• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN ALAT MONITORING PASIEN BERBASIS INTERNET OF THINGS

N/A
N/A
Yohanes Siahaan

Academic year: 2024

Membagikan "RANCANG BANGUN ALAT MONITORING PASIEN BERBASIS INTERNET OF THINGS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN ALAT MONITORING PASIEN BERBASIS INTERNET OF THINGS

Nur Qumarni1), Elang Derdian Marindani2), Ade Elbani3)

1)Mahasiswa Teknik Elektro 2,3)Dosen Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

nur.qumarni@student.untan.ac.id; elang.derdian@ee.untan.ac.id; adeelbani@yahoo.com;

Abstrak

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Salah satu faktor untuk mengetahui status kesehatan seseorang adalah dengan melakukan pemeriksaan tanda vital (Vital Sign) seperti pengukuran suhu tubuh, saturasi oksigen darah serta tekanan darah. Pada umumnya pemeriksaan tanda-tanda vital (Vital Sign) pasien dilakukan dengan cara konvesional dengan melakukan pemeriksaan langsung dari tenaga medis kepada pasien. Hal ini dapat mengakibatkan terlalu sering terjadi kontak langsung antara pasien dan tenaga medis yang dapat menyebabkan terjadinya penularan atau transmisi penyakit menular dari pasien yang memiliki riwayat penyakit menular. Perancangan alat pemeriksaan pasien ini agar pemeriksaan yang dilakukan tanpa melakukan kontak langsung antara pasien dan tenaga medis. Perancangan alat ini menggunakan wemos D1 R2 yang memudahkan untuk pengiriman data sensor ke aplikasi blynk. Selain itu digunakan sensor MAX30100 untuk mengukur saturasi oksigen, sensor MLX90614 digunakan untuk mengukur suhu tubuh serta sensor MPX5050GP yang digunakan untuk membaca tekanan darah serta mean arterial pressure. Alat yang dibuat diharapkan dapat membaca data dengan baik sehingga perlu dilakukan pengujian ada alat. Hasil pengujian pada sensor MLX90614 didapatkan nilai rata-rata pengukuran suhu tubuh sebesar 36,3675 oC dengan mengambil sampel dari 4 subjek yang berbeda.hasil pengujian sensor MAX30100 didapatkan nilai rata-rata saturasi oksigen darah adalah sebesar 95,48% dengan mengambil sampel dari 3 subjek yang berbeda. Hasil pengujian tekanan darah dengan menggunakan sensor MPX5050GP didapatkan nilai rata-rata tekanan sistolik sebesar 123 mmHg dan rata-rata nilai tekanan diastolik sebesar 74,78 mmHg. Sedangkan hasil pengujian mean arterial pressure (MAP) didapatkan nilai rata-rata MAP sebesar 90,81 mmHg.

Kata kunci : Suhu Tubuh; Saturasi Oksigen Darah; Tekanan Darah; Mean Arterial Pressure;

Wemos D1 R2; Sensor MLX90614; Sensor MAX30100; Sensor MPX5050GP; Blynk 1. PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia.

Menurut UU Kesehatan No.23 tahun 1992, secara kompleks kesehatan diartikan sebagai keadaan sejahtera baik itu pada tubuh, jiwa serta sosial yang membuat setiap orang dapat hidup produktif baik itu sosial maupun ekonomi. Salah satu faktor untuk mengetahui status kesehatan seseorang adalah dengan melakukan pemeriksaan tanda vital (Vital Sign). Pemeriksaan tanda vital sering dilakukan pada pasien yang memiliki kondisi medis yang tidak stabil agar dapat memperkuat diagnosis suatu penyakit . Pemeriksaan tanda vital terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh serta laju pernafasan.

Pada umumnya pemeriksaan tanda- tanda vital (Vital Sign) pasien dilakukan dengan cara konvesional dengan melakukan pemeriksaan langsung dari tenaga medis

kepada pasien. Terlalu sering terjadi kontak langsung antara pasien dan tenaga medis yang dapat menyebabkan terjadinya penularan atau transmisi penyakit menular dari pasien yang memiliki riwayat penyakit menular. Saturasi oksigen dalam darah, suhu tubuh serta tekanan darah menjadi faktor penting dalam melakukan pemeriksaan kesehatan pasien.

Saturasi oksigen normal untuk orang dewasa adalah 95-100% dan nilai yang lebih rendah dari 90% dianggap saturasi oksigen rendah, yang membutuhkan pasokan oksigen eksternal. Untuk pengukuran suhu tubuh normal pada anak-anak yaitu 36,1oC hingga 37,7 oC sedangkan untuk suhu normal pada orang dewasa yaitu 36,5 oC hingga 37,5 oC.

Apabila seseorang mengalami demam maka suhu tubuh akan mencapai >38 oC, dan jika suhu tubuh <36 oC maka tubuh mengalami hipotermia. Tekanan darah normal pada anak-anak berkisar 104-113 mmHg hingga

(2)

119-127 mmHg sedangkan tekanan darah normal orang dewasa berkisar 120/80 mmHg akan tetapi dapat berubah sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya, seperti faktor usia dan jenis kelamin. Tekanan darah yang terukur berupa tekanan sistolik dan tekanan darah diastolik. Kedua tekanan ini ditentukan dengan nilai lonjakan tekanan ketika terdapat denyut pertama dan kedua pada lengan.

