• Tidak ada hasil yang ditemukan

rancangan proyek perubahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "rancangan proyek perubahan"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

Rencana proyek perubahan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Diklat Manajer Nasional Tingkat II Gelombang III Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020. Penulis menemukan bahwa dalam penyusunan rencana proyek perubahan ini masih jauh dari selesai dan masih ada banyak kekurangan. Meski demikian, penulis tetap berharap penyusunan rencana proyek perubahan ini dapat membawa manfaat bagi berbagai pihak dan seluruh pemangku kepentingan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam keberhasilan implementasi rencana proyek perubahan ini.

JUDUL

DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

Sedangkan kawasan hortikultura merupakan tempat penyebaran usaha hortikultura yang disatukan oleh beberapa faktor pengikat, baik faktor alam, sosial budaya, maupun faktor prasarana fisik buatan (UU No. 13 Tahun 2010). Ditetapkannya suatu kawasan di Kabupaten Purworejo sebagai kawasan hortikultura akan memberikan dampak positif bagi perkembangan kawasan tersebut. Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan hortikultura secara otomatis akan menjadi titik fokus lokasi sasaran dalam berbagai kegiatan seperti pelatihan hortikultura, pemberian bantuan benih, sarana dan prasarana produksi hingga tahap pasca panen dan pemasaran.

Melalui berbagai program dan kegiatan di bidang hortikultura, keterampilan manajemen petani akan meningkat.

LATAR BELAKANG

Para Narakisma sambat, yen ora kena mbudidaya kewan wulu, yen lemah sehat kanggo sandhang lan pangan”, tegese semangate para tani ing tetanen kanggo nggarap asil bumi kanggo entuk pangan lan sandhangan sing cukup.

Kondisi Umum Kabupaten Purworejo

Secara topografis Kabupaten Purworejo merupakan wilayah yang beriklim tropis lembab dengan suhu antara 190C – 280C dengan kelembaban udara antara 70% – 90%.

Visi dan Misi Kabupaten Purworejo

Terwujudnya Kabupaten Purworejo yang semakin sejahtera berbasis pertanian, pariwisata, industri dan perdagangan yang berwawasan budaya, lingkungan hidup, dan ekonomi masyarakat. Terwujudnya Kabupaten Purworejo sebagai pintu gerbang perekonomian utama Provinsi Jawa Tengah bagian Selatan yang berbasis pertanian, pariwisata, industri dan perdagangan; Terwujudnya desa di Kabupaten Purworejo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dengan memberdayakan masyarakat di berbagai bidang.

Penentuan kawasan hortikultura yang akan dilaksanakan sejalan dan berkontribusi terhadap keberhasilan visi dan misi Kabupaten Purworejo.

Kondisi Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan

Susunan organisasi Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo diatur dalam Pasal 5 Peraturan Bupati.

Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan
Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan

Identifikasi Masalah dan Isu Strategis

Kuantitas Proyek perubahan ini tidak mencakup seluruh produk hortikultura yang ada di wilayah Purworejo, namun proyek perubahan ini membatasi pada produk hortikultura yang unggul dan potensial sehingga lebih fokus dan tepat sasaran. 472/Kpts/RC tentang Lokasi Zona Pertanian Indonesia menyatakan bahwa Kabupaten Purworejo ditetapkan sebagai Kawasan Produksi Manggis Prioritas Nasional. Selain itu, manggis Kaligesing telah dilepasliarkan di wilayah Purworejo sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian No.

Sedangkan durian merupakan produk unggulan Kabupaten Purworejo yang sudah terkenal dan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Belum terbentuknya brand image terhadap produk hortikultura unggulan Kabupaten Purworejo yang dapat dijadikan sebagai alat pemasaran. Kesadaran sebagian besar petani di Kabupaten Purworejo masih rendah dalam mengutamakan bahan baku hortikultura unggul di Kabupaten Purworejo, terbukti dengan masih banyaknya bahan baku yang ditanam secara bersama-sama dalam satu lahan, sehingga belum memenuhi Pengolahan Pertanian yang Baik (Good Agriculture Processing). CELAH).

Penerbitan peraturan tingkat kabupaten berupa Peraturan Bupati tentang penetapan kawasan hortikultura di Kabupaten Purworejo. Menciptakan brand image produk hortikultura unggulan Kabupaten Purworejo yang dapat menjadi daya ungkit pemasaran. Kesadaran para petani di Kabupaten Purworejo semakin meningkat untuk mengutamakan komoditas hortikultura unggulan di Kabupaten Purworejo yang sesuai dengan Good Agricultural Processing (GAP) agar komoditas yang ditanam memberikan hasil yang optimal.

