• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROSES PENCIPTAAN MANUSIA "

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Ayat-ayat Kauniyyah tentang proses penciptaan manusia secara umum dalam Al-Qur'ân sangat banyak. Perintah untuk memperhatikan alam jelas menempati tempat yang sangat penting dalam Al-Qur'an. Hal ini terlihat dari banyaknya ayat-ayat Al-Qur'an yang membahas tentang fenomena alam.

Lihat: Thanthâwî Jauharî, al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟ân al-Karîm, (Mesir: Musthafa al-Bâb al-Halabî, 1421), hal. Al-Quran bukanlah buku teks astronomi, biologi, kimia, fisika atau ilmu-ilmu lainnya. Oleh karena itu, apa yang dilakukan ar-Râzî dipandang sebagai upaya untuk membuktikan kebenaran Al-Qur'an itu sendiri.

Sehingga dengan demikian dialog antara sains dan Al-Qur'an semakin menemukan kebenarannya, bukan kontradiksinya.

Identifikasi Masalah

Namun tetap harus diakui bahwa suatu penafsiran tidak mengandung kebenaran mutlak karena bersifat zhanna. Sebuah penafsiran – termasuk penafsiran ar-Râzî – masih perlu dikritisi agar lebih mendekati kebenaran. Suatu saat nanti akan muncul penafsiran ar-Râzî yang harus diselaraskan dengan penemuan ilmiah para ahli embriologi.

Maka dalam kerangka tersebut penulis memilih ar-Râzî sebagai referensi untuk banyak membicarakan permasalahan yang berkaitan dengan ayat Kauniyyah khususnya penciptaan manusia pada umumnya.

Pembatasan Masalah

Shalshâlin kalfakhkhar (tanah liat yang berbunyi seperti tembikar), terdapat dalam Surah Ar-Rahmân/55: 14. Shalshâlin min hamain masnûn (tanah liat yang berbunyi daripada tanah liat yang dibentuk), terdapat dalam Surah Al-Hijr/15: 26. Nutfah am -Syâjin (a titisan air mani bercampur), terdapat dalam Surah Al-Insân/76: 2.

Sedangkan ayat yang menjelaskan proses dan tahapan penciptaan manusia hanya ada 3 ayat yaitu Al-Hajj/22:5, Al-Mu'minûn dan Al-Mu'min/40:67 yang menurut penulis dapat menjelaskan hal tersebut. tahapan-tahapan secara berurutan.penciptaan manusia secara umum sehingga layak menjadi topik pembahasan utama dalam artikel ini.

Tujuan Penelitian

Memahami secara mendalam tafsir Fakhr ad-Dîn ar-Râzî terhadap ayat penciptaan manusia dalam kitab tafsir Mafâtih al-Ghaib. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan nuansa keilmuan penafsiran Al-Qur'an pada masa Fakhr ad-Dîn ar-Râzî dari sudut pandang ilmu pengetahuan modern saat ini.

Kegunaan Penelitian

Kerangka Teoritis

Pengetahuan ini tidak terbatas dan Al-Qur'an berisi petunjuk tentang prinsip-prinsip utamanya. Dalam penafsirannya, ar-Râzî banyak menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan mengaitkannya dengan ilmu-ilmu yang berkembang pada masanya, seperti filsafat, ilmu alam, astronomi, kedokteran dan lain sebagainya. Selain karya tafsir tersebut, terdapat pula dua kitab 'Ulûm Al-Qur'an yang juga mendukung pandangan Imam al-Ghazali bahwa Al-Qur'an merupakan sumber berbagai ilmu pengetahuan yang ada di alam.

Dua kitab 'Ulûm Al-Qur'an' yang mendukung gagasan al-Ghazâlî adalah al-Burhân fî. Contoh penafsiran ayat Kauniyyah dengan pendekatan ilmiah yang paling jelas adalah kitab tafsir karya al-Iskandaranî dan Thanthâwî Jauharî, dimana mereka mencoba dengan sedikit perbedaan untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an melalui ilmu empiris (tajrîbî) dan penemuan manusia. Sementara itu, di zaman modern ini, penafsiran ilmiah terhadap ayat-ayat Al-Qur'an semakin mendapat tempat di kalangan ilmuwan.

