• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN SELA: DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Anisa Magdalena Nababan

Academic year: 2023

Membagikan "PUTUSAN SELA: DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN SELA

NO.REG.PERKARA:689/Pid.B/2022/PN.Mlg

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Malang yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan pemeriksaan acara biasa, telah menjatuhkan Putusan Sela sebagai berikut dalam perkara atas nama Terdakwa:

I. IDENTITAS TERDAKWA

I Nama Lengkap : Puan Wijaja,S.T

Umur/Tanggal Lahir : 35 Tahun/ 12 Januari 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jalan Sriwijaya No.12, Desa Ancol, Kecamatan Regol, Kabupaten Bandung

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : Strata I

II. PEMBUKAAN TERDAKWA ditahan:

1. Oleh Penyidik ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Malang, sejak 2 Januari 2022 sampai dengan tanggal 21 Januari 2022;

2. Oleh Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Malang ditahan sejak 22 Januari 2022 sampai dengan 31 Januari 2022;

3. Oleh Pe

TERDAKWA dalam perkara ini didampingi oleh Penasehat Hukumnya yaitu : Tia Rizki Febrianti,S.H.,M.H; Kania Khairunisa,S.H.,M.H; Anisa Vira Damayanti,S.H.,M.H, merupakan advokat-advokat pada kantor pengacara dan konsultan hukum Agustian &

Partners yang beralamat di Jl.Mayjend Panjaitan No.4, Penanggungan, Kec.Klojen, Kota

(2)

Malang, Jawa Timur, dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 21 November 2022 yang didaftarkan di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kota Malang No.Reg.Perkara: PDM-07/PN.Mlg/11/2022.

………Pengadilan Negeri tersebut………

Setelah membaca surat-surat yang berkaitang dengan berkas perkara ini:

Setelah membaca Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum No.Reg.Perkara: PDM- 100/MLG/Eun.2/10/2022 tertanggal 2 Oktober 2022, yang disampaikan pada hari persidangan tanggal 21 November 2022;

Setelah membaca Nota Keberatan Terdakwa/Penasehat Hukumnya yang dibuat pada tanggal 1 November 2022 dan telah disampaikan pada hari persidangan tanggal 21 November 2022 yang pada pokoknya sebagai berikut:

III. DUDUK PERKARA Pengadilan Negeri Malang:

a. Telah membaca surat penetapan Ketua Pengadilan Negeri Malang Nomor 01 Tanggal 21 November 2022 tentang penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini;

b. Telah membaca surat penetapan Ketua Pengadilan Negeri Malang Nomor 01 Tanggal 21 November 2022 tentang penetapan siding hari pertama;

c. Telah membaca berkas perkara dan surat-surat lainnya berkaitan;

d. Telah mendengar pembacaan surat dakwaan;

e. Telah mendengar pembacaan nota keberatan atau eksepsi;

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum didakwa berdasarkan Surat Dakwaan No.Reg.Perkara: PDM-100/MLG/Eun.2/10/2022 tertanggal 2 Oktober 2022 sebagai berikut:

(3)

Perbuatan Terdakwa didakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 374 KUHP atau perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 KUHP. Dengan uraian sebagai berikut:

DAKWAAN:

PRIMAIR:

ATAU

SUBSIDER:

(4)

IV. PERTIMBANGAN HAKIM

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan keberatan-kebaratan dari penasihat hokum tersebut diatas, Majelis Hakim terlebih dahulu akan menguji atau mempertimbangkan, apakah Nota Keberatan atau eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHP Menimbang bahwa Pasal 156 ayat (1) KUHP telah menentukan secara limitatif mengenai muatan Nota Keberatan atau eksepsi sebagai berikut :

a. Tentang pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya, atau b. Tentang Surat Dakwaan tidak dapat diterim, atau

c. Tentang Surat Dakwaan harus dibatalkan (batal demi hukum);

Menimbang, bahwa Penasehat Hukum telah mengajukan Nota Keberatan atau Eksepsi dengan perincian sebagai berikut:

Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum pada unsur pasal 143 ayat (2) KUHAP tidak diuraikan secara jelas, cermat dan lengkap sehingga Surat Dakwaan dinyatakan Batal Demi Hukum. Keberatan kedua, ialah bahwa Surat Dakwaan yang dibuat oleh Penuntut Umum tidak memenuhi unsur Pasal 372 KUHP karena baik wujudnya maupun kaitannya atau hubungannnya dengan peristiwa yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum terutama mengenai unsur perbuatan dengan sengaja melawan hukum serta memiliki barang sesuatu yang seluruh atau sebagian adalah kepunyaan orang lain tidak terpenuhi. Keberatan ketiga, ialah bahwa adanya ketidakjelasan mengenai kesepakatan awal antara terdakwa dengan Megawati Ayunda S.A.B.,M.B.A. Dengan uraian Nota Keberatan atau eksepsi sebagai berikut:

KEBERATAN PERTAMA.

(5)

a. Memperhatikan bunyi pasal 143 ayat (2) KUHAP terdapat 2 (dua) unsur yang harus dipenuhi dalam surat dakwaan, yaitu:

a) Syarat Formil (Pasal 143 ayat (2) Huruf a KUHAP).

Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat tanggal, ditandatangani oleh Penuntut Umum serta memuat nama lengakap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan Terdakwa.

b) Syarat Materil (Pasal 143 ayat (2) Huruf b KUHAP).

Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat uruaian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat pidana itu dilakukan.

c) Selanjutnya Pasal 143 ayat (3) Huruf b KUHAP secara tegas menyebutkan bahwa tidak dipenuhinya syara-syarat materil surat dakwaan menjadi batal demi hukum atau “null and void” yang berarti sejak semula tidak ada tindak pidana seperti yang dilukiskan dalam surat dakwaan itu.

b. Jika ditinjau dari sudut Pasal 143 ayat (2) Huruf b KUHAP yang menuntut bahwa surat dakwaan harus memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat pidana itu dilakukan, maka terlihat bahwa dakwaan Saudara Jaksa Penuntut Umum masih belum memenuhi persyaratan yang dimaksud oleh Undang-Undang tersebut dari segi materilnya yaitu belum menyebutkan waktu yang jelas. Keterangan tentang apa yang dimaksud tentang dakwaan yang jelas, cermat dan lengkap apabila tidak dipenuhi mengakibatkan batalnya surat dakwaan tersebut karena merugikan Terdakwa dalam melakukan pembelaan.

c. Bahwa Surat Dakwaan yang didakwakan kepada Terdakwa oleh Jaksa Penuntut Umum harus dinyatakan Batal Demi Hukum karena melanggar syarat materil yang diatur dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUH Pidana

(6)

Bahwa dalam Surat Dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak diuraikan secara cermat, jelas dan lengkap peristiwa atau tindakan tersebut terjadi, Jaksa Penuntut Umum hanya menyebutkan tempat kejadian (locus delicti) tetapi tidak menjelaskan secara pasti pukul berapa terdakwa melakukan tindakan yang dianggap mencurigakan dan melakukan tindak pidana tersebut, sebagaimana hal ini ditentukan oleh Pasal 142 ayat (2) huruf b KUHAP. Bahwa ketidakcermatan itu sangat jelas terlihat, khususnya mengenai waktu tindak pidana itu dilakukan. Untuk lebih jelasnya kami kutip sebagai berikut:

“…Bahwa dalam pertemuan tersebut, tercapailah kesepakatan pembangunan antara MEGAWATI AYUNDA S.A.B., M.B.A dengan PUAN WIJAYA, S.T dengan pengerjaan selama Sembilan bulan yang diperkirakan akan selesai pada Bulan 2021”.

“… Bahwa pada hari Senin tanggal 1 Maret 2022 TERDAKWA melakukan pertemuan dengan MEGAWATI AYUNDA, S.A.B,M.B.A dan ANGEL WISENA, S.E di Ijen Suites Resort yang terletak di Jalan Ijen Nirwana No. 10 Kota Malang”

“… Bahwa pada hari Senin tanggal 20 September 2021 GANJAR SAPUTRA, S.Ak, RISMAWATI, S.T dan PUAN WIJAYA, S.T melakukan pertemuan di Pesenkopi”

“…Bahwa dalam pertemuan tersebut disepakat bahwa RISMAWATI, S.T akan melanjutkan sisa pembangunan tahap ketiga dengan pembayaran senilai Rp.

450.000.000,- pada saat pekerjaan selesai”

Kutipan diatas menunjukkan bahwa bagaimana Sdr. FRISKA ADRIANA PUTRI S,H.,M.H selaku Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya tidak menunjukkan secara cermat, jelas dan lengkap mengenai waktu terjadinya pertemuan TERDAKWA dengan GANJAR SAPUTRA, S.Ak dan RISMAWATI, S.T.

Ketidakjelasan dakwaan Jaksa Penuntut Umum sudah tentu akan sangat merugikan Terdakwa, padahal kejelasan dan kepastian mengenai waktu tindak pidana merupakan faktor yang menentukan untuk pembelaan Terdakwa dan ataupun hakim dalam Menyusun putusannya.

(7)

Dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut umum terlihat sikap ragu-ragu dalam menguraikan kronologi rencana pembangunan villa milik MEGAWATI AYUNDA S.A.B.,M.B.A yang mana rencana pembangunan tersebut akan dilaksanakan tepatnya pada tahun 2021, akan tetapi Jaksa Penuntut Umum menguraikan bahwa pertemuan antara TERDAKWA dengan MEGAWATI AYUNDA S.A.B.,M.B.A pada tahun 2022. Dan dalam perkara ini, ketidakjelasan dakwaan Jaksa Penuntut Umum sudah tentu akan sangat merugikan Terdakwa, padahal kejelasan dan kepastian mengenai waktu dan tempat terjadinya tindak pidana merupakan faktor yang menentukan untuk pembelaan Terdakwa dan ataupun hakim dalam menyusun putusannya.

KEBERATAN KEDUA

Bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum adalah obscuur libel, tidak jelas dan kabur dan oleh karena tidak memenuhi syarat materiil Surat Dakwaan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, alasannya sebagaimana diuraikan berikut ini:

1. Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP menetapkan syarat tentang isi Surat Dakwaan ialah “harus berupa uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat pidana dilakukan”;

2. Bahwa yang dimaksud dengan cermat, jelas dan lengkap, tidak saja menyebut seluruh unsur beserta dasar hukum atau pasal dari peraturan perundang- undangan pidana yang didakwakan, melainkan juga menyebut secara cermat, jelas dan lengkap tentan unsur-unsur tindak pidana pasal yang didakwakan yang harus jelas pula kaitannya atau hubungannya dengan peristiwa atau kejadian nyata yang didakwakan;

3. Bahwa di dalam surat dakwaan tidaklah jelas atau kabur unsur-unsur tindak pidana Pasal 372 KUHP yang didakwakan dengan peristiwa yang didakwakan.

(8)

Atau dengan kata lain unsur-unsur pasal yang didakwakan yang dimuat dalam surat dakwaan tidak nyambung dengan peristiwa yang didakwakan;

4. Adapun unsur-unsur dalam Pasal 372 KUHP yang harus terpenuhi ialah 1. Barang siapa (ada pelaku);

2. Dengan sengaja dan melawan hukum;

3. Memiliki barang sesuatu yang seluruh atau sebagian adalah kepunyaan orang lain;

4. Barang tersebut ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan.b

5. Bahwa di dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum, seluruh unsur pasal 372 KUHP yang didakwakan tidak jelas, baik wujudnya maupun kaitannya atau hubungannya dengan peristiwa apa yang didakwakan Penuntut Umum tersebut, terutama mengenai perbuatan dengan sengaja dan melawan hukum serta memiliki barang sesuatu yang seluruh atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, ialah

A. Dengan cara apa perbuatan yang dilakukan TERDAKWA dapat digolongkan penggelapan?

B. Apakah dengan cara mentrasfer uang sudah dapat dikatakan sebagai penggelapan?

Surat dakwaan dikatakan jelas apabila dua pertanyaan diatas dapat dijawab atau terdapat jawabannya dalam surat dakwaan. Akan tetapi dalam kenyataannya terutama dalam surat dakwaan yang diuraikan oleh Jaksa Penuntut Umum pertanyaan tersebut tidaklah jelas jawabannya atau tidak dapat dijawab dalam surat dakwaan. Mengapa tidak jelas? Oleh karena peristiwa yang menjadi peristiwa dakwaan adala terdakwa mentransfer uang kepada adiknya Natalia Wijaja senilai Rp 500.000.000 dari uang Rp

(9)

700.000.000 untuk membeli barang-barang yang rusak akibat terbakar.

Dalam surat dakwaan yang diuraikan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak menjelaskan secara cermat, jelas, dan lengkap darimana TERDAKWA mendapatkan uang Rp 700.000.000 tersebut/ hal ini dikarenakan pada 2 Oktober 2021 MEGAWATI AYUNDA S.A.B., M.B.A juga telah melunasi pembayaran tahap ketiga senilai Rp 700.000.000, sehingga dalam hal ini membuat Penasehat Hukum menduga bahwa ada dua perspektif diantaranya:

- Apabila ANGEL WISENA, S.T mentransfer uang tersebut kepada GANJAR SAPUTRA, S.Ak dengan tujuan diberikan kepada TERDAKWA maka TERDAKWA dapat dikatakan dengan sengaja memakai uang kepemilikan orang lain untuk kepentingannya sendiri maka TERDAKWA dapat dikaatakan melakukan tindak pidana penggelapan.

- Apabila ANGEL WISENA, S.T mentransfer uang tersebut kepada GANJAR SAPUTRA, S.Ak dengan tujuan diberikan kepada RISMAWATI, S.T maka uang yang ditransfer murni milik TERDAKWA yang ia dapatkan bisa diperoleh dari teman atau dari yang lain. Maka perbuatan yang dilakukan TERDAKWA tidak tergolong sebagai tindak pidana penggalapan.

Maka berdasarkan point yang telah diuraikan oleh Penasehat Hukum, menurut hemat kami ada kemungkinan ada saudara Jaksa Penuntut Umum memang tidak memahami unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 372 KUHP secara baik dan benar sehingga Surat Dakwaanya kabur dan tidak jelas seperti ini. Mohon diingat Saudara FRISKA ADRIANA PUTRI, S,H.,M.H selaku Jaksa Penuntut Umum mana perbuatan dengan sengaja dan melawan hukum serta memiliki barang yang seluruh atau sebagian adalah kepunyaan orang lain dalam Surat Dakwaan sehingga TERDAKWA dapat dikatakan telah melakukan tindak pidana penggelapan? Tidak ada bukan? Alias tidak jelas wujud perbuatan yang dilakukan oleh TERDAKWA dalam Surat Dakwaan yang

(10)

dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum? Surat Dakwaan yang obscuur libel seperti ini harus dinyatakan batal demi hukum.

KEBERATAN KETIGA

Keberaratan kedua, ialah bahwa peristiwa yang menjadi dakwaan Jaksa Penuntut Umum ini adalah karena adanya ketidakjelasan mengenai kesepakatan awal antara TERDAKWA dan MEGAWATI AYUNDA S.A.B.,M.B.A sebagaimana diuraikan:

1. Bahwa dari awal pertemuan yang dilakukan oleh TERDAKWA dengan MEGAWATI AYUNDA S.A.B.,M.B.A dan ANGEL WISENA, S.E di Ijen Suites resort yang terletak di Jalan Ijen Nirwana No. 10 Kota Malang kesepakatan yang dibahas hanya mengenai kontrak kerja yang didalamnya memuat tentang tahap pembangunan, waktu dan transfer pembayaran. Namun, tidak mengatur mengenai Hak dan Kewajiban dari TERDAKWA dan MEGAWATI AYUNDA S.A.B.,M.B.A. Sehingga menurut Penasehat Hukum TERDAKWA memiliki kewenangan untuk mengalihkan pekerjaanya kepada pihak lain untuk melanjutkan pekerjaan tersebut.

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka materi kesatu dari Nota Keberatan atau eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa mengenai Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang dinyatakan Batal Demi Hukum karena melanggar syarat materil yang diatur dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP TIDAK DAPAT DITERIMA dan menolak nota keberatan Penasehat Hukum Terdakwa karena dalam tanggapan eksepsi yang diberikan Jaksa Penuntut Umum sudah menguraikan bahwa tempus delicti dalam Tindak Pidana suatu hal yang penting. Hal ini dikarenakan dengan adanya tempus delicti tersebut dapat menegatahui apakah perbuatan yang dilakukan terdakwa sudah daluwarsa atau tidak. Setelah membaca uraian kronologi yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum maka dapat dikategorikan bahwa tindakan yang dilakukan terdakwa belum termasuk dalam kategori daluwarsa. Hal ini

(11)

dibuktikan pula dengan point uraian lainnya dimana terdakwa melakukan tindak pidana tersebut dalam rentan waktu 27 Februari 2021 sampai 19 Desember 2021.

Berdasarkan hal tersebut menurut hemat Majelis Hakim bahwa Penasehat Hukum dengan tidak cermat membaca Surat Dakwaan yang dibuat oleh Penuntut Umum dan hanya terpaku pada pertemuan awal dari Terdakwa dengan MEGAWATI AYUNDA S.A.B.,M.B.A.

Menimbang, keberatan kedua Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang menjelaskan unsur Pasal 372 KUHP yang didakwakan adalah obscure libel, tidak jelas dan kabur karena tidak memenuhi unsur yakni dengan sengaja dan melawan hukum serta memiliki barang yang seluruh atau sebagian adalah kepunyaan orang lain dalam Surat Dakwaan sehingga TERDAKWA dapat dikatakan telah melakukan tindak pidana penggelapan dikatakan tidak sesuai dan hal ini dinyatakan DITERIMA BATAL DEMI HUKUM.

Menimbang, keberatan ketiga bahwa peristiwa yang menjadi dakwaan Jaksa Penuntut Umum ini adalah karena adanya ketidakjelasan mengenai kesepakatan awal antara TERDAKWA dan MEGAWATI AYUNDA S.A.B.,M.B.A DAPAT DITERIMA.

Karena tidak adanya kesepakatan dari awal tersebut, maka TERDAKWA memiliki kewenangan untuk mengalihkan pekerjaanya kepada pihak lain untuk melanjutkan pekerjaan tersebut.

VI. AMAR PUTUSAN:

MENGADILI:

1. Menyatakan bahwa Nota Keberatan dari Penasehat Hukum Terdakwa tersebut TIDAK DITERIMA SELURUHNYA;

2. Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor Reg. Perkara:

PDM-100/MLG/EUh.2/02/2022 adalah sah menurut hokum;

3. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara dengan Nomor Reg. Perkara: PDM-100/MLG/EUh.2/02/2022 atas nama

(12)

Terdakwa PUAN WIJAJA S.T tersebut dengan memanggil saksi-saksi yang akan didengar keterangannya pada hari sidang yang akan ditentukan;

4. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan Putusan Akhir.

Demikianlah diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada Hari, JUMAT Tanggal 25 November 2022 oleh ANISA MN, S.H.,M.H sebagai Hakim Ketua, DITO S.H.,M.H dan POPPY S.H.,M,H masing-masing sebagai Hakim Anggota dengan dibantu oleh SEVIRA S.H sebagai Panitera Pengganti, dihadiri oleh SANTRI SUCIAN S.H dan HAFIZAH ZAHWA S.H sebagai Penuntut Umum dan Terdakwa serta Penasehat Hukum Terdakwa.

Malang, 25 November 2022

Hakim Anggota

DITO S.H.,M.H

POPPY S.H.,M,H

Panitera Pengganti

SEVIRA S.H

Hakim Ketua

ANISA MN, S.H.,M.H

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam posisi kasus, surat dakwaan, tuntutan penuntut umum, pembuktian dan amar putusan diatas terdakwa telah secara sah dan terbukti telah melakukan tindak