• Tidak ada hasil yang ditemukan

With the provision of organic fertilizer, liquid waste knows this cucumber plant production (Cucumis sativus L.) to increase and develop and produce maximally

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "With the provision of organic fertilizer, liquid waste knows this cucumber plant production (Cucumis sativus L.) to increase and develop and produce maximally"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Beni Khaizar Putra, Lince Meriko, Elza Safitri

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Benikhaizar07@gmail.com

ABSTRACT

Organic wastewater manure contains macro and micronutrients, especially nitrogen, phosphorus, and potassium. Where these three elements is an essential element and needed by plants to increase the growth and production of these plants. With the provision of organic fertilizer, liquid waste knows this cucumber plant production (Cucumis sativus L.) to increase and develop and produce maximally. The purpose of this research is to know the response of organic wastewater organic fertilizer to cucumber plant (Cucumis sativus L.) and the best knowable liquid organic fertilizer concentration which can give a positive response to Cucumis sativus L. Production. This research has been conducted in September-November 2017 in Padang Utara District, Gunung Pangilun, Padang.

The type of this research is experimental research using Completely Randomized Design (RAL) with 5 treatments and 5 replications. The treatments were A = control (NPK 1: 1: 1), treatment B = 5% concentration, treatment C = concentration 10%, treatment D = 15% concentration, and treatment E = concentration 20%. The data of the research are analyzed by the analysis of variance and if the real effect is done by further test with BNT test. Observation parameters of cucumber production observed were fruit weight, fruit length, fruit diameter, and the number of fruit. Based on the analysis of variance, it is known that organic wastewater fertilizer knows no significant effect on observation parameter of fruit weight, fruit length, and fruit diameter, but significant effect on observation parameter of fruit count. Based on the research that has been done, the result that the best knowable liquid organic fertilizer concentration is E treatment of 20% concentration.

Keywords : Response, Organic Fertilizer Liquid Waste, Concentration, Cucumis sativus L.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah, baik flora

maupun faunanya. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Salah satu tanaman yang biasa ditanam dan

(2)

dibudidayakan oleh penduduk Indonesia yaitu mentimun. Tanaman mentimun banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lalapan, campuran makanan seperti lotek, acar, rujak, gado-gado, pical, dan juga untuk bahan kosmetika.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Barat, produksi mentimun Sumatera Barat dari tahun 2013- 2015 adalah 25.395 ton, 20.892 ton, dan 21.629 ton per tahun.

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa terjadi penurunan jumlah produksi mentimun yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan beberapa petani mentimun, diperoleh informasi bahwa, waktu yang dibutuhkan tanaman untuk meng- hasilkan buah pertama yang lebih lama, biasanya dalam kurun waktu 1,5 bulan hingga 2 bulan tetapi kenyataan dilapangan ditemukan selama 2,5 bulan, banyak tanaman yang tumbuh kerdil, buah yang dihasilkan kecil-kecil, keriput, kekuningan serta cepat matang, dari segi morfologinya, daun banyak yang berwarna kuning, jaringan

tanaman mengering dan mati.

Berdasarkan kondisi yang ditemukan diketahui bahwa tanaman tersebut kekurangan unsur nitrogen.

Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen memiliki ciri-ciri daun menjadi hijau muda, terutama daun yang sudah tua, lalu berubah menjadi kuning, daun mengering mulai dari bawah ke bagian atas, jaringan-jaringannya mati, me- ngering lalu meranggas (Lingga dan Marsono, 2003). Unsur nitrogen diperlukan untuk pembentukan protein. Tanpa nitrogen tidak ada tanaman yang dapat tumbuh.

Tanaman yang kekurangan nitrogen akan kerdil tumbuhnya, banyak kuncup-kuncup bunga dapat mati sebelum mekar, sedang buah yang dihasilkan kecil-kecil, sering berkeriput sehingga produksi buah menjadi rendah (Darjanto dan Siti, 1984).

Secara ringkas N merupakan bahan penting penyusun asam amino, amida, nukleotida, dan nukleo- protein, serta esensial untuk pembelahan sel, pembesaran sel, dan karenanya untuk pertumbuhan (Gardner, dkk, 1991). Permasalahan

(3)

lain yang ditemukan yaitu penggunaan pestisida dan pupuk buatan secara terus-menerus, takaran yang diberikan tidak menentu dan dengan luasnya lahan yang digunakan, berpengaruh terhadap penggunaan pupuk anorganik karena kuantitas penggunaan pupuk anorganik juga harus merata, hal ini menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan menjadi lebih besar dikarenakan harga jual pupuk anorganik yang relatif mahal. Dari sisi negatifnya diketahui bahwa, penggunaan pestisida dan pupuk buatan/anorganik secara terus- menerus akan merusak kondisi hara tanah, lingkungan, dan kesehatan manusia itu sendiri.

Pupuk anorganik memiliki beberapa kekurangan yaitu hanya mengandung satu atau beberapa unsur hara, tetapi dalam jumlah banyak, tidak dapat memperbaiki struktur tanah, justru penggunaannya dalam jangka waktu lama menyebabkan fisik tanah menjadi keras, dapat membuat tanaman rentan terhadap penyakit, dan pupuk anorganik mudah menguap dan tercuci (Hadisuwito, 2012).

Berdasarkan permasalahan di atas dapat dilakukan suatu tindakan atau upaya untuk memperbaiki kondisi hara tanah yang ada, salah satunya mengganti penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk organik dimana saat ini banyak petani beralih menggunakan pupuk organik dalam wujud cair.

Salah satu bahan dasar pembuatan pupuk organik yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik cair yaitu limbah cair tahu.

Limbah cair tahu diketahui mengandung beberapa unsur makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Diantara unsur makro tersebut yaitu nitrogen, fosfor, dan sulfur serta unsur mikro yaitu Fe, Cl, Mn, Cu, dan Zn (Suwarso dan Tatiek, 1995 dalam Sukmiwati, 1998). Menurut Lingga dan Marsono (2003) unsur nitrogen berfungsi untuk pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis, membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya, unsur fosfor berfungsi untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi dan pernapasan, serta

(4)

mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah.

Penelitian yang mengacu tentang pemanfaatan pupuk organik cair telah dilakukan oleh Pujiastuti (2012), hasil yang diperoleh yaitu terdapat pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cabai (Capsicum annum L.) dengan penyiraman air kelapa yang berbeda dan tidak terdapat pengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman (Capsicum annum L.) dengan penyiraman air kelapa yang berbeda, Qo’idah (2015), hasil yang diperoleh yaitu pemberian bioaktivator EM4 dan ragi tempe pada limbah cair tahu sebagai pupuk organic cair berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) Var.

Tymoti F1, dimana pengaruh tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai F hitung dengan F table pada parameter pertumbuhan jumlah daun, diameter batang dan tinggi batang tanaman tomat, dan Amalia (2015), hasil yang diperoleh yaitu pemberian perlakuan pupuk dari limbah cair tahu menunjukkan pengaruh nyata terhadap per-

tumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.).

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka telah dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui Respon Pupuk Organik Limbah Cair Tahu Terhadap Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September- November 2017 di Kecamatan Padang Utara Gunung Pangilun, Kota Padang, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan, dimana perlakuan A (kontrol NPK 1:1:1), B (konsentrasi 5%), C (konsentrasi 10%), D (konsentrasi 15%), E (konsentrasi 20%).

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pemberian pupuk organik limbah cair tahu terhadap produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.), dengan parameter pengamatan

(5)

meliputi berat buah, panjang buah, diameter buah dan jumlah buah, diperoleh rata-rata setiap perlakuan

seperti yang disajikan pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Rata-rata Berat Buah, Panjang Buah, Diameter Buah, dan Jumlah Buah Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)

Perlakuan

Rata-rata Berat Buah

(gram)

Panjang Buah (cm)

Diameter Buah

(cm) Jumlah Buah

A NPK 152,6 12,78 4,65 3,2 a

B 5% 177,034 11,95 5,05 1,6 ab

C 10% 171 11,62 4,95 1,6 b

D 15% 164,4 11,64 4,94 1,2 b

E 20% 163,484 11,91 4,81 2,4 b

A NPK 152,6 12,78 4,65 3,2 a

Keterangan: Angka-angka Yang Diikuti Oleh Huruf Kecil Yang Sama, Berbeda Tidak Nyata Menurut BNT α 5%.

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan B memiliki rata- rata tertinggi untuk berat buah dan diameter buah, sedangkan perlakuan A memiliki rata-rata untuk panjang buah. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis sidik ragam.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diperoleh hasil F hitung < F tabel dengan parameter pengamatan meliputi berat buah, panjang buah, dan diameter buah, oleh karena itu tidak perlu dilakukan uji lanjut (BNT). Sedangkan untuk parameter pengamatan jumlah buah diperoleh hasil F hitung > F tabel. Oleh karena

F hitung > F tabel maka perlu dilakukan uji lanjut (BNT).

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang telah dilakukan diketahui pemberian pupuk organik limbah cair tahu berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah buah, dan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter pengamatan berat buah, panjang buah, dan diameter buah.

Karena berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan jumlah buah, maka guna melihat seberapa besar tingkat signifikasi data antar masing-masing perlakuan pada parameter pengamatan jumlah buah, maka perlu dilakukan uji

(6)

lanjut. Dalam penelitian ini, uji lanjut yang digunakan yaitu uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT)/ Least Significant Difference (LSD).

