PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT FARDHU
DAN SUJUD SAHWI DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I MTs MA’ARIF 2
KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
ZUNI MA’RIFAH
NIM 111 13 284
JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
FAKULTAS PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
▸ Baca selengkapnya: soal essay tentang shalat fardhu
(2)(3)(4)(5)MOTTO
Hidup berharga dengan menghargai dan dihargai
Success Needs A Process
“Kesuksesan itu membutuhkan suatu proses”
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, saya persembahkan skripsi ini untuk :
Kedua orang tuaku tercinta Bapak Khabib Khasan dan Ibu Rukanah yang tak pernah lelah membimbing dan mendorong ku hingga saat ini.
Kakek, nenek ku Bapak Saroni dan Ibu Partinah dan segenp keluarga yang juga telah mendukung ku dalam belajar.
Ibu Nyai Hj. Latifah Zoemri yang selalu mendoakan kami.
Rekan-rekan pengurus PPTI AL-FALAH masa khidmah 2016/2017.
Rekan-rekan pengurus devisi keamanan Mbak Masruroh, Mbak Sopianurrohmah, Dek Inna Nur Hasanah, Dek Usswatun Fitriyah, Mas Irham Muta‟alimin, Kang Nur Kholis, Kang Denis Wiki Permana, dan Dek Muhammad Ainul Yaqin.
Sahabatku di PP Al-HUSNA Payaman Magelang Mbak Nazilatul Munawaroh dan Mbak Siti Faizah Al-Hafidzoh.
Sahabat akrabku Aprilia Erawati yang sudah seperti adik dan selalu mendorong ku.
Rekan mahasiswa angkatan 2013 di PPTI AL FALAH Salatiga.
Rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta Alam yang
telah memberi nikmat begitu melimpah dan tanpa batas. Sehingga rasa syukur hanya patut dihaturkan kepada-Nya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, semoga kita semua mendapat syafaatnya di yaumil qiyamah. Amin.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari betul banyak peran dari
pihak lain yang telah membantu selesainya skripsi ini baik bantuan langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan rasa terimakasih kepada :
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi,M.Pd.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI)
4. Dosen pembimbing skripsi Ibu Dra.Urifatun Anis, M.Pd.I.
5. Dosen pembimbing akademik Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc.,M.SI.
6. Pengasuh PPTI AL-FALAH, Ibu Nyai Hj. Latifah Zoemri beserta keluarga
yang telah membina, mendidik, dan mencurahkan ilmunya kepada penulis. Semoga keberkahan terus menyertai mereka.
7. Para Ustadz dan Ustadzah PPTI AL-FALH yang dengan ikhlas menyalurkan
8. Bapak kepala sekolah MTs Ma‟arif 02 Grabag, Bapak Turyana S.Pd.I yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis
9. Bapak Agus Ahmad Marzuki M.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran
Fiqih kelas VII MTs Ma‟arif 02 Grabag
10.Kedua orang tua yang selalu berkorban demi keberhasilan penulis, Bapak
Khabib Khasan dan Ibu Rukanah
11.Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam
penulisan skripsi ini
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Salatiga, 11 September 2017
ABSTRAK
Ma‟rifah, Zuni. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi dengan Metode Jigsaw pada Siswa Kelas Vll Semester I MTs Ma‟arif 2 Grabag Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I.
Kata kunci : Hasil Belajar Fiqih dan Metode Belajar Jigsaw
Banyak orang yang menganggap fiqih merupakan momok menakutkan untuk dipelajari. Pendidik yang cerdas harus pandai dalam memilih metode belajar agar siswa dapat termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Pertanyaan yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah: apakah dengan metode belajar jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi pada siswa kelas Vll semester l MTs Ma‟arif 2 Grabag Magelang Tahun 2017.
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah dalam PTK ini adalah perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Dengan objek penelitian adalah siswa kelas VII B sebanyak 35 siswa dan satu orang guru kolaborator yaitu bapak Agus Ahmad Marzuki.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI ...iv
MOTTO ...v
PERSEMBAHAN ...vi
KATA PENGANTAR ...vii
ABSTRAK ...ix
DAFTAR ISI ...x
DAFTAR TABEL ...xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan Penelitian ...4
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ...4
F. Definisi Operasional ...6
G. Metode Penelitian ...9
H. Sistematika Penulisan ...16
BAB ll KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ...19
1. Pengertian Hasil Belajar ...19
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...21
B. Mata Pelajaran Fiqih ...24
1. Pengertian Fiqih ...24
2. Obyek Pembahasan Ilmu Fiqih ...26
C. Materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi ...28
D. Metode Jigsaw ...35
1. Pengertian Metode Jigsaw ...35
2. Cara Melakukan Metode Jigsaw ...36
3. Keunggulan dan Kekurangan Metode Jigsaw ...37
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek penelitian ...42
B. Deskripsi Penelitian Siklus l ...47
C. Deskripsi Penelitian Siklus ll ...50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ...53
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ...68 B.Saran ...68
DAFTAR PUSTAKA ...70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
DATAR TABEL Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II
Tabel 4.4 Rekap Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Tabel 4.5 Peningkatan Pra Siklus. Siklus I dan Siklus II
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 : Materi Pembelajaran Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi
Lampiran 4 : Pedoman Pengamatan Guru
Lampiran 5 : Soal Evaluasi Siswa
Lampiran 6 : Daftar Nilai Ulangan Harian
Lampiran 7 : Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi
Lampiran 9 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama islam merupakan pendidikan yang sangat
penting dan harus dipelajari sejak dini, pembinaan tentang pendidikan agama Islam dikembangkan dengan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Untuk itu guru agama perlu mendorong dan memantau kegiatan pendidikan agama Islam yang dialami oleh peserta didiknya di
dua lingkungan pendidikan lainnya (keluarga dan masyarakat). Sehingga terwujud keselarasan dan kesatuan tindak dalam pembinaannya.
Adapun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Ma‟arif 02 Grabag terdiri dari empat komponen, yang meliputi Akidah
Akhlak, Fiqih, Al-Qur‟an Hadits dan SKI. Akidah Akhlak berfungsi
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT. Fiqih berfungsi melaksanakan syariat dan hukum-hukum Islam dalam kehidupan
sehari-hari. Al-Qur‟an Hadits berfungsi memahami ayat-ayat Al-Qur‟an
serta mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari, dan SKI berfungsi mengajarkan siswa tentang sejarah Islam agar siswa dapat
Dalam skripsi ini akan khusus meneliti tentang pembelajaran Fiqih. Dalam kehidupan sehari-hari pelajaran Fiqih sangat dibutuhkan oleh setiap
orang, pelajaran Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat mendukung dalam tercapainya negara yang maju, karena dengan adanya
pembelajaran Fiqih maka siswa akan mengetahui perkembangan hukum-hukum Islam sebagai modal kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Jadi mata pelajaran Fiqih sangat penting untuk melatih
siswa mencintai tanah air sejak dini.
Dalam mata pelajaran Fiqih di MTs Ma‟arif 02 Grabag, banyak
siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar yang kurang memuaskan dalam pengerjaan tes. Dari satu kelas, hanya 17 siswa (48,57 %) yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM). Sedangkan yang 18 siswa (51,42 %) nilainya di bawah KKM. Adapun nilai KKM mata pelajaran Fiqih adalah 70.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti meminta bantuan kepada guru mata pelajaran fiqih untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan, dan hasil dari diskusi terungkap
beberapa masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Siswa merasa enggan untuk mempelajari mata pelajaran Fiqih
2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran atau pasif dan
kurang memperhatikan.
4. Rendahnya hasil belajar siswa
Dari identifikasi masalah, penulis menganalisis penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas VII MTs Ma‟arif 2 Kecamatan Grabag
Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya bimbingan dan perhatian guru dalam pembelajaran
2. Kurangnya motivasi guru terhadap siswa
3. Penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik
4. Guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
5. Penggunaan metode yang kurang tepat
Melihat masalah tersebut, peneliti bermaksud untuk meneliti salah satu materi mata pelajaran Fiqih, yaitu tentang Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi karena Shalat Fardhu adalah hal yang diwajibkan bagi setiap orang
Islam dan Sujud Sahwi merupakan penyempurna Shalat Fardhu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode belajar Jigsaw. Dengan
metode Jigsaw guru dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan lebih mudah dan dapat memperagakan Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi di depan
kelas secara berjama‟ah sehingga siswa dapat lebih aktif mengikuti
pembelajaran dan dapat memperhatikan serta memahami tata cara melakukan Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi baik dalam hal bacaan maupun
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian di MTs Ma‟arif 2 Grabag dengan judul
”Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Fardhu dan Sujud
Sahwi dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII Semester I MTs Ma’arif 2 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian, yakni : apakah dengan metode
Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi pada Siswa Kelas VII Semester I MTs Ma‟arif 2 Kecamatan
Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk
mengetahui penggunaan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi pada siswa kelas VII semester I MTs Ma‟arif 2 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis
Hipotesis (hypo = sebelum, thesis = pernyataan, pendapat)
diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris (Gulo, 2002:56).
Hipotesis dalam penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Sehingga dapat dikatakan hipotesis dalam penelitian ini adalah ”penerapan metode pembelajaran jigsaw pada
mata pelajaran Fiqih materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII semester I MTs Ma‟arif 2
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Jigsaw dapat dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang dapat dirumuskan oleh penulis adalah :
a. Siswa dapat mempraktekkan Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi sesuai
dengan ketentuan syari‟at Islam baik dalam bacaan maupun
gerakan. Sehingga secara tidak langsung siswa dapat memahami dan mengamalkannya.
b. Siswa dapat mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
dengan ketentuan nilai yaitu 70.
c. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada materi Shalat Fardhu
dan Sujud Sahwi.
d. 85% dari jumlah siswa kelas VII MTs Ma‟arif 2 Kecamatan
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang penulis paparkan, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Dengan metode Jigsaw diharapkan penelitian ini dapat
mendukung majunya pendidikan Fiqih di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Guru
1) Dapat meningkatkan profesionalitas mengajar guru, khususnya
seorang guru Fiqih.
2) Dapat meningkatkan kreativitas guru dalam menyajikan
pembelajaran.
3) Dapat diperoleh metode yang tepat dalam menyajikan materi
pembelajaran.
b. Untuk Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi.
2) Memberi motivasi dan semangat untuk memperhatikan
penjelasan guru.
3) Melalui metode Jigsaw, memudahkan siswa untuk memahami
materi dan mempraktekkan materi Shalat Fardhu dan Sujud
Sahwi. F. Definisi Operasional
sebagainya. Istilah ini perlu mendapatkan pendefinisian secara operasional sebab akan menunjukkan kegiatan yang akan dilakukan terutama kegiatan
yang berkenaan dengan era penganalisisan dan pengolahan data (Yousda dan Arifin, 1992:33). Agar tidak terdapat perbedaan antara penafsiran
dengan maksud utama penulisan dalam penggunaan kata pada judul, maka akan dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan
dan pembentukan tingkah laku seseorang.
2. Fiqih
Fiqih (َقف) adalah satu bidang ilmu dalam syari‟at Islam yang
secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat
maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya.
Fiqih membahas tentang bagaimana cara tentang beribadah, tentang prinsip rukun Islam dan hubungan antar manusia sesuai
dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al Qur‟an dan Sunnah. Dalam
Islam terdapat 4 madzhab dari sunni yaitu Syafi‟i, Hambali, Maliki,
Hanafi. Yang ke 4 imam tersebut mempunyai pendapat yang
berbeda-beda dalam pembahasan tentang Fiqih.
Sedangkan Ilmu Fiqih adalah ilmu yag membahas tentang
-dalil yang rinci. Obyek kajian Ilmu Fiqih ini adalah perbuatan orang mukallaf (dewasa) dalam pandangan hukum syariat, agar dapat
diketahui mana yang diwajibkan, disunnahkan, diharamkan,
dimakruhkan, dan diperbolehkan serta mana yang batal (tidak sah)
(Nata, 2003 :26).
3. Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi
Shalat menurut lughot adalah do‟a yang baik seperti di dalam
ayat “washolli „alaihim”. Sedangkan menurut istilah syara‟ shalat
adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan
beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat Fardhu merupakan shalat yang diwajibkan bagi setiap orang muslim, terdapat shalat lima waktu dalam satu hari yaitu subuh, dhuhur, ashar, maghrib, dan isya‟ (Nasution, 1995 :57).
Sujud sahwi adalah bagian ibadah Islam yang dilakukan di
dalam shalat. Sujud sahwi merupakan sujud yang dilakukan oleh orang yang shalat untuk menggantikan kesalahan yang terjadi di dalam shalatnya karena lupa (sahwun). Sujud sahwi dilakukan dengan dua
4. Metode Jigsaw
Metode pembelajaran Jigsaw atau yang disebut juga Model
Tim Ahli adalah teknik pembelajaran yang memusatkan perhatian pada kemampuan penguasaan materi pelajaran tertentu secara spesifik. Pada
level awal, tiap siswa (dan kelompok siswa) diharuskan menguasai tema materi pelajaran yang berbeda-beda satu sama lain. pada level berikutnya, tiap siswa (dan kelompok siswa) mempresentasikan tema
materi pelajaran khusus yang telah dikuasainya di depan kelas. Dia berperan sebagai guru sekaligus narasumber utama untuk materi
tersebut bagi siswa lainnya (Muliawan, 2016 :150). G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang penulis ambil adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud
dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010:18).
Alasan utama pemilihan rancangan PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam proses penelitian.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Ma‟arif 2 Grabag Magelang. Alasan mengambil subjek kelas VII
siswa sebelum menginjak kelas yang lebih tinggi dan dikarenakan kurangnya siswa dalam memperhatikan guru saat menjelaskan materi
sehingga berdampak pada kurangnya hasil belajar siswa kelas VII.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di MTs Ma‟arif 2 Grabag, tepatnya di dusun
Ngandong, Desa Banaran, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
4. Langkah-langkah penelitian
Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Secara umum, terdapat empat langkah dalam
melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut ini adalah gambaran keempat langkah dalam PTK yang dikemukakan oleh Arikunto (Suyadi, 2010:49).
a. Perencanaan, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Pengamatan terhadap hasil belajar siswa pada pertemuan yang
lalu
2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
belajar siswa
3) Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan
4) Menyiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang akan
digunakan
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah
kelas seperti yang telah disususun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilaksanakan saat kegiatan kedua
dilaksanakan. Kedua tahap ini tidak bisa dipisahkan karena akan mempengaruhi hasil akhir penelitian.
d. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk mengungkapkan kembali apa
yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah
mengobservasi kelemahan dan kekurangan pada siklus I dan menyusun rencana perbaikan pada siklus II.
Keempat kegiatan ini akan terjadi terus menerus membentuk
sebuah siklus yaitu terjadi secara beruntun yang kembali pada langkah semula (Jalil, 2014:11). Berikut adalah skema siklus PTK :
Gambar 1.1. Skema siklus PTK (Jalil, 2014:11)
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah-langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan penelitian, kegiatan yang harus
dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Menyiapkan materi tentang Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi
2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi
Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi
3) Menganalisis berbagai materi tentang Shalat Fardhu dan Sujud
Sahwi agar sesuai dengan indikator pembelajaran
4) Menyiapkan lembar soal tes tertulis menggunakan metode
Jigsaw untuk mengetahui hasil belajar siswa
5) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa
6) Menyiapkan alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan
indikator pembelajaran
b. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan merupakan penerapan metode Jigsaw
yang telah direncanakan, dengan melakukan prosedur
pembelajaran yang sesuai dengan desain yang telah dibuat. Dalam
kegiatan pelaksanaan ini terdapat tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Sebenarnya kurang tepat apabila pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan
dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Ketika guru tersebut sedang
melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana untuk melakukan “pengamatan
ulang” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung,
sambil melakukan pengamatan ulang ini peneliti mencatat sedikit
demi sedikit apa yang terjadi ketika pembelajran berlangsung (Arikunto, 2013:141). Sehingga akan terlihat kekurangan yang tampak dari cara guru membawakan materi pembelajran, dn dapat
diperbaiki pada siklus selajutnya.
d. Refleksi
Refleksi ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil dari pengamatan, sejauh mana tingkat perubahan siswa antara sebelum menggunakan metode Jigsaw dan ketika metode tersebut sudah di
terapkan. Guru pengajar mata pelajaran juga dianalisis oleh peneliti ketika mengajar di dalam kelas. Dengan adanya kegiatan refleksi
5. Instrumen Penelitian
a. Pedoman atau Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran Fiqih materi Shalat Fardhu dan
Sujud Sahwi pada kelas VII. Hasil observasi berupa catatan kerja lapangan yang menggambarkan proses kegiatan belajar mengajar tersebut.
b. Soal Evaluasi
Evaluasi yang digunakan yaitu berupa tes formatif yang
berupa tes tertulis, karena data yang dibutuhkan berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dan tes tertulis tersebut berupa soal uraian
yang membahas tentang Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dibutuhkan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan guru pengajar dalam pembelajaran. Dokumentasi ini diperoleh melalui proses penelitian berupa foto atau gambar yang
6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitiian ini
dengan dibantu oleh guru mata pelajaran Fiqih. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Dalam metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format pengamatan sebagai instrumen
penelitian. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Metode
observasi digunakan untuk mengamati karakter siswa dalam proses pembelajaran.
b. Tes Formatif
Tes formatif digunakan untuk memperoleh data-data berupa nilai yang berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa
sebagai alat ukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran berupa foto atau gambar, nilai, soal, dan
7. Analiasis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka
analisis data yang digunakan adalah dengan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil dari observasi yang telah dilakukan
oleh peneliti. Penelitian ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.
a. Ketentuan Individu
Untuk mengetahui ketuntasan setiap individu dalam mencapai nilai lebih dari 70 pada materi Shalat Fardhu dan Sujud
Sahwi dapat dilihat dari hasil tes formatif. Teknik yang digunakan untuk menentukan nilai kompetensi secara individu adalah sebagai berikut :
N = jumlah skor benar x 2
Soal terdiri dari 10 nomor berbentuk esay pendek dan skor
penilaiannya 5 poin per nomor.
b. Ketuntasan klasikal
Persentase ketuntasan belajar siswa yang peneliti harapkan
adalah 85% atau lebih dari jumalah siswa kelas VII. Teknik mengukur persentase kompetensi secara klasikal (kelompok) dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
P =
H. Sistematika Penulisan
Agar dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap skripsi,
maka sistematika yang peneliti gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagian Awal
Bagian awal skripsi mencakup tentang halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan
kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto da persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi.
2. Bagian Inti
Bab l : Pendahuluan. Bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis dan Indikator
Keberhasilan, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional dan Metode Penelitian. Bab ini bertujuan mengantarkan pembaca untuk
mengetahui tentang apa, mengapa, dan bagaimana penelitian ini dilakukan.
Bab ll : Kajian Pustaka. Mencakup hal-hal yang berkaitan
dengan masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu Hasil belajar, Fiqih, Materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi, dan Metode Jigsaw.
Bab lll : Pelaksanaan Penelitian. Berisi tentang pelaksanaan penelitian yang meliputi Subjek Penelitian, Deskripsi Pelaksanaan
Bab lV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menyajikan hasil dari penelitian sesuai dengan urutan penelitian dan pembahasan
setiap selesai penelitian pada setiap siklusnya.
Bab V : Penutup. Bagian ini meliputi kesimpulan da saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir dalam skrpsi ini mencakup Daftar Pustaka,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan cerminan dari apa yang diperoleh siswa dalam pembelajaran. Meskipun demikian, namun hasil belajar menjadi tanggungjawab guru sebagai pendidik untuk selalu
menekankan belajar siswa agar keberhasilan dalam belajar dapat tercapai dengan baik.
Hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa :
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan
3) Strategi Kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penelitian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku (Suprijono, 2009 : 6).
Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap
lingkungan, perubahan tersebut tidak bisa disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang
seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan (Pasaribu,1983: 59). Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang
dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan
dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.
Rober, belajar adalah the process of acquiring knowladge yaitu belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan (Suprijono, 2009 : 3).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan melalui interaksi dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa, bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar a. Faktor Intern Belajar
Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang
berpengaruh pada proses belajar siswa adalah sebagai berikut :
1) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang
sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian.
2) Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
3) Konsentrasi Belajar
4) Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampua siswa untuk
menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.
5) Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan (Dimyati dan
Mudjiono, 2002 : 241).
6) Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah terterima.
7) Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar
Kemampuan berprestasi merupakan puncak dari proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 243).
8) Rasa percaya diri Siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil.
9) Intelegensi dan Keberhasilan Belajar (Dimyati dan Mudjiono,
10)Kebiasaan belajar
Kebiasaan belajar dapat diperbaiki dengan cara pembinaan
disiplin membelajarkan diri (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 246).
11)Cita-Cita Siswa
Cita-cita merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 248).
b. Faktor Ekstern Belajar
Beberapa faktor ekstern yag berpengaruh pada aktivitas dan
hasil belajar siswa, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya
mengajar bidang studi yanng sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai
pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa.
Sebagai guru pengajar, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 248).
2) Prasarana dan Sarana Belajar
Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan
terselenggaranya proses belajar yang baik. Justru di sinilah timbul masalah “bagaimana mengelola prasarana dan sarana
pembelajaran sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 249).
3) Kebijakan Penilaian
Hasil belajar dinilai dengan ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional. Dengan ukuran-ukuran tersebut
maka guru dapat memberikan nilai kepada siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 251).
4) Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah
Setiap siswa yang berada di sekolah. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui sesama. Jika seorang siswa
terterima, maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar, begitu juga sebaliknya (Dimyati dan Mudjiono,
2002 : 252).
5) Kurikulum Sekolah
Perubahan kurikulum sekolah tidak hanya menimbulkan
masalah bagi guru dan siswa, tetapi juga petugas pendidikan dan orang tua siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 254).
B. Mata Pelajaran Fiqih 1. Pengertian Fiqih
Fiqih (َقِف) adalah bahasa arab dalam bentuk masdar dari fi‟il
berarti al-ilmu (pengetahuan) dan al-fahmu (pemahaman). Al-fiqh,
al-fahm, dan al-ilm merupakan kata-kata yang sinonim (Salam dan
Fathurohman, 1994:29
Pada zaman pra Islam di negeri Arab ada istilah yang
menggunakan kata fiqh yaitu “Fiqh Al-arab”. Istilah ini merupakan
gelar yang diberikan kepada al-Haris bin Kaladah. Beliau juga dijuluki “Thalib Al-Arab”. Ungkapan ini masih sinonim dengan istilah yang
pertama (Salam dan Fathurohman, 1994 : 30).
Sedangkan menurut istilah, para ahli fiqih mutakhir
memberikan definisi secara eksklusif, yaitu terkisar pada hukum-hukum yang „amaliy (praktis) yang diambil dari dalil-dalilnya yang
tafsiliy (terperinci) (Salam dan Fathurohman, 1994 : 30).
Menurut Imam Abu Zahrah fiqih adalah ilmu yag menerangkan hukum syara‟ yang „amali yang diambil dari dalil-dalilnya yang tafsili
(Salam dan Fathurohman, 1994 : 31). Dan dikatakan oleh Abdul Wahhab Khallaf bahwa ilmu fiqih adalah ilmu yang menerapkan
hukum-hukum syara‟ yang „amali (praktis) yang diusahakan dari
dalil-dalilnya yang tafsili (rinci).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu
fiqih merupakan ilmu yang bersagkutan dengan hukum-hukum syara‟
yang praktis. Hukum-hukum tersebut bersumberkan kepada dalil-dalil
itu dinamai fiqih, baik ia dihasilkan melalui ijtihad ataupun tanpa melalui ijtihad. Dengan demikian jelaslah bahwa hukum-hukum yang
bersangkut paut dengan bidang aqidah dan bidang akhlaq tidak termasuk dalam pembahasan ilmu fiqih dan tidak dikatakan ilmu fiqih
(Salam dan Fathurohman, 1994 : 32). 2. Obyek Pembahasan Ilmu Fiqih
Yang menjadi obyek pembahasan Ilmu fiqih menurut batasan
yang dikemukakan oleh ahli ushul fiqih adalah segala perbuatan, perkataan dan tidakan para mukallaf dari segi hukum, termasuk yang
mensifati perbuatan para mukallaf itu, seperti : wajib, sunnah, makruh, mubah, sah, batal, qada‟ dan sebagainya (Salam dan Fathurohman,
1994 : 44).
Menurut Muh. Salam Madkur, hukum-hukum amaliyah yang terbit dari perbuatan, perkataan, dan tindakan para mukallaf itu pada
garis besarnya ada dua bagian, yaitu:
a. Perbuatan, perkataan dan tindakan para mukallaf yang berkaitan
dengan hubungan antara mukallaf itu sendiri dengan Allah SWT
b. Perbuatan, tindakan dan perkataan para mukallaf yang berkaitan
dengan sesamanya, baik secara individual maupun secara individu
dengan masyarakat sekitar (Salam dan Fathurohman, 1994:45). Kemudian bila diperhatikan secara cermat,objek pembahasan
a. Kumpulan hukum yang digolongkan ke dalam ibadah, yaitu shalat, puasa, zakat, haji, jihad, dan nazar.
b. Kumpulan hukum yang berkaitan dengan masalah berkeluarga,
seperti perkawinan,talak nafkah, wasiat dan pusaka. Hukum
seperti ini sering disebut dengan al-ahwal al-syakhsiyah.
c. Kumpulan hukum mengenai mu‟amalah madiyah (kebendaan), seperti hukum-hukum jual-beli, sewa-menyewa, utang-piutang,
gadai, syufa‟ah hiwalah, mudharabah, memenuhi akad atau
transaksi dan menunaikan amanah.
d. Kumpulan hukum yang berkaitan dengan harta negara, yaitu
kekayaan yang menjadi urusan baitulmal, penghasilannya,
macam-macam harta yang ditempatkan di baitulmal, dan
tempat-tempat pembelanjaannya. Hukum ini termasuk dalam al-siyasah.
e. Kumpulan hukum yang dinamai „uqubat, yaitu hukum-hukum
yang disyariatkan untuk memelihara jiwa, kehormatan, dan akal manusia, seperti hukum qisas, had, ta‟zir.
f. Kumpulan hukum yang termasuk kedalam hukum acara, yaitu
hukum-hukum mengenai peradilan, gugatan, pembuktian, dan lain sebagainya.
g. Kumpulan hukum yang tergolong kepada hukum tata negara,
seperti syarat-syarat menjadi kepala negara, hak-hak penguasa,
hak-hak rakyat, dan sistem permusyawaratan. Ini juga termasuk
h. Kumpulan hukum yang sekarang disebut sebagai hukum internasional. Termasuk kedalamnya hukum perang, tawanan,
perampasan perang, perdamaian, perjanjian tebusan, cara menggauli al-zimmah dan lain sebagainya. Ini juga termasuk
dalam lingkup al-siyasah (koto, 2009 : 7).
C. Materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi 1. Shalat Fardhu
a. Pengertian Shalat Fardhu
Shalat dalam pengertian bahasa arab adalah “doa memohon
kebajikan dan pujian”. Sebelum Islam, orang arab memakai kata
shalat dengan arti demikian (Aly dan Hidayat, 1993:34).
Adapun pengertian shalat secara syar‟i, sebagaimana
banyak dirumuskan para fuqaha (ahli fiqih) ialah :”beberapa
ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir,
disudahi dengan salam, dalam rangka beribadah kepada Allah
menurut syarat-syarat yang ditentukan. Ahli haqiqah memberikan
pengertian shalat dengan pengertian yang hakiki yaitu :”berharap
hati (jiwa) kepada Allah yang mendatangkan rasa takut kepada Allah, serta menumbuhkan di dalamnya jiwa rasa keagungan
kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya (Aly dan Hidayat, 1993:35).
dilakukannya baik sendiri maupun berjama‟ah. Shalat Fardhu
terdiri dari 5 waktu, yaitu Subuh, Dhuhur, Asar, Maghrib dan Isya‟.
b. Syarat-Syarat Shalat
Syarat-syarat yang mendahului shalat dan wajib dipenuhi oleh orang yang hendak mengerjakannya, dengan ketentuan bila ketinggalan salah satu diantaranya, maka shalatnya batal,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui tentang masuknya waktu shalat.
2) Suci dari hadas kecil dan hadas besar.
3) Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis yang
kelihatan, bila itu mungkin.
4) Menutup aurat
Batas aurat bagi laki-laki sewaktu shalat yaitu kemaluan
dan pinggul. Mengenai yang lain, yakni paha, pusat dan lutut masih terdapat pertikaian disebabkan bertentangannya hadis-hadis tentang hal itu (Sabiq, 1983: 223).
Dalam kitab Safinatun Najah disebutkan bahwa aurat
seorang laki-laki ketika shalat adalah menutupi anggota badan
antara lutut dengan pusat. Sedangkan batas aurat bagi perempuan yaitu wajib menutup seluruh tubuh kecuali muka
c. Rukun-Rukun Shalat
Shalat mempunyai rukun, dan apabila ketinggalan salah
satu diantaranya, maka shalat dianggap tidak sah menurut syara‟.
Rukun shalat yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Niat , yaitu seseorang berniat melakukan shalat karena Allah
2) Takbiratul ihram
3) Berdiri pada shalat fardhu
Orang yang tak kuassa berdiri pada shalat fardhu, hendaklah ia
shalat menurut kemampuannya. Dan Allah tidaklah akan membebani diri kecuali sekedar kemampuannya, dan orang itu akan tetap memperoleh ganjaran penuh tanpa kurang
sedikitpun (Sabiq, 1983: 241).
4) Membaca Al-Fatihah
Membaca Al-Fatihah dilakukan pada setiap rakaat ketika melakukan shalat.
5) Ruku‟
Ruku‟ dilakukan dengan cara membungkukkan tubuh, di mana
kedua tangan mencapai kedua lutut (Sabiq, 1983: 246).
6) Bangkit dari ruku‟ dan berdiri lurus (i‟tidal) dengan tuma‟ninah. Tuma‟ninah dalam shalat adalah ketenangan
sekurangnya seperti membaca satu kali tasbih (Sabiq, 1983: 248).
7) Sujud
Anggota sujud yaitu : muka, kedua telapak tangan, kedua lutut
dan kedua telapak kaki.
8) Duduk yang akhir sambil membaca tasyahud
9) Memberi salam
Salam yang diwajibkan adalah salam yang pertama, yaitu salam dan menoleh kesebelah kanan, sedangkan salam yang
kedua merupakan sunnah (Sabiq, 1983: 253). d. Sunah-Sunah Dalam Shalat
1) Sunah perkataan
- Doa iftitah, secara mutlak hukumnya sunnah muakkad
- Membaca ta‟awudz, hukumnya juga sunnah muakkad
- Mengucapkan “Amin” yaitu ucapan amin para makmum setelah membaca fatihah
- Membaca surat setelah fatihah
- Membaca takbir perpindahan gerakan dan mnegucapkan
“sami‟allahu liman hamidah” ketika bangun bangun dari
rukuk dan membaca doa i‟tidal.
- Membaca doa rukuk
- Membaca doa tasyahud pertama dan duduk tasyahud, menurut jumhur hukumnya sunnah
- Membaca qunut dalam shalat subuh atau shalat selainnya
serta dalam shalat witir (At-Thahir, 2008 :67)
2) Sunah-sunah perbuatan
- Membuat penghalang di depannya ketika shalat
- Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram, rukuk dan
berdiri dari rukuk, serta berdiri dari duduk tasyahud pertama.
- Meletakkan tangan kanan di atas tangan yang kiri di atas
dada
- Meluruskan punggung ketika rukuk da tidak mengangkat
kepala atau mendudukkannya seperti keledai
- Meletakkan kedua tangan sebelum kedua lutut turun untuk
sujud
- Duduk iftirasy ketika duduk diantara dua sujud dan
memanjangkan duduk, serta duduk tawarruk dalam
tasyahud akhir
- Duduk istirahat (sejenak) ketika hendak berdiri untuk
rakaat kedua atau keempat
- Berisyarat dengan menunjukkan jari telunjuk tangan kanan
dalam tasyahud
2. Sujud Sahwi
a. Pengertian Sujud Sahwi
Sujud sahwi merupakan sujud yang dilakukan ketika seseorang sedang melakukan shalat. Sujud sahwi dilakukan dengan
dua kali sujud sebelum salam atau sesudah salam, kedua cara ini tidak tahu sudah berapa rakaat ia shalat ; apakah tiga atau empat, hendaklah ia membuang keraguaannya dan teguh dengan apa yang diyakininya, kemudian bersujud dengan dua kali sujud sebelum salam. Karena jika ia telah shalat lima rakaat, maka rakaat-rakaat itu menjadi penggenap shalatnya. Namun jika ia shalat dengan sempurna empat rakaat, maka sujud tersebut menjadi penghinaan bagi setan” (At-Thahir, 2008 : 113).
b. Cara Melakukan Sujud Sahwi
Rasulullah SAW. pernah kelupaan dalam shalatnya, maka
beliau bersujud dengan dua sujud. Disebagian kelupaan nya, beliau sujud sebelum salam dan sesudah salam, berikut adalah cara
1) Rasulullah SAW.pernah meninggalkan tasyahud awwal pada shalat dhuhur, maka beliau bersujud di akhir tasyahhud kedua
sebelum salam dengan bertakbir pada tiap-tiap sujud.