Hal ini sesuai dengan wahyu fakta ilmiah yang nampaknya sangat sesuai dengan isi Al-Qur’an. Namun, sepanjang sejarah pemikiran penafsiran, upaya para ulama untuk mendialogkan antara Al-Qur'an dan fakta ilmiah masih kontroversial. 1964 M) termasuk yang menentang penafsiran ilmiah terhadap Al-Qur'an.41 Sementara itu, di sisi lain, produk-produk penafsiran ilmiah tidak pernah tinggal diam, bahkan lebih.

Kontroversi penafsiran ilmiah ini sebenarnya muncul dari hubungan antara makna doktrinal Al-Qur'an yang diyakini mutlak dan universal dengan fakta temuan ilmiah yang dianggap relatif dan khusus. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada kesucian Al-Quran yang seharusnya suci dan final sehingga menimbulkan perdebatan ilmiah yang belum jelas kapan akan berakhir. 40 Hârûn Yahya telah banyak melakukan dan menerbitkan penelitian terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di alam kemudian mengaitkannya dengan tanda-tanda yang ada dalam Al-Qur'an.

Tinjauan Kepustakaan

Metode Penelitian

Sumber primer atau sumber terpenting adalah Tafsir al-Kabîr Mafâtih al-Ghaib karya Fakhr ad-Dîn ar-Râzî. Uraibî,64 dan al-Imâm Fakhr al-Dîn ar-Râzî wa Musannafatuh karya Thaha Jâbir al-„Ulwanî.65 Selain itu juga digunakan karya-karya yang menyinggung Mafâtih al-Ghaib seperti al-Tafsîr wa al-Mufassirûn. Muhammad Husain adz-Dzahabî,66 al-Tafsîr wa Rijâluh karya Muhammad Fâdhil. Untuk mempertajam kajian, analisis juga akan menyajikan data berupa teori-teori ilmiah tentang penciptaan manusia.

Buku-buku yang berkaitan dengan perbincangan ini ialah Bible, Al-Quran dan Sains Moden Maurice Bucaille,70 Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Quran dan Sains Pertubuhan Kementerian Agama,71 Al- Qur'an Ilmu. Ilmu dan Teknologi oleh Ahmad Baiquni,72 al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟ân al-Karîm oleh Thanthâwî Jawharî,73 Keajaiban Penciptaan Manusia oleh Hârûn Yahya,74 dan Dalil Anfus Al-Qur‟ân dan Embriologi (ayat-ayat tentang ciptaan Manusia) oleh Muhammad Izzuddin Taufiq.75. Dalam mengumpul data kajian, penulis menggunakan kaedah dokumentasi yang diaplikasikan untuk mencungkil data berkaitan kajian biografi ar-Râzî dan pemikirannya dalam Mafâtih al-Ghaib, serta kajian konseptual tafsir ayat kauniyyah tentang penciptaan manusia. .

Pendekatan interpretatif digunakan untuk memahami pemikiran ar-Râzî dalam penafsiran ayat Kauniyyah khususnya tentang proses penciptaan manusia pada umumnya (keturunan Adam) yang kita kenal dengan metode Maudhu’i. Tafsir ditujukan pada penggunaan metode penafsiran, sumber penafsiran dan prinsip-prinsip yang digunakan ar-Râzî dalam menafsirkan ayat-ayat di atas tentang penciptaan manusia. 73 Thanthâwîjauharî, al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟ân al-Karîm, (Mesir: Musthafa al-Bâb al-Halabi, 1421).

75 Muhammad Izzuddin Taufiq, Dalil Anfus Al-Qur'an dan Embriologi (Ayat Penciptaan Manusia), (Surakarta: Tiga Serangkai, 2006). Pendekatan interpretatif ini kemudian dipadukan dengan metode induksi, yaitu metode yang berangkat dari serangkaian fakta khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum.78 Penulis menggunakan metode induksi ini untuk menarik kesimpulan mengenai penggunaan sumber, metode dan prinsip ar- interpretasi Râzî. ayat Kauniyyah. ditinjau dari kesesuaian penafsiran dengan ilmu pengetahuan, dengan kata lain penelitian ini juga menggunakan metode muqâran yang secara tidak langsung membandingkan penafsiran ar-Râzî dan ilmu pengetahuan, yang pada akhirnya akan mengungkap kelebihan dan kekurangan penafsiran ilmiah yang dilakukan. keluar oleh ar - Râzî. Sebagai alat analisis, penulis menggunakan teori-teori tafsir seperti yang dikemukakan para ulama, dipadukan dengan berbagai wacana kontemporer tentang penafsiran Al-Qur'an, khususnya yang berkaitan dengan penafsiran ayat-ayat kauniyyah.