Lonjakan nadi pertama akan diketahui sebagai tekanan sistolik sedangkan lonjakan nadi kedua akan disebut sebagai tekanan diastolik.

Selama satu siklus dari denyut jantung yang terdapat pada pengukuran tekanan sistolik dan diastolik akan didapatkan tekanan rata-rata arteri yang dikenal sebagai MAP atau Mean arterial pressure. Normalnya, nilai MAP pada manusia berkisar antara 70 hingga 100 mmHg. Mean arterial pressure dapat ditentukan dengan rumus :

𝑀𝐴𝑃 ∶((2 ×𝐷𝑖𝑎𝑠𝑡𝑜𝑙𝑖𝑘)+𝑆𝑖𝑠𝑡𝑜𝑙𝑖𝑘))

3

Saat ini tersedia banyak alat untuk menghitung serta mengetahui nilai saturasi oksigen dalam darah, suhu tubuh serta tekanan darah baik konvensional maupun digital. Namun, alat yang dibuat harus menggunakan kontak langsung antara pasien dan tenaga medis. Perubahan kesehatan pasien tentunya dapat terjadi secara tiba-tiba.

Perubahan kesehatan tersebut dapat diketahui setelah pasien diperiksa oleh dokter. Hal tersebut tentunya kurang efektif jika pasien mengalami keadaan yang membutuhkan penanganan dokter dengan cepat.

Permasalahan yang ingin diangkat pada tugas akhir ini adalah bagaimana tenaga medis dapat melakukan pemeriksaan terhadap pasien tanpa melakukan kontak langsung dengan hasil data pemeriksaan dapat diakses dengan menggunakan Android. Salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan adalah Internet of Things.

Dibentuknya sistem monitoring saturasi oksigen dalam darah, suhu tubuh serta tekanan darah dan mean arterial pressure dengan teknologi Internet of Things diharapkan dapat dilakukan pemantauan kondisi kesehatan pasien secara online yang dapat dikoneksikan dengan Android , sehingga data pengukuran kesehatan pasien dapat dipantau langsung oleh tenaga medis maupun keluarga pasien. Teknologi Internet of Things dapat memungkinkan untuk mengirim data dari perangkat kesehatan yang digunakan kepada aplikasi Internet of Things yang dibangun. Pemantauan kesehatan pasien

juga dapat dilakukan secara realtime maupun continue atau periodik.

Berdasarkan pemaparan diatas penelitian ini mengambil judul “Rancang Bangun Alat Monitoring Pasien Berbasis Internet of Things. Penelitian ini membangun sebuah prototipe monitoring dimana alat tersebut bisa mengukur tingkat kesehatan pasien dengan menggunakan variabel pengukuran berupa saturasi oksigen dalam darah, suhu tubuh serta tekanan darah dan mean arterial pressure pasien yang sudah dilengkapi dengan teknologi Internet of Things serta menggunakan sensor-sensor yang digunakan untuk mengukur variabel yang diinginkan , lalu data hasil pengukuran akan dikirim ke aplikasi pada android. Untuk pengujian alat ini peneliti membandingkan dengan alat medis yang sudah ada.

Penelitian ini menggunakan mikrokontroler berupa Wemos D1 R2 yang berfungsi untuk mengirimkan data dari sensor ke aplikasi Internet of Things yang akan digunakan. Perangkat input pertama yang akan digunakan adalah sensor MAX30100 yang digunakan untuk pengukur saturasi oksigen dalam darah pasien. Selain itu digunakan juga sensor MLX90614 yang berfungsi untuk mengukur suhu tubuh pasien tanpa kontak langsung dengan bagian tubuh serta sensor MPX5050GP yang digunakan untuk membaca tekanan darah pasien. Selain itu aplikasi Internet of Things yang digunakan dalam penelitian ini adalah aplikasi blynk yang digunakan sebagai media kontrol dan monitoring hardware pada penelitian ini.

Blynk digunakan untuk menampilkan data dari mikrokontroler kedalam bentuk grafik maupun angka pada aplikasi blynk. Data yang ditampilkan berupa informasi tentang saturasi oksigen dalam darah pasien, suhu tubuh pasien serta tekanan darah dan nilai mean arterial pressure pasien yang dilakukan secara continue atau periodik.

Penelitian ini diharapkan dapat membantu tenaga medis untuk melakukan pemantauan kondisi kesehatan pasien tanpa melakukan kontak langsung dengan data hasil pemeriksaan yang dapat diakses dengan mudah melalui Android dan dapat diakses secara berkala atau periodik. Dengan dilakukannya penelitian ini dapat diharapkan memberikan kontribusi pada bidang kesehatan agar lebih berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi yang ada.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini didasari dari peneltian sebuah terdahulu, baik dari jenis penelitian

(3)

maupun teori yang digunakan, dan teknik metode penelitian yang digunakan penjelasannya dibawah ini sebagai berikut : 1. Muhammad Rifqi Maarif dan Agung

Priyanto (2018) dengan judul “A Prototype of Digital Blood Pressure Measurement Device Base On Arduino Uno And Mobile Application” penelitian ini bertujuan untuk mengukur tekanan darah secara mandiri yang dilengkapi dengan aplikasi mobile.