2) Rasulullah SAW. pernah bersalam di salah satu shalat dhuhur
atau shalat ashar sebelum sempurna shalatnya (diraka‟at yang
kedua). Sesudah berkata-kata, beliau bangun menyempurnakan shalat itu, kemudian beliau bersujud dua kali sesudah salam
dengan bertakbir
3) Rasulullah SAW. pernah bersalam sebelum sempurna shalat
satu raka‟at lagi. Setelah diingatkan oleh orang yang berada di
sampingnya, maka beliau masuk lagi ke dalam masjid. Setelah Bilal beriqamat, lalu beliau bershalat satu raka‟at lagi. Dan
sesudah salam, beliau bersujud.
4) Rasulullah SAW pernah bershalat duhur lima raka‟at, maka
beliau bersujud sesudah salam.
5) Rasulullah SAW pernah bershalat ashar tiga raka‟at. Sesudah beliau masuk ke rumahnya, beliau diingatkan. Maka beliau pun keluar lagi ke masjid mengerjakan satu raka‟at lagi, kemudian
beliau bersujud setelah salam.
Untuk itu, apabila kita meninggalkan sesuatu yang
seharusnya tidak ditinggalkan di dalam shalat, hendaknya kita
kekurangan (kelupaan) tersebut dengan membaca bacaan sujud sahwi sebagai berikut :
اْىُهْسَي َلََو ُم اٌََي َلَ ْيَه َىاَحْبُس
“Maha suci Allah yang tidak pernah tidur dan lupa”.
(Asy Shiddieqy, 1989: 380).
D. Metode Jigsaw
1. Pengertian Metode Jigsaw
Metode belajar jigsaw merupakan sebuah tipe pembelajaran
yang dilakukan secara berkelompok dimana dalam kelompok tersebut
terdiri dari beberapa siswa yang bertanggungjawab untuk menguasai bagian dari materi ajar dan selanjutnya harus mengajarkan materi yang telah dikuasai tersebut kepada kelompok yag lain. Dalam model ini
guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam
kelompok belajar kooperatif. Yang terdiri atas empat orang atau lebih siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen atau subtopik yang ditugaskan guru dengan
sebaik-baiknya. Siswa dari tiap-tiap kelompok yang bertaggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri
atas dua atau tiga orang (Kodir, 2010 : 92).
Metode jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson
1989) dan jigsaw lll (kagan, 1990). Metode ini dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan keterampilan membaca,
menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Ia menggabungkan aktivitas membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Dalam
jigsaw, guru harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar materi pelajaran menjadi lebih bermakna. Guru juga memberi banyak kesempatan pada
siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Huda, 2013: 204).
2. Cara Melakukan Metode Jigsaw
Contoh tata cara melakukan metode jigsaw adalah sebgai
berikut :
a) Guru membagi topik pelajaran menjadi empat bagian subtopik.
Misalnya, topik tentang novel dibagi menjadi alur, tokoh, latar
dan tema (Huda, 2013: 204).
b) sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan
pengenalan mengenai topik yang akan dibahas pada pertemuan
hari itu. Guru bisa menuliskan topik ini di papan tulis dan bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui mengenai topik
tersebut. Kegiatan brainstorming ini bermaksud untuk
mengaktifkan kemampuan siswa agar lebih siap menghadapi
bahan pelajaran yang baru.
d) Bagian/subtopik pertama diberikan pada siswa/anggota 1, sedangkan siswa/anggota 2 menerima bagian/subtopik yang
kedua. Demikian seterusnya.
e) Kemudian, siswa diminta membaca/mengerjakan bagian/subtopik
mereka masing-masing.
f) Setelah selesai, siswa saling berdiskusi mengenai bagian/subtopik
yang dibaca/dikerjakan masing-masing bersama rekan-rekan satu
anggotanya. Dalam kegiatan ini, siswa sebisa mungkin saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
g) Khusus untuk kegiatan membaca, guru dapat membagi
bagian-bagian sebuah cerita yang belum utuh kepada masing-masing
siswa. Siswa membaca bagian-bagian tersebut untuk
memprediksikan apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut.
h) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik tersebut.
Diskusi ini bisa dilakukan antarkelompok atau bersama seluruh siswa (Huda, 2013: 204).
3. Keunggulan dan Kekurangan Metode Jigsaw a) Keunggulan
1. pengetahuan yang diperoleh siswa bersifat spesifik dan
2. Melatih kemampuan dan rasa percaya diri siswa untuk tampil di depan kelas mempresentasikan tema pelajaran yang telah
dikuasai.
3. Melatih kemampuan dialektika siswa di depan publik
b)Kekurangan
1. Membutuhkan proses dan waktu yang relatif lama
2. Pengetahuan yang diperoleh siswa dalam satu kelas tidak
merata
3. Terlalu mengandalkan kemampuan dialektika (lisan)
4. Biasanya pengetahuan yang diperoleh tidak terfokus karena
kurangnya bimbingan terstruktur guru
5. Terlalu mengendalikan proses belajar mandiri siswa
BAB III
beralamatkan di Dusun Ngandong, Desa Banaran, Kecamatan Grabag,
Kabupaten Magelang, dan diririkan pada tanggal 15 Juli 1996. Sebagai pemrakarsa adalah yayasan Sabilul Falah di Desa Banaran juga didukung
oleh para pemuka agama dan beberapa masyarakat setempat. Tidak lama kemudian tepatnya pada tanggal 18 Juli 1996 lembaga pendidikan ini mendapatkan pengesahan dari Menteri Agama Republik Indonesia dengan
nomor : w.k./5.c/PP/00.6/4773/1996.
Awal berdirinya MTs Ma‟arif 2 Grabag belum memiliki gedung
sendiri sehingga proses belajar mengajar dilaksanakan di pondok pesantren Roudlotu Al-Tholibin Ngandong. Seiring dengan berjalannya waktu, MTs Ma‟arif 2 Grabag mendapatkan pinjam hak pakai atas tanah bengkok
dengan luas 1.800 m2 dari Desa Banaran. Dari awal berdirinya sampai tahun
2001 MTs Ma‟arif 2 Grabag berstatus “terdaftar”.
Mengingat status masih terdaftar, untuk melaksanakan Ujian
Akhir/UASBN menginduk di MTs N Grabag. Pada tahun 2005/2006 MTs Ma‟arif 2 Grabag mendapat pengesahan pemberian hak menuntut hukum
untuk mengikuti ujian persamaan Madrasah Negeri oleh Menteri Agama Republik Indonesia. Dan di sinilah awal melaksanakan ujian sendiri hingga sekarang sehingga statusnya menjadi “swasta”. Dengan melihat tingkat
kelulusan mencapai 85,9% pada tahun 2005/2006 atas kegigihan dan
kerjasama semua pihak, terkait dewan guru, komite, dan tokoh-tokoh masyarakat juga prestasi siswa pada tahun 2010 sampai sekarang MTs Ma‟arif 2 Grabag terakreditasi B.
Pada tahun 2016 telah berdiri pondok pesantren “Roudlotu Al -Tholibin 2” yang bekerjasama dengan sekolah yang merupakan cabang dari
pondok pesantren Roudlotu Al-Tholibin dusun Ngandong, yang didirikan oleh Bapak Nurul Huda, beliau merupakan cucu dari Bapak K.H. Junaidi pendiri pondok pesantren Roudlotu Al-Tholibin yang juga mengajar mata
pelajaran Akidah Akhlak dan Al-Qur‟an Hadis di sekolah. Bapak Nurul
Huda juga masih menempuh pendidikan S1 nya sebagai mahasiswa ekstensi
di IAIN salatiga. Pada tahun 2016 ada sebanyak 10 siswa yang masuk ke pondok pesantren “Roudlotu Al-Tholibin 2”, dan sampai detik ini sudah
sebanyak 27 siswa. Pondok pesantren “Roudlotu Al-Tholibin 2” tersebut sangat membantu berjalannya KBM di MTs Ma‟arif 2 Grabag karena selain
letaknya yang hanya di samping sekolah juga biaya yang sangat terjangkau.
Dan kegiatan mengaji yang dilakukan di gedung sekolah setiap sore dan malam hari menjadikan gedung sekolah terlihat lebih aktif dan indah dengan
2.1.Tabel Jumlah Siswa
Desa/Kelurahan : Banaran
Dusun : Ngandong
Kode Pos : 56196
Daerah : Perdesaan
Status Sekolah : Swasta
Kelompok Sekolah : Inti
Akreditasi : B
Surat Keputusan/SK : kw.ll.44/PP032624.848/2005
Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi dan Siang
Bangunan Sekolah : Milik sendiri
Luas bangunan : Luas 648m2
3. Visi dan Misi a. Visi
Menciptakan Sumber Daya Manusia yang beriman, taqwa,cerdas,
trampil, disiplin, santun dan berakhlakul karimah. b. Misi
1. Mewujudkan program pembiasaan yang menuju pada peningkatan
keimanan dan ketaqwaan bagi semua warga madrasah
2. Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien, dan
menyenangkan untuk guru dan siswa
3. Meningkatkan sarana prasarana pendidikan yang relefan dengan
tuntunan kurikulum
4. Mewujudkan SDM pendidikan dan tenaga kependidikan yang
memiliki kemampuan dan kinerja yang tinggi
5. Meningkatkan pembelajaran siswa dan praktek beribadah sesuai
dengan tuntunan NU
6. Meningkatkan kerjasama antar warga sekolah, siswa, guru, orangtua,
4. Keadaan Guru
Keadaan guru dan karyawan sebagian besar masih guru honorer
dan sebagian sudah menjadi guru sertifikasi. Jumlah guru terdiri dari 15 orang.
2.2. Tabel Daftar Nama Guru dan Karyawan
No Nama Guru Jabatan/Tugas
1 Turyana S.Pd Kepala Madrasah
Guru Matematika
2 K.H. Masturi Guru Bahasa Arab
3 Drs. Muslich Guru Akidah Akhlak
4 Agus Ahmad Marzuki M.Pd Guru Fiqih
Guru Seni Budaya
5 Istilakah, S.Pd.I Guru Qur‟an Hadis
Guru SKI
6 Siti Nur Lailatul K, S.Ag Guru Bahasa Indonesia
7 Istiyono, S.Pd Guru Biologi
8 Tri Hidayati, SE Guru IPS Terpadu
9 Zaenudi, S.Pd Guru Bahasa Iggris
10 Hamron Sarif Huda SH,SE Guru IPA (fisika )
Guru IPA (biologi)
11 Achmad Ashuri, S.Th.I Guru Bahasa Jawa
Guru Pkn
Guru Seni Budaya
12 Agus Khanif, S.Hi Guru TIK
GURU Penjaskes
13 Fitri Khoirunnisa, S.Pd Guru Matematika
Guru IPA Biologi
14 Nurul Huda Akidah akhlak
Al Qur‟an Hadis
15 Ahmad Hisam Penjaga Sekolah
5. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus pada bulan
Juli-Agustus 2017 dan masing-masing siklus satu kali pertemuan. Siklus l dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31 Juli 2017. Siklus ll dilaksanakan
pada hari Senin, 14 Agustus 2017. Penelitian ini dilaksanakan di ruang
kelas VII B MTs Ma‟arif 2 Grabag, Dusun Ngandong, Desa Banaran,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
6. Keadaan Siswa
Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah siswa
kelas VII B MTs Ma‟arif 2 Grabag. Dengan jumlah siswa sebayak 35 anak
yang terdiri dari 16 laki-laki dan 19 perempuan. 2.3. Daftar Siswa Kelas Vll B
No Nama Siswa L/P
1. Adam Maulana L
2. Agil Rizki Setiyanto L
3. Agus Mustakim L
4. Ahmad Arif Arnanda L
5. Ahmad Maskhun L
6. Ana Munawaroh P
8. Asif Maftukhin L
9. Avielsia Erica Wijayani P
10. Dimas Regeng Manunggal L
11. Dwi Yulviana P
12. Dwi Yulviani P
13. Fafi Alya Rohmatika P
14. Fatkhul Muna L
15. Himaliya P
16. Ihsana Fadhilah P
17. Kamila Afkarina P
18. Khoirurrohmah P
19. Kholifatul Makrifah P
20. Kusnul Budi Retyo P
21. Muhammad Alvin L
22. Muhammad Faisal Efendi L
24. Muhammad Umar L
25. Muhlisin L
26. Muntiatul Badiah P
27. Muthoharoh P
28. Putri Anggarani P
29. Putri Istirokhah P
30. Ulfa Latifah P
31. Ulfi Mahmudah P
32. Unni Nailal Ngiza P
33. Wafi Nur Rohman L
34. Yofi Anita P
35. Aris Ristiyani L
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus l
Siklus l dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31 Juli 2017, selama
kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Pelaksanaan siklus l ini
pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara garis besar dideskripsikan sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan (planning)
1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu
materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi.
