FM
Strategi Komunikasi
Strategi Menarik Pendengar
Perencanaan
Penyiar Manajemen
- Konsisten Waktu siaran
- Penentuan Isi tema Siaran - Penentuan Segmen - Kordinas- Materi- Komunikasi Verbal
- Fokus Penyiar
Cara yang dilakukan
-jargon -siaran Mobile -karakter Suara
56 Strategi Pelestarian
B.Siunda
Lagu-lagu Sunda
Penggunaan Bahasa Sunda
Sisindiran Bahasa Sunda
Campur bahasa dan alih bahasa
-Teori Uses and Gratification - Teori Norma Budaya