PENYAKIT YANG
DITULARKAN OLEH LALAT
Dosen pengampu : Mellia Fransiska, SKM, M.Kes
Nama : Hermaylia fitri Nim : 211000413201068
Disentri adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan diare disertai lendir atau darah karena peradangan atau infeksi pada usus.
Perbedaan utama antara disentri dan diare adalah bahwa disentri mengganggu usus besar sementara diare menyerang usus halus.
Gejala disentri meliputi diare yang mengandung darah atau lendir, kram perut, serta rasa nyeri dan kram pada perut bagian bawah. Secara umum, disentri biasanya membutuhkan waktu sekitar 5-7 hari hingga benar-benar sembuh, dengan gejala yang biasanya mulai muncul 1-2 hari setelah terinfeksi bakteri. Penyebab disentri dapat berasal dari infeksi bakteri, virus, atau parasit yang menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Beberapa langkah pencegahan disentri meliputi menjaga kebersihan makanan dan minuman, mencuci tangan dengan benar, dan memasak makanan dengan baik.
1. DISENTRI
Kolera adalah penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang dibawa oleh lalat. Penyakit ini biasanya menyebar melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Gejalanya meliputi diare parah, muntah, kram perut, dan dehidrasi.
Jika tidak diobati, kolera dapat berakibat fatal dalam waktu singkat. Penyakit ini umumnya terjadi di daerah dengan sanitasi yang buruk.
Kolera dapat dicegah dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman serta dengan vaksinasi. Pengobatan meliputi pemberian cairan dan elektrolit, serta antibiotik dalam beberapa kasus. Jika seseorang mengalami gejala kolera, penting untuk segera mencari perawatan medis.
2. kolera
Demam tifoid, juga dikenal sebagai tipes, adalah penyakit infeksi akibat bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini dapat memengaruhi banyak organ dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius. Gejalanya meliputi demam, ruam, nyeri otot, dan dapat menimbulkan komplikasi fatal jika tidak ditangani secara tepat. Penyakit ini umumnya menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella typhi.
Faktor risiko meliputi bepergian ke daerah dengan kasus penyebaran demam tifoid yang tinggi dan tinggal di daerah padat penduduk dan sulit air bersih. Pencegahan dapat dilakukan melalui vaksinasi, menjaga kebersihan makanan dan minuman, serta menghindari makanan yang berisiko terkontaminasi. Pengobatan demam tifoid melibatkan pemberian antibiotik yang disesuaikan dengan kondisi pasien
3. Demam tifoid atau tipes
Infeksi mata yang disebabkan oleh lalat dapat terjadi dalam beberapa kondisi. Salah satunya adalah loiasis, yang disebabkan oleh cacing loa-loa yang hidup di dalam mata manusia setelah ditularkan melalui gigitan lalat yang terinfeksi. Gejala loiasis dapat meliputi iritasi, nyeri, dan bahkan kehadiran cacing dewasa di dalam mata. Selain itu, lalat juga dapat menjadi perantara penularan trakhoma, sebuah infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Lalat dapat menularkan bakteri trakhoma setelah hinggap di feses penderita dan kemudian menginfeksi mata orang lain. Gejala trakhoma meliputi iritasi, rasa gatal, nyeri, sensitivitas terhadap cahaya, pembengkakan, dan keluarnya cairan bernanah dari mata. Kedua kondisi ini menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah gigitan lalat untuk mengurangi risiko infeksi mata.
4. Infeksi mata
Infeksi kulit oleh lalat dapat terjadi ketika lalat menaruh telur di luka terbuka atau area kulit yang lembap. Telur tersebut kemudian menetas menjadi larva yang dapat menyebabkan infeksi. Lalat juga dapat mentransfer bakteri dan kuman dari satu tempat ke tempat lain, termasuk ke luka atau area kulit yang lembap, yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi kulit oleh lalat dapat menimbulkan gejala seperti bengkak, kemerahan, nyeri, dan bahkan terbentuknya luka bernanah.
Pencegahan infeksi kulit oleh lalat meliputi menjaga kebersihan luka, menjauhi lingkungan yang banyak dihuni lalat, dan menggunakan perlindungan seperti kelambu atau semprotan anti-lalat. Jika terjadi infeksi, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
5. Infeksi kulit
Diare adalah kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar (BAB) lebih sering dari biasanya, biasanya lebih dari 3 kali dalam sehari, disertai dengan feses yang encer. Meskipun sering dianggap sebagai gangguan ringan, diare dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius dan memerlukan perhatian medis. Gejala diare dapat meliputi peningkatan frekuensi buang air besar, feses encer, mual, muntah, kram perut, dan kadang-kadang penurunan berat badan.
Diare umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, konsumsi makanan yang terkontaminasi, atau kondisi medis lainnya. Diare umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, namun dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan dehidrasi dan memerlukan perawatan medis.
Pencegahan diare meliputi menjaga kebersihan makanan dan minuman, mencuci tangan secara teratur, dan mengonsumsi makanan yang aman.
6. Diare
TERIMAKASIH
PERTANYAAN
1. Penanya (Rida Gustina), Penjawab (Aura Delia Putri Nopian) Apa peran sanitasi dan kebersihan pangan dalam mencegah penyebaran disentri?
2. Penanya (M. Fadli Rahim), Penjawab (Yesa Putri Melpa)
Apakah ada faktor risiko tertentu yang membuat seseorang lebih rentan terhadap diare?
3. Penanya (Mandala Syaifullah), Penjawab (Tiara Afneldi Putri) Jelaskan apakah kemungkinan adanya spesies lalat tertentu yang lebih cenderung menyebarkan disentri dibandingkan yang lain, dan faktor apa yang memengaruhi perilaku ini?
4. Penanya (Sri Wahyuni), Penjawab (Zukni Fitri)
Bagaimana dampak perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit yang terkait dengan lalat?
5. Penanya (Nafli Kurniawan), Penjawab (Hermaylia Fitri)
Bagaimana cara mengidentifikasi lalat yang dapat membawa penyakit, dan apakah ada metode pemantauan atau pengendalian khusus yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko penularan?