Menciptakan brand image produk hortikultura unggulan di Kabupaten Purworejo yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa isu strategisnya adalah belum adanya kawasan hortikultura yang dapat meningkatkan pengelolaan petani dan brand image hortikultura di Kabupaten Purworejo.

Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Komoditas Durian dan Manggis   Kabupaten Purworejo Tahun 2019
Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Komoditas Durian dan Manggis Kabupaten Purworejo Tahun 2019

Diagnosa Organisasi

Sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Purworejo, bahwa sektor pertanian merupakan salah satu penopang pembangunan perekonomian, menciptakan kearifan lokal dan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat, maka ditetapkanlah Peraturan Daerah Kabupaten tentang penetapan kawasan hortikultura. diperlukan sebagai strategi perbaikan manajemen petani dan penciptaan brand image produk hortikultura. Susunan organisasi Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo diatur dengan Peraturan Bupati Purworejo Nomor 72 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo. Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo.

Susunan organisasi Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo terdiri dari Kepala DINPPKP, Sekretariat, Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Pangan, Bidang Perkebunan, Bidang Peternakan, Bidang Kelautan dan Perikanan, Bidang Prasarana dan Sarana, UPT dan kelompok jabatan fungsional. Sistem hubungan yang berlaku di lingkungan Kementerian Pertanian, Ketersediaan Pangan, Kelautan dan Perikanan yaitu Menteri Pelayanan, Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Pangan, Bidang Perkebunan, Bidang Peternakan, Bidang Kelautan dan Perikanan, Bidang Prasarana dan Sarana, UPT dan kelompok jabatan fungsional langsung di bawah kepala departemen. Penerapan penghargaan dan hukuman (reward and sanction) terhadap pegawai Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo telah dilaksanakan melalui pemberian kompensasi kinerja kepada pegawai.

Pegawai yang tingkat kedisiplinan dan kinerjanya baik akan memperoleh tunjangan kinerja secara penuh, namun pegawai yang tingkat kedisiplinan dan kinerjanya kurang tidak akan memperoleh tunjangan kinerja secara penuh, melainkan sepadan dengan pencapaian kinerjanya. Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo selaku pemimpin organisasi menetapkan kebijakan dan arah tujuan organisasi dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi sebagaimana yang diinstruksikan. Hal ini menyebabkan setiap pemangku kepentingan mempunyai mekanisme prosedur kerja tersendiri yang disesuaikan dengan kepentingannya masing-masing.

Hasil Visitasi Kepemimpinan Nasional di Kota Surakarta

TUJUAN DAN MANFAAT UNTUK ORGANISASI ADAPTIF . 21

Proyek perubahan ini mempunyai tujuan yang sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Purworejo, bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama pembangunan ekonomi, mewujudkan kearifan lokal dan desa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat, hingga Peraturan Daerah. Kabupaten mengenai penciptaan kawasan hortikultura diperlukan sebagai strategi peningkatan pengelolaan petani dan penciptaan brand image produk hortikultura. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu ditetapkan tujuan pencapaian dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Terdapat Surat Bupati yang berisi informasi tentang kegiatan sosialisasi peruntukan kawasan perkebunan dan perintah dukungan kepada OPD lain sesuai kewenangan masing-masing OPD.

Terciptanya produk hortikultura unggul yang mempunyai daya jual dan daya saing di pasaran, baik dari segi mutu rasa, kemasan, maupun harga. Terciptanya brand image terhadap produk unggulan hortikultura yang dihasilkan sehingga pemasarannya tidak terbatas pada pasar lokal saja, melainkan pasar nasional dan ekspor. Capaian jangka panjang yang akan dicapai sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Purworejo yaitu terwujudnya Kabupaten Purworejo sebagai pintu gerbang perekonomian utama Provinsi Jawa Tengah bagian selatan dengan sektor pertanian sebagai salah satu basis pilarnya. .

Manfaat Proyek Perubahan

OUTPUT DAN OUTCOME

Output Proyek Perubahan

Outcome Proyek Perubahan

TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

Selama fase proyek perubahan, terdapat beberapa pilihan alat dan metode analisis yang dapat digunakan. Metode analisis yang digunakan dalam menyusun rencana strategis proyek perubahan ini menggunakan metode SOAR yang terdiri dari empat dimensi meliputi kekuatan, peluang, ambisi dan hasil. Kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan aset dan seluruh aset yang dimiliki Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo yang mendukung terlaksananya proyek perubahan tersebut.

Anggaran yang tersedia di Din.PPKP baik dari pemerintah Kabupaten Purworejo maupun anggaran pusat.

