• Tidak ada hasil yang ditemukan

The purpose of this research was to state the role of Ninik Mamak in Nagari Lubuk Karak Siraho kecamatan IX Koto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "The purpose of this research was to state the role of Ninik Mamak in Nagari Lubuk Karak Siraho kecamatan IX Koto"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Eksistensi Ninik Mamak dalam Pembangunan Nagari Lubuk Karak Siraho Kecamatan IX Koto Kabupaten Dharmasraya 2000-2014

Oleh : Adisman1 Etmi Hardi2

Livia Ersi3

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This script was focusing in Ninik Mamak Existance in development in Kenagarian Lubuk Karak Siraho, after ninik Mamak was function after new Ode. After comeback to Nagari Ninik Mamak found function and their roles again, neither Traditional role nor government. Therefore which can be discussed in this script was how ninik Mamak existance in development of Nagari Lubuk Karak Siraho Kecamatan IX Koto Kabupaten Dhamasraya. The purpose of this research was to state the role of Ninik Mamak in Nagari Lubuk Karak Siraho kecamatan IX Koto. Ninik Mamak Role can be seen in village Government and today government. The method which was used in this script was history method by the step heuristic, source critic neither extern nor intern, interpretation and historiography. For data collecting was used interview, observation, and documentation, in order to trust the data, so observation was done continuously, real and deep. The informant whom being interviewed was Unsur Ninik Mamak (KAN member) Wali Nagari and Nagari Member, Chairman of Badan Perwakilan Nagari (BPN) and villager head, this things who understand more about this problem. The result of this research stated that Ninik Mamak role in Nagari Lubuk Karak seem to be more functional again in Nagari government based on region role West Sumatera province No.9 Year 2000. This was signed with Ninik Mamak got place in Balai Perwakilan Nagari (BPN) and Majelis Tungko Tigo Sajarangan (MTTS) which was Nagari Organization. Ninik Mamak Role also can be seen in Nagari Lubuk Karak Siraho Kecamatan IX Koto Kabupaten Dhamasraya in :1) Ninik Mamak manage and control the things which was related to Sako and Pusako. 2) Ninik Mamak encourage society culture in reservation of culture of Nagari in order to enrich Khasanah National Culture. 3) Ninik Mamak was representative and creates peace if there was fighting either in Nagari or in Nagari lin. Ninik Mamak role in Nagari Lubuk Karak was not only manage the things which were related to Adat or culture and create peace inside nagari but also involed in protecting Nagari or join in Nagari Lubuk Karak Siraho development until now.

Keyword : Existence, Ninik Mamak

1 Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat/Pembimbing I

3 Dosen Program studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat/Pembimbing II

(2)

2 Pendahuluan

Pemerintahan Nagari merupakan organisasi atau lembaga sosial politik tertinggi yang sudah ada jauh sebelum masuknya pemerintahan Kolonial Belanda atau Bangsa Eropa lainya ke Sumatera Barat. Lembaga Pemerintahan ini seakan-akan merupakan Republik yang lengkap dengan alat pemerintahannya. Republik dipemerintah oleh sebuah badan yang dinamakan dengan Kerapatan Adat Nagari (KAN) angota-angota kerapatan adat ini terdiri dari penghulu di setiap suku dan kepala kaum, yang komposisi dan jumlahnya yang disesuaikan dengan tradisi adat masing-masing Nagari. Pemerintahan Nagari pada dahulunya berjalan sangat baik, demokratis dan tidak dapat disalah gunakan.4

Sejalan dengan perkembangan peta sosial politik serta perubahan pradigma penyelenggaraan pemerintahan, baik dizaman Pemerintahan Kolonial Belanda maupun Pasca Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, sistem Pemerintahan Nagari sebagai bentuk Pemerintahan terendah di Sumatera Barat ikut pula berubah. Akibat perubahan itu, baik secara langsung maupun tidak langsung, pemerintahan kurang dapat berjalan dengan baik dan kinerja pemerintahan cenderung mengalami perubahan, terutama sangat dirasakan sekali dimasa periode pasca pemerintahan desa. Pelayanan terhadap masyarakat misalnya cenderung terabaikan, inisiatif atau prakarsa aparatur pemerintahan desa untuk membangun masyarakat lebih berkurang, dan semangat untuk bernagari tampak makin luntur.5

Terbukanya peluang untuk menata kembali pemerintahan desa sebagai

di tuangkan dalam UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah.Yang isinya :

Pemerintahan daerah telaha membawa perubahan besar dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan di daerah, karena lahirnya undang- undang tersebut daerah kabupaten dan kota diberikan kewenanganatau otonomi yang sanggat besarsatu untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat diderah menurut keingginan sendiri bedasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan undang- undang yang berlaku.

Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat kemudian merencanakan untuk kembali ke Nagari, yang ditandai perda No.9 tahun 2000 tentang Ketentuan Pokok pemerintahan Nagari di propinsi

4 Dr.Asmawi. Nagari, Desa, dan Nagari. (Padang, 2012) hlm. 3

5 Dr.Asmawi, Nagari, Desa , dan Nagari, Suka Bina Press, (Padang, 2012). Hlm. 14.

Sumatera Barat, pembentukan Nagari/desa dapat dilihat dalam pasal 93 UU No. 22 tahun 1999 yaitu.

Meskipun disaat itu dikalangan masyarakat masih ada pro dan kontra, namun peralihan pemerintahan dari pemerintahan desa ke pemerintahan Nagari dapat berlangsung dengan baik. Perubahan UU No.32 tahun 2004 kemudian memberikan ruang gerak yang lebih luas kepada desa. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai pemerintahan Desa dalm UU No.22 tahun 1999 ini bukan bagian dari keseragaman sebagai mana terdapat dalam UU No.5 Tahun1979, desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tanggannya sendiri dalam ikatan Negara kesatuan Republik Indonesia6.

Pasal 1 No.22 1999 disebutkan bahwa nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul adat setempat yang diakui oleh sistem pemerintahan Nasional dan berada didaerah Kabupaten dan kita lihat pula pada pasal 1 poin 12 No.32 Tahun 2004 dalam pasal 93 ayat (1) dirumuskan bahwa desa dapat dibentuk, dan dihapus, atau digabung dengan memperhtikan asal-usulnya atas prakarsa masyarakat dengan persetujuan Pemerintahan Kabupaten dan DPRD.7

Fungsi Ninik Mamak di Minangkabau (secara budaya dan Historis). Ninik mamak dalam Minangkabau sebagai lembaga dan konsep yang fungsionarisnya, merupakan orang yang dituakan oleh kaum dalam mengurus rumah tangga kaum suku dikampungnya, sedangkan Ninik mamak dipimpin oleh penhulu yang disebut seabai ketua dari suatu kaum sukunya, yang di pilih dalam suksensi pengantian atau pembentukan penghulu diakhiri dengan batagak penghulu. Sedangkan Ninik mamak sebagai angota kerapatan adat limbago paruik, limbago jurai, limbago kaum suku didalam suatu Nagari. Ninik mamak di basis lembago paruik yang tua (lelaki) disebeut kedudukannya sebagai tungganai atau mamak waris, ia berfungsi sebagai pengawas harta syrikat kaum, yang harta kaum (pusako tinggi) disuruh pegang oleh mamak waris kepada perempuan tertua dilimbago parui itu kedudukanny sebagai bundo kandung. Artiya kepemimpin Ninik mamak mempuyai tangung jawab yang sangat besar terhadap kaum suku tertama terhadap anak (yang di pangku ke dada dengan tangan yang satu) juga tangung jawab terhadap kemanakanya (yang dibimbing dengan tangan yang satu lagi) artinya mamak di samping itu

6 Joko Siswanto,Adminitrasi Pemerintahan Desa,Bandung:C.V. Armico,1998 Hlm 7

7 Ir. Edison, Tambo Minangkabau, Adat dan Buadaya Minangkabau.( Jakarta, 2010). Hlm. 157.

(3)

3 juga melihara anak-anak dan membibing kemanaknya, juga punya keharusan membina kampung halamnya supaya kampungnya sejaterah dan ada pun berjalan dengan baik alam melaksanakan ajaran sara’(Islam).8

Peran Ninik Mamak dalam nagari,pengulu dengan tugas hukum, menghukum anak buah atau kemanakan yang bersalah sepanjang adat. Malin dengan mengukum anak-anak buah atau kemenakan atau nagari yang bersalah melakukan pelanggaran sepanjang syarak, dubalang dengan tugas menghukum dan mengamankan nagari bila terjadi hura-hara (batuhuak jo baparang), keributan maupun peperangan.

Keberadaan Ninik Mamak dalam Nagari Lubuk Karak Siraho sangat penting untuk melindungi cucu kemenakannya mengsukseskan pembangunan didalam Nagari. dari sisi lain kita lihat kedudukan Ninik Mamak dalam adat Minangkabau adalah sebagai pemegang pusako (pusaka) berupa di antara lain: Sako dan sang Sako (seperti gelar yang bisa diberikan kepada orang yang lebih tua yang berjasa tetapi tetap dakam posisi beragama Islam). Pusaka dalam bentuk gelar sako merupakan kehormatan bagi penghulu seperti gelar datuk, Pusaka Tinggi (sako) yaitu dalam bentuk harta syarikat/komunal berupa Hutan, tanah dan sawah yang diwariskan secara turun temurun dari Ninik Mamak ke Mamak, dari Mamak ke kamanakan. Sedang kan harta komunal ini tidak boleh dijual dan tidak boleh digadaikan kecuali 4 hal yaitu:

1. Mancabuik malu tacoreng di kaniang (menutupi malu tercoreng di kaniang)

2. Mengurus gadih gadang tak balaki (mengurus pedusi ala gadang belum menikah)

3. Menyelenggarakan mayat terbujur dalam rumah (menyelamatkan mayat terbaring dalam rumah)

4. Merehabilitasi rumah gadang ketirisan.9 (memperbaiki rumah gadang yang kebocoran)

Kenagarian Lubuk Karak Siraho ini dihuni sejumlah penduduk yang mencapai 1115 jiwa penduduk dan memiliki luas wilayah 10.500 km, memiliki Agama Islam dan Lubuk Karak Siraho memiliki berbagai suku yaitu suku Caniago Panghulu Sati, Melayu Dt. Pono, Paliang Dt.

