PROYEK PEMBANGUNAN SPAM REGIONAL KARTAMANTUL TAHAP II D.I. YOGYAKARTA
Pengamatan Pekerjaan Perkuatan Lereng Menggunakan Metode Shotcrete dan Soil
Nailing
LAPORAN KERJA PRAKTIK
ADI SAKTI WORETMA 5170811037
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA 2022
Disusun oleh :
ADI SAKTI WORETMA 5170811037
Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji pada 10 Juni 2022
ii
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
PROYEK PEMBANGUNAN SPAM REGIONAL KARTAMANTUL TAHAP II D.I. YOGYAKARTA
Pengamatan Pekerjaan Perkuatan Lereng Menggunakan Metode Shotcrete dan Soil
Nailing
Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal
T.
Ir. Dibyo Susilo, M.M., M.T.
Penguji
Pembimbing
……….
………..
…………...
………
Yogyakarta,...Juni 2022 Ketua Program Studi Teknik Sipil
Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng NIK. 11011608
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Adi Sakti Woretma
NIM 5170811037
Program Studi : Teknik Sipil
Fakultas : Fakultas Sains dan Teknologi
Menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktik dengan judul: “PROYEK PEMBANGUNAN SPAM REGIONAL KARTAMANTUL TAHAP II D.I.
YOGYAKARTA: Pengamatan Pekerjaan Perkuatan Lereng Menggunakan Metode Shotcrete dan Soil Nailing” ini adalah hasil karya saya sendiri, tidak mengandung unsur plagiat dan sumber-sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang benar. Segala sesuatu yang berkaitandengan pelanggaran seperti yang dinyatakan di atas, sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.
Yogyakarta, 10 Juni 2022 Penulis
Adi Sakti Woretma 5170811037
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini. Penulisan laporan kerja praktik ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat pencapaian gelar Sarjana Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak bantuan dan bimbingan telah penulis terima dariberbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai dengan penyusunan laporan kerja praktik ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bambang Moertono S., MM., Akt., CA., selaku Rektor Universitas Teknologi Yogyakarta,
2. Ibu Dr. Endy Marlina, S.T., MT., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta,
3. Ibu Adwiyah Asyifa, S. T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil,
4. Ibu Dwi Kurniawati, S.T., M.T., selaku Dosen Wali,
5. Bapak Ir. Dibyo Susilo, M.M., M.T. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan laporan kerja praktik,
6. Orangtua dan keluarga penulis yang telah memberikan semangat dan dukungan moril dan materil,
7. Rekan-rekan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segalakebaikan semua pihak yang telah memebantu. Semoga tugas kerja praktik ini memebawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Yogyakarta, Juni 2022
Adi Sakti Woretma 5170811037
DAFTAR ISI
Halaman Judul...i
Halaman Pengesahan Laporan Kerja Praktik ... ii
Pernyataan Keaslian Penulisan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... ix
Daftar Gambar ... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
1.2.1Tujuan Proyek ... 2
1.2.2Tujuan Kerja Praktik ... 2
1.3 Ruang Lingkup ... 2
1.3.1Lingkup Pekerjaan ... 2
1.3.2Lingkup Kerja Praktik ... 3
1.4 Gambaran Umum Proyek ... 3
1.5 Lokasi Proyek ... 3
1.6 Data Proyek ... 4
1.6.1 Data Umum Proyek ... 4
1.6.2 Data Teknis Proyek ... 5
1.7 Metode Pengumpulan Data ... 6
1.7.1 Data Primer ... 6
1.7.2 Data Sekunder ... 6
BAB 2 DASAR-DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 2.1 Dasar Perencanaan Proyek ... 7
2.1.1Uraian Umum ... 7
2.2 Dasar Perencanaan ... 7
2.2.1Dasar Praperencanaan ... 8
2.2.2.1 Studi Kelayakan...9
2.2.2.2 Survey Lokasi...9
2.2.2.3 Penyelidikan Tanah...9
2.3 Dasar Perancangan...9
2.3.1 Perencanaan Shotcrete dan Soil Nailing...9
BAB 3 MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Proyek ... 13
3.1.1Tinjauan Umum ... 13
3.1.2Unsur Pokok Pelaksanaan ... 13
3.1.2.1 Pemberi Tugas (Owner)...14
3.1.2.2 Konsultan Perencanaan...14
3.1.2.3Konsultan Pengawas ... 15
3.1.2.4Kontraktor Pelaksana ... 16
3.2 Administrasi Proyek ... 25
3.2.1Tinjauan Umum ... 25
3.2.2Laporan Kerja ... 25
3.2.2.1Laporan Harian ... 26
3.2.2.2Laporan Mingguan ... 26
3.2.2.3Laporan Bulanan ... 27
3.2.2.4Laporan Akhir ... 28
3.2.3 Rencana Kerja (Time Schedule)...28
3.2.4Tenaga Kerja ... 29
3.2.2.1 Tenaga Kerja Ahli...29
3.2.2.2 Tenaga Kerja Pelaksanaan...29
3.2.5Waktu dan Upah Kerja ... 30
3.2.2.1 Waktu Kerja...30
3.2.2.2 Upah Kerja...31
BAB 4 BAHAN DAN ALAT 4.1 Tinjauan Umum ... 32
4.2 Bahan Bangunan ... 32
4.2.1Air ... 32
4.2.2Baja Tulangan ... 33
4.2.3Multiplek ... 34
4.2.4Ready Mix ... 35
4.2.5Agregat ... 36
4.2.6Semen ... 37
4.2.7Weep Hole ... 38
4.2.8Angkur ... 38
4.2.9Wire Mesh ... 39
4.3 Alat Kerja ... 39
4.3.1Theodolite ... 39
4.3.2Waterpass ... 40
4.3.3Bar Cutter ... 41
4.3.4Bar Bender ... 41
4.3.5Scafolding ... 42
4.3.6Concrete Mixer Truck ... 42
4.3.7Concrete Vibrator ... 43
4.3.8Concrete Pump ... 44
4.3.9Genset ( Generator Set ) ... 44
4.3.10Compressor ... 45
4.3.11Shotcrete Machine Aliva ... 46
4.3.12 Mesin Sanchin...46
4.3.13 Selang Grouting...48
4.3.14 Selang Air...48
4.3.15Crawler Rock Drill...49
BAB 5 PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum ... 50
5.2 Proses Pelaksanaan ... 50
5.2.1 Pekerjaan Shotcrete dan Soil Nailing...50
5.3 Analisa Pembahasan dan Solusi...54
5.3.1Permasalahan yang Dihadapi Proyek ... 54
5.3.2Solusi Masalah yang Dihadapi Proyek ... 55 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 56
6.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN ... 59
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ukuran Maksimum Agregat...11 Tabel 2.2 Agregat untuk Mortar Aplikasi Tekanan...11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek...4
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek...18
Gambar 4.1 Baja Tulangan...34
Gambar 4.2 Multiplek...35
Gambar 4.3 Ready Mix...36
Gambar 4.4 Pasir dari Merapi...37
Gambar 4.5 Semen Tiga Roda...37
Gambar 4.6 Pipa Weep Hole...38
Gambar 4.7 Angkur...38
Gambar 4.8 Wire Mesh...39
Gambar 4.9 Theodolite...40
Gambar 4.10 Waterpass...40
Gambar 4.11 Bar Cutter...41
Gambar 4.12 Bar Bender...41
Gambar 4.13 Scafolding...42
Gambar 4.14 Concrete Mixer Truck...43
Gambar 4.15 Concrete Vibrator...43
Gambar 4.16 Concrete Pump...44
Gambar 4.17 Genset (Generator Set)...45
Gambar 4.18 Compressor PDS 70S...45
Gambar 4.19 Mesin Aliva...46
Gambar 4.20 Selang Shotcrete...47
Gambar 4.21 Selang Nozzle...47
Gambar 4.22 Mesin Sanchin...47
Gambar 4.23 Selang Grouting...48
Gambar 4.24 Selang Air...49
Gambar 4.25 Crawler Rock Drill...49
Gambar 5.1 Pekerjaan Persiapan...50
Gambar 5.2 Pemasangan Wire Mesh, Beton Decking, dan Pin Penanda...52
Gambar 5.3 Pemasangan Weep Hole...52
Gambar 5.4 Pencampuran Dry Material...53
Gambar 5.5 Penyemprotan Beton Shotcrete...54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Selesai Kerja Praktik...59
Lampiran 2 Kurva-S/Time Schedule Proyek...60
Lampiran 3 Gambar Dokumentasi Lapangan...61
Lampiran 4 Kartu Bimbingan...63
Lampiran 5 Gambar Teknis (DED) Proyek...64
Lampiran 6 RKS...76
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah salah satu jenis sumber daya yang biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk di antaranya adalah sanitasi . Pada dasarnya jumlah volume air adalah tetap, namun distribusinya tidak sama sehingga ketersediaan air tidak seimbang, terlebih pada musimkemarau. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 33 ayat (3) menyatakan bahwa “Bumi, air dan kekayaan alam yang tekandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuranrakyat”. Sehingga air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikelola dan dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat.
Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Oleh karenaitu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah. Penyediaan air minum dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan persentase penduduk kebutuhan air minum. Lebih dari separuh penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta masih menggantungkan akses air minum darisumber air tanah (nonperpipaan).
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan baik cakupan penduduk berakses air minum maupun meningkatkan persentase penggunaan air minum perpipaan. Melalui Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Kartamantul Tahap II dengan Kapasitas 300 L/Det, SPAM diharapkan dapat mendistribusikan air bersih mengalir sampai ke wilayah tertinggal, terpencil, terluar (3TP). Dalam proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II ini, penulis melakukan pengamatan dalam pekerjaan shotcrete dan soil nailing agar dapat mengetahui tahapan dan proses pekerjaan dilapangan secara langsung.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Proyek
Tujuan dari proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kartamantul,
2. Uuntuk mendistribusikan air bersih mengalir sampai ke wilayah tertinggal, terpencil, terluar (3TP).
1.2.2 Tujuan Kerja Praktik
Manfaat dari pengamatan pada proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang proses perancangan dan pelaksanaan pekerjaan shotcrete,
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang proses perancangan dan pelaksanaan pekerjaan soil nailing.
1.3 Ruang Lingkup 1.3.1 Lingkup Pekerjaan
Berikut adalah lingkup pekerjaan yang terdapat pada proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II:
1. Pekerjaan persiapan, 2. Pekerjaan galian,
3. Pekerjaan lapisan permukaan, 4. Pekerjaan pembesian,
5. Pekerjaan pengecoran,
1.3.2 Lingkup Kerja Praktik
Penulis melakukan kerja praktik di proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II difokuskan pada pengamatan berikut:
1. Pengamatan pengerjaan shotcrete pada perkuatan lereng, 2. Pengamatan pengerjaan soil nailing pada perkuatan lereng.
Selain itu, dilakukan pula kegiatan lain di proyek selain dari pengamatan yang difokuskan di atas.
1.4 Gambaran Umum Proyek
Proyek Pembangunan SPAM Regional Kartamantul Provinsi D.I.
Yogyakarta, untuk pelaksana dikerjakan oleh PT. Adhi-KSK, KSO Proyek Pembangunan SPAM Regional Kartamantul diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Air minum dan mendistribusikan air bersih ke wilayah tertinggal, terpencil, terluar (3T).
1.5 Lokasi Proyek
Lokasi proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II, khusus untuk Kerja Praktik (KP) mahasiswa melakukan pengamatan yang berlokasi di Jalan Gondang, Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek (Sumber: Google Earth, 2021)
1.6 Data Proyek
Data proyek merupakan kumpulan data-data perencanaan dan perancangan yang menjadi pedoman serta acuan untuk membangun bangunan. Data proyek ada dua macam, yaitu data umum proyek dan data teknis proyek. Data-data yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.6.1 Data Umum Proyek
Data umum merupakan data yang memberikan informasi umum dari suatu proyek. Data umum pada proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II adalah sebagai berikut:
Nama Proyek : SPAM Regional Kartamantul Tahap II
Lokasi : Jalan Gondang, Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta
Nominal anggaran : Rp. 163.153.295.838,73
No. kontrak : HK.02.03-CB.15.4/AM/2020/12
Waktu pelaksanaan : 540 Hari Kalender (08 Okt 2020 s/d 31 Mar 2022) Waktu pemeliharaan : 365 Hari Kalender (01 Apr 2022 s/d 31 Mar 2023) Kontraktor pelaksana : PT. ADHI – KSK, KSO
Konsultan Pengawas : PT. ARIA GRAHA KSO dan PT. INTIMULYA MULTI KENCANA
1.6.2 Data Teknis Proyek
Data teknis proyek adalah data-data yang berisi karakteristik dari proyek yang dibangun tersebut. Data teknis pada proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II khususnya pada bangunan yang penulis amati, yaitu bangunan shotcrete adalah sebagai berikut:
Luas Bangunan Soil : 460,28 m2
Tipe fondasi : Sumuran
Jenis bangunan : Struktur ( Mutu Beton K-250 ) Kedalaman fondasi : ± 2 m
Bekisting : Multiplek tebal 9 mm
Semen : Semen portland tipe I
Beton siap pakai : Beton ready mix PT. Surya Kencana Setiabudi Beton K-250
Volume shotcrete : 6691 m2 rencana 7701 m2
El bottom shotcrete : +110.000 (Rencana +102.000), El Top Shotcrete +135.000
Ketebalan shotcrete : 10 cm, dengan wire mesh tipe M-5 dan M-8 (100 x 100 x 5)
Mutu Beton : Fc’25 Mpa dengan metode dry mix
Drainase Dalam : Menggunakan weep hole 2”, kedalaman 40 cm, dengan pelapis ijuk, dengan jarak center to center 1,5 m
Angkur : Menggunakan besi D-16 bentuk “T”, panjang 40 cm, dengan jarak center tocenter 3 m
1.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengamatan yang dilakukan berupa pengumpulan data demi tersusunnya laporan kerja praktik tentang proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II, sosialisasi dengan staff di lokasi, sosialisasi dengan pekerja dan langsung terjun ke lapangan. Penyusun memperoleh data dengan dua macam metode yaitu metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data sekunder.
1.7.1 Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung di lapangan selama pelaksanaan kerja praktik baik pengamatan yang dilakukan secara visual maupun dengan wawancara. Data primer yang penulis dapatkan antara lain:
a. Melakukan pengamatan di lapangan secara langsung terhadap pekerjaan yang sedang berlangsung, terutama pada pelaksanaan pekerjaan dinding beton, b. Melakukan pengukuran secara langsung terhadap dimensi item pekerjaan
dinding beton,
c. Dokumentasi berupa foto terhadap pekerjaan yang berlangsung di lapangan, hasil dokumentasi ini meliputi metode pelaksanaan dinding beton, kemudian foto tersebut nantinya dilampirkan dalam laporan kerja praktik.
1.7.2 Data Sekunder
Data sekunder pada umumnya berupa bukti, yang telah tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan yang diperoleh dari perencanaan awal proyek tersebut. Sumber-sumber data sekunder yang penulis dapatkan antara lain:
a. Gambar kerja
b. Kurva-S/Time Schedule
c. Dokumen RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)
BAB 2
DASAR-DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
2.1 Dasar Perencanaan Proyek 2.1.1 Uraian Umum
Sebelum pelaksanaan Pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II ini mutlak dibuat perencanaannya terlebih dahulu. Perencanaan ini dibuat karena banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan serta dipertimbangkan guna memenuhi segalapersyaratan yang diperlukan bagi berdirinya suatu bangunan dan sesuai kegunaannya.Perencanaan adalah merupakan pekerjaan awal yang paling menentukan keberhasilan suatu proyek. Perencanaan arsitektur merupakan tahap awal dariperencanaan bangunan termasuk di dalamnya perencanaan interior, eksterior, danutilitas. Setelah perancangan arsitektur disetujui oleh pihak pemilik, dilanjutkan dengan perancangan struktur untuk menghitung kekuatan gedung.
2.2 Dasar Perencanaan
Stuktur bangunan yang direncanakan harus mampu menahan beban, baik beban vertikal (beban mati dan hidup) yang direncanakan serta berat sendiri bangunan tanpa mengalami perubahan bentuk yang berarti. Adapun pedoman- pedoman dan tata peraturan yang digunakan pada perencanaan struktur di proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II adalah sebagai berikut:
a. SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, b. SNI 03-6451-2000 Metode Pengujian Kuat Lentur Semen Hidrolik,
c. SNI 03-6477-2000 Metode Penentuan Nilai 10% Kehalusan Untuk Agregat, d. SNI 07-6401-2000 Spesifikasi Kawat Baja dengan Proses Kanal Dingin untuk
Tulangan Beton,
e. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung RKS Pekerjaan SPAM Regional Kartamantul Sistem Kebonagung, f. SNI 03-2491-2002 Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton,
g. SNI 03-2835-2002 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah, h. SNI 03-3449-2002 Tata Cara Perancangan Campuran Beton Ringan Dengan
Agregat Ringan,
i. SNI 03-3449-2002 Tata Cara Perancangan Campuran Beton Ringan Dengan Agregat Ringan,
j. SNI 03-6762-2002 Metode Pengujian Tiang Pancang Terhadap Bahan Lateral, k. SNI 03-6796-2002 Metode Pengujian untuk Menentukan Daya Dukung
Tanah dengan Beban Statis pada Fondasi Dangkal,
l. SNI 03-6806-2002 Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang Struktural, m. SNI 03-6812-2002 Anyaman Kawat Baja Polos yang Dilas untuk Tulangan
Beton,
n. SNI 03-6814-2002 Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis untuk Tulangan Beton,
o. SNI 03-6817-2002 Metode Pengujian Mutu Air untuk Digunakan Dalam Beton,
p. SNI 03-2847-2002 tentang Mutu Beton FC dengan Satuan Mpa,
q. ASTM C 150 “Standart Specification for Portland Cement Concrete” Tipe 1, r. ASTM C 33, ASTM C 136 tentang Agregat Halus dan Kasar, Gradasi, s. ASTM C.70 tentang Kadar Air Agregat dalam Pencampuran Air,
t. SNI 0136 – 80 - 1984 tentang Besi Tulangan Baja Kelas Bj TD 40 Deformed Batangan,
u. ACI 50666 tentang American Concrete Institute “Recommended Practice for Shotcreting”,
v. JIS G3532-62 tentang Tulangan Jaringan Tulangan Kawat Baja (Steel Mesh Reinforcement).
2.2.1 Dasar Praperencanaan
Stuktur bangunan yang direncanakan harus mampu menahan beban, baik beban vertikal (beban mati dan hidup) yang direncanakan serta tanpa mengalami perubahan bentuk yang berarti. Perancangan prastruktur adalah perancangan yang dilakukan sebelum melakukan perancangan struktur. Pada tahap perancangan Pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dapat mendukung pada tahap perancangan struktur.
Dengan demikian proses tersebut membutuhkan keterlibatan berbagai pihak agar nantinya bangunan tersebut dapat berfungsi sesuai yang direncanakan. Tahap perancangan prastruktur meliputi :
2.2.1.1 Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan pengujian yang dilakukan untuk menentukan suatuproyek dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam studi kelayakan Pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II, mencakup studi kelayakan sosial di mana studi kelayakan ini dilakukan untuk menentukan manfaat dari pembangunan yang akan dibangun.
2.2.1.2 Survei Lokasi
Survei lokasi adalah tahap perancangan awal yang selalu dilakukan sebelum suatu proyek dilaksanakan. Tahapan ini digunakan untuk mendapatkan informasikarakteristik lingkungan sekitar, mengenai kontur dan luas lahan yang akan menjadi lokasi proyek, mengetahui kegiatan sehari-hari masyarakat setempat, informasi dan data survei lokasi dapat dijadikan rujukan dalam menentukan bentuk bangunan dan metode pelaksanaan telah dimulai.
2.2.1.3 Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah (soil investigation) dilakukan agar mengetahui sifat fisik, karakteristik tanah dan daya dukung lapisan tanah untuk keperluan jenis dan bentuk fondasi yang aman untuk digunakan, serta untuk mendesain struktur yang akan menahan beban tanah dan bangunan.
2.3 Dasar Pelaksanaan Proyek
Dasar-dasar perancangan merupakan langkah awal dalam melakukan kajian- kajian terhadap kondisi lapangan. Hal ini diperlukan untuk membantu proses perancangan pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II.
2.3.1 Perancangan Shotcrete dan Soil Nailing
Shotcrete atau biasa disebut beton semprot atau beton tembak, merupakan istilah yang digunakan untuk beton yang ditembakkan dan mengeras dalam waktu yangrelatif cepat. Dikenal sebagai campuran perpaduan antara Portland Cement, agregat, air dan zat aditif, bila dapat dipakai, shot ke sasaran dengan cara menyemprotkan udara bertekanan melalui sebuah lubang semprotan. Dalam aplikasinya, menggunakan material, alat semprot, dan mix design khusus.
Umumnya digunakan pada pekerjaan pemeliharaan stabilisasi struktur bawah tanah atau struktur
beton dengan ketebalan 5-7 cm dengan luasan yang cukup lebar. Shotcrete juga termasuk unsur dari sistem pendukung yang memiliki peran yang berbeda dari beton pada umumnya.
Pertama, dapat digunakan sebagai lapisan pelindung sederhana untuk menutup batuan bekisting juga dapat digunakan sebagai lapisan struktural di mana, digunakan dalam pekerjaan rangkaian pembesian. Jenis pencampuran agregat pada shotcrete dengan mengunakan campuran kering (dry mix).
Pada campuran kering, agregat pasir, split tanpa air dipompa ke dalam mesin batching dan mixing, di lain tempat, air dan zat adiktif dicampur kemudian dialirkan, digabungkan bersama-sama di dalam alat akselerator dan bertemu di nozzle, kemudian ditembakkan ke lokasi di mana beton tersebut dikerjakan.
Saat ini shotcrete telah digunakan secara luas, baik dry mix maupun wet mix, bahkan menjadi pilihan tunggal bagi konstruksi-konstruksi tertentu seperti terowongan, dinding penahan tanah. Metode shotcrete mempunyai prospek yang baik mengingat banyaknya proyek konstruksi yang akan dibangun dengan mengingat kondisi topografiIndonesia yang bergunung-gunung. Pada pekerjaan shotcrete area OutletPembangunan Spam Regional Kartamantul Tahap II, D.I.
Yogyakarta metode yang digunakan ada Dry Mix dan dapat dikerjakan dengan mengetahui rekomendasi dalam American Concrete Institute "Recommended Practice for Shotcreting " (ACI 50666).