Analisis Rencana Strategis

Peluang yang dimaksud merupakan peluang terbaik yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh Din.PPKP berdasarkan analisis lingkungan eksternal. Masih besarnya peluang pasar produk hortikultura unggulan Kabupaten Purworejo, baik di pasar nasional maupun ekspor. Kecenderungan yang dimaksud adalah kecenderungan atau usulan baik dari internal Din.PPKP maupun eksternal Din.PPKP yang mendukung pelaksanaan proyek perubahan ini.

Tujuannya untuk mewujudkan wisata pertanian-hortikultura di Kabupaten Purworejo yang bertaraf nasional dan internasional. Membangun brand image dan agrowisata yang didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta anggaran. Membangun brand image dan agrowisata untuk membuka peluang pasar, baik pasar domestik maupun ekspor.

Gambar 4. Analisis SOAR Proyek Perubahan
Gambar 4. Analisis SOAR Proyek Perubahan

Tahapan Proyek Perubahan (Milestone)

RENCANA STRATEGIS MARKETING

Strategi Marketing Proses Penyusunan Proyek Perubahan

Pemangku kepentingan dalam rancangan proyek perubahan ini, berdasarkan pengaruh dan perannya, dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pemangku kepentingan utama, pemangku kepentingan primer, dan pemangku kepentingan sekunder seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Pendekatan Net Map yang diperkenalkan oleh Eva Schiffer merupakan instrumen berbasis analisis jaringan sosial (SNA). Melakukan analisis terhadap para pemangku kepentingan suatu organisasi dapat memetakan dengan jelas sikap para pemangku kepentingan terhadap program yang akan dirancang/dilaksanakan oleh organisasi.

Setelah menganalisis pemangku kepentingan, mengetahui posisinya di kuadran, maka pemangku kepentingan harus dikelola dengan caranya sendiri. Laten adalah pemangku kepentingan yang tidak mempunyai kepentingan khusus atau terlibat langsung dalam proyek perubahan, namun mempunyai kekuasaan jika terlibat dalam proyek perubahan. Advokat adalah pemangku kepentingan yang mempunyai kepentingan dan dukungan vokal, namun memiliki kekuasaan yang kecil dalam proyek perubahan.

Stakeholder yang apatis adalah mereka yang tidak peduli atau tidak mempunyai kepentingan dan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap proyek perubahan. Perlu dibentuk tim yang efektif dan kreatif agar pelaksanaan proyek perubahan ini pada setiap tahapan dapat berjalan lancar dan sesuai waktu yang direncanakan. Proyek transformasi ini akan menciptakan kawasan hortikultura dengan meningkatkan keterampilan manajemen petani dan menciptakan brand image produk hortikultura Kabupaten Purworejo.

Selain potensi pendukungnya, di sisi lain terdapat kendala dan tantangan dalam realisasinya yang pasti akan dihadapi sehingga perlu antisipasi dan langkah-langkah untuk mengatasinya. Mengumpulkan data internal dan literasi Din.PPKP dari berbagai sumber data seperti BPS dan OPD lainnya.

Tabel 10. Identifikasi Stakeholder Berdasar Pengaruh dan Peranan
Tabel 10. Identifikasi Stakeholder Berdasar Pengaruh dan Peranan

Strategi Marketing Hasil Proyek Perubahan

Pendekatan Marketing Sektor Publik

Lokasi yang akan digunakan untuk memasarkan produk hortikultura yang dihasilkan adalah di lokasi agrowisata yang telah ditetapkan. Selain itu juga melalui pameran yang diadakan di berbagai tempat, baik yang rutin diadakan seperti Purworejo Expo, Farmers Market maupun acara pameran temporer. Harga yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan oleh pengguna, dalam hal ini pembeli dari produk hortikultura yang dihasilkan.

Harga yang tercipta akan terjangkau di pasaran karena petani akan mendapat dukungan dari pemerintah dalam proses budidaya, produksi dan pemasaran, sehingga harga produk tidak mahal dan dapat bersaing di pasar. Promosi sebagai sarana komunikasi antara petani sebagai produsen produk hortikultura dengan calon pembeli dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui event-event seperti berbagai lomba, grebes, pameran dan promosi melalui media sosial dan online melalui website internet.

Organisasi Pembelajar

Gambar

Gambar 1. Peta Kabupaten Purworejo
Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan
Tabel 1. Luas panen (Ha) dan produksi (kuintal) buah-buahan tahun 2019   Kabupaten Purworejo
Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Komoditas Durian dan Manggis   Kabupaten Purworejo Tahun 2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAGAN ORGANISASI DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA KABUPATEN KLATEN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA