• Tidak ada hasil yang ditemukan

prosiding seminar nasional biologi dan pendidikan biologi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "prosiding seminar nasional biologi dan pendidikan biologi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

(2)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 ii

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI

Penelitian, Penerapan dan Pembelajaran Biologi dalam Menghadapi Tantangan Abad 21

Salatiga, 20 Januari 2018

Penyelenggara:

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

BEKERJASAMA DENGAN PERKUMPULAN BIOLOGI INDONESIA (PBI)

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711

Telp/ Fax: (0298) 321212 ext: 258; (0298) 321433 Website : www.uksw.edu

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI

(3)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 iii Penelitian, Penerapan dan Pembelajaran Biologi dalam Menghadapi

Tantangan Abad 21

TIM REVIEWER

Dr. Rully Adi Nugroho, M.Sc Dr.V. Irene Meitiniarti, M.P Dr. Sri Kasmiyati.,M.Si

Dr. Elizabeth Betty Elok Kristiani, M.Si Risya Pramana Situmorang, M.Pd, Desy Fajar Priyayi, M.Pd

TIM PENYUNTING Slamet Basuki

ISBN 978-602-61913-1-1

Penerbit :

Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Indonesia Telp/ Fax: (0298) 321212 ext: 323; (0298) 321433 Website : www.uksw.edu

2018

Hak cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa seijin tertulis dari penerbit

(4)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 iv KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan atas limpahan berkat dan rahmatNya sehingga prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi yang diterbitkan oleh Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana bekerjasama dengan Perkumpulan Biologi Indonesia (PBI), dapat terbit sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan oleh Panitia. Seluruh makalah yang ada dalam prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang telah lolos proses seleksi yang dilakukan tim reviewer dan telah dipresentasikan pada Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi yang diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 2018.

Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi mengambil tema “Penelitian, Penerapan Dan Pembelajaran Biologi Dalam Menghadapi Tantangan Abad 21”. Seminar ini diharapkan dapat menjadi penghubung antara para peneliti bidang biologi dan pelaku pendidik biologi dalam upaya pertukaran informasi ilmiah dan perkembangannya dalam rangka menghadapi tantangan era saat ini. Panitia telah menerima 54 makalah hasil penelitian dari berbagai instansi dan perguruan tinggi negeri dan swasta dari berbagai propinsi seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, , Yogyakarta, Jakarta, Nusa Tenggara Timur Sumatra Utara, dan Papua. Kegiatan seminar menghadirkan dua pembicara utama yaitu, Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si (Ketua PBI Pusat) dan Indra Charismiadji (praktisi dari PT. Eduspec Indonesia).

Kegiatan ini dapat terselenggara berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Panitia menyampaikan terimakasih kepada Rektor UKSW, narasumber, ketua PBI, Bpk/Ibu dosen, pemakalah dan peserta seminar nasional.

Akhir kata, sebagai bentuk akhir dari proses pertanggungjawaban seminar, maka prosiding ini diterbitkan. Semoga prosiding ini dapat ikut berperan dalam penyebaran hasil kajian dan penelitian di bidang biologi dan pendidikan biologi dan bermanfaat bagi khalayak luas. Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan prosiding ini sehingga masukan dan saran sangat kami harapkan.Terimakasih.

Salatiga, 8 Februari 2018 Ketua Panitia

Dr. Elizabeth Betty Elok Kristiani, M.Si.

(5)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 v SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS BIOLOGI

Shalom,

Puji Tuhan karena kasihNya Fakultas Biologi, UKSW saat ini dapat menyelenggarakan seminar nasional dengan tema Penelitian, Penerapan dan Pembelajaran Biologi dalam Menghadapi Tangtangan Abad 21.

Kita berada pada masa yang dikenal sebagai milenium ketiga atau abad 21 yang ditandai dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi . Kita disuguhkan dengan berbagai inovasi dan kemajuan pada berbagai bidang aplikasi ilmu dasar seperti bidang molecular biologi yang maju dengan pesat, industri berbasis biologi mulai menggeliat, telekomunikasi dan informasi super canggih. Perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang tersebut, menjadikan hampir semua bangsa di dunia berpacu untuk mengembangkan setiap sendi kehidupannya pada dasar ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kemasan zaman yang disebut sebagai era globalisasi dimana ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu indikator kemajuan bangsa dalam menghadapi persaingan global. Biologi menjadi salah satu ilmu dasar yang dapat berperan aktif dalam menghadapi masa globalisasi ini. Percakapan sehari-hari semakin banyak menggunakan kata dan frase biologi, bahkan fisika baru mengalami kemajuan dengan berfikir dalam metafora biologi, yang belakangan ini menjadi trend, “feedback”, “symbiosis”, “reprogrammed”, “biodiesel”,

“bioenergi”, dan lain sebagainya. Dalam dunia bisnis misalnya, kita sudah tidak asing mendengar“seed capital”, “hothouses” untuk proyek kewirausahaan, “pertumbuhan”

dan “evolusi” organisasi. Namun dewasa ini kita berada dalam proses penciptaan suatu masyarakat yang merupakan susunan rinci sistem umpan balik informasi, struktur dari organism biologi itu sendiri. Di era abad 21 bio teknologi seperti perkiraan sebelumnya akan sama pentingnya dengan komputer. Bioteknologi akan menjadi booming, arah pengembangan bioteknologi yang sudah banyak adalah dalam bidang pertanian , peternakan, industri makanan, industry obat/kesehatan.

Perusahaan-perusahaan bioteknologi saat ini berpacu dengan penemuan obat baru dan pengembangan obat mencapai lebih dari 300 produk obat dan 200 vaksin penyakit di dunia diantaranya kanker, Alzheimer, penyakit jantung, AIDS, arthritis dan berbagai penyakit infeksi di negara berkembang.

Tantangan abad 21 ini merupakan tantangan para ilmuwan biologi untuk dapat mengaplikasikan biologi sebagai ilmu dasar menjadi ilmu aplikasi (hilirisasi). Diharapkan dengan adanya seminar nasional ini, para ilmuwan biologi untuk dapat bertukar pengalaman sehingga bidang biologi semakin berkembang, demikian juga perkembangan model pembelajaran biologi di dunai pendidikan. Bidang pendidikan biologi dituntut untuk mampu mengembangkan pembelajaran Biologi yang berorientasi pada kebutuhan hidup abad 21, yakni pembelajaran berbasis ICT, pengembangan metakognisi, pembelajaran multikutural, dan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Atas partisipasi semua pihak, kami Fakultas Biologi-UKSW mengucapkan terima kasih. Dan semoga kita dapat bertemu kembali pada acara yang lain yang diselenggarakan oleh FB UKSW.

Salam sejahtera bagi kita semua. Tuhan memberkati.

Salatiga, 20 Januari 2018 Salam hormat,

Dra. Lusiawati Dewi MSc.

Dekan

(6)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 vi DAFTAR ISI

Halaman Cover ………. i

Tim penyunting ………...……… ii

Kata Pengantar………..……… iii

Sambutan Dekan Fakultas Biologi ………..………..………. iv

Daftar Isi ……….……….………. v

Ringkasan Materi Pembicara Utama 1 ……….………..………. 1

Materi Pembicara Utama 2 ………..………..……… 3

Makalah Pendamping Kelompok 1 UJI BIOINSEKTISIDA EKSTRAK DAUN PERMOT (Passiflora foetida) TERHADAP KECOA JERMAN (Blatella germanica) Oleh Rina Priastini Susilowati, Monica Puspa Sari ……… 6

UJI LARVASIDA INFUSA DAUN MAJA (Aegle marmelos) TERHADAP Aedes aegypti Oleh Monica puspa sari, Rina Priastini Susilowati ……… 12

KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA PERAIRAN SUNGAI TAPAK, SEMARANG Oleh Jefri Aji Saputro, Jafron Wasiq Hidayat, Riche Hariyati ……… 17

PENGGUNAAN TANAMAN Tagetes erecta L DALAM MENINGKATKAN KEHADIRAN SERANGGA PENYERBUK DAN MENGURANGI POPULASI HAMA KUTU KEBUL (Bemisia tabaci Genn) PADA TANAMAN CABAI MERAH DI KABUPATEN DELI SERDANG Oleh Marheni, Darma Bakti, Lisdayani ……….. 21

KETERKAITAN ALAT TANGKAP IKAN DENGAN JENIS IKAN YANG DIDAPATKAN DI RAWA PENING Oleh Michael Natanael Weri, Sucahyo ……….. 28

SASI DAN KUALITAS HASIL PANEN KELAPA DI WAENALUT, BURU SELATAN: PENTINGNYA PENGETAHUAN BIOLOGI SEBAGAI DASAR APLIKASI SUATU KEARIFAN LOKAL Oleh Evelin Tuhumuri, Retno Peni Sancayaningsih ……….. 37

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN JENIS GASTROPODA DI PANTAI SAHAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Oleh Takeltanu, D , Ngginak,J, Manu.T S. N ……….. 44

STRUKTUR MIKROANATOMI TESTIS TIKUS GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) SETELAH PERLAKUAN TEH KOMBUCHA KONSENTRASI 100% DENGAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA Oleh Vinsensius Dhani Mahadika, Sri Isdadiyanto, Silvana Tana ……… 52

BIOMONITORING PERAIRAN TELUK TANAH MERAH DEPAPRE JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN TERIPANG Oleh Puguh Sujarta, Sarlota Beay, Suriani Surbakti, Euniche RPF Ramandey, Henderite L Ohee ………. 58

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN BELATUNG LALAT TENTARA HITAM ( Hermentia illucens) TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp) DAN IKAN BAWAL (Colossoma macropomum) Oleh Meitiyani, Erwin, Hirdita Rahmawati, Siska Rahayu..………. 62

IDENTIFIKASI PARASITOID Scirpophaga incertulas Walker) PADA TANAMAN PADI SAWAH YANG DITANAMI REFUGIA DI DESA TERANG BULAN KABUPATEN LABURA Oleh Masnita Br Sitepu, Maryani Cyccu L. Tobing, Darma Bakti, ……….. 71

KERAGAMAN ANGGOTA LEPIDOPTERA DI KAWASAN AGROWISATA JOLLONG KABUPATEN PATI Oleh Muhammad Abu Naim dan Mochamad Hadi ……….. 76

(7)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 vii

Makalah Pendamping Kelompok 2

PERTUMBUHAN VARIETAS KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN DOSIS PUPUK NITROGEN DI PEMBIBITAN UTAMA

Oleh Muhammad Afrillah ……… 86 PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI MERAH DAN HITAM PADA BEBERAPA SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DAN SUMBER NITROGEN

Oleh Wikka Sasvita, Chairani Hanum, T. Sabrina ………..……….. 93 TANTANGAN PEMBANGUNAN ARBORETUM DI UNIVERSITAS CENDERAWASIH: SUATU TINJAUAN BERDASARKAN ANALISIS SWOT

Oleh Raynard C. Sanito dan Henderina J. Keiluhu ……… 99 JENIS-JENIS TUMBUHAN YANG DIMANFAATKAN OLEH SUKU SENTANI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PERAHU TRADISIONAL

Oleh Raynard C. Sanito ……… 112 PEMANFAATAN TANAH LATOSOL BERKADAR FOSFAT TERSEDIA RENDAH UNTUK BUDI DAYA TANAMAN KAPAS MELALUI MODIFIKASI STRUKTUR TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK HAYATI VAM

Oleh Agung Suprihadi ………. 118 TINGKAT KESESUAIAN LAHAN DURIAN (Durio zibethinus Murr) DI KECAMATAN SALAK, KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Oleh Budi Hartono, Abdul Rauf, Deni Elfiati, Sarifuddin, Fitra Syawal ……….. 122 POTENSI PEMANFAATAN Ulva lactusa dan Sargassum sp DI TIGA KAWASAN PANTAI

KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Oleh Aniek Prasetyaningsih dan Djoko Rahardjo ……….. 129 STUDI TINGKAT DEGRADASI TANAH SAWAH DI DESA SERDANG, KECAMATAN BERINGIN, KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN PEMETAAN STATUS HARA DAN PH TANAH, C ORGANIK TANAH

Oleh Abdul Rauf, Rahmawaty, Benny Hidayat, Fitra Syawal ……… 138

Makalah Pendamping Kelompok 3

AKTIVITAS EKSTRAK KULIT PISANG (Musa Acuminata) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL DARAH MENCIT HIPERKOLESTEROLEMIA

Oleh Rosida Hariyadi, Diyan Ajeng Rosetyowati, Yuni Inawati ………... 142 ISOLASI DAN PENETAPAN KADAR GENISTEIN EKSTRAK KLOROFORM TEMPE KEDELAI “OVER”

DENGAN METODE KROMATOGRAFI

Oleh Chris Radityo Adi Nugroho, Hartati Soetjipto, Yohanes Martono ………. 146 OPTIMASI WAKTU KONTAK ADSORPSI EKSTRAK STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni) MENGGUNAKAN ADSORBEN MACROPOROUS YANG TERAKTIVASI ASAM

Oleh Vivid Puspita Husada , Yohanes Martono, Cucun Alep Riyanto ………. 152 VALIDASI METODE ANALISIS AMILOSA SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-VIS) DALAM SINGKONG

Oleh Miranda Agnes Christianty, Yohanes Martono, Cucun Alep Riyanto ………. 157 TERMOSTABILITAS PIGMEN KAROTENOID BUAH MERAH (Pandamus conoideus) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM VCO

Oleh Dhanang Puspita, Yosephine Diana Tjahyono, Yunius Samalukang, Monang Sihombing, Windu Merdekawati….……… 163 UJI PROKSIMAT PADA TIGA JENIS SAGU YANG TUMBUH DI PULAU YAPEN PAPUA

Oleh Dhanang Puspita, Yakonias Aiboi, Theresia Pratiwi Elingsetyo Sanubari ……….. 168 KELASI KADMIUM DENGAN ASAM FITAT YANG BERASAL DARI RENDAMAN KEDELAI Glycine max

Oleh Ferry Wijaya Putra, Jacob L.A. Uktolseja, Susanti Pudji Hastuti ………. 174

(8)

viii SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018

SINTESA KOMPOSIT KITOSAN DAN KOMPLEKS KITOSAN KARBON NANOTUBE (CHITO-CNT) SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI AGEN ANTIBIOTIK

Oleh Agung Rimayanto Gintu, Imelda Wadu, Cucun Alep Rianto, Yohanes Slamet Widodo … 181 KEANEKARAGAMAN SPESIES DAN KANDUNGAN ALGINAT SARGASSUM PANTAI SEPANJANG DAN DRINI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Oleh Djoko Rahardjo, Aniek Prasetyaningsih ……… 188 PENGUKURAN KADAR MINERAL DAN LOGAM SERTA PENINJAUAN KELAYAKAN KONSUMSI AIR DARI JERAM TARAMPA DESA PETIRO KABUPATEN POSO

Oleh Agung Rimayanto Gintu ……… 197

Makalah Pendamping Kelompok 4

PROSES FERMENTASI ETANOL DENGAN PENDEKATAN MATHEMATICAL MODELLING

Oleh Thalita Adilael Budihardjo, Suhardi Djojoatmodjo, Dhira Satwika ……….. 203 KANDUNGAN BETA KAROTEN PADA BEBERAPA AKSESI UBI JALAR (Ipomoae batatas L.) DI KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR

Oleh Aira Hafnizar, Rosmayati dan Nini Rahmawati ……….. 211 KARAKTERISTIK DAYA TERIMA, TEKSTUR DAN PERTUMBUHAN KAPANG TEMPE AKIBAT PENAMBAHAN BERBAGAI MACAM REMPAH

Oleh Siti Harnina Bintari, Sarjana Parman ………. 215 BIOLOGI S. litura PADA KACANGAN, KELAPA SAWIT ASAL TANAH GAMBUT DAN TANAH MINERAL

Oleh Nurhajijah, Darma bakti, Maryani………. 221 PRODUKTIVITAS PERHUTANAN KLON JATI UNGGUL PADA BEBERAPA JARAK TANAM

Oleh Daryono Prehaten, Mohammad Na’iem, Suryo Hardiwinoto ……….. 226 STATUS KONSERVASI JENIS IKAN PARI YANG DIPERDAGANGKAN DI TPI DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN GEN COI MITOKONDRIA

Oleh Ning Setiati, Endah Peniati, Tyas Agung Pribadi ……… 233 PENGARUH VITAMIN C DAN E TERHADAP VIABILITAS BAKTERI ASAM LAKTAT SEBAGAI

INOKULUM SERBUK SILASE PAKAN IKAN

Oleh Ari Hasna Widyapuspa, Jacob L.A. Uktolseja, Agna Sulis Krave ………. 240

Makalah Pendamping Kelompok 5

MINAT DAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA MATAKULIAH LIMNOLOGI Oleh Muhammad Najib Fahmi , Randa Nofri Wanda, Gigin Ginanjar, Hadi Suwono, Murni Saptasari ……….. 244 PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR ANALITIS SISWA KELAS XI MIA MADRASAH ALIYAH DI NGAWI

Oleh Ihwan Rosadi, Maridi, Widha Sunarno ………. 250 PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII SMP SWASTA Y KOTA SALATIGA

PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN

Oleh Elprida Panjaitan, Risya Pramana Situmorang, Desy Fajar Priyayi ………. 257 ANALISIS PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI PADA MATERI

SISTEM GERAK

Oleh Lisa Sandalinggi, Desy Fajar Priyayi, Susanti Puji Hastuti ……… 265 PROFIL LITERASI SAINS SISWA KELAS X MIPA 2 SMA KRISTEN 1 SALATIGA PADA MATERI

VIRUS

Oleh Kusuma Bio Wardhani, Risya Pramana Situmorang, Santoso Sastrodiharjo ……… 273 HUBUNGAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF DENGAN RETENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

Oleh Erlin Fatima Halek, Aloysisus Duran Corebima, Abdul Gofur ……… 279

(9)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 ix

HUBUNGAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TPS DIPADU TTW

Oleh Firah Ishak, Aloysisus Duran Corebima, Susriyati Mahanal ……… 284 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING AND TRANSFERRING (REACT) TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

Oleh Lusia Naimnule, Aloysius Duran Corebima, Istamar Syamsuri ……… 289 SUMBANGAN KETERAMPILAN METAKOGNIITF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEMESTER GANJIL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS READING QUESTIONING AND ANSWERING DI SMA IX MALANG

Oleh Apriyani Sofia Meko, Aloysius Duran Corebima, Siti Zubaidah ……….. 296 HUBUNGAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS DENGAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI MIPA SMA KRISTEN 1 SALATIGA PADA MATERI SISTEM GERAK YANG DIUJI MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING

Oleh Fransiska Linda Pratiwi, Risya Pramana Situmorang, Agna S. Krave ………. 301 IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN HI-PORI DI SMA NEGERI 1 BRINGIN

Oleh Risya Pramana Situmorang, Veronica Dian ……… 308 Lampiran 1. Notulensi ……….……….. 313 Lampiran 2. Materi Pembicara .……… 319

(10)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 12

UJI LARVASIDA INFUSA DAUN MAJA (Aegle marmelos) TERHADAP Aedes aegypti

Monica Puspa Sari1*, Rina Priastini Susilowati2

1Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

2Departemen Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

*Email : monica.puspasari@ukrida.ac.id

ABSTRAK

Kasus Demam berdarah dengue (DBD) selalu meningkat setiap tahunnya dengan kematian yang cukup signifikan di setiap daerah maupun kota. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue. Salah satu usaha pengendalian terhadap nyamuk A. aegypti adalah dengan menggunakan pestisida kimiawi. Dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan pestisida kimiawi adalah mengganggu kesehatan dan menyebabkan resistensi pada nyamuk. Oleh karena itu diperlukan terobosan baru dengan pemanfaatan tanaman herbal, salah satunya adalah tanaman maja (Aegle marmelos).

Tanaman maja (A. marmelos) merupakan tanaman perdu yang kurang dipedulikan tetapi memilik manfaat sebagai tanaman obat. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui kematian larva A. aegypti menggunakan infusa daun maja dengan dosis bertingkat dibandingkan dengan bubuk temephos 0,1 g/L sebagai larvasida kimiawi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan yang terdiri dari kontrol positif berupa temephos 0,1 g/L, kontrol negatif (tanpa paparan) dan infusa daun maja sebanyak 5 konsentrasi dengan 4 kali pengulangan.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium penelitian FK Ukrida dengan populasi larva instar III/IV A. aegypti sebanyak 25 ekor larva per ulangan. Hasil penelitian diperoleh nilai LC50 sebesar 0,24 g/L dan LC90 sebesar 1,8 g/L. Berdasarkan hasil uji beda nyata terkecil, persentase mortalitas larva A. aegypti pada paparan temephos 0,1 g/L mencapai 100% seperti halnya pada paparan infusa daun maja konsentrasi 0,8 dan 1,6 g/L. Konsentrasi infusa daun maja yang efektif membunuh larva A. aegypti adalah 1,8 g/L.

Kata kunci : Aegle marmelos, Aedes aegypti, LC50, temephos PENDAHULUAN

Aedes aegypti merupakan vektor penyakit demam berdarah dengue (DBD) di beberapa negara tropis dan subtropis di dunia. Lebih dari 2,5 miliar orang berisiko terinfeksi oleh virus dengue di seluruh dunia disertai dengan 22.000 kematian setiap tahunnya terutama pada anak- anak.1,2 Berdasarkan laporan WHO, Indonesia merupakan negara persentase kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara dengan jumlah kasus sebanyak 201.885 pada tahun 2016 dengan kasus kematian sebesar 1.585.3,4 Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghindari kejadian luar biasa (KLB) DBD, salah satunya adalah pengendalian vektor melalui pemberantasan sarang nyamuk. Namun angka bebas jentik belum berhasil mencapai target (95%).3 Selain pemberantasan sarang nyamuk, upaya pengendalian vektor yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan insektisida.

Penggunaan insektisida secara terus-menerus, selain dapat mengganggu kesehatan manusia, dapat mengakibatkan masalah yang serius terhadap spesies nyamuk sehingga nyamuk akan meningkatkan kemampuannya untuk berevolusi melawan insektisida dan menjadi kebal terhadap insektisida.1,5

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan sumber daya alam hayati. Banyak tanaman herbal yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai larvasida alami, di antaranya adalah tanaman maja (Aegle marmelos). Tanaman maja atau yang dikenal dengan bilwa merupakan tanaman obat yang ditemukan hampir di seluruh hutan Himalaya dan termasuk dalam famili Rutaceae. Di Indonesia, tanaman yang dikenal sebagai mojo atau buah gayung memiliki berbagai macam manfaat, di antaranya sebagai pengendalian hama tanaman kakao.6 Tanaman maja terdiri dari buah, batang, kulit kayu, dan daun. Penelitian ini menggunakan daun

(11)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 13

maja karena daun maja mengandung senyawa bioaktif yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan buah maja.7,8 Daun maja mengandung alkaloid γ-sitosterol, aegelin, lupeol, rutin, marmesinin, β- sitosterol, flavon, glikosida, oisopentenyl halfordiol, marmeline dan phenylethyl cinnamamides.

Limonene (82,4%) merupakan penyusun utama dari daun maja (A. marmelos) dan digunakan untuk identifikasi sampel minyak A.egle marmelos.9 Selain kandungan yang terdapat di dalamnya, daun maja juga bermanfaat sebagai obat pencahar, ekspektoran, dan berguna dalam pengobatan katarak, peradangan, diare, disentri, palpitasi jantung dan asma dengan komplikasi.10-12 Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan menggunakan bubuk daun maja, ternyata bubuk daun maja cukup efektif sebagai larvasida terhadap A. aegypti dengan nilai LC50

sebesar 0,63% dengan konsentrasi perlakuan 0,05; 0,1; 0,15; 0,2; 0,25 dan 0,3 g/L-1. Atas dasar hasil penelitian pendahuluan tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian menggunakan infusa daun maja terhadap kematian larva A. aegypti.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan yang terdiri dari kontrol positif berupa temephos 0,1 g/L, kontrol negatif (tanpa paparan), dan infusa daun maja bertingkat sebanyak lima konsentrasi yaitu 0,1 g/L, 0,2 g/L, 0,4 g/L, 0,8 g/L dan 1,6 g/L dengan empat kali pengulangan.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium penelitian FK Ukrida dengan populasi larva instar III/IV A. aegypti sebanyak 25 ekor larva per ulangan sesuai dengan acuan WHO. Telur A. aegypti diletakkan ke dalam bak plastik yang berisi air untuk pemeliharaan larva. Dalam masa perkembangannya, larva diberikan makan berupa pellet ikan. Pada saat larva telah mencapai instar III, larva dipindahkan ke dalam gelas plastik yang berisi infusa daun maja konsentrasi bertingkat dan temephos 0,1 g/L dengan menggunakan pipet larva, kemudian dilakukan pengamatan kematian jumlah larva A. aegypti dalam 24 jam. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2017. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari rearing telur A.

aegypti dari Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP) IPB. Total larva yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 600 larva. Daun maja kering diblender lalu dicampur dengan air dengan konsentrasi 0,1 g/L, 0,2 g/L, 0,4 g/L, 0,8 g/L dan 1,6 g/L lalu dipanaskan pada suhu 300 C dan diaduk menggunakan stirrer 400 kali.

Setelah dilakukan pengamatan dalam 24 jam, nilai LC50 dan LC90 diestimasi dengan menggunakan uji probit. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan one-way anova dan apabila terjadi perbedaan yang bermakna antarkelompok perlakuan maka uji dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (uji BNT).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mencegah dan mengurangi penyebaran virus dengue, semuanya tergantung pada kontrol vektor (dengan memutus rantai penularan) dan mencegah kontak nyamuk dengan manusia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan insektisida maupun agen pengendali biologis.13 Namun, keamanan bagi lingkungan dan manusia perlu dipertimbangkan.

Oleh karena itu dengan keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia, larvasida alami yang lebih aman dan dapat terdegradasi di alam tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi lingkungan, manusia dan tidak menimbulkan resistensi pada serangga perlu dikembangkan.

Kandungan alkaloid berupa halfordiol, ethylcinnamide dan marmelline; flavonoid dan tannin yang dimiliki oleh daun maja merupakan zat toksik bagi larva sehingga dapat menyebabkan kematian pada larva dimana flavonoid diketahui sebagai racun pernapasan sehingga menimbulkan kerusakan pada sistem pernapasan dan kematian larva.15,16

Penelitian ini dimulai dengan kontrol negatif, kontrol positif menggunakan temephos 0,1 g/L dan infusa daun maja dengan konsentrasi bertingkat mulai dari 0,1 g/L, 0,2 g/L, 0,4 g/L, 0,8 g/L

(12)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 14

dan 1,6 g/L lalu dilakukan pengamatan dalam 24 jam untuk melihat kematian larva A. aegypti.

Persentase kematian larva A. aegypti dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

0 ± 0.000a

59 ± 27.203b

76 ± 23.324b 75 ± 17.397b

91 ± 8.869bc 93 ± 8.869bc

100 ± 34.977bc

0 20 40 60 80 100 120

K0 K1 K2 K3 K4 K5 K6

% Kematian Larva dalam 24 jam

Kelompok Perlakuan

Gambar 1. Persentase kematian larva A. aegypti dalam 24 jam setelah pemberian infusa daun maja konsentrasi bertingkat dibandingkan dengan Temephos 0,1 g/L dan kontrol negatif (tanpa

paparan)

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa kematian larva A. aegypti pada kelompok kontrol negatif (K0) adalah 0%, pada kelompok kontrol positif menggunakan temephos 0,1 g/L (K6) adalah 100%, konsentrasi 0,1 g/L (K1) mampu membunuh larva sebanyak 15 ekor (59%), konsentrasi 0,2 g/L (K2) dapat membunuh rata-rata 19 ekor (76%), konsentrasi 0,4 g/L (K3) dapat membunuh rata-rata 19 ekor (75%), konsentrasi 0,8 g/L (K4) dapat membunuh rata-rata 23 ekor (91%) dan konsentrasi 1,6 g/L (K5) dapat membunuh rata-rata 23 ekor (93%). Hal ini membuktikan bahwa infusa daun maja mempunyai efek larvasida karena konsentrasi 0,1 g/L saja dapat membunuh 50% larva A. aegypti. Hal serupa juga didapatkan pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan menggunakan bubuk daun maja di mana bubuk daun maja konsentrasi 0,05 g/L, 0,1 g/L, 0,15 g/L, 0,2 g/L, 0,25 g/L dan 0,3 g/L berturut-turut mampu membunuh larva A.

aegypti sebesar 49%, 59%, 74%, 87%, 88% dan 100%. Dengan demikian jumlah kematian larva A.

aegypti meningkat, baik jika dipapar infusa maupun bubuk daun maja. Hal ini berbeda bila dibandingkan dengan temephos 0,1 g/L oleh karena temephos merupakan larvasida golongan phosfat organik yang bekerja menghambat enzim cholinesterase sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas syaraf dan kematian larva.17 Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa infusa daun maja konsentrasi 0,8 g/L dan 1,6 g/L tidak berbeda bermakna dengan temephos 0,1 g/L dalam membunuh larva A. aegypti.

Untuk melihat apakah ada perbedaan yang bermakna antara kelompok infusa daun maja dengan dosis bertingkat, temephos 0,1 g/L, dan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (tanpa paparan larvasida) terhadap kematian larva A. aegypti maka dilakukan uji one way anova yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(13)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 15

Tabel 1. Uji One Way Anova Rerata Kematian Larva A. aegypti yang Terpapar Infusa Daun Maja dengan Dosis Bertingkat dalam 24 jam

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 27798.857 6 4633.143 18.596** .000

Within Groups 5232.000 21 249.143

Total 33030.857 27

Keterangan : ** berbeda sangat bermakna (p < 0,01)

Berdasarkan tabel di atas terdapat perbedaan bermakna terhadap jumlah kematian larva A. aegypti setelah pemberian infusa daun maja apabila dibandingkan dengan temephos 0,1 g/L dimana nilai p = 0,000 (p < 0,01) dengan nilai interval kepercayaan (99%). Karena terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan maka dilanjutkan dengan uji BNT. Antar kelompok perlakuan infusa daun maja 0,8 g/L dan 1,6 g/L tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif pemberian temephos 0,1 g/L. Berdasarkan analisa probit, kematian larva A. aegypti 50% atau nilai LC50 didapatkan pada konsentrasi 0,24 g/L, sedangkan 90% atau nilai LC90 kematian larva A. aegypti terdapat pada konsentrasi 1,8 g/L.

KESIMPULAN

Daun maja dapat digunakan sebagai larvasida alami terhadap kematian A. aegypti. Dosis efektif daun maja sebagai larvasida adalah 1,8 g/L.

DAFTAR PUSTAKA

Kim, SL. Ahn, YJ. (2017). Larvicidal Activity of Lignans and Alkaloid Identified in Zanthoxylum piperitum Bark toward Insecticide-Susceptible and Wild Culex pipiens pallens and Aedes aegypti. Parasites and Vectors, 10: 221

Bhatt, S. Gething, PW. Brady, OJ. Messina, JP. Farlow, AW. Moyes, CL, dkk. (2013). The Global Distribution and Burden of Dengue. Nature, 496 (7446):504–507

Kemenkes RI. (2010). DBD di Indonesia tahun 1968-2009. Bul Jendela Epidemiol, 2:1-14

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia (2016). (online), (www.depkes.go.id), diakses tanggal 23 November 2017

Environmental Protection Agency. (2016). Pesticide Reregistration Performance Measures and Goals 1997–2008. (online), (https://www.epa.gov/pesticidereevaluation/pesticide- reregistration-performance-measures-and-goals-1997-2008), diakses tanggal 23 November 2017.

Rismayani. (2013). Manfaat Buah Maja sebagai Pestisida Nabati untuk Hama Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella). Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industry, 19 (3): 24-5.

Mujeeb, F. Bajpai, P. Pathak, N. (2014). Phytochemical Evaluation, Antimicrobial Activity, and Determination of Bioactive Components from Leaves of Aegle marmelos. Biomed Research International, (online), (http://dx.doi.org/10.1155/2014/497606), diakses tanggal 24 November 2017

Cowan, MM. (1999). Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology Reviews, 12 (4):

564–582

Chakraboty, M, dkk. (2012). Aegle marmelos (Linn): A Therapeutic Boon for Human Health. IJRAP,

(14)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 16

3(2)

Arul, V. Miyazaki, S. Dhananjayan, R. (2005). Studies on The Anti-Inflammatory, Antipyretic and Analgesic Properties of The Leaves of Aegle marmelos Corr. J Ethnopharmacol, 96: 159- 163.

Dass, K. Mariappan, P. (2014). Larvicidal Activity of Aegle marmelos, Coleus aromaticus and Vitex negundo Leaf Extract Against Filarial Vector Culex Quingquefasciatus. Turkish Journal of Agricultural and Natural Sciences Special, 1: 858-862

Atul, P. Nilesh, D. Akkatai, R. dkk. (2012). A Review on Aegle marmelos: a Potential Medicinal Tree. IRJP, 3(8): 86-91

WHO. (2009). Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. Geneva.

Reddy,VP. Urooj, A. (2013). Antioxidant Properties and Stability of Aegle marmelos Leaves Extracts. J Food Sci Technol, 50(1): 135-140

Dinata, A. (2008). Mengatasi DBD dengan Kulit Jengkol. Inside, 3(2). (online), (http://www.ejournal.litbang.depkes.go.id), diakses pada tanggal 15 desember 2017 Ismatullah, A. Kurniawan, B. Wintoko, R. Setianingrum, E. (2014). Test of The Efficacy of Larvasida

Binahong Leaf Extract (Anredera cordifolia) (Ten steenis) for The Larvae A.aegypti instar III. (online), (www.juke.kedokteran.unila.ac.id), diakses tanggal 15 desember 2017

Ridha, MR. Nisa, K. (2011). Larva Aedes aegypti sudah Toleran terhadap Temepos di Kota BanjarBaru Kalimantan Selatan. Jurnal Vektora, 3(2): 93-111

(15)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018 326

Referensi

Dokumen terkait

According to the primary data, teachers and students suggest that collaborative tasks in the Communicative Language Teaching method help learners become more responsible and aware