• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PEMBUATAN LABYRINTH SEAL PADA CROSS-FLOW TURBINE

N/A
N/A
Muhammad dimas Kumarudin

Academic year: 2024

Membagikan "PROSES PEMBUATAN LABYRINTH SEAL PADA CROSS-FLOW TURBINE"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Kurikulum Dalam Mencapai Gelar Diploma Tiga ( D3)

Disusun Oleh,

Nama : Agung Annas Fadhilah

NPM : 2113002

Jurusan : D3 Teknik Mesin

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA ( STT MANDALA )

BANDUNG

202

(2)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA BANDUNG

Judul : PROSES PEMBUATAN LABYRINTH SEAl

PADA CROSS-FLOW TURBINE

Nama : Agung Annas Fadhilah

NPM : 2113002

Jurusan : Teknik Mesin

Program : Diploma Tiga (D-3)

Bandung, 08 September 2023 Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Rusman,S.T,M.T NIDN.0414035901

Pembantu Ketua 1 Bidang

Akademik Dan Kemahaiswaan Ketua Program Studi

Dr. Ir. Samun Haris, M.T NIDK. 8876223419

Dadang Jatnika, Ir. M.Eng.

NIDK. 8813520016

i

(3)

Laporan ini disetujui oleh : CV. PRIMA TUNGGAL TEKNIK

Disetujui oleh :

Direktur Utama Pembimbing Lapangan

Jajang Permana Yana

ii

(4)

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Bersamaan ini disampaikan bahwa :

Nama Mahasiswa : Agung Annas Fadhilah

NPM : 2113002

Jurusan : Teknik Mesin

Program : Diploma Tiga (D-3)

Untuk diisi

perusahaan :

Keterampilan : 5 6 7 8 9 10 Kerajinan : 5 6 7 8 9 10 Etika : 5 6 7 8 9 10

Tanggal : 8 September 2023

Nama Penilai : Yana

Jabatan : Production Departement

Nama Perusahaan : CV. PRIMA TUNGGAL TEKNIK

Alamat : Jl. Kampus 2A Dalam No. 21 Babakan Sari -kiaracondong Bandung 40283

Bandung, 8 September 2023 Penilai,

Yana

iii

(5)

penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Proses Pembuatan Labyrinth Seal Pada Cross-Flow Turbine ini tepat pada waktunya dan sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti proyek akhir.

Kerja praktek yaitu suatu kegiatan yang diwajibkan oleh Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung yang mempunyai tujuan agar para mahasiswa/mahasiswi mampu mempunyai pengalaman bekerja langsung dilapangan dan dapat mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari selama bangku perkuliahan. Adapun laporan ini disusun berdasarkan kerja di lapangan, sharing dengan pembimbing lapangan dan pengumpulan materi atau data yang sesuai dengan kerja praktek dilapangan. Kerja praktek ini dilaksanakan dari tanggal 08 September 2023 sampai dengan 08 Desember 2023 yang bertempat di CV.Prima Tunggal Teknik.

Tak lupa penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas bimbingan, ilmu, nasehat, dan mendoakan saya serta bantuannya selama kerja praktek ini sehingga penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dan ilmu yang sangat bermanfaat, beberapa diantarannya.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. H. Dwiyono, MT selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung.

2. Bapak Dr. Ir. Samun Haris, M.T selaku pembantu ketua 1 akademik dan wakil ketua akademik

iv

(6)

3. Bapak Dadang jatnika, Ir., M.Eng, selaku ketua jurusan program studi teknik mesin D-III

4. Bapak Rusman ST., MT, selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, serta dukungannya.

5. Bapak Kuncoro, yang telah membingbing saya untuk kerja praktek di CV.PRIMA TUNGGAL TEKNIK (workshop)

6. Bapak Yana, Selaku ketua pembimbing di CV.PRIMA TUNGGAL TEKNIK (workshop)

7. Kepada dosen-dosen Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung yang telah memberikan bimbingan, motivasi, serta dukungannya.

8. Rekan-rekan kerja di CV.PRIMA TUNGGAL TEKNIK (workshop) 9. Keluarga tercinta, yang selalu mendukung saya,mendoakan saya dan

membantu baik berupa moril maupun materil.

10. Teman terdekat saya Agung annas fadhilah yang sangat membantu dalam menyelesaikan laporan akhir ini dari segi waktu, pemikiran serta suportnya.

11. Teman-teman satu angkatan STT-Mandala atas dukungan dan motivasinya.

Dari segi penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan sasaran dari semua pihak sangat di harapkan oleh penulis demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Bandung, 8 September 2023

v

(7)

vi

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PIHAK PERUSAHAAN...ii

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...1

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar belakang...1

1.2 Identifikasi masalah...3

1.3 Batasan masalah...3

1.4 Rumusan masalah...3

1.5 Tujuan masalah...4

1.6 Tujuan Kerja Praktek...4

1.7 Lokasi,Waktu,Dan Lama Kerja Praktek...4

1.8 Metode penelitian...4

1.9 Manfaat penelitian...5

1.10 Sistematika Penulisan...5

BAB I Pendahuluan...5

BAB II Organisasi fungsi dan tugas perusahaan...6

BAB III Tinjauan pustaka...6

BAB IV Data teknis dari sistem/bagian yang ditinjau...6

BAB V Simpulan dan saran...6

BAB II ORGANISASI FUNGSI DAN TUGAS PERUSAHAAN...9

BAB III TINJAUAN PUSTAKA...21

3.1 Definisi Mesin Bubut...13

3.2 Jenis -jenis Pembubutan...13

3.3 Definisi Pahat Bubut...15

3.4 Jenis – jenis pahat Bubut...15

3.6 Jenis Lain Mesin Bubut Secara Prinsip...21

3.7 Identifikasi Alat Dan Mesin Yang Digunakan...23

A.Mesin Bubut ( Machine )...24

B. Pahat Bubut...30

C.Eretan...30

1

(9)

C.Kepala Tetap...31

Jangka Sorong ( Vernier Caliper )...34

BAB IV...40

DATA TEKNIS DARI SISTEM/BAGIAN YANG DITINJAU...40

4.1 Identifikasi Gambar labyrinth seal...40

4.2 Bahan material dan ukuran...41

4.3 Langkah – Langkah Pelaksanaan...44

4.4 Alat Dan Bahan Pembuatan Labyritnh Seal...44

4.4.1 Mesin Bubut...44

4.4.2 Jangka Sorong ( Vernier Calliper )...44

4.5 Labyrinth Seal...45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...50

5.1 simpulan...50

DAFTAR PUSTAKA...51

(10)

3

DAFTAR GAMB

Gambar 2. 1 produk produksi...1

Gambar 2. 2 logo cv.prima tunggal teknik...3

Gambar 2. 3 Surve Lokasi...6

Gambar 2. 4 Rehabilitasi Pltmh...7

Gambar 2. 5 instalasi dan commissioning...7

Gambar 2. 6 Electronic Load Controller...8

Gambar 2. 7 Fitur Utama...9

Gambar 2. 8 produk...12Y Gambar 3. 1 Mesin bubut...24

Gambar 3. 2 Parameter penyayatan pada proses bubut...26

Gambar 3. 3 cekam rahang empat...29

Gambar 3. 4 Pahat bubut...30

Gambar 3. 5 Eretan...31

Gambar 3. 6 Kepala Tetap...32

Gambar 3. 7 Center Drill...32

Gambar 3. 8 Senter Putar...33

Gambar 3. 9 Kepala Lepas...33

Gambar 3. 10 Rumah Pahat...34

Gambar 3. 11 Jangka Sorong 3 Gambar 4. 1 Kerja labyrinth seal...40

Gambar 4. 2 Bahan Dan Kode Matrial...43

Gambar 4. 3 Labyrinth Seal...45

Gambar 4. 4 Proses Pembubutan dan pembuatan...48

Gambar 4. 5 desain awal...49

(11)

DAFTAR TAB

Tabel 3. 1 Daftar mesin dan alat digunakan pembuatan Labyrinth Seal.. 23Y Tabel 4 1 data sheet mc nylon plate...41

(12)

5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Turbin air adalah alat untuk merubah energi potensial air menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator (Mohammad hamka,2016). Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik. Salah satu program pemerintah melalui BUMN, PT. PLN pada tahun 2015, semua wilayah di Indonesia diharapkan dapat teraliri arus listrik, karena kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan terutama di sektor industri, pertumbuhan penduduk, dan pertumbuhan ekonomi.

