• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN GEOGRAFI

N/A
N/A
Priscillia Adi Nugroho

Academic year: 2024

Membagikan "RANGKUMAN GEOGRAFI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1. CUACA DAN IKLIM

A. DEFINISI CUACA

Cuaca adalah keadaan udara pada waktu yang relatif singkat dan terjadi ditempat yang relatif sempit.

B. DEFINISI IKLIM

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata yang terjadi pada daerah yang luas dan dalam waktu yang relatif lama.

Komponen Pembentuk Cuaca dan Iklim : 1.Suhu Udara

Suhu udara adalah derajat panas udara. Alat untuk mengukur suhu udara adalah termometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara suatu daerah adalah :

a.Sudut datang sinar matahari b.Cerah tidaknya cuaca

c.Lama penyinaran matahari d.Letak lintang

e.Ketinggian tempat 2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh setiap satuan luas bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Faktor utama yang mempengaruhi perbedaan tekenan udara adalah temperature udara.

Daerah yang mendapat panas terus-menerus merupakan daerah yang mempunyai tekanan udara minimum sedangkan daerah yang

pemanasannya kurang, bertekanan maksimum.

3.Angin

Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan yang lainnyab. Udara yang bergerak dari daerah yang nertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum.

Alat untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer.

(2)

4.Kelembaban Udara

Kelembaban udara menunjukkan banyaknya kandungan uap air di dalam udara. Kelembapan udara diukur denga hygrometer.

5.Awan

Awan adalah kumpulan uap air dan kristal es pada udara dengan diameter 0,02 -0,06 mm yang berada di atmosfer. Awan yang mencapai

permukaan bumi disebut kabut.

6.Hujan

Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik air dari atmosfer ke permukaan bumi secara alami. Alat untuk mengukur besarnya curah hujan adalah fluviometer. Berdasarkan bentuknya hujan dibedakan sebagai berikut yaitu hujan air, hujan salju, hujan es. Berdasar proses terjadinya hujan dibedakan yaitu hujan orografis yaitu hujan yang terjadi di daerah pegunungan, hujan konveksi, hujan frontal hujan yang terjadi di daerah sub tropis, hujan konvergen hujan yang terjadi karena adanya

pengumpulan awan yang disebabkan oleh angin.

2. GERAK ATMOSFER, MASSA UDARA, DAN FRONT 1.) Atmosfer

Atmosfer, atmos(uap) dan sparia(bulatan) adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi dan terdiri atas beberapa gas yang

dipertahankan oleh gravitas bumi. Berfungsi untuk mempertahankan kehidupan di bumi.

a.)Lapisan Atmosfer

(3)

b.)1. Troposfer, berada 0-8 km (kutub) dan 0-18 km

(ekuator/khatulistiwa), peristiwa cuaca, ketinggian meningkat = suhu turun.

c.) • Tropopause (lapisan di antara troposfer dan stratosfer).

d.)2. Stratosfer, berada 19-55 km, terdapat O3 yang bisa menyerap sinar UV, ketinggian meningkat = suhu meningkat.

e.) • Stratopause (lapisan di antara stratosfer dan mesosfer).

f.) 3. Mesosfer, berada 55-85 km, ketinggian meningkat = suhu

menurun hingga – 100 derajat Celcius, banyak meteor terbakar dan terurai sehingga tidak sampai ke permukaan bumi.

g.) • Mesosfer (lapisan di antara mesosfer dan termosfer).

h.)4. Termosfer (Ionosfer), berada 85-650 km, ketinggian meningkat

= suhu meningkat hingga 1010 derajat Celcius, terdapat ion-ion yang berperan untuk penyebaran gelombang radio.

i.) • Termopause (lapisan di antara termosfer dan eksosfer).

j.) 5. Eksosfer, berada > 1000 km, lapisan terluar yang berbatasan dengan luar angkasa, gaya grafitasi berkurang/hilang.

Gerakan Atmosfer

1. Gaya Gradien Tekanan, adalah gaya penggerak udara yang berasal dari adanya tekanan atmosfer yang tidak sama, sehingga udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi kentempat bertekanan rendah.