1. Pencampuran Shotcrete a. Material
Material untuk shotcrete agar mengikuti persyaratan berikut:
1. Semen
Semen untuk shotcrete harus sesuai dengan persyaratan ASTM C 150 “Standart Specification for Portland Cement Concrete” Tipe 1.
2. Air
Air yang digunakan dalam shotcrete harus sesuai dengan ketentuan dalam ASTM C.70 tentang kadar air agregat dalam pencampuran air.
3. Udara
Hanya udara bebas yang dapat digunakan.
4. Agregat
Agregat untuk material shotcrete harus sesuai dengan ketentuan dalam ASTM C 33, ASTM C 136 tentang Agregat Halus dan Kasar denganketentuan untuk gradasi yang ditetapkan di sini. Identifikasi dan pemberian nama material shotcrete yang digunakan dalam persyaratan ini dalam hubungan dengan persyaratan ukuran maksimum partikel agregat mengikuti Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Ukuran Maksimum Agregat
Material Ukuran maksimum partikel
Mortar aplikasi tekanan 5 mm
Gunite 10 mm
Shotcrete 20 mm
Agregat untuk mortar aplikasi tekanan harus terdiri dari agregat halus sesuaidengan ketentuan tipe gradasi seperti yang ada pada Tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2 Agregat untuk Mortar Aplikasi Tekanan US Standar Persentasi berat tertahan Ukuran Ayakan P.A.M Gunite Shotcrete
25,40 mm 1" - - 100
19,05 mm 3/4" - 100 90 – 100
9,53 mm 3/8" 100 95 - 100 65 – 90 4,76 mm No 4 95-100 70 - 100 45 – 75
2,30 mm No 8 85-100 50 - 80 30 – 55
1,19 mm No 16 60-90 30 - 60 20 – 40
0,59 mm No 30 30-60 20 - 40 10 – 30
No 50 10 – 30 10 – 30 5 – 20
0,15 mm No 100 2 – 10 2 - 10 10
5. Tulangan jaringan kawat baja
Jaringan kawat baja berat harus dibuat dengan kawat baja yang mana harusmengacu dengan standar JIS G3532-62 atau yang setara dan disetujui serta memiliki untaian jaringan kawat dengan jarak masing- masing 100 mm atau yang disetujui oleh Direksi. Tulangan jaringan kawat baja berat digunakan dalam shotcrete dengan dukungan rock bolt yang dipasang untuk melindungi permukaan dari lereng. Tulangan jaringan kawat baja yang digunakan dalam pekerjaan shotcrete pada Pembangunan Spam Regional Kartamantul Tahap II yaitu wire mesh M6 dan M8 10 x 10 cm, ukuran 1 roll = 2,1 m x 5,4 m.
BAB 3
MANAJEMEN PROYEK
3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.1.1 Tinjauan Umum
Manajemen proyek merupakan penerapan dari prinsip-prinsip manajemen dalam mengelola suatu proyek. Dalam konsep manajemen yang dijelaskan bahwa sumber daya manajemen sangat terbatas. Secara umum, sumber daya manajemen terdiri dari material, sumber daya manusia, biaya atau utang, metode kerja, dan sebagainya. Keterbatasan sumber daya ini bisa jadi kendala, namun bukan berarti tidak bisa dihindari. Keterbatasan sumber daya tersebut dapat diefisienkan penggunaanya melalui prinsip-prinsip manajemen. Prinsip-prinsip manajemen inilah yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan proyek secara efektif dan efisien.
Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek.
Struktur organisasi proyek dapat didefinisikan sebagai pengorganisasian dalam lingkup pekerjaan proyek konstruksi yang mempunyai hubungan kerjasama yang baik dan bertanggung jawab antara semua unsur-unsur yang terkait agar dapat mencapai suatu keberhasilan semua jenis pekerjaan yang dihasilkan, ditetapkan, dan kelancaran pekerjaan.
3.1.2 Unsur Pokok Pelaksanaan
Pada umumnya suatu pembangunan gedung terdapat beberapa unsur pengelola proyek yang terlibat. Unsur-unsur pengelola pada proyek pembagunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II antara lain:
1. Pemberi tugas (Owner), 2. Konsultan perencana, 3. Konsultan pengawas, 4. Kontraktor pelaksana.
Pada pelaksanaan kerja suatu Proyek Pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II sangat diperlukan untuk mendapatkan rentetan pekerjaan yang dilaksanakan. Hal tersebut merupakan bagian dari manajamen suatu proyek yang sesuai serta saling berhubugan dan tentunya harus berjalan dengan peraturan- peraturanyang telah ditentukan. Setiap unsur memiliki tugas dan wewenang yang berbeda-beda yang dikoordinasikan melalui sistem manajemen proyek konstruksi.
3.1.2.1 Pemberi Tugas (Owner)
Pemilik proyek atau (owner) disebut juga pemberi tugas, adalah bagian paling utama dalam organisasi proyek konstruksi. Pemilik merupakan pengguna dari jasa perusahaan konstruksi yang akan mengimplementasikan ide atau gagasan dan rancangan teknis menjadi bangunan fisik. Pemilik atau pemberi tugas sebagai pemrakarsa proyek konstruksi dapat berasal dari kalangan swasta atau pejabat yang mewakili kepentingan pemerintah. Dalam proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II.
Pemberi tugas dari kalangan swasta dapat selaku pemakai atau pemilik bangunan atau dapat pula mewakili pihak pengembang kredit pinjaman yang lazim disebut sebagai developer. Dalam organisasi proyek konstruksi, tugas dan wewenang pemberi tugas adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek, 2. Mengadakan kegiatan administrasi proyek,
3. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan proyek,
4. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen konstruksi (MK),
5. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
3.1.2.2 Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh (owner) atau pemilik untuk menangani merencanakan proyek. Konsultan perencana yang ditunjuk membuatperencanaan lengkap dari suatu pembangunan antara lain perhitungan struktur, gambar struktur, RAB serta yang diperlukan dalam pelaksanaan. Tugas dan kewajiban konsultan perencana sebagai berikut:
1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan,
2. Membuat gambar kerja pelaksanaan,
3. Membuat Rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan,
4. Membuat rencana anggaran biaya bangunan,
5. Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik ke dalam desain bangunan,
6. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud diwujudkan.
3.1.2.3 Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah tim yang bertindak untuk dan atas nama pemilik proyek, dalam proses pengawasan pelaksanaan pembangunan suatu proyek dan bertangung jawab atas pekerjaan kepada pemilik proyek (owner) agar tercapai target hasil kerja yang memenuhi standar dan syarat yang telah ditentukan. Konsultan pengawas merupakan pihak yang ditunjuk pemilik proyek untuk mewakili dalam memimpin, mengkoordinasi, mengawasi, mengevalusai, dan melaporkan proyek kepada pemberi tugas. Tugas dan tanggung jawab Pengawas Lapangan antara lain :
1. Memberi petunjuk dan mengarahkan kontraktor sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
2. Meninjau dan menguji semua data perhitungan teknis dan desain, 3. Meneliti dan menguji kebenaran serta kelengkapan dokumen kontrak
dan melaksanakannya,
4. Menguji program mobilisasi kontraktor seperti kedatangan alat, ketetapan, waktu dan lain-lain,
5. Menguji progress schedule dan financial budgeting beserta realisasinya, 6. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap kontraktor
tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
7. Mengadakan pengawasan kualitas dan kuantitas pekerjaan di lapangan, 8. Melaksanakan dan menyajikan pengumpulan data, pencatatan,
pembukuan,pelaporan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan,
9. Mengurus perijinan yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan di lapangan, 10. Mengetahui dan memahami isi dari dokumen kontrak sebagai pedoman
kerjadi lapangan,
11. Membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan di lapangan.
3.1.2.4 Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya.