2. Mohammad Aldi Adrian, Mochamad Rizky Widiarto dan Rini Suwartika Kusumadiarti (2021) dengan judul

Health Monitoring System Dengan Indikator Suhu Tubuh, Detak Jantung Dan Saturasi Oksigen Berbasis Internet of Things” penelitian ini bertujuan untuk melakukan monitoring suhu tubuh, detak jantung dan Saturasi Oksigen yang dapat diakses dengan internet of things.

3. Haidar Ismail (2021) dengan judul

“Rancang Bangun Alat Monitoring Tensi Darah Berbasis IoT Menggunakan Mikrokontroler Node MCU” penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran tekanan darah serta data tekanan darah dapat dilihat melalui server Thinkspeak secara online.

3. METODELOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode studi literatur dan eksperimen. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan referensi dalam merancang alat monitoring pasien berbasis internet of things. Prosedur penelitian dijelaskan pada Gambar 1.

3.1. Alat dan Bahan

Adapun alatdan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

 Wemos D1 R2

 Sensor MAX30100

 Sensor MLX90614

 Sensor MPX5050GP

 Pompa DC

Solenoid Valve

 Transistor

 Resistor 1KΩ

 LCD 16x2 I2C

 Kabel Jumper

 Tensimeter aneroid

 Tombol push button 3.2 Perancangan Sistem

Desain sistem perancangan alat monitoring pasien berbasis internet of things terdiri dari masukan/input yang terdiri dari sensor Wemos D1 R2, sensor MAX30100 serta sensor MPX5050GP. Selain itu, pada blok input terdapat tombol push button yang digunakan sebagai tombol start yang akan memberikan perintah untuk memulai pengukuran tensi. Sensor akan diproses dengan menggunakan Wemos D1 R2 yang juga berfungsi sebagai mikrokontroler utama dan sebagai penghubung koneksi antara perangkat keras dan aplikasi internet of things yang digunakan. Adapun diagram desain sistem dapat dilihat pada Gambar 2.

Cara kerja pada blok diagram adalah sensor MLX90614 akan melakukan pengukuran suhu tubuh dengan cara telapak tangan ditekankan pada sensor MLX90614, kemudian sensor akan membaca data suhu tubuh yang. Sensor MAX30100 akan melakukan pengukuran saturasi oksigen dalam darah dengan cara menempelkan jari pada sensor MAX30100 kemudian sensor akan membaca data saturasi oksigen dalam darah. Sensor MPX5050GP akan melakukan pengukuran tekanan darah melalui denyut nadi pasien, tekanan yang dibaca berupa tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Data yang diterima oleh sensor MLX90614, sensor MAX30100 serta sensor MPX5050GP akan dikirim ke Wemos D1 R2 yang kemudian akan diproses menjadi nilai digital oleh Analog to Digital Converter (ADC) yang Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Gambar 2. Desain Sistem Alat Monitoring Pasien

(4)

sudah tersedia pada mikrokontroler itu sendiri. Selain itu, mikrokontroler juga akan melakukan koneksi pada jaringan Wi-Fi dan menghubungkan dengan aplikasi internet of things pada blynk. Data yang telah dideteksi oleh program akan ditampilkan pada display LCD yang berupa data suhu tubuh, data saturasi oksigen dalam darah serta data tekanan darah yang berupa tekanan sistolik dan tekanan diastolik dan nilai mean arterial pressure. Selain itu data yang telah dibaca oleh sensor juga akan dikirimkan kepada server aplikasi blynk yang kemudian akan ditampilkan pada user interface melalui jaringan internet.

3.3 Perancangan Perangkat Keras 3.3.1 Perancangan Tata Letak Sensor

Pada perancangan ini sensor diletakkan pada sebuah wadah berbentuk box yang memiliki panjang 18 cm, lebar 11 cm serta tinggi sebesar 6 cm. Pada bagian dalam sensor diletakkan miktokontroler berupa Wemos D1 R2 , sensor MPX5050GP, motor pompa DC, solenoid valve, transisitor serta resistor 1K Ω. Sedangkan pada bagian luar box diletakkan sensor MAX30100, sensor MLX90614 serta push button. Desain box yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4.

3.3.2 Perancangan Sensor MLX90614 dengan Wemos D1 R2

Sensor MLX90614 digunakan untuk mengukur suhu tubuh pada pasien.

Sensor ini dapat mengukur suhu dari -40 oC hingga +125 oC untuk suhu ruangan dan -70 oC hingga +380 oC untuk suhu objek. dengan tingkat akurasi ±0 ̊C dari nilai -10 oC sampai +50 oC. Rangkaian sensor

MLX90614 dengan Wemos D1 R2 dapat dilihat pada Gambar 5.

3.3.3 Perancangan Sensor MAX30100 dengan Wemos D1 R2

Sensor MAX30100 digunakan untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah. Sensor ini dapat bekerja pada catu daya sebesar 1,8 Volt dan 3,3 Volt. Rangkaian sensor MAX30100 dengan Wemos D1 R2 dapat dilihat pada Gambar 6.

3.3.4 Perancangan Solenoid Valve dengan Wemos D1 R2

Pada penelitian ini, solenoid valve digunakan untuk menahan udara yang sehingga katup udara akan tertutup yang menyebabkan motor pompa DC dapat hidup dan memompa manset. Selain itu fungsi solenoid valve juga untuk melakukan pembuangan udara yang ada setelah manset berhasil dipompa, pembuangan udara tersebut akan melewati sensor tekanan yang kemudian akan membaca tekanan udara yang dihasilkan. Rangkaian solenoid valve dan Wemos D1 R2 dapat dilihat pada Gambar 7.

3.3.5 Perancangan Motor Pompa DC dengan Wemos D1 R2

Gambar 3 Tampak Luar Perancangan Alat

Gambar 4 Tampak Dalam Perancangan Alat

Gambar 5 Rancangan Sensor MLX90614 dengan Wemos D1 R2 R2

Gambar 6 Rancangan Sensor MAX30100 dengan Wemos D1 R2

Gambar 7 Rancangan Solenoid Valve dengan Wemos D1 R2

(5)

Fungsi motor pompa DC pada penelitian ini adalah untuk memompa manset sehingga akan menghasilkan tekanan yang berupa tekanan sistolik. Rangkaian motor pompa DC dan Wemos D1 R2 dapat dilihat pada Gambar 8.

3.3.6 Perancangan Sensor MPX5050GP dengan Wemos D1 R2

Sensor MPX5050GP digunakan untuk mengukur perubahan tekanan yang dirancang untuk berbagai aplikasi. Sensor ini dapat mengubah tekanan udara menjadi sinyal listrik. Pada penelitian ini, sensor MPX5050GP digunakan untuk membaca tekanan udara yang ada setelah udara dibuang. Rangkaian sensor MPX5050GP dan Wemos D1 R2 dapat dilihat pada Gambar 9.

3.3.7 Perancangan LCD 16X2 I2C dengan Wemos D1 R2

Layar LCD 16X2 yang digunakan menggunakan komunikasi. Rangkaian LCD 20X4 I2C dengan Wemos D1 R2 dapat dilihat pada Gambar 10.

3.3.8 Perancangan Semua Komponen yang Digunakan

3.4 Antarmuka Aplikasi Blynk

Antarmuka aplikasi blynk dibuat dengan menyusun komponen yang akan menampilkan data dari sensor. Komponen ini disambungkan dengan data input masing- masing sensor. Gambar antarmuka blynk dapat dilihat pada gambar 12.

3.5 Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak (software) dibuat menggunakan Android dengan menggunakan koneksi jaringan berupa wifi.

Program/software diimplementasikan menggunakan aplikasi Arduino IDE dan aplikasi blynk sebagai platform untuk menjalankan Internet of Things.

Gambar 8 Rancangan Motor Pompa DC dengan Wemos D1 R2

Gambar 9 Rancangan Sensor MPX5050GP dengan Wemos D1 R2

Gambar 10 Rancangan LCD 16X2 I2C dengan Wemos D1 R2

Gambar 11 Writing Diagram Sistem Monitoring Pasien

Gambar 12 Antarmuka Aplikasi Blynk

Gambar 13 Flowchart Program Suhu dan Saturasi Oksigen

(6)

Pada perancangan ini, sistem monitoring dilakukan secara periodik dan online. Diagram jaringan Internet of Things ditampilkan pada gambar 15. Pengiriman data secara online ke server dilakukan oleh Wemos D1 R2. Server IoT yang digunakan pada perancangan ini adalah aplikasi blynk.

Data akan dianalisis oleh server dan ditampilkan melalui user interface.

4. HASIL DAN ANALISIS 4.1 Kalibrasi Sensor MPX5050GP

Proses kalibrasi alat ini dilakukan agar nilai yang di baca oleh sensor dapat diolah menjadi nilai mmHg dengan menentukan nilai transfer function yang ditemukan dengan membandingkan nilai yang dibaca oleh sensor MPX5050GP pada Arduino dengan nilai mmHg yang didapatkan pada alat ukur tekanan darah manual.Adapun rangkaian yang digunakan untuk melakukan kalibrasi sensor ditunjukan seperti pada Gambar 16.

Setelah dilakukan pengukuran didapatkan nilai mmHg yang ditunjukan seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Perbandingan Nilai mmHg dan ADC

Untuk dapat menemukan nilai transfer function yang berupa nilai ADC yang merupakan nilai output dengan nilai input yang berupa nilai mmHg yang diatur pada alat tekanan darah manual diperlukan grafik untuk mempermudah mendapatkan nilai transfer function nya. Grafik dari data pada Tabel 1 dapat dilihat pada Gambar 17.

Dari grafik pengujian nilai ADC pada sensor dengan nilai mmHg yang didapatkan dari nilai input pada tekanan darah manual didapatkan nilai transfer function yang

y = 3,485x + 54,756 R² = 0,9997

0 200 400 600 800

0 50 100 150 200

ADC

mmHg ADC

0 53

20 124

40 196

60 267

80 329

100 406

120 471

140 547

160 609

Gambar 14 Flowchart Program Tekanan Darah

Gambar 15 Diagram jaringan Internet of Things sistem monitoring pasien.

Gambar 16 Rangkaian Kalibrasi Sensor MPX5050GP

Gambar 17 Grafik Pengujian Nilai ADC sensor dengan Nilai mmHg

(7)

berupa 𝑦 = 3,485𝑥 + 54,756 dengan nilai koefesien determinan berupa R2 = 0,9997.

4.2 Pengujian Perangkat Keras (Hardware)

4.2.1 Pengujian Sensor MLX90614 Pengujian sensor MLX90614 dilakukan agar dapat membaca nilai suhu yang terdeteksi pada objek yang diletakkan pada jarak tertentu dari sensor. Agar sensor dapat bekerja dengan baik maka diperlukan kalibrasi sensor agar mendapatkan akurasi data suhu yang terbaca oleh sensor. Pada Tabel 2 adalah pengambilan data sensor sebelum dilakukannya kalibrasi.

Tabel 2. Data Sensor Sebelum di Kalibrasi

Dari hasil pengambilan data ini didapatkan nilai rata-rata yang terbaik yaitu 34,18 oC. Nilai rata-rata data sensor kemudian akan dibandingkan dengan nilai maksimal rata-rata suhu yaitu 37,5 oC.

Perbandingan nilai sensor dilakukan dengan mengurangi nilai maksimal pembacaan sensor dengan nilai rata-rata sensor 37,5 oC – 34,18 oC yang didapatkan nilai selisih sebesar 3,32 oC. Berdasarkan datasheet yang ada maka nilai perbandingan sebesar 3,32 oC akan dikurangi dengan nilai akurasi sensor (3,32 oC – 0,5 oC) sehingga didapatkan nilai sebesar 2,82 oC yang akan dikalibrasikan pada sensor. Setelah didapatkan nilai kalibrasinya maka dilakukan lagi pengambilan data sensor sesudah dikalibrasi yang terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3 Data Sensor Sesudah dikalibrasi No Dalam Tangan Punggung

Tangan 1 36,53 oC 35,05 oC 2 36, 39 oC 35,29 oC 3 36,53oC 35,07 oC 4 36,39 oC 35,15 oC 4.2.2 Pengujian Sensor MAX30100

Dari pengujian yang dilakukan sensor akan membaca denyut nadi pada jari telunjuk dengan kurun waktu 33,31 sekon setelah jari di tempelkan pada sensor. Selain

itu pada saat pengujian dengan jari jempol denyut nadi akan terbaca pada sensor pada detik ke 23,32 setelah jari ditekankan pada sensor.

4.2.3 Pengujian Tekanan Darah Prosedur pembacaan tekanan darah adalah ketika tombol push button di tekan maka pompa dan solenoid valve akan aktif dan akan melakukan pengisian udara pada manset yang ditelakkan pada lengan atas.

Setelah mencapai tekanan ≥ 150 mmHg dan aliran darah pada lengan berhenti maka pompa akan mati dan udara dalam manset akan perlahan dikeluarkan. Ketika proses pengeluaran udara pada manset akan terjadi lonjakan tekanan sebesar 10 mmHg yang disebabkan oleh terdeteksinya denyut nadi pertama oleh sensor MPX5050GP, tekanan yang terdeteksi ini akan dibaca sebagai tekanan sistolik. Setelah tekanan sistolik ditemukan maka pompa akan kembali mengeluarkan udara perlahan hingga akan terjadi lagi kenaikan tekanan sebesar 4 mmHg yang terbaca oleh sensor MPX5050GP yang disebabkan oleh terdeteksinya denyut nadi kedua, lonjakan tekanan kedua ini yang kemudian akan dibaca sebagai tekanan diastolik. Setelah tekanan sistolik dan diastolik terbaca maka pompa akan kembali mengeluarkan udara hingga udara mencapai tekanan ≤ 50 mmHg. Ketika udara mencapai tekanan ini maka solenoid akan mati dan mengeluarkan sisa udara yang masih terdapat pada manset. Implementasi rangkaian pengukur tekanan darah terdapat pada gambar 18.

4.3 Hasil Pengujian Alat

4.3.1. Pengujian Sensor MLX90614 Alat ukur suhu yang telah dibuat dengan menggunakan sensor MLX90614, alat yang dibuat akan dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sensor dapat mendeteksi suhu tubuh. Pengujian alat dilakukan dengan mengambil sampel dari 4 subjek yang kemudian masing-masing subjek akan dilakukan pengambilan data sebanyak 3 kali .Hasil dari pengujian sensor MLX90614 dapat dilihat pada tabel 4.

No Dalam Tangan

Punggung Tangan

Rata-rata

1 33,51 oC 33,34 oC 33,47 oC 2 33,83 oC 33,41 oC 33,62 oC 3 34,05 oC 33,71 oC 33,88 oC 4 34,15 oC 34,21 oC 34,18 oC Rata-

rata

33,885 oC 33,69 oC

Gambar 18 Rangkaian Pembaca Tekanan Darah

(8)

Tabel 4 Hasil Pengujian Sensor MLX90614 Subjek Sensor MLX90614 (oC)

Ke-1

36,51 oC 36,39 oC 36,31 oC Ke-2

36,11 oC 36,3 oC 36,24 oC Ke-3

36,47 oC 36,69 oC 36,45 oC Ke-4

36,20 oC 36,31 oC 36,43 oC Rata-Rata 36,3675 oC

Pada tabel 4 diketahui bahwa sensor MLX90614 dapat mendeteksi suhu tubuh manusia dengan baik dan didapatkan nilai rata-rata pengukuran sebesar 36,3675 oC.

4.3.2. Pengujian Sensor MAX30100 Alat ukur saturasi oksigen yang telah dibuat dengan menggunakan sensor MAX30100, alat yang dibuat akan dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sensor dapat mendeteksi saturasi oksigen. Pengujian alat dilakukan dengan mengambil sampel dari 3 subjek yang kemudian masing-masing subjek akan dilakukan pengambilan data sebanyak 3 kali .Hasil dari pengujian sensor MAX30100 dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Hasil Pengujian Sensor MAX30100 Subjek Sensor MAX30100

Ke-1

92,86 % 95,81 % 96,30 % Ke-2

95,91 % 92,94 % 97,24 % Ke-3

96,64 % 98, 13 % 94,27 % Rata-rata 95,48 %

Pada tabel 5 diketahui bahwa sensor MAX30100 dapat mendeteksi saturasi oksigen dalam darah manusia dengan baik dan didapatkan nilai rata-rata pengukuran sebesar 95,48 %.

4.3.3. Pengujian Tekanan Darah dengan Sensor MPX5050GP

Alat pengukuran tekanan darah yang dibuat dengan menggunakan sensor MPX5050GP akan dilakukan pengujian dengan 3 subjek yang berbeda, yang mana 3 subjek tersebut akan melakukan 3 kali pengulangan pengambilan data. Pengukuran tekanan darah ini untuk melakukan pembacaan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik pada alat yang dibuat.Data hasil pengukuran tekanan sistolik dan diastolik dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 Pengujian Nilai Tekanan Sistolik dan Diastolik

Subjek

Alat yang dibuat (mmHg) Sistolik Diastolik

1 129 84

134 76

120 71

2 130 81

134 73

120 73

3 110 60

100 75

130 80

Rata-Rata 123 74,78

Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa selisih nilai rata-rata tekanan sistolik yang didapatkan selama proses pengujian adalah 123 mmHg, dengan nilai rata-rata pengujian tekanan darah diastolik sebesar 74,78 mmHg. Alat tensimeter yang dibuat dapat membaca dengan baik nilai tekanan darah baik itu sistolik ataupun diastolik.

Grafik perbandingan tekanan sistolik dan

1 2 3 4

36,51 36,39 36,31 36,11 36,3 36,24 36,47 36,69 36,45 36,2 36,31 36,43

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 P E R B A N D I N G A N D A T A S U H U D A R I 4

S U B J E K B E R B E D A Subjek Sensor MLX90614

Gambar 19 Grafik Perbandingan Pengukuran Suhu dengan 4 Subjek

Berbeda

1 2 3

92,86 95,81 96,3 95,91 92,94 97,24 96,64 98,13 94,27

1 2 3 4 5 6 7 8 9

P E R B A N D I N G A N D A T A S A T U R A S I O K S I G E N D A R I 3 S U B J E K

B E R B E D A

Subjek Sensor MAX30100

Gambar 20 Grafik Perbandingan Pengukuran Saturasi Oksigen

dengan 3 Subjek Berbeda

(9)

tekanan diastolik dapat dilihat pada gambar 21 dan 22.

4.3.4 Pengukuran Nilai Mean Arterial Pressure

Selain mengukur tekanan darah, alat yang dibuat juga akan otomatis menghitung nilai MAP atau mean arterial pressure dengan merumuskan pada program Arduino.pengukuran MAP sangat berpengaruh dengan nilai tekanan sistolik dan diastolik yang terbaca. Hasil dari pembacaan dan perhitungan MAP terdapat pada tabel 7.

Tabel 7 Hasil Pembacaan Nilai MAP Subjek Pembacaan Alat

1 99

95,3 87,3

2 97,3

93,3 88,6

3 76,6

83,3 96,6 Rata-rata 90,81

Pada tabel 7 diketahui bahwa nilai rata-rata pengukuran nilai MAP adalah 90,81

mmHg. Nilai perhitungan MAP sangat dipengaruhi oleh nilai tekanan sistolik dan diastolik yang terbaca.

4.4. Hasil Tampilan pada Aplikasi Blynk

Penggunaan aplikasi blynk sebagai platform internet of things digunakan agar data yang dibaca oleh sensor tidak hanya dapat ditampilkan pada LCD tapi juga dapat dilihat dengan menggunakan smartphone yang sudah terkoneksi dengan Wemos D1 R2 yang digunakan pada alat ini. Data yang akan ditampilkan pada aplikasi blynk akan sama dengan data yang akan ditampilkan pada LCD 16x2 I2C. Gambar 25 adalah hasil dari tampilan aplikasi blynk setelah dikoneksikan dengan wemos D1 R2 dan membaca data sensor berupa data suhu tubuh, saturasi oksigen dalam darah, tekanan sistolik dan diastolik serta nilai mean arterial pressure atau MAP.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diangkat pada bab 1 juga hasil dan analisis yang ditulis pada bab 4 didapatkan kesimpulan dari penelitian sebagai berikut : 1. Pemantauan kondisi kesehatan pasien

akan dilakukan menggunakan aplikasi blynk yang akan dihubungkan dengan

1 2 3

129 134 120 130 134 120 110 100 130

1 2 3 4 5 6 7 8 9

P E R B A N D I N G A N D A T A T E K A N A N S I S T O L I K D A R I P E R B A N D I N G A N 3

S U B J E K B E R B E D A Subjek Alat yang Dibuat

Gambar 21 Grafik Perbandingan Nilai Tekanan Darah Sistole dari

3 Subjek Berbeda.

1 2 3

84 76 71 81 73 73 60 75 80

1 2 3 4 5 6 7 8 9

P E R B A N D I N G A N D A T A T E K A N A N D I A S T O L I K D A R I 3 S U B J E K B E R B E D A

Subjek Alat yang Dibuat

Gambar 22 Grafik Perbandingan Nilai Tekanan Darah Diastole dari

3 Subjek Berbeda.

1 2 3

99 95,3 87,3 97,3 93,3 88,6 76,6 83,3 96,6

1 2 3 4 5 6 7 8 9

P E R B A N D I N G A N N I L A I M A P D A R I 3 S U B J E K P E N E L I T I A N Subjek Pembacaan Alat

Gambar 23 Grafik Perbandingan Nilai Mean Arterial Pressure dari

3 Subjek Berbeda.

Gambar 24 Tampilan Akhir Aplikasi Blynk

(10)

mikrokontroler berupa Wemos D1 R2 yang akan membaca data dari sensor yang kemudian akan mengirimkan data ke server aplikasi blynk. Data tersebut berupa data saturasi oksigen, suhu tubuh, tekanan sistolik dan diastolik serta MAP atau mean arterial pressure. Alat yang dibuat akan digunakan secara mandiri oleh pasien yang kemudian data dari pengukuran akan tampil pada aplikasi blynk yang terdapat pada ponsel petugas kesehatan.

2. Sensor MLX90614 yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh pada alat.

Dari hasil pengujian diketahui bahwa sensor dapat mendeteksi suhu tubuh manusia dengan baik. Dari hasil pengujian didapatkan nilai rata-rata suhu tubuh yang diambil sebesar 36,3675 oC.

3. Sensor MAX30100 yang digunakan sebagai pengukur saturasi oksigen pada alat.Dari hasil pengujian diketahui bahwa sensor MAX30100 dapat mendeteksi saturasi oksigen dengan baik. Didapatkan nilai rata-rata pada pengujian sebesar 95,48%.

4. Pengukur tekanan darah pada alat yang dibuat akan dilakukan pengujian untuk mendapatkan nilai tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Dari hasil pengujian diketahui bahwa alat dapat mendeteksi tekanan dengan baik. Nilai rata-rata tekanan sistolik yang didapatkan sebesar 123 mmHg dengan rata-rata tekanan diastolik sebesar 74,78 mmHg.

5. Pengujian nilai mean arterial pressure menggunakan pengujian pada tekanan darah sistolik dan diastolik yang akan dimasukkan pada rumus MAP. Dari hasil pengujian didapatkan nilai rata-rata mean arterial pressure sebesar 90,81 mmHg.

5.2 Saran

Adapun saran dari penulis untuk mengembangkan rancang bangun alat ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk membuat alat tekanan darah sebaiknya dapat menggunakan sensor tekanan yang memiliki sensitivitas lebih baik.

2. Dilakukan kalibrasi alat dengan kalibrasi pada lab yang sesuai standar agar alat yang dibuat dapat memiliki akurasi yang baik.

3. Dapat dibuat aplikasi android untuk penggunaan alat ini, sehingga tampilan aplikasi akan semakin menarik.

4. Untuk mendapatkan tekanan yang lebih baik dapat mengganti pompa dengan kualitas yang lebih baik.

5. Pada saat pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pengujia berdasarkan usia.

6. Dapat menambahkan unsur waktu pada saat melakukan pemeriksaan tekanan darah.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Azis,Abdul.,danYudhanto,Yudho.2019P engantar Teknologi Internet of Things

(IoT).Surakarta:UNS Press.

[2] Datasheet NodeMCU_V3.pdf [3] Datasheet Sensor MAX30100.pdf [4] Datasheet Sensor MPX5050.pdf [5] Datasheet Sensor DS18B20.pdf

[6] Ekojono., Prastiwi,A.,Rahmad,C., dan Rahmanto, A.N. 2018. Pemrograman Spreadsheet untuk Permodelan Kontrol Rangkaian Elektronika. Malang : POLINEMA PRESS.

[7] Erintafifah. 2021, October. Mengenal Perangkat Lunak Arduino IDE. June 12, 2022. https://www.kmtech.id/.

[8] Farmaku. 2019, February 15. Suhu Tubuh Normal Manusia Bayi hingga

Dewasa. Juni 10,2022.

https://www.farmaku.com/.

[9] Fauzan,M.N., dan Adiputri,L.C. 2020.

Tutorial Membuat Prototipe Prediksi Ketinggian Air (Pka) untuk Pendeteksi Banjir Pengingat Dini Berbasis IoT:

Inonesia: Kreatif.

[10] Hastuti,ApriyaniP.2022.Hiperensi.Klate n:Lakeisha.

[11] Khakim,L., Afriliana,I., Nurohim. 2022.

Implementasi Mikrokontroler dan Sensor MQ2 Pada Sistem Proteksi Kebocoran Gas LPG Rumah Tangga.

Pekalongan: NEM.

[12] Malisa,N., dkk. 2021. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik.

Medan : Yayasan Kita Menulis.

[13] Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan.Jakarta: EGC.

[14] Rachmadi, Tri. 2020. Mengenal Apa Itu Internet of Things. Indonesia : TIGA Ebook.

[15] Sendari, S., Wirawan, I.M., dan Nasrullah,M. 2021. Sensor Transduser.

Malang: Ahlimedia Press.

[16] Simarmata,Janner., dkk. 2020. Dasar Dasar Teknologi Internet of Things.

Medan: Yayasan Kita Menulis.

[17] Sinthania,D., dkk. 2022. Ilmu Dasar Keperawatan I. Sukoharjo : Pradina Pustaka.

(11)

[18] Sollu,Tan S., Alamsyah., Bachtiar,Muhammad., Amir,Ardi., dan Bontong,Benyamin. 2018 ,Agustus.

Sistem Monitoring Detak Jantung dan Suhu Tubuh Menggunakan Arduino, Vol.17(3), pp. 232-332. Juni 10, 2022.

http://techno.com/.

[19] Garcia-Riuz, Maguel, Angel dan Mancilla, Santana, Cesar, Pedro. 2021.

DIY Microcontroller Projects for Hobbyists. Birmingham : Packt Publishing Ltd.

[20] Marston, R.M. 2013. Diode Transistor dan Fet Circuits Manual. London : Elsevier Science.

[21] Gandha, Indra, Gutama. 2022. Desain Rangkaian Elektronik dengan Transistor.

Jawa Tengah : Digitama.

[22] Ronny., Setiawan., dan Fatmah, Sari.

2010. Fisiologi Kardiovaskular : Berbasis Masalah Keperawatan . Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

BIOGRAFI

Nur Qumarni, Lahir di kota Singkawang, Kalimantan Barat pada tanggal 12 Oktober 2000.

Menempuh pendidikan dasar di SDN 05 Tanjung Gundul pada tahun 2006 sampai 2012, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 14 Singkawang pada tahun 2012 sampai 2015, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 4 Singkawang pada tahun 2015 sampai 2018, kemudian melanjutkan pendidikan Strata 1 (S1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura pada tahun 2018. Memperoleh gelar sarjana dari Program Studi Teknik Elektro Universitas Tanjungpura pada tahun 2022.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Skenario pengukuran delay keseluruhan sistem dilakukan dengan mengukur waktu proses mulai dari aplikasi android mengirimkan perintah ke server hingga node gateway

Dalam penelitian ini akan dirancang sebuah alat monitoring fasa dan daya berbasis Internet of Things dalam sistem distribusi tiga fasa, yang menggunakan media

Hasil yang diperoleh dari pengujian bahwa alat sistem monitoring PLTS ini dengan IoT ini bekerja dengan baik dalam membaca dan menampilkan data berupa tegangan, arus, daya

Informasi mengenai nilai kelembaban udara diperoleh dari proses pengukuran. Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur kelembaban udara adalah higrometer. DHT11

KESIMPULAN Hasil akhir dalam penelitian ini diketahui bahwa penggunaan alat dalam implementasi yang dilakukan pada Sistem Pengontrolan Alat Elektronik Berbasis IoT dengan menggunakan

Setiap objek limbah yang digunakan untuk implementasi dilakukan cek monitoring nilai yang dihasilkan dari sensor DS18B20 untuk pengukuran suhu limbah, sensor turbidity untuk pengukuran

Tujuan penelitian ini, yaitu a alat monitoring pengukuran tekanan darah portable dengan output suara berbasis IoT, dan b mengukur kinerja sistem berupa hasil pengukuran terhadap tekanan

Sehingga dengan adanya PERANCANGAN ALAT SISTEM MONITORING KAPASITAS INFUS PADA PASIEN BERBASIS INTERNET OF THINGS PADA RUMAH SAKIT dapat memudahkan perawat dalam memonitoring infusan