Darokayo. dalam setiap suku memiliki Datuak (Niniak mamak) yang memimpin dalam suku. Dan setiap suku memiliki rumah gadang tempat bermusyawara dalam berbagai acara yaitu: Rapat Adat, Baralek Kawin, Baralek Tagak penghulu.10

8 Ir. Edison, Tambo Minangkabau, Adat dan Buadaya Minangkabau.( Jakarta, 2010). Hlm.181

9 Prof. Dr. Ramayulis. ABS-SBK dalam masyarakat Minangkabau. (IAIN Imam Bonjol: Padang 2011. Hal 17

10 Wawancara dengan Marti Ajis selaku Kepala Nagari di Lubuk Karak Siraho Tanggal 20 Mei di Lubuk Karak Umur 48 Tahun.

Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang:”Eksistensi Niniak Mamak dalam Pembanguanan Kenagari Lubuk Karak Siraho Kecamatan IX Koto Kabupaten Dharmasraya (2000-2015).

Batasan dan Rumusan Masalah

Agar proses penelitian ini dapat mengarah pada pokok permasalahan, maka dalam penelitian ini diperlukan batasan-batasan penelitian, yaitu:

1. Batasan Spasial, Kanagarian Lubuk Karak Siraho Kecamatan IX Koto Kabupaten Dharmasraya alasanya karena dikanagarian Lubuk Karak Siraho ninik mamak masih berfungsi sebagai salah satu ikut dalam pembangunan di Nagari Lubuk Karak siraho sebagai salah satunya kemajuan, perkembangan Nagari Lubuk Karak Siraho

2. Batasan Temporal, 2000–2015. Karena 2000 merupakan awal diterapkan peraturan Daerah No. 9 pada tahun 2000 tentang pemerintahan Nagari di Kabupaten Dharmasraya. Sedangkan 2015, penulis melihat niniak mamak mulai ikut serta dalam pembangunan Nagari.

Berdasarkan pada masalah yang akan diteliti, maka penulis merumuskan ruang lingkup permasalahan dalam tiga pokok pertayaan yaitu:

1. Bagaimana Peran Ninik mamak dalam pembangunan di Kanagarian Lubuk Karak Siraho Kecamatan IX Koto, Kabupaten Damasraya dari Tahun 2000-2015 ?

2. Apa saja usaha-usaha yang dilakukan Ninik Mamak dalam pembngunan Nagari Lubuk Karak Siraho Kecamatan IX Koto Kabupaten Dharmasraya dari tahun 2000 sampai 2015?

Bahan dan Metode

Penelitian ini mengikuti prosedur resmi penelitian sejarah, yang terdiri dari empat tahap, yaitu:

1. Heuristik adalah kegiatan untuk menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber atau data sejarah. Semua sumber sejarah tersebut didapatkan dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer berupa Arsip dari kator Wali Nagari Lubuk Karak Siraho atau wawancara kepada ketua (KAN). Sedangkang sekunder Wawancara kepada angota (KAN).

Arsip yang didapatkan dari wali nagari nama- nama Ninik Mamak

2. Kritik sumber, yaitu kegiatan yang di lakukan dengan tujuan menyelesaikan dan menyingkirkan bagian-bagian data yang tidak otentik dan kemudian menyimpulkan kesaksian yang bisa dipercaya dari bahan-bahan yang telah di selesaikan dari data otentik. Kritik sumber meliputi dua tahap yaitu:

a. Kritik eksteren yaitu penguji otentitas atau keaslian data, yang bertujuan untuk mengetahui keaslian sumber secara fisik.

(4)

4 Apakah sumber primer tersebut asli (otentik) atau tidak.

b. Kritik interen yaitu pengujian terhadap realibitas isi informasi sejarah yang terdapat dalam data yang bertujuan untuk mengetahui c. kredibilitas fakta (informasi) yang ada dalam

sumber sejarah, apakah dapat di percaya atau tidak.

3. Interpretasi, adalah tahap dimana data yang diperoleh dari lapangan wawancara dan data sekunder serta dari studi kepustakaan yang telah melalui tahap kritikan kemudian di lakukan analisis data dan interpertasi dengan cara menghubungkan dan membandingkan faktor- faktor yang diteliti sehingga dapat terdapat faktor yang disajikan.

4. Historiografi, adalah melakukan penulisan dalam bentuk karya ilmia setelah didapatkan data fakta yang akurat dan valid, barulah di tulis dalam bentuk skripsi. Historiografi juga merupakan tahap terakhir dalam penulisan sejarah yang bertujuan untuk menciptakan kembali totalitas peristiwa masa lampau yang sesunguhnya terjadi. Kombinasi data yang digunakan adalah sumber lisan dan tulisan.

Sumber lisan akan didapat dari hasil wawancara dengan saksi serta pelaku. Sedangkan sumber tertulis akan didapatkan dari orang yang berperan dalam nagari Niniak mamak, Kepala Nagari.

Dari data yang telah diperoleh, maka data tersebut kemudian akan dikritik menurut prosedur Ilmu Sejarah, yakni Kritik Internal dan Kritik Eksternal. Kritik Internal dilakukan dengan cara membandingkan keterangan para Informan erat membandingkan sumber lisan dengan tulisan.

Sedangkan data Eksternal dilakukan dengan cara melakukan seleksi yang ketat terhadap Informan untuk mendapatkan data yang sah dan valid. Data yang telah terkumpul, dianalisis, kemudian di Interpretasikan. Langkah terakhir dalam penulisan akhir berbentuk penelitian.11

Hasil dan Pembahasan

Ninik mamak adalah merupakan satu kesatuan dalam sebuah lembaga perhimpunan Pangulu dalam suatu kanagarian di Minang Kabau yang terdiri dari beberapa Datuk-datuk kepala suku atau pangulu suku/kaum yang mana mereka berhimpun dalam satu kelembagaan yang disebut Kerapatan Adat Nagari (KAN). Diantara para datuk-datuk atau ninik mamak itu dipilih salah satu untuk menjadi ketuanya itulah yang dinamakan Ketua KAN. Orang-orang yang tergabung dalam KAN inilah yang disebut ninik mamak, “Niniak mamak dalam nagari pai tampek batanyo pulang tampek babarito.

11 Dr. Meztika ZED, Metodologi Sejarah. (FIS, Universitas Negeri Padang, UNP): Padang 1999. Hal 33.

Ninik mamak dalam kepemimpinan Minangkabau adalah unsur pemimpin yang sangat menentukan, karena pegangan unsur alua jo patuik menjadi undang dalam kehidupan Minang. Alim ualama disebut dalam kehidupan Minang dengan suluah Bendang dalam Nagari. Ulama itu gudang Ilmu, maka Alim ulama dengan ilmunya itu berfungsi sebagai penerang kehidupan masyarakat.

Alim ulama tagak (berdiri) dipintu Agama atau syara’ (Islam) yang tgasnya menjaga akidah dan mengurus adat ank kemanakanya dalam pelaksanaan tugasya bersi dirumah gadang dan di surau serta di mesjid. Karna dulu disurau maupun dimesjid ninik mamak merupakan lembaga pendidikan formal, diajar trilogi: syara’ (Islam).

Adat (sopan santun, budi dan bahaso) untuk melaksankan syara’, silat unuk mengawal pembelajaran syara’ dan belajar adat bagi pelaksan syara’. Fungsi Ulama dalam Nagari adalah pengikat tali lahir batin dan memberikan contoh dan teladan atau panutan (uswatunhasanah) dan sebagai bendang dalam Nagari.

Cerdik pandai artinya kumpulan orang-orang pandai atau disebut cerdik cendikia. Orang yang cerdik adalah orang yang cepat mengerti dan pandai mencari pemecahan masalah. Kedudukan cerdik pandai ini sangat penting dalam bermasyarakat.

Dialah orang yang dapat mempergunakan ilmu dan pengetahuanya untuk kepentingan hidup, pribadi dan bagi masyarakat karna kemampuanya dan kecerdikanya dalam kehidupan masyarakat, maka dia diangakat sebagai cerdik pandai.

Ninik mamak dengan cerdik pandai ini tidak bisa dipisahkan karena cerdik pandai dengan ninik mamak tidak boleh saling menepatkan dirinya saling hebat bersama. Cerdik pandai sebagai unsur tunngku tiga adalah memegang raso jo pareso yakni norma hukum dalam kehidupan masyrakat Adat Minang cerdik pandai mempuyai sifat teliti atau periksa, ninik mamak memerintah (simbol adat), memerintahkan untuk dilaksanakan bahwa alim ulama (simbol syara’), jadilah syara’ mengatokan adat memakai. 12.

Dari kutipan diatas bisa kita lihat peran Ninik mama Keberadaan sudah jelas. Ninik Mamak dalam Nagari Lubuk Karak Siraho sangat penting untuk melindungi cucu kemenkannya mengsukseskan pembangunan didalam Nagari. dari sisi lain kita liahat kedudukan Ninik Mamak dalam adat Minangkabau adalah sebagai pemegang pusako (pusaka) berupa di antara lain: Sako dan sang Sako (seperti gelar yang bisa diberikan kepada orang yang lebih tua yang berjasa tetapi tetap dalam posisi beragama Islam). Pusaka dalam bentuk gelar sako merupakan kehormatan bagi penghulu seperti gelar datuk, Pusaka Tinggi (sako) yaitu dalam bentuk harta syarikat/komunal berupa Hutan. tanah dan

12 Ir. Edison, Tambo Minangkabau, Adat dan Buadaya Minangkabau.( Jakarta: Kristal Multimedia, 2010). Hlm.181

(5)

5 sawah yang diwariskan secara turun temurun dari Ninik kemamak dari Mamak ke kamanakan.13

Nagari apabila dikatakan maju terlaksanaya pembangunan disuatu Nagari, orang-orang yang berpengaruh di dalamnya yaitu Kepala Nagri dan berserta angotanya, yang paling berpengaruh besar terhadap pembangunan Nagari Ninik mamak yang berada didalam Nagari, karena Ninik mamak adala oarang yang sangat penting dalam Nagari, bisa dikatakan Ninik Mamak yang berkuasa didalam Nagari stelah kembalinya sistempemerintahan Nagari. Pada sitem pemerintahan Desa Ninik mamak tidak begitu berperan terhadap pembangunan Nagari karena pada pemerintahan desa antara kepala Desa dengan Ninik mamak berjalan masing-masing.14

