• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prototipe mekanisme terjadinya tanah longsor mata kuliah praktikum geologi struktur : program penelitian dan inovasi pembelajaran 2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Prototipe mekanisme terjadinya tanah longsor mata kuliah praktikum geologi struktur : program penelitian dan inovasi pembelajaran 2023"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Ketua Kelompok Syamsidar Sutan Malim Polawan, ST., MT (TG-UMKT) Anggota Wisnu Ismunandar, ST., MT (TG-UMKT). Prototipe merupakan model atau contoh awal yang dibuat untuk menguji konsep suatu teori. Geologi struktur merupakan ilmu yang mempelajari bentuk arsitektural, struktur kerak bumi serta fenomena geologi yang menyebabkan perubahan bentuk (deformasi) pada batuan. Tanah longsor dapat terjadi bila air merembes ke dalam tanah dan menyebabkan berat tanah bertambah, kemudian menembus permukaan longsor dan menyebabkannya bergerak menuruni lereng. Jika gaya penggerak pada lereng lebih besar dari gaya hambatan maka akan terjadi tanah longsor. Faktor penyebab terjadinya tanah longsor dapat disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia. Faktor alam antara lain tingginya curah hujan yang terus menerus, kondisi topografi seperti kemiringan lereng. Sedangkan faktor manusianya antara lain banyaknya penebangan liar tanpa mempertimbangkan dampaknya, sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman, sistem drainase di daerah perbukitan yang tidak berfungsi dengan baik, dan kondisi geologi seperti batuan yang tahan terhadap cuaca. Ciri-ciri daerah longsor adalah tanah longsor pada umumnya terjadi pada daerah perbukitan dan lereng gunung dengan kemiringan 20o; lapisan tanah di bagian atas lereng tebal; tidak ada pohon di tanah gundul, jadi lerengnya terbuka; terdapat retakan tanah pada lereng dan tebing; sistem drainase yang buruk di lereng; Di dalam tebing terdapat mata air atau presipitator, dan di depannya terdapat jurang kecil; dan adanya bangunan di atas tebing menyebabkan beban berlebih. Proses ini memerlukan pemahaman yang lebih representatif terhadap kondisi alam aktual dalam produksi bahan praktik. Pembentukan hipotesis melalui observasi dan pengumpulan data lapangan terhadap fenomena alam, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis tersebut. Dalam ilmu kebumian, peran data sangat penting dalam menguji dan membentuk hipotesis. Jadi perlu adanya media. Terlihat bahwa media :. 1) Menarik perhatian meningkatkan minat belajar; 3) Menciptakan penerimaan ide dan perspektif. Ilmu kebumian atau geosains adalah sebutan untuk kumpulan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kebumian. Hastings dan Tracey, 2005) dalam jurnal 'Does Media Affect Learning, Where Are We Now?' menyatakan bahwa media hanya sebagai wahana penyampaian pembelajaran namun tidak mempengaruhi prestasi belajar siswa, media tidak lebih dari truk pengangkut makanan namun tidak membawa perubahan pada pola makan kita. Rayandra Asyhar, 2012) dalam buku ‘Media Pembelajaran Berkembang Secara Kreatif’ menjelaskan bahwa fungsi media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses pembelajaran dan didasarkan pada tujuan pembelajaran, materi, pendekatan, metode dan evaluasi. Diuraikan empat alasan rasional mengapa penting menggunakan media pendidikan dalam pembelajaran, yaitu sehubungan dengan peningkatan mutu pembelajaran, tuntutan paradigma baru, kebutuhan pasar, visi pendidikan global. Anglin, 2011) dengan judul Teknologi Pembelajaran: Masa Lalu, Sekarang, dan Masa Depan' menjelaskan bahwa teknologi pendidikan muncul pada masa Perang Dunia II, dan sebelumnya istilah media pembelajaran lebih umum digunakan. Buku ini disusun secara tematis untuk mengkaji sejarah, isu-isu kritis, pengembangan pengajaran, penelitian, dan teori. Teks ini menyajikan informasi terkini tentang aplikasi komputer dalam pendidikan dan pelatihan, penelitian dan evaluasi teknologi pembelajaran, prospek masa depan untuk teknologi pembelajaran, dan peluang untuk pengembangan profesional. Reiser dan Dempsey, 2017) dengan judul ‘Trends and Issues in instructional design and technology’ memandang media pembelajaran sebagai perlengkapan fisik untuk menyajikan pembelajaran kepada siswa. Definisi ini menekankan bahwa setiap peralatan fisik yang digunakan untuk mewakili pembelajaran, baik buku teks, peralatan visual, audio, komputer, atau peralatan lainnya, diklasifikasikan sebagai media pembelajaran. Yaumi, 2015) dengan judul buku ‘Model Media Pembelajaran dan Pengembangan Teknologi’ menjelaskan bahwa Generasi Z merupakan transisi dari Generasi Y yang juga sangat mahir dalam memanfaatkan teknologi yang terus berkembang. Mental mereka yang cenderung kekinian, tidak terlalu puas memberikan konten yang terlalu banyak, sehingga sangat populer menggunakan mesin pencari Google untuk mengakses berbagai informasi. Wibawanto, 2016) dalam judul ‘Generasi Z dan Pembelajaran Perguruan Tinggi’ menjelaskan perspektif perkembangan generasi, para ilmuwan membagi generasi menjadi lima kelompok generasi, yaitu pertama; generasi Baby Boomer, yang ditandai dengan kelahiran di antara keduanya; generasi X antara tahun 1965 ketiga; generasi Y antara empat generasi Z, yaitu antara dan kelima; Generasi Alpha lahir Sutant et al., 2016) dalam judul majalah 'Analisis Harapan Generasi Babyboomer, Generasi Meal Experience di Restoran Keluarga di Surabaya' menjelaskan bahwa Generasi X lebih toleran dan menerima berbagai hal yang ada. perbedaan. Generasi ini mulai mengenal teknologi komputer dan sering menggunakan teknologi baru dalam bekerja. Namun generasi ini cenderung memiliki penguasaan konten ilmiah dan kemampuan mengambil keputusan secara matang seperti yang diajarkan generasi boomer. Putra, 2017) dengan judul jurnal ‘Teori Perbedaan Generasi’. menjelaskan bahwa generasi sekarang biasa juga disebut dengan generasi milenial karena mempunyai pola pikir dan karakter yang penuh dengan ide-ide visioner dan inovatif dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat baik. Yaumi dan Yahya, 2017) dalam buku ‘Belajar Mengajar Media dan Teknologi Pembelajaran’ cenderung menjelaskan. Generasi yang tumbuh dan berkembang di era yang berbeda cenderung memiliki gaya hidup, kepribadian, dan kesukaan yang berbeda. preferensi belajar) juga berbeda. Sutan et al., 2019) dalam jurnal berjudul ‘Perancangan Media Pembelajaran Audio Bencana Bumi Longsor’ Untuk SMA/SMK’ menjelaskan bahwa ketika membahas bencana alam, media pembelajaran yang digunakan untuk memudahkan pemahaman guru adalah berbasis audiovisual. yang menggabungkan kegunaannya

Pembuatan prototype mengenai mekanisme terjadinya tanah longsor pada mata kuliah praktek geologi struktur bertujuan untuk dapat menggunakan model deskriptif kualitatif dan observasi/observasi lapangan, dimana penelitian kualitatif sendiri merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki kondisi benda-benda alam, dimana peneliti sebagai kuncinya. . instrumen (Sugiyono) Kriteria yang perlu diperhatikan pengamat antara lain: 1) Memiliki pengetahuan yang cukup terhadap objek yang akan diteliti; 2) Pemahaman tentang tujuan umum dan tujuan khusus dari objek yang dilaksanakan; 3) Menentukan metode dan alat yang digunakan untuk mencatat data; 4) Penentuan kategori data gejala yang diamati; 5) Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat dan kritis; 6) Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi; 7) Pengetahuan dan keterampilan mengenai alat dan cara mencatat hasil observasi. Rumusan konsep pada media audiovisual merupakan media yang dapat menampilkan unsur gambar dan suara secara bersamaan dengan konsep perekaman video hasil prototype objek lanskap. Dalam menyampaikan pesan atau informasi, media audiovisual dapat mengungkapkan objek dan peristiwa sebagaimana adanya.

Hal ini dibuktikan dengan media pembelajaran yang ingin kami adopsi yaitu media berbasis audiovisual yang disimpan dalam bentuk Flash Disk atau Compact Disk (CD) yang dapat diunggah ke media sosial manapun untuk diputar berulang kali. Namun pada pembelajaran tersebut berisi rekaman gambaran mekanisme longsor sebagai media pembelajaran bencana bumi sederhana pada mata kuliah Geologi Struktur semester 2 (dua), yang sebelumnya telah kita amati dan dibuatkan pilot application berupa prototype aplikasi media miniatur.

FOKUS AREA

OBSERVASI LAPANGAN

LAB GEOLOGI DINAMIK

HASIL

PEMETAAN GEOLOGI

DAERAH BUKIT BATUPENGGAL

LITOLOGI (AREA

PENGGAL)

Di lokasi ini ditemukan singkapan batuan dengan perkiraan ketebalan 12 meter berupa kontak batas antara satuan batupasir muda dengan batulumpur tua. Lokasi pengamatan kedua berada pada koordinat Zona 50M,

STRUKTUR GEOLOGI

AREA

BUKIT BATU PENGGAL)

BELAKANG WORKSHOP BLKI)

Bagian Timur Bukit Batu Penggal)

Presentasi

Referensi

Dokumen terkait