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa perlakuan E menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap perlakuan A, B, C, dan D, tetapi perlakuan B, C, dan D berbeda nyata terhadap perlakuan A.

Dari analisis sidik ragam yang telah dilakukan, dengan parameter pengamatan yaitu berat buah, panjang buah, dan diameter buah, diperoleh hasil F hitung < F tabel baik pada taraf 5% maupun 1%, dalam hal ini pemberian pupuk organik limbah cair tahu pada konsentrasi yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap ketiga parameter pengamatan tersebut. Dari Tabel 1 terlihat konsentrasi yang berbeda yang diberikan pada tanaman mentimun

(Cucumis sativus L.)

memperlihatkan respon yang relatif sama terhadap parameter pengamatan panjang buah, berat buah, dan diameter buah. Pada parameter pengamatan berat buah dan diameter buah, perlakuan B

memiliki nilai rata-rata tertinggi dibandingkan perlakuan A, C, D, dan E, sedangkan untuk panjang buah perlakuan A memiliki nilai rata-rata tertinggi dibandingkan perlakuan B, C, D, dan E. Respon yang sama yang diperlihatkan oleh ketiga parameter pengamatan tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh ketersediaan nitrogen pada pupuk organik limbah cair tahu. Menurut Suwarsono (1980 dalam Nurlenawati, 2012) menyatakan setiap perlakuan pupuk akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan tanaman, karena tumbuhan akan memberikan tanggapan dengan bermacam-macam cara terhadap perubahan disekelilingnya yang mampu mempengaruhi ketiga parameter pengamatan tersebut.

Nitrogen berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman.

Seiring meningkatnya pertumbuhan vegetatif tanaman, maka pertumbuhan generatif tanaman juga akan meningkat. Harjadi (1989) menguatkan bahwa jika unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif baik, maka akan menyebabkan komponen pada fase

(7)

generatif juga akan meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Ghani (2002), yang menyatakan bahwa pemupukan N mengakibatkan meningkatnya panjang tongkol dan diameter tongkol jagung.

Nitrogen merupakan bagian dari semua sel hidup, N di dalam tanaman berfungsi sebagai komponen utama protein, hormon, klorofil, vitamin, dan enzim-enzim esensial untuk kehidupan tanaman (Hariyadi, 2015). Menurut Soegiman (1982) dalam Dewi (2016) menyatakan bahwa, ketersediaan nitrogen yang cukup pada tanaman akan meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil tanaman, ketersediaan nitrogen memegang peranan penting dalam produksi tanaman sehingga berpengaruh pada kuantitas dan kualitas suatu tanaman. Hal ini berhubungan dengan tinggi tanaman, panjang buah, diameter buah, dan berat buah pada tanaman mentimun (Cucumis sativus L.)

Untuk parameter pengamatan jumlah buah pada Tabel 1 dapat dilihat berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui F hitung > F tabel pada taraf 5%. Dari tabel 1

dapat dilihat berdasarkan uji lanjut yang telah dilakukan diketahui perlakuan E menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap perlakuan A, B, C, dan D, tetapi perlakuan B, C, dan D berbeda nyata terhadap perlakuan A. Dari uji lanjut tersebut diketahui perlakuan E memiliki nilai rata-rata yang mendekati perlakuan A. Hal ini dikarenakan tercukupinya kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) oleh unsur hara yang terkandung di dalam pupuk organik limbah cair tahu.

Pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh unsur hara yang tersedia dalam keadaan optimum dan seimbang. Suatu tanaman akan tumbuh subur apabila segala unsur hara yang dibutuhkan cukup dan tersedia dalam bentuk yang sesuai untuk diserap tanaman (Dwijoseputro, 1980). Buckman dan Brady, (1982) menyatakan pertumbuhan dan hasil tanaman akan lebih baik apabila semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman berada dalam keadaan yang cukup. Dalam limbah cair tahu terdapat bahan-

(8)

bahan organik seperti nitrogen (N) untuk pertumbuhan tunas, batang, dan daun, fosfor (P) untuk merangsang pertumbuhan akar, buah, dan biji, serta kalium (K) untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama penyakit.

Namun tidak dapat langsung diserap oleh tanaman karena masih dalam bentuk senyawa yang perlu dipecah menjadi ion-ion yang mudah diserap tanaman (Margaretha dan Itang, 2008 dalam Makiyah, 2013).

Pupuk organik limbah cair tahu dibuat dari limbah cair tahu, air kelapa, dan EM4. Limbah cair tahu diubah menjadi pupuk melalui proses fermentasi dengan bantuan bioaktivator EM4. EM4 akan menguraikan unsur-unsur hara yang terkandung dalam limbah cair tahu menjadi unsur hara yang lebih sederhana sehingga bisa langsung diserap dan digunakan oleh tumbuhan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Fermentasi terjadi pada kondisi lingkungan anaerob. Selama proses fermentasi mikroorganisme dalam EM4 memecah substrat menjadi

senyawa yang lebih kecil (Amalia, 2015). EM4 merupakan bioaktivator yang mengandung banyak sekali mikroorganisme pemecah bahan- bahan organik. Menurut Naswir (2008) dalam Makiyah (2013) fermentasi dapat meningkatkan sejumlah senyawa organik seperti asam laktat, asam nukleat, biohormon, dan lain sebagainya yang mudah diserap oleh akar tanaman.

Senyawa ini juga dapat melindungi tanaman dari hama penyakit. Proses fermentasi lebih cepat pada lingkungan kedap udara (anaerob).

Dengan adanya fermentasi, unsur hara N, P, K, dan unsur hara lain yang terkandung di dalam limbah cair tahu dapat dengan mudah diserap oleh tanaman. Jangka waktu fermentasi yang dilakukan akan mempengaruhi kandungan unsur- unsur hara yang terdapat dalam limbah cair tahu tersebut karena semakin lama difermentasi maka sumber makanan bagi bakteri tersebut juga akan berkurang seiring waktu proses fermentasi itu terjadi, oleh sebab itu perlu diketahui waktu yang terbaik dimana dari proses fermentasi tersebut diharapkan akan

(9)

dihasilkan kandungan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman. Penambahan EM4 berfungsi untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus tanah sehingga mampu menguraikan bahan organik menjadi asam amino yang mudah diserap oleh tanaman dalam waktu cepat. Bila pupuk tersebut disemprotkan dalam tanaman akan meningkatkan jumlah klorofil sehingga akan berpengaruh pada proses fotosintesis (Parnata, 2004).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Respon pupuk organik limbah cair tahu berpengaruh tidak nyata terhadap produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) hibrida isabel dengan parameter pengamatan panjang, berat, dan diameter buah, dan berpengaruh nyata dengan parameter pengamatan jumlah buah.

2. Konsentrasi pupuk organik limbah cair tahu yang terbaik

terdapat pada perlakuan E yaitu dengan konsentrasi 20%.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, W. 2015. Perbandingan

Pemberian Variasi

Konsentrasi Pupuk Dari Limbah Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutesncens L.). Skripsi. Semarang:

Universitas Islam Negeri Walisongo.

Buckman, H.O dan Brady. N.C.

1982. Ilmu Tanah. Jakarta:

Bhratara Karya Aksara.

Darjanto dan S. Satifah.

Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan.

Jakarta: Gramedia, Anggota IKAPI.

Dewi, W.W. 2016. Respon Dosis Pupuk Kandang Kambing Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Varietas Hibrida. Jurnal Viabel Pertanian. Blitar: Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Balitar Vol 10 Nomor 2.

Dwidjoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:

Gramedia.

Gardner, M., W. Handayani, dan R.

Salfarino. 2015. Penanganan Segar Hortikultura Untuk

Penyimpanan Dan

(10)

Pemasaran. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Ghani, M. A. 2002. Buku Pintar Mandor: Dasar-dasar Budidaya Mentimun. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Jakarta:

AgroMedia Pustaka.

Hariyadi. 2015. Respon Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Guano Walet Pada Tanah Gambut Pedalaman.

Jurnal Bioscientiae. Jakarta:

FMIPA Universitas Terbuka Vol 12 Nomor 1.

Makiyah, M. 2013. Analisis Kadar N. P, dan K Pada Cair Limbah Tahu Dengan Penambahan Tanaman Matahari Meksiko (Thitonia diversivolia). Skripsi.

Semarang: FMIPA Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang.

Marsono dan P. Sigit. 2002. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Ngaisah, S.. 2014. Pengaruh Kombinasi Limbah Cair Tahu Dan Kompos Sampah Organik Rumah Tangga Pada Pertumbuhan Dan Hasil Panen Kailan (Brassica oleracea Var. Acephala).

Skripsi. Malang: Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Nurlenawati, N. 2012. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) Terhadap Kombinasi Dosis Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik Granular. Skripsi. Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unsika Karawang.

Parnata, A. S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Jakarta:

AgroMedia Pustaka.

Primanto, H. 1998. Pemupukan Tanaman Buah. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Qoi’dah, N. 2015. Pengaruh Pemberian Bioaktivator EM4 dan Ragi Tempe Pada Limbah Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Tomat (Solanum

lycopersicum L.) Var.

TYMOTI F1. Skripsi.

Semarang: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Walisongo.

Sukmiwati, M. 1998. Pengaruh Limbah Pabrik Tahu Terhadap Gerakan Insang Dan Laju Pertumbuhan Populasi Moina sp. Tesis.

Padang: Universitas Andalas.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa F tabel 5%(4,0)&lt;F hitung (16,96)&gt;F tabel 1%(7,59) yang berarti perlakuan pemberian pakan komersial yang berbeda