• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding S eminar Nasional Hukum Tata Negara - UIN KHAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Prosiding S eminar Nasional Hukum Tata Negara - UIN KHAS"

Copied!
371
0
0

Teks penuh

Oleh karena itu, penegakan hukum progresif dapat digunakan sebagai sarana penting menuju demokrasi substantif, karena terdapat sejumlah benang merah antara hukum progresif dan demokrasi substantif. Berdasarkan penjelasan di atas, setidaknya kita dapat melihat adanya benang merah antara hukum progresif dan demokrasi substantif.

Peran Partai Politik Dalam Pemilu

Telaah Atas Fungsi Pendidikan Politik, Partisipasi Politik Dan Rekrutmen Politik)

Partisan adalah rekrutmen politik oleh partai politik yang dinilai berdasarkan loyalitas terhadap partai dan upaya mengumpulkan partisan. Firmanzah, Pengurus Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2018).

Peran Partai Politik Terhadap Pengusungan Calon Presiden Dalam Sistem Demokrasi di Indonesia

Sementara masyarakat terpaksa memilih calon Presiden dan Wakil Presiden yang diajukan partai politik. Konvensi dapat diadakan dengan masing-masing partai politik membentuk panel seleksi untuk memilih calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung oleh partai politik tersebut.

Perselisihan Hasil Pemilu Serentak Tahun 2024

Tantangan dan Alternatif Gagasan

Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 2 Tahun 2018 tentang Tata Cara Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 3 Tahun 2018 tentang Tata Cara Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Anggota Badan Perwakilan Daerah.

Grafik 1. Grafik Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden  Tahun 2004-2019
Grafik 1. Grafik Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2004-2019

Konstitusionalitas Badan Peradilan Khusus Pemilu/Pilkada Pasca Putusan MK Nomor 85/PUU-XX/2022

Konsep badan peradilan pemilu khusus yang dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan penyelenggaraan pemilu sebenarnya masih dalam tahap awal. 85/PUU-XX/2022 hanyalah badan peradilan khusus pemilu (Pilkada) yang berkaitan dengan kewenangan penyidikan dan mengadili perselisihan hasil pemilu (Pilkada).

Mekanisme Perekrutan Pejabat Publik Oleh Partai Politik

Namun pengaturan ini tidak sepenuhnya diterapkan oleh partai politik di Indonesia dalam merekrut pejabat pemerintah. Bagaimana mengidealkan rekrutmen pejabat pemerintah di Indonesia dengan memadukan model rekrutmen pejabat pemerintah oleh partai politik di negara demokrasi yang sudah mapan (Amerika Serikat). Selain itu, fungsi partai politik dalam merekrut PNS sebagai calon pemilu juga tidak berjalan secara ideal.

Mengidealkan rekrutmen PNS di Indonesia dengan menggabungkan model rekrutmen PNS oleh partai politik di negara demokrasi mapan (AS). Hasil pemilu pendahuluan digunakan oleh partai politik sebagai pembayaran untuk menggantikan atau mempertahankan kandidatnya. Rekrutmen PNS oleh partai politik di Indonesia untuk mencapai cita-cita harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Menalar Pemilu Prosedural Dan Pemilu Subtantif Sebuah Refleksi Menuju Pemilu Demokratis Di Indonesia Tahun 2024

Pendekatan legislasi terkait dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang pemilihan umum dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Teknis pelaksanaan UU a qou diatur dalam Peraturan Umum Komisi Pemilihan Umum dan Peraturan Bawaslu serta Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan (DKKP). Hal ini menyiratkan indikator kerangka hukum yang jelas dan mudah diakses serta adanya kode etik penyelenggaraan pemilu yang secara formal diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

10 Aditya Perdana, dkk., Tata Kelola Pemilu di Indonesia, Jakarta: Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, 2019., hal. 19 Untuk lebih jelasnya lihat Fajlurrahman Jurdi dan Ahmad Yani, “Penataan Kelembagaan Penyelenggara Pemilu dalam Sistem Konstitusi di Indonesia,” Makalah Konferensi Tata Kelola Pemilu Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, Bogor, 2022. Standar Internasional Pemilu Umum : Pedoman, tinjauan, kerangka hukum pemilu (terjemahan bahasa Indonesia).

Peran Partai Politik

Dalam Penunjukan Pencalonan Kepala Daerah

Dari latar belakang tersebut muncul rumusan masalah yaitu bagaimana proses politik pengangkatan kepala daerah di partai politik. Mekanisme pengangkatan kepala daerah melalui partai politik dijelaskan dalam Pasal 56 ayat (2) UU Nomor. Ada beberapa syarat untuk diangkat menjadi kepala daerah, yakni melalui partai politik atau gabungan partai politik dan perseorangan.

Penjelasan mengenai mekanisme pengangkatan kepala daerah harus dipenuhi agar partai politik atau perseorangan dapat mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Menurut Miriam Budiardjo, empat fungsi partai politik antara lain: 10 (i) komunikasi politik, (ii) sosialisasi politik, (iii) rekrutmen politik, dan (iv) manajemen konflik. Dalam kaitannya dengan pencalonan kepala daerah, partai politik mempunyai peranan penting dalam menentukan rekrutmen calon kepala daerah.

Efektivitas Penggunaan Formulir A5 Bagi Basis Pemilih Pemula Dalam Peningkatan Partisipasi Suara Milineal Pada Pemilihan

Bengkalis Provinsi Riau)

Cara penggunaan formulir A5 sebagai basis pemilih awal untuk meningkatkan partisipasi pemilih milenial pada Pemilu 2019 (Studi pada KPU Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau). Apa saja kendala dan solusi penggunaan formulir A5 untuk basis pemilih awal dalam meningkatkan partisipasi generasi milenial pada Pemilu 2019 (Studi pada KPU Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau). Efektivitas penggunaan formulir A5 untuk basis pemilih awal dalam meningkatkan partisipasi pemilih milenial pada Pemilu 2019 di Kabupaten Benggala.

Kendala dan Solusi Penggunaan Formulir Pemilih Pemula A5 Dalam Meningkatkan Partisipasi Milenial pada Pemilu Tahun 2019 di Kabupaten Bengkalis. 13 Hasil wawancara dengan KPU Kabupaten Bengkalis pada bagian relawan demokrasi yang dibuat khusus untuk basis pemilih pemula. Hasil wawancara dengan KPU Kabupaten Bengkalis pada bagian relawan demokrasi yang dibuat khusus untuk basis pemilih pemula.

Table Pemilih Pemula yang di Wawancara
Table Pemilih Pemula yang di Wawancara

Kompatibilitas Pengaturan Kelembagaan Pemantau Pemilihan Umum terhadap Konsep Pemilihan Serentak

2 Pada saat penelitian ini dilakukan, pengakuan pemantau pemilu muncul pada BAB XVI, Pasal 435 sampai dengan Pasal 447 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Jadi sama saja pemantau pemilu dan Bawaslu menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing mengawasi penyelenggaraan pemilu. Pemantau pemilu saat ini diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan terkait yang telah dijelaskan sebelumnya.

Namun Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota belum mengatur keberadaan pemantau pemilu. Hal ini berkaitan dengan hak dan kewajiban yang melekat pada setiap subjek pemantau pemilu. Jadi bagi pemantau pemilu Indonesia hanya perlu mendaftar ke Bawaslu dan bagi pemantau pemilu asing.

Persamaan Hukum Kebebasan Berpolitik Anggota Tentara Nasional Indonesia Dan Kepolisian Negara Republik Indonesia

Dalam Pemilihan Umum Di Indonesia

The Legal Equality Of Political Freedom The Members Of Indonesian National Army And Police Of Indonesia Republic

In The General Elections In Indonesia

Kebebasan politik juga berarti hak politik anggota TNI dan Polri untuk memilih dan dipilih dalam pemilu. Hak Memilih dan Dipilih Anggota TNI dan Polri pada Pemilu Era Orde Lama (1999-sekarang).

Pasal 260 UU Pilpres mengatur bahwa anggota TNI dan Polri tidak mempunyai hak pilih dalam pemilu. Pemilu pertama dilaksanakan pada tahun 1955, anggota TNI dan Polri ikut serta dalam pemungutan suara dan terpilih. 3) Perlunya revisi/perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hak memilih dan dipilih bagi anggota TNI dan Polri.

Urgensi Pengisian Jabatan Kepala Daerah Secara Demokratis

Penunjukan pejabat sementara untuk mengisi kekosongan jabatan kepala daerah, dalam hal ini berkaitan dengan istilah pejabat sementara atau kepala daerah sementara. Penulis mencatat, terdapat kontradiksi dengan sejumlah ketentuan yang juga dimaksudkan untuk mengisi kekosongan jabatan Kepala Daerah untuk jangka waktu yang lebih lama. Artinya, pengaturan pengisian kekosongan jabatan kepala daerah juga harus konsisten dan tidak bertentangan atau tidak sinkron.

Dalam pandangan penulis, perpanjangan masa jabatan pengurus wilayah merupakan hal yang lebih demokratis dibandingkan mengangkat pejabat sementara untuk mengisi kekosongan jabatan pengurus wilayah. Bahwa dalam hal ini praktik perpanjangan masa jabatan pengurus daerah menjadi salah satu pilihan yang dapat dilaksanakan. Bahwa dalam upaya pengisian jabatan kepala daerah secara demokratis, maka rancangan yang tepat untuk dilaksanakan adalah dengan memperpanjang masa jabatan kepala daerah.

Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XX/2022

Terhadap Pemilu Tahun 2024

Tantangan penyelesaian perselisihan hasil pemilihan kepala daerah pasca Putusan Mahkamah Konstitusi No. 85/PUU-XX/2022 patut dibahas. Cara penyelesaian perselisihan pemilihan kepala daerah pasca putusan mahkamah konstitusi no. 85/PUU-XX/2022 tentang Pemilihan Umum Tahun 2024. Dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi No. 55/PUU-XVII/2019 dijawab bahwa untuk menyelesaikan perselisihan, hasil pemilihan kepala daerah harus dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi.

Pada prinsipnya Pasal 24C merupakan jawaban atas pertanyaan tersebut, karena salah satu kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah menyelesaikan perselisihan hasil pemilu. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XX/2022 merupakan respon terhadap seluruh dinamika pemilukada, baik penggabungan pemilukada ke dalam pemilukada maupun sebagai konsekuensi logis penyelesaian perselisihan hasil pemilukada. pemilihan kepala daerah. ketua pemilu. Pemilu tahun 2024 akan menjadi tantangan bagi seluruh penyelenggara pemilu dan juga bagi Mahkamah Konstitusi, dimana dinamika penyelesaian perselisihan hasil pemilihan kepala daerah akan berakhir pada putusan Mahkamah Konstitusi no.

Problematika, Evaluasi, Dan Persiapan Menuju Pemilu Serentak 2024

3 Moch Nurhasim, Mengkaji Pemilu Serentak 2019: Mendistorsi Asumsi dan Praktik Akademik, Lembaran Parlemen, Edisi 07, Juli 2019, hal.76. 9 Aryojati Ardipandanto, Permasalahan Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI: Pengarahan, Vol. Evaluasi Pemilu Serentak 2019: dari Sistem Pemilu hingga Penyelenggaraan Pemilu, Penerbit: Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), ISBN hal.

11 Moch Nurhasim, Evaluasi Pemilu Serentak 2019: Distorsi Asumsi dan Praktik Akademik, Jurnal Majelis, Edisi 07, Juli 2019, hal. Aryojati Ardipandanto, Permasalahan Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI: Informasi Singkat, Vol. Evaluasi Pemilu Serentak 2019: Dari Sistem Pemilu hingga Penyelenggaraan Pemilu, Penerbit: Asosiasi Pemilu dan Demokrasi.

Konstitusionalitas Dan Desain Pemilu Serentak 2024

Constitutionality And Design Of Concurrent General Election 2024

Dalam perancangan pemilu serentak nasional, pemilu langsung serentak nasional dikonstruksikan sedemikian rupa dengan setidaknya memperhatikan tiga hal sebagai berikut: Pertama, pengertian ruang lingkup pemilu langsung serentak nasional. Praktek umum pemilu serentak yang sering digunakan adalah gabungan antara pemilu eksekutif dan anggota legislatif. Dalam konteks ini, pemilu serentak dirancang dalam dua cara. 17 Yang pertama adalah pemilu serentak nasional yang didalamnya dipilih anggota DPR, DPD serta presiden dan wakil presiden, yang kedua adalah pemilu daerah serentak yang diperuntukkan bagi pemilihan anggota DPRD (provinsi dan kabupaten/kota). ), serta pimpinan daerah dan wakil pimpinan daerah (gubernur -wakil gubernur dan bupati-wakil bupati/walikota-wakil walikota) dalam rencana pemilu serentak, maka pemilukada serentak nasional diikutsertakan dan menjadi bagian dari Pilkada serentak pada saat perencanaan. penyelenggaraan pemilu serentak tingkat nasional dan daerah pada waktu yang bersamaan.

Perumusan UU Pemilu Serentak yang mengatur mengenai pemilu serentak nasional dan pilkada serentak didasarkan pada penafsiran konstitusional yang menghubungkan Pasal 18 ayat (4) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Pasal 22E dan Pasal 4 ayat (4) ( 1). Selain itu, model pemilu serentak yang paling cocok di Indonesia adalah pemilu nasional serentak yang diikuti dengan pemilukada provinsi serentak (pilkada serentak dengan pemilukada provinsi serentak fleksibel). Di tingkat nasional, presiden, DPR, dan DPD dipilih secara serentak, begitu pula pemilihan kepala daerah dan kepala daerah di tingkat provinsi.

Permasalahan Penyelesaian Persoalan Pemilu: Inkonsistensi Putusan Mahkamah Konstitusi dan Upaya Menghidupkan

Bagaimana alternatif pengaturan yang menggunakan ius constitutum dan ius constituendum mengenai sistem penyelesaian sengketa pemilu serentak tahun 2024. Sengketa pemilu ternyata terbagi dalam tiga kategori, yaitu pelanggaran, perselisihan proses, dan perselisihan hasil pemilu. Kebingungan yang diperkirakan terjadi pada penyelesaian perkara pemilu pada tahun 2024 sebenarnya dapat dicegah dengan memperbaiki sistem penyelesaian perkara pemilu.

Kesepakatan alternatif sistem simultan penyelesaian permasalahan pemilu 2024 dalam konteks Ius Constitutum dan Ius Constituendum. Membersihkan lembaga Mahkamah Konstitusi dari jebakan fragmentasi penyelesaian permasalahan pemilu penting dilakukan untuk mengembalikan harkat dan martabat Mahkamah Konstitusi dalam rangka efektivitas pemilu. Reformasi Sistem Penyelesaian Masalah Pemilu dalam konteks Studi Banding Meksiko, Uruguay dan Kosta Rika menuju pembentukan lembaga peradilan khusus pemilu.

Daulat Partai Politik Dalam Pencalonan Presiden Dan Wakil Presiden Pada Model Pemilu Serentak

Partai politik (Parpol) merupakan instrumen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam terwujudnya penyelenggaraan pemilu yang demokratis. Artikel ini bertujuan untuk menguraikan dan membahas konsep ideal peran partai politik dalam menghadirkan pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres) dengan model serentak yang demokratis. Bagaimana menerapkan peran ideal partai politik dalam mencalonkan Presiden dan Wakil Presiden pada pemilu serentak 2024.

Merujuk pada ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pasal 221 menjelaskan bahwa calon presiden dan wakil presiden diajukan secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Pertama, kewajiban partai politik atau gabungan partai politik untuk menambah 20% kursi DPR dalam rangka mengangkat Presiden dan Wakil Presiden. Hal inilah yang kemudian penulis sebut sebagai kedaulatan partai politik untuk menentukan pasangan calon yang akan diusung dalam pemilu presiden.

Implikasi Pemilu Serentak Terhadap Sengketa Pemilu (Kajian Terhadap Putusan PTUN

Nomor 5/G/SPPU/2019/PTUN.YK)

Referensi

Dokumen terkait