• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Pertanian dan Hortikultura di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Ba

N/A
N/A
YASIR SONATA

Academic year: 2024

Membagikan "Pembangunan Pertanian dan Hortikultura di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Ba"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (DI WILAYAH KERJA PENYULUHAN PERTANIAN SIDOMULYO BA....

Conference Paper · January 2019

CITATIONS

0

READS

284 1 author:

Marliati Ahmad Universitas Islam Riau 12PUBLICATIONS   27CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Marliati Ahmad on 13 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

(2)

SEMINAR

NASIONAL 2019

“Peran dan Strategi Sektor Pertanian Memasuki Era Industri 4.0“

Yogyakarta, 09 Maret 2019

PROSIDING BUKU

PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA KOMDA YOGYAKARTA

(3)

“Peran dan Strategi Sektor Pertanian Memasuki Era Industri 4.0”

Yogyakarta, 9 Maret 2019

PROSIDING

Editor:

Indardi Widodo Susanawati Nur Rahmawati

Kerjasama antara:

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

dengan

Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) Komisariat Daerah Yogyakarta

(4)

Yogyakarta, 9 Maret 2019

TIM PENYUSUN Pengarah:

» Ir. Eni Istiyanti, MP

» Dr. Aris Slamet Widodo, SP. MSc Editor:

» Ketua : Dr. Ir. Indardi, MSi

» Anggota : Dr. Ir. Widodo, MP

: Dr. Ir. Nur Rahmawati, MP : Dr. Susanawati, SP. MP

Desain dan Tata Letak:

» Sigit Hariyanto, SP

Diterbitkan oleh:

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Jl. Brawijaya Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp : +62274 397656, Ext: 201

Faks : +62274 387646

E-mail : [email protected], [email protected] Website : www.agribisnis.umy.ac.id

ISBN : 978-623-7054-10-8

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan kenikmatan yang telah kita terima, sehingga PROSIDING Seminar Nasional dengan tema Peran dan Strategi Sektor Pertanian Memasuki Era Industri 4.0 dapat diterbitkan.

PROSIDING disusun berdasarkan hasil SEMINAR NASIONAL kerjasama antara Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UMY dan Perhimpunan Ekonomi Pertanian (PERHEPI) Komda DIY. Peserta terdiri dari berbagai perguruan tinggi dan instansi lain didalam dan diluar Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 20 April 2018 di Yogyakarta. Penyelenggaraan seminar ini dimaksudkan untuk mendapatkan strategi dalam pemanfaatan teknologi pertanian serta sumberdaya finansial dalam usaha mencapai swasembada pangan. Dalam upaya mencapai sasaran strategis tersebut diperlukan berbagai kajian secara menyeluruh terkait teknologi budidaya terutama perbenihan, pembiayaan serta strategi peningkatan pendapatan petani terutama menghadapi perkembangan industri 4.0.

Seminar ini melibatkan 1 keynote speaker, 3 pleanry speaker dan 49 makalah pendamping sebagai presentasi paralel. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada keynote speech Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MSi. (Ketua Dewan Penasehat PERHEPI Ketua PERHEPI Komda DIY), Dr. Ir. Siswoyo, MP. (Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan RI) dan Dr. Triyono, SP. MP. (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada Program Studi Agribisnis UMY dan seluruh panitia atas terselenggaranya seminar dan terbitnya PROSIDING ini.

Semoga Prosiding ini memberikan manfaat kepada Pemerintah Indonesia.

Yogyakarta, 9 Maret 2019 Ketua Panitia Seminar Nasional

Dr. Ir. Sriyadi, MP.

(6)

iv

SUSUNAN PANITIA

Penanggung Jawab : 1. Dekan (Ir. Indira Prabasari, MP. PhD) : 2. Kaprodi Agribisnis (Ir. Eni Istiyanti, MP) Steering committe : 1. Prof. Dr. Ir. Masyhuri

2. Dr. Widodo, MP.

3. Dr. Ir. Indardi, M.Si.

4. Dr. Aris Slamet Widodo, SP., MSc.

Ketua Pelaksana : Dr. Ir. Sriyadi, MP.

Sekretaris : Zuhud Rozaki, PhD.

Bendahara : Ir. Lestari Rahayu, MP.

Sie. Makalah:

1. Dr. Ir. Nur Rahmawati, MP.

2. Dr. Triyono, SP, MP.

3. Dr. Susanawati, SP, MP.

4. Ir. Siti Yusi Rusimah, MS.

5. Wiwi Susanti, SP.

Sie. Acara dan Publikasi:

1. Muhammad Fauzan, SP, M.Sc.

2. Sutrisno, SP, MP.

3. Heri Akhmadi, SP., MA.

Sie. Konsumsi:

1. Ir. Pujastuti S. Dyah, MM.

2. Dr. Ir. Triwara Buddhi S, MP.

3. Francy Risvansuna F, SP, MP.

4. Retno Yudawati, SP.

5. Gita Indriani Syafitri, S.IP.

Sie. Humas dan Dokumentasi

1. Ir. Diah Rina Kamardiani, MP.

2. Retno Wulandari, SP, M.Sc.

3. Sutadi 4. Marbudi, SP.

Sie. Perlengkapan, Ruang dll 1. Oki Wijaya, SP. MP.

2. Idul Fitri

3. Febri Dwi Saputra, SH.

4. Sigit Hariyanto, SP.

(7)

v

Keynote speech : Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MSi. (Ketua Dewan Penasehat PERHEPI Pusat)

Pemakalah Utama : 1. Prof. Dr. Ir. Masyhuri (Ketua PERHEPI Komda Yogyakarta) 2. Dr. Ir. Siswoyo, MP. (Badan Penyuluhan dan

Pengembangan SDM Pertanian, Kementan RI 3. Dr. Triyono, SP, MP. (Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta) :

Reviewer Prodi Agribisnis UMY : 1. Dr. Ir. Indardi, M.Si 2. Dr. Susanawati, SP, MP 3. Dr. Ir. Nur Rahmawati, MP 4. Dr. Ir. Widodo, MP

5. Dr. Aris Slamet Widodo, SP, M.Sc 6. Dr. Ir. Triwara Buddhi Satyarini, MP 7. Dr. Ir. Sriyadi, MP

8. Ir. Eni Istiyanti, MP

Reviewer Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada : 1. Prof. Dr. Ir. Masyhuri.

(8)

vi DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

SUSUNAN PANITIA ... iv

DAFTAR ISI ... vi

SUB TOPIK AGRIBISNIS ... 1

1. PERAN DAN KONTRIBUSI IBU RUMAH TANGGA SEBAGAI PETANI CABAI DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN KELUARGA ... 2

Aylee Christine Alamsyah Sheyoputri, Faidah Azuz ... 2

2. ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU PATI ONGGOK DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI UD. JAYA... 14

Devita Dian Puspitasari, Agus Santosa, Siti Hamidah ... 14

3. POLA KETERSEDIAAN BERAS DI PROVINSI BENGKULU ... 30

Edi Efrita, Edy Marwan, Jon Yawahar ... 30

4. ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI BAWANG PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH ... 39

Nanie Gunawan, Endang Siti Rahayu, Setyowati ... 39

5. KELAYAKAN USAHATANI KEDELAI DI DESA KRANGGAN KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO ... 51

Nur Rahmawati, Ria Edi Susanto, Pujastuti S. Diah ... 51

6. CURAHAN TENAGA KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PETERNAK SAPI POTONG DI KOTA BENGKULU ... 63

Rita Feni, Fithri Mufriantie, M. Rizalul Ahsan ... 63

7. DAYA SAING DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI JAWA BREBES SUMBER DAYA GENETIK TERNAK (SDGT) LOKAL KABUPATEN BREBES ... 74

Suci Nur Utami ... 74

8. EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA ... 86

Swastanita Sri Setyanovina, Masyhuri, Fatkhiyah Rohmah, Arini Wahyu Utami ... 86

9. MODEL PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI KOPI MELALUI PERENCANAAN DARI BAWAH (BOTTOM UP PLANNING) ... 98

Teguh Kismantoroadji, Aini Ambarwati ... 98

10. ANALISIS NILAI TAMBAH DAN KELAYAKAN AGROINDUSTRI EMPING JAGUNG (Study kasus di Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan Jawa Tengah) ... 108

(9)

vii

Tri Endar Suswatingsih, Arum Ambarsari ... 108 11. PERTANIAN DI ERA DIGITAL BAGI GENERASI MILENIAL ... 116

Triyono ... 116 12. POTENSI PENGEMBANGAN UDANG VANNAMEI DI PANTAI TRISIK KABUPATEN KULONPROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ... 130 Eni Istiyanti, Aan Rizal Saputra, Widodo ... 130 13. MINAT PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PANEN HUJAN DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYA JAWA TENGAH ... 139 Zuhud Rozaki ... 139 14. ANALISIS RISIKO USAHATANI CABAI MERAH DENGAN POLA TANAM TUMPANGSARI DI DAERAH ERUPSI MERAPI KABUPATEN SLEMAN ... 148 Lestari Rahayu, Nesya Arfianti, Sriyadi ... 148 SUB TOPIK AGROINDUSTRI ... 160 15. PENGARUH LAMA WAKTU FERMENTASI SANTAN KELAPA TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL ... 161 Afis Zega, Yoga Aji Handoko ... 161 16. PRODUKTIVITAS BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI PADA MUSIM TANAM BERBEDA ... 176 Arif Anshori ... 176 17. DINAMIKA HARA FOSFAT (P) TERHADAP PENGAPLIKASIAN TANAMAN

KACANG BABI (Vicia faba L.) DAN MIKORIZA PADA BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA DENGAN BERBAGAI MACAM DOSIS N ... 183 Crist Zelonia,Dina Rotua Valentina Banjarnahor ... 183 18. PENGEMBANGAN KOMPONEN TEKNOLOGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING SARI BUAH APEL (STUDI KASUS DI KSU BROSEM, KOTA BATU) ... 197 Dhita Morita Ikasari, Endah Rahayu Lestari, Miftah Zaini Tuakia ... 197 19. SUPLAI HARA NITROGEN (N) DARI TANAMAN KACANG BABI DAN

APLIKASI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN SISTEM TUMPANG SARI ... 209 Elisabeth Larasati Kusuma Rani dan Dina Rotua Valentina

Banjarnahor ... 209 20. ANALISIS KECACATAN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECACATAN PROSES PRODUKSI MEBEL DI CV. MAJU KEMBALI ... 223 Inka Mutiara, Juarini, Ni Made Suyastiri Yani Permai ... 223 21. POTENSI BIJI KELOR SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TEMPE:REVIEW

... 236 Muhammad Fajri ... 236

(10)

viii

22. PROSES PEMUTIHAN (BLEACHING) SABUT KELAPA GADING (COCOS NUCIFERA EBURNEAN) (KAJIAN KONSENTRASI KAPORIT DAN LAMA PEMUTIHAN) ... 248 Ngesti Ningrum Agri S... 248 23. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS TEH BIT (Beta vulgaris L.) ... 256 Noviesta Ari Morrista, Bistok H. Simanjuntak, Yoga Aji Handoko ... 256 24. PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERIPIK NANGKA DI UD SABAR JAYA, KABUPATEN MALANG ... 265 Retno Astuti, Wafiatus Soleha , Endah Rahayu Lestari ... 265 25. PENGARUH PENAMBAHAN JAHE DAN KAYU MANIS TERHADAP KUALITAS

DAN ORGANOLEPTIK SARI BUAH UMBI BIT ... 281 Retno Panitis, Bistok H. Simanjuntak, Yoga Aji Handoko ... 281 26. BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum Tuberosum L.) SECARA TUMPANG SARI DENGAN TANAMAN KACANG BABI (Vicia Faba L.) SEBAGAI PENYEDIA UNSUR HARA NITROGEN (N) ... 290 Siti Nur Halimah, Dina Rotua Valentina Banjarnahor ... 290 27. PENGARUH KOMPOSISI DAUN KRISAN DAN GULA DALAM PEMBUATAN TEH SIAP MINUM TERHADAP KESUKAAN PANELIS DAN ANALISIS NILAI TAMBAHNYA ... 303 Yeyen Prestyaning Wanita1), Budiarto2), dan Siti Hamidah2) ... 303 28. MINAT MASYARAKAT UNTUK MEMBELI SAYUR DAN BUAH DI PASAR GAMPING KABUPATEN SLEMAN ... 316 Widodo, Susanawati, Ady Moeslim Muryanto ... 316 SUB TOPIK KEWIRAUSAHAAN ... 324

29. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI DESA POLOSIRI KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG (Feasibility Analysis of Beef Cattle Fattening in Polosiri Village of Bawen District, Semarang Regency) ... 325 Aprilia Andani Putri, Titik Ekowati, Wiludjeng Roessali ... 325 30. DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN NANGGULAN, KABUPATEN KULON PROGO ... 340 Aris Slamet Widodo ... 340 31. KINERJA USAHA BUDIDAYA WALET SARANG-PUTIH (CALLOCALIA FUCIPHAGA) DI KECAMATAN HAURGEULIS, KABUPATEN INDRAMAYU ... 352 Dodo Wahyudi1), Suwarto2), Heru Irianto2) ... 352 32. PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN TANAMAN SAYURAN SEBAGAI UPAYA PENCIPTAAN PELUANG BISNIS SKALA RUMAH TANGGA ... 368 Dyah Panuntun Utami ... 368

(11)

ix

33. ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN MAS DI LAHAN SAWAH ... 378

Elni Mutmainnah, Novitri Kurniati, Isna Ayu Febrianti ... 378

34. EVALUASI (SOP-GAP) USAHATANI BUNGA KRISAN DI KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO DAN KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ... 388

Erra Rukmana Argiani, Sriyadi, Aris Slamet Widodo ... 388

35. ANALISIS USAHA PENANGKAPAN KEPITING BAKAU DI DESA PASAR NGALAM KECAMATAN AIR PERIUKAN KABUPATEN SELUMA ... 400

Fithri Mufriantie, Rita Feni, Sukardi ... 400

36. OPTIMALISASI POTENSI LOKAL DALAM RANGKA PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI KALAK, DONOROJO, PACITAN ... 406

Novita Budirahayu, Imambang Eka Sulistya ... 406

37. DETERMINAN DARI FIRM VALUE PADA PERUSAHAAN NON-FINANSIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ... 418

Talita Grace dan Nanik Linawati ... 418

38. PENGARUH KARAKTER WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA EMPING MELINJO ... 433

Triwara Buddhi Satyarini... 433

39. CURAHAN WAKTU KERJA BURUH PETIK BAWANG MERAH DI KABUPATEN BREBES ... 443

Andjani Lailandra, Muhammad Fauzan, Francy Risvansuna Fivintari ... 443

SUB TOPIK PEMASARAN ... 454

40. ANALISIS FAKTOR STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA INDUSTRI PENGOLAHAN UBI KAYU DI KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI ... 455

Dewi Asih, Siswanto Imam Santoso, Mukson ... 455

41. MENGUATKAN BRAND KOPI PETANI DI ERA DIGITAL MEMASUKI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 ... 467

Bimmar Kurnia Fillardhi, Tri Sujatmiko, Hanifah Ihsaniyati ... 467

42. ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK KAKAO DI GRIYA COKELAT NGLANGGERAN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA ... 480

Linda Eka Farhana, Nanik Dara Senjawati, Heni Handri Utami ... 480

43. ANALISIS PENERAPAN BAURAN PEMASARAN ANEKA PROBIOTIK ... 491

Ratu Dwina Inditia, Juarini, Heni Handri Utami ... 491

44. PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN FEED SUPPLEMENT UNGGAS DENGAN ANALISIS SWOT ... 503

Rizky Luthfian Ramadhan Silalahi, Oky Kurnia Puspitaningtyas, Panji Deoranto ... 503

(12)

x

45. PENERAPAN PRINSIP KEMITRAAN DILIHAT DARI POLA HUBUNGAN KERJASAMA PEMASARAN PRODUK ANTARA UD PANTIBOGA DENGAN RAHMA JAYA HERBAL DI KABUPATEN KARANGANYAR ... 517 Rochmat Musthofa, Daru Retnowati ... 517 d. ... Penerapan prinsip Responsibility (Tanggung Jawab ... 525 46. PENGGUNAAN INTERNET DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI MINAPADI DI KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN ... 528 Sri Kuning Retno Dewandini ... 528 47. PENGARUH KEPUTUSAN USAHATANI PADI ORGANIK TERHADAP TINGKAT PENERAPAN SOP-GAP USAHATANI PADI ORGANIK ... 539 Sriyadi ... 539 48. PEMASARAN IKAN NILA DI KECAMATAN NGEMPLAK, KABUPATEN SLEMAN ... 555 Suprayogie, Diah Rina Kamardiani, Sriyadi ... 555 49. POLA KEMITRAAN AGROINDUSTRI GULA SEMUT ORGANIK DI DESA HARGOROJO KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO ... 574 Uswatun Hasanah, Isna Windani ... 574 50. MINAT MASYARAKAT UNTUK MEMBELI DAGING AYAM RAS DI PASAR GAMPING KABUPATEN SLEMAN ... 583 Susanawati, Widodo, Eva Riana Putri ... 583 SUB TOPIK PEMBERDAYAAN DAN KOMUNIKASI ... 594

51. PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK MELALUI PROGRAM BUDIDAYA SAPI POTONG DI KABUPATEN KLATEN ... 595 Agung Nugroho ... 595 52. MODAL SOSIAL MASYARAKAT DIFABEL UNTUK MENUMBUHKAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL ... 611 Didik Widiyantono ... 611 53. POLA KEMITRAAN CV. SERELIA PRIMA NUTRICIA DENGAN KWT MELATI

DAN PENGEPUL ... 624 Feyzars Ma’ruf, Teguh Kismantoroadji, Siti Hamidah ... 624 54. BENTUK-BENTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DALAM PENGEMBANGAN TAMAN EDEN DESA BAUMATA BARAT NUSA TENGARA TIMUR ... 633 Hidayah Usman ... 633 55. PENGARUH PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN SLEMAN-DIY .. 647 Ismiasih dan Dyah Ully Parwati ... 647 56. PERAN KARANG TARUNA DALAM PEMBERDAYAAN PEMUDA DESA WISATA EDUKASI KAMPUNG DOLANAN ... 658

(13)

xi

Maria Gorety Landu Wohangara1), Mahendra Wijaya2), Retno

Setyowati3) ... 658 57. KEPEMIMPINAN KONTAK TANI DAN KEEFEKTIFAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (Di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau) ... 666 Marliati ... 666 58. PARTISIPASI PETERNAK PADA PROGRAM UPAYA KHUSUS SAPI INDUKAN WAJIB BUNTING (UPSUS SIWAB) ... 678 Novie Nurwidiyanto ... 678 59. PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI OLEH LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS MELALUI PROGRAM USAHA PRODUKTIF ... 689 Reo Sambodo ... 689 60. CURAHAN WAKTU KERJA, STRUKTUR PENDAPATAN DAN

KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA KELOMPOK WANITA TANI PESERTA PROGRAM HATINYA PKK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL ... 703 Sutrisno, Siti Yusi Rusimah dan Lailia Wardani ... 703 61. MODEL PEMBERDAYAAN PETANI DAN KELEMBAGAAN UPJA DALAM

MENDUKUNG SISTEM PRODUKSI PADI DI JAWA TENGAH... 712 Teguh Prasetyo dan Cahyati Setiani¹ ... 712 62. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DALAM PROGRAM KEMITRAAN KEHUTANAN

... 726 Trisno Budi Hutomo, Eko Murdiyanto, Siti Hamidah ... 726 63. DINAMIKA KELOMPOK TANI BARENG MUKTI DALAM USAHATANI PISANG DI DUSUN PONGGOK, SIDOMULYO BAMBANGLIPURO, BANTUL ... 734 Indardi, Aghil Arthama Hidayat, Siti Yusi Rusimah ... 734

(14)

Sub Topik Pemasaran| 607 SUB TOPIK PEMBERDAYAAN DAN KOMUNIKASI

(15)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 666 KEPEMIMPINAN KONTAK TANI DAN KEEFEKTIFAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (DI WILAYAH

KERJA PENYULUHAN PERTANIAN SIDOMULYO BARAT, KOTA PEKANBARU, PROVINSI RIAU)

Marliati

Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau [email protected]

ABSTRAK

Pembangunan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura, memerlukan pemanfaatan potensi sumberdaya (petani, kepemimpinan kontak tani, kelembagaan kelompok, dan sumberdaya lainnya) secara maksimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis: (1) Karakteristik petani dan kontak tani di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, (2) Perilaku kepemimpinan kontak tani dan tingkat keefektifan kelompok tani di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru dan (3) Hubungan perilaku kepemimpinan kontak tani terhadap keefektifan kelompok tani di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Metode penelitian metode survei. Analisis data menggunakan analisis deskriftif dan korelasi Sperman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Anggota kelompok tani berusia produktif, dengan rataan umur 46,58 tahun. Di dominasi oleh pria yaitu sejumlah 86,7 persen dan 13,3 persen wanita. Pengalaman berusahatani rata-rata 20,15 tahun, dengan pendidikan formal rata- rata 7,9 tahun (tidak tamat SLTP). Jumlah tanggungan keluarga rata-rata 4 orang, dengan rata-rata pendapatan rumah tangga 4,6 juta rupiah per bulan. Rata-rata pengalaman menjadi anggota kelompok tani adalah 8,49 tahun. Kontak tani berusia produktif, dengan rataan umur 47 tahun. Di dominasi oleh pria yaitu sejumlah 78,78 persen dan 22,22 persen wanita. Pengalaman berusahatani rata-rata 21,78 tahun, dengan pendidikan formal rata- rata 9,67 tahun (tamat SLTP) dan pendidikan tertinggi SLTA. Hal ini mencerminkan masih rendahnya tingkat pendidikan kontak tani. Jumlah tanggungan keluarga rata- rata 3 orang, dengan rata-rata pendapatan rumah tangga 6,5 juta rupiah per bulan. Rata- rata pengalaman menjadi ketua kelompok tani adalah 7,11 tahun. Perilaku kepemimpinan kontak tani di daerah penelitian yang termasuk kategori baik adalah perilaku: (a) Menganalisis kelompok dan tujuannya, (b) Merencanakan kegiatan kelompok, (c) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi kegiatan kelompok, (d) Menyediakanfasilitas komunikasi, dan (e) Mengembangkan rasa bangga dan bahagia anggota. Perilaku kepemimpinan kategori “cukup” adalah: (a) Menentukan struktur kelompok, (b) Meningkatkan penerapan teknologi dan pemanfaatan informasi, (c) Mengupayakan fasilitas usahatani dan pemasaran, (d) Meningkatkan hubungan dengan Koperasi, (e) Meningkatkan kemampuan menepati perjanjian dengan pihak lain, dan (f) Meningkatkan kemampuan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional. Keefektifan kelompok tani di daerah penelitian 75,6 persen termasuk “baik” dan 24,4 persen termasuk kategori

“cukup”. Berdasarkan uji korelasi peringkat Spearman, semua perilaku kepemimpinan kontak tani mempunyai hubunganyang signifikan pada taraf uji satu persen dengan keefektifan kelompok tani. Artinya, perilaku kepemimpinan kontak tani menentukan keefektifan kelompok tani. Semakin baik perilaku yang ditampilkan kontak tani semakin efektif kelompok tani. Berdasarkan hasil penelitian, hal yang dapat disarankan adalah: (1) Kemampuan kepemimpinan kontak tani masih perlu ditingkatkan agar kontak tani dapat menampilkan perilaku kepemimpinan yang lebih baik, untuk meningkatkan keefektifan kelompok tani. Tingkat kepemimpinan kelompok tani dapat ditingkatkan melalui

(16)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 667 pemberian pelatihan kepemimpinan, majemen kelompok dan manajemen usaha kepada kontak tani. Perilaku kepemimpinan yang prioritas ditingkatkan adalah: (a) Menentukan struktur kelompok, (b) Meningkatkan penerapan teknologi dan pemanfaatan informasi, (c) Mengupayakan fasilitas usahatani dan pemasaran, (d) Meningkatkan hubungan dengan Koperasi, (e) Meningkatkan kemampuan menepati perjanjian dengan pihak lain, dan (f) Meningkatkan kemampuan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional.

Kata kunci: Kepemimpinan Kontak Tani, Keefektifan Kelompok tani, Agribisnis Pangan dan Hortikultura

PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian memiliki arti penting dan strategis dalam penyediaan bahan pangan bergizi untuk peningkatan mutu fisik dan kecerdasan sumberdaya manusia dan untuk peningkatan pendapatan petani. Salah satu sub sector pertanian yang cukup potensial dan penting untuk dikembangkan d i Kota Pekanbaru adalah palawija dan hortikultura.

Permasalahannya, program peningkatan produksi sering hanya ditujukan pada

"proses produksi" saja dan kurang memperhatikan "perangkat penunjang" seperti kelemhagaan petani (kelompok tani dan kepemimpinannya), penyediaan sarana produksi, pemasaran dan sebagainya. Hal ini sering menyebabkan pengelolaan usahatani sering tidak maksimal.

Sampai saat ini, kelompoktani masih digunakan sebagai pendekatan utama dalam kegiatan penyuluhan. Pendekatan kelompok dipandang lebih efisien dan dapat menjadi media untuk terjadinya proses belajar dan berinteraksi dari para petani, sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku petani ke arah yang lebih baik atau berkualitas.

Dengan demikian kelompoktani memiliki kedudukan strategis di dalam mewujudkan petani yang berkualitas. Petani yang berkualitas antara lain dicirikan oleh adanya kemandirian dan ketangguhan dalam berusahatani. Untuk mencapai petani yang berkualitas tersebut, maka menjadi suatu keharusan bahwa kelompok tani yang ada harus memiliki gerak atau kekuatan yang dapat menentukan dan mempengaruhi perilaku kelompok dan anggota-anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan secara efektif. Dengan kata lain kelompok tersebut harus berfungsi efektif untuk kepentingan para anggotanya.

Salah satu faktor penting untuk terwujudnya kelompoktani yang efektif adalah berjalannya kepemimpinan dari ketua kelompoktani tersebut. Ketua kelompok dapat dipandang sebagai agen primer untuk efektifnya kelompok, karena peran strategisnya dalam mempengaruhi atau menggerakkan anggota-anggota di kelompoknya untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok maupun dari anggota-anggotanya.

(17)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 668 Menurut Unit Pelaksana Tekhnis Kecamatan Tampan (2016), di wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan terdapat 14 kelompok tani (Poktan) dan satu wilayah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dengan jumlah anggota 168 orang. Wilayah ini merupakan salah satu daerah yang berpotensi produksi palawija, hortikultura, tanaman obat dan tanaman hias di Kota Pekanbaru.

Berdasarkan jumlah kelompok tani yang ada, secara teoritis seharusnya kelompok tani dapat menjadi media transformasi (group transformation) untuk terjadinya peningkatan kualitas petani di Indonesia. Namun dilihat dari kenyataannya banyak kelompok tani dibentuk belum berfungsi optimal sebagai media penguatan anggotanya, malahan ada indikasi kelompok dibentuk dadakan untuk kepentingan proyek atau program tertentu yang tidak berkesinambungan.

Berdasarkan survey pendahuluan, wawancara mendalam dengan beberapa petani masih ada kelompok tani yang belum berfungsi sebagaimana mestinya dalam menunjang kemajuan agribisnis petani. Seharusnya melalui kelompok tani, kegiatan agribisnis petani seperti dalam penyediaan sarana produksi, usahatani dan pemasaran petani memperoleh manfaat lebih melalui keberadaan kelompok tani. Dengan dianalisisnya fenomena kepemimpinan ketua kelompok dan efektivitas kelompok pada kelompoktani tersebut diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga untuk peningkatan keberdayaan kelompok tani dan petani anggota kelompok tersebut untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani.

Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian yang berkaitan dengan perilaku kepemimpinan kontak tani dalan upaya mengefektifkan kelompok tani dan pelaksanaan program intensifikasi pertanian adalah :

1. Bagaimana , kontak tani dan profil usahatani pangan dan hortikultura di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru?

2. Bagaimana perilaku kepemimpinan kontak tani dan keefektivan kelompok tani dalam pengembangan agribisnis pangan dan hortikultura di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru?

3. Bagaimana korelasi perilaku kepemimpinan kontak tani dan keefektifan kelompok tani dalam pengembangan agribisnis pangan dan hortikultura di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru?

Tujuan Penelitian

(18)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 669 Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan penelitian adalah menganalisis:

1 . Karakteristik petani, kontak tani dan profil usahatani pangan dan hortikultura di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru?

2 . Perilaku kepemimpinan kontak tani dan tingkat keefektifan kelompok tani dalam pengembangan agribisnis pangan dan hortikultura di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru?

3 . Hubungan perilaku kepemimpinan kontak tani terhadap keefektifan kelompok tani di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey yang berlokasi di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama delapan bulan yang dimulai dari bulan April 2017 sampai dengan bulan Desember 2018. Responden penelitian terdiri dari kontak tani dan petani tanaman pangan dan petani hortikultura. Petani menilai perilaku kepemimpinan kontak tani dan keefektifan kelompok tani. Tehnik pengambilan responden petani dilakukan dengan tehnik multistage sampling. Kontak tani terplih sesuai dengan kelompok tani terpilih. Jumlah petani terpilih adalah 50 orang dari 9 kelompok tani dan 9 orang kontak tani. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder.

Karakteristik petani dan penyuluh pertanian dianalisis secara statistic deskirptif.

Perilaku kepemimpinan Kontak tani dan Keefektifan kelompok tani dianalisis dengan secara deskriftif kualitatif sesuai dengan indicator dan pengukuran skala ordinal. Skor ini dijumlahkan untuk mendapatkan skor gabungan untuk setiap sub peubah dan dibuat kelas untuk pengkategorian perilaku kepemimpinan maupun keefektifan kelompok tani atas kategori “kurang baik”, “cukup” dan “baik”. Hubungan/korelasi antara variable Perilaku Kepemimpinan Kontak Tani dan Keefektifan Kelompok Tani dianalisis dengan Korelasi Rank Spearman menggunakan bantuan program Statististical Product and Service Solution (SPSS).

(19)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 670 HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik A nggota Kelompok Tani, Kontak Tani dan Profil Agribisnis Petani Sebagian besar (80 persen) anggota kelompok tani berusia 26-55 tahun atau termasuk usia produktif. Rata-rata umur petani adalah 46,58 tahun. Namun demikian, masih ada petani yang berusia antara 55 – 75 tahun yaitu berjumlah 20 persen.

Berdasarkan jenis kelamin, anggota kelompok tani didominasi oleh kaum pria 86,70 persen) dan wanita (13,33 persen). Di daerah penelitian tingkat pendidikan formal petani bervariasi mulai dari tidak tamat SD sampai tamat SLTA. Jumlah terbesar petani yaitu 89,1 persen adalah SD dan tamat SLTP dan hanya 11,1 persen yang tamat SLTA. Walaupun tingkat pendidikan petani didominasi SLTP dan tertinggi hanya SMA, tetapi pengalaman usahatani mereka cukup lama yaitu bervariasi dari 4 – 40 tahun, dengan rata-rata 20,16 tahun. Pengalaman yang lumayan lama ini seharusnya turut menentukan keberhasilan agribisnis petani. Pengalaman sebagai anggota kelompok tani bervariasi dari 2 – 20 tahun, dengan rataan 8,49 tahun. Pengalaman menjadi anggota kelompok tani ini 42,22 persen 1- 5 tahun dan sisanya 57,78 persen di atas lima sampai 20 tahun. Jumlah tanggungan keluarga petani bervariasi dari satu sampai tujuh orang, dengan rataan 4 orang. Besarnya jumlah tanggungan keluarga dapat memotivasi petani untuk mengembangkan usahataninya, baik termotivasi karena harus meningkatkan pendapatan keluarga maupun karena tersedianya tenaga kerja keluarga. Pendapatan rumah tangga petani bervariasi dari 2,5 juta sampai dengan 11 juta per bulan, dengan rataan 4,6 juta per bulan. Pendapatan tersebut didominasi oleh pendapatan dari usaha pertanian.

Umur kontak tani berkisar antara 42 sampai 52 tahun, persentase terbesar (77,78 %) berada pada kelompok umur 46 – 55 ahun, dengan rataan 47 tahun. Usia tersebut merupakan usia yang cukup matang untuk seorang pemimpin. Jika digolongkan ke dalam kategori usia produktif (15-55 tahun), maka sejumlah 100 persen kontak tani termasuk kategori usia ini. petani wanita juga terdapat kontak tani wanita (22,22 %). Oleh sebab itu, kegiatan penyuluhan dan pembinaan tidak hanya ditujukan pada kaum pria tetapi juga pada wanita (yang terbukti berperan penting dalam usaha pertanian. Pendidikan formal kontak tani bervariasi dari tamat Sekolah Dasar sampai tamat Sekolah Lanjutan Atas.

Namun demikian, 22,22 persen termasuk kategori tamat SD dan 33,33 % tamat SLTP dan sisanya 44,44 % pendidikan tertinggi tamat SLTA. Hal ini mencerminkan masih rendahnya tingkat pendidikan kontak tani. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan formal kontak tani akan berpengaruh terhadap perilaku kepemimpinan kontak tani dan keefektifan kelompok tani. Menurut Houe (1975), proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan

(20)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 671 maupun sikap seseorang melalui pendidikan secara terencana, dapat meningkatkan kemampuan seseorang. Pendidikan non formal adalah suatu alternatif meningkatkan kemajuan kontak tani dan petani yang tingkat pendidikan formalnya terbatas. Pengalaman berusahatani (usaha di bidang pertanian) kontak tani yaitu berkisar antara 13 - 30 tahun, dengan rataan 21,78 tahun. Pengalaman yang cukup memadai ini membantu petani meningkatkan kemampuannya beragribisnis menutupi tingkat pendidikan formal yang terbatas. Berdasarkan hasil penelitian pengalaman kontak tani sebagai pemimpin kelompok tani bervariasi dari tiga sampai lima belas tahun, dengan rataan 7,11 tahun.

Pada Tabel 1 – 5 tahun adalah 44,44 persen dan mempunyai pengalaman 6 – 15 tahun yaitu 55,55 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman kontak tani menjadi pemimpin kelompok tani di daerah penelitian tergolong lama. Hal ini akan mempengaruhi tingkat perilaku kepemimpinan dan keefektifan kelompok tani. jumlah tanggungan keluarga kontak tani persen berjumlah satu sampai 3 orang dan 44,45 persen antara empat sampai lima orang, dengan rataan 3 orang. Hal ini memperlihatkan bahwa sebagian besar kontak tani mempunyai tanggungan keluarga kecil dan diharapkan kontak tani mempunyai waktu untuk memimpin kelompok taninya.

Rata-rata luas penguasaan lahan petani 0,57 ha. Input produksi cukup tersedia melalui kios-kios sarana produksi, koperasi gabungan kelompok tani dan di datangkan dari luar daerah. Komoditi agribis yang diusahakan meliputi: tanaman nagan, sayuran, buah- buahan, tanaman obat dan tanaman hias. Tingkat penerapan teknologi usahatani sudah relative baik, yang meliputi: penggunaan bibit unggul, sudah dilakukan pemupukan, pengendalian hama penyakit, pemeliharaan dan panen serta pasca panen. Pemasaran hasil pertanian, masih belum dilakukan melalui kelompok atau koperasi. Saluran pemasaran meliputi: (1) Petani langsung ke konsumen,(2) Petani ke pedagang pengumpul ke pedagang pengecer dan ke konsumen dan (3) Petani ke pengecer ke konsumen.

Perilaku Kepemimpinan Kontak Tani dalam Pengembangan Agribisnis Pangan dan Hortikultura

Perilaku kepemimpinan kontak tani adalah perbuatan atau tindakan pemimpin kelompok tani (kontak tani) yang diarahkan untuk mengefektifkan kelompok tani untuk mengembangkan agribisnis pangan dan hortikutura. Tindakan atau perbuatan ini, diukur berdasarkan penilaian anggota kelompok yang merasakan perilaku kepemimpinan kontak tani tersebut. Tingkat perilaku kepemimpinan kontak tani dinilai berdasarkan 43 item.

Masing-masing item diskor dengan nilai skor 1 (kurang baik), skor 2 (Cukup) dan skor 3 (Baik). Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 3 . 1), ternyata perilaku

(21)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 672 kepemimpinan kontak tani di daerah penelitian bervariasi dari kategori “ kurang baik“, cukup” dan “baik”. Perilaku kepemimpinan kontak tani yang dinilai “baik” oleh lebih dari 50 persen anggota kelompok tani adalah perilaku: (1) Menganalisis kelompok dan tujuannya, ·(2) Merencanakan kegiatan kelompok, (3) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi kegiatan kelompok, (4) menyediakan fasilitas komunikasi, (5) Mengembangkan rasa bangga dan bahagia anggota. Perilaku kontak tani yang dinilai lebih dari 50 persen anggota yang termasuk kategori “cukup” adalah: (1) Meningkatkan penerapan teknologi dan pemanfaatan informasi, (2) Mengupayakan fasilitas usahatani dan pemasaran dan (3) Meningkatkan hubungan dengan Koperasi.

Tabel 3.1. Perilaku Kepemimpinan Kontak Tani di WKPP Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

No Perilaku Kepemimpinan Kontak Tani

Penilaian Anggota Kelompok Tani

Kurang Baik Cukup Baik

Jiwa % Jiwa % Jiwa %

1 Menganalisis kelompok dan tujuannya (X1)

1 2,2 14 31,1 30 66,7

2 Menentukan struktur kelompok (X2)

1 2,2 22 48,9 22 48,9

3 Merencanakan kegiatan kelompok (X3)

2 4,4 17 37,8 26 57,8

4 Mengkoordinasikan dan mengevaluasi kegiatan kelompok (X4)

6 13,3 13 28,9 26 57,8

5 Menyediakan fasilitas komunikasi (X5)

6 13,3 12 26,7 27 60,0

6 Meningkatkan penerapan teknologi dan pemanfaatan informasi (X6)

2 4,4 24 53,3 19 42,2

7 Mengupayakan fasilitas usahatani & pemasaran (X7)

2 4,4 23 51,1 20 44,4

8 Meningkatkan hubungan dengan Koperasi (X8)

11 24,4 27 60,0 7 15,6

9 Meningkatkan kemampuan menepati perjanjian dengan pihak lain (X9)

7 15,6 22 48,9 16 35,6

10 Meningkatkan kemampuan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional (X10)

12 26,7 14 31,1 19 42,2

11 Mengembangkan rasa bangga dan bahagia anggota (X11)

5 11,1 14 31,1 26 57,8

Keefektifan Kelompok Tani dalam Pengembangan Program Agribisnis Pangan dan Hortikultura

(22)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 673 Keefektifan kelompok adalah ukuran tercapainya tujuan kelompok dihubungkan dengan besarnya kepuasan anggota dalam usaha mencapai tujuan dan setelah tercapai tujuan. Oleh karena itu keefektifan kelompok diukur dari lima hal atau komponen, yaitu:

1. Terjadinya perubahan (peningkatan) perilaku usahatani anggota kelompok dalam hal ini adalah peningkatan penerapan (adopsi) teknologi intensifikasi usaha pertanian.

2. Terjadinya peningkatan produktivitas usahatani anggota kelompok, 3. Peningkatan wawasan keanggotaan yang mengarah kepada terciptanya 4. peranserta anggota kelompok yang menun- jang keberhasilan usahataninya.

5. Peningkatan keberhasilan kegiatan kelompok dan 6. Peningkatan moral kelompok.

Tingkat keefektifan kelompok tani dalam melaksanakan agribisnis pangan dan hortikultura disajikan pada Tabel 3.2.

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 3.2), ternyata lebih dari 50 % amggota kelompok tani menyatakan kelompok tani efektif dari aspek: Perubahan perilaku dalam agribisnis tanaman pangan dan hortikultura. (antara lain (1) perubahan perilaku dalam hal tekhnis budidaya, dll); (2) Peningkatan Produktifitas Usahatani Anggota Kelompok Tani; (3) Peningkatan wawasan keanggotaan; dan (4) Keberhasilan kegiatan kelompok. Aspek yang masih dinilai kurang baik oleh anggota kelompok tani adalah peningkatan moral kelompok.

Secara keseluruhan kelompok dinilai “efektif” oleh 75,6 % anggota anggota kelompok tani.

Tabel 3.2. Tingkat Keefektifan Kelompok Tani dalam Pengembangan Agribisnis Pangan dan Hortikultura di WKPP Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

No Keefektifan Kelompok Tani (Y)

Penilaian Anggota Kelompok Tani

Kurang Baik Cukup Baik

Jiwa % Jiwa % Jiwa %

1 Tingkat Perubahan Perilaku dalam agribisnis (Y1)

1 2,2 11 24,4 33 73,3

2 Peningkatan Produktifitas Usahatani (Y2)

1 2,2 10 22,2 34 75,6

3 Peningkatan Wawasan Keanggotaan (Y3)

8 17,8 10 22,2 26 60,0 4 Tingkat Keberhasilan kegiatan

kelompok (Y4)

5 11,1 8 17,8 32 71,1

5 Peningkatan Moral Kelompok (Y5)

7 15,6 18 40,0 20 44,4 6 Keefektifan kelompok secara

keseluruhan

1 2,2 10 22,2 34 75,6

(23)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 674 Hubungan Perilaku Kepemimpinan Kontak Tani

Hubungan perilaku kepemimpinan kontak tani dengan tingkat keefektifan kelompok, dianalisis dengan menggunakan uji statistik non parametrik, yaitu korelasi peringkat Spearman (Tabel 3.3). Berdasarkan uji korelasi (Tabel 3.3), ternyata di daerah penelitian 100 persen (11 aspek) perilaku kepemimpinan kontak tani mempunyai hubungan yang sangat nyata (siginifikan pada taraf uji satu persen) dengan keefektifan kelompok tani.

Tabel 3.3. Korelasi Perilaku Kepemimpinan Kontak Tani dengan Keefektifan Kelompok di WKPP Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

No Perilaku Kepemimpinan Kontak Tani

Nilai relasi Spearman (rs) dengan Keefektifan Kelompok Tani

1 Menganalisis kelompok dan tujuannya 0,711**

2 Menentukan struktur kelompok 0,587**

3 Merencanakan kegiatan kelompok dan menyusun RDK

0,560**

4 Melaksanakan (mengkoordinasikan) dan mengevaluasi kegiatan kelompok

0,500**

5 Mengupayakan fasilitas komunikasi 0,475**

6 Meningkatkan penerapan teknologi dan pemanfaatan informasi

0,456**

7 Mengupayakan fasilitas usahatani dan pemasaran 0,419**

8 Meningkatkan hubungan dengan KUD 0,511**

9 Mentaati perjanjian dengan pihak lain 0,415**

10 Meningkatkan pemupukan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional

0,500**

11 Mengembangkan rasa bahagiadan bangga anggota 0,522**

Keterangan: ** = Korelasi signifikan pada taraf uji alpha 0,01 * = Korelasi signifikan pada taraf uji alpha 0,05 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan penelitian adalah:

1. Karakteristik Anggota Kelompok Tani

Anggota kelompok tani berusia produktif, dengan rataan umur 46,58 tahun. Di dominasi oleh pria yaitu sejumlah 86,7 persen dan 13,3 persen wanita. Pengalaman berusahatani rata-rata 20,15 tahun, dengan pendidikan formal rata-rata 7,9 tahun (tidak tamat SLTP). Jumlah tanggungan keluarga rata-rata 4 orang, dengan rata-rata pendapatan rumah tangga 4,6 juta rupiah per bulan. Rata-rata pengalaman menjadi anggota kelompok tani adalah 8,49 tahun.

2. Karakteristik Kontak Tani

(24)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 675 Kontak tani berusia produktif, dengan rataan umur 47 tahun. Di dominasi oleh pria yaitu sejumlah 78,78 persen dan 22,22 persen wanita. Pengalaman berusahatani rata-rata 21,78 tahun, dengan pendidikan formal rata-rata 9,67 tahun (tamat SLTP) dan pendidkan tertinggi SLTA. Jumlah tanggungan keluarga rata-rata 3 orang, dengan rata-rata pendapatan rumah tangga 6,5 juta rupiah per bulan. Rata-rata pengalaman menjadi ketua kelompok tani adalah 7,11 tahun.

3. Profil Agribisnis Petani

Rata-rata luas penguasaan lahan petani 0,57 ha. Input produksi cukup tersedia melalui kios-kios sarana produksi, koperasi gabungan kelompok tani dan di datangkan dari luar daerah. Komoditi agribis yang diusahakan meliputi: tanaman pangan, sayuran, buah- buahan, tanaman obat dan tanaman hias. Tingkat penerapan teknologi usahatani sudah relative baik, yang meliputi: penggunaan bibit unggul, sudah dilakukan pemupukan, pengendalian hama penyakit, pemeliharaan dan panen serta pasca panen. Pemasaran hasil pertanian, masih belum dilakukan melalui kelompok atau koperasi. Saluran pemasaran meliputi: (1) Petani langsung ke konsumen,(2) Petani ke pedagang pengumpul ke pedagang pengecer dan ke konsumen dan (3) Petani ke pengecer ke konsumen.

a. Perilaku kepemimpinan kontak tani di daerah penelitian termasuk kategori baik adalah perilaku: (a) Menganalisis kelompok dan tujuannya, (b) Merencanakan kegiatan kelompok, (c) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi kegiatan kelompok, (d) Menyediakanfasilitas komunikasi, dan (e) Mengembangkan rasa bangga dan bahagia anggota. Perilaku kepemimpinan kategori “cukup” adalah:

(a) Menentukan struktur kelompok, (b) Meningkatkan penerapan teknologi dan pemanfaatan informasi, (c) Mengupayakan fasilitas usahatani dan pemasaran, (d) Me-ningkatkan hubungan dengan Koperasi, (e) Meningkatkan kemampuan menepati perjanjian dengan pihak lain, dan (f) Meningkatkan kemampuan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional. Keefektifan kelompok tani di daerah penelitian 75,6 persen termasuk “baik” dan 24,4 persen termasuk kategori

“cukup”.

b. Berdasarkan uji korelasi Spearman, semua perilaku kepemimpinan kontak tani mempunyai hubungan yang signifikan pada taraf uji satu persen dengan keefektifan kelompok tani. Artinya, perilaku kepemimpinan kontak tani menentukan keefektifan kelompok. Semakin baik perilaku yang ditampilkan kontak tani semakin efektif kelompok.

(25)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 676 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, hal yang dapat disarankan adalah:

1. Tingkat pendidikan formal petani dan kontak tani relative masih rendah. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan petani dan kontak tani, perlu dintensifkan pendidikan non formal petani dan kontak tani.

2. Kemampuan kepemimpinan kontak tani masih perlu ditingkatkan agar kontak tani dapat menampilkan perilaku kepemimpinan yang lebih baik Tingkat kepemimpinan kelompok tani dapat ditingkatkan melalui pemberian pelatihan kepemimpinan, majemen kelompok dan manajemen usaha kepada kontak tani.

Perilaku kepemimpinan yang prioritas ditingkatkan adalah: (a) Menentukan struktur kelompok, (b) Meningkatkan penerapan teknologi dan pemanfaatan informasi, (c) Mengupayakan fasilitas usahatani dan pemasaran, (d) Meningkatkan hubungan dengan Koperasi, (e) Meningkatkan kemampuan menepati perjanjian dengan pihak lain, dan (f) Meningkatkan kemampuan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional.

3. Keefektifan kelompok tani dapat ditingkat melalui meningkatkan peningkatan perilaku kepemimpinan kontak tani yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ela, Sulistiawati (2002). Melakukan penelitian “Perilaku Kepemimpinan dan Keefektifan Kelompok (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat)”. Tesis pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hare, A.P. 1962. Handbook of Small Group Research. The Free Process. New York.

Hafizhoh, Auliyaul. 2011. Hubungan Gaya Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kelompok (Kasus: Kelompok Tani Mekarsari, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor). Skrifsi pada Departemen Sains dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Leeuwis C. 2004. Communication for Rural Innovation, Rethinking Agricultural Extension. Blackwell Publishing. Oxford.

Padmowihardjo S. 2000. Pengembangan Sumberdaya Manusia dalam Sistem dan Usaha Agribisnis. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Pertanian. Jakarta.

Sherif, M. 1962. “Intergroup Relation and Leadership. Introduction Statement.” In Intergroup Relation and Leadership. Aproach and Research in Industrial, Etnic,

(26)

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 677 Cultural and Political Areas. Diedit oleh M. Sherif. Jhon Willey and Sons, Inc.

New York

Suyadi. 2018. Kepemimpinan Tokoh Informal dalam Peningkatan Kapasitas

Petani Agroforestri di Lingkungan Taman Nasional Gunung Ciremai. Disertasi pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembengunan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wibowo, Rimun 2006. Gaya Komunikasi Pemimpin Dan Keefektifan Kelompok Tani Dalam Melaksanakan Program KonservasimTanah Dan Air (Kasus Di Das Ciliwung Hulu, Kecamatan Cisarua, Bogor). Tesis pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Program Pascasarjana. Insitut Pertanian Bogor. Bogor.

View publication stats

Gambar

Tabel 3.1.   Perilaku Kepemimpinan Kontak Tani di WKPP Sidomulyo Barat, Kecamatan  Tampan, Kota Pekanbaru
Tabel 3.2.   Tingkat Keefektifan Kelompok Tani dalam Pengembangan Agribisnis Pangan  dan Hortikultura di WKPP Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota  Pekanbaru
Tabel 3.3.  Korelasi Perilaku Kepemimpinan Kontak Tani dengan Keefektifan  Kelompok  di WKPP Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru

Referensi

Dokumen terkait

Komoditi pertanian basis yang menjadi prioritas pengembangan utama adalah komoditi pertanian yang mampu memenuhi kebutuhan di wilayahnya dan dapat diekspor ke

Dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat melalui sektor pertanian, maka perlu dilihat wilayah mana yang menjadi basis dari komoditi unggulan terpilih yang telah ditetapkan

Beberapa Kasus STA di Wilayah Jawa Barat. Pembentukan STA saat ini telah berkembang pada beberapa lokasi, bahkan kabupaten potensial dalam sektor pertanian di Jawa

komponen pertumbuhan pangsa wilayah komoditas pertanian basis di masing- masing kecamatan di Kabupaten yang mempunyai daya saing adalah: Sub sektor tanaman bahan

3. Pengembangan pertanian organik perlu melibatkan berbagai stakeholder untuk menjamin komitmen dan kerjasama antar sektor serta antar stakeholder. Pemerintah Kota

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayaanan publik Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDM) adalah dengan melakukan pengukuran

SMK-SPP Negeri Kupang, adalah lembaga Pendidikan Formal dibidang Pertanian sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian

Selain sistem penyuluhan yang efektif, penyediaan akses informasi, penerapan teknologi pertanian, upaya lain adalah pengembangan strategi komunikasi massa dalam