Atau dalam definisilain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan telah diberi suratpenunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek. Peraturan dan persetujuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam dokumen kontrak.
Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek (owner) dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim pengawas dan dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas terhadap masalah yang terjadi dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera dikonsultasikan sebelum pekerjaandilaksanakan. Tugas dan tanggung jawab kontraktor, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan di dalam kontrak perjanjian pemborongan,
2. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang melipuri laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara lain:
a. Pelaksanaan pekerjaan, b. Prestasi yang dicapai,
c. Jumlah tenaga kerja yang digunakan,
d. Jumlah bahan yang masuk, e. Keadaan cuaca dan lain-lain.
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan.
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah disepakati.
5. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.
6. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan waktu.
7. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Pada proyek pembangunan SPAM Reginal kartmantul Tahap II yang bertindaksebagai kontraktor pelaksana adalah PT. ADHI – KSK, KSO. Untuk susunan organisasi proyek dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi (Sumber: PT. ADHI KSK KSO, 2021)
1. Project Manager
Pimpinan proyek atau lebih dikenal dengan sebutan Project Manager adalah seseorang yang ditunjuk oleh perusahaan kontraktor untuk menggunakan anggaran untuk kepentingan pembangunan proyek. Merupakan pimpinan tertinggi di lapangan dari suatu proyek, yang dituntut untuk memahami dan menguasai rencana kerja proyek secara keseluruhan dan mendetail. Selain itu juga harus mampu mengkoordinasikan seluruh kegiatan bawahannya agar dapat dipastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan dapat berjalan mengikuti program kerja yang direncanakan dalam jangka waktu dan dengan biaya tertentu. Tugas dan kewajiban Project Manager antara lain:
1. Proses Perencanaan:
a. Membuat rencana pelaksanaan proyek,
b. Melakukan perencanaan untuk pelaksanaan di lapangan berdasarkanrencana pelaksanaan proyek.
2. Proses Pelaksanaan:
a. Memimpin kegiatan pelaksanaan proyek dengan memberdayakan sumber daya yang ada,
b. Melakukan pengendalian terhadap perencanaan pada proses kegiatanpelaksanaan di lapangan,
c. Menghadiri rapat-rapat koordinasi.
3. Evaluasi :
a. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelaksanaan kerja (membandingkandengan rencana pelaksanaan),
b. Mempertanggungjawabkan perhitungan untung rugi proyek, c. Membuat laporan tentang kemajuan pekerjaan, kepegawaian,
keuangan,peralatan dan persediaan bahan di proyek secara berkala.
4. Pertanggungjawaban:
a. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada pemilik proyek, b. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada pimpinan,
2. Site Manager
Site Manager adalah seorang bertugas untuk membuat rancangan jalannya suatu pekerjaan beserta perhitungannya, pembuatan time schedule dan memonitor progress pelaksanaan, pengendalian mutu, waktu, biaya, dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal Tugas dan wewenang site manager adalah:
1. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalammelaksanakan pekerjaan di lapangan,
2. Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali metode pelaksanaankonstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan,
3. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan,
4. Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan,
5. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
6. Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadiketerlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan,
7. Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan pekerjaan di lapangan,
8. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metodekerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik,
9. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengaturpelaksanaan tenaga proyek,
10. Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di lapangan,
11. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil pekerjaandi lapangan,
12. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di lapangan, 13. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu
sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.
3. Health Safety Enironment (HSE)/ Kesehatan Keselamaran Kerja (K3) Peranan K3 dalam konstruksi adalah menyusun program K3 serta, penerapannya dalam konstruksi. Dalam hal ini Beberapa tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli K3 Konstruksi:
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi,
2. Mengevaluasi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi,
3. Mengevaluasi program K3,
4. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerjapenerapan ketentuan K3,
5. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3,
6. Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja serta keadaan darurat.
4. Administrasi
Sebuah proyek konstruksi akan berjalan dengan baik jika didukung oleh seorang administrasi dan keuangan proyek dengan berbagai macam tugasnya.
Administrasi bertanggung jawab atas semua kegiatan administrasi, secara intern maupun ekstern (pembuatan semua bentuk laporan) yang dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, dari awal pelaksanaan sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini Tugas dan kewajiban administrasi adalah:
1. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapangan, 2. Membuat laporan keuangan mengenai seluruh pengeluaran proyek, 3. Membuat secara rinci pembukuan keuangan proyek,
4. Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama proyek berlangsung.
5. Pelaksana Struktur
Pelaksana struktur adalah seseorang yang bertugas melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam dokumen kontrak dan bertanggung jawab kepada site manager. Dalam hal ini Tugas dan tanggung jawab pelaksana struktur antara lain:
1. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan,
2. Menyusun metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, 3. Melasksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja, metode kerja,
gambar kerja dan spesifikasi pekerjaan,
4. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil kerja di lapangan,
5. Menyusun perubahan rencana pelaksanaan dikarenakan kondisi pelaksanaan yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan rencana.
6. Pelaksana Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing (MEP)
Pelaksana mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP) adalah seseorang yang bertugas melaksanakan pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan plumbing bangunan gedung bertingkat sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja yang telah dirancang atau ditetapkan serta bertanggung jawab kepada site manager.
Dalam hal ini tugas dan tanggung jawab pelaksana MEP antara lain:
1. Mempelajari dokumen teknis kontrak pelaksanaan proyek sesuai bidangnya,
2. Mempelajari gambar kerja (shop drawing),
3. Melakukan pekerjaan persiapan dan pelaksanaan pekerjaan,
4. Mengawasi, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan sub kontraktor,
5. Koordinasi dengan bidang terkait (struktur dan arsitektur),
6. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan efisien dan efektif,
7. Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan pada bidangnya sesuai shop drawing spesifikasi teknis yang dipersyaratkan dan manajemen mutu yang diharapkan,
8. Mengukur hasil pekerjaan dilapangan meliputi kualitas, kuantitas dan waktu testing,
9. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala,
10. Menyiapkan bahan pedoman operasi dan pemeliharaan berikut pelatihannya.
7. Quantity Surveyor
Quantity surveyor/estimator pada perusahaan kontraktor bertugas menghitung volume dan kebutuhan material bangunan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan baik itu gedung maupun infrastruktur. Dalam hal ini tugas quantity surveyor adalah:
1. Menghitung luas pekerjaan banguna,
2. Menghitung volume pekerjaan seperti pekerjaan beton,
3. Menghitung volume kg pada pekerjaan besi beton bertulang, alumunium, profil baja,
4. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barang untuk memberikan informasi kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek pembangunan,
5. Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/pemborong, 6. Menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item
pekerjaan bangunan,
7. Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang dihitungoleh estimator,
8. Mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan dari apayang sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas quantity surveyor adalah menghitung ulang volume pekerjaan atau menghitung pada item pekerjaan tambah kurang saja.
7. Logistik
Logistik proyek bangunan adalah suatu bagian profesi yang ada dalam rangkaian struktur organisasi proyek dengan tugas pendatangan, penyimpanan dan penyaluran material atau alat proyek ke bagian pelaksana lapangan.
Dalam hal ini tugas logistik proyek bangunan:
1. Mencari dan mensurvei data jumlah material beserta harga bahan dari beberapa supplier,
2. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan bangunan,
3. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan baik jumlah pendatangan dan pemakaianya,
4. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari kesalahan penggunaan akibat tertukar dengan barang lain,
5. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung jawab atas pendatangan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan agar tidak terjadinya KKN barang dalam proyek tersebut,
6. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu material tersebut diperlukan dengan biaya termurah serta memenuhi persyaratan mutu spesifikasi bahan dalam kontrak konstuksi,
7. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format yang sudah menjadi standar perusahaan kontraktor,
8. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material setelah melalui kontrol kualitas bahan oleh quality control.
9. Menyusun macam-macam laporan logistik yang diminta oleh perusahaan.
10. Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek mengenai jumlah dan schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan pada masing-masingwaktu pelaksanaan pembangunan.
8. Surveyor
Dalam hal ini tugas dari surveyor adalah sebagai berikut:
1. Membantu kegiatan survey dan pengukuran di antaranya pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data- data,
2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan pencegahannya,
3. Mengawasi survey lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir,
4. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan gambar rencana.
9. Drafter
Drafter bertugas membuat gambar pra rencana bangunan, gambar perencanaanbangunan yang diserahkan kepada owner/pemberi tugas untuk dijadikan pedoman dalam menghitung rencana anggaran biaya bangunan serta pelaksanaan pembangunan. Dalam hal ini tugas dan kewajiban drafter adalah:
1. Membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dalam proyek, 2. Bertanggung jawab atas data-data pengukuran dilapangan,
3. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek.
3.2 Administrasi Proyek 3.2.1 Tinjauan Umum
Administrasi proyek adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan atau kemajuan. Administrasi proyek merupakan hal yang penting karena keberadaannya sangat diperlukan dalam suatu proyek. Kegiatan administrasi proyek adalah sebagai berikut:
1. Mengurus serta menyelesaikan segala jenis kegiatan yang bersifatadministratif, keuangan dan hal-hal yang bersifat umum,
2. Menyiapkan berita acara lapangan dan penyusunan dokumentasi serta laporan berkala untuk komunikasi ataupun arsip yang berhubungan dengan proyek.
3.2.2 Laporan Kerja
Laporan kerja adalah suatu penyampaian informasi tertulis kepada pimpinan yang mencakup perkembangan pekerjaan serta memuat uraian penyampaian pelaksanaan dilapangan dan perkembangan baru yang timbul di lapangan. Fungsi laporan kerja adalah sebagai berikut:
1. Laporan kerja disampaikan kepada pimpinan merupakan tanggung jawabyang harus disampaikan oleh bagian administrasi,
2. Laporan kerja merupakan salah satu sumber informasi yang dilaporkan oleh seorang pemimpin,
3. Sebagai alat untuk pengawasan serta dasar untuk mengambil tindakan.
3.2.2.1 Laporan Harian
Laporan harian proyek merupakan laporan per hari mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Dari semua laporan harian proyek selama 6 hari, maka dapat dibuat rekap selama satu minggu kerja dalam bentuk laporan mingguan. Laporan harian diperlukan untuk memperoleh gambaran secara singkat kegiatan harian pelaksanaan di lapangan. Laporan harian dibuat oleh kontraktor dan disetujui konsultanpengawas setelah itu diajukan kepada pihak pemberi tugas. Laporan ini juga berguna untuk rekapitulasi pekerjaan apa saja yang telah dikerjakan atau masih dalam proses. Laporan harian berisikan antara lain:
a. Waktu dan jam kerja,
b. Pekerjaan yang telah dilaksanakan pada hari yang bersangkutan, c. Keadaan cuaca,
d. Bahan-bahan yang masuk ke lapangan,
e. Peralatan yang tersedia ataupun yang kurang di lapangan, f. Jumlah tenaga kerja di lapangan,
g. Hal-hal yang berkaitan di lapangan pada hari yang bersangkutan.
3.2.2.2 Laporan Mingguan
Laporan mingguan proyek merupakan sebuah pertanggung jawaban dalam bentuk tertulis mengenai kegiatan yang sudah dijalankan selama satu minggu untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis, laporan mingguan ini dibuat oleh kontraktor atau konsultan pengawas untuk diberikan kepada owner atau pemilik proyek. Dengan adanya laporan ini maka proses pelaksanaan pekerjaan dapat diarsipkan. Laporan mingguan tidak dapat dipisahkan dengan time schedulepelaksanaan pekerjaan yang telah disusun oleh pihak kontraktor dengan persetujuan pimpinan proyek. Laporan mingguan proyek kontraktor berisi berbagai data pekerjaan antara lain:
a. Nomor laporan mingguan,
b. Nama kontraktor dan nama konsultan, c. Judul laporan,
d. Nama proyek yang dibuat laporan, e. Periode tanggal dan waktu laporan,
f. Jumlah tenaga kerja dan keahlian masing-masing tenaga kerja selama satu minggu bekerja di proyek, dapat dibuat dalam bentuk tabel untuk mengisi jumlah absen harian,
g. Pekerjaan yang dilaksanakan dibuat sejelas mungkin mengenai lokasi pekerjaan, nama pekerjaan dan besarnya volume progres yang sudah diselesaikan selama satu minggu penuh,
h. Bahan atau material yang telah digunakan,
i. Alat kerja yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan,
j. Laporan curah hujan atau cuaca selama proses pelaksanaan proyek berlangsungsatu minggu, laporan ini dapat digunakan kontraktor sebagai alasan keterlambatan kerja untuk menghindari denda keterlambatan pekerjaandikemudian hari,
k. Formulir persetujuan konsultan pengawas atau manajemen konstruksi, l. Formulir pengajuan kontraktor atau yang membuat laporan mingguan
proyek,
m. Lampiran-lampiran foto pelaksanaan proyek maupun hasil akhir kegiatan.
3.2.2.3 Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan rangkuman laporan mingguan dalam periode satubulan, yaitu berisi kumpulan dari laporan harian dan mingguan yang dijilid dalam satuperiode bulanan yang bersangkutan. Pada umumnya, laporan bulanan dibuat berdasarkan rekaitulasi hasil dari laporan mingguan maupun harian dilengkapi dengan foto-foto pelaksanaan pekerjaan selama bulan yang bersangkutan. Isi laporan bulananantara lain:
a. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik, b. Kendala-kendala yang dihadapi, c. Pembahasan dan usulan yang diajukan.
3.2.2.4 Laporan Akhir
Laporan akhir berisi tentang rekapitulasi hasil laporan seluruh kegiatan proyekdari awal hingga akhir yang dirangkum dalam sebuah laporan. Pada saat melakukan kerja praktek (KP) di proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II, laporan akhir belum selesai.
3.2.3 Rencana Kerja (Time Schedule)
Rencana kerja merupakan pembagian waktu secara terperinci yang disediakan untuk masing-masing bagian pekerjaan dari suatu proyek pembangunan dalam jumlahwaktu yang sudah direncanakan. Penyusunan rencana kerja ini disesuaikan dengan metode konstruksi yang akan digunakan. Pihak pengelola proyek melakukan kegiatan pendataan lokasi proyek guna mendapatkan informasi detail untuk keperluan penyusunan rencana kerja. Pertimbangan yang digunakan sebagai penyusunan rencana kerja antara lain:
a. Keadaan lapangan lokasi proyek, b. Kemampuan tenaga kerja,
c. Pengadaan material konstruksi, d. Pengadaan alat pembangunan, e. Gambar kerja,
f. Metode pelaksanaan pekerjaan.
Fungsi dari rencana kerja, yaitu:
a. Sebagai alat koordinasi bagi pimpinan proyek, b. Sebagai pedoman kerja pelaksanaan,
c. Sebagai penilaian progress pekerjaan, d. Sebagai evaluasi pekerjaan.
3.2.4 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman sesuai bidangnya masing- masing sangat mempengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan. Pada proyek pembangunan pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II khususnya pada kontraktor terdapat dua golongan tenaga kerja, yaitu staf dan pelaksana.
