• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN DAN MODUL PEMBELAJARAN FIQIH DI MTS KELAS VII SEMESTER GANJIL

N/A
N/A
Rahmatullah Jamal

Academic year: 2023

Membagikan " RANGKUMAN DAN MODUL PEMBELAJARAN FIQIH DI MTS KELAS VII SEMESTER GANJIL"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN DAN MODUL PEMBELAJARAN FIQIH DI MTS KELAS VII SEMESTER GANJIL

Dosen pengampuh:Arif Rahman Fitrianto,S.Pd.I.,M.A

DI SUSUN OLEH 1.KUSNIATI AHMAD 2. MUHAMMAD SAHRUL LUTFI

KELAS PAI-3SEMESTER 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil `alamin, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata‟ala, atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Rangkuman dan modul pembelajaran mata pelajaran fiqih kelas VII Semester Ganjil. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman penyelamat umat Islam dari ke-jahiliyah-an. Rangkuman dan Modul pembelajaran ini tidak akan terealisasikan kalau tidak ada teman teman dan rekan kelompokyang bekerja sama untuk menyelesaikan , kami hanya dapat mengucapkan terima kasih dan doa semoga amal baiknya diterima di sisi Allah subhanahu wata‟ala sebagai amal saleh. Amin.Penulis sadar betul bahwa dalam penulisan diktat ini masih jauh dari kata ”sempurna”sehingga kritik dan saran konstruktif dari semua pihak senantiasa diharapkan untuk lebih baiknya keberadaan rangkuman dan modul ini di masa yang akan datang.Akhirnya, semoga ramgkuman dan modul ini bermanfaat. Amin. Wassalamualaikum Wr.

Wb.

(3)

Modul 1.NAJIS

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran, siswa diharapkan mampu:

1. Memahami konsep najis dalam agama Islam.

2. Mengidentifikasi jenis-jenis najis dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengetahui tata cara membersihkan najis sesuai dengan ajaran Islam.

4. Memahami pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian dalam agama Islam.

Materi Pembelajaran 1. Pengertian Najis

- Definisi najis menurut agama Islam.

- Pengertian najis mutawasitah dan najis mughallazah.

2. Jenis-jenis Najis

- Najis hukmiyah dan najis hakekat.

- Najis mughallazah: darah, bangkai, babi, anjing, dan segala yang diharamkan oleh Islam.

- Najis mutawasitah: air kencing, tinja, dan air yang telah terkena najis mughallazah.

3. Tata Cara Membersihkan Najis

- Tahapan membersihkan najis pada benda padat dan cair.

- Penggunaan air dan tayamum dalam membersihkan najis.

- Penggunaan sabun dan desinfektan dalam membersihkan najis.

4. Kebersihan dan Kesucian dalam Agama Islam - Pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian tubuh.

- Hubungan antara kebersihan dan kesucian dengan ibadah.

- Etika menjaga kebersihan lingkungan.

(4)

Metode Pembelajaran

1. Ceramah dan Penjelasan: Guru akan memberikan penjelasan mengenai konsep najis, jenis- jenis najis, dan tata cara membersihkan najis.

2. Diskusi Kelompok: Siswa akan dibagi menjadi kelompok kecil untuk berdiskusi tentang contoh-contoh najis dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana membersihkannya.

3. Simulasi: Siswa akan melakukan simulasi tata cara membersihkan najis menggunakan benda- benda yang telah disediakan.

4. Tugas Individu: Setiap siswa akan diberikan tugas untuk membuat poster atau brosur tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian dalam agama Islam.Penilaian

1. Tes Tertulis: Tes ini akan menguji pemahaman siswa mengenai konsep najis, jenis-jenis najis, dan tata cara membersihkan najis.

2. Presentasi Poster atau Brosur: Siswa akan mempresentasikan hasil tugas individu mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian dalam agama Islam.

3. Observasi Kelas: Guru akan mengamati partisipasi dan keterlibatan siswa dalam diskusi dan simulasi.

2.TAHARA

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kursus ini, siswa diharapkan dapat:

1. Memahami konsep tahara dalam Islam dan pentingnya menjaga kebersihan fisik dan spiritual.

2. Mengidentifikasi jenis-jenis hadas dan mengetahui cara menghilangkannya.

3. Memahami langkah-langkah dalam melakukan wudhu, mandi wajib, dan tayammum.

4. Memahami waktu-waktu yang menyebabkan rusaknya wudhu dan mandi wajib serta mengetahui cara memperbaikinya.

5. Mengenal dan memahami hukum-hukum yang berkaitan dengan tahara, seperti hukum mengenai najis, hukum mengenai darah haidh dan nifas, serta hukum mengenai istihadhah.

Materi Pembelajaran

1. Pengenalan tentang tahara dalam Islam dan pentingnya menjaga kebersihan fisik dan spiritual.

2. Jenis-jenis hadas dan cara menghilangkannya.

3. Langkah-langkah melakukan wudhu yang benar.

(5)

4. Langkah-langkah melakukan mandi wajib.

5. Pengenalan tentang tayammum dan kapan harus menggunakannya.

6. Waktu-waktu yang menyebabkan rusaknya wudhu dan mandi wajib serta cara memperbaikinya.

7. Hukum-hukum tentang najis dan cara membersihkannya.

8. Hukum-hukum tentang darah haidh dan nifas.

9. Hukum-hukum tentang istihadhah.

Metode Pembelajaran

1. Ceramah dan diskusi kelompok untuk memahami konsep-konsep utama.

2. Demonstrasi dan praktik langsung dalam melakukan wudhu, mandi wajib, dan tayammum.

3. Tanya jawab untuk memastikan pemahaman siswa.

4. Penugasan individu dan kelompok untuk menguji pemahaman siswa.

5. Penilaian formatif dan sumatif untuk mengevaluasi kemajuan siswa.

3.WUDHU

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian dan tujuan wudhu dalam agama Islam.

2. Mendemonstrasikan langkah-langkah wudhu dengan benar.

3. Memahami tata cara wudhu yang sesuai dengan tuntunan agama Islam.

4. Menghargai pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian tubuh.

Materi Pembelajaran:

1. Pengertian dan Tujuan Wudhu:

- Pengertian wudhu dalam Islam.

- Tujuan utama melakukan wudhu.

- Keutamaan dan manfaat wudhu.

(6)

2. Syarat-syarat Wudhu:

- Rukun-rukun wudhu.

- Sunnah-sunnah wudhu.

- Hal-hal yang membatalkan wudhu.

3. Langkah-langkah Wudhu:

- Niat wudhu.

- Membaca basmalah.

- Mencuci kedua telapak tangan.

- Berkumur dan membersihkan hidung.

- Mencuci wajah.

- Mencuci kedua tangan hingga siku.

- Mengusap kepala.

- Mencuci kedua kaki hingga mata kaki.

- Berpindah tempat (jika diperlukan).

Metode Pembelajaran:

- Ceramah dan diskusi kelompok untuk menjelaskan materi.

- Demonstrasi langkah-langkah wudhu oleh guru.

- Praktik langsung siswa dalam melakukan wudhu.

- Tanya jawab dan pemecahan masalah. Evaluasi:

1. Tes Tertulis: Siswa akan mengikuti tes tertulis untuk menguji pemahaman mereka tentang materi wudhu.

2. Praktik Wudhu: Siswa akan melakukan praktik wudhu di depan kelas untuk menunjukkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam melaksanakan langkah-langkah wudhu dengan benar.

4.MANDI BESAR I. Standar Kompetensi

(7)

- Memahami dan menjelaskan tata cara mandi besar (junub) sesuai dengan ajaran agama Islam.

II. Kompetensi Dasar

- Menjelaskan pengertian mandi besar (junub) dalam agama Islam.

- Mengidentifikasi rukun-rukun mandi besar (junub).

- Menerapkan tata cara mandi besar (junub) secara benar.

III. Indikator Pencapaian Kompetensi

- Menjelaskan pengertian mandi besar (junub) dengan menggunakan kalimat sendiri.

- Mengidentifikasi rukun-rukun mandi besar (junub) dalam sebuah teks.

- Menerapkan tata cara mandi besar (junub) secara langsung.

IV. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian mandi besar (junub) dalam agama Islam.

2. Mengidentifikasi rukun-rukun mandi besar (junub).

3. Menerapkan tata cara mandi besar (junub) secara benar.

V. Materi Pembelajaran

1. Pengertian mandi besar (junub) dalam agama Islam.

2. Rukun-rukun mandi besar (junub).

3. Tata cara mandi besar (junub) yang benar.

VI. Metode Pembelajaran - Ceramah

- Diskusi kelompok - Demonstrasi - Simulasi

VII. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan

(8)

- Guru memperkenalkan topik mandi besar (junub) kepada siswa.

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai.

- Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

2. Penjelasan Materi

- Guru menyampaikan pengertian mandi besar (junub) dalam agama Islam.

- Guru mengidentifikasi rukun-rukun mandi besar (junub).

- Guru menjelaskan tata cara mandi besar (junub) yang benar.

5.SHALAT

II. Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan konsep dasar tentang shalat dalam Islam.

2. Memahami rukun-rukun shalat dan tata cara melaksanakan shalat.

3. Menghayati makna dan tujuan dari setiap gerakan dalam shalat.

4. Memahami hikmah dan manfaat shalat dalam kehidupan sehari-hari.

5. Meningkatkan kualitas ibadah shalat secara kuantitas dan kualitas.

III. Materi Pembelajaran

1. Konsep dasar shalat dalam Islam.

2. Rukun-rukun shalat.

3. Tata cara melaksanakan shalat.

4. Makna dan tujuan dari setiap gerakan dalam shalat.

5. Hikmah dan manfaat shalat dalam kehidupan sehari-hari.

IV. Metode Pembelajaran

1. Ceramah dan penjelasan oleh guru.

2. Diskusi kelompok.

3. Simulasi dan praktik langsung melaksanakan shalat.

4. Tugas individu dan kelompok.

(9)

5. Evaluasi dan refleksi.

V. Penilaian

1. Evaluasi harian (partisipasi, tugas individu).

2. Ujian tulis.

3. Presentasi kelompok.

4. Praktik langsung melaksanakan shalat.

5. Tugas proyek.

VI. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan 1: Pengenalan konsep dasar shalat dalam Islam.

- Presentasi oleh guru tentang pentingnya shalat dalam agama Islam.

- Diskusi kelompok tentang makna dan tujuan shalat.

2. Pertemuan 2: Rukun-rukun shalat.

- Ceramah oleh guru tentang rukun-rukun shalat.

- Diskusi kelompok untuk memahami rukun-rukun shalat.

- Tugas individu: Membuat mind map tentang rukun-rukun shalat.

3. Pertemuan 3: Tata cara melaksanakan shalat.

- Praktik langsung melaksanakan shalat bersama.

- Ceramah oleh guru tentang tata cara melaksanakan shalat.

- Diskusi kelompok tentang pengalaman melaksanakan shalat.

4. Pertemuan 4: Makna dan tujuan dari setiap gerakan dalam shalat.

- Ceramah oleh guru tentang makna dan tujuan dari setiap gerakan dalam shalat.

- Diskusi kelompok tentang penghayatan 6.SUJUD SAHWI

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran, siswa diharapkan mampu:

(10)

1. Menjelaskan arti dan hukum sujud sahwu dalam ibadah shalat.

2. Mengidentifikasi situasi-situasi yang memerlukan sujud sahwu.

3. Melakukan sujud sahwu dengan benar sesuai dengan tuntunan syariat.

4. Memahami pentingnya sujud sahwu dalam menjaga kesempurnaan ibadah shalat.

Indikator Pencapaian

Siswa dapat menunjukkan pencapaian tujuan pembelajaran melalui:

1. Mengikuti dengan aktif dan penuh perhatian selama pembelajaran.

2. Mengungkapkan pemahaman tentang sujud sahwu melalui diskusi dan pertanyaan.

3. Melakukan sujud sahwu secara benar dan teratur.

4. Menyelesaikan tugas-tugas terkait sujud sahwu dengan baik.

Materi Pembelajaran 1. Pengertian sujud sahwu.

2. Hukum sujud sahwu dalam ibadah shalat.

3. Situasi-situasi yang memerlukan sujud sahwu.

4. Tuntunan melakukan sujud sahwu secara benar.

5. Pentingnya sujud sahwu dalam menjaga kesempurnaan ibadah shalat.

Metode Pembelajaran

1. Ceramah singkat untuk memperkenalkan materi.

2. Diskusi kelompok untuk membangun pemahaman bersama.

3. Latihan langsung melakukan sujud sahwu secara praktik.

4. Tugas individu untuk menguji pemahaman dan penerapan konsep.

Strategi Pembelajaran

1. Menggunakan media visual seperti slide presentasi untuk memperjelas konsep.

2. Menggunakan contoh kasus nyata untuk melatih pemahaman siswa.

3. Membuat simulasi situasi yang memerlukan sujud sahwu dalam kegiatan praktik.

(11)

Penilaian dan Evaluasi

1. Evaluasi formatif dilakukan melalui diskusi dan tanya jawab selama pembelajaran.

2. Evaluasi sumatif dilakukan melalui tugas individu dan praktik sujud sahwu.

3. Penilaian berdasarkan pemahaman konsep, keaktifan, dan kebenaran dalam melakukan sujud sahwu.

7.Adzan dan Iqomah Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memahami dan mengamalkan tata cara melaksanakan Adzan dan Iqomah dengan benar. Selain itu, pembelajaran ini juga bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa terhadap Allah SWT serta memperkuat identitas keislaman mereka.

Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan tata cara melaksanakan Adzan dan Iqomah secara benar.

2. Menghafal dan mengucapkan teks Adzan dan Iqomah dengan lancar.

3. Mengidentifikasi hikmah dan makna dari Adzan dan Iqomah.

Indikator Pencapaian

Dalam pembelajaran ini, terdapat beberapa indikator pencapaian yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam memahami dan mengamalkan Adzan dan Iqomah. Beberapa indikator tersebut antara lain:

1. Siswa mampu menjelaskan tata cara melaksanakan Adzan dan Iqomah dengan benar.

2. Siswa mampu menghafal dan mengucapkan teks Adzan dan Iqomah dengan lancar.

3. Siswa mampu mengidentifikasi hikmah dan makna dari Adzan dan Iqomah.

an Adzan dan Iqomah. Beberapa strategi tersebut antara lain:

8.SHALAT BERJAMAAH Tujuan Pembelajaran

Dalam pembelajaran fiqih kelas 7 ganjil, tujuan pembelajaran tentang shalat berjamaah adalah:

(12)

1. Memahami pengertian dan hukum shalat berjamaah dalam Islam.

2. Menjelaskan keutamaan dan manfaat melaksanakan shalat berjamaah.

3. Menguasai tata cara dan tuntunan melaksanakan shalat berjamaah.

4. Mendorong peserta didik untuk melaksanakan shalat berjamaah secara rutin dan konsisten.

Langkah-langkah Pembelajaran Pendahuluan

1. Mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang pengertian dan hukum shalat berjamaah dalam Islam.

2. Membahas keutamaan dan manfaat melaksanakan shalat berjamaah.

3. Memotivasi peserta didik untuk melaksanakan shalat berjamaah secara rutin dan konsisten.

Inti

1. Menjelaskan tata cara dan tuntunan melaksanakan shalat berjamaah.

- Mengajarkan langkah-langkah persiapan sebelum shalat berjamaah.

- Membahas tata cara berdiri dan berbaris saat shalat berjamaah.

- Menjelaskan tuntunan rukun dan sunnah dalam shalat berjamaah.

- Mengajarkan bacaan-bacaan dalam shalat berjamaah.

2. Mengadakan simulasi atau praktik langsung melaksanakan shalat berjamaah.

- Mempraktekkan tata cara dan tuntunan shalat berjamaah

B RANGKUMAN MATERI

(13)

Rangkuman materi Fiqih kelas VII semester ganjil 1.NAJIS

Kotoran adalah sebutan untuk suatu benda, barang atau keadaan yang menjijikkan karena

tercampuri dengan bena lain. Dalam Islam, kotoran disebut dengan najis dan hadats. Najis adalah sesuatu yang dianggap kotor, baik ada wujud, bau maupun rasanya sehingga menyebabkan tidak syahnya ibadah.

Dalam hukum Islam, najis dibagi menjadi 3 macam, yaitu : 1. Najis Mughalladzah (Najis Berat)

Najis mughalladhah adalah najis berat yang disebabkan oleh air liur anjing dan babi yang mengenai barang,. Cara mensucikannya adalah dengan menghilangkan wujud najis tersebut kemudian dicuci dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan debu.

2. Najis Mutawassithah (Najis Menengah)

Najis mutawassitah adalah najis menengah. Najis mutawassitah dibagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Mutawassitah hukmiyah, yaitu najis yang diyakini adanya, tetapi tidak ada bau, rasan maupun wujudya seperti air kencing yang sudah kering. Cara mensucikannya cukup disiram dengan air di atasnya.

b. Mutawassitah `Ainiyyah, adalah najis mutawassitah yang masih ada wujud, bau ataupun rasanya. Cara mensucikannya adalah dibasuh dengan air sampai hilang wujud, bau dan rasanya (kecuali jika wujudnya sangat sulit dihilangkan).

Benda-benda yang termasuk najis mutawassithah adalah : a. Bangkai binatang darat.

b. Segala macam darah kecuali hati dan limpa. Darah yang dimaksud di sini adalah darah yang dapat mengalir ketika disembelih sehingga darah belalang dan laron tidak termasuk najis.

Hukum memakan benda najis adalah haram.

c. Nanah, yaitu darah yang sudah membusuk.

d. Semua benda yang keluar dari dua jalan kotoran manusia, yaitu qubul (jalan depan) dan dubur (jalan belakang), baik benda cair maupun benda padat.

e. segala macam minuman keras.

(14)

f. Bagian dari tubuh binatang yang dipotong, karena apabila bangkai binatang najis, maka potongannya adalah najis hukumnya dan haram dimakan kecuali ikan dan belalang.

3. Najis Mukhaffafah (Najis Ringan)

Najis mukhaffafah adalah najis ringan seperti air kencing anak laki-laki yang belum makan apa- apa kecuali ASI dan berumur kurang dari dua tahun. Cara mensucikan najis ini cukup dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis. Sedangkan air kencing bayi perempuan pada umur yang sama cara mensucikannya dengan air yang mengalir pada benda yang terkena najis sehingga akan hilang bau, warna dan rasanya. Hadits nabi Muhammad SAW :

Artinya : “cucilah apa-apa yang terkena air kencing anak perempuan, sedangkan jika terkena air kencing anak laki-laki cukup dengan memercikkan air padanya” (HR. an-Nasa`i dan Abu Dawud)

2.TAHARAH

Secara bahasa, thaharah artinya bersih atau suci. Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah mensucikan badan, tempat maupun pakaian dari najis dan hadats. Melaksanakan thaharah hukumnya wajib sesuai firman Allah :

Secara umum, bersuci dibagi menajdi dua, yaitu :

1. Bersuci secara dzahir, yaitu bersuci secara lahiriyah, misalnya : dengan berwudhu`, mandi, membersihkan pakaian, badan dan tempat dari segala najis.

2. Bersuci untuk batin, yaitu bersuci secara batin/ruh dengan cara membersihkan hati dari sifat-sifat yang jelek, seperti syirik, kafir, sombong, tinggi hati, iri, dengki, munafik, riya` dll serta mengisi jiwa dengan sifat-sifat yang baik, seperti tauhid, iman, jujur, ikhlas, yakin, tawakkal dan lain-lain, dan sifat ini disempurnakan dengan memperbanyak bertaubat, istighfar dan berzikir kepada Allah.

HADAST

Hadats adalah kejadian tertentu dari seseorang yang menghalangi sahnya ibadah shalat atau dengan kata lain perkara-perkara yang mewajibkan seseorang wajib berwudlu atau mandi jinabah jika hendak melaksanakan shalat. Orang yang berhadats walaupun bersih dikatakan tidak suci sehingga harus berwudlu maupun mandi jinabah dahulu ketika hendak mengerjakan shalat.

Menurut fuqaha (para ahli hukum Islam), hadats dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Hadats Kecil adalah hadats yang dapat dihilangkan dengan cara wudlu, jika berhalangan dapat diganti dengan tayamum. Yang termasuk hadats kecil adalah :

a. Keluar sesuatu dari jalan depan (buang air kecil) dan jalan belakang (buang air besar)

(15)

b. Hilang akal (karena tidur tidak dengan duduk, gila) c. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan.

d. Bersentuhan kulit antar lawan jenis yang bukan muhrim.

2. Hadats Besar adalah hadats yang dapat disucikan dengan mandi, jika berhalangan atau sakit dapat diganti dengan tayamum. Hal-hal yang menyebabkan hadats besar adalah :

a. Melakukan hubungan suami isteri (bersetubuh) baik mengeluarkan air mani atau tidak.

b. Keluar sperma (mani), baik disengaja maupun tidak.

c. Selesai menjalani masa haid (bagi wanita)

d. Setelah menjalani masa nifas (masa setelah melahirkan) e. Wiladah (setelah melahirkan)

f. Meninggal dunia 3.WUDHU

Wudlu adalah kegiatan bersuci menggunakan air yang suci dan mensucikan untuk

menghilangkan hadats kecil yang disertai dengan syarat-syarat dan rukun serta ketentuan- ketentuan lainnya.

Rukun Wudlu

Dari surat al-Maidah ayat 6 di atas, yang disebut wudhu adalah membasuh wajah, membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap kepala dan membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Oleh sebab itu, rukun wudlu adalah sebagai berikut :

1. Niat wudlu, yaitu :

2. Membasuh muka sampai batas keluarnya rambut 3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku 4. Mengusap kepala

5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki 6. Tertib

Syarat-Syarat Wudlu 1. Beragama Islam

(16)

2. Mumayiz (berakal sehat), yaitu orang yang dapat membedakan hal-hal yang baik dengan hal-hal yang buruk.

3. Tidak berhadats besar

4. Menggunakan air suci dan mensucikan

5. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit.

Sunnah-sunnah Wudlu

1. Siwak, yaitu menggosok gigi sebelum wudhu 2. Membaca “basmalah” sebelum wudlu

3. Membasuh dua telapak tangan 4. Melafalkan niat

5. Berkumur ( ةَضَمْضّمْلا )

6. Membasuh/membersihkan lobang hidung ( ُقاَسْنِتُْْس ِلا ) 7. Mengusap seluruh kepala

8. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam 9. Mendahulukan bagian kanan anggota badan 10. Dilaksanakan masing-masing 3 kali.

11. Menghadap kiblat

12. Menyilang-nyilangi jari-jari tangan dan kali 13. Membaca do`a setelah wudlu

Hal-Hal Yang Membatalkan Wudhu

1. Apa saja yang keluar dari kemaluan dan dubur, berupa kencing, berak, atau kentut.

2. Tidur pulas sampai tidak tersisa sedikitpun kesadarannya, baik dalam keadaan duduk yang mantap di atas ataupun tidak.

3. Hilangnya kesadaran akal karena mabuk atau sakit.

4. Memegang kemaluan dengan telapak tangan/tanpa alat.

5. Sentuhan kulit lawan jenis yang bukan muhrim

(17)

MANDI BESAR

Pengertin dan Dalil Mandi

Mandi adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan niat, sedangkan mandi jinabah adalah mandi yang dilakukan untuk menghilangkah hadats besar.

Sebab-Sebab Seseorang Berhadats Besar 1. Melakukan hubungan suami isteri

2. Keluar air mani baik disengaja maupun tidak 3. Selesai menjalani masa haid dan nifas (bagi wanita) 4. Orang Islam yang meninggal dunia (kecuali mati syahid) 5. Seorang kafir yang baru masuk Islam.

Syarat-Syarat Mandi Jinabah

1. Orang yang berhadats besar dan hendak melaksanakan shalat 2. Tidak berhalangan untuk mandi.

Rukun Mandi Jinabah 1. Niat

2. Meratakan air ke seluruh tubuh

3. Tertib, artinya dilaksanakan dengan berurutan.

Sunnah Mandi Jinabah

1. Membaca basmalah sebelumnya 2. Berwudlu sebelum mandi

3. Menggosok seluruh badan dengan tangan

4. Mendahulukan bagian kanan (saat menyiram) baru kemudian yang kiri 5. Menutup aurat, di tempat yang tersembunyi (kamar mandi).

Urutan Mandi Jinabah

1. Membasuh kedua tangan disertai dengan niat mandi jinabah

(18)

2. Membasuh kemaluan dengan tangan kiri 3. Berwudlu

4. Menuangkan air ke atas kepala sebanyak 3 kali dilanjutkan mandi biasa sampai rata.

5. Membasuh kedua kaki dengan kaki kanan terlebih dahulu.

Hikmah Mandi Jinabah

1. Secara rohani, seseorang akan merasa terbebas dari perkara yang menurut agama Islam kurang bersih.

2. Secara jasmani, dengan mandi jinabah, badan akan terasa segar kembali setelah diguyur air Pengertian Tayamum

Tayamum adalah salah satu cara untuk mensucikan diri ari hadats kecil atau besar dengan menggunakan debu atau tanah yang bersih. Tayamum sebagai

pengganti wudlu dan mandi jinabah adalah sebagai rukhsah (keringanan) yang diberikan Allah Syarat-Syarat Tayamum

1. Sudah masuk waktu shalat

2. Kesulitan mendapatkan air atau berhalangan memakai air karena sakit.

3. Dengan tanah atau debu (sebagian ulama membolehkan dengan batu atau pasir) 4. Tanah atau debu tersebut harus suci dari najis

Rukun Tayamum 1. Niat

2. Mengusap muka dengan tanah/atau debu 3. Mengusap tangan sampai siku-siku.

Sebab-Sebab Tayamum

Dari surat al-Ma`idah ayat 6, dapat diketahui bahwa sebab-sebab diperbolehkannya tayamum adalah :

1. Sakit yang tidak boleh terkena air

2. Berada dalam perjelanan jauh yang sulit mendapatkan air.

(19)

3. Tidak mendapatkan air untuk wudlu.

Cara Bertayamum

Dari rukun tayamum di atas, dapat dilihat bahwa cara bertayamum adalah sebagai berikut : 1. Niat bertayamum karena hendak mengerjakan shalat. Niat cukup dilaksanakan dalam hati tetapi disunnahkan untuk melafalkan niat tersebut. Niat tayamum adalah sebagai berikut

2. Menghadap kiblat, kemudian tebarkan kedua telapak tangan satu kali pada dinding, kaca, atau benda lain yang diyakini ada debu

3. Usapkan telapak tangan satu kali pada wajah.

4. Usapkan kedua tangan sampai dengan siku-siku secara bergantian dari bagian dalam ke bagian luar dimulai dari tangan kanan yang diusap.

Yang Membatalkan Tayamum

1. Semua hal yang membatalkan wudlu (buang air besar/kecil, hilang akal, menyentuh kemaluan)

2. Mendapatkan air (sebelum melaksanakan shalat).

4.SHALAT

Shalat secara bahasa berarti selamat. Secara istilah shalat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri dengan salam.

Shalat wajib juga disebut juga dengan shalat fardlu atau shalat maktubah yang berarti shalat yang harus dikerjakan orang Islam yang telah memenuhi syarat. Shalat wajib dibagi menjadi 2 macam, yaitu shalat fardlu `ain (seluruh umat islam wajib menjalankannya) dan shalat wajib fardhu kifayah (apabila salah seorang telah melaksanakan, maka gugurlah kewajiban bagi yang lainnya).

Rukun Shalat 1. Niat

2. Berdiri jika mampu 3. Takbiratul Ikhram

4. Membaca surat al-fatihah 5. Ruku` dan tuma`ninah 6. I`tidal dan tuma`ninah

(20)

7. Sujud dan tuma`ninah

8. Duduk diantara dua sujud dan tuma`ninah 9. Duduk tasyahud akhir

10. Membaca tasyahud akhir

11. Membaca shalawat kepada Nabi 12. Membaca salam pertama

13. Tartib

Rukun shalat tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Rukun qauli, yaitu rukun yang berupa ucapan (contoh : Takbiratul ikhram, membaca surat al-fatihah, membaca tasyahud akhir, membaca salam)

2. Rukun fi`li, yaitu rukun yang berupa gerakan (contoh : sujud, ruku`, I`tidal dll).

Syarat Syah Shalat

1. Suci badan dari hadats besar dan kecil 2. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis

3. Menutup aurat. Aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut, sedang aurat perempuan adalah seluruh anggota badan kecuali kedua telapak tangan dan wajah.

4. Telah masuk waktu shalat 5. Menghadap kiblat

Syarat Wajib Shalat 1. Islam

2. Baligh. Batasan baligh dalam Islam adalah :

a. Bagi lak-laki telah keluar seperma atau sudah berumur 15 tahun b. Bagi perempuan telah keluar darah haid atau sudah berumur 15 tahun 3. Berakal, tidak gila atau mabuk.

4. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan.

5. Telah sampai dakwah kepadanya

(21)

6. Terjaga, tidak sedang tidur.

Yang Membatalkan Shalat 1. Berbicara dengan sengaja

2. Bergerak dengan banyak (3 kali gerakan atau lebih berturut-turut) 3. Berhadats

4. Meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengaja 5. Terbuka auratnya

6. Merubah niat

7. Membelakangi kiblat 8. Makan dan minum 9. Tertawa

10. Murtad Sunnah Shalat

Sunah shalat merukan ucapan atau gerakan yang dilaksanakan dalam shalat selain rukun shalat.

Sunah-sunah shalat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Sunah `Ab`ad

Sunah `ab`ad adalah amalan sunah dalam shalat yang apabila terlupakan harus diganti dengan sujud sahwi. Yang termasuk sunah `ab`ad adalah :

a. Tasyahud awal b. Duduk tasyahud

c. Membaca shalat nabi ketika tasyahud 2. Sunah Hai`at

Sunah hai`at adalah amalan sunah dalam shalat yang apabila terlupakan tidak perlu diganti dengan sujud sahwi. Yang termasuk sunah hai`at adalah :

a. Mengangkat tangan ketika takbiratul ikhram

b. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika sedekap.

(22)

c. Memandang ke tempat sujud d. Membaca do`a iftitah

e. Tuma`ninah (diam sejenak) sebelum atau sesudah membaca surat al-Fatihah.

f. Membaca lafald “amin” sesudah membaca surat al-Fatihah.

g. Membaca surat selain surat al-Fatihah setelah membaca surat al-Fatihah.

h. Memperhatikan/mendengarkan bacaan imam (bagi makmum)

i. Mengeraskan suara pada dua rakaat pertama shalat maghrib, isya dan subuh.

j. Membaca takbir ibntiqal setiap ganti gerakan kecuali ketika berdiri dari ruku`.

k. Membaca ketika i`tidal.

Hikmah Shalat

1. Mendidik disiplin dan menghargai waktu..

2. Menjadikan hati tenang karena shalat merupakan hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya. seorang muslim bisa mendapatkan lezatnya bermunajat dengan tuhannya ketika shalat, sebab jiwanya menjadi tenang, hatinya tentram, dadanya lapang, keperluannya terpenuhi, dan dengannya sesorang bisa tenag dari kebimbangan dan problematika duniawi

3. Menyadarkan manusia tentang hakekat dirinya yang merupakan hamba Allah SWT yang harus senantiasa menyembahnya.

4. Menanamkan nilai tidak ada yang memberi kenikmatan dan pertolongan selain Allah SWT.

5. Shalat dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar (jelek) 6. Shalat dapat menjauhkan diri dari sifat sombong.

5. SUJUD SAHWI

Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena seseorang meninggalkan sunah ab`ad,

kekurangan rakaat atau kebelihan rakaat, maupun ragu-ragu tentang jumlah rakaat dalam shalat.

Sujud sahwi dapat dilaksanakan setelah membaca tahiyat sebelum salam dengan membaca dzikir dan doa yang dibaca yang sama seperti sujud dalam shalat.

Sebab-sebab sujud sahwi secara lebih rinci ada empat hal, yaitu :

(23)

1. Apabila menambah perbuatan dari jenis shalat karena lupa, seperti berdiri, atau ruku', atau sujud, misalnya ia ruku' dua kali, atau berdiri di waktu ia harus duduk, atau shalat lima rakaat pada shalat yang seharusnya empat rakaat misalnya, maka

ia wajib sujud sahwi karena menambah perbuatan, setelah salam, baik ingat sebelum salam atau sesudahnya.

2. Apabila mengurangi salah satu rukun shalat, apabila ingat sebelum sampai pada rukun yang sama pada rakaat berikutnya, maka wajib kembali melakukannya, dan apabila ingat setelah sampai pada rukun yang sama pada rakaat berikutnya, maka tidak kembali, dan rakaatnya batal.

Apabila ingat setelah salam, maka wajib melakukan rukun yang ditinggalkan dan seterusnya saja, dan sujud sahwi setelah salam. Jika salam sebelum cukup rakaatnya, seperti orang yang shalat tiga rakaat pada shalat yang empat rakaat, kemudian salam, lalu diingatkan, maka harus berdiri tanpa bertakbir dengan niat shalat, kemudian melakukan rakaat keempat, kemudian tahiyyat dan salam, kemudian sujud sahwi.

3. Apabila meninggalkan salah satu wajib shalat, seperti lupa tidak tahiyat awal, maka gugur baginya tahiyyat, dan wajib sujud sahwi sebelum salam.

4. Apabila ragu tentang jumlah rakaat, apakah baru tiga rakaat atau empat, maka

menganggap yang lebih sedikit, lalu menambah satu rakaat lagi, dan sujud sahwi sebelum salam, apabila dugaannya lebih kuat pada salah satu kemungkinan, maka harus melakukan yang lebih yakin, dan sujud setelah salam.

5. Bacaan yang dibaca ketika sujud sahwi adalah :

Sujud sahwi dapat dilaksanakan dengan dua macam cara, yaitu : 1. Sebelum Salam

Sujud sahwi dilaksanakan setelah membaca tasyahud akhir sebelum salam apabila kesalahan atau kelupaan dalam shalat diketahui sebelum salam.

Sujud sahwi ini dilaksanakan dengan membaca takbir terlebih dahulu, dilanjutkan dengan sujud dan membaca bacaan sujud sahwi 3 x, dilanjutkan dengan duduk iftirasyi, dilanjutkan dengan sujud sahwi lagi dengan bacaan yang sama, dilanjutkan dengan duduk tawarud (tasyahud akhir), membaca takbir dan dilanjutkan dengan salam.

2. Setelah Salam

Sujud sahwi dilaksanakan setelah salam apabila kesalahan atau kelupaan dalam shalat diketahui setelah salam. Tata caranya sama dengan sujud sahwi seleum salam.

6.ADZAN IQOMAH

(24)

Pengertian dan Hukum Adzan dan Iqamat

Adzan adalah seruan atau panggilan bahwa waktu shalat fardhu telah datang. Adzan juga merupakan panggilan bagi kaum muslimin untuk melaksanakan shalat secara berjamaah.

Sedangkan Iqamah adalah petanda bahwa shalat berjamaah akan segera dimulai.

Hukum adzan dan iqamah adalah fardhu kifayah bagi laki-laki. Dengan kata lain, adzan dan iqamah hendaknya dilakukan oleh seorang laki-laki kecuali jika shalat jamaah yang akan dilaksanakan semuanya terdiri atas kaum perempuan. Adzan dan iqamah hanya di lakukan pada shalat lima waktu dan shalat jum'at.

Syarat sahnya adzan

1. Hendaknya adzan dibaca secara berurutan dan bersambung 2. Dilakukan setelah masuknya waktu shalat

3. Mu`adzzin adalah seorang muslim, laki-laki, amanat, berakal, adil, baligh.

4. Hendaknya adzan diucapkan dengan bahasa arab demikian pula dengan Iqamah

Iqamah adalah panggilan bahwa shalat akan segera dimulai, jamaah agar bersiap diri untuk melakukan shalat bersama-sama. Hukum iqamah adalah sunah, baik bagi yang berjamaah maupun perseorangan.

7.SHALAT BERJAMAAH

Pengertian Dan Dasar Hukum Shalat berjama`ah

Secara bahasa, jama`ah berarti kumpulan atau bersama-sama. Sedangkan secara istilah, shalat jamaah berarti shalat yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, salah satunya menjadi imam dan yang lain menjadi makmum.

Shalat berjamaan diutamakan dalam Islam karena mengandung 27 kebaikan

Shalat jama`ah hukumnya sunnah mu`akkad, yaitu sunnah yang sangat utama dan dianjurkan terutama bagi laki-laki di masjid.

Syarat Menjadi Iman 1. Bacaannya fasih

2. Laki-laki apabila makmumnya laki-laki 3. Imam handaknya berdiri di depan makmum

(25)

4. Imam tidak dalam keadaan menjadi makmum.

Syarat Menjadi Menjadi Makmum

1. Makmum hendaknya berniat mengikuti imam 2. Makmum hendaknya mengetahui gerakan imam

3. Makmum hendaknya berdiri agak ke belakang dari imam

4. Makmum hendaknya berada di satu bangunan atau tempat yang berhubungan Susunan Shaf (Barisan) Dalam Shalat Jama`ah

1. Bila makmum hanya satu orang, makmum berdiri di belakang imam sebelah kanan

2. Bila makmum 2 orang, makmum berdiri di belakang imam sebelah kanan dan kiri, imama berada di tengah-tengah.

3. Bila makmum terdiri dari laki-laki dan perempuan, maka maklum laki-kali berada di shaf depan, sedangkan makmum perempuan berada di belakang shaf makmum laki-laki.

4. Bila makmum terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak, maka :

a. Shaf laki-laki dewasa di depan, di belakangnya adalah shaf anak-anak laki-laki b. Shaf makmum perempuan di belakangnya shaf anak-anak laki-laki.

Pengertian Makmum Masbuq

Makmum masbuq adalah makmum yang datangnya terlambat, yaitu ketika imamnya telah melakukan ruku`. Makmum tersebut dianggap ketinggalan 1 raka`at. Makmum masbuq setelah datang langsung takbiratul ikhram dan segera mengikuti gerakan imam.

Cara Mengingatkan Imam Yang Lupa

1. Jika imam lupa dalam bacaan atau ayat, cara mengingatkannya adalah dengan meneruskan bacaan atau ayat tersebut yang benar. Jika imam terus saja, maka makmum hendaknya tetap mengikuti imamnya.

2. Apabila imam salah dalam bilangan rakaat atau gerakannya yang lain, cara mengingatkan imam adalah dengan membaca lafald “subhanallah”

Hikmah Shalat Berjamaah

1. Penting taat dan patuh kepada pemimpin selama pemimpin itu benar.

2. Apabila pemimpin salah, makmum berhak mengingatkan.

(26)

3. Mendidik disiplin.

4. Menumbuhkan sikap sosial, tenggang rasa, saling menghargai antara yang satu dengan yang lain.

5. Meningkatkan ukhuwah islamiyah

PENUTUP A.SARAN

Setiap manusia memiliki kesalahan dan kekurangan ,oleh karena itu penulis berharap siapa pun yang membaca makala ini dapat memberikan saran maupun kritik terhadap

makalah ini .penulspun sadar masih banyak kekuramgan dalam penulisan makalah

(27)

ini,sehinggah perlu di pahami secara mendalam khususnya tema tentang perkembangan pemikiran islam dan dimensi dimensi islam akiran pemikiran islam terima kasih .

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sarwiji Suwandi (2010: 86) “penilaian proyek merupakan kegiatan terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu, berupa suatu

Namun dalam penerapan proses pembelajaran, metode ceramah juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata),

H 0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penerapan metode Demonstrasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih materi Shalat di

kelas VII MTs Al-Huda Bandung Tulungagung Tahun 2015/2016. Untuk mengenai efektivitasnya metode demonstrasi dalam. pembelajaran shalat. a) guru dapat secara langsung

Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Menjelaskan isi teks yang didengar yang berkaitan: Hukum Bacaan mad wajib

Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Menjelaskan isi teks yang didengar yang berkaitan: Hukum Bacaan mad wajib

Pertanyaan yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah: apakah dengan metode belajar jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi

Peningkatan hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu hasil pemahaman dan praktek siswa yang telah dipelajari yaitu Praktek Berwudhu Menerapkan Strategi Pembelajaran