• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT FARDHU DAN SUJUD SAHWI DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I MTs MA’ARIF 2 KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20172018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT FARDHU DAN SUJUD SAHWI DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I MTs MA’ARIF 2 KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20172018"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT FARDHU

DAN SUJUD SAHWI DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I MTs MA’ARIF 2

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

ZUNI MA’RIFAH

NIM 111 13 284

JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

FAKULTAS PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

▸ Baca selengkapnya: soal essay tentang shalat fardhu

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Hidup berharga dengan menghargai dan dihargai

Success Needs A Process

“Kesuksesan itu membutuhkan suatu proses”

(6)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, saya persembahkan skripsi ini untuk :

Kedua orang tuaku tercinta Bapak Khabib Khasan dan Ibu Rukanah yang tak pernah lelah membimbing dan mendorong ku hingga saat ini.

Kakek, nenek ku Bapak Saroni dan Ibu Partinah dan segenp keluarga yang juga telah mendukung ku dalam belajar.

Ibu Nyai Hj. Latifah Zoemri yang selalu mendoakan kami.

Rekan-rekan pengurus PPTI AL-FALAH masa khidmah 2016/2017.

Rekan-rekan pengurus devisi keamanan Mbak Masruroh, Mbak Sopianurrohmah, Dek Inna Nur Hasanah, Dek Usswatun Fitriyah, Mas Irham Muta‟alimin, Kang Nur Kholis, Kang Denis Wiki Permana, dan Dek Muhammad Ainul Yaqin.

Sahabatku di PP Al-HUSNA Payaman Magelang Mbak Nazilatul Munawaroh dan Mbak Siti Faizah Al-Hafidzoh.

Sahabat akrabku Aprilia Erawati yang sudah seperti adik dan selalu mendorong ku.

Rekan mahasiswa angkatan 2013 di PPTI AL FALAH Salatiga.

Rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta Alam yang

telah memberi nikmat begitu melimpah dan tanpa batas. Sehingga rasa syukur hanya patut dihaturkan kepada-Nya.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, semoga kita semua mendapat syafaatnya di yaumil qiyamah. Amin.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari betul banyak peran dari

pihak lain yang telah membantu selesainya skripsi ini baik bantuan langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan rasa terimakasih kepada :

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi,M.Pd.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI)

4. Dosen pembimbing skripsi Ibu Dra.Urifatun Anis, M.Pd.I.

5. Dosen pembimbing akademik Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc.,M.SI.

6. Pengasuh PPTI AL-FALAH, Ibu Nyai Hj. Latifah Zoemri beserta keluarga

yang telah membina, mendidik, dan mencurahkan ilmunya kepada penulis. Semoga keberkahan terus menyertai mereka.

7. Para Ustadz dan Ustadzah PPTI AL-FALH yang dengan ikhlas menyalurkan

(8)

8. Bapak kepala sekolah MTs Ma‟arif 02 Grabag, Bapak Turyana S.Pd.I yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis

9. Bapak Agus Ahmad Marzuki M.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran

Fiqih kelas VII MTs Ma‟arif 02 Grabag

10.Kedua orang tua yang selalu berkorban demi keberhasilan penulis, Bapak

Khabib Khasan dan Ibu Rukanah

11.Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam

penulisan skripsi ini

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Salatiga, 11 September 2017

(9)

ABSTRAK

Ma‟rifah, Zuni. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi dengan Metode Jigsaw pada Siswa Kelas Vll Semester I MTs Ma‟arif 2 Grabag Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I.

Kata kunci : Hasil Belajar Fiqih dan Metode Belajar Jigsaw

Banyak orang yang menganggap fiqih merupakan momok menakutkan untuk dipelajari. Pendidik yang cerdas harus pandai dalam memilih metode belajar agar siswa dapat termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Pertanyaan yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah: apakah dengan metode belajar jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi pada siswa kelas Vll semester l MTs Ma‟arif 2 Grabag Magelang Tahun 2017.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah dalam PTK ini adalah perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Dengan objek penelitian adalah siswa kelas VII B sebanyak 35 siswa dan satu orang guru kolaborator yaitu bapak Agus Ahmad Marzuki.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI ...iv

MOTTO ...v

PERSEMBAHAN ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

ABSTRAK ...ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...4

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ...4

(11)

F. Definisi Operasional ...6

G. Metode Penelitian ...9

H. Sistematika Penulisan ...16

BAB ll KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ...19

1. Pengertian Hasil Belajar ...19

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...21

B. Mata Pelajaran Fiqih ...24

1. Pengertian Fiqih ...24

2. Obyek Pembahasan Ilmu Fiqih ...26

C. Materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi ...28

D. Metode Jigsaw ...35

1. Pengertian Metode Jigsaw ...35

2. Cara Melakukan Metode Jigsaw ...36

3. Keunggulan dan Kekurangan Metode Jigsaw ...37

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek penelitian ...42

B. Deskripsi Penelitian Siklus l ...47

C. Deskripsi Penelitian Siklus ll ...50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ...53

(12)

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ...68 B.Saran ...68

DAFTAR PUSTAKA ...70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATAR TABEL Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus

(13)

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II

Tabel 4.4 Rekap Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Tabel 4.5 Peningkatan Pra Siklus. Siklus I dan Siklus II

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 : Materi Pembelajaran Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi

Lampiran 4 : Pedoman Pengamatan Guru

Lampiran 5 : Soal Evaluasi Siswa

Lampiran 6 : Daftar Nilai Ulangan Harian

Lampiran 7 : Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi

Lampiran 9 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama islam merupakan pendidikan yang sangat

penting dan harus dipelajari sejak dini, pembinaan tentang pendidikan agama Islam dikembangkan dengan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat. Untuk itu guru agama perlu mendorong dan memantau kegiatan pendidikan agama Islam yang dialami oleh peserta didiknya di

dua lingkungan pendidikan lainnya (keluarga dan masyarakat). Sehingga terwujud keselarasan dan kesatuan tindak dalam pembinaannya.

Adapun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Ma‟arif 02 Grabag terdiri dari empat komponen, yang meliputi Akidah

Akhlak, Fiqih, Al-Qur‟an Hadits dan SKI. Akidah Akhlak berfungsi

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT. Fiqih berfungsi melaksanakan syariat dan hukum-hukum Islam dalam kehidupan

sehari-hari. Al-Qur‟an Hadits berfungsi memahami ayat-ayat Al-Qur‟an

serta mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari, dan SKI berfungsi mengajarkan siswa tentang sejarah Islam agar siswa dapat

(17)

Dalam skripsi ini akan khusus meneliti tentang pembelajaran Fiqih. Dalam kehidupan sehari-hari pelajaran Fiqih sangat dibutuhkan oleh setiap

orang, pelajaran Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat mendukung dalam tercapainya negara yang maju, karena dengan adanya

pembelajaran Fiqih maka siswa akan mengetahui perkembangan hukum-hukum Islam sebagai modal kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Jadi mata pelajaran Fiqih sangat penting untuk melatih

siswa mencintai tanah air sejak dini.

Dalam mata pelajaran Fiqih di MTs Ma‟arif 02 Grabag, banyak

siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar yang kurang memuaskan dalam pengerjaan tes. Dari satu kelas, hanya 17 siswa (48,57 %) yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM). Sedangkan yang 18 siswa (51,42 %) nilainya di bawah KKM. Adapun nilai KKM mata pelajaran Fiqih adalah 70.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti meminta bantuan kepada guru mata pelajaran fiqih untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan, dan hasil dari diskusi terungkap

beberapa masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Siswa merasa enggan untuk mempelajari mata pelajaran Fiqih

2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran atau pasif dan

kurang memperhatikan.

(18)

4. Rendahnya hasil belajar siswa

Dari identifikasi masalah, penulis menganalisis penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas VII MTs Ma‟arif 2 Kecamatan Grabag

Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya bimbingan dan perhatian guru dalam pembelajaran

2. Kurangnya motivasi guru terhadap siswa

3. Penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik

4. Guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran

5. Penggunaan metode yang kurang tepat

Melihat masalah tersebut, peneliti bermaksud untuk meneliti salah satu materi mata pelajaran Fiqih, yaitu tentang Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi karena Shalat Fardhu adalah hal yang diwajibkan bagi setiap orang

Islam dan Sujud Sahwi merupakan penyempurna Shalat Fardhu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode belajar Jigsaw. Dengan

metode Jigsaw guru dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan lebih mudah dan dapat memperagakan Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi di depan

kelas secara berjama‟ah sehingga siswa dapat lebih aktif mengikuti

pembelajaran dan dapat memperhatikan serta memahami tata cara melakukan Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi baik dalam hal bacaan maupun

(19)

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian di MTs Ma‟arif 2 Grabag dengan judul

”Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Fardhu dan Sujud

Sahwi dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII Semester I MTs Ma’arif 2 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian, yakni : apakah dengan metode

Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi pada Siswa Kelas VII Semester I MTs Ma‟arif 2 Kecamatan

Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk

mengetahui penggunaan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi pada siswa kelas VII semester I MTs Ma‟arif 2 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun

Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis

Hipotesis (hypo = sebelum, thesis = pernyataan, pendapat)

(20)

diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris (Gulo, 2002:56).

Hipotesis dalam penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Sehingga dapat dikatakan hipotesis dalam penelitian ini adalah ”penerapan metode pembelajaran jigsaw pada

mata pelajaran Fiqih materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII semester I MTs Ma‟arif 2

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode Jigsaw dapat dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang dapat dirumuskan oleh penulis adalah :

a. Siswa dapat mempraktekkan Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi sesuai

dengan ketentuan syari‟at Islam baik dalam bacaan maupun

gerakan. Sehingga secara tidak langsung siswa dapat memahami dan mengamalkannya.

b. Siswa dapat mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

dengan ketentuan nilai yaitu 70.

c. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada materi Shalat Fardhu

dan Sujud Sahwi.

d. 85% dari jumlah siswa kelas VII MTs Ma‟arif 2 Kecamatan

(21)

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang penulis paparkan, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Dengan metode Jigsaw diharapkan penelitian ini dapat

mendukung majunya pendidikan Fiqih di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Guru

1) Dapat meningkatkan profesionalitas mengajar guru, khususnya

seorang guru Fiqih.

2) Dapat meningkatkan kreativitas guru dalam menyajikan

pembelajaran.

3) Dapat diperoleh metode yang tepat dalam menyajikan materi

pembelajaran.

b. Untuk Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi.

2) Memberi motivasi dan semangat untuk memperhatikan

penjelasan guru.

3) Melalui metode Jigsaw, memudahkan siswa untuk memahami

materi dan mempraktekkan materi Shalat Fardhu dan Sujud

Sahwi. F. Definisi Operasional

(22)

sebagainya. Istilah ini perlu mendapatkan pendefinisian secara operasional sebab akan menunjukkan kegiatan yang akan dilakukan terutama kegiatan

yang berkenaan dengan era penganalisisan dan pengolahan data (Yousda dan Arifin, 1992:33). Agar tidak terdapat perbedaan antara penafsiran

dengan maksud utama penulisan dalam penggunaan kata pada judul, maka akan dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan

dan pembentukan tingkah laku seseorang.

2. Fiqih

Fiqih (َقف) adalah satu bidang ilmu dalam syari‟at Islam yang

secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat

maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya.

Fiqih membahas tentang bagaimana cara tentang beribadah, tentang prinsip rukun Islam dan hubungan antar manusia sesuai

dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al Qur‟an dan Sunnah. Dalam

Islam terdapat 4 madzhab dari sunni yaitu Syafi‟i, Hambali, Maliki,

Hanafi. Yang ke 4 imam tersebut mempunyai pendapat yang

berbeda-beda dalam pembahasan tentang Fiqih.

Sedangkan Ilmu Fiqih adalah ilmu yag membahas tentang

(23)

-dalil yang rinci. Obyek kajian Ilmu Fiqih ini adalah perbuatan orang mukallaf (dewasa) dalam pandangan hukum syariat, agar dapat

diketahui mana yang diwajibkan, disunnahkan, diharamkan,

dimakruhkan, dan diperbolehkan serta mana yang batal (tidak sah)

(Nata, 2003 :26).

3. Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi

Shalat menurut lughot adalah do‟a yang baik seperti di dalam

ayat “washolli „alaihim”. Sedangkan menurut istilah syara‟ shalat

adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan

beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat Fardhu merupakan shalat yang diwajibkan bagi setiap orang muslim, terdapat shalat lima waktu dalam satu hari yaitu subuh, dhuhur, ashar, maghrib, dan isya‟ (Nasution, 1995 :57).

Sujud sahwi adalah bagian ibadah Islam yang dilakukan di

dalam shalat. Sujud sahwi merupakan sujud yang dilakukan oleh orang yang shalat untuk menggantikan kesalahan yang terjadi di dalam shalatnya karena lupa (sahwun). Sujud sahwi dilakukan dengan dua

(24)

4. Metode Jigsaw

Metode pembelajaran Jigsaw atau yang disebut juga Model

Tim Ahli adalah teknik pembelajaran yang memusatkan perhatian pada kemampuan penguasaan materi pelajaran tertentu secara spesifik. Pada

level awal, tiap siswa (dan kelompok siswa) diharuskan menguasai tema materi pelajaran yang berbeda-beda satu sama lain. pada level berikutnya, tiap siswa (dan kelompok siswa) mempresentasikan tema

materi pelajaran khusus yang telah dikuasainya di depan kelas. Dia berperan sebagai guru sekaligus narasumber utama untuk materi

tersebut bagi siswa lainnya (Muliawan, 2016 :150). G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang penulis ambil adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud

dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010:18).

Alasan utama pemilihan rancangan PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam proses penelitian.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Ma‟arif 2 Grabag Magelang. Alasan mengambil subjek kelas VII

(25)

siswa sebelum menginjak kelas yang lebih tinggi dan dikarenakan kurangnya siswa dalam memperhatikan guru saat menjelaskan materi

sehingga berdampak pada kurangnya hasil belajar siswa kelas VII.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di MTs Ma‟arif 2 Grabag, tepatnya di dusun

Ngandong, Desa Banaran, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

4. Langkah-langkah penelitian

Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Secara umum, terdapat empat langkah dalam

melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut ini adalah gambaran keempat langkah dalam PTK yang dikemukakan oleh Arikunto (Suyadi, 2010:49).

a. Perencanaan, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Pengamatan terhadap hasil belajar siswa pada pertemuan yang

lalu

2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan

belajar siswa

3) Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan

4) Menyiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang akan

digunakan

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah

(26)

kelas seperti yang telah disususun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilaksanakan saat kegiatan kedua

dilaksanakan. Kedua tahap ini tidak bisa dipisahkan karena akan mempengaruhi hasil akhir penelitian.

d. Refleksi

Kegiatan ini bertujuan untuk mengungkapkan kembali apa

yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah

mengobservasi kelemahan dan kekurangan pada siklus I dan menyusun rencana perbaikan pada siklus II.

Keempat kegiatan ini akan terjadi terus menerus membentuk

sebuah siklus yaitu terjadi secara beruntun yang kembali pada langkah semula (Jalil, 2014:11). Berikut adalah skema siklus PTK :

(27)

Gambar 1.1. Skema siklus PTK (Jalil, 2014:11)

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan langkah-langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan penelitian, kegiatan yang harus

dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan materi tentang Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi

2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi

Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi

3) Menganalisis berbagai materi tentang Shalat Fardhu dan Sujud

Sahwi agar sesuai dengan indikator pembelajaran

4) Menyiapkan lembar soal tes tertulis menggunakan metode

Jigsaw untuk mengetahui hasil belajar siswa

5) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa

6) Menyiapkan alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan

indikator pembelajaran

b. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan merupakan penerapan metode Jigsaw

yang telah direncanakan, dengan melakukan prosedur

pembelajaran yang sesuai dengan desain yang telah dibuat. Dalam

kegiatan pelaksanaan ini terdapat tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

(28)

Sebenarnya kurang tepat apabila pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan

dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Ketika guru tersebut sedang

melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana untuk melakukan “pengamatan

ulang” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung,

sambil melakukan pengamatan ulang ini peneliti mencatat sedikit

demi sedikit apa yang terjadi ketika pembelajran berlangsung (Arikunto, 2013:141). Sehingga akan terlihat kekurangan yang tampak dari cara guru membawakan materi pembelajran, dn dapat

diperbaiki pada siklus selajutnya.

d. Refleksi

Refleksi ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil dari pengamatan, sejauh mana tingkat perubahan siswa antara sebelum menggunakan metode Jigsaw dan ketika metode tersebut sudah di

terapkan. Guru pengajar mata pelajaran juga dianalisis oleh peneliti ketika mengajar di dalam kelas. Dengan adanya kegiatan refleksi

(29)

5. Instrumen Penelitian

a. Pedoman atau Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran Fiqih materi Shalat Fardhu dan

Sujud Sahwi pada kelas VII. Hasil observasi berupa catatan kerja lapangan yang menggambarkan proses kegiatan belajar mengajar tersebut.

b. Soal Evaluasi

Evaluasi yang digunakan yaitu berupa tes formatif yang

berupa tes tertulis, karena data yang dibutuhkan berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dan tes tertulis tersebut berupa soal uraian

yang membahas tentang Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dibutuhkan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan guru pengajar dalam pembelajaran. Dokumentasi ini diperoleh melalui proses penelitian berupa foto atau gambar yang

(30)

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitiian ini

dengan dibantu oleh guru mata pelajaran Fiqih. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Dalam metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format pengamatan sebagai instrumen

penelitian. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Metode

observasi digunakan untuk mengamati karakter siswa dalam proses pembelajaran.

b. Tes Formatif

Tes formatif digunakan untuk memperoleh data-data berupa nilai yang berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa

sebagai alat ukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran berupa foto atau gambar, nilai, soal, dan

(31)

7. Analiasis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka

analisis data yang digunakan adalah dengan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil dari observasi yang telah dilakukan

oleh peneliti. Penelitian ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.

a. Ketentuan Individu

Untuk mengetahui ketuntasan setiap individu dalam mencapai nilai lebih dari 70 pada materi Shalat Fardhu dan Sujud

Sahwi dapat dilihat dari hasil tes formatif. Teknik yang digunakan untuk menentukan nilai kompetensi secara individu adalah sebagai berikut :

N = jumlah skor benar x 2

Soal terdiri dari 10 nomor berbentuk esay pendek dan skor

penilaiannya 5 poin per nomor.

b. Ketuntasan klasikal

Persentase ketuntasan belajar siswa yang peneliti harapkan

adalah 85% atau lebih dari jumalah siswa kelas VII. Teknik mengukur persentase kompetensi secara klasikal (kelompok) dapat

digunakan rumus sebagai berikut :

P =

(32)

H. Sistematika Penulisan

Agar dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap skripsi,

maka sistematika yang peneliti gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan

kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto da persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi.

2. Bagian Inti

Bab l : Pendahuluan. Bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis dan Indikator

Keberhasilan, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional dan Metode Penelitian. Bab ini bertujuan mengantarkan pembaca untuk

mengetahui tentang apa, mengapa, dan bagaimana penelitian ini dilakukan.

Bab ll : Kajian Pustaka. Mencakup hal-hal yang berkaitan

dengan masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu Hasil belajar, Fiqih, Materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi, dan Metode Jigsaw.

Bab lll : Pelaksanaan Penelitian. Berisi tentang pelaksanaan penelitian yang meliputi Subjek Penelitian, Deskripsi Pelaksanaan

(33)

Bab lV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menyajikan hasil dari penelitian sesuai dengan urutan penelitian dan pembahasan

setiap selesai penelitian pada setiap siklusnya.

Bab V : Penutup. Bagian ini meliputi kesimpulan da saran.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir dalam skrpsi ini mencakup Daftar Pustaka,

(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan cerminan dari apa yang diperoleh siswa dalam pembelajaran. Meskipun demikian, namun hasil belajar menjadi tanggungjawab guru sebagai pendidik untuk selalu

menekankan belajar siswa agar keberhasilan dalam belajar dapat tercapai dengan baik.

Hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa :

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.

Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari

kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan

(35)

3) Strategi Kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penelitian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap

merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku (Suprijono, 2009 : 6).

Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap

lingkungan, perubahan tersebut tidak bisa disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang

seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan (Pasaribu,1983: 59). Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang

dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan

dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.

(36)

Rober, belajar adalah the process of acquiring knowladge yaitu belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan (Suprijono, 2009 : 3).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan melalui interaksi dalam proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa, bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar a. Faktor Intern Belajar

Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang

berpengaruh pada proses belajar siswa adalah sebagai berikut :

1) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang

sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian.

2) Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.

3) Konsentrasi Belajar

(37)

4) Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampua siswa untuk

menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.

5) Menyimpan Perolehan Hasil Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan (Dimyati dan

Mudjiono, 2002 : 241).

6) Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah terterima.

7) Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar

Kemampuan berprestasi merupakan puncak dari proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 243).

8) Rasa percaya diri Siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil.

9) Intelegensi dan Keberhasilan Belajar (Dimyati dan Mudjiono,

(38)

10)Kebiasaan belajar

Kebiasaan belajar dapat diperbaiki dengan cara pembinaan

disiplin membelajarkan diri (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 246).

11)Cita-Cita Siswa

Cita-cita merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 248).

b. Faktor Ekstern Belajar

Beberapa faktor ekstern yag berpengaruh pada aktivitas dan

hasil belajar siswa, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya

mengajar bidang studi yanng sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai

pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa.

Sebagai guru pengajar, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 248).

2) Prasarana dan Sarana Belajar

Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan

(39)

terselenggaranya proses belajar yang baik. Justru di sinilah timbul masalah “bagaimana mengelola prasarana dan sarana

pembelajaran sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 249).

3) Kebijakan Penilaian

Hasil belajar dinilai dengan ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional. Dengan ukuran-ukuran tersebut

maka guru dapat memberikan nilai kepada siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 251).

4) Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah

Setiap siswa yang berada di sekolah. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui sesama. Jika seorang siswa

terterima, maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar, begitu juga sebaliknya (Dimyati dan Mudjiono,

2002 : 252).

5) Kurikulum Sekolah

Perubahan kurikulum sekolah tidak hanya menimbulkan

masalah bagi guru dan siswa, tetapi juga petugas pendidikan dan orang tua siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 254).

B. Mata Pelajaran Fiqih 1. Pengertian Fiqih

Fiqih (َقِف) adalah bahasa arab dalam bentuk masdar dari fi‟il

(40)

berarti al-ilmu (pengetahuan) dan al-fahmu (pemahaman). Al-fiqh,

al-fahm, dan al-ilm merupakan kata-kata yang sinonim (Salam dan

Fathurohman, 1994:29

Pada zaman pra Islam di negeri Arab ada istilah yang

menggunakan kata fiqh yaitu “Fiqh Al-arab”. Istilah ini merupakan

gelar yang diberikan kepada al-Haris bin Kaladah. Beliau juga dijuluki “Thalib Al-Arab”. Ungkapan ini masih sinonim dengan istilah yang

pertama (Salam dan Fathurohman, 1994 : 30).

Sedangkan menurut istilah, para ahli fiqih mutakhir

memberikan definisi secara eksklusif, yaitu terkisar pada hukum-hukum yang „amaliy (praktis) yang diambil dari dalil-dalilnya yang

tafsiliy (terperinci) (Salam dan Fathurohman, 1994 : 30).

Menurut Imam Abu Zahrah fiqih adalah ilmu yag menerangkan hukum syara‟ yang „amali yang diambil dari dalil-dalilnya yang tafsili

(Salam dan Fathurohman, 1994 : 31). Dan dikatakan oleh Abdul Wahhab Khallaf bahwa ilmu fiqih adalah ilmu yang menerapkan

hukum-hukum syara‟ yang „amali (praktis) yang diusahakan dari

dalil-dalilnya yang tafsili (rinci).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu

fiqih merupakan ilmu yang bersagkutan dengan hukum-hukum syara‟

yang praktis. Hukum-hukum tersebut bersumberkan kepada dalil-dalil

(41)

itu dinamai fiqih, baik ia dihasilkan melalui ijtihad ataupun tanpa melalui ijtihad. Dengan demikian jelaslah bahwa hukum-hukum yang

bersangkut paut dengan bidang aqidah dan bidang akhlaq tidak termasuk dalam pembahasan ilmu fiqih dan tidak dikatakan ilmu fiqih

(Salam dan Fathurohman, 1994 : 32). 2. Obyek Pembahasan Ilmu Fiqih

Yang menjadi obyek pembahasan Ilmu fiqih menurut batasan

yang dikemukakan oleh ahli ushul fiqih adalah segala perbuatan, perkataan dan tidakan para mukallaf dari segi hukum, termasuk yang

mensifati perbuatan para mukallaf itu, seperti : wajib, sunnah, makruh, mubah, sah, batal, qada‟ dan sebagainya (Salam dan Fathurohman,

1994 : 44).

Menurut Muh. Salam Madkur, hukum-hukum amaliyah yang terbit dari perbuatan, perkataan, dan tindakan para mukallaf itu pada

garis besarnya ada dua bagian, yaitu:

a. Perbuatan, perkataan dan tindakan para mukallaf yang berkaitan

dengan hubungan antara mukallaf itu sendiri dengan Allah SWT

b. Perbuatan, tindakan dan perkataan para mukallaf yang berkaitan

dengan sesamanya, baik secara individual maupun secara individu

dengan masyarakat sekitar (Salam dan Fathurohman, 1994:45). Kemudian bila diperhatikan secara cermat,objek pembahasan

(42)

a. Kumpulan hukum yang digolongkan ke dalam ibadah, yaitu shalat, puasa, zakat, haji, jihad, dan nazar.

b. Kumpulan hukum yang berkaitan dengan masalah berkeluarga,

seperti perkawinan,talak nafkah, wasiat dan pusaka. Hukum

seperti ini sering disebut dengan al-ahwal al-syakhsiyah.

c. Kumpulan hukum mengenai mu‟amalah madiyah (kebendaan), seperti hukum-hukum jual-beli, sewa-menyewa, utang-piutang,

gadai, syufa‟ah hiwalah, mudharabah, memenuhi akad atau

transaksi dan menunaikan amanah.

d. Kumpulan hukum yang berkaitan dengan harta negara, yaitu

kekayaan yang menjadi urusan baitulmal, penghasilannya,

macam-macam harta yang ditempatkan di baitulmal, dan

tempat-tempat pembelanjaannya. Hukum ini termasuk dalam al-siyasah.

e. Kumpulan hukum yang dinamai „uqubat, yaitu hukum-hukum

yang disyariatkan untuk memelihara jiwa, kehormatan, dan akal manusia, seperti hukum qisas, had, ta‟zir.

f. Kumpulan hukum yang termasuk kedalam hukum acara, yaitu

hukum-hukum mengenai peradilan, gugatan, pembuktian, dan lain sebagainya.

g. Kumpulan hukum yang tergolong kepada hukum tata negara,

seperti syarat-syarat menjadi kepala negara, hak-hak penguasa,

hak-hak rakyat, dan sistem permusyawaratan. Ini juga termasuk

(43)

h. Kumpulan hukum yang sekarang disebut sebagai hukum internasional. Termasuk kedalamnya hukum perang, tawanan,

perampasan perang, perdamaian, perjanjian tebusan, cara menggauli al-zimmah dan lain sebagainya. Ini juga termasuk

dalam lingkup al-siyasah (koto, 2009 : 7).

C. Materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi 1. Shalat Fardhu

a. Pengertian Shalat Fardhu

Shalat dalam pengertian bahasa arab adalah “doa memohon

kebajikan dan pujian”. Sebelum Islam, orang arab memakai kata

shalat dengan arti demikian (Aly dan Hidayat, 1993:34).

Adapun pengertian shalat secara syar‟i, sebagaimana

banyak dirumuskan para fuqaha (ahli fiqih) ialah :”beberapa

ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir,

disudahi dengan salam, dalam rangka beribadah kepada Allah

menurut syarat-syarat yang ditentukan. Ahli haqiqah memberikan

pengertian shalat dengan pengertian yang hakiki yaitu :”berharap

hati (jiwa) kepada Allah yang mendatangkan rasa takut kepada Allah, serta menumbuhkan di dalamnya jiwa rasa keagungan

kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya (Aly dan Hidayat, 1993:35).

(44)

dilakukannya baik sendiri maupun berjama‟ah. Shalat Fardhu

terdiri dari 5 waktu, yaitu Subuh, Dhuhur, Asar, Maghrib dan Isya‟.

b. Syarat-Syarat Shalat

Syarat-syarat yang mendahului shalat dan wajib dipenuhi oleh orang yang hendak mengerjakannya, dengan ketentuan bila ketinggalan salah satu diantaranya, maka shalatnya batal,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Mengetahui tentang masuknya waktu shalat.

2) Suci dari hadas kecil dan hadas besar.

3) Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis yang

kelihatan, bila itu mungkin.

4) Menutup aurat

Batas aurat bagi laki-laki sewaktu shalat yaitu kemaluan

dan pinggul. Mengenai yang lain, yakni paha, pusat dan lutut masih terdapat pertikaian disebabkan bertentangannya hadis-hadis tentang hal itu (Sabiq, 1983: 223).

Dalam kitab Safinatun Najah disebutkan bahwa aurat

seorang laki-laki ketika shalat adalah menutupi anggota badan

antara lutut dengan pusat. Sedangkan batas aurat bagi perempuan yaitu wajib menutup seluruh tubuh kecuali muka

(45)

c. Rukun-Rukun Shalat

Shalat mempunyai rukun, dan apabila ketinggalan salah

satu diantaranya, maka shalat dianggap tidak sah menurut syara‟.

Rukun shalat yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1) Niat , yaitu seseorang berniat melakukan shalat karena Allah

2) Takbiratul ihram

3) Berdiri pada shalat fardhu

Orang yang tak kuassa berdiri pada shalat fardhu, hendaklah ia

shalat menurut kemampuannya. Dan Allah tidaklah akan membebani diri kecuali sekedar kemampuannya, dan orang itu akan tetap memperoleh ganjaran penuh tanpa kurang

sedikitpun (Sabiq, 1983: 241).

4) Membaca Al-Fatihah

Membaca Al-Fatihah dilakukan pada setiap rakaat ketika melakukan shalat.

5) Ruku‟

Ruku‟ dilakukan dengan cara membungkukkan tubuh, di mana

kedua tangan mencapai kedua lutut (Sabiq, 1983: 246).

6) Bangkit dari ruku‟ dan berdiri lurus (i‟tidal) dengan tuma‟ninah. Tuma‟ninah dalam shalat adalah ketenangan

(46)

sekurangnya seperti membaca satu kali tasbih (Sabiq, 1983: 248).

7) Sujud

Anggota sujud yaitu : muka, kedua telapak tangan, kedua lutut

dan kedua telapak kaki.

8) Duduk yang akhir sambil membaca tasyahud

9) Memberi salam

Salam yang diwajibkan adalah salam yang pertama, yaitu salam dan menoleh kesebelah kanan, sedangkan salam yang

kedua merupakan sunnah (Sabiq, 1983: 253). d. Sunah-Sunah Dalam Shalat

1) Sunah perkataan

- Doa iftitah, secara mutlak hukumnya sunnah muakkad

- Membaca ta‟awudz, hukumnya juga sunnah muakkad

- Mengucapkan “Amin” yaitu ucapan amin para makmum setelah membaca fatihah

- Membaca surat setelah fatihah

- Membaca takbir perpindahan gerakan dan mnegucapkan

“sami‟allahu liman hamidah” ketika bangun bangun dari

rukuk dan membaca doa i‟tidal.

- Membaca doa rukuk

(47)

- Membaca doa tasyahud pertama dan duduk tasyahud, menurut jumhur hukumnya sunnah

- Membaca qunut dalam shalat subuh atau shalat selainnya

serta dalam shalat witir (At-Thahir, 2008 :67)

2) Sunah-sunah perbuatan

- Membuat penghalang di depannya ketika shalat

- Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram, rukuk dan

berdiri dari rukuk, serta berdiri dari duduk tasyahud pertama.

- Meletakkan tangan kanan di atas tangan yang kiri di atas

dada

- Meluruskan punggung ketika rukuk da tidak mengangkat

kepala atau mendudukkannya seperti keledai

- Meletakkan kedua tangan sebelum kedua lutut turun untuk

sujud

- Duduk iftirasy ketika duduk diantara dua sujud dan

memanjangkan duduk, serta duduk tawarruk dalam

tasyahud akhir

- Duduk istirahat (sejenak) ketika hendak berdiri untuk

rakaat kedua atau keempat

- Berisyarat dengan menunjukkan jari telunjuk tangan kanan

dalam tasyahud

(48)

2. Sujud Sahwi

a. Pengertian Sujud Sahwi

Sujud sahwi merupakan sujud yang dilakukan ketika seseorang sedang melakukan shalat. Sujud sahwi dilakukan dengan

dua kali sujud sebelum salam atau sesudah salam, kedua cara ini tidak tahu sudah berapa rakaat ia shalat ; apakah tiga atau empat, hendaklah ia membuang keraguaannya dan teguh dengan apa yang diyakininya, kemudian bersujud dengan dua kali sujud sebelum salam. Karena jika ia telah shalat lima rakaat, maka rakaat-rakaat itu menjadi penggenap shalatnya. Namun jika ia shalat dengan sempurna empat rakaat, maka sujud tersebut menjadi penghinaan bagi setan” (At-Thahir, 2008 : 113).

b. Cara Melakukan Sujud Sahwi

Rasulullah SAW. pernah kelupaan dalam shalatnya, maka

beliau bersujud dengan dua sujud. Disebagian kelupaan nya, beliau sujud sebelum salam dan sesudah salam, berikut adalah cara

(49)

1) Rasulullah SAW.pernah meninggalkan tasyahud awwal pada shalat dhuhur, maka beliau bersujud di akhir tasyahhud kedua

sebelum salam dengan bertakbir pada tiap-tiap sujud.

2) Rasulullah SAW. pernah bersalam di salah satu shalat dhuhur

atau shalat ashar sebelum sempurna shalatnya (diraka‟at yang

kedua). Sesudah berkata-kata, beliau bangun menyempurnakan shalat itu, kemudian beliau bersujud dua kali sesudah salam

dengan bertakbir

3) Rasulullah SAW. pernah bersalam sebelum sempurna shalat

satu raka‟at lagi. Setelah diingatkan oleh orang yang berada di

sampingnya, maka beliau masuk lagi ke dalam masjid. Setelah Bilal beriqamat, lalu beliau bershalat satu raka‟at lagi. Dan

sesudah salam, beliau bersujud.

4) Rasulullah SAW pernah bershalat duhur lima raka‟at, maka

beliau bersujud sesudah salam.

5) Rasulullah SAW pernah bershalat ashar tiga raka‟at. Sesudah beliau masuk ke rumahnya, beliau diingatkan. Maka beliau pun keluar lagi ke masjid mengerjakan satu raka‟at lagi, kemudian

beliau bersujud setelah salam.

Untuk itu, apabila kita meninggalkan sesuatu yang

seharusnya tidak ditinggalkan di dalam shalat, hendaknya kita

(50)

kekurangan (kelupaan) tersebut dengan membaca bacaan sujud sahwi sebagai berikut :

اْىُهْسَي َلََو ُم اٌََي َلَ ْيَه َىاَحْبُس

“Maha suci Allah yang tidak pernah tidur dan lupa”.

(Asy Shiddieqy, 1989: 380).

D. Metode Jigsaw

1. Pengertian Metode Jigsaw

Metode belajar jigsaw merupakan sebuah tipe pembelajaran

yang dilakukan secara berkelompok dimana dalam kelompok tersebut

terdiri dari beberapa siswa yang bertanggungjawab untuk menguasai bagian dari materi ajar dan selanjutnya harus mengajarkan materi yang telah dikuasai tersebut kepada kelompok yag lain. Dalam model ini

guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam

kelompok belajar kooperatif. Yang terdiri atas empat orang atau lebih siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen atau subtopik yang ditugaskan guru dengan

sebaik-baiknya. Siswa dari tiap-tiap kelompok yang bertaggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri

atas dua atau tiga orang (Kodir, 2010 : 92).

Metode jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson

(51)

1989) dan jigsaw lll (kagan, 1990). Metode ini dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan keterampilan membaca,

menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Ia menggabungkan aktivitas membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Dalam

jigsaw, guru harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar materi pelajaran menjadi lebih bermakna. Guru juga memberi banyak kesempatan pada

siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Huda, 2013: 204).

2. Cara Melakukan Metode Jigsaw

Contoh tata cara melakukan metode jigsaw adalah sebgai

berikut :

a) Guru membagi topik pelajaran menjadi empat bagian subtopik.

Misalnya, topik tentang novel dibagi menjadi alur, tokoh, latar

dan tema (Huda, 2013: 204).

b) sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan

pengenalan mengenai topik yang akan dibahas pada pertemuan

hari itu. Guru bisa menuliskan topik ini di papan tulis dan bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui mengenai topik

tersebut. Kegiatan brainstorming ini bermaksud untuk

mengaktifkan kemampuan siswa agar lebih siap menghadapi

bahan pelajaran yang baru.

(52)

d) Bagian/subtopik pertama diberikan pada siswa/anggota 1, sedangkan siswa/anggota 2 menerima bagian/subtopik yang

kedua. Demikian seterusnya.

e) Kemudian, siswa diminta membaca/mengerjakan bagian/subtopik

mereka masing-masing.

f) Setelah selesai, siswa saling berdiskusi mengenai bagian/subtopik

yang dibaca/dikerjakan masing-masing bersama rekan-rekan satu

anggotanya. Dalam kegiatan ini, siswa sebisa mungkin saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

g) Khusus untuk kegiatan membaca, guru dapat membagi

bagian-bagian sebuah cerita yang belum utuh kepada masing-masing

siswa. Siswa membaca bagian-bagian tersebut untuk

memprediksikan apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut.

h) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik tersebut.

Diskusi ini bisa dilakukan antarkelompok atau bersama seluruh siswa (Huda, 2013: 204).

3. Keunggulan dan Kekurangan Metode Jigsaw a) Keunggulan

1. pengetahuan yang diperoleh siswa bersifat spesifik dan

(53)

2. Melatih kemampuan dan rasa percaya diri siswa untuk tampil di depan kelas mempresentasikan tema pelajaran yang telah

dikuasai.

3. Melatih kemampuan dialektika siswa di depan publik

b)Kekurangan

1. Membutuhkan proses dan waktu yang relatif lama

2. Pengetahuan yang diperoleh siswa dalam satu kelas tidak

merata

3. Terlalu mengandalkan kemampuan dialektika (lisan)

4. Biasanya pengetahuan yang diperoleh tidak terfokus karena

kurangnya bimbingan terstruktur guru

5. Terlalu mengendalikan proses belajar mandiri siswa

(54)

BAB III

beralamatkan di Dusun Ngandong, Desa Banaran, Kecamatan Grabag,

Kabupaten Magelang, dan diririkan pada tanggal 15 Juli 1996. Sebagai pemrakarsa adalah yayasan Sabilul Falah di Desa Banaran juga didukung

oleh para pemuka agama dan beberapa masyarakat setempat. Tidak lama kemudian tepatnya pada tanggal 18 Juli 1996 lembaga pendidikan ini mendapatkan pengesahan dari Menteri Agama Republik Indonesia dengan

nomor : w.k./5.c/PP/00.6/4773/1996.

Awal berdirinya MTs Ma‟arif 2 Grabag belum memiliki gedung

sendiri sehingga proses belajar mengajar dilaksanakan di pondok pesantren Roudlotu Al-Tholibin Ngandong. Seiring dengan berjalannya waktu, MTs Ma‟arif 2 Grabag mendapatkan pinjam hak pakai atas tanah bengkok

dengan luas 1.800 m2 dari Desa Banaran. Dari awal berdirinya sampai tahun

2001 MTs Ma‟arif 2 Grabag berstatus “terdaftar”.

Mengingat status masih terdaftar, untuk melaksanakan Ujian

Akhir/UASBN menginduk di MTs N Grabag. Pada tahun 2005/2006 MTs Ma‟arif 2 Grabag mendapat pengesahan pemberian hak menuntut hukum

(55)

untuk mengikuti ujian persamaan Madrasah Negeri oleh Menteri Agama Republik Indonesia. Dan di sinilah awal melaksanakan ujian sendiri hingga sekarang sehingga statusnya menjadi “swasta”. Dengan melihat tingkat

kelulusan mencapai 85,9% pada tahun 2005/2006 atas kegigihan dan

kerjasama semua pihak, terkait dewan guru, komite, dan tokoh-tokoh masyarakat juga prestasi siswa pada tahun 2010 sampai sekarang MTs Ma‟arif 2 Grabag terakreditasi B.

Pada tahun 2016 telah berdiri pondok pesantren “Roudlotu Al -Tholibin 2” yang bekerjasama dengan sekolah yang merupakan cabang dari

pondok pesantren Roudlotu Al-Tholibin dusun Ngandong, yang didirikan oleh Bapak Nurul Huda, beliau merupakan cucu dari Bapak K.H. Junaidi pendiri pondok pesantren Roudlotu Al-Tholibin yang juga mengajar mata

pelajaran Akidah Akhlak dan Al-Qur‟an Hadis di sekolah. Bapak Nurul

Huda juga masih menempuh pendidikan S1 nya sebagai mahasiswa ekstensi

di IAIN salatiga. Pada tahun 2016 ada sebanyak 10 siswa yang masuk ke pondok pesantren “Roudlotu Al-Tholibin 2”, dan sampai detik ini sudah

sebanyak 27 siswa. Pondok pesantren “Roudlotu Al-Tholibin 2” tersebut sangat membantu berjalannya KBM di MTs Ma‟arif 2 Grabag karena selain

letaknya yang hanya di samping sekolah juga biaya yang sangat terjangkau.

Dan kegiatan mengaji yang dilakukan di gedung sekolah setiap sore dan malam hari menjadikan gedung sekolah terlihat lebih aktif dan indah dengan

(56)

2.1.Tabel Jumlah Siswa

Desa/Kelurahan : Banaran

Dusun : Ngandong

Kode Pos : 56196

Daerah : Perdesaan

Status Sekolah : Swasta

Kelompok Sekolah : Inti

Akreditasi : B

Surat Keputusan/SK : kw.ll.44/PP032624.848/2005

(57)

Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi dan Siang

Bangunan Sekolah : Milik sendiri

Luas bangunan : Luas 648m2

3. Visi dan Misi a. Visi

Menciptakan Sumber Daya Manusia yang beriman, taqwa,cerdas,

trampil, disiplin, santun dan berakhlakul karimah. b. Misi

1. Mewujudkan program pembiasaan yang menuju pada peningkatan

keimanan dan ketaqwaan bagi semua warga madrasah

2. Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien, dan

menyenangkan untuk guru dan siswa

3. Meningkatkan sarana prasarana pendidikan yang relefan dengan

tuntunan kurikulum

4. Mewujudkan SDM pendidikan dan tenaga kependidikan yang

memiliki kemampuan dan kinerja yang tinggi

5. Meningkatkan pembelajaran siswa dan praktek beribadah sesuai

dengan tuntunan NU

6. Meningkatkan kerjasama antar warga sekolah, siswa, guru, orangtua,

(58)

4. Keadaan Guru

Keadaan guru dan karyawan sebagian besar masih guru honorer

dan sebagian sudah menjadi guru sertifikasi. Jumlah guru terdiri dari 15 orang.

2.2. Tabel Daftar Nama Guru dan Karyawan

No Nama Guru Jabatan/Tugas

1 Turyana S.Pd Kepala Madrasah

Guru Matematika

2 K.H. Masturi Guru Bahasa Arab

3 Drs. Muslich Guru Akidah Akhlak

4 Agus Ahmad Marzuki M.Pd Guru Fiqih

Guru Seni Budaya

5 Istilakah, S.Pd.I Guru Qur‟an Hadis

Guru SKI

6 Siti Nur Lailatul K, S.Ag Guru Bahasa Indonesia

7 Istiyono, S.Pd Guru Biologi

8 Tri Hidayati, SE Guru IPS Terpadu

9 Zaenudi, S.Pd Guru Bahasa Iggris

10 Hamron Sarif Huda SH,SE Guru IPA (fisika )

Guru IPA (biologi)

11 Achmad Ashuri, S.Th.I Guru Bahasa Jawa

Guru Pkn

Guru Seni Budaya

12 Agus Khanif, S.Hi Guru TIK

GURU Penjaskes

13 Fitri Khoirunnisa, S.Pd Guru Matematika

Guru IPA Biologi

14 Nurul Huda Akidah akhlak

Al Qur‟an Hadis

15 Ahmad Hisam Penjaga Sekolah

(59)

5. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus pada bulan

Juli-Agustus 2017 dan masing-masing siklus satu kali pertemuan. Siklus l dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31 Juli 2017. Siklus ll dilaksanakan

pada hari Senin, 14 Agustus 2017. Penelitian ini dilaksanakan di ruang

kelas VII B MTs Ma‟arif 2 Grabag, Dusun Ngandong, Desa Banaran,

Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

6. Keadaan Siswa

Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah siswa

kelas VII B MTs Ma‟arif 2 Grabag. Dengan jumlah siswa sebayak 35 anak

yang terdiri dari 16 laki-laki dan 19 perempuan. 2.3. Daftar Siswa Kelas Vll B

No Nama Siswa L/P

1. Adam Maulana L

2. Agil Rizki Setiyanto L

3. Agus Mustakim L

4. Ahmad Arif Arnanda L

5. Ahmad Maskhun L

6. Ana Munawaroh P

(60)

8. Asif Maftukhin L

9. Avielsia Erica Wijayani P

10. Dimas Regeng Manunggal L

11. Dwi Yulviana P

12. Dwi Yulviani P

13. Fafi Alya Rohmatika P

14. Fatkhul Muna L

15. Himaliya P

16. Ihsana Fadhilah P

17. Kamila Afkarina P

18. Khoirurrohmah P

19. Kholifatul Makrifah P

20. Kusnul Budi Retyo P

21. Muhammad Alvin L

22. Muhammad Faisal Efendi L

(61)

24. Muhammad Umar L

25. Muhlisin L

26. Muntiatul Badiah P

27. Muthoharoh P

28. Putri Anggarani P

29. Putri Istirokhah P

30. Ulfa Latifah P

31. Ulfi Mahmudah P

32. Unni Nailal Ngiza P

33. Wafi Nur Rohman L

34. Yofi Anita P

35. Aris Ristiyani L

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus l

Siklus l dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31 Juli 2017, selama

kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Pelaksanaan siklus l ini

(62)

pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara garis besar dideskripsikan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan (planning)

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu

materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi.

2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai

pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan metode belajar

Jigsaw.

4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui

kemampuan siswa.

5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna

mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan pembelajaran.

6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan

tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar.

b. Tahap Pelaksanaan (acting)

Pada tahap pelaksanaan ini, guru kolaborator dibantu oleh

penliti melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

2. Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi, menyampaikan

(63)

tentang materi yang berkaitan dengan materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

3. Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan

masing-masing kelompok terdiri dari 7 siswa.

4. Guru memberikan 1 potong kertas karton yang berisi subtopik

yang harus dibahas oleh setiapkelompok yang dilengkapi denga nama anggota kelompok.

5. Setiap siswa sesuai dengan metode belajar jigsaw dalam

pembelajaran atau dengan bertukar anggota secara acak dari

kelompok 1 sampai 5.

6. Guru memberikan penjelasan materi yang masih dianggapsulit.

c.. Tahap Observasi (observing)

pada tahap ini, dilaksanakan oservasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung antara lain :

1) Peneliti bersama dengan guru kolaborator mengamati

keaktifan peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.

2) Peneliti mengamati aktivitas guru dalam mengelola

pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung

3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi

saat pembelajaran. d. Tahap Refleksi (Reflecting)

(64)

menggunakan metode belajar Jigsaw. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan

kemampuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Juga mengkaji keberhasilan tindakan selanjutnya.

Adapun refleksi yang didapatkan dalam pelaksanaan siklus l ini adalah penggunaan metode belajar Jigsaw pada siklus l ini kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain :

1. Masih ada siswa yang bermain sendiri

2. Masih ada siswa yang belum memahami metode belajar

Oleh sebab itu, maka peneliti perlu melakukan penelitian lagi pada siklus ll, dan untuk mengatasi problematika yang ada pada

siklus l, maka peneliti dapat melakukan hal-hal berikut :

1. Peneliti perlu menyajikan metode belajar Jigsaw dengan lebih

menarik.

2. Peneliti juga harus bersikap tegas terhadap siswa-siswa yang

(65)

bermain sendiri saat kegiatan belajar berlangsung dapat merugikan diri sendiri dan mengganggu siswa lain.

3. Guru juga memotivasi dan memancing siswa agar siswa mau

mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari

dan yang belum mereka pahami. Cara guru memancing agar siswa mau mengajukan pertanyaan, maka dengan memberikan sebuah penghargaan kepada siswa tersebut.

C. Deskripsi Penelitian Siklus ll

Siklus ll dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 14 Agustus 2017,

selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 40 menit) pada jam ke 1-2. Pelaksanaan siklus ll dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu : perencanaan

(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus ll ini dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan (planning)

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu materi

shalat fardhu dan sujud sahwi.

2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai

pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan metode Jigsaw.

4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui

(66)

5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan

pembelajaran.

6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan

tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar. b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, guru kolaborator dibantu oleh penliti

melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

2. Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi, menyampaikan

tujuan pembelajran pada siswa, dan melakukan tanya jawab tentang

materi yang berkaitan dengan materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

3. Pada kegiatan inti. Guru membentuk kelompok dengan metode jigsaw

dan membagi subtopik materi shalat fardhu dan sujud sahwi pada setiap kelompok.

4. Guru membimbing pembelajaran dengan metode jigsaw dan

bersama-sama membahas materi yang telah didiskusikan.

c. Tahap Observasi (observing)

Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap

(67)

1) Peneliti bersama dengan guru kolaborator mengamati keaktifan peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.

2) Peneliti mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran

selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

pembelajaran.

d. Tahap Refleksi (reflecting)

Setelah melakukan perbaikan pada siklus ll ini jumlah siswa yang

memperhatikan semakin banyak dibanding dengan siklus yang pertama, hal

ini dikarenakan persiapan penyajian pembelajaran yang lebih matang, motivasi dari guru kepada siswa agar mau bertanya lebih diperhatikan oleh siswa dan tingkat kepahaman siswa pada metode belajar Jigsaw lebih

meningkat. Karena faktor-faktor itulah, sehingga perhatian peserta didik dapat langsung mengarah pada materi pembelajaran yang disampaikan

(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus

Hasil belajar yang diraih oleh peserta didik pada evaluasi pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1. Nilai Evaluasi Pra Siklus

(69)
(70)

31. Ulfi Mahmudah 76 

32. Unni Nailal Ngiza 70 

33. Wafi Nur Rohman 68 

34. Yofi Anita 66 

35. Aris Ristiyani 50 

Jumlah 2344 17 18

Nilai tertinggi 82

Nilai terendah 38

Rata-rata 66,9

2. Siklus 1

Hasil belajar yang diraih oleh peserta didik pada evaluasi

siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2. Hasil Belajar Siklus 1

No Nama Nilai

Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1. Adam Maulana 68 

2. Agil Rizki Setiyanto 68 

(71)
(72)

23. Muhammad Sholakhudin

72 

24. Muhammad Umar 68 

25. Muhlisin 72 

26. Muntiatul Badiah 72 

27. Muthoharoh 82 

28. Putri Anggarani 66 

29. Putri Istirokhah 86 

30. Ulfa Latifah 82 

31. Ulfi Mahmudah 78 

32. Unni Nailal Ngiza 78 

33. Wafi Nur Rohman 70 

34. Yofi Anita 72 

35. Aris Ristiyani 68 

Jumlah 2502 23 12

Nilai tertinggi 86

Nilai terendah 40

(73)

3. Siklus ll

Tabel 4.3.Hasil Belajar Siklus lI

(74)
(75)

Jumlah 2828 35 0

Hasil belajar siswa sebelum dilakukannya siklus l

menunjukkan bahwa Siswa yang mencapai KKM indikator sekolah

dalam persentase adalah sebagai berikut :

P = f x 100%

N P = 17 x 100%

35

P= 48, 57%

Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM indikator sekolah dalam persentase adalah sebagai berikut :

P = f x 100%

N

P = 18x 100%

(76)

Terdapat 17 siswa yang telah mencapai KKM, sedangkan 18 siswa lainnya belum mencapai KKM. Dari hasil tersebut maka peneliti

melakukan penelitian dengan menggunakan metode belajar jigsaw.

2. Siklus l

Hasil belajar pada siklus I menunjukkan siswa yang mencapai KKM indikator sekolah dalam persentase adalah sebagai berikut :

P = f x 100%

N

P = 23 x 100% 35 P= 65,71%

Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM indikator sekolah dalam persentase adalah sebagai berikut :

P = f x 100%

N

P = 12x 100%

35 P= 34,28%

Pada siklus 1 ini menunjukkan siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 12 siswa. Hasil yang

didapatkan dari siklus l adalah penggunaan metode belajar jigsaw dapat dikatakan belum berjalan secara maksimal dan indikator

Gambar

Tabel 4.1. Nilai Evaluasi Pra Siklus
Tabel 4.2. Hasil Belajar Siklus 1
Tabel 4.3.Hasil Belajar Siklus lI
Tabel 4.4 Rekap Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Praktikan diwajibkan membawa kartu praktikum Perancangan Teknik Industri 3 sesuai format, panduan praktikum Perancangan Teknik Industri 3, membawa LS sebelumnya yang sudah

17.1 Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Pokja ULP ke dalam Daftar Pendek (short list), untuk Seleksi Umum paling kurang 5 (lima) dan

Daftar berkas dan daftar isi berkas hasil dari pemberkasan arsip aktif pada Unit Pengolah dan Daftar Arsip Inaktif hasil dari penataan arsip inaktif pada Unit

Nilai tercatat utang pajak, aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan Entitas Anak sesuai dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian

Stres kerja pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu. Stres kerja timbul sebagai bentuk ketidakharmonisan individu dengan lingkungan kerja.

Pajak memegang peranan yang sangat penting bagi suatu negara, karena pajak merupakan sumber pendapatan negara yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengatur kegiatan

Situs web ini terdiri dari fitur-fitur yang memudahkan pelanggan untuk mencari informasi produk, memesan produk dan membantu pelanggan mencari solusi atas masalah yang

Berdasarkan definisi-definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa piutang adalah hak penagihan kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang timbul karena adanya