PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Maslahat merupakan istilah yang paling tepat menggambarkan hakikat maqashid syariah karena hukum Islam harus memberikan kemaslahatan. Penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Relevansi Konsep Maqashid Syariah Imam Asy-Syatibi dalam Konsep Pemasaran Syariah”.
Rumusan Masalah
Untuk membuktikan bahwa pemasaran Islami bukanlah industri yang curang, hal ini perlu dibuktikan ketika menjual produk atau jasa. Banyak akademisi Muslim yang meneliti ekonomi Islam, baik sebagai sistem ekonomi maupun bidang keilmuan.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan maqashid syariah dengan menunjukkan praktik dan aktivitas pengelolaan yang sesuai dengan maqashid. 11Azidni Rofiqa, “Pemasaran Hotel Syariah dengan Pendekatan Maqashid Syariah” (Studi Pada Hotel Syariah di Solo), (Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi Universitas Darussalam Gontor), 2018. 14Elsa Robbi Mighfari, Implementasi Pemasaran Islami Dilihat dari Perspektif Maqashid Syariah: Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Malang, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2018).
Kajian ini lebih memfokuskan kepada pandangan Imam As-Syatibi tentang Syariah Makashid dan gagasan Pemasaran Syariah. Imam Syatibi menjelaskan dalam maqashid syariah baik maksud Allah dalam menciptakan syariah (maqashid syariah) maupun niat hamba dalam melaksanakan syariah (maqashid al-mukallaf). 64Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syariah menurut Imam Asy-Syatibi, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada), hlm.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa maqashid dapat dicapai dengan terpenuhinya lima syarat pokok tersebut, dan penerapan maqashid syariah dalam pemasaran syariah harus sesuai dengan kesejahteraan masyarakat. Maqashid Syariah adalah ketegasan dalam menerapkan prinsip-prinsip Syariah yang bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan umat manusia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relevansi maqashid syariah dalam pemasaran syariah sangat berkaitan dengan empat ciri pemasaran.
Jaya Asafri Bakri, Maqashid Syariah Concept Ifølge Imam Asy-Syatibi, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 1996. Azidni Rofiqa, "Marketing Management of Sharia Hotels with a Maqashid Syariah Approach" (Studie af Sharia Hotels in Solo), (Journal of Sharia Economics and Banking, Det Økonomiske Fakultet, University of Darussalam Gontor), 2018.
Defenisi Istila/Pengertian Judul
Tinjauan Penelitian Relevan
“Analisis Kesesuaian Strategi Pemasaran Maqashid Syariah (Studi Kasus pada Bmt Bina Insan Sejahtera Mandiri)” adalah judul penelitian yang dilakukan oleh Zainal Arif, Farhatun Dina Nisah, dan mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas lainnya. 12 Zainal Arif, Farhatun Dina Nisah dkk, “Analisis Kesesuaian Strategi Pemasaran Maqashid Syariah (Studi Kasus pada Bmt Bina Insan Sejahtera Mandiri)”, (Jurnal: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 16), 20200.
Landasan Teori
- Teori Relevansi
- Maqashid Syariah
- Pemasaran Syariah
Pemasaran syariah merupakan suatu kegiatan untuk memenuhi dan memberikan kepuasan atas apa yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat melalui penciptanya. Pemasaran syariah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah yang tidak melanggar hukum dalam konteks Islam sepanjang dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah Islam. Pemasaran syariah merupakan ide pemasaran yang mengedepankan nilai-nilai moral dan etika universal, apapun agamanya.
Kenyataannya di sini adalah kesadaran bahwa pemasaran syariah merupakan konsep pemasaran yang fleksibel, bukan ide yang eksklusif, fanatik atau kaku. Untuk menyempurnakan konsep pemasaran syariah itu sendiri, keempat ciri di atas harus diterapkan dalam Islam. Pemasaran syariah adalah cara untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memastikan bahwa perusahaan mengikuti norma dan nilai agama.
Pemasaran syariah hendaknya selalu mengacu pada konsep Makahid Syariah, dimana pemasaran syariah harus sesuai dengan syariat Islam yang ada. Komunikasi berperan penting dalam transformasi kebijakan atau keputusan dalam rangka penerapan manajerial dalam pemasaran syariah untuk mencapai tujuan yang diharapkan.37. Dalam pemasaran komunikasi syariah, Anda perlu menyampaikannya dengan jujur dan dengan kata-kata yang tepat.
Metode Penelitian
Tujuan pendekatan konseptual dalam penelitian ini adalah menganalisis pokok bahasan sehingga dapat dipahami makna istilah-istilah yang diteliti. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menguji istilah-istilah hukum tersebut secara teori dan praktek atau untuk menemukan makna baru dari istilah-istilah yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, yaitu pemanfaatan literatur kepustakaan dengan melihat buku-buku, jurnal, data-data ilmiah dan bahan-bahan lain yang relevan dengan pokok bahasan yang dibahas.
Jenis penelitian ini disebut penelitian hukum normatif, dan merupakan metode penelitian hukum yang melihat data atau bahan primer dan sekunder dari perpustakaan.40. Dalam penelitian ini pendekatan konseptual bertujuan untuk memahami makna istilah-istilah yang diteliti dengan menganalisis subjeknya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menguji istilah-istilah hukum tersebut dalam praktek dan teori atau untuk menemukan makna baru dari istilah-istilah yang dipelajari.
Metode penelitian hukum yang disebut juga penelitian hukum normatif ini mengkaji data primer dan sekunder atau bahan pustaka. Buku dan jurnal ilmiah yang merupakan sumber resmi dan berkaitan dengan topik penelitian menjadi sumber data utama penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan tinjauan pustaka untuk memastikan bahwa semua sumber data yang digunakan adalah sumber daya alam.
KONSEP MAQASHID SYARIAH MENURUT IMAM ASY-SYATIBI.55
Maqashid Syariah Menurut Imam Asy-Syatibi
KONSEP PEMASARAN SYARIAH
Pemasaran Syariah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relevansi maqashid syariah dalam pemasaran syariah sangat berkaitan, dimana keempat ciri pemasaran syariah harus selalu berpedoman pada maqashid syariah. Maqashid syariah merupakan teori hukum Islam yang muncul sejak awal terbentuknya hukum Islam dan dikemas dengan baik serta dikembangkan oleh para ulama setelah masa tabi’tabiin. Sebagai tujuan Maqashid Syariah dan pedoman strategi pemasaran, penelitian ini menemukan bahwa rencana pemasaran pemasar harus mempertimbangkan konsep maslahah.
Tidak ada unsur yang melanggar etika bisnis (riba, gharar, tadlis, maysir) seperti penggunaan Maqashid Syariah yang menganjurkan pemasar untuk tidak mencampuri agama. Penelitian ini mengkaji perspektif syariah maqashid dalam manajemen bisnis syariah atau yang dikenal dengan hotel syariah solo. Apabila ia mengikuti maqashid syari'ah yang meliputi menjaga agama, akal, harta, jiwa dan keturunan, maka hal tersebut dikenal dengan amalan syariat rahmat.
14Elsa Robbi Mighfari, Penerapan Pemasaran Islami Dalam Perspektif Maqashid Syariah: Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Malang, (Disertasi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahi, 2018). dikaji dari sudut pandang maqashid syariah. Semua hal tersebut memperjelas betapa mendesaknya penyelesaian segala permasalahan kemanusiaan (jabl al-masalih) dan menjaganya tetap aman (daf'u Al-mafasid/dar'u al-fasid).19 Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasar maqashid. syariah: 1) Aqidah merupakan suatu keyakinan yang tidak dapat dipertanyakan. Dalam maqashid syariah sifat amanah selalu dikaitkan dengan penegakan agama, dimana pemasar syariah selalu mengingat Allah dalam segala aktivitas pemasarannya.
Teori Imam Asy-Syatibi yang dikemukakan dalam kitabnya Al-Muwafaqat Fi Ushuk Asy-Syariah Asy-Syatibi merupakan salah satu perspektif yang masyhur dalam maqashid syariah. Dalam keterangannya, Al-Syatibi tidak memberikan definisi maqashid Syariah; sebaliknya beliau secara khusus menjelaskan maqashid ini dan pembahagiannya dengan segera. 61. 61 Nabila Zatadini dan Syamsuri, Konsep Maqashid Syariah menurut Al-Syatibi dan sumbangannya kepada dasar fiskal, Al-Falah: Journal Of Islamicc Econimuks hlm.115.
Dari sudut pandang Al-Qur'an dan Hadits, pemahaman maqashid syariah tidak lepas dari pemahaman nilai-nilai dan konsep-konsep dalam teks-teks otoritatif.
Etika Pemasaran Syariah
Karakteristik Pemasaran Syariah
Praktik bisnis Nabi Muhammad SAW yang konsisten menjunjung prinsip fundamental seperti keterbukaan dan kejujuran menjadi model pemasaran syariah. Pemasaran syariah merupakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang ingin memulai bisnis yang berpegang pada prinsip agama. Kartajaya menyatakan ciri-ciri pemasaran syariah terdiri dari beberapa unsur yaitu keutuhan, etika, realisme dan kemanusiaan.
Sifat religius merupakan salah satu aspek pemasaran syariah yang tidak dimiliki oleh pemasaran konvensional. Pemasaran syariah akan selalu melibatkan Tuhan dalam mengatur bisnis syariah, akan selalu mengikuti petunjuk Tuhan, dan tidak pernah melanggar aturan Tuhan. Oleh karena itu, pemasaran syariah harus menjadi model bagi para pelaku bisnis untuk memasuki pasar.
Para profesional pemasaran syariah mengutamakan nilai-nilai agama, kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalam semua aktivitas pemasarannya. Salah satu contoh aturan tersebut adalah konsep pemasaran syariah yang mengharuskan aturan tersebut sesuai dengan hadis dan Al-Quran. Perlindungan jiwa dalam pemasaran syariah dilakukan dengan menerapkan aturan tidak menjual barang yang membahayakan nyawa, melarang penjualan benda tajam, senjata api, dan benda berbahaya lainnya yang dapat mengancam nyawa manusia.