2. Gaya Coriolis, adalah gaya semu (fiktif/khayal) yang muncul akibat rotasi bumi. Gaya ini menyebabkan pergerakan angin tidak searah, di Belahan Bumi Utara (BBU) berbelok ke kanan, dan di Belahan Bumi Selatan (BBS) berbelok ke kiri.

(4)

3. Angin Geostropik, terjadi jika gaya gradien tekanan diimbangi oleg gaya coriolis sehingga angin beehembus sejajar isobar. Angin ini terdapat pada ketinggian sekitar 1500 m dpal.

4. Gaya Gesekan, gaya gesekan menyebabkan kecepatan angin melemah, sehingga gaya coriolis mengecil sedang gaya gradien tekanan tetap. Karena perbedaan tersebut menyebabkan angin memotong isobar ke arah tekanan rendah. Makin besar gaya gesekan, makin besar sudut potong antara angin dengan isobar.

5. Angin Gradien, yaitu gerak udara yang mempunyai

keseimbangan antara gaya gradien tekanan, gaya coriolis dan gaya sentrifugal (lintasan lengkung angin). Jenisnya seperti angin

sinkonik dan anti-sinklonik.

2.) ANGIN-ANGIN DI DUNIA

A. Angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.

B. PROSES DAN FAKTOR TERJADINYA ANGIN

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang.

Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali.Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi.

(5)

Angin

Faktor-faktor yang menyebabkan angin terhadi antara lain adalah:

Gradien Barometris, yaitu bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan anginnya.

Lokai, kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat daripada angin yang jauh dari garis khatulistiwa.

Tinggi Lokasi, semakin tinggi lokasinya semakin kencang pula angin yang bertiup. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menhambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempa, gaya gesekan ini semakin kecil.

Waktu, Angin bergerak lebih cepat pada siang hari, dan sebaliknya terjadi pada malam hari.

Sebenarnya yang kita lihat saa angin berhembus adalah partikel-partikel ringan seperti debu yang terbawa bersama angin. Angin bisa kita rasakan hembusannya karena kita mempunyai indra perasa, yaitu kulit, sehingga kita bisa merasakannya.

C.SIFAT-SIFAT ANGIN Beberapa sifat angin antara lain:

Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin tersebut.

Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas.

Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tampat lain, dan dari waktu ke waktu.

D.KECEPATAN ANGIN

Kecepatan angin ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin dan resistensi medan yang dilaluinya.

E.JENIS-JENIS ANGIN 1.Angin laut dan Angin Darat

Angin Darat dan Angin Laut

a. Angin Laut

Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini bisa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.

(6)

b.Angin Darat

Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut, yang pada umumnya terjadi saat malam hari, dari jam 20.00 sampai dengan 06.00.

Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahi bertenaga angin sederhana.

2.Angin Lembah dan Angin Gunung

Angin Lembah dan Angin Gunung

a.Angin Lembah

Angin Lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke puncak gunung dan biasa terjadi pada siang hari.

b.Angin Gunung

Angin Gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung  ke lembah gunung dan terjadi pada malam hari.

3.Angin Fohn

Angin Fohn

(7)

Angin Fohn (Angin Jatuh) adalah angin yang terjadi sesuai hujan Orografis. Angin yang bertiup pada suaatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda.

Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginy lebih dari 200 meter , naik di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering , karena uap air sudah di buang pada saat hujan orografis.

Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubunya terhadap serangan penyakit.

4.Angin Muson

Angin Muson

Angin muson atau biasanya disebut sengan angin musim adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan periode yang lain polanya akan berlawan yang berganti arah secara berlawanan setiao setengah tahun.

Angin Muson terbagi atas dua macam,yaitu : a.Angin Muson Barat

Angin Musim/Muson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan.

(8)

Angin ini terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari, dan maksimal pada bulan januari dengan Kecepatan Minimum 3 m/s.

b. Angin Muson Timur

Angin Musim/Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia( musim dingin) ke Benua Asia (Musim panas) sedikit curah hujan ( kemarau) di Indonesia bagian timur karena angin melewati celah-celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan juni, juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan juli.

F.ALAT UNTUK MENGUKUR ANGIN Alat untuk mengukur angin antara lain:

Anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin.

Anemometer

Wind Vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin.

Windvane

Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin, yang biasanya banyak ditemukan di bandara-bandara.