Hal ini sesuai dengan wawancara mantan Kepala Desa M. Nur Dt. Bagindo Ratu. Kembalinya sistem pemerintahan desa ke Nagarian mungkin Ninik mamak lebih berfunsi dari pada pemerintahan desa sebab sistem pemerintahan nagari semua yang bersangkutan dengan adaik maupun soal pembangunnan yang ada pada Nagari itu yang di pegang oleh Ninik Mamak. Sedangkan pada pemerintahan desa niniak mamak ko cuman melindungi anak cucu kemanakany di dalam suku masiang-masiang ibaratkan pitata adat Minang anak di pangku kemanakan di bimbiang, pokoknya lebih pokus dengan keadatnya sedangkan soal pembangunan itu tergantung kepada Kepala Desa.

Jadi kepala desa inilah yang mengurus soal pembangunan di Nagari lubuk karak siraho ini. 15

Realitas ini menujukan bahwa peran ninik mamak sudah mulai terlihat pada tahun 2000 sampai 2014 ninik mamak bukan saja mementingkan sukunya tapi ikut seta dalam soal pembangun di Nagri Lubuk Karak Siraho, Ninik mamak Nagari lubuk karak siraho ini sudah ada semenjak zaman klonial Belanda samapai sekrang masih berfungsi, yang membedakan fungsi ninik mamak ini adalah setelah sistem pemerintahan Desa kembali ke sistem Pemerintahan Nagari. Yaitu pada pemerintahan desa ninik mamak cuman mengurus sukunya sedangkan pada masa pemerintahan Nagari ninik mamak sudah mulai ikut serta dalam soal pembangunan, demi untuk kemajuan Nagari lubuk karak suraho.

Secara formal dalam pemimpin di Minangkabau di pegang oleh seorang cerdik pandai sebagai kalangan yang berillmu pengetahuan dalam arti yang luas. Dalam sehari-sehari cerdik pandai sebagai menguasai ilmu, baik ilmu adat maupun ilmu agama maupun ilmu pengetahuan. Sebagai kalangan berilmu, dalam sistem kepemimpinan

13 Wawancara dengan Marti Ajis selaku Kepala Nagari di Lubuk Karak Siraho Tanggal 20 Mei di Lubuk Karak Umur 48 Tahun.

14 Yulizal Yunus Dt. Bagindo Rajo, ABS-SBK dalam mayarakat Minang Kabau, (IAIN IMAM Bonjol Padang 2011).

Hlm 15-16.

15 Wawancara dengan M. Nur Dt. Bagindo Ratu (Mantan Kepala Desa), Pada Tanggal 25 November 2015.

tungku tigo sejarang dalam dalam p[engertian orang Minang adalah kemampuan mengunankan akal dalam mengatasi keadaan yang rumit, hal ini erat hubungannya dengan akal pkiran atau kecerdasan otak seorang cerdik pandai.

Di jelaskan secara ringkas bahwa cerdik pandai ini dalam suatu kaum tidak bisah dipisahkan dengan seorang penghulu karena mereka saling berjalan, cerdik pandai bisa juga disebut sebagai pembambatu penghulu atau disebut juga tangan kanan penghulu didalam suatu kaum suku yang membantu seorang penghulu memcahkan masalah dalam suatu kaum.

Ninik mamak adalah orang yang dituakan oleh kaumnya dalam mengurus kaum suku dikampungnya. Ninik mamak oleh seorang ketua disebut penghulu yang diplih suksensi pergantian/pembentukan penghulu (pelantikan Penghulu/pengukuhan. Sedangkan ninik mamak adalah sebagai angota kerapatan di Limbago puruik, limbago jurai, limbago kaum suku dikampung.

Selain itu Ninik mamak berperan sebagai pemegang harato pusako ( harta pusaka) berupa sako dan sang sako (seperti gelar yang boleh diberikan kepada orang besar yang berjasa tatapi tetap beragama Islam). Pusaka berbentuk gelar sako merupakan kehormatan bagi Penghulu seperti gelar datuak (datuk). Ada pula pusako Tinggi (sako) dalam bentuk harta syarikat/ komunal berupa hutan, tanah, sawah, yang diturunkan secara turun temurun dari niniak ke mamak, dari mamak ke kemanakan, harta komunal ini tidak boleh dijual dan tidak boleh digadaikan. Seorang Ninik mamak mempuyai tangung jawab dikaumnya dan ayah di rumah anaknya isterinya atau sumando di dalam kerabat anak isterinya, yang di terangkan dalam petata Minangkabau.

Kaluak pakukacang balimbiang

Ambiak tampurung lenggang-lenggokan Anak di pangku kamanakan di bimbieng Urang kampung di patenggangkan (lekuk paku kacang belimbing Ambil terpurung lenggang-lenggokan Anak di dipangku ponakan dibimbing Orang kampung dipatenggangkan)

Artinya kepemimpinan ninik mamak mempunyai tangung jawab lebih terhadap anak (anak di pangku ke dada dengan tanggan yang satu) juga mempunyai tanggung jawab kemanakanya (yang dibimbing dengan tanggan yang satunya lagi).

