• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIC OPEN SPACE FOR MENTAL HEALTH

N/A
N/A
Dyah Rembulan

Academic year: 2023

Membagikan "PUBLIC OPEN SPACE FOR MENTAL HEALTH"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PUBLIC OPEN SPACE FOR MENTAL HEALTH

Tugas 1

RK6111 Metodologi Riset

Paper Review : Research in Urban Design

Dyah Rembulan Widya Sishartami 25622011

Program Magister Rancang Kota

Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Institut Teknologi Bandung

Dosen Pengampu:

Prof. Ir. Haryo Winarso, M.Eng., Ph.D

(2)

Journal Title Social Science & Medicine Urban Forestry and Urban Greening Health and Place

Rank Q1 Q1 Q1

Country Australia Kuala Lumpur Australia

Paper Title Quality or quantity? Exploring the relationship between Public Open Space attributes and mental health in Perth, Western Australia (2012)

Effectiveness of urban green space on undergraduates’ stress relief in

tropical city: A field experiment in Kuala Lumpur (2021)

Public green spaces and positive mental health – investigating the relationship between access, quantity and types of parks and mental

Wellbeing (2017) Author Jacinta Francis , Lisa J. Wood , Matthew

Knuiman, Billie Giles-Corti

Nor Akmar Abdul Aziz Lee Yee Shian, Mohamed Daniel Mohamed Mokhtar, Thivya Laxshmy Raman , Fiffy Hanisdah Saikim , Wendy Chen , Nordiana Mohd Nordin

Lisa Wood , Paula Hooper , Sarah Foster , Fiona Bull

Topic Hubungan antara POS (public open space) attributes (kuantitas dan kualitas) dengan mental health

Efek dari kunjungan singkat ke urban environment terhadap kondisi fisiologis dan psikologis pada undergraduate students

Hubungan antara ketersediaan, jumlah dan atribut public green space dengan mental health pada penduduk setempat

1 2 3

(3)

Quality or quantity? Exploring the relationship between Public Open Space attributes and mental health in Perth, Western Australia

1

Menyelidiki hubungan antara atribut POS dengan mental health terlepas dari korelasi demografi, individu, sosial, lingkungan fisik dan frekuensi penggunaan POS.

Menyelidiki sejauh mana hubungan antara atribut POS dan kesehatan mental dapat dijelaskan oleh faktor psikososial dan frekuensi penggunaan POS.

Practical Problem Research Problem Research Objectives Type of Research

Apakah terdapat hubungan antara atribut POS dengan mental health terlepas dari korelasi demografi, individu, sosial, lingkungan fisik dan frekuensi penggunaan POS ?

Sejauh mana hubungan antara atribut POS dan kesehatan mental dapat dijelaskan oleh faktor psikososial dan frekuensi penggunaan POS?

Studi Public Open Space (POS) yang telah dilakukan selama ini hanya berfokus pada kualitas makro (lokasi, aksesibilitas) dibandingkan dengan kualitas mikro (membina hubungan social dan meningkatkan mental health).

Penelitian korelasional (survey cross-sectional)

(4)

Quality or quantity? Exploring the relationship between Public Open Space attributes and mental health in Perth, Western Australia

1

Theory

Penggunaan public open space (POS) tidak hanya ditentukan oleh keberadaannya, namun kualitas ruang juga mempengaruhi penghunian dan aktivitas di suatu area tertentu (Gehl & Gemzoe, 2000).

Ruang dengan kualitas yang rendah, hanya menimbulkan aktivitas pokok seperti berjalan-jalan dengan anjing. Namun ruang berkualitas tinggi adalah ruang yang dapat mengakomodasi berbagai aktivitas rekreasional dan social “karena tempat dan situasi mengundang orang untuk berhenti, duduk, makan, bermain dan sebagainya” (Gehl, 2006, hal.11).

Demikian pula penelitian yang menyelidiki konsep terkait kualitas POS, misalnya seperti restorasi (Nordh, Hartig, Hagerhall, & Fry, 2009) dan penghijauan lingkungan sekitar (Maas, van Dillen, Verheij, &

Groenewegen, 2009; Sugiyama et al., 2008), telah menemukan hubungan positif antara konsep-konsep ini dan interaksi sosial dan kesehatan mental.

Namun sebagian besar penelitian yang melibatkan POS berfokus pada hal ini 'makro' seperti lokasi dan kedekatan (Grahn dan Stigsdotter, 2003; Lund, 2003), bukan fitur ‘mikro’ sebagai kualitas, dan fasilitas dalam POS, yang mungkin mendorong penggunaan POS, membina hubungan sosial dan meningkatkan kesehatan mental (Cattell dkk, 2008).

Ketika sebagian besar penelitian terkait kesehatan mengenai lingkungan binaan telah dilakukan berfokus pada kesehatan fisik (McLeod, Pryor, & Meade, 2004), ada kumpulan bukti yang menghubungkan lingkungan binaan dan kesehatan mental (Clark, Myron, Stansfield, & Candy, 2007; Cutrona, Wallace, & Wesner, 2006;

Dalgard & Tambs, 1997; Evans, 2003; Galea, Ahern, Rudenstine, Wallace,

& Vlahov, 2005; Guite, Clark, & Ackrill, 2006; Milligan & Bingley, 2007).

Lima dari sepuluh penyebab utama kecacatan dan kematian dini di seluruh dunia adalah kondisi kejiwaan, sementara depresi diperkirakan menjadi penyebab utama kedua beban penyakit global pada tahun 2020 (Murray & Lopez, 1996; WHO, 2004). Selain itu, kesehatan mental yang positif diakui sebagai hak asasi manusia dan merupakan faktor pelindung terhadap keduanya penyakit mental dan fisik (Raphael, Schmolke, & Wooding, 2005; WHO, 2004).

(5)

Quality or quantity? Exploring the relationship between Public Open Space attributes and mental health in Perth, Western Australia

1

Research Methods

Study background: studi ini merupakan sub-studi dari RESIDE project di Australia yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara urban design dengan kesehatan. RESIDE project melakukan survey secara longitudinal selama 5 tahun sejak tahun 2003-2008.

Sample studi ini mengambil dari sample RESIDE project sebanyak 911 sample, yang telah menyelesaikan survey RESIDE sepanjang Oktober 2006 hingga Juni 2008.

Studi ini dilakukan secara cross-sectional dengan meminta informasi mengenai kondisi Kesehatan mental, lingkungan fisik (kualitas dan kuantitas public open space), lingkungan sosial, lingkungan psikososial, frekuensi penggunaan public open space, atribut individual dan demografi dari sampel.

Dependent Variable : Instrumen Kessler 6 (K6) digunakan untuk mengukur kondisi Kesehatan mental. K6 adalah instrumen enam item yang mengukur frekuensi individu mengalami gejala umum tekanan psikologis seperti gugup, lelah, putus asa, dan gelisah. Penjumlahan tanggapan terhadap enam item menghasilkan skor antara 0 - 24

Independent self-reported variables:

untuk mengukur kondisi fisik lingkungan, sample diminta untuk menilai 10 statements mengenai local public open space dengan “setuju” atau

“tidak setuju”

Untuk mengukur factor social, sample diminta menilai mengenai tingkat kriminalitas yang terjadi di lingkungan pemukiman.

Untuk mengukur individual variables, sample diminta melaporkan Body Mass Index (BMI) serta daftar Threatening Experience

Untuk mengukur psikososial variables, social support diukur menggunakan Medical Outcome Study (MOS) Social Support Survey;

sense of community diukur dengan Sense of Community Index; sense of place diukur dengan Sense of Place Scale dan Lalli’s Urban Identity Scale; dan social network diukur dengan jumlah orang terdekat yang dimiliki.

(6)

Quality or quantity? Exploring the relationship between Public Open Space attributes and mental health in Perth, Western Australia

1

Research Methods

Independent self-reported variables:

Memasukkan frekuensi sample menggunakan POS dan aktivitas apa yang dilakukan di sana.

Demographic variable dipilih yang memiliki berhubungan dengan Kesehatan mental seperti; gender, umur, status pernikahan, memiliki anak dibawah 18 tahun, Pendidikan, pekerjaan, jumlah jam kerja dan socio-economic status.

Independent objective variables :

Sistem Informasi Geografis (GIS) digunakan untuk memperoleh ukuran POS dan kuantitas atau jumlah ruang publik di dalam lingkungan peserta studi, serta jarak antara rumah peserta studi dengan ruang publik terdekatnya.

Kualitas POS diukur dengan penilaian 10 atribut berupa walking paths, shade, water features, irrigated lawn, birdlife, lighting, sporting facilities, playgrounds, type of surrounding roads, dan presence of nearby water.

Survey and Objectives measures :

Analisis data survey menggunakan SPSS

Logistic regression modelling digunakan untuk menyelidiki hubungan antara Kesehatan mental dengan demografi, individual, social environment, frekuensi penggunaan public space dan physical environment.

(7)

Quality or quantity? Exploring the relationship between Public Open Space attributes and mental health in Perth, Western Australia

1

Result

1. Kualitas POS pada suatu pemukiman lebih penting dibandingkan kuantitas POS.

2. Penduduk yang memiliki kualitas POS lebih tinggi, cenderung memiliki mental health yang lebih baik, dibandingkan penduduk yang memiliki kualitas POS rendah.

3. Hubungan antara kualitas POS dan kesehatan mental tidak dipengaruhi oleh seberapa sering partisipan menggunakan POS atau kekuatan atribut psikososialnya seperti dukungan sosial atau rasa kebersamaan

(8)

Quality or quantity? Exploring the relationship between Public Open Space attributes and mental health in Perth, Western Australia

1

Critical Review

1. Ada kemungkinan terjadi recall bias pada penelitian ini, karena pengambilan data menggunakan survei retrospektif.

2. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan penyebab antar variable melainkan hanya mengetahui hubungan antar variable.

3. Untuk mengetahui hubungan kausalitas (sebab-akibat) antar variable, bisa menggunakan analisis regresi.

4. Karena studi ini hanya dilakukan di satu tempat, jadi belum bisa merepresentasikan populasi di seluruh Australia.

(9)

Effectiveness of urban green space on undergraduates’ stress relief in tropical city: A field experiment in Kuala Lumpur

2

Menyelidiki efek restorative dari kunjungan singkat ke urban environment terhadap psiko- fisiologis pada undergraduate students

Practical Problem Research Problem Research Objectives Type of Research

Apakah terdapat efek restorative dari kunjungan singkat ke urban environment terhadap psiko- fisiologis pada undergraduate students?

Studi mengenai dampak positif ruang hijau perkotaan pada kesejahteraan psiko-fisiologis undergraduate students masih sedikit.

Penelitian eksperimental

(10)

Theory

Terdapat dua teori primer yaitu Ulrich’s Stress Reduction Theory (SRT) dan Kaplan andKaplan’sAttention Restoration Theory (ART).

SRT menyatakan bahwa lingkungan alam mendorong pemulihan dari stres, sedangkan lingkungan perkotaan cenderung menghambat proses yang sama (Ulrich, 1983).

ART menunjukkan bahwa kelelahan mental dan konsentrasi dapat ditingkatkan dengan menghabiskan waktu di alam atau dengan melihat alam (Kaplan and Kaplan, 1989; Kaplan, 1995).

Menjamurnya jumlah perguruan tinggi lokal dan swasta menyebabkan terjadinya migrasi mahasiswa dari kawasan pedesaan ke perkotaan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan yang signifikan dan dapat memicu stress masalah Kesehatan mental bagi mahasiswa (Lin et al .,2019).

Banyak penelitian observasional dan eksperimental telah melaporkan bahwa mengunjungi ruang hijau dan terpapar elemen alam dapat mengurangi ketegangan psikologis, meningkatkan mood, sehingga mendukung penghilangan stres psikologis dibandingkan dengan mengunjungi lingkungan binaan (Elsadek dkk., 2019a, 2019b;

Stigsdotter dkk., 2017; van den Bosch dan Sang, 2017).

Effectiveness of urban green space on undergraduates’ stress relief in tropical city: A field experiment in Kuala Lumpur

2

(11)

Research Methods

Studi ini dilakukan secara eksperimental pada dua site yaitu Bukit Jalil Urban Park dan Bukit Jalil Urban Street. Bukit Jalil Urban Park adalah ruang hijau yang terencana dengan fitur air, pekarangan, dan lahan pembibitan lengkap dengan bangku, paviliun, dan toilet. Bukit Jalil Urban Street adalahjalan setapak di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur.

Partisipan merupakann undergraduate students dengan jumlah 90 orang (45 Perempuan, 45 laki-laki) dengan rentang umur 20-25 tahun.

Partisipan diberikan beberapa persyaratan sebelum memulai eksperimen, seperti kurangi aktivitas berat, batasi asupan alkohol, dan terhidrasi dengan cukup. Para peserta dipilih secara acak baik dari perguruan tinggi swasta maupun negeri.

Partisipan berjalan di setiap lokasi penelitian (Bukit Jalil Urban Park dan Bukit Jalil Urban Street) setiap empat minggu sekali.

Setiap sesi berjalan berlangsung selama 20 menit, dan seorang peneliti mendampingi mereka. Semua partisipan mengikuti rute yang sama dalam kondisi cuaca yang serupa. Kondisi cuaca seperti hujan sebagaiman mungkin akan dihindari.

Effectiveness of urban green space on undergraduates’ stress relief in tropical city: A field experiment in Kuala Lumpur

2

(12)

Research Methods

Sebelum berjalan di kedua site tersebut, partisipan melakukan pengukuran tekanan darah dan denyut nadi sebagai variable fisiologis, dan mengisi kuesioner POMS, PSS, dan PANAS sebagai variable psikologis,

Setelah berjalan di kedua site tersebut selama 20 menit, partisipan melakukan pengukuruan tekanan darah dan denyut nadi sebagai variable fisiologis dan mengisi kuesioner POMS, PANAS dan ROS.

Instrumen psikologis yang paling banyak digunakan untuk mengukur stress persepsi adalah Perceived Stress Scale (PSS). Pertanyaan-pertanyaan di PSS seputar tentang perasaan dan pikirannya selama sebulan terakhir (Solis et al.,1983).

Restorative outcome scale (ROS) adalah instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi tanggapan psikologis seseorang terhadap alam (Bielinis et al., 2018; Elsadek et al., 2020).

Data dianalisis dengan menggunakan analisis varian satu arah (ANOVA), analisis statistik deskriptif, dan paired t-test. Dalam penelitian ini, paired t- test digunakan untuk membandingkan dua lokasi dan menganalisis efek psikologis sebelum dan sesudah eksperimen.

Analisis varians satu arah (ANOVA) digunakan untuk menguji efek psikologis dan fisiologis dari dua lingkungan sebelum dan sesudah aktivitas berjalan menggunakan POMS, PANAS, ROS, pembacaan tekanan darah, dan denyut nadi.

Effectiveness of urban green space on undergraduates’ stress relief in tropical city: A field experiment in Kuala Lumpur

2

(13)

Result

1. Emosi negative yang dialami partisipan lebih rendah pada Bukit Jalil Urban Park dibandingkan pada Bukit Jalil Urban Street.