3.) MASSA UDARA

Massa udara adalah sekelompok besar udara yang relatif seragam pada arah horizontal.

(9)

Kawasan sumber diartikan sebagai permukaan yang homogen dimana massa udara terbentuk. Klasifikasinya yaitu:

1. Samudera-samudera tropis dan subtropis hangat 2. Padang pasir continental subtropis yang panas 3. Samudera lintang tinggi yang relatif dingin

4. Benua lintang tinggi yang dingin dan kawasan es/salju.

Kelas dan karakteristik fisik massa udara:

1. Maritim Tropis (mT)

Ciri-cirinya : suhu 22-30 derajat Cecius, kelembaban spesifik 25-20 g/kg, dan stabilitas bersyarat. Kawasan sumber meliputi samudera tropis, subtropis, Amazone, Congo basin, dan Asia Tenggara.

2. Kontinental Tropis (cT)

Ciri-cirinya : suhu 30-42 derajat Celcius, kelembaban spesifik 5-10 g/kg, stabil bersyarat dengan lapse rate 0-3 km. Kawasan sumber meliputi Gurun subtropis, Sahara, Gurun Australia.

3. Maritim Polar (mP)

Ciri-cirinya : suhu mP winter 0-0 derajat celcius dan kelembaban spesifik 3-8 g/kg, suhu mP summer 2-4 derajat celcius dan kelembaban spesifik 5-10 g/kg, stabilitas bersyarat untuk kedua musim. Kawasan sumber meliputi Samudera pada lintang 45-50 derajat dan daerah kutub.

4. Kontinental Polar dan Artik (cP dan cA)

cP winter  : suhu -35 sampai -20 derajat celcius, kelembaban spesifik 0,2-0,6 g/kg, stabilitas sangat stabil (inversi di permukaan). Kawasan sumber

meliputi Benua pada lintang 45-50 derajat.

cP summer  : suhu 5-15 derajat celcius, kelembaban spesifik 4-9 g/kg, stabilitas stabil / stabil bersyarat.

(10)

cA winter  : suhu -55 sampai -35 derajat celcius, kelembaban spesifik 0,05- 0,2 g/kg, stabilitas sangat stabil (inversi 0-2 km). Kawasan sumber meliputi Antartika, Artik, dan Greenland.

Modifikasi Massa Udara

Adalah pergerakan massa udara dari kawasan sumber. Modifikasi terjadi melalui 2 cara:

1. akan terjadi permukaan lembab dan panas

2. menjadi stabil/turun (s) atau tidak stabil/udara bergerak naik (u).

Modifikasi tergantung pada wilayah yang dilewati : 1. melewati wilayah hangat 

2. melewati wilayah dingin (c)

Contoh : mT —> mTw —> mTws ; yang berarti massa udara dari maritim tropis melewati lokasi hangat sehingga menjadi stabil.

cAcu ; massa udara dari kontinental artik melewati lokasi dingin sehingga menjadi tidak stabil.

4.) FRONT

Front adalah wilayah transisi tempat bertemunya dua massa udara yang berbeda sifat fisik dan kekuatannya. Frontogenesis adalah awal pembentukan

front. Frontolisis adalah fase akhir hilang / lenyapnya. Front cuaca adalah nama yang diberikan pada daerah perbatasan tempat bertemunya dua massa udara.

Ciri-Ciri Front

1. Sepanjang garis front terjadi angin yang bergerak dari arah yang berlawanan.

2. Perbedaan suhu yang tajam.

(11)

3. Cuaca yang buruk seperti hujan badai selama 2 jam pada front dingin serta hujan gerimis selama 2 hari pada front panas. Pada awal pembentukan front terjadi kabut.

4. Garis isobar mengalami patahan, dan pada patahan tersebut terjadi siklon.

5. Pada lokasi dekat front beda suhu T dan Td (titik embun) kecil atau hampir sama.

Klasifikasi Front / Jenis Front

1. Front Panas (Warm Front), terjadi ketika massa udara panas menggilas seketika udara dingin. Front ini terjadi seperti proses udara naik di pegunungan. Front panas memiliki massa udara hangat dan kelembaban tinggi, kecepatan lambat sekitar 10-25 mil/jam, terjadinya hujan gerimis selama 2-3 hari dan terbentuknya awan cirriform dan stratiform.