3.2.4.1 Tenaga Kerja Ahli
Tenaga ahli merupakan tenaga kerja yang mempunyai pendidikan minimal sarjana pada bidangnya atau berpengalaman dalam bidang struktur, manajemen dan arsitektural serta telah memiliki SKA (Surat Keterangan Ahli). Berikut merupakan tugas tenaga ahli, yaitu:
a. Mengkoordinasi serta mengawasi pelaksanaan kegiatan konstruksi di lapangan,
b. Menyusun rencana kerja pelaksanaan dan biaya pekerjaan, c. Mengevaluasi hasil pekerjaan di lapangan,
d. Membuat laporan harian progress di lapangan,
e. Merevisi gambar kerja serta memberikan pengarahan kepada drafter agar membuat ulang gambar yang kurang benar,
f. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan,
g. Memberikan pengarahan kepada pihak subkontraktor dalam penempatan alat dan material,
h. Mengawasi jalannya tenaga kerja dilapangan, jika memungkinkan pihak staf berhak mengganti tukang atau mandor bila dirasa pekerjaannya lambat.
3.2.4.2 Tenaga Kerja Pelaksanaan
Tenaga kerja pelaksanaan bertugas melakukan tiap bagian pekerjaan pembangunan seperti melakukan pembersihan di lingkungan pekerjaan, merakit tulangan, membuat bekisting, melakukan pengecoran, melakukan uji material, dan lain-lain. Pada proyek pembangunan pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II yang berperansebagai tenaga pelaksana yaitu tenaga besi, tenaga kayu/bekisting, tenaga batu/cor, dantenaga cleaning area.
Masing-masing tenaga kerja pelaksanaan terdapat mandor, tukang dan helper.
3.2.5 Waktu dan Upah Kerja
Pekerjaan yang dilakukan dinilai berhasil apabila telah selesai sesuai tujuan yang diharapkan (time schedule). Setiap pekerjaan diharuskan disiplin dari semua unsur proyek agar efisiensi kerja dan waktu dapat tercapai. Tenaga kerja mendapat haknya untuk menerima upah hasil pekerjaan sesuai kontrak kerja yang sebelumnya telah ditanda tangani, besarnya gaji harus sesuai dan dibayarkan tepat waktu.
3.2.5.1 Waktu Kerja
Waktu kerja pada proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Jam Kerja Normal
Jumlah waktu kerja dalam 1 minggu adalah 6 hari, (minggu libur sesuai kalender kontrak), jumlah waktu kerja 1 hari adalah 8 jam dan 1 jam istirahat.
Kelebihan jam kerja tersebut dianggap lembur. Rincian jam kerja normal, yaitu:
1. Pukul 08.00 – 12.00 WIB adalah jam bekerja, 2. Pukul 12.00 – 13.00 WIB adalah jam istirahat, 3. Pukul 13.00 – 17.00 WIB adalah jam bekerja, 4. Pukul 17.00 – 19.00 WIB adalah jam istiraha,
5. Pukul 19.00 – 22.00 WIB adalah jam bekerja (kerja lembur).
b. Jam Kerja Lembur
Jam kerja lembur dihitung apabila pekerjaan dilakukan melebihi jam kerja normaldan dilakukan jika ada pekerjaan yang menuntut harus segera diselesaikan agar targetbagian pekerjaan tersebut tercapai, tidak terjadi deviasi atau keterlambatan terlalu banyak. Apabila tenaga kerja bekerja dari jam 08.00 sampai 22.00 maka upah pekerjaan dihitung dua hari.
3.2.5.2 Upah Kerja
Upah kerja adalah gaji yang diberikan sebagai pembalas jasa atau ongkos tenaga kerja yang sudah dikeluarkan. Pembayaran upah tenaga kerja proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II adalah sebagai berikut:
a. Tenaga kerja ahli/staf (tenaga kerja yang ada di kontraktor), pembayaran upah dilakukan setiap akhir bulan (sesuai dengan kontrak perjanjian kerja),
b. Tenaga kerja honorer (tenaga kerja lapangan yang ada di kontraktor yaitu mandor, tukang, dan pembantu tukang). Pembayaran upah dilakukan setiap dua minggu pada akhir dengan maksud untuk menekan jumlah kasbon dari pekerja harian selain itu jikapembayan pekerja di lakukan satu minggu sekali maka pekerja akan sering pulang kerumah dan waktu bekerja kurang maksimal.
BAB 4
BAHAN DAN ALAT
4.1 Tinjauan Umum
Bahan bangunan dan alat-alat kerja adalah hal terpenting yang harus diperhatikandalam suatu proyek pembangunan. Pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai denganwaktu dan mutu yang diharapkan jika kedua komponen dipersiapkan dengan baik sesuai dengan kebutuhan. Penyedian bahan dan alat-alat kerja harus sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat.
Alat kerja dapat membantu melaksanakan pekerjaan yang mudah hingga yang sulitdikerjakan dengan tenaga manusia. Bahkan ada pekerjaan yang prosesnya harus dengan bantuan alat kerja. Penggunaan alat kerja dapat mempermudah pekerjaan, mempercepat waktu pelaksanaan, dan meningkatkan efektifitas suatu pekerjaan. Olehkarena itu, harus diperhatikan dalam perawatan dan pemeliharaan alat kerja untuk menghindari kerusakan yang dapat menghambat proses berlangsungnya suatu pekerjaan.
4.2 Bahan Bangunan
Adapun material yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan dinding beton pada pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II antara lain:
4.2.1 Air
Penggunaan air pada suatu proyek biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air untuk curring beton, adukan spesi plesteran ,dan kebutuhan bagi para pekerja yang tinggal di lingkungan proyek. Pada saat pembuatan adukan beton yang akan digunakan pada struktur utama harus dihindari penggunaan air tanah, karena kadar garam pada air tanah yang dikandung belum teruji. Kadar garam merupakan salah satu penyebab terjadinya karat pada besi beton yang dapat mengakibatkan perlemahan pada struktur beton.
Keperluan air dalam suatu proyek selain memanfaatkan dari air tanah juga memerlukan pasokan air dari luar proyek bila kebutuhan air sangat besar, seperti dari PDAM. Air harus bersih, tidak mengandung minyak, dan bebas dari bahan organik, asam, alkali, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar yang dapat merusak beton dan besi tulangan. Untuk campuran beton sebaiknya dipakai air yang dapat diminum. Pada proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II inimenggunakan air dari PDAM.
4.2.2 Baja Tulangan
Baja yang digunakan sebagai tulangan di dalam proyek ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam SNI-03-2847-2002. Kualitas baja yang digunakan harus diperhatikan agar tegangannya sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan dan bersih dari kotoran-kotoran serta karat. Baja tulangan harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar konstruksi. Semua baja beton yang dugunakan harus memenuhi syarat-syarat:
a. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat (retak- retak, mengelupas, luka dan sebagainya),
b. Mempunyai penampang yang sama rata, c. Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar,
d. Baja tulangan disupply dari satu sumber dan tidak mencampur adukkan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi, e. Saat menghubungkan besi beton yang satu dengan lainnya dengan
menggunakan kawat beton, diikat dengan kuat, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan begesting baja dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Baja Tulangan (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.2.3 Multiplek
Multiplek digunakan untuk begesting semua bagian dari struktur yaitu kolom, balok, dan pelat lantai. Sebelum pengecoran, bahan cetakan harus licin, bebas dari celah kotoran, dan multiplek ini dilapisi dengan minyak begesting dengan tujuan agar pada saat proses pelepasan cetakan dari beton yang telah mengeras tidak mengalami kesulitan dan didapat permukaan beton yang halus dan rapi.