Distance ring pada cross-flow turbine. Distance Ring adalah salah satu bentuk mechanical seal yang menggunakan bentuk lintasan berliku untuk mencegah terjadinya kebocoran fluida. Secara alami fluida kerja yang bertekanan akan mencari celah menuju ruang bertekanan rendah. Pada saat fluida kerja tersebut melewati labyrinth seal, ia akan mengalami penurunan tekanan secara bertahap akibat bentuk seal ini yang berkelak-kelok. Sampai pada bagian terluar, fluida kerja akan kehilangan hampir semua tekanan kerjanya sehingga hanya sebagian kecil saja fluida yang masih bertekanan kecil dapat keluar..

Pada perkembangan teknik manufaktur menuntut produk yang berkualitas, maka diperlukan suatu alat yang efisien dan efektif. pada awalnya cross- flow turbine dilakukan secara manual dengan memanfaatkan tenaga manusia, akan tetapi hal tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama. kemudian berubah menggunakan teknologi modern seperti mesin turbin sekaligus dengan porosnya.

Program studi D3 teknik mesin sekolah tinggi teknologi mandala Bandung selalu berupaya dari waktu ke waktu untuk memperbaiki mutu Pendidikan guna

(13)

menyiapkan tenaga kerja yang professional pada bidangnya. Mutu dan kompetensi lulusan selalu diupayakan agar sedekat mungkin dengan kebutuhan penggunaan jasa kelulusan, dalam hal ini pihak industri , seperti tertuang dalam kebijakan mutu lulusan, program studi D3 teknik mesin bertekad menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan sesuai dengan standar kompetensi industry dan siap dalam menyelenggarakan Pendidikan yang memiliki kekhasan dengan daya saing yang tinggi .

Sekolah tinggi teknologi mandala Bandung sebagi lembaga akademisi yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, melakukan salah satu perwujudan usaha mencetak tenaga kerja ahli adalah dengan kewajiban mahasiswa melakukan praktek kerja lapangan. Pada program studi D3 teknik mesin mahasiswa diwajibkan untuk melakuka kegiatan PKL, sehingga mahasiswa dapat melihat, merasakan dan memahami kondisi kerja secara nyata di industri.

Terkait uraian diatas, penulis melakukan kegiatan PKL di CV. Prima Tunggal Teknik Bandung. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi suku cadang ( spart part ), permesinan khususya untuk alat- alat produksi pembangkit tenaga listrik air (PLTA). Pelaksanaan kegiatan PKL ini dimulai pada tanggal ( 08 September 2023 ) sampai dengan ( 08 desember 2023 ).

Studi kasus yang penulis angkat saat melakukan kegiatan PKL, adalah “ proses pembuatan Labyrinth Seal di CV. Prima Tunggal Teknik “. diharapkan dengan dibuatnya tahapan proses pembuatan ini akan membantu proses produksi di CV. Prima Tunggal Teknik. Bersama bila mana akan membuat parts tersebut diwaktu yang akan datang.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah diantaranya:

(14)

7

1. Membuat dan merancang gambar ulir metrik 2. Proses pembuatan ulir metrik berbahan nylon 3. Proses pemotongan menggunakan pahat dalam 1.3 Batasan masalah

Dari banyak permasalahan yang telah diidentifikasi, maka laporan ini hanya dibatasi pada proses pembuatan Labyrinth seal pada cross-flow turbine.

1.4 Rumusan masalah

Mengacu pada batasan masalah diatas, maka yang dapat dikemukakan dalam rumusan masalah ini adalah :

1. Bagaimana proses dan urutan pembuatan labyrinth seal pada cross-flow turbine?

2. Apa bahan yang digunakan untuk labyrinth seal pada cross-flow turbine?

3. Apa saja peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan labyrinth seal pada cross-flow turbine ?

1.5 Tujuan masalah

Sesuai dengan rumusan masalah yang dihadapi maka tujuan pembuatan labyrinth seal pada cross-flow turbine adalah :

1. Menentukan proses dan urutan pembuatan labyrinth seal pada cross-flow turbine.

2. Menentukam peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan labyrinth Seal pada cross-flow turbine.

3. Menentukan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan labyrinth seal pada cross-flow turbine.

(15)

1.6 Tujuan Kerja Praktek

Kerja praktek dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan secara professional dalam menyelesaikan masalah - masalah bidang mesin yang ada dalam dunia kerja. Selain itu, mahasiswa dapat mengetahui aplikasi teknik mesin di dunia industri, dengan bekal ilmu yang diperoleh pada masa kuliah.

1.7 Lokasi,Waktu,Dan Lama Kerja Praktek

Nama Perusahaan : CV. PRIMA TUNGGAL TEKNIK

Alamat : Jl. Kampus 2A Dalam No 21 Kiaracondong Bandung Email : [email protected]

Waktu : 08 September 2023 s.d 08 Desember 2023 1.8 Metode penelitian

Metode yang digunakan penulis yaitu metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data dan informasi-informasi yang berhubungan erat dengan permasalahan yang sedang diteliti. Sedangkan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan, maka penyusun menggunakan cara yaitu :

1. Penelitian lapangan ( field Research ), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara dating langsung ke tempat kerja yang menjadi objek penelitian.

2. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dengancara mengamati kegiatan perusahaan, terutama yang berhubungan erat dengan masalah yang diteliti.

3. Wawancara langsung dengan para karyawan atau pemimpin dilapangan.

1.9 Manfaat penelitian

Manfaat yang diperoleh dari dari pembuatan poros pengaduk selai adalah :

(16)

9

1. Bagi mahasiswa, yaitu :

a. Memenuhi mata kuliah kerja praktek ( KP ) yang wajib ditempuh untuk persyaratan mengikuti proyek akhir.

b. Sebagai suatu penerapan teori dan praktik kerja yang telah diperoleh suatu dibangku perkuliahan.

2. Bagi dunia industri , yaitu :

a. Mempercepat proses produksi dan efisiensi waktu.

b. Meningkatkan jumlah produktifitas.

1.10 Sistematika Penulisan

Dalam hal ini, penulis membuat sistematika kedalam 5 ( lima ) Bab dan setiap bab akan dibagi lagi atas sub-sub bab sesuai dengan yang diperlukan.

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, tujuan kerja praktek, lokasi, waktu, dan lama kerja praktek, metode penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Organisasi fungsi dan tugas perusahaan

Pada bab ini merupakan fungsi dan tugas perusahaan serta sejarah berdirinya perusahaan juga struktur organisasi di perusahaan..

BAB III Tinjauan pustaka

Pada bab ini merupakan tinjauan pustaka, sumber - sumber tentang buku tentang mesin bubut, serta mesin lainya yang digunakan untuk pembuatan labyrinth seal untuk turbin air cross flow.

(17)

BAB IV Data teknis dari sistem/bagian yang ditinjau

Pada bab ini merupakan analisa data dari sistem yang ditinjau membahas tentang pembuatan labyrinth seal pada turbin cross flow.

BAB V Simpulan dan saran

Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan ini yang berisikan simpulan dan saran atas pembahasan dari kerja praktek yang telah dilakukan.

(18)

BAB II ORGANISASI FUNGSI DAN TUGAS PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan

CV. PRIMA TUNGGAL TEKNIK ( PTT) adalah produsen dan pemasok peralatan pembangkit listrik tenaga mikrohidro lengkap dengan turbin Crossflow dan Pelton dengan kapasitas hingga 500 kW per unit. Peralatan kami dipasang di seluruh dunia dan menyediakan energi terbarukan untuk penduduk desa terpencil, sekolah, rumah sakit, dan usaha kecil. Kami menyediakan solusi lengkap mulai dari air hingga kabel, keahlian kami meliputi survei dan desain, konstruksi lokasi, penyediaan dan pemasangan peralatan.

Gambar 2. 1 produk produksi Sumber: galery pribadi

Kami juga menyediakan produk-produk yang berhubungan dengan pembangkit listrik tenaga mikrohidro seperti laboratorium hidro kecil untuk keperluan pengajaran, suku cadang, komponen mekanikal elektrikal dan peralatan hidromekanikal. Salah satu produk terkenal kami adalah Electronic Load Controller yang didedikasikan untuk pembangkit listrik mikrohidro yang telah digunakan di lebih dari 1.200 skema mikrohidro di seluruh dunia dengan total kapasitas sekitar 15 MW.

