• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Psikologi Kesehatan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

Buku ini akan membahas tentang psikologi kesehatan masyarakat pesisir beserta kasus-kasusnya dengan menggunakan metode dari berbagai aliran psikologi. Buku ini diharapkan mampu menggali potensi-potensi yang ada pada diri individu untuk terus mencintai bidang psikologi kesehatan, khususnya kasus psikologi kesehatan maritim. Psikologi kesehatan diakui oleh APA sebagai bidang psikologi klinis pada tahun 1978.

Menurut Rice, lahirnya Psikologi Kesehatan didasari oleh adanya dua perspektif yang berkaitan dengan sehat dan sakit, yaitu tradisi biomedis dan perspektif psikologis. Saat ini Psikologi Kesehatan sudah memasuki tahap kedua temanya yaitu bagaimana masyarakat yang sudah mengetahui pola hidup dan gaya hidup yang berdampak buruk bagi kesehatan. Psikologi kesehatan merupakan bidang khusus dalam psikologi yang merujuk secara lebih spesifik pada peran utama psikologi sebagai ilmu dan profesi dalam pengobatan perilaku.

Menurut Smet, 1994, Psikologi Kesehatan adalah kepedulian para psikolog yang peduli terhadap kesehatan holistik, meliputi aspek fisik, mental, dan sosial. 11 Pengertian psikologi kesehatan dikemukakan oleh Brannon dan Feist (2004), yang menyatakan bahwa: Psikologi kesehatan meliputi kontribusi psikologi terhadap perkembangan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit, identifikasi faktor risiko kesehatan, perkembangan pelayanan kesehatan. sistem, dan penguatan opini masyarakat mengenai kesehatan. Psikologi kesehatan merupakan salah satu cabang psikologi klinis yang mempelajari keadaan psikologis individu dalam kaitannya dengan kesehatan, mengapa seseorang jatuh sakit dan bagaimana reaksi seseorang ketika sakit.

Latar belakang munculnya psikologi kesehatan diawali dengan munculnya penyakit psikis dan fisik yang berkaitan dengan gaya hidup dan faktor genetik. Ketika orang yang mengalami depresi dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami depresi, belahan otak kiri orang yang tidak mengalami depresi tidak seaktif belahan otak kanannya. Penelitian para ahli dengan metode tachistoskopi menunjukkan bahwa pemicu gangguan ini disebabkan oleh aktivasi berlebihan pada belahan otak kiri (Gur, 1978).

Namun, banyak peneliti percaya bahwa skizofrenia berhubungan dengan kerusakan atau disfungsi daerah prefrontal belahan otak kiri (Rubin et al., 1991). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa disleksia (ketidakmampuan membaca) berhubungan dengan disfungsi otak kiri. Studi tachistoskopi dan pengukuran perilaku lainnya menemukan bahwa anak-anak dengan kesulitan membaca menunjukkan berkurangnya keunggulan otak kiri dibandingkan otak kanan (Obzurt, 1988).

Penelitian-penelitian ini mengungkapkan bahwa struktur belahan otak kiri pada penderita disleksia berbeda dengan kebanyakan penderita. Dalam kasus lain, para peneliti telah menemukan bukti adanya sel yang "salah", yang disebut "Ektopia", di belahan otak kiri. Seorang neuropsikolog klinis pediatrik seringkali dapat membantu mengidentifikasi defisit belahan otak kiri pada anak-anak dengan kesulitan membaca.

Dalam bukunya tentang ketidakmampuan belajar nonverbal, Rourke (1989) berpendapat bahwa defisit belahan otak kiri pada anak usia dini dapat berdampak besar pada perkembangan normal.

Definisi Psikofarmakologi

Dalam kaitannya dengan administrasi, contoh tes tunggal untuk penilaian neuropsikologis adalah Wechsler Memory Scale (WMS) untuk mengukur memori, subtes Wechsler Bellevue Hold dan Don't Hold untuk mengukur ada tidaknya penurunan kecerdasan, Bender-Gestalt untuk dugaan kerusakan otak.

Penyakit Jiwa, Neurotransmisi,

39 Obat psikotropika (agen psikotropika, psikofarmasi) adalah obat yang bekerja secara selektif pada sistem saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama pada aktivitas mental dan perilaku (obat pengubah pikiran dan perilaku), digunakan untuk pengobatan gangguan kejiwaan (obat psikoterapi). ) . . Namun harus dibedakan juga dengan zat adiktif, yaitu zat yang dapat menimbulkan sindrom ketergantungan. Pada PPDGJ-III juga terdapat kategori diagnosis F-55 “Penyalahgunaan zat yang tidak disebabkan oleh ketergantungan”, misalnya antidepresan dan neuroleptik.

Secara hukum, sebagaimana dalam “Untied Nation Convention of Psychotropic Substances 1971” digunakan istilah psikotropika yang mempunyai arti sama dengan zat psikoaktif. 40 salah (misuse) atau penyalahgunaan (abuse) berisiko menimbulkan gangguan jiwa yang menurut PPDGJ-III termasuk dalam kategori diagnosis F-10, F-19 “Gangguan jiwa dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif”. Adanya keinginan (compulsive desakan) yang sangat kuat untuk menggunakan zat psikoaktif secara terus menerus dengan tujuan memperoleh efek psikoaktif dari zat tersebut.

Menghentikan atau mengurangi penggunaan suatu zat menyebabkan keadaan putus obat, dengan perubahan fisiologis yang sangat tidak menyenangkan pada tubuh, memaksa orang tersebut untuk menggunakan kembali zat tersebut atau hal serupa untuk meringankan gejala putus obat. Gejala fisik dan mental yang terjadi ketika pemberian obat dihentikan setelah penggunaan obat secara terus menerus dan jangka panjang dan/atau dosis tinggi. Ditandai dengan halusinasi, kesalahan identifikasi, delusi dan/atau 'ide of reference' (gagasan yang menjadikan dirinya sebagai acuan) yang seringkali bersifat mencurigakan atau menganiaya, gangguan psikomotorik (kegembiraan atau pingsan) dan efek abnormal mulai dari rasa takut yang intens hingga kecemasan yang berlebihan. ketegangan.

Penggunaan obat psikotropika secara klinis ditujukan untuk menekan gejala sasaran tertentu dan pemilihan jenis obat disesuaikan dengan timbulnya gejala sasaran yang akan diobati.

Gejala Sasaran (Target Simptoms)

Gangguan psikotik, sasaran gejalanya berkaitan dengan gejala/gejala arousal, afek, aktivitas psikomotorik, pikiran dan penyesuaian sosial. Gangguan kecemasan, sasaran gejalanya adalah pengalaman subjektif yang ditandai dengan kegelisahan/khawatir serta ketegangan motorik, hiperaktif otonom, dan kewaspadaan.

Efek Samping Obat Psikotropika…

Pengelompokkan Obat Psikotropika

Ia memiliki efek anti-skizofrenia, anti-psikotik, serta efek anti-kecemasan, anti-ketegangan dan anti-agitasi. Antidepresan terdiri dari dua kelompok, kelompok pertama adalah timoleptik yang berguna untuk mengurangi depresi dan menghasilkan efek anticemas, antitensi, dan antiagitasi.

Penekanan: Pendekatan behavioris menekankan peran lingkungan dalam perilaku manusia, dari sudut pandang psikologi kesehatan, lingkungan yang sehat di rumah tempat tinggal tidak mencukupi sehingga tempat tinggal dan penghidupan menjadi kurang baik. Perilaku sehat yang ditunjukkan oleh kepala rumah tangga dengan perilaku merokok yang tidak sesuai aturan. 48 - Penyebab perilaku: kurangnya pengetahuan tentang hidup sehat, perilaku mana yang berdampak pada R, anak usia 14 bulan.

Minat masa lalu: perilaku masa lalu yang terbawa ke masa kini, serta perilaku tidak rutin berobat ke rumah sakit, memperburuk proses penyakit. Data: observasi dan wawancara kepada penderita yaitu kepala keluarga dan anak pasien penderita gizi buruk. Kasus : Kenakalan remaja akibat penerapan pola asuh orang tua yang tidak tepat dan hubungan yang negatif.

Ketika dinasihati oleh kakek dan neneknya, ia selalu membangkang dan tidak mengikuti perintah orang tua atau kakek dan neneknya. Penerapan pola asuh orang tua yang tidak tepat dan hubungan yang salah dapat menyebabkan perilaku remaja menjadi negatif. Prosesnya: dimulai dari pola asuh orang tua yang patuh, orang tua sebagai otoritas dan kakek nenek sebagai figur pendukung yang tidak pernah berkata “tidak”.

Minat sebelumnya: peta kognitif dari pola orang tua akan membentuk perilaku merokok dan minum. Tingkat kesadaran: figur otoritas terkuat di rumah harus berperan dalam membentuk perilaku sehingga gagasan untuk selalu memenuhi kebutuhan BA semakin berkurang. Data: observasi dan wawancara mendalam dengan otoritas dan pendukung, serta peran BA sebagai siswa remaja.

Sedangkan menantunya menjalani pengobatan dan biaya operasi pengangkatan batu ginjal ditanggung sepenuhnya oleh keluarga NH, bukan keluarga TA selaku orang tua kandung menantunya. Penekanannya adalah pada permasalahan rumah tangga anak yang ikut campur tangan orang tua, sehingga tingkah laku yang ditampilkan menjadi tidak baik. Penyebab perilaku: perilaku yang kurang peka terhadap sikap baik orang tua terhadap mertua yang memberikan bantuan, baik moril maupun spiritual, sehingga menimbulkan perselisihan dalam rumah tangga anak.

Pentingnya masa lalu dalam menentukan perilaku: gaya hidup tidak sehat yang dipimpin oleh individu yang mudah terserang penyakit. Data: observasi dan wawancara terhadap pasien sakit yaitu anak perempuan dan suami, komunikasi efektif untuk menghindari kesalahan pendapat antara pasangan dan keluarga.

Gambar

Tabel 1. Jenis Obat dan Gejala Sasaran

Referensi

Dokumen terkait

Proceedings of the 2nd Malaysian Anatomical Association Conference MAAC 2022, 2nd -3rd Nov 2022 9 Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences Vol.18 Supp 22, December 2022