2. Front Dingin (Cold Front), terjadi ketika massa udara dingin mendesak massa udara panas. Bergerak lebih cepat ketimbang front panas, akibatnya perubahan cuaca yang lebih drastis. Terbentuknya awan cumulonimbus dan cumulus yang mengakibatkan terjadinya huban besar, kilat dan badai selama 2-3 hari.

3. Front Campuran (Occluded Front), terjadi apabila massa udara dingin bertemu dengan massa udara panas sehingga massa udara dingin akan mengambil alih lokasi massa udara panas. Front ini menciptakan campuran dari udara pada kedua front sehingga kondisi udara relatif stabil.

4. Front Stasioner, terjadi ketika 2 massa udara baik dingin maupun panas tidak cukup kuat untuk mendorong front satu sama lain sehingga udara tidak beegerak. Kondisi cuaca di sepanjang front stasioner umumnya

cerah/berawan dengan udara yang jauh lebih dingin disalah satu sisinya, hal ini dikarenakan kedua massa relatif kering dan tanpa presipitasi. Front ini tidak berlangsung lama apabila salah satu massa udara mendesak massa lainnya akan berubah menjadi front panas atau front dingin.

(12)

5. Front Siklon (Siklon Frontal) / Siklon Ekstratropis, terjadi karena pertemuan 2 massa udara yang berbeda kekuatan dan karakter. Terjadi di daerah lintang tinggi sekitar kutub dan lintang sedang. Siklon frontal merupakan bentuk front yang terjadi dalam keadaan khusus. Depresi frontal dalam tahapan paling berkembang dapat berupa badai besar yang lebarnya mencapai 1600 km (1000 mil) dan dapat bergerak jauh ribuan kilometer (mil) membawa cuaca badai.

Dampak Front Terhadap Iklim

Volume udara akan mempengaruhi daerah di bawah permukaan sumbernya.

Massa udara kutub maritim berpengaruh pada kabut, gerimis, cuaca mendung dan cahaya tahan lama hujan.

Front panas membentuk awan cirrus, stratus, nimbostratus yang menyebabkan turun hujan di bawah permukaan front.

Front stasioner menyebabkan cuaca cerah.

Front dingin menyebabkan terjadinya badai.

3. AWAN DAN HIDROMETER

Awan adalah sekumpulan tetesan air atau juga kristal es pada atmosfer yang terjadi disebabkan karena pengembunan atau pemadatan uap air yang terdapat didalam udara setelah melampaui keadaan yang jenuh.

PROSES TERBENTUKNYA AWAN

Udara tersebut selalu mengandung uap air. Jika uap air tersebut meluap menjadi titik-titik air, maka akan terbentuklah awan. Peluapan tersebut boleh berlaku dengan cara :

Jika udara panas, lebih banyak uap yang terkadung di dalam udara dikarenakan air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air tersebut maka akan naik tinggi, hingga tiba pada satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap tersebut akan mencair serta maka terbentuklah awan, molekul titik air yang tidak terhingga banyaknya.

Jika awan sudah terbentuk, titik air pada awan akan menjadi semakin besar serta awan tersebut akan menjadi semakin berat, serta perlahan-lahan daya tarikan

(13)

bumi juga menariknya ke bawah. Hinggalah sampai 1 peringkat titik-titik tersebut akan terus jatuh ke bawah. Hingalah sampai 1 peringkat titik-titik tersebut akan terus jatuh ke bawah maka turunlah hujan.

Namun tetapi apabila titik-titik air itu bertemu udara panas, titik-titik tersebut akan menguap serta lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan awan tersebut selalu berubah-ubah pada bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan tersebut silih berganti menguap dan juga mencair. Hal tersebutlah juga yang menyebabkan kadang-kadang terdapat awan yang tidak membawa hujan.

KLASIFIKASI AWAN

Ditahun 1894, Komisi Cuaca Internasional itu membagi bentuk awan menjadi 4 kelompok utama, yakni

1. awan tinggi 2. awan sedang 3. awan rendah

4. awan dengan perkembangan vertikal.

A.Kelompok Awan Tinggi

Dikawasan tropis, awan tersebut terletak pada  ketinggian 6-18 km, dikawasan iklim sedang awan tersebut terletak pada ketinggian 5-13 km, sedangkan

pada kawasan kutub terletak di 3-8 km.

Awan yang tergolong ke dalam awan tinggi antara lain : Awan Sirrus (Ci)

Awan tersebut halus, serta berstruktur seperti serat dan juga bentuknya mirip seperti bulu burung.

Awan tersebut juga sering tersusun seperti pita yang melengkung pada  langit, sehingga seakan-akan tampak seperti bertemu pada 1 atau 2 titik horizon

Awan tersebut tidak menimbulkan hujan.

Awan ini juga terdiri daripada halbor air yang terjadi dikarenakan suhu terlalu dingin pada atmosfer.

Awan Sirus tersebut ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan tersebut juga berwarna putih dengan pinggiran yang tidak jelas.

Awan Sirostratus (Ci-St)

(14)

Bentuknya ialah seperti kelembu putih yang halus serta rata menutup seluruh langit sehingga tampak sangat cerah, dapat juga terlihat seperti anyaman yang bentuknya itu tidak teratur.

Awan tersebut juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang menyelimuti matahari serta bulan yang biasanya terjadi pada musim kemarau.

Awan Sirokumulus(Ci-Cu)

Awan tersebut bentuknya seperti terputus-putus dan juga penuh dengan kristal es sehingga bentuknya itu seperti sekelompok domba serta

juga sering menimbulkan bayangan.

B.Kelompok Awan Sedang

Dikawasan tropis awan tersebut terletak pada ketinggian 2-8 km, dikawasan iklim sedang terletak pada ketinggian 2-7 km, sedangkan dikawasan kutub

terletak pada ketinggian 2-4 km.

Yang termasuk didalam awan sedang antara lain sebagai berikut : 1.Awan Altokumulus(A-Cu)

Awan tersebut sangat kecil-kecil, namun tetapi jumlahnya banyak

Awan Altokumulus tersebut berwarna kelabu atau juga putih dilihat diwaktu senja.

Biasanya berbentuk ialah seperti bola yang agak tebal. Awan

tersebut bergerombol dan juga sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan.

Pada tiap elemen kelihatan jelas tersisih diantara satu sama lain dengan warna keputihan serta juga kelabu yang membedakannya dengan

Sirokumulus.

2.Awan Altostratus(A-St)

Awan Altostratus tersebut berwarna kekelabuan serta juga meliputi hampir keseluruhan langit.

Awan tersebut menghasilkan hujan jika  cukup tebal.

Awan-awan di atas terbentuk diwaktu senja serta juga malam hari serta akan menghilang jika matahari terbit di awal pagi.

C.Kelompok Awan Rendah

Awan tersebut terletak di ketinggian kurang dari 3 kilo meter, yang tergolong ke dalam awan rendah antara lain sebagai berikut:

(15)

1.Awan Stratokumulus(St-Cu)

Awan tersebut berbentuk ialah seperti bola-bola yang sering menutupi daerah pada seluruh langit, sehingga kelihatan seperti gelombang.

Lapisan awan tersebut tipis serta juga tidak menghasilkan hujan.

Awan tersebut berwarna kelabu atau juga putih yang terjadi di saat petang dan juga senja jika atmosfer stabil.

2.Awan Stratus(St)

Awan tersebut cukup rendah serta juga sangat luaas. Tingginya awan ini di bawah 2000 m.

Lapisannya itu melebar seperti kabut serta juga berlapis.

3.Awan Nimbostratus(Ni-St)

Bentuknya itu tidak menentu ialah dengan pinggir compang-camping.

Di Indonesia awan tersebut hanya menimbulkan gerimis.

Awan tersebut juga berwarna putih gelap yang penyebarannya di langit lumayan luas.

D.Kelompok Awan Dengan Perkembangan Vertikal

Awan tersebut terletak diantara 500-1500 meter, yang tergolong didalam awan dengan perkembangan vertikal antara lain sebagai berikut :

1.Awan Kumulus(Cu)

adalah awan tebal dengan puncak yang lumayan tinggi. Terlihat pada gumpalan putih atau juga cahaya kelabu yang terlihat ialah seperti bola kapas mengambang,

awan tersebut berbentuk garis besar yang tajam serta juga dasar yang datar.

Dasar ketinggian pada awan ini umumnya 1000 meter serta lebarnya 1 km.

2.Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)

Awan tersebut berwarna putih atau gelap.

Terletak diketinggian kira-kira 1000 kaki dan juga puncaknya punya ketinggian yang lebih dari 3500 kaki. Awan tersebut menimbulkan hujan dengan kilat serta juga guntur.

Awan ini sangat berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado, serta badai.

(16)

Sedangkan dengan berdasarkan bentuknya, Awan tersebut terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Kumulus, adalah aawan yang bentuknya itu dengan bergumpal-gumpal serta dasarnya horizontal.

2. Stratus, adalah awan yang tipis serta tersebar luas sehingga menutupi langit dengan secara merata.

3. Sirrus, adalah awan yang berbentuk halus serta juga berserat seperti bulu ayam. Awan tersebut tidak dapat menimbulkan hujan.

4. BENCANA METEOROLOGI

bencana alam yang berhubungan dengan iklim. Bencana alam ini umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus

1. Siklon Tropis

Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.

Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non- frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.

2. El Nino dan La Nina

 El Nino merupakan suatu fenomena perubahan iklim yang secara global yang diakibatkan karena memasnasnya suhu di permukaan air laut Pasifik bagian timur.Biasanya terjadi pada bulan desember.

(17)

La Nina merupakan suatu kondisi dimana suhu permukaan air laut di kawasan Timur Equador atau di lautan Pasifik mengalami penurunan. Biasanya terjadi 6 sampai 7 tahun sekali.

3.Tornado

Tornada merupakan pusaran udara yang bergerak cepat dan berbentuk corong spiral. Kecepatan tornado umumnya mulai dari 72km perjam ssmpai 400km perjam.

5. PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM

Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi rata-rata cuaca di suatu daerah tertentu, disebabkan pengaruh suhu atmosfer yang semakin meningkat.

Kontroversi pemanasan global dan perubahan ikim : Menurut IPCC iklim berubah karena manusia dan siklus iklim itu sendiri sedangkan menurut UNFCC iklim berubah karena manusia

-Iklim Global berubah secara natural tanpa pengaruh manusia karena:

(18)

1. Perubahan orbit bumi 2. Variasi output matahari 3. Dampak meteor

4. Erupsi vulkanik -Pengaruh manusia:

1. Peningkatan emisi GRK

2. Pengurangan penyerap karbon

Penyebab dan akibat pemanasan global

- Konsentrasi gas CO2, penyumbang terbesar terhadap efek rumah kaca di atmosfer, diketahui telah meningkat secara sangat signifikan setelah revolusi industri (sumber antropogenik).

- Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca dipercayai oleh para ilmuwan telah menyebabkan pemanasan global dan memicu perubahan iklim yang terjadi sekarang ini Kontribusi gas-gas terhadap pemanasan global.

Dampak Perubahan Iklim Kenaikan muka laut global

o Terganggunya Batas Wilayah Indonesia

o Gangguan terhadap Jaringan Jalan Lintas dan Kereta Api o Menggenangnya Air Laut dan Rusaknya Ekosistem Pantai o Peningkatan Jumlah Pengungsi Hilangnya Habitat dan Spesies  o Hilangnya lahan-lahan budidaya

o Berkurangnya Produktivitas Lahan o Berkurangnya Produktivitas Pertanian o Berkurangnya Produktivitas Perikanan o Masalah Sumber Daya Air

(19)

6. KLASIFIKASI IKLIM

I. Klasifikasi Schmidt  Fergusson

Schmidt dan Fergusson menggunakan dasar adanya bulan basah dan bulan kering seperti yang dikemukakan oleh Mohr. Perbedaan terdapat pada cara mencari bulan basah dan bulan kering. Hal ini juga merupakan alasan

pembagian iklim tersendiri untuk Indonesia. Menurut Mohr bulan basah dan bulan kering berdasarkan Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Klasifikasi bulan menurut Mohr Jenis bulan Curah hujan/bulan Bulan basah  100

Bulan lembab 60-100 Bulan kering  60

Schmidt dan Fergusson mendapatkan bulan basah dan bulan kering bukan mencari harga rerata curah hujan untuk masing-masing bulan tetapi dengan cara tiap tahun adanya bulan basah dan bulan kering dihitung kemudian dijumlahkan untuk beberapa tahun kemudian direrata. Hal ini mengingat, jika digunakan harga rerata masing-masing bulan adanya bulan basah dan bulan kering yang tiap tahun bergeser kemungkinan sekali tidak nampak pada harga rerata bulan basah.

Q =  

Jumlah rerata bulan kering dan bulan basah didapat dari data hujan seluruh Indonesia antara tahun 1921 – 1940 dengan menghilangkan tempat-tempat yang mempunyai data sepuluh tahun.

Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt dan Fergusson menentukan tipe hujan di Indonesia, yang disajikan pada Tabel 1.2.

(20)

II. Klasifikasi Koppen

Dasar klasifikasi Koppen adalah rerata curah hujan dan temperatur bulanan maupun tahunan. Tanaman asli dilihat sebagai kenampakan yang terbaik dari keadaan iklim sesungguhnya, sehingga batas iklim ditentukan dengan batas hidup tanaman. Koppen mengenalkan bahwa daya guna hujan terhadap

perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak tergantung pada hanya jumlah hujan tapi juga tergantung pada intensitas evaporasi yang menyebabkan

hilangnya air yang cukup besar, baik dari tanah maupun dari tanaman..

Hubungan intensitas evaporasi dan daya guna hujan ditunjukkan dengan

hubungan antara hujan dan temperatur. Misalnya: jumlah hujan yang sama yang terjadi di daerah iklim panas atau terpusat pada musim panas yang berarti

evaporasi besar, adalah kurang bagi tanaman daripada yang jatuh di daerah beriklim sejuk. Walaupun demikian metode untuk mengukur daya guna hujan ini tidak begitu memuaskan.

Koppen menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mencirikan tipe iklim. Tiap tipe iklim terdiri dari kombinasi dan masing-masing huruf mempunyai arti sendiri-sendiri. Koppen membagi bumi dalam 5 kelompok iklim, yaitu :

A. Iklim Hujan Tropika (Tropical Rainy Climates)

Iklim ini diberi simbol A. Daerah yang mempunyai temperatur bulan terdingin lebih besar daripada 18°C (64°F) termasuk iklim ini yang dibagi menjadi beberapa tipe iklim, yaitu:

1) Tropika Basah (Af)

Daerah yang termasuk tipe iklm ini harus memenuhi syarat di atas dan daerah bulan terkering hujan rerata lebih besar dari 60 mm.

(21)

2) Tropika Basah (Am)

Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering. Tipe ini memiliki bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering.

Bulan-bulan kering dapat diimbangi oleh bulan basah, sehingga pada daerah- daerah yang demikian basah terdapat hutan yang cukup lebat.

3) Tropika Basah Kering (Aw)

Jumlah bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering sehingga vegetasi yang ada adalah padang rumput dengan pepohonan yang jarang.

B. Iklim Kering (dry climate)

35% of Earth's land surface , evaporation exceeds precipitation 1) Iklim steppe (Bs) : desert / precipitation < 1/2 evaporation 2) Iklim padang pasir (Bw) : precipitation > 1/2 evaporation

C. Iklim sedang (humid mesothermal climate)

27% of Earth's total surface area , 55 % of world's population , Warmest month

> 50 degrees F, Coldest month > 32 degrees F but < 64.4 degrees F

1) Iklim sedang dengan musim panas yang kering (Cs – dry summer subtropical climate) : Dry summer / "Mediterranean"

2) Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (Cw) : winter dry period 3) Iklim sedang yang lembab (Cf) : no dry season / all months > 1.2 in. precip.

D. Iklim dingin (humid microthermal climate)

21% of Earth's land surface (7% total surface) , warmest month > 50 deg F , coldest month < 32 deg F , great variability in temperature , snow climates , only in mountains in the southern hemisphere

(22)

1) Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw) : dry winter 2) Iklim dingin tanpa pernah kering (Df) : no dry period

E. Iklim kutub (polar)

warmest month below 50 degrees F 1) Iklim tundra (Et) : tundra and ice cap

2) Iklim es- salju abadi (Ef) : cold, ice climates

III. Klasifikasi Oldeman

Sistem klasifikasi iklim menurut Oldeman digunakan terutama pada lahan padi sawah lahan kering. Atas dasar pertimbangan bahwa curah hujan lebih besar atau sama dengan 200 mm per bulan dianggap cukup untuk usaha padi sawah, sedang untuk tanaman palawija curah hujan minimal 100 mm per bulan

dianggap cukup. Umur padi sawah diperkirakan cukup selama 5 bulan.

Oldeman membagi beberapa zone agroklimat seperti yang disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Klasifikasi iklim menurut Oldeman

7.PENGARUH LAUTAN TERHADAP IKLIM 1.      Gerakan dorongan angin

(23)

Angin adalah faktor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin memiliki perubahan yang kecil seiring

pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama sekali.Selain

pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan upwelling dan downwelling di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan

oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan

.2.      Gaya Coriolis

Gaya coriolis, yaitu gaya yang membelokkan arah arus yang berasal dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mengarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokkan arah arus dari arah yang lurus. Gaya Coriolis juga yang menyebabkan timbulnya

perubahan-perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya kedalaman suatu perairan. Pada umumnya tenaga angin yang diberikan pada lapisan permukaan air dapat membangkitkan timbulnya arus permukaan yang mempunyai kecepatan sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang cepat sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan dan akhirnya angin tidak berpengaruh sama sekali terhadap kecepatan arus pada kedalaman 200m. Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arah arus yang

disebabkan oleh gaya Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif cepat di lapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah besar. Akibatnya akan

(24)

timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan makin dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman.

3.      Gerakan Termohalin (Thermohaline Circulation)Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas antara 2 massa air  yang densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya disebut arus termohalin. Kenaikan

temperatur permukaan laut disebabkan oleh radiasi dari angkasa dan matahari, konduksi panas dari atmosfer, dan kondensasi uap air. Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik.Lautan di wilayah ekuator

menyerap lebih banyak panas dibandingkan dengan daerah kutub, sehingga terjadi transfer panas dari ekuator ke kutub melalui proses konveksi dan gerakan air.Arus laut tercipta karena adanya pemanasan di beberapa bagian Bumi oleh radiasi sinar matahari. Air yang lebih hangat akan “mengembang”, membuat sebuah kemiringan (slope) terhadap daerah sekitarnya yang lebih dingin, dan akibatnya air hangat tersebut akan mengalir ke arah yang lebih rendah yaitu ke arah kutub yang lebih dingin daripada ekuator.

Gambar

Tabel 1.1. Klasifikasi bulan menurut Mohr Jenis bulan Curah hujan/bulan Bulan basah  100
Tabel 3.1 Klasifikasi iklim menurut Oldeman

Referensi

Dokumen terkait

Pada siang hari daratan lebih cepat panas dibanding laut, sehingga udara mengalir dari laut ke darat (angin laut), sedangkan malam hari daratan dingin dan laut hangat udara

Jawab : angin laut terjadi pada siang hari dimana angin bergerak dari arah laut ke darat, disebabkan udara di daratan jauh lebih panas dari pada udara di lautan sehingga

Angin yang berhembus dari darat menuju laut dan terjadi pada malam hari disebut….. Angin yang berhembus dari laut menuju darat dan terjadi pada siang

c.      Daerah beriklim darat atau iklim gurun terdapat di Afrika Utara bagian tengah yang merupakan daerah bayangan hujan.. Angin muson barat daya yang bertiup pada

pada umumnya angin diatas wilayah perairan Indonesia sebelah Utara Khatulistiwa bertiup dari arah Utara sampai Timur dan untuk wilayah selatan khatulistiwa bertiup dari arah

Angin dominan pada bulan April bertiup dari arah Timur dimungkinkan karena pusat tekanan rendah yang berada di bumi bagian utara yang menyebabkan bertiup dari

Akibatnya, kerapatan udara di daratan lebih renggang, sedangkan di lautan lebih tinggi sehingga angin akan bertiup dari laut ke

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Selatan – Utara, dengan kecepatan angin 0 – 30 knot, sedangkan di bagian selatan ekuator angin