Penggunaan multiplek lebih ekonomis karena dapat digunakan lebih dari satu kali jika masih dapat dikencangkan dengan baik, masih kedap air, tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton yang dicetak, dan dianggap layak oleh pengawas. Penggunaan multiplek sebagai bekisting maksimal 2 (dua) kali pemakaian. Multiplek dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Multiplek
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.2.4 Ready Mix
Pada proyek–proyek pembangunan dengan skala besar, seperti proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II ini, digunakan jenis beton siap pakai (ready mix). Beton ready mix adalah beton yang diolah dalam batching plant dalam jumlah besar sesuai dengan pesanan, baik jumlah, karakteristik, maupun kekentalannya, yang kemudian diantar ke lokasi dengan menggunakan mobil mixer truck. Apabila mixer truck tiba di proyek, teknisi Quality Control (QC) akan memeriksa surat jalan di check point sebelum ke lokasi pengecoran untuk memastikan:
a. Mutu beton yang benar dan lokasi yang tepat,
b. Waktu yang cukup untuk pengecoran sebelum beton itu setting, c. Tidak melebihi temperatur yang ditentukan.
Penggunaan beton ready mix dimaksudkan untuk mempersingkat waktu, baik dari segi pembuatan maupun dari segi proses pengeringan beton dibandingkan dengan pembuatan dengan proses konvensional (manual) yang memerlukan waktu lama pada proses pembuatan serta membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit sehingga mempengaruhi biaya. Pada proyek pembangunan SPAM Regional Kartamantul TahapII, kebutuhan beton ready mix dipesan dari PT Surya Karya Setiabudi.
Beton ready mix digunakan untuk struktur utama seperti retaining wall, kolom, balok, sloof, pelat lantai, dan struktur utama lainnya. Struktur-struktur tersebut memerlukan beton dengan kekuatan tertentu dan proses pengecoran harus dilakukan dengan simultan. Ready Mix dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Ready Mix
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.2.5 Agregat
Agregat merupakan sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil pasir yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu campuran. Agregat yang digunakan di antaranya:
1. Agregat Halus
Pasir adalah agregat halus yang digunakan untuk membuat mortar atau bahan membuat beton. Pasir yang digunakan pada pekerjaan Shotcrete pada Proyek Pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Pasir dari Merapi (Sumber: Dokumentasi Proyek, 2021)
4.2.6 Semen
Semen merupakan bahan pengikat hidrolis yang digunakan untuk mengikat agregat halus, agregat sedang maupun agregat kasar menjadi satu kesatuan yang kuat dengan air dalam suatu adukan. Pada pekerjaan shotcrete pada Proyek Pembangunan SPAM Kartamantul Tahap II yang digunakan untuk mengikat bahan material atau agregat dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Semen Tiga Roda (Sumber: Dokumentasi Proyek, 2020)
4.2.7 Weep Hole
Weep hole yang ditunjukkan oleh Gambar 4.6 merupakan pipa drainase yang berfungsi untuk peresapan air dipermukaan. Kedalaman pipa weep hole 40 cm, diameter pipa 5 cm dengan jarak antara pipa weep hole 1,5 m. Pada pipa weep hole terdapat serabut/ijuk yang berfungsiuntuk penyaring kotoran.
Gambar 4.6 Pipa Weep Hole (Sumber: Dokumentasi Proyek, 2021)
4.2.8 Angkur
Angkur pada Gambar 4.7 menggunakan besi D-16 bentuk “T”, panjang 40 cm yang berfungsi sebagai pengait wire mesh dengan permukaan tanah.
Gambar 4.7 Angkur
(Sumber: Dokumentasi Proyek, 2021)
4.2.9 Wire mesh
Wire mesh pada Gambar 4.8 merupakan anyaman kawat untuk memperkuat shotcrete agar kekuatan tariknya menjadi lebih besar sehingga tidak mengalami runtuhan. Anyaman kawat yang digunakan M6 dan M8 (dengan ukuran 2,1 x 5,4 meter), diamater 5 mm ukuran perkotak 10 cm x 10 cm.
Gambar 4.8 Wire Mesh
(Sumber: Dokumentasi Proyek, 2021)
4.3 Alat Kerja
Alat kerja adalah benda atau perkakas yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia, sehingga dapat menghemat tenaga dan waktu pengerjaan.
Adapunalat–alat kerja atau perkakas yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan kolom dan balok pada pembangunan SPAM Regional Kartamantul Tahap II antara lain:
4.3.1 Theodolite
Theodolite merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan. Theodolite dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Theodolite
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.3.2 Waterpass
Waterpass adalah alat ukur optik yang digunakan untuk pengukuran beda tinggi suatu pekerjaan. Pekerjaan ini dapat pula diaplikasikan pada pekerjaan konstruksi alat pengukur beda tinggi yang memiliki nilai yang tinggi. Alat yang bisa dipakai pada pekerjaan pengukuran beda tinggi adalah air pas, selang ukur dan pesawatpenyipat datar. Alat penyipat datar dipakai untuk pekerjaan sampingan tinggi harus memiliki akurasi yang disyaratkan tertentu alat itu harus akurat sehingga bisa menghasilkan pengukuran yang tepat.. Waterpass dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Waterpass
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.3.3 Bar Cutter
Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standard. Untuk keperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap tulanganyang ada. Untuk itu diperlukan suatu alat pemotong tulangan, yaitu gunting tulangan. Bar cutter dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Bar Cutter
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.3.4 Bar Bender
Bar bender merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan seperti pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk sambungan tulangankolom, juga pembengkokan tulangan balok dan plat. Bar bender dapat dilihat pada Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Bar Bender (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.3.5 Scafolding
Scafolding berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan bekisting kolom dan dinding beton. Scalffolding juga berfungsi untuk memudahkan pekerja saat melakukan pengecotan dinding beton dan kolom. Cara operasionalnnya adalah dengan menggabungkan tiap bagian di atas, sehingga menjadi suatu konstruksi scafolding. Scafolding dapat dilihat pada Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Scafolding (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.3.6 Concrete Mixer Truck
Mixer truck merupakan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer dengan kapasitas 5-7,5 m³. Truk ini mengangkut beton siap pakai (ready mix) dari tempat pencampuran beton (batching plan) sampai ke lokasi pengecoran. Selama pengangkutan, truk terus berputar searah jarum jam dengan kecepatan 8-12 putaran permenit agar adukan beton tersebut terus homogen dan tidak mengeras. Concrete mixer truck dapat dilihat pada Gambar 4.14.
Gambar 4.14 Concrete Mixer Truck (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.3.7 Concrete Vibrator
Untuk mendapatkan kemampatan beton yang baik dan mencegah timbulnya rongga-rongga dalam adukan beton karena gradasi agregat kurang baik, khususnya pada tempat-tempat yang tulangannya rapat sehingga kerikil sulit untuk menempati ruang di sela-sela tulangan maka diatasi dengan menggunakan concrete vibrator.
Concrete vibrator dapat dilihat pada Gambar 4.15.
Gambar 4.15 Concrete Vibrator (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.3.8 Concrete Pump
Concrete pump merupakan alat yang digunakan untuk memompa adukan beton dari truck mixer kabagian yang akan dicor. Cara kerja concrete pump adalah:
1. Adukan dari truck mixer dituangkan ke bucket yang ada di concrete pump secara berkala
2. Adukan yang ada di bucket kemudian dipompa k eatas melalui pipa yang ada pada concrete pump dan dituang kebagian yang dicor. Concrete pump dapat dilihat pada Gambar 4.16.
Gambar 4.16 Concrete Pump (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.3.9 Genset (Generator Set)
Generator set merupakan alat/mesin atau perangkat yang terdiri dari pembangkitlistrik dengan