• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING TEMU TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL BOGOR

N/A
N/A
Dewi Sekarsari trijaya

Academic year: 2023

Membagikan "PROSIDING TEMU TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL BOGOR"

Copied!
428
0
0

Teks penuh

Dalam rangka pembinaan tenaga fungsional tenaga penelitian dan teknisi teknis di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, telah dilaksanakan rapat teknis jabatan fungsional di auditorium Display Room Puslitbangbun Bogor pada tanggal 18 sd 19 November 2020. Temu teknis tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM pejabat fungsional teknisi riset dan teknik dalam mengembangkan profesionalisme yang diusungnya. Insinyur teknis merupakan salah satu jabatan fungsional teknis di berbagai kementerian termasuk Kementerian Pertanian yang peranannya sangat penting dan strategis.

Peranan teknisi teknik dalam penerapan RIK sangat penting dan strategis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada prinsipnya, semua teknisi fungsional penelitian dan teknik mempunyai peran besar dalam mendukung program Badan Penelitian dan Pengembangan Denmark. Oleh karena itu, saya berharap kegiatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para peserta pertemuan teknis sebagai sarana untuk berkomunikasi dan berbagi informasi serta pengalaman antar pemegang jabatan teknisi fungsional.

Temu Teknis Jabatan Fungsional Teknisi Litigasi dilaksanakan pada tanggal 18-19 November 2020 di Puslitbangbun, Bogor dengan mengusung tema “Peran Strategis Pejabat Fungsional Teknisi Litigasi Dalam Mendukung Pertanian Maju, Mandiri, Modern (3M). jabatan diselenggarakan dalam rangka pembinaan, pengembangan karir dan peningkatan kapasitas Pejabat Fungsional Teknisi Litigasi sesuai bidangnya.

Gambar  1.    Urutan  kerja  pengujian  viabilitas  benih  menggunakan  media  pasir  di  laboratorium uji daya kecambah UPBS Balitkabi tahun 2019
Gambar 1. Urutan kerja pengujian viabilitas benih menggunakan media pasir di laboratorium uji daya kecambah UPBS Balitkabi tahun 2019

Pembuatan Media

Pemilihan Eksplan

Sterilisasi Eksplan

Eksplan yang digunakan untuk inisiasi adalah sisik umbi lili lokal Tawangmangu, Parompong dan Ungu Maroon dengan 3 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 10 botol. Sisik umbi bunga lili yang tidak terinfeksi jamur atau bakteri berubah warna dari putih kekuningan menjadi kehijauan. Oleh karena itu, jumlah umbi yang terbentuk secara teoritis ditentukan oleh luas permukaan sisik umbi lily.

Waktu pembentukan tunas relatif lebih cepat (7 hari), hal ini menunjukkan kandungan dan keseimbangan relatif zat pengatur tumbuh endogen (auxin dan sitokinin) pada sisik umbi lily tinggi. Pada bunga lili Tawangmangu Lokal dan Parompong Lokal, tunas hanya terbentuk pada sisi sisik umbi (Gambar 4A dan B), sedangkan pada bunga lili Ungu Maroon, tunas terbentuk hampir di seluruh bagian yang rusak (Gambar 4C). Bibit lili di lapangan dihasilkan dari umbi yang didahului dengan pembentukan sisik umbi, namun tunas mikro yang dihasilkan secara in vitro tidak didahului dengan pembentukan sisik atau umbi.

Regenerasi bunga lili dari sisik umbi merupakan bagian penting dari perbanyakan bunga lili secara in vitro. Perbanyakan pucuk bunga bakung selama enam bulan menghasilkan rata-rata 76 pucuk dari satu wadah umbi.

Gambar 3.  Tahapan  sterilisasi  eksplan  sisik  umbi,  perendaman  pada  larutan  fungisida  dan  antibiotik  (A),  perendaman  pada  larutan  alkohol  dan  NaOCl (B), dan sisik umbi yang telah dilukai (C)
Gambar 3. Tahapan sterilisasi eksplan sisik umbi, perendaman pada larutan fungisida dan antibiotik (A), perendaman pada larutan alkohol dan NaOCl (B), dan sisik umbi yang telah dilukai (C)

Aklimatisasi

Teknik budidaya berupa pemupukan merupakan salah satu faktor penting dalam memperoleh hasil tanaman yang berkualitas (Tedjasarwana dkk, 2011). Pada tanaman krisan tipe standar varietas Fiji kuning (Tabel 1), panjang tangkai bunga pada tanaman yang diberi unsur P pada konsentrasi 200 ppm adalah 4,09 cm dan pada perlakuan tanpa unsur P panjang tangkai bunga yang dihasilkan adalah 3,70 cm. Diameter bunga yang diberi unsur P juga lebih besar dibandingkan dengan diameter bunga tanaman yang tidak diberi unsur P pada tahap generatif.

Diameter bunga pada tanaman yang mendapat unsur P adalah 8,57 cm dan diameter bunga pada tanaman yang tidak mendapat unsur P adalah 8,31 cm. Pengaruh percobaan dengan pemberian unsur P konsentrasi 200 ppm pada fase generatif tanaman menghasilkan rata-rata panjang batang bunga, diameter bunga dan umur vas bunga krisan ungu Remix varietas lebih tinggi dibandingkan tanaman yang diberi unsur P. bukan barang. diberi elemen P (Tabel 2). Setyono (2016) menyatakan bahwa penggunaan indeks seleksi tertimbang (bobot berbeda) memberikan kemajuan seleksi yang positif terhadap kinerja tanaman yang digunakan.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pohon pada koleksi kelapa genjah Pandan Wangi sudah mempunyai pertumbuhan dan pertumbuhan tinggi tanaman yang cepat (Gambar 1). Nilai indeks seleksi yang tinggi menunjukkan bahwa seleksi pada nomor pohon tersebut akan menghasilkan keturunan yang berbuah banyak dan perlahan tumbuh tinggi. 2016), penggunaan indeks seleksi dapat digunakan untuk menyeleksi tanaman yang berdiferensiasi pada populasi F2. Batang tanaman yang lebih besar diperlukan agar tanaman tidak mudah patah ketika menopang beban tanaman yang semakin berat akibat bertambahnya bobot buah (Nasrullah dkk., 2016).

Salah satu perlakuan penguatan benih yang terbukti efektif pada berbagai jenis benih adalah matriconditioning (Ilyas, 2014). Bamby mempunyai persentase pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan amigo, namun sinkronisasi pertumbuhan dan tanaman yang tumbuh normal pada bamby lebih sedikit dibandingkan pada amigo. Semakin tinggi dosis penyinaran maka persentase pertumbuhan tanaman akan semakin rendah, namun persentase pertumbuhan tanaman normalnya berkisar antara 9-75%.

Persentase pertumbuhan varietas Bamby lebih tinggi dibandingkan varietas Amigo, namun sinkroni pertumbuhan dan tanaman yang tumbuh normal pada varietas Bamby lebih rendah dibandingkan varietas Amigo. Semakin tinggi dosis penyinaran maka persentase tanaman yang tumbuh akan semakin rendah, namun persentase tanaman yang tumbuh normal bervariasi antara 9%-75%. Kultivar Natsuyutaka merupakan salah satu kultivar milik Balai Penelitian Peternakan yang diintroduksi dari Jepang.

Penurunan ini disebabkan tanaman pada tanah masam mengandung Al yang akan mengganggu fotosintesis, hormon dan metabolisme tanaman yang pada akhirnya akan menurunkan hasil panen secara keseluruhan (Kochian et al., 2005). Terhambatnya perkembangan akar pada tanah masam menyebabkan penurunan bobot hijauan pada tanah masam (gambar 1) karena akar merupakan organ tumbuhan yang fungsinya menyerap unsur hara dari dalam tanah.

Gambar 8.   Tahapan aklimatisasi lili, mengeluarkan planlet dari dalam botol (A, B),  mencuci umbi dari sisa-sisa agar (B), merendam dalam larutan fungisida  (D), menanam pada media kompos (E)
Gambar 8. Tahapan aklimatisasi lili, mengeluarkan planlet dari dalam botol (A, B), mencuci umbi dari sisa-sisa agar (B), merendam dalam larutan fungisida (D), menanam pada media kompos (E)

Ekstrak Sampel

Tanin yang terdapat dalam daun dan buah yang belum masak adalah sekumpulan sebatian tumbuhan aktif yang merangkumi flavonoid, mempunyai rasa manis dan mempunyai keupayaan untuk menyamak kulit (Robinson, 1995). Selain itu, tanin mudah teroksida melalui udara atau apabila terdedah kepada air panas.Tanin hampir ditemui pada tumbuhan dalam pelbagai peringkat dan kualiti, seperti dalam daun, buah, biji, akar, tunas dan batang rangkaian. Sebatian tannin berfungsi untuk mengikat dan memendakan protein, tetapi ia juga bersifat antimikrob, jadi tanin berfungsi dalam kesihatan untuk merawat beberapa penyakit.

Salah satu cara untuk mengetahui kadar tanin pada daun adalah dengan metode Makkar menggunakan spektrofotometer UV-Visible dengan panjang gelombang 725 nm. Kandungan tanin diperoleh dari reduksi Total Fenol dengan sampel yang taninnya sebelumnya telah diikat dengan PVPP. Pelarut aseton dapat meminimalkan interaksi antara tanin dengan protein, dimana protein akan larut dalam aseton sedangkan ekstrak tanin larut dalam fase air, sehingga ekstrak tanin dapat terekstraksi secara optimal dalam air (Sa'adah, 2010).

Analisis Total Phenol Sebelum penambahan PVPP

Analisis Tanin

Membuat Standar

Langkah pertama adalah mereaksikan tabung pertama ekstrak tumbuhan dengan larutan Folin Ciocalteu dan natrium karbonat. Supernatan ketika ditambahkan pereaksi Folin Ciocalteau masih memberikan warna biru yang diukur sebagai senyawa fenolik, bukan tanin yang bereaksi dengan Folin Ciocalteau. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh total fenol tertinggi adalah daun cengkeh dan terendah daun binahong.

Kadar senyawa fenolik non tanin tertinggi terdapat pada daun cengkeh dan terendah pada daun binahong. Hal inilah yang menyebabkan daun cengkeh memiliki rasa yang sepat saat dikonsumsi dan juga banyak digunakan untuk mengobati sakit gigi atau nyeri sendi. Pemanfaatan daun binahong sebagai tanaman obat kemungkinan bukan disebabkan oleh kadar taninnya, melainkan oleh senyawa lain yang tidak diukur dengan cara yang digunakan.

Dari hasil analisis tanin pada beberapa sampel daun tanaman herbal diketahui bahwa kandungan tanin tertinggi terdapat pada daun cengkeh yaitu 3,33% dan terendah pada daun binahong yaitu 0,16%. Penentuan jumlah total tanin pada daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dan pendarahan (Excoecaria bicolor Hassk.) secara kolorimetri dengan pereaksi Prussian blue.

Tabel 1. Standardisasi Asam Tanat  Konsentrasi( µg/ml)  Absorbansi
Tabel 1. Standardisasi Asam Tanat Konsentrasi( µg/ml) Absorbansi

EFISIENSI KANDANG JEPIT (RESTRAIN CAGE) UNTUK DETEKSI KEBUNTINGAN KAMBING DENGAN

ULTRASONOGRAFI

Data berupa persentase kadar abu diperoleh dari hasil duplikasi analisa kemudian dihitung Horwitz CV berdasarkan uji duplikasi tersebut. Penelitian dilakukan terhadap 30 sampel yang diuji, sehingga diperoleh 30 data CV Horwitz untuk setiap perlakuan. Dalam upaya untuk memastikan bahwa sampel yang digunakan pada masing-masing kelompok mempunyai jenis yang serupa/seragam, parameter bahan kering dari sampel yang diuji digunakan untuk membandingkan baik dalam kelompok sampel (hijauan atau konsentrat) maupun antar kelompok sampel (dalam kelompok). . . serat kasar dan dalam kelompok konsentrat).

Rata-rata bahan kering kelompok sampel pakan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sampel konsentrat, sedangkan masing-masing kelompok mempunyai simpangan baku relatif rendah (di bawah 5%). Pakan mewakili sampel dengan kepadatan rendah dan sampel dengan kepadatan tinggi adalah konsentrat. Secara umum, pola dengan kepadatan rendah akan bervolume, sehingga permukaannya akan lebih dekat ke tepi cangkir.

Setelah melalui perjalanan yang panjang, dengan data yang cukup maka dirasa perlu dilakukan evaluasi penambahan proses koagulasi pada metode analisis kadar abu. Terdapat perbedaan akurasi yang sangat nyata antara analisis kelompok sampel dengan kepadatan rendah (pakan) dan kepadatan tinggi (konsentrat). Rendahnya % Horwitz CV pada kelompok sampel serat, yang berarti tingginya keakuratan kadar abu sampel serat, disebabkan oleh keseragaman jenis sampel yang didefinisikan sebagai serat.

Dengan demikian kadar abu hijauan menjadi lebih sedikit variabelnya, karena CV Horwitz mengandung konsentrasi analit, maka nilai CV Horwitz rumput cenderung berada pada posisi tetap pada tabel Horwitz. Rerata % Horwitz CV tidak berbeda antara model analisis yang menambahkan penulis dan tanpa penulis. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ketepatan analisis kadar abu tetap terjaga baik pada model tanpa agitasi maupun dengan penambahan kadar abu.

Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa kelompok sampel dan komposisi keseluruhan berpotensi mempengaruhi keakuratan analisis kadar abu. Kepadatan sampel sendiri mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap keakuratan kadar abu, sedangkan penambahan abu tidak mempengaruhi keakuratan hasil analisis. Perlu adanya penambahan proses pengabuan sebelum tungku pengabuan dalam prosedur analisis kadar abu, khususnya untuk sampel yang mempunyai massa jenis kecil agar dapat mengurangi resiko ledakan sampel dan diharapkan hasil analisis dapat lebih akurat.

Gambar

Gambar  1.    Urutan  kerja  pengujian  viabilitas  benih  menggunakan  media  pasir  di  laboratorium uji daya kecambah UPBS Balitkabi tahun 2019
Gambar 3.  Laju perkecambahan 8 varietas kedelai umur 2–7 hari setelah tanam  (hst). [Data laboratorium uji daya kecambah UPBS Balitkabi tahun  2019]
Gambar 4.  Persentase vigor benih pada hari ke-5 setelah tanam [Data laboratorium  uji daya kecambah UPBS Balitkabi tahun 2019]
Gambar 5.  Persentase viabilitas benih pada hari ke-7 setelah tanam [Data  laboratorium uji daya kecambah UPBS Balitkabi tahun 2019]
+7

Referensi

Dokumen terkait

transmisi data dimana dalam satu satuan waktu hanya satu bit yang disalurkan, dengan demikian data yang terdiri atas banyak bit, dikirim secara ber- urutan, satu persatu.

MATERIALS AND METHODS The effects of temperature on the duration and survival of egg, larval and pupal stages, adult female weight and fecundity, and reproductive potential were