9

(19)

Prima Tunggal Teknik berkomitmen untuk memberikan klien kami kerjasama berkelanjutan jangka panjang di bidang pembangkit listrik tenaga mikro hidro dengan kualitas dan daya saing dalam produk dan layanan.

Memberdayakan masyarakat pedesaan dengan teknologi ramah lingkungan dan energi berkelanjutan adalah semangat kami. Mengandalkan penelitian dan pengembangan yang ekstensif serta kerjasama dengan lembaga teknis dan penelitian terkemuka di Indonesia telah membawa kami menjadi salah satu perusahaan terkemuka di bidang produsen peralatan pembangkit listrik tenaga air kecil di Asia Tenggara.

Prima Tunggal Teknik didirikan pada awal tahun 2011 oleh Bapak Komarudin, seorang insinyur listrik dengan latar belakang yang kuat dan bersemangat dalam energi terbarukan khususnya pembangkit listrik tenaga air kecil selama lebih dari 18 tahun. Sebelumnya bekerja dengan Entec AG, konsultan dan perusahaan teknik yang berbasis di Swiss yang berspesialisasi dalam pembangkit listrik tenaga air kecil. Beliau memiliki banyak pengalaman dengan proyek-proyek di seluruh dunia yang didukung oleh badan kerjasama internasional (GIZ, ETC Foundation, UNDP, UNIDO) dalam transfer teknologi dan pengembangan proyek khususnya pada turbin aliran silang (T14/T15) dan teknologi pengontrol di negara-negara berkembang di seluruh dunia.

Cv.Prima Tunggal Teknik didukung oleh beberapa fasilitas terbaiknya, seperti:

1. Pabrikasi mekanik dan elektrik 2. Pemesinan

3. Bengkel perkakas

4. Metrologi dan pengukur 5. Engineering

6. Pinising produk

Cv prima tunggal teknik memutuskan pelayanannya dalam hal-hal berikut:

(20)

11

1. Memberikan konsultasi teknik pada para pelanggan mengenai pemilihan produk yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya dari tiap-tiap kasus.

2. Melakukan pengembangan dan penyesuaian jenis produk agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan baru yang terus meningkat seiring dengan kemajuan perkembangan teknologi.

3. Melakukan pembahasan terus menerus dalam hal perancangan produksi, kualitas control,dan teknik pemprosessan dari setiap langkah yang dikerjakan, sehingga hasil produksi cv.prima tunggal teknik dapat memenuhi rasio kualitas terhadap harga yang paling optimal serta memperioritaskan fungsi dan keandalannya.

4. Memberikan pelayanan purna jual yang cepat dan efisien yang dapat menjamin fungsi produk secara maksimal.

2.2 Logo Cv. Prima Tunggal Teknik

Gambar 2. 2 logo cv.prima tunggal teknik Sumber: galery pribadi

2.3 Struktur Organisasi Cv. Prima Tunggal Teknik

Struktur organisasi pada Cv. Prima Tunggal Teknik merupakan suatu organisasi gari dan staf dimana sebagai pemimpin tertinggi adalah direktur utama memberikan dan melimpahkan wewenang secara vartikal kepada bawahannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Sedangkan bentuk

(21)

pelaksanaan direktur utama dibentuk oleh beberapa staf begitupun seterusnya bagi seterusnya bidang.

Susunan organisasi Cv. Prima Tunggal Teknik terdiri dari direktur atau pemilik Cv. Prima Tunggal Teknik. Jabatan dalam organisasi dibedakan dalam tiga strata yaitu mandor atau pengawas lapangan, engginer proses dan finising produk.

2.4 keselamatan kesehatan kerja ( K3 )

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi probabilitas kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja. Menurut UU Pokok Kesehatan RI No. 9 Th. 1960 Bab I Pasal II ,Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi Kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat Kesehatan setinggi- tingginya, baik jasmani ,rohani maupun social, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan Kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. Menurut H. W Heinrich dalam Notoadmodjo (2007), penyebab keselamatan kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88 % dan kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedual hal tersebut terjadi secara bersamaan.

Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) sebagai pengelola aset negara tak luput dari ancaman kecelakaan kerja, baik tugas di lapangan maupun di kantor, prosedur-prosedur pengamanan harus selalu dipatuhi untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, sebagai contoh bidang penilaian KPKNL Cirebon ketika melakukan penilaian aset Pertamina dimana protokol K3 harus dijalankan Ketika berada di Oil Well / Sumur Pompa yang termasuk Objek Vital Nasional. Penggunaan Alat Pelindung Diri menjadi sebuah keharusan saat memasuki Objek Aset Pertamina tersebut.

Berdasarkan Moekijat (2004), Program keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) dilaksanakan karena tiga faktor penting, yaitu :

(22)

13

a. Berdasarkan perikemanusiaan. Pertama -tama para manajer akan mengadakan pencegahan kecelakaan kerja atas dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya.

Mereka melakukan demikian untuk mengurangi sebanyak-banyaknya rasa sakit dari pekerjaan yang diderita luka serta efek terhadap keluarga.

b. Berdasarkan Undang-Undang. Ada juga alasan mengadakan program keselamatan dan Kesehatan kerja berdasarkan Undang -undang , bagi Sebagian mereka yang melanggarnya akan dijatuhi hukuman denda.

c. Berdasarkan Alasan ekonomi untuk sadar keselamatan kerja karena biaya kecelakaan dampaknya sangat besar bagi perusahaan.

Tujuan Keselamatan Kerja

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja , bahwa tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan pada sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efiensi dan produktivitas. Hal ini tentu sangat penting mengingat apabila Kesehatan pegawai buruk mengakibatkan turunnya capaian/output serta demotivasi kerja.

Penyebab Kecelakaan Kerja

Setiap pegawai tentu mempunyai cara cara tersendiri dalam proteksi diri terhadap ancaman kecelakaan kerja/ penyakit dalam menunjang pekerjaannya, misal dengan memakai masker Ketika sedang flu, menunda bepergian Ketika sedang pandemi, maupun dengan menjaga kebersihan/ kenyamanan ruangan kerja.

Menurut Budiono dkk (2003), faktor yang mempengaruhi Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah

a. Beban Kerja. Beban kerja merupakan beban fisik, mental dan sosial, sehingga penempatan pegawai sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan

b. Kapasitas Kerja. Kapasitas Kerja yang bergantung pada tingkat Pendidikan, keterampilan, kebugaran jasmani, ukuran tubuh ideal

(23)

c. Lingkungan Kerja. Lingkungan Kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologi,ergonomic ataupun psikososial.

2.5 Kegiatan Cv.Prima Tunggal Teknik

2.5.1 Services

Dengan pengalaman, sumber daya, dan jaringan kami yang luas, kami dapat mendukung proyek Anda dari tahap awal hingga operasi akhir dan. Kami menyediakan layanan berikut:

1. Survei, perencanaan dan desain (studi kelayakan) PLTMH

Kami dapat mendukung Anda mulai dari pengembangan awal proyek pembangkit listrik tenaga air kecil seperti kunjungan pengintaian, pengukuran aliran dan head, survei topografi dan demografi, desain teknis terperinci, dan penganggaran.

Gambar 2. 3 Surve Lokasi Sumber : Galery Pribadi

(24)

15

2. Rehabilitasi PLTMH

Pekerjaan penggantian dan peningkatan pengoperasian pembangkit listrik tenaga air kecil yang terbengkalai, rusak atau tidak efisien untuk mengoptimalkan keluaran dan pengoperasian pembangkit listrik yang efisien. Rehabilitasi dapat berupa bangunan sipil, mekanikal & elektrikal, maupun sistem transmisi.

Gambar 2. 4 Rehabilitasi Pltmh Sumber:Galery Pribadi 3. Instalasi dan commissioning PLTMH

Pemasangan peralatan di lokasi diikuti dengan uji berjalan dan commissioning untuk menjamin keselamatan dan kelancaran pengoperasian pabrik.

Gambar 2. 5 instalasi dan commissioning

(25)

Sumber: galery pribadi

2.6 Bisnis Produk Pembangkit Listrik

1.Pengendali Beban Elektronik (Electronic Load Controller)

Electronic Load Controller (ELC) merupakan suatu pengontrol yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro untuk mengontrol beban dan frekuensi pembangkit dengan cara mengalihkan kelebihan daya yang dihasilkan ke beban dummy/ballast. Tujuan ELC adalah memastikan daya yang dihasilkan sama dengan daya yang dikonsumsi (beban utama+beban pemberat) Pengalihan daya ke beban pemberat dilakukan dengan saklar elektronik Thyristor dan secara otomatis tanpa ada bagian yang bergerak. Dengan demikian frekuensi dan tegangan akan tetap terjaga dan stabil. Berikut beberapa keunggulan singkat ELC untuk pembangkit listrik tenaga mikro hidro :

1. Frekuensi dan tegangan yang dihasilkan konstan

2. Tidak ada risiko water hammer, tidak perlu menutup turbin 3. Hindari kecepatan yang tidak terkendali pada generator 4. Tidak diperlukan operator untuk mengontrol air

5. Sistem pasang dan mainkan, tanpa pengaturan atau penyesuaian 6. Bebas perawatan dan umur panjang

Gambar 2. 6 Electronic Load Controller Sumber: galeri pribadi

FITUR UTAMA

(26)

17

1. Pengontrol mikro berbasis akurasi dan kinerja tinggi 2. Kontrol sudut fase, dua langkah untuk kurang harmonis 3. Relai frekuensi bawah/lebih bawaan

4. Penggantian mudah dengan soket colokan

5. Panel terintegrasi dengan pengukuran dan proteksi 6. Sederhana dan kuat, mudah dalam transportasi 7. Harga kompetitif dan paling terjangkau

Gambar 2. 7 Fitur Utama Sumber: Galeri Pribadi

SPESIFIKASI ELC UMUM

1. Sistem ELC Tipe Digital dengan mikrokontroler 2. Metode kontrol Kontrol sudut fase, dua langkah 3. Daya 1 - 500 kW

4. Tegangan 230/400 Volt (1 dan 3 Phase) 5. Frekuensi 50 Hz atau 60 Hz

6. Frekuensi. akurasi <± 0,2 Hz

(27)

7. Frekuensi. penginderaan 10 ms atau 100 kali/s pada 50 Hz 8. Waktu pemulihan ±3 detik

PENGUKURAN STANDAR PERLINDUNGAN STANDAR 1. MCCB untuk beban utama 1. Lampu pilot, 3P

2. Kontaktor untuk beban utama 2. Pemberat amp.meter, 3P 3. Sekring/ MCB untuk proteksi 3. Amp.meter konsumen, 3P 4. Frekuensi Atas/Bawah. (opsional) 4. Generator voltmeter, 1P 5. Voltase Atas/Bawah. (opsional) 5. Penghitung jam, 1P 6. Penangkal petir (opsional) 6. Generator frekuensi, 1P

Unit mikro hidro

Berdasarkan pengalaman kumulatif selama lebih dari 18 tahun, kami terus meningkatkan produk kami untuk memenuhi kualitas dan daya tahan tertinggi sekaligus menjaga daya saing biaya. Turbin Crossflow dan Pelton kami sebagian besar digunakan untuk elektrifikasi pedesaan dan sekitar 20% digunakan untuk usaha kecil, pertanian, dan sektor pertanian. Turbin kami diekspor ke lebih dari 15 negara dan dipasang di lebih dari 160 skema MHP di seluruh dunia.

Kami berkomitmen untuk menyediakan peralatan berkualitas tinggi dan tahan lama dengan perawatan minimal dan menyediakan layanan purna jual yang berkesinambungan. Diproduksi dengan proses permesinan yang canggih, pemotongan laser dan teknisi berpengalaman membuat produksi kami lebih hemat biaya dan efisien. Setiap turbin dan peralatan dibuat khusus untuk setiap lokasi pelanggan berdasarkan spesifikasi yang diperlukan untuk memastikan kinerja dan kepuasan terbaik. Ruang lingkup pasokan kami disesuaikan dari paket lengkap

(28)

19

atau sebagian komponen (misalnya turbin saja, pengontrol saja, dll) sesuai kebutuhan pelanggan.

STANDAR PERSEDIAAN UNIT MIKRO HIDRO KAMI TERDIRI DARI : 1. Adaptor turbin dan penstock

2. Transmisi mekanis (katrol, sabuk, kopling) 3. Generator sinkron dan rangka dasar

4. Pengontrol beban elektronik dan pemanas beban pemberat 5. Sambungan kabel daya dan kotak peralatan

6. Pasokan opsional misalnya: Sambungan ekspansi, katup.

Crossflow turbine - pme d150 & d235

Dikembangkan berdasarkan desain t15 dengan beberapa modifikasi dan versi yang disederhanakan. Profil internal guidevane dan runner mirip dengan t15.

Konstruksi bantalan kami terpisah dari rumah utama untuk memudahkan perawatan dan penggantian

Pelari dia d150 & d235 mm Lebar pelari 50 - 1.000 mm Kisaran kepala 5 - 60 meter Kisaran aliran 50 - 1200 l/s Kisaran daya 10 - 75 kw Efisiensi 75%

Crossflow turbine t14/t15

(29)

Entec ag berlisensi swiss, desain yang terbukti baik untuk kualitas dan kinerjanya.

Dikembangkan di indonesia pada awal tahun 2000, sejak itu telah digunakan di lebih dari 500 lokasi pltmh di seluruh dunia.

Pelari dia. T14 d300mm dan t15 d500mm Lebar pelari 50 - 2.000 mm

Jangkauan kepala 5 - 70 m Kisaran aliran 50 - 2.500 l/dtk Kisaran daya 5 - 300 kw Efisiensi 78%

Gambar 2. 8 produk Sumber: galeri pribadi

(30)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Mesin Bubut

Defini Mesin Bubut (bahasa Inggris: lathe) adalah mesin perkakas yang memutar benda kerja pada sumbu rotasi untuk melakukan berbagai proses seperti pemotongan, pengamplasan, knurling, pengeboran, deformasi, pembubutan muka, dan pemutaran, dengan alat yang diterapkan pada benda kerja untuk membuat objek dengan simetri terhadap sumbunya. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

3.2 Jenis -jenis Pembubutan a. Pembubutan tepi (facing)

Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap sumbu benda kerja.

b. Pembubutan silindris ( turning )

21

(31)

Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahatnya

harus terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses pemotongan pada mesin bubut.

c. Pembubutan alur ( grooving )

Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.

d. Pembubutan tirus (chamfering) Adapun caranya sebagai berikut:

- Dengan memutar compound rest - Dengan menggeser sumbu tail stock - Dengan menggunakan taper attachment.

e. Pembubutan ulir (threading)

Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir standar.

f. Drilling

Membuat lubang awal pada benda kerja g. Boring

Memperbesar lubang pada benda kerja h. Kartel ( Knurling )

(32)

23

Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan tang,obeng agar tidak licin

i. Reaming

Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas.

Pada saat proses penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.

3.3 Definisi Pahat Bubut

Pahat Bubut adalah suatu alat potong yang digunakan pada saat proses pembubutan, dan jenisnya juga cukup beragam, disesuaikan dengan fungsinya.

Penggunaan pahat bubut harus disesuaikan dengan fungsinya agar pahat tidak rusak atau aus. Jadi pengguna harus bisa membedakan pahat yang akan digunakan pada mesin bubut. Berbagai pengerjaan yang bisa dilakukan yaitu pembubutan permukaan atau facing, memperbesar diameter lubang, pahat ulir, pengerjaan rata, alur, tirus dan champer.

Material Pahat Bubut

Bahan material yang digunakan pada pahat bubut dikategorikan beberapa jenis yaitu pahat bubut dari karbon, HSS / Baja kecepatan tinggi, Paduan cor nonferri, Keramik, Karbida, CBN / cubic boron nitrides, dan Intan yaitu Sintered dan Natural diamond.

(33)

3.4 Jenis – jenis pahat Bubut 1. Pahat Bubut Rata Kiri

Pahat bubut rata kiri berfungsi untuk membubut diameter luar pada benda kerja, dengan arah pemakanannya dari kiri ke arah kanan.

2. Pahat Bubut Sisi

Pahat bubut sisi fungsinya hampir sama dengan pahat bubut rata. Perbedaannya terletak pada besar sudut puncaknya, dimana pahat bubut muka puncaknya hanya mencapai 55°.Pahat bubut ini digunakan untuk membubut permukaan ujung benda kerja hingga rata, baik benda kerja yang ditahan oleh senter atau tidak. Pemakanannya di mulai dari bagian tengah (titik senter) ke arah sisi benda kerja, sehingga gerakannya mundur ke atas dan dalam membubut menggunkan pahat bubut sisi, putaran benda kerja harus benar. Karena jika putaran salah dapat mengakibatkan benda kerja tidak tersayat dengan benar, serta memberi beban pada pahat yang dapat menyebabkan pahat menjadi aus.

3. Pahat Bubut Potong

Pahat bubut potong berfungsi untuk memotong benda kerja dengan cara menyayat benda kerja yang berputar. Pemotongan ini dilakukan dengan memutar spindel eretan lintang untuk menghasilkan gerakan memotong benda kerja.

4. Pahat Ulir

Pahat ulir berfungsi untuk membuat ulir pada proses pembubutan dan ulir yang bisa dibuat dari pahat ini adalah ulir ganda, ulir tunggal, ulir kanan dan ulir kiri. Proses pembuatan ulir ini sendiri biasanya akan dilakukan secara otomatis yang bisa diatur pada mesin bubut untuk menghasilkan ulir yang presisi.

5. Pahat Alur

(34)

25

Pahat alur digunakan untuk membuat celah alur pada benda kerja sesuai dengan kebutuhan dan biasanya digunakan untuk pembatas pada anak ulir benda kerja.

6. Pahat Bentuk

Pahat bentuk adalah pahat yang mata pemotongannya berbentuk sedemikian rupa sehingga hasil pemotongannya akan berbentuk sesuai dengan bentuk mata potongnya.

Pada umumnya pahat ini memiliki sudut-sudut bebas sehingga dapat bergerak ke kiri atau ke kanan serta maju tegak lurus.

7. Pahat Chamfer

Pahat bubut chamfer berfungsi untuk membuat bentuk chamfer umumnya sampai 45º pada benda kerja atau membuat diameter sisi benda kerja menjadi tidak tajam (tumpul).

8. Pahat Bubut Rata Dalam

Pahat bubut rata dalam berfungsi untuk membubut lubang atau bagian dalam benda kerja. Umumnya digunakan untuk memperbesar diameter benda kerja2. Selang Cooland atau Pendingin

Berfungsi untuk menyemprotkan cairan coolant saat membubut. Coolant berguna untuk menyetabilkan suhu alat potong dan sehingga ketajaman mata potong bisa lebih awet dan hasil pembubutan lebih optimal. Contohnya dalam proses pengeboran benda kerja. Namun tidak semua jenis alat membutuhkan coolant dalam proses pembubutan.

3. Tool post atau adukan pahat

(35)

Toolpost ini berada di atas eretan atas. Digunakan untuk memegang atau menjepit pahat bubut saat proses pembubutan. Secara umum, tool post ada dua macam, yaitu :Standar tools post

Tool post yang dalam pengaturan ketinggian mata pahat menggunakan ganjal.

Cara pengencangan pahat dengan cara mengencangkan baut-baut yang terdapat di bagian atas tool post. Menurut jumlah rumah pahatnya tool post standar ada dua macam, yaitu memiliki rumah pahat satu dan rumah pahat empat. Tool post dengan satu rumah pahat, menyebabkan jumlah pAahat yang dapat dipasang hanya satu. Ketika harus mengganti pahat, operator harus mengatur ketinggian lagi untuk pahat selanjutnya. Sedangkan untuk tool post dengan empat rumah pahat, operator bisa memasang maksimal 4 jenis pahat berbeda. Sehingga hanya perlu mengatur ketinggian pahat sekali saja untuk setiap pahat dan bisa mengganti pahat tanpa harus menyetel pahat lagi.

4. Adjustable tool post

Tool post yang dalam mengatur ketinggian mata pahat tanpa menggunakan ganjal. Karena sudah dilengkapi dengan perlengkapan mekanik yang dapat mengatur ketinggian pahat. Tool post ini ada dua macam, yaitu memiliki rumah pahat satu dan lebih dari satu. Penggunaannya sama dengan standar tool post.

5. Kepala Lepas

Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut, yang berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada saat mengerjakan benda berukuran panjang, kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus ditopang pada kedua ujung, yaitu di kepala tetap dan kepala lepas ini. Beberapa bagian yang ada di kepala lepas adalah; Center Putar, untuk memompang benda kerja,agar tidak terjadi gesekan, Handwill, pengunci poros,Pengunci alas.

6. Eretan

(36)

27

Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada benda kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat.

Eretan alas

Ialah eretan yang kedudukannya pada alas mesin dan dapat bergerak ke kiri atau ke kanan sepanjang alas. Di dalamnya terdapat perlengkapan mekanik yang menggerakkan eretan tersebut secara otomatis atau digerakkan dengan tangan.

Eretan Lintang

Berada diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas. Gerakan melintang, yaitu menjauhi atau mendekati operator, baik diputar dengan tangan maupun secara otomatis. Kegunaan eretan ini antara lain untuk memberikan tebal pemakanan pahat atau menggerakan pemakanan pahat. Pada bagian yang dekat dengan pemutarnya terdapat skala ukuran. Dengan skala ini kita dapat mengatur tebal penyayatan pahat.

Eretan Atas

Terletak di atas eretan lintang dan diikat oleh 2 baut. Pada eretan ini terpasang rumah pahat. Kedudukan eretan dapat diubah-ubah atau diputar 360° sesuai dengan kebutuhan. Pada bagian alasnya terdapat skala derajat. Eretan ini khususnya untuk membuat tirus dengan sudut yang besar pada jarak pendek. Gerakannya tidak otomatis.

7. Motor Penggerak

Motor penggerak berada dibawah kepala tetap atau gearbox. Berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik atau memberikan mesin tenaga untuk bergerak.

8. tombol emergency stop

(37)

Digunakan dalam keadaan darurat untuk mematikan mesin. Tombol ini termasuk hal yang penting untuk keselamatan kerja. Umumnya mesin-mesin memiliki tombol ini.

9. Handle atau Tuas

Handle pada setiap mesin bubut berbeda-beda. Beda pabrik, beda ukuran, berbeda pula handle-handlenya. Cara menggunakan handle dapat disesuaikan atau berpedoman pada tabel yang menempel pada mesin. Fungsi dari handle ini ada berbagai macam, antara lain :

• Pengaturan kecepatan spindle (rpm)

• Pengaturan feeding atau kecepatan pemakanan secara otomatis

• Pengaturan arah pemakanan

• Pengaturan penguliran

• Menyalakan dan mematikan mesin

• Pengaturan arah putaran spindle 10. lampu penerangan

Lampu ini digunakan untuk membantu operator melihat benda kerja saat dibubut. Berguna juga untuk membantu operator melihat hasil pengukuran benda kerja.

Namun tidak semua mesin bubut dilengkapi dengan lampu.

11. Alas Mesin

Alas mesin digunakan sebagai tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan dan juga sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest).

(38)

29

12. Poros Transportir dan Poros Pembawa

Poros transportir adalah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium dengan jenis ulir withworth (inchi) atau metrik (mm) yang terletak dibawah eretan alas.

Berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan arah memanjang/ melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya kisar ulirnya antara dari 6 sampai 8 mm. Poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam proses pemakanan secara otomatis. Untuk pengaturan kecepatan pemakanan otomatis, dapat dilihat dari tabel pemakanan pada mesin. Agar dapat memilih kecepatan yang tepat dan mendapatkan hasil pembubutan sesuai. dengan kebutuhan. Cara pengaturannya mirip dengan pengaturan rpm dengan mengatur handle.

13. Rem Kaki

Digunakan untuk menghentikan mesin. Rem ini sangat berguna ketika mengulir dan berhenti pada posisi tertentu. Dalam keadaan darurat, operator juga bisa menggunakan rem kaki untuk menghentikan mesin. Demikianlah pembahasan lengkap mengenai komponen utama mesin bubut dan fungsinya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Jangan lupa untuk share informasi ini dengan tema- teman yang lain.