Sistematika Penulisan

Pembahasan ini diperlukan karena hasil pemikiran para ahli tafsir (termasuk tafsir) selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: pengalaman hidup, pengetahuan, pendidikan, serta metode dan sumber tafsir yang digunakan. Dengan demikian subbab pertama membahas tentang biografi Fakhr ad-Dîn ar-Râzî yang meliputi: biografi Fakhr ad-Dîn ar-Râzî. Subbab kedua membahas tentang tafsir Mafâtih al-Ghaib yang meliputi: sejarah penulisan tafsir Fakhr ad-Dîn ar-Râzî, sumber, metode dan gaya penulisan tafsir Mafâtih al-Ghaib, dan ciri-ciri tafsir Mafâtih al-Ghaib.

Pemaparan ini dilakukan untuk memahami secara konseptual penafsiran ayat-ayat Kauniyyah dan penciptaan manusia secara umum dalam Al-Quran. Pembahasan dalam bab ini meliputi: pengertian ayat-ayat kauniyyah, penafsiran gaya ilmiah ayat-ayat kauniyyah, serta kelebihan dan kekurangan penafsiran ilmiah di kalangan ulama. Kemudian kita bahas secara khusus gambaran umum penciptaan manusia dalam Al-Quran, sebagai landasan pembahasan rinci mengenai proses penciptaan manusia pada bab berikutnya.

Oleh karena itu, subbab pertama membahas tentang tafsir Fakhr ad-Dîn ar-Râzî terhadap ayat-ayat tentang penciptaan manusia. Ayat-ayat dalam ketiga surah ini dipilih karena mencerminkan proses penciptaan manusia secara utuh, disertai tahapan-tahapan yang jelas dan terstruktur. Terakhir, hasil deskriptif tafsir Fakhr ad-Dîn ar-Râzî kemudian dianalisis pada subbab ketiga untuk menelusuri persinggungan tafsirnya dengan ilmu pengetahuan modern.

Jadi, dalam sub-bab ketiga ini, apa yang dibincangkan ialah tinjauan keilmuan moden mengenai tafsiran Fakhred-Dîn ar-Râzi terhadap ayat-ayat penciptaan manusia.

KESIMPULAN

SARAN

Al-'Alwâni, Thaha Jâbir, al-Imâm Fakhr ad-Dîn al-Râzî wa Mushannafâtuh, Kairo: Dâr al-Salâm, 2010. Syarî'ah, Bejrut: Dâr al-Ma'rifah, tt. Al-'Aqqâd, 'Abbâs Mahmûd, Falsafah Al-Qur'âniyyah, Kairo: al-Lajnah li Ta'lîm wa al-Tarjamah wa al-Nasyr, 1947.

Al-Asfahânî, Ar-Raghîb, Mu'jam Mufradât Alfâzh Al-Qur'ân, Beiroet: Dâr al-Fikr, tt. Atha, Muhammad Abd al-Qâdir, al-Imâm Abû 'Abdillah Fakhr ad-Dîn ar-Râzî fî Suthûr, Beiroet: Dâr al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1999. Al-'Uraybi, Muhammad, al-Munthalaqât al-Fikriyyah 'Inda al-Imâm al-Fakhr ar-Râzi, Beiroet: Dâr al-Fikr al-Lubnân, 1992.

هاجر، أحمد عمر أبو، تفسير العلمي للقرآن في الميزان، بيروت: دار قتيبة، ط. الحرمي، حمزة ف.، مكانة العلم في منهج فهم القرآن، في ريفليكتيكا، الطبعة الأولى، سبتمبر 2002. باب الحلبي، 1421هـ.

Mudwal, Med, Sumbangan Al-Qur'an Kepada Mami A Compendium of Tafsir Al-Qur'an, Solo: Ramadhani, 1986. Ridhâ, Muhammad Rasyîd, Tefsîr Al-Qur'an al-Hakîm (Tefsîr al-Manâr), Beirut -Lubnan: Dâr al-Fikr, t.tt. Quraish, The Message of Tafsir Al-Mishbah, The Effect and Compatibility of the Qur'an, vol 9, Jakarta: Lantern Hati, 2002.

Referensi

Dokumen terkait