2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai
pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.
3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan metode belajar
Jigsaw.
4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui
kemampuan siswa.
5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna
mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan pembelajaran.
6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan
tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar.
b. Tahap Pelaksanaan (acting)
Pada tahap pelaksanaan ini, guru kolaborator dibantu oleh
penliti melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
2. Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi, menyampaikan
tentang materi yang berkaitan dengan materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan
masing-masing kelompok terdiri dari 7 siswa.
4. Guru memberikan 1 potong kertas karton yang berisi subtopik
yang harus dibahas oleh setiapkelompok yang dilengkapi denga nama anggota kelompok.
5. Setiap siswa sesuai dengan metode belajar jigsaw dalam
pembelajaran atau dengan bertukar anggota secara acak dari
kelompok 1 sampai 5.
6. Guru memberikan penjelasan materi yang masih dianggapsulit.
c.. Tahap Observasi (observing)
pada tahap ini, dilaksanakan oservasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung antara lain :
1) Peneliti bersama dengan guru kolaborator mengamati
keaktifan peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2) Peneliti mengamati aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung
3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi
saat pembelajaran. d. Tahap Refleksi (Reflecting)
menggunakan metode belajar Jigsaw. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan
kemampuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Juga mengkaji keberhasilan tindakan selanjutnya.
Adapun refleksi yang didapatkan dalam pelaksanaan siklus l ini adalah penggunaan metode belajar Jigsaw pada siklus l ini kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain :
1. Masih ada siswa yang bermain sendiri
2. Masih ada siswa yang belum memahami metode belajar
Oleh sebab itu, maka peneliti perlu melakukan penelitian lagi pada siklus ll, dan untuk mengatasi problematika yang ada pada
siklus l, maka peneliti dapat melakukan hal-hal berikut :
1. Peneliti perlu menyajikan metode belajar Jigsaw dengan lebih
menarik.
2. Peneliti juga harus bersikap tegas terhadap siswa-siswa yang
bermain sendiri saat kegiatan belajar berlangsung dapat merugikan diri sendiri dan mengganggu siswa lain.
3. Guru juga memotivasi dan memancing siswa agar siswa mau
mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari
dan yang belum mereka pahami. Cara guru memancing agar siswa mau mengajukan pertanyaan, maka dengan memberikan sebuah penghargaan kepada siswa tersebut.
C. Deskripsi Penelitian Siklus ll
Siklus ll dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 14 Agustus 2017,
selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 40 menit) pada jam ke 1-2. Pelaksanaan siklus ll dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu : perencanaan
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus ll ini dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan (planning)
1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu materi
shalat fardhu dan sujud sahwi.
2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai
pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.
3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan metode Jigsaw.
4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui
5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan
pembelajaran.
6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan
tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar. b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, guru kolaborator dibantu oleh penliti
melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
2. Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi, menyampaikan
tujuan pembelajran pada siswa, dan melakukan tanya jawab tentang
materi yang berkaitan dengan materi Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Pada kegiatan inti. Guru membentuk kelompok dengan metode jigsaw
dan membagi subtopik materi shalat fardhu dan sujud sahwi pada setiap kelompok.
4. Guru membimbing pembelajaran dengan metode jigsaw dan
bersama-sama membahas materi yang telah didiskusikan.
c. Tahap Observasi (observing)
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap
1) Peneliti bersama dengan guru kolaborator mengamati keaktifan peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2) Peneliti mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
pembelajaran.
d. Tahap Refleksi (reflecting)
Setelah melakukan perbaikan pada siklus ll ini jumlah siswa yang
memperhatikan semakin banyak dibanding dengan siklus yang pertama, hal
ini dikarenakan persiapan penyajian pembelajaran yang lebih matang, motivasi dari guru kepada siswa agar mau bertanya lebih diperhatikan oleh siswa dan tingkat kepahaman siswa pada metode belajar Jigsaw lebih
meningkat. Karena faktor-faktor itulah, sehingga perhatian peserta didik dapat langsung mengarah pada materi pembelajaran yang disampaikan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus
Hasil belajar yang diraih oleh peserta didik pada evaluasi pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1. Nilai Evaluasi Pra Siklus
31. Ulfi Mahmudah 76
32. Unni Nailal Ngiza 70
33. Wafi Nur Rohman 68
34. Yofi Anita 66
35. Aris Ristiyani 50
Jumlah 2344 17 18
Nilai tertinggi 82
Nilai terendah 38
Rata-rata 66,9
2. Siklus 1
Hasil belajar yang diraih oleh peserta didik pada evaluasi
siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2. Hasil Belajar Siklus 1
No Nama Nilai
Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1. Adam Maulana 68
2. Agil Rizki Setiyanto 68
23. Muhammad Sholakhudin
72
24. Muhammad Umar 68
25. Muhlisin 72
26. Muntiatul Badiah 72
27. Muthoharoh 82
28. Putri Anggarani 66
29. Putri Istirokhah 86
30. Ulfa Latifah 82
31. Ulfi Mahmudah 78
32. Unni Nailal Ngiza 78
33. Wafi Nur Rohman 70
34. Yofi Anita 72
35. Aris Ristiyani 68
Jumlah 2502 23 12
Nilai tertinggi 86
Nilai terendah 40
3. Siklus ll
Tabel 4.3.Hasil Belajar Siklus lI
Jumlah 2828 35 0
Hasil belajar siswa sebelum dilakukannya siklus l
menunjukkan bahwa Siswa yang mencapai KKM indikator sekolah
dalam persentase adalah sebagai berikut :
P = f x 100%
N P = 17 x 100%
35
P= 48, 57%
Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM indikator sekolah dalam persentase adalah sebagai berikut :
P = f x 100%
N
P = 18x 100%
Terdapat 17 siswa yang telah mencapai KKM, sedangkan 18 siswa lainnya belum mencapai KKM. Dari hasil tersebut maka peneliti
melakukan penelitian dengan menggunakan metode belajar jigsaw.
2. Siklus l
Hasil belajar pada siklus I menunjukkan siswa yang mencapai KKM indikator sekolah dalam persentase adalah sebagai berikut :
P = f x 100%
N
P = 23 x 100% 35 P= 65,71%
Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM indikator sekolah dalam persentase adalah sebagai berikut :
P = f x 100%
N
P = 12x 100%
35 P= 34,28%
Pada siklus 1 ini menunjukkan siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 12 siswa. Hasil yang
didapatkan dari siklus l adalah penggunaan metode belajar jigsaw dapat dikatakan belum berjalan secara maksimal dan indikator