Artinya mamak di samping itu juga melihara anak- anaknya dan membibing kemanakannya supaya didalam suku maupun dalam Nagari sejaterah.16

Peran ninik mamak di Kenagarian Lubuk Karak Siraho dapat dilihat dalam lembaga kepemimpiana seorang penghulu didalam suatu kaumya di mana seorang penhulu adalah Pucuk pimpinan yang akan di taati didalam suatu kaum

16 Yulizal Yunus Dt. Bagindo Rajo, ABS-SBK dalam mayarakat Minang Kabau, (IAIN IMAM Bonjol Padang 2011)18-20.

(6)

6 sukunya. Fungsi ninik mamak di kenagarian lubuk karak Siraho berbeda-beda 1. Ninik mamak adalah orang yang dituakan, ninik mamak sebagai angota kerapatan di Limbago paruik, Limbago jurai, limbago kaum sukunya. Ninik mamak berfungsi sebagai pengawasan harta pusaka membina anak kemanakanya ke jalan yang benar. 2). Alaim ulama di Nagari lubuk karak Siraho ibaratkan suluah bendang dalam Nagari Alim ulama adalah orang yang tinggi ilmu Agamanya dengan ilmu Agama berfunsi sebagai penerang kehidupan masyrakat.

Dan alim ulama befungsi berbasis didalam rumah gadang disurau maupun di Mesjid. Alim ulama juga di fungsikan sebagai pengikat tali lahir batin dan memberikan contoh teladan bagi anak kemanakanya. Alim ulama juga termasuk urang nan 4 jinih sama dengan penhulu, manti, dubalang.17

Pada tanggal 20 November 2015 para Ninik mamak di Nagari lubuk karak siraho membuat sepakat untuk mendirikan temapat anak-anak yang mau mengaji yang ditempatkan di Mesjid lubuk karak siraho, yang di tunjuk sebagai gurunya Ibuk Martini dengan bapak Anto yang dinamakan dengan (TPA) Taman Pembaca AL-quran dan Adat yang diresmikan pada 2005 di Kenagarian lubuk karak siraho yang diajarkan tentang membaca AL-quran, mengajar kan tentang berpidato, sholat jenasa, pembaca ayat pendek, cara-cara menghapal AL- quraan dan tentang sopan santun, adat. Di ajarkan bagai mana cara berpidato adat dengan mengunakan kata-kata adat Istiadat Minangkabau. Kata-kata adat tersebut seperti: Talantuang dek kanaik, Talando dek katurun. Kata-kata adat tersebut merupakan kata-kata adat yang dipakai pada penutupan pidato.

Selain itu juga di ajarkan tentang berpesta menurut adat Minangkabau. (baik itu pesta perkawinan) dan cara menyabut tamu-tamu seperti penjabat Pemerintahan.

Ada pun tujuan Taman Pembacaan AL-quran dan Adat ini menurut para Ninik Mmamak dikerenakan banyaknya para Generasi muda yang tidak mengenal lagi tentang Adat Istiadat, adat sopan Santun terhadap orang yang lebih tua pada dirinya. Sedangkan Agama dan adat saling sejalan di Minangkabau yang menjadi pedoman bagi masyarakat Nagari Lubuk Karak Siraho maupun Sumatera Barat pada umumnya yang dikenal dengan Adat Basandi Syarak Syarak Kitbullah. Dari hal tesebaut maka ninik mamak yang tergabung dalam Kerapatan Adat Nagari (KAN) berkerja sama dengan para pemuka Agama membebtuk Taman Pembacaan AL-quran seperti yang dijelaskan diatas di Kenagarian Lubuk Karak Siraho. 18

Nagari lubuk karak siraho mempunyai adat yang masih kental dari zaman klonial samapai

17 Wawancara Ardi manto (Malin). Pada Tanggal 30 November 2015 di Nagari Lubu Karak Siraho

18 Wawancara Martini selaku Guru. Pada tanggal 29 November 2015, di Nagari Lubuk Karak Siraho

sekarang, dari sini lebih tampaknya keunikaan dari ninik mamak di Nagari lubuk karak siraho.

Berdasarkan wawancara tanggal 27 november 2015 dengan Penghulu Sati Aji Rudin Peran ninik mamak Nagari lubuk karak siraho

Adaik di Nagari kito ndak beruabah maupun kebudayaan nyo contohnyo: kalaw kito bandingkan di Nagari lua, urang tidak begitu mengunakan Rumah gadang tanpek baralek lai, urang baralek pasti alah di rumah masing-masing. Yang ke dua katiko ado anak cucu kemanakanyo mau baralek pasti yo manyabuik in ka Ninik mamak lainyo lewat basobok. Atau lewat telepon. Kalau di siko ndak Ninik mamak harus di pangiah melalaui Carano.

Dan itu lah kuatnya adat di nagari lubuk karak siraho ko.19

Pada pemerintahan Nagari di Nagari Lubuk Karak Siraho Kecamatan XI Koto Kabupaten Dharmasrya apa bila ada perseslisihan atau persengketan dalam masyarakat baik sesama kaum/suku, antar kaum atau suku permasalahan tersebut terlebih dahulu harus di selseikan oleh Ninik Mamak Kaum atau suku tesebut, kalau tidak bisa di selesaikan oleh Ninik Mamak Kaum/suku maka penyelesaian di bawah kepada Sidang Kerapatan Adat Nagari (KAN) yang merupakan Lembaga Perwakilan Ninik Mamak.

Hal ini sesuai dengan pengamatan wawancara dengan Busmail (Angota Sekretaris Wali Nagari) tanggal 2 Desember 2015. Pada Bulan Oktober 2014 terjadinya pesengketaan lahan Sudirman karena sudirman membuka ladang karet di dekat jalan sejak tahun 2000 sementara karet bapak sudirman ini sudah besar-besar. Oktober 2014 Jorong Sei kapur Kenagarian Lubuk Karak Siraho ini akan di masukan PLN oleh bapak Marti Ajis (Kepala Nagari Lubuk Krak Siraho) jadi oto matis yang bersangkutan dengan mengangu perkerjaan yang memasang tiang, kable lisrik akan di tabang, jadi pada itu pergilah bapak sudirman ini datang ke Kanntor Nagari Lubuk Karak siraho bahwa bapak ini tidak mau menebang karetnya, karna karet bapak sudirman ini sudah besar-besar. Sepanjang apa yang di bilang bapak sudirman tadi ditanggapi oleh bapak Marti Ajis. Jadi mau bapak gemana lagi kalau tidak tebang pohon karet bapak otomatis Lisrik tidak Jadi masuk ke Jorong Sei kapur.

Sejalan dengan pradigma baru pemerintahan dan runtuhnya rezmi orde baruserta keluarnya UU.

No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang memberikan kesepatan kepada daerah untuk menyesuaikan sistem pemerintahan terendah berdasarkan asal usul dan kondisi sosial budaya dan masyarakat setempat. Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah Sumaterabarat ingin mengembalikan sistem pemerintahan Nagari sebagai

19 Wawancara Penghulu Sati Ajirudin. Pada tanggaL 27 November 2015, di Nagari Lubuk Karak Siraho.

(7)

7 kembali menata terendah dengan jalan kembali ke sistem pemerintahan Nagari.20

Kembalinya sistem pemerintahan tinjuan sosial budaya, kembalinya pemerintahan Nagari, di mana semenjak berlakunya UU. No.5/1979 tentang pemerintahan desa, berlaku untuk seluruh Indonesia, Provinsi Sumatera Barat waktu itu merobah pemerintahan terendah setingkat di bawah camat menjadi desa yang sebelumya Nagari.

Pemerintahan Nagari sudah ada semenjak zaman dahulu baik zaman Belanda maupun setelah menjadi Republik Indonesia merdeka. Bahakan mengawali pemerintahan Orde lama maupun Orde baru telah di terbitkan berapa sutar keputusan Gubenur Sumatera Barat tentang pemerintahan Nagari yang di kenal dengan SK Gubenur 1/KN/1958 tentang pemilihan, pengukuhan, pemebenrukan dan perwakilan Kepala Nagari, serta SK Gubenur No. 15 /1968 dan disempurnakanlah oleh SK Gubenur Nomor 155 pada tahun 1974, konon bahwa pemerintahan Nagari di Sumatera Barat waktu itu dan sebelumya mempunyai fungsi ganda yaitu di samping menjalankan Pemerintahan Nagari secara umum juaga berfungsi menjalankan Keputusan-keputusan adat yang berlaku di Nagari yang bersangkutan, yang lazim disebut dengan

Adat Salingka Nagari”

Nagari didaerah Sumatera Barat yang tumbuh dan berkembang sepanjang sejarah selama berabat- abat telah memberikan sumbangan yang berharga terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat.

Sumatera Barat dan merupakan kesatuan masyarakat hukum adat yang tindak dapat diabaikan dalam bidang plitik, ekonomi, social, budaya dan pertahanan keamanan.

Adat salingka Nagari dalam aspek hukum telah diakui teritorial Negara kesatuan RI sesuai dengan Pasal 18 ayat II UUD, 1945 sebagaimana disebutkan Nagari di Minangkabau, desa jawa dan Bali dusun dan marga di Palembang dan sebagiannya. Yang mempunyai asal usul dan hak otonomi yang seluruhnya masuk ke dalam pasal-pasal dalam amandemen UUD 1945.21

Kesimpulan

Berubahnya penyelengaraan Pemerintahan di Sumatera Barat dari Desa yang diatur dengan UU No. 5 1979 tentang Pemerintahan Desa kepada Nagari yang diatur dengan UU. No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi daerah , membawa perubahan besar terhadap keberadaan Ninik Mamak yang kedudukan Ninik Mamamak di Nagari Lubuk Karak Siraho. Peran Ninik Mamak lebih berfungsi hal ini ditandai duduknya Ninik Mamak dalam anggota Badan Perwakilan Nagari (BPN) dan Mejelis

20 Wawancara dengan angota perangkat Nagari pada Busmail Tanggal 23 November 2015, umur 35 Tahun.

21 H. Musyair Zainuddin, MS. Pelestarian Eksistensi dinamis Adat Minang Kabau. (Yogyakarta: Ombak, 2010). Hlm 118-119.

Tungku Tigo Sejarang (MTTS). Badan Perwakilan Nagari (BPN) dan Mejelis Tungku Tigo Sejarang (MTTS) merupakan lembaga-lembaga yang ada dalam Pemerintahan Nagari.

Ninik Mamak Nagari Lubuk Karak Siraho Kecamatan IX Koto dapat dilihat dalam segi Adat- Istiadat, baik mengenai Sako dan Pusako, urusan anak kemanakan, perkawinan dan soal Pembangunan, yang paling menarik di Nagari Lubuk Karak Sirao ini Ninik Mamak bukan Saja melindungi anak kemanakanya atau persoalan Adat- istiadat tetapi Ninik Mamak juga ikut dalam sistem pembangunan Nagari Lubuk Karak Siraho. Lain halnya dengan masa pemerintahan Desa, Ninik Mamak di Nagari Lubuk Karak Siraho tidak begitu berfungsi. Hal ini disebabkan karena tugas Ninik Mamak di anbil alih oleh Kepala Desa sebagai Pemimpin Pemerintahan Desa. Permasalahan yang berkaitan dengan adat tidak di selesaikan oleh institusi adat dengan baik, karena permasalahan- permasalahan yang terjadi pada pemerintahan Desa di selesaikan oleh Kepala Desa sebagai pemimpin Pemerintahan Desa. Bigitu juga halnya dengan soal pembangunan didalam suatu Desa mau pun Nagari Pembanguana diambil alaih oleh Kepala Desa pada Pemerintahan Desa. Tidak sama dengan pada Pemerintahan Nagari Ninik Mamak lebih berfungsi di Kenagarian Lubuk Karak Siraho tentang pembangunan Nagari.

Saran

1. Di dalam pemerintahan Nagari di harapakan Kepada Ninik Mamak untuk dapat melaksanakan perannya sesuai dengan fungsi yang telah di tetapkan.

2. Sebagai orang yang dihormati Ninik Mamak dapat memberikan contoh teladan yang baik kepada anak kemanakannya sesuai dengan peran yang telah dimiliki.Kepada Kepala Nagari beserta angota-angotanya bersrta Ninik Mamak lebih di pedulikan lagi soal pembangunan d dalama Nagari Lubuk Karak Siraho sehingga Nagari Lubuk Karak bisa menjadi Nagari yang lebih Maju lagi pada masa sebelumnya.

Daftar Pustaka A. Arsip

Data-data penduduk, Kantor Wali Nagari Lubuk Karak Siraho. Kecamatan IX Koto Kabupaten Dharmasraya.

Daftar Nama- Nama Ninik Mamak Nagari Lubuk Karak Siraho Kecamatan Sembilan Koto Kabu Paten Dharmasraya 2000-2014.

B. Buku

Navis, 1984. Alam Takambang Jadi Guru, Jakarta.

(8)

8 Amir M.S, 2001. Adat Minangkabau Pola dan

Tujuan Hidup Orang Minang, Jakarta:

PT. Mutiara Sumber Widya.

Asmawi, 2012. Nagari, Desa, dan Nagari.

Padang: Sukabima Press.

Elizabeth E.Graves, 2007. Asal-usul Elite MinangKabau Modern, Jakarta Obor Indonesia.

Erdison M.S.,SH,M. Kn, 2010, Tambo Minangkabau Adat dan Budaya Minangkabau, Jakarta: Kristal Multimedia.

H. Musayair Zainudin, MS, 2008, Implementasi Pemerintahan Nagari berdasarkan Hak Asal-usul Adat Minangkabau, Yogyakarta: Ombak.

H. Musyair Zainudin, MS, 2010, Pelestarian Eksistensi Adat Minangkabau, Yogyakarta: Ombak.

H. Abdullah Kamil, 1990, Nagari, Desa Pembangunan Pedesaan di Sumatera Barat, Sumatera Barat Payung Kumbuh:

Yayasan Genta Budaya.

Mestika Zed, 1999. Metodologi Sejarah. FIS.

Universitas Negeri Padang UNP.

Ramayulis, 2011. ABS-SBK Dalam Masyarakat Minangkabau. Padang.

Sri Zul Chairayah, 2008. Nagari Minangkabau dan Desa. Disumatera Barat.

Taufik Abdullah,1996. Sejarah Lokal di Indonesia. Gajah Mada University Press.

C. Skripsi

Mika Primamulia “Peranan Ninik Mamak Dinagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok (2001-2004)” Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat. 2004

Nova Herliza Lunang dari Pemerintahan Desa Kembali ke Pemerintahan Nagari Studi kasus Nagari Lunang Kecamatan Lunang Selaut Kabupaten Persisir Selatan (1983- 2009)”. Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat.

2009.

Yulizarni “Kembalinya Pemerintahan Nagari:

Studi Kasus Pemerintahan Nagari di Nagari Tapan, (1999-2009)”. Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat. 2009.

Referensi

Dokumen terkait

.I’m more positive about it workplace frustrations and just more aware of how I react to that, it will have more of a positive effect on others” Interview 7 “I love this so much GRiP-S