2. Efek positif signifikan lebih tinggi pada partisipan di Bukit Jalil Urban Park dibandingkan pada Bukit Jalil Urban Street.

3. Tekanan darah partisipan pada Bukit Jalil Urban Park mengalami penurunan namun tidak signifikan setelah berjalan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kondisi cuaca yang panas, yang bisa menjadi factor lain yang memengaruhi.

4. Tingkat stress mengalami penurunan setelah berjalan di Bukit Jalil Urban Street. Hal ini mengindikasikan bahwa urban parks harus dibuat mudah diakses oleh mahasiswa/students.

Effectiveness of urban green space on undergraduates’ stress relief in tropical city: A field experiment in Kuala Lumpur

2

(14)

Critical Review

1. Pengambilan jumlah sampel yang belum jelas dasarnya apa.

2. Belum dijelaskan standarisasi dari berjalan 20 menit; seperti berapa jarak yang harus ditempuh oleh partisipan dalam waktu yang sudah ditentukan.

3. Syarat inklusi partisipan tidak menyebutkan Riwayat penyakit yang mungkin diderita oleh partisipan.

Effectiveness of urban green space on undergraduates’ stress relief in tropical city: A field experiment in Kuala Lumpur

2

(15)

Public green spaces and positive mental health – investigating the relationship between access, quantity and types of parks and mental wellbeing

3

Menyelidiki hubungan antara ketersediaan, jumlah dan atribut public green space dengan

mental health pada penduduk setempat

Practical Problem Research Problem Research Objectives Type of Research

Apakah terdapat hubungan antara ketersediaan, jumlah dan atribut public green space

dengan mental health pada penduduk setempat?

Studi yang ada selama ini hanya berfokus pada peran ruang hijau publik terhadap aktivitas fisik sebagai dampak Kesehatan, namun penelitian yang berfokus pada peran ruang hijau publik terhadap kesehatan mental masih kurang.

Penelitian korelasional

(16)

Theory

Gangguan jiwa adalah penyebab kecacatan global sehingga dilakukan upaya peningkatan promosi kesejahteraan mental dalam Masyarakat sebagai tindakan pencegahan (United Nations General Assembly, 2011;

WHO, 2013, 2014).

Berada di luar ruangan dan akses ke alam berhubungan dengan kesejahteraan mental. Dan saat ini terdapat banyak bukti mengenai hal ini (Kaplan, 2001; Douglas, 2012; Sullivan et al., 2004; Maller et al., 2006;

Bratman et al., 2012)

Namun banyak bukti yang mendukung bahwa kesehatan mental yang positif tidak demikian hanya tidak adanya penyakit mental (WHO, 2004) dan hal ini telah terjadi melahirkan minat yang lebih besar dalam pengembangan dan validasi langkah-langkah kesejahteraan mental yang positif. Salah satu ukuran tersebut adalah Warwick Edinburgh Mental Well-Being Scale (WEMWBS) (Tennant et al., 2007).

Public green space dan khususnya taman mungkin terkait dengan kesehatan mental; ini termasuk manfaat restoratif dari kontak dengan alam (Maller et al., 2006), pengurangan stres (Ward Thompson et al., 2012) dan peran taman sebagai sarana yang memfasilitasi sosial interaksi dan pengembangan ikatan sosial (Bedimo-Rung et al., 2005; Kuo dkk., 1998; Chiesura, 2004; Wolch dkk., 2014).

Public green spaces and positive mental health – investigating the relationship between access, quantity and types of parks and mental wellbeing

3

(17)

Research Methods

Study background: studi ini merupakan sub-studi dari RESIDE project di Australia yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara urban design dengan kesehatan. RESIDE project melakukan survey secara longitudinal selama 5 tahun sejak tahun 2003-2008.

Sample studi ini mengambil dari sample RESIDE project sebanyak 565 sample, yang telah berpindah ke pemukiman baru selama 48 bulan.

Outcome variables : Positive mental health diukur menggunakan Warwick Edinburgh Mental Well-being Scale (WEMWBS), dimana partisipan mengisi skala 1-5 pada 14 atribut yang berhubungan dengan keadaan well-being dalam kurun 2 minggu.

Study Areas : Lingkungan sekitar rumah dengan radius 1,6 km dari rumah partisipan yang mewakili 10-15 menit perjalanan.

Public green space variable : jumlah taman dalam lingkup pemukiman (sekitar 10-15 menit berjalan), luas taman dalam lingkup pemukiman, fungsi taman (recreation spaces, sports spaces, nature spaces) dan total keseluruhan public green space ( park, natural and conservation area, residual green spaces dan school grounds).

Regresi linier dilakukan di SAS menggunakan prosedur Proc GLM.

Setiap variable diperiksa secara terpisah hubungannya dengan positive mental health (WEMWBS) yang mengendalikan berbagai faktor demografi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, pendapatan, status pekerjaan dan anak di bawah usia 18 tahun yang tinggal di rumah).

Public green spaces and positive mental health – investigating the relationship between access, quantity and types of parks and mental wellbeing

3

(18)

Result

Jumlah public green space di suatu pemukiman bertambah, maka meningkat pula penilaian Warwick Edinburgh Mental Well-being Scale (WEMWBS).

Semakin luas public green space, maka semakin meningkat juga penilaian Warwick Edinburgh Mental Well-being Scale (WEMWBS).

Total luas public green space yang dapat diakses di dalam lingkungan pemukiman berhubungan signifikan dengan kesehatan mental yang positif.

Setiap penambahan hektar taman dalam jarak 1,6 km dari rumah akan meningkatkan penilaian Warwick Edinburgh Mental Well-being Scale (WEMWBS).

Ketiga fungsi public green space (sebagai recreation space, sport space dan nature space) penting untuk Kesehatan mental. Artinya, akses untuk ketiga fungsi public green space memiliki hubungan yang signifikan dengan positive mental health.

Fungsi sebagai sport space memiliki efek yang lebih besar.

Public green spaces and positive mental health – investigating the relationship between access, quantity and types of parks and mental wellbeing

3

(19)

Critical Review

Sampel tidak terlalu general karena Sebagian besar sampel sudah menikah, sehingga hasil penelitian ini tidak terlalu representative untuk populasi yang lebih besar.

Studi ini menggunakan cross-sectional sehingga kasualitas (hubungan sebab akibat) tidak dapat disimpulkan.

Ada kemungkinan terjadi recall bias pada penelitian ini, karena pengambilan data menggunakan survei retrospektif.

Bisa dilakukan research menggunakan sampel penduduk dan demografi yang lebih beragam dikarenakan penelitian ini mengambil sampel dari kalangan middle class.

Public green spaces and positive mental health – investigating the relationship between access, quantity and types of parks and mental wellbeing

3

Referensi

Dokumen terkait

Some element s of urban space from the Period of the Coast al Empires, such as the Kraton (Royal Palace), the Alun- alun (town square), the Great M osques, and the market s

Environment  degradation  in  city‐center  creates  the  phenomenon  of  sub  urban  housing  development  by  real  estate  developers  who  adopt  green 

26 of year 2007 About Spatial and vegetation type contained in green space not yet suitable for high absorption category so that the carbon uptake in Steam Power Plant and

Based on the Regulation of the Minister of Public Works Number 05 / PRT / M / 2008 [12], the provision of GOS in urban areas can be concluded as: • The provision of green open space is

Anxiety, Bronchial asthma, Depression, Mental health, Quality of life, Stress, Yoga *CORRESPONDENCE Address Department of Yo- gvidya, Gujarat Vidyapith, Ahmedabad, India Mobile Number

By exploring the deep connection between Islamic education, Generation Z's mental health, and the influence of the digital era, this research paves the way for filling the gap in the