3.6 Jenis Lain Mesin Bubut Secara Prinsip 1. mesin bubut centre Latte

Mesin bubut ini dirancang untuk berbagai macam bentuk dan yang paling umum digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam) pada poros spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya, yaitu pada pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan center lain.

(39)

2. mesin bubut sabuk

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

3. mesin bubut vertical turning and boring miling

Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja yang dibubut dari tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis hanyalah pemasangan batang-batang yang baru dan menyalurkan produk-produk yang telah dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat mengawasi beberapa buah mesin otomatis dengan mudah.

4. mesin bubut faching lathe

Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja berbentuk piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan cakar- cakar yang dapat disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak terdapat kepala lepas.

5. mesin bubut turret

Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan terhadap produksi. “Ketrampilan pekerja” dibuat pada mesin ini sehingga memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk memproduksi kembali suku cadang yang identik. Kebalikannya, pembubut mesin memerlukan operator yang sangat terampil dan mengambil waktu yang lebih lama untuk memproduksi kembali beberapa suku cadang yang dimensinya sama.

Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat untuk operasi berurutan dapat disetting dalam kesiagaan untuk penggunaaan dalam urutan yang

(40)

31

sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali sudah benar maka hanya sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang dapat diproduksi sebelum pensettingan dilakukan atau diperlukan kembali.

6. mesin bubut turret jenis sadel

Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak maju mundur dengan turret.

7. mesin bubut turret vertical

Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip Freis pengebor vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk memegang pahat. Terdiri atas pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal, dengan turret yang dipasangkan di atas rel penyilang sebagai tambahan, terdapat paling tidak satu kepala samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk memegang pahat.

Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala samping mempunyai perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang pemotongan dapat sama dalam daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya adalah sama seperti bubut turret yang berdiri pada ujung kepala tetap. Dan mempunyai segala ciri yang diperlukan untuk memudahkan pemuat, pemegang dan pemesinan dari suku cadang yang diameternya besar dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan pekerjaan pencekaman.

3.7 Identifikasi Alat Dan Mesin Yang Digunakan

Proses pembuatan poros pengaduk selai pada alat ini menggunakan beberapa mesin beserta alat bantu yang sesuai dengan bentuk komponen yang akan dibuat. Tabel 1 menunjukan beberapa mesin beserta alat pendukung yang digunakan dalam proses pembuatan labyrinth seal pada cross-flow turbine.

(41)

Tabel 3. 1 Daftar mesin dan alat yang digunakan untuk pembuatan Labyrinth Seal.

No Alat atau mesin yang digunakan

Jumlah Keterangan

1 Mesin bubut dan alat lengkapnya

6

2 Jangka sorong 2 Ketelitian 0,05 & 0,01 mm

3 Mistar baja 1

4 Pahat bubut dan pahat dalam carbide

3

5 Center drill 1

6 End mill 1 ∅6,∅12,∅12mm

7 Collet 1

8 Kacamata 2

9 Sarung tangan 1

Secara garis besar proses pembuatan labyrinth seal menggunakan alat yang sama dengan demikian alat-alat tersebut bisa dijelaskan satu persatu diantaranya:

A.Mesin Bubut ( Machine )

Mesin bubut atau turning machine (lihat Gambar 5) adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk merubah ukuran dan bentuk dari benda kerja dengan cara menyayat benda kerja dengan menggunakan pahat. Benda kerja yang berputar tersebut dipasang pada cekam mesin bubut, kemudian pahat melakukan penyayatan memanjang, melintang, atau kombinasi dari keduanya.

(42)

33

Gambar 3. 1 Mesin bubut Sumber: Galeri Pribadi

Pada proses cara kerja mesin bubut yaitu benda kerja diikat atau dipegang dengan suatu alat pemegang atau pengikat yang disebut chuck. Cekam ditempatkan atau dipasang pada ujung poros utama mesin bubut dengan sambungan pasak atau sambungan ulir, sehingga benda kerja pada chuck ikut berputar pada saat mesin dijalankan. Alat potong (Tools) dipasang pada tool post yang kemudian dipakai untuk membentuk benda kerja dengan cara disayatkan pada benda kerja yang berputar (Widarto, 2008:144). Pada saat penyayatan pahat bergerak secara memanjang maupun melintang atau kombinasi dari gerak tersebut. Putaran sumbu utama diperoleh dari motor listrik dengan menggunakan penghantar sabuk penggerak. Proses pembubutan sendiri diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pengerjaan bagian luar benda kerja (outside

(43)

turning) dan pengerjaan bagian dalam benda kerja (inside turning). Proses pengerjaan tersebut diantaranya:

a.Membubut silindris (turning), yaitu proses mengurangi diameter luar dari benda kerja.

b. Membubut muka (facing), yaitu proses mengurangi Panjang benda kerja c. Membubut alur (Grooving), yaitu proses pembubutan alur pada benda kerja d. Pembuatan lubang (drilling), yaitu proses pembuatan lubang pada benda kerja menggunakan mata bor.

e. Reamer (reaming), yaitu membubut lubang dari hasil pengeboran yang memiliki akurasi, kebulatan dan kehhalusan dalam derajat yang tinggi.

f. Pemotongan (cut off), yaitu proses pemotongan benda kerja pada mesin bubut dengan pahat potong.

g. Membuat lubang (boring), yaitu proses pembuatan dengan memperbesar diameter lubang dapat dilakukan dengan pahat bubut.

h. Membuat eksentrik (ecentrik turning), yaitu proses membubut benda kerja yang memiliki sumbu tidak sepusat dengan sumbu utama mesin bubut.

i. Membubut tirus (taper turning), yaitu proses membubut tirus pada benda kerja dengan sudut kemiringan tertentu.

j. Membubut ulir (tread cutting), yaitu pembuatan ulir luar maupun ulir dalam pada benda kerja.

e. Reamer (reaming), yaitu membubut lubang dari hasil pengeboran yang Pada proses pembubutan yang perlu diperhatikan di antaranya kecepatan putar spindel (spindle speed), gerak makan (feed), kedalaman pemakanan (dept of cut), waktu pemotongan, jenis pahat dan bahan benda kerja yang digunakan Parameter-parameter penyayatan dapat dilihat pada Gambar 3

(44)

35

Gambar 3. 2 Parameter penyayatan pada proses bubut Sumber: Galery Pribadi

a. Kecepatan Potong (Cutting Speed)

Kecepatan potong (cutting speed) yaitu kemampuan sebuah alat potong untuk menyayat bahan dengan aman dan menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (m/menit atau feet/menit) atau panjang tatal yang dihasilkan dalam satu menit (Wirawan Sumbodo dkk, 2008 : 260-261).

Rumusnya yaitu:

vc=π . d , n

1000 … … … ( 1) Ket :

n = putaran (rpm)

Vc = cutting speed (m/menit) d = diameter benda kerja (mm)

(45)

Kecepattan potong (cutting speed) juga bisa didapat dari pembacaan table yang harganya tergantung dari jenis bahan dan jenis pahat yang digunakan, lihat Tabel 5.

Dari rumus tersebut diperoleh angka putaran mesin (rpm).

a. Kecepatan pemakanan ( feeding )

Kecepatan pemakanan (feeding) pada mesin bubut adalah jarak tempuh gerak maju pisau/benda kerja dalam satuan millimeter permenit atau feet per menit. Pada gerak putar, kecepatan pemakanan, f adalah gerak maju alat potong/bendakerja dalam n putaran benda kerja/pisau permenit.

Rumus V f=F . n Keterangan :

Vf = kecepatan makan ( mm/ menit ) F = gerak makan ( mm/put )

N = putaran poros utama ( benda kerja ) ( rpm) b. Waktu pembubutan

Waktu pembubutan adalah waktu yang digunakan untuk melakukan pembubutan benda kerja yang dipengaruhi oleh kecepatan pemakanan, kedalaman potong, panjang pembubutan, dan putaran mesin.

Rumus

τ h= L a. η Keterangan :

th= waktu kerja mesin ( menit ) L= Panjang benda kerja total a= kecepatan pemakanan ( mm/put ) n= putaran permenit ( rpm )

c. Kedalaman potong

(46)

37

kedalaman potong (dept of cut) adalah besarnya atau dalamnya pemotongan dalam satu pengerjaan pembubutan. Kedalaman pemotongan juga dipengaruhi oleh putaran mesin, bahan benda kerja, jenis pahat yang digunakan, dan kecepatan potong.

Rumus

α=Dd 2.i (mm)

Keterangan :

a= kedalaman potong

D= Diameter besar benda kerja ( mm) d= diameter kecil benda kerja ( mm )

a. Putaran mesin ( rpm )

Putaran mesin adalah angka yang menunjukan berapa kali putaran (revolusi) spindel mesin dalam satu menit.

Rumus

n=1000.V . c π d (rpm)

Keterangan :

Vc=kecepatan potong n= putaran mesin (rpm)

π = keliling benda kerja ( mm ) d=¿ diameter benda kerja ( mm )

b. Kecepatan penghasilan bram ( widarto 2008 : 151) : Rumus

Z=A,v

(47)

Keterangan : A = a .f (mm²)

v = Kecepatan potong (m/menit)

Z = Kecepatan penghasilan bram (cm²/menit) c. Pencekaman benda kerja pada mesin

Pencekaman/pemegangan benda kerja pada mesin bubut bisa menggunakan beberapa cara. Cara yang pertama adalah benda kerja tidak dicekam, yaitu menggunakan dua senter di kedua sisi. Cara kedua yaitu dengan menggunakan alat pencekam. Alat pencekam yang bisa digunakan adalah: Cekam rahang tiga (untuk benda silindris). Alat pencekam ini tiga rahangnya bergerak bersamaan menuju sumbu cekam apabila salah satu rahangnya digerakkan

Gambar 3. 3 cekam rahang empat Sumber : Galeri Pribadi

B. Pahat Bubut

enis pahat bubut yang digunakan yaitu pahat baja HSS. Adapun macam- macam pahat bubut dapat dilihat pada Gambar 5

(48)

39

Gambar 3. 4 Pahat bubut Sumber: Galeri Pribadi C.Eretan

Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage) yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang. Eretan adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan dapat dijalankan secara otomatis ataupun manual.

(49)

Gambar 3. 5 Eretan Sumber: Galeri Pribadi C.Kepala Tetap

Kepala tetap berfungsi menampung dan menyangga spindle kerja dan penggeraknya. Karena kepala tetap merupakan lemari gigi. Unsur ini tidak hanya menyalurkan daya motor, melainkan juga harus memungkinkan perubahan besarnya putaran untuk pemilihan kecepatan putaran sayat yang ekonomis pada garis tengah benda kerja tertentu denganjalan memindahkan

(50)

41

Gambar 3. 6 Kepala Tetap Sumber: Galery Pribadi b. Center Drill

Center drill merupakan salah satu peralatan pendukung pada pengerjaan menggunakan mesin bubut. Bor senter digunakan untuk mengebor ujung benda kerja yang nantinya akan dipasang senter putar.

Gambar 3. 7 Center Drill Sumber: www.Goggle.com c. Senter putar

Senter putar ada benda kerja dimaksudkan untuk mendukung benda kerja agar tetap senter dan memperkuat pencekaman.

(51)

Gambar 3. 8 Senter Putar Sumber: www.Goggle.com d. Kepala Lepas

Kepala lepas terdiri atas dua bagian, yaitu alas dan badan. Kedua bagian itu diikat dengan 2 atau 3 baut dan dapat digerakan. Pergeseran itu dilakukan untuk kedudukan kedua senter tidak sepusat dan kedudukan kedua senter harus tidak sepusat, misal untuk membuat tirus.Kepala lepas berfungsi sebagai:

1) Sebagai pendukung pekerjaan yang akan dipasang antara dua senter 2) Sebagai tempat dudukan perkakas (mata bor, senter putar)

Gambar 3. 9 Kepala Lepas Sumber: Galery pribadi e. Rumah Pahat ( Tool Post )

(52)

43

Rumah Pahat Pahat bubut dipasang pada tempat pahat tunggal atau pada tempat pahat yang berisi empat buah pahat. Apabila pengerjaan hanya butuh pahat satu macam saja lebih baik menggunakan tempat pahat tunggal.Apabila menggunakan pahat lebih dari satu macam, misalnya pahat rata, pahat alur, pahat ulir, maka sebaiknya gunakan tempat pahat yang bisa dipasang sampai empat pahat pada rumah pahat.

Gambar 3. 10 Rumah Pahat Sumber: Galeri Pribadi

Jangka Sorong ( Vernier Caliper )

Gambar 3. 11 Jangka Sorong Sumber: Galeri Pribadi

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan

(53)

hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.

4. Ulir Metrik

Ulir Metrik adalah salah satu jenis standar ulir pertama yang disetujui secara internasional. Bentuk ulir berbentuk V memiliki sudut panggul 60° dan ulir jantan dan betina keduanya sejajar. Ulir metrik hadir dalam ukuran pitch yang berbeda untuk diameter tertentu: pitch kasar dan pitch halus. Ulir kasar memiliki ukuran pitch default sedangkan ulir halus memiliki ukuran pitch yang lebih kecil dan jarang digunakan.

Akibatnya, ulir kasar diidentifikasi hanya berdasarkan diameter sedangkan ulir halus dikenali berdasarkan diameter serta ukuran pitch.

Rumus ulir metrik adalah rumus yang digunakan untuk menghitung dimensi dan karakteristik ulir metrik pada sebuah baut, mur, atau ulir lainnya yang menggunakan sistem pengukuran metrik. Satuan dari sistem pengukuran metrik adalah milimeter (mm) untuk dimensi linear, dan kilogram (kg) untuk massa. Berikut ini akan diringkas beberapa rumus penting yang digunakan dalam ulir metrik:

1. Diameter Luar (OD) atau Diameter Utama (Major Diameter) OD adalah dimensi terluar dari metrik. Rumus OD adalah:

OD = D – (0.6495 x P)

Dimana D adalah diameter utama dari baut atau mur, dan P adalah pitch (Jarak antara dua kawat ulir berturut – turut).

2. Diameter Inti (Core Diameter)

Diameter inti adalah diameter terkecil dari ulir metrik dan diukur antara kawat ulir berturut – turut. Rumus dari diameter inti adalah:

Core Diameter = D – (0.866 x P)

(54)

45

3. Pitch (Jarak Ulir)

Pitch adalah jarak antara dua kawat ulir berturut – turut pada ulir metrik. Pitch dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Pitch = 1/TPI

TPI (Threads Per Inch) adalah jumlah ulir per inci. Namun, pada sistem metrik, pitch diukur dalam satuan milimeter (mm) dan biasanya disebut dengan pitch metrik.

4. Sudut Kekenyalan (Thread Angle)

Sudut kekenyalan adalah sudut yang terbentuk antara sisi-sisi ulir pada ulir metrik. Pada ulir metrik, sudut kekenyalan memiliki besar 60 derajat.

5. Kedalaman Ulir (Thread Depth)

Kedalaman ulir adalah jarak vertikal dari puncak kawat ulir hingga dasar ulir pada ulir metrik. Kedalaman ulir pada ulir metrik adalah 0.6134 x P.

6. Panjang Ulir (Thread Length)

Panjang ulir adalah panjang total dari ulir pada sebuah baut atau mur. Untuk menghitung panjang ulir, Anda perlu menambahkan panjang ulir parsial dengan panjang ulir penuh. Rumusnya adalah:

Thread Length = Partial Thread Length + Full Thread Length

Panjang ulir parsial tergantung pada kebutuhan, sedangkan panjang ulir tergantung pada panjang ulir penuh dihitung sebagai :

Full Thread Length = (Total Panjang Baut/Mur) – (Panjang Ulir Parsial)

Rumus-rumus diatas dapat membantu Anda dalam menghitung dimensi dan karakteristik ulir metrik pada baut, mur, atau ulir metrik lainnya. Penting untuk

(55)

memahami dan menggunakan rumus – rumus tersebut dengan benar sehingga menghasilkan hasil yang akurat.

7. Tabel Ulir Metrik

Tabel ulir metrik merupakan sebuah tabel yang berisi sebuah informasi mengenai ukuran dan dimensi ulir metrik standar yang digunakan dalam industri. Isi dari tabel ini mencakup berbagai ukuran ulir metrik, termasuk diameter ulir, pitch, diameter dasar ulir, hingga diameter atas ulir.

Tabel ulir metrik disusun dalam bentuk matriks dengan kolom dan baris. Kolom-kolom tersebut dapat mencakup informasi berikut :

8.Ukuran Ulir (Thread Size)

Kolom ini menyediakan daftar ukuran ulir metrik berdasarkan diameter nominal, dan biasanya ukuran ulir metrik ditandai dengan awalan huruf “M” serta diikuti oleh nomor ukuran. Misalnya, M6, M10, M16, dan seterusnya.

Diameter Ulir Luar (External Thread Diameter)

Bagian ini mencantumkan ukuran diameter luar ulir metrik dan biasanya diukur dalam satuan milimeter (mm).

9. Pitch (Jarak Ulir)

Kolom ini memberikan informasi mengenai pitch atau jarak antara dua ulir berturut-turut. Pitch diukur dalam satuan milimeter dan menunjukkan seberapa rapat atau renggang ulir tersebut.

10. Diameter Dasar Ulir (Thread Root Diameter)

Kolom ini menyediakan informasi mengenai diameter terkecil pada bagian dasar ulir metrik. Perlu Anda ketahui bahwa ukuran ini penting dalam perhitungan kekuatan dan stabilitas ulir.

(56)

47

11. Diameter Atas Ulir (Thread Crest Diameter)

Kolom ini akan memberikan informasi mengenai diameter terbesar pada bagian atas ulir metrik. Itu dia penjelasan mengenai isi kolom pada tabel ulir metrik. Perlu diketahui bahwa tabel ulir metrik standar sering kali disusun berdasarkan standar internasional. seperti standar ISO (Organisasi Internasional Standarisasi) atau DIN (Institut Standarisasi Jerman). Oleh karena itu, penting untuk melihat pada tabel yang sesuai dengan standar yang relevan untuk memastikan konsistensi dan kesesuaian dengan standar industri yang berlaku. Dibawah ini merupakan contoh gambar dari tabel ulir metrik :

Contoh Penggunaan Tabel Ulir Metrik :

(57)

Dengan menggunakan tabel ulir metrik, dapat membantu para profesional dan teknisi dalam menentukan ukuran ulir yang sesuai dengan kebutuhan, serta memastikan keselarasan dengan komponen lain yang menggunakan ulir metrik. Berikut ini terdapat beberapa contoh penggunaan dari tabel ulir metrik :

1. Industri Manufaktur

Dalam perakitan dan mesin dan peralatan di industri manufaktur, tabel ulir metrik digunakan untuk memilih ukuran uir yang tepat untuk baut, mur dan sambungan lainnya. Dengan menggunakan tabel ulir metrik, para teknisi maupun insinyur dapat menentukan ukuran ulir yang sesuai dengan keperluannya untuk menjaga kekakuan dan keandalan struktur perakitan.

2. Industri Otomotif

Dalam industri otomotif tabel ulir metrik digunakan untuk menentukan ukuran dan spesifikasi ulir yang digunakan dalam sistem pemasangan dan pengikatan, contohnya seperti suspensi, knalpot, sistem knalpot, dan bagian – bagian lainnya. Tabel ulir metrik membantu dalam memastikan kekuatan dan koneksi yang tepat pada komponen – komponen tersebut.

Selain itu tabel ulir metrik juga sering digunakan sebagai panduan perakitan dalam industri otomotif. Tabel ulir metrik menyediakan informasi mengenai ukuran ulir yang digunakan pada berbagai komponen dan sistem kendaraan. Hal ini memudahkan dalam perakitan dan memastikan kesesuaian ulir yang tepat.

3. Konstruksi Bangunan

Dalam industri konstruksi bangunan, tabel ulir metrik memainkan peranan penting dalam beberapa aspek, salah satunya yaitu penggunaan ulir metrik dalam pemasangan baut dan mur pada konstruksi bangunan.

(58)

BAB IV

DATA TEKNIS DARI SISTEM/BAGIAN YANG DITINJAU

4.1 Identifikasi Gambar labyrinth seal

Langkah identifikasi gambar kerja pada labyrinth seal p merupakan langkah awal yang harus sangat diperhatikan, karena pada gambar tersebut merupakan suatu alat yang menyatakan maksud, pokok-pokok pikiran, atau gagasan dari seorang perancang teknik (juru gambar) kepada operator permesinan. Dalam membaca gambar kerja hal-hal yang harus diperhatikan adalah ukuran, tanda pengerjaan, toleransi dan unsur-unsur gambar kerja lainnya. Hal tersebut akan memudahkan operator dalam membuat komponen sesuai pada gambar.

Gambar 4. 1 Kerja labyrinth seal

49

(59)

Sumber: Galery Pribadi 4.2 Bahan material dan ukuran

Bahan yang digunakan untuk Labyrinth seal adalah MC901 nylon plastic rod/bar MC Nylon, berarti monomer casting nylon, adalah sejenis plastik teknik yang digunakan dalam industri komprehensif, telah diterapkan hampir setiap bidang industri

Tinjauan: MC901 adalah pelat nilon cor, yang memiliki warna putih yang mencolok, yang lebih keras daripada nilon cor biasa, memiliki fleksibilitas yang lebih baik dan ketahanan kelelahan. Ini adalah bahan yang ideal untuk persneling, rak, dan roda gigi transmisi.

CAST Nylon Sheet Tube dan Fitur Produk Rod: Kekuatan mekanik tinggi, kekakuan, kekerasan, ketangguhan, ketahanan penuaan yang baik, kemampuan redaman mekanis yang baik, sifat geser yang baik, ketahanan aus yang sangat baik, kinerja pemesinan yang baik, tidak ada creep saat digunakan untuk kontrol yang tepat dan efektif, Kinerja anti-pakaian yang baik, stabilitas dimensi yang baik.

Tabel 4 1 data sheet mc nylon plate

ITEM METHOD UNIT VALUE

Mechanical Properties

Tensile yield strength GB/T 1040 MPa 75-85

Modulus of elongation ISO 527 MPa 4100

Breaking elongation ISO 527 % >25

Max. compressive strength ISO 604 Mpa 90-100

Coefficient of compressibility ISO 604 Mpa 2700

Bending strength ISO 178 Mpa 100-110

Elasticiity bending modulus ISO 178 Mpa 3300

Impacr strength ISO 180 KJ/M2 5.4

Shore hardness GB 3398 Shore D 83-85

Thermal Properties

Melting point ISO 1218 ᵒC 220

Max intermit operating temperature

- ᵒC 180

Max continuous operating - ᵒC 115

(60)

51

temperature

Min intermit operating temperature

- ᵒC -100

Min continuos operating temperature

- ᵒC -40

Coefficient of linear thermal expansion

ISO 1183 10-5-1/K 5-8

Eletrical Properties

Dielectric constant IEC 250 - 3.7

Dielectric strength IEC 243 KV-mm >25

Volume resistivity IEC 93 Ω cm 1015

Surface resistivity IEC 93 Ω 1015

Impedance IEC 112 - CT600

Others

Specific gravity USD 1183 g/cm3 1.15

Abrasive resistance - - 0.41

Coeffient - - 0.39

2.Area Aplikasi produk:

.Seperti PLTA saguling, PLTA cirata, PLTA waduk jatiluhur

Gambar 4. 2 Bahan Dan Kode Matrial

Gambar

Gambar  2. 1 produk produksi Sumber: galery pribadi
Gambar  2. 2 logo cv.prima tunggal teknik Sumber: galery pribadi
Gambar  2. 3 Surve Lokasi Sumber : Galery Pribadi
Gambar  2. 4 Rehabilitasi Pltmh Sumber:Galery Pribadi 3. Instalasi dan commissioning PLTMH
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Dari variasi kecepatan putar spindle dan kedalaman potong terhadap getaran pahat pada proses pembuatan poros menggunakan mesin bubut, proses pemotongan yang paling

TUJUAN 1. Membuat mahasiswa memahami gambar 2. Agar Mahasiswa lebih memahami mesin bubut beserta kegunaan maasing-masing bagian mesin bubut 3. Menanamkan sifat kedisiplinan dalam bengkel kepada mahasiswa 4. Menaambah jam terbang praktik kerja pemesinaan kepada mahasiswa 5. Mengaplikasikan safety work (K3) di bengkel 6. Membuat mahasiswa mengerti akan kegunaan alat-alat kerja bengkel 7. Mahasiswa dapat mengasah pahat sesuai dengan standard 8. Agar mahasiswa memahami langkah kerja