• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROTEKSI ISI LAPORAN PENELITIAN - Unissula

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROTEKSI ISI LAPORAN PENELITIAN - Unissula"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

Sedangkan RTH tepi sungai/RTH sungai Bantan merupakan jalur hijau yang terletak di sisi kiri dan kanan sungai, fungsi utamanya adalah melindungi sungai dari berbagai gangguan yang dapat merusak kondisi sungai dan lingkungannya. keberlanjutan (Pemerintah Republik Indonesia, 2015). Lokasi fasilitas penelitian Ruang Terbuka Hijau (RTH) di sepanjang sempadan sungai berada di Kotapraja Demak, Kotapraja Magelang, Kota Semarang dan Kota Magelang. Dengan bantuan alat analisis berupa program GIS, teridentifikasi potensi penelitian “Studi pemanfaatan potensi sempadan sungai untuk pemenuhan ruang terbuka publik perkotaan”.

Potensi RTH perbatasan diukur dengan penyangga sungai berdasarkan kriteria penetapan ruang sempadan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman No. Dalam Pasal 4 peraturan menteri tersebut disebutkan bahwa: Sedangkan untuk sungai berdinding, penetapan ruang batasnya didasarkan pada ketentuan Pasal 7 bahwa garis dinding sungai bertembok di perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c, ditetapkan paling sedikit 3 (tiga) ) meter dari tepi luar kaki tepian sepanjang alur sungainya. Dalam beberapa kasus seperti pada sungai-sungai di Kota Semarang dan perkotaan di Kabupaten Demak yang sudah terdapat tanggul, maka ruang batasnya ditentukan berdasarkan tanggul eksisting yang ukurannya lebih besar.

Kota Semarang secara administratif mempunyai 16 kelurahan dan seluruh kelurahan di Kota Semarang mempunyai wilayah sempadan sungai. Potensi kawasan RTH sungai di Kota Semarang sampai dengan saat ini kabupaten adalah sebagai berikut (Tabel 3 dan Gambar 4.

Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

Data Faktor-Faktor Yang Mendukung dan Menghambat Pemanfaatan Potensi RTH

  • Data Dukungan Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Kawasan Sempadan Sungai
  • Data Sungai dan Potensi Ruang Sempadan Sungai a) Kabupaten Demak
  • Sungai Dombo Sayung
  • Sungai Tuntang
  • Sungai Wonokerto
  • Sungai Lamat
  • Sungai Pabelan
  • Sungai Banjir Kanal Timur
  • Sungai Banjir Kanal Barat
  • Sungai Tenggang
  • Sungai Elo
  • Kali Bening
  • Data Penggunaan Lahan Eksisting di Sepanjang Ruang Sempadan Sungai Data untuk analisis faktor pendukung dan penghambat selain dari data sungai, selain

Dari rangkuman peraturan daerah di masing-masing wilayah studi, seluruh kabupaten dan kota di wilayah studi menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang sempadan sungai diperbolehkan untuk kegiatan ruang terbuka hijau. Garis batas sungai yang mempunyai tanggul di luar kawasan perkotaan adalah 5 (lima) meter luar sepanjang kaki tanggul j. Garis batas sungai yang tidak mempunyai tanggul di perkotaan dengan kedalaman 3 (tiga) sampai dengan 20 (dua puluh) meter adalah 15 (lima belas) meter.

Garis batas sungai yang tidak mempunyai tanggul di perkotaan dengan kedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter adalah 30 (tiga puluh) meter. Sungai Dombo Sayung mempunyai potensi ruang sempadan sungai di lokasi ini yaitu masih terdapat ruang yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau berupa taman kota. Sungai Tuntang mempunyai potensi ruang batas sungai yaitu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau berupa taman edukasi. Hal ini akan menambah nilai estetika Sungai Tuntang tanpa mengurangi nilai fungsional sungai tersebut.

Sungai ini mempunyai potensi ruang sempadan sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau berupa taman, hal ini dikarenakan letaknya yang dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi tanpa mengurangi fungsi sungai. sungai. Kawasan sempadan Sungai Lamat berpotensi untuk dijadikan kawasan terbuka hijau, dengan adanya upaya penanaman kembali maka akan menjaga kelestarian ekosistem lingkungan Sungai Lamat. Sungai ini mempunyai potensi ruang sempadan sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau untuk rekreasi.

Ketiga sungai ini mempunyai karakteristik riparian yang unik karena adanya upaya penghijauan sungai. Kanal Banjir Timur merupakan sungai yang juga berfungsi sebagai kanal sistem pengendalian banjir Kota Semarang dan memiliki kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai. Daerah sempadan sungai di Østflodskanalen mempunyai potensi untuk dijadikan taman kota sebagai sarana wisata, hal ini disebabkan luasnya daerah sempadan sungai di lokasi Østflodskanalen.

Sempadan sungai Kanal Banjir Barat mempunyai potensi sebagai sarana wisata edukasi yang mempunyai nilai estetika dan berpotensi menjadi taman kota, karena adanya penataan ruang sempadan sungai. Batas Sungai Tenggang berdasarkan hasil tinjauan kondisi eksisting berpotensi menjadi taman kota yang bernilai sebagai destinasi wisata lokal, hal ini dikarenakan telah diaturnya ruang batas sungai. Sungai Elo yang melewati Kecamatan Magelang Selatan Kota Magelang mempunyai potensi dan permasalahan ruang batas sungai.

Potensi ruang sempadan Sungai Elo adalah dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau berupa taman, hal ini juga didukung dengan kebijakan dalam Peraturan Daerah RTRW Kota Magelang yang menentukan pemanfaatan ruang sempadan Sungai Elo. Sungai . Perbatasan sebagai ruang terbuka hijau untuk taman kota dan hutan. Dengan adanya taman kota di tepian Sungai Elo dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi yang dapat menunjang kegiatan olahraga air di Sungai Elo.

Tabel 6. Peggunaan Lahan Eksisting di Ruang Sempadan Sungai
Tabel 6. Peggunaan Lahan Eksisting di Ruang Sempadan Sungai

Data Luasan RTH Publik Berdasarkan Jenis

Contoh data pemanfaatan ruang sempadan sebagai ruang terbuka hijau Pemanfaatan ruang sempadan sungai sebagai ruang terbuka hijau dilakukan oleh.

Tabel 7. Data Luasan RTH Per Jenis di Kabupaten Demak Tahun 2017
Tabel 7. Data Luasan RTH Per Jenis di Kabupaten Demak Tahun 2017

Data Contoh Pemanfaatan Ruang Sempadan Sebagai Ruang Terbuka Hijau Pemanfaatan ruang sempadan sungai sebagai ruang terbuka hijau telah dilakukan oleh

Selain itu, Tabel 16 membandingkan temuan persentase ruang terbuka hijau taman dan hutan kota serta ruang terbuka hijau dengan fungsi khusus dengan kekurangan persentase ruang terbuka hijau pada taman kota dan kelebihan ruang terbuka hijau fungsional tertentu ( Tabel 17). Dari Tabel 17, temuan RTH fungsi khusus kemudian dirinci berdasarkan jenisnya, yaitu berupa RTH sepanjang sempadan kereta api, RTH jaringan listrik, RTH sempadan pantai, RTH sepanjang sempadan sungai dan ruang terbuka untuk pemakaman. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat potensi ruang sempadan sungai sebagai bagian dari ruang terbuka hijau fungsi khusus yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau taman dan hutan kota.

Dari hasil perhitungan pada Tabel 18 terlihat potensi luas dan persentase RTH untuk fungsi tertentu sempadan sungai. Potensi ruang sempadan sungai di Kabupaten Demak berpotensi memberikan tambahan ruang terbuka taman dan hutan kota sebesar 85,02 Ha, sedangkan potensi di Kabupaten Magelang seluas 157,36 Ha, Kota Magelang 48,58 Ha dan Kota Semarang 313,23 Ha. Hasil perhitungan tabel 15 mengenai kekurangan ruang Ruang Terbuka Hijau Taman dan Hutan Kota yang masih jauh dari angka minimal 12,5% dari luas ruang kota, dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan ruang sempadan sungai bertanda PUPR Menteri. Peraturan No.

Ruang sempadan sungai tetap dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tertentu yang tidak spesifik, sesuai dengan rambu-rambu dalam Peraturan Menteri. Sedangkan kegiatan konservasi yang berkaitan dengan fungsi ruang perbatasan sebagai perlindungan ekosistem peralihan antara darat dan air, serta perlindungan daerah aliran air yang berkaitan dengan pengembangan ruang fungsional khusus tersebut adalah pengembangan hutan kota (untuk yang tidak dikelola). batas sungai). Permasalahan pemanfaatan ruang batas untuk kegiatan non-konservasi menjadi kendala terbesar dalam meningkatkan persentase ruang terbuka hijau taman dan hutan kota yang masih jauh di bawah normalnya dengan memanfaatkan ruang batas.

Hal inilah yang menambah permasalahan pengamanan lahan untuk ruang hijau, taman, dan hutan kota. Analisis Potensi Kawasan Ruang Terbuka Hijau Umum Fungsi Khusus Pada Sempadan Sungai Yang Dapat Dimanfaatkan Sebagai Ruang Terbuka Hijau Pada Taman Kota Dan Hutan Kota. Analisis Potensi Kawasan Ruang Terbuka Hijau Umum Fungsi Khusus Pada Sempadan Sungai Yang Dapat Dimanfaatkan Sebagai Ruang Terbuka Hijau Pada Taman Kota Dan Hutan Kota.

Tanda-tanda lain yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan ruang sempadan sungai antara lain Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 yang mengamanatkan bahwa sempadan sungai merupakan bagian dari ruang akses publik yang dilindungi undang-undang, dengan syarat sebagai berikut. pemanfaatan ruang sempadan untuk mendukung ruang terbuka hijau publik akan dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan peraturan ini, mengingat pengertian ruang terbuka hijau publik adalah ruang terbuka hijau yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota yang dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat pada umumnya. Penguasaan ruang perbatasan untuk kepentingan pribadi atau kelompok dengan memanfaatkan ruang perbatasan tersebut akan memperbesar kemungkinan terbukanya akses masyarakat terhadap sempadan sungai yang saat ini sebagian besar ditempati untuk pemukiman. Beberapa peraturan seperti Peraturan Gubernur Jawa Tengah dan Peraturan Pemerintah Daerah tentang RTRW (Tabel 5) juga menunjukkan adanya kemungkinan positif dalam pemanfaatan RTH untuk fungsi khusus sempadan sungai.

Tabel 15. Analisis Persandingan Luasan RTH Publik Eksisting dengan Standar Minimal
Tabel 15. Analisis Persandingan Luasan RTH Publik Eksisting dengan Standar Minimal

PERAN MITRA

KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN

Adanya pembatasan mobilitas di masa pandemi Covid 19 sedikit menghambat pendataan langsung di lapangan, terutama pada saat kunjungan ke instansi dan inspeksi lapangan. Cara Melakukannya “Metode penelitian online pada dasarnya mirip dengan pengumpulan data offline, namun terdapat sedikit perbedaan karena sifat komunikasi online berbeda dengan offline, selain itu juga terdapat perbedaan etika karena peneliti tidak bertatap muka. berhadapan dengan sumber informasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada saat melakukan penilaian lokasi ruang sempadan sungai pada lokasi penelitian yang izinnya tidak dapat dikeluarkan karena adanya pembatasan, kami menggantinya dengan inspeksi secara virtual atau online melalui aplikasi Google Maps dan Google Earth sehingga menghasilkan beberapa foto pemanfaatan ruang yang ada pada lokasi penelitian. sempadan sungai tidak tersedia, digambarkan sesuai informasi yang ingin disampaikan. Beberapa studi kasus menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang sempadan sebagai ruang terbuka hijau taman kota di Kota Semarang telah dilakukan di sekitar kanal-kanal yang terendam banjir, mengembangkan aktivitas mulai dari olah raga, rekreasi, dan pariwisata. Pemanfaatan ruang sempadan sungai juga menyelesaikan beberapa permasalahan, antara lain permasalahan pemukiman liar, permasalahan menurunnya kualitas lingkungan dan estetika (menghilangkan pembuangan sampah di kawasan perbatasan) dan menjaga fungsi tanggul pengaman banjir sehingga ketebalannya berkurang dan kekuatannya tidak berkurang akibat banjir. hingga penggunaan sungai secara sembarangan. kegiatan budidaya;

Pemanfaatan kawasan perbatasan untuk ruang terbuka hijau pada taman kota dan hutan kota tetap harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perlu adanya upaya tindak lanjut atau penelitian lebih lanjut mengenai status penguasaan tanah di wilayah perbatasan;

DAFTAR PUSTAKA

Analisis Ruang Terbuka Hijau dan Kesesuaiannya di Kota Depok. Ruang Terbuka dan Ruang Terbuka Hijau https://rustam2000.wordpress.com/ruang-terbuka-hijau/ Diunduh pada 26 Maret. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 berisi Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan.

Nomor Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat : 28/PRT/M/2015 tentang Pedoman Penetapan Batas Wilayah Sungai dan Waduk. Pemerintah Kabupaten Magelang (2011) Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2010-2030. Pemerintah Kota Semarang (2011) Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang.

Pemerintah Kota Magelang (2011) Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perencanaan Wilayah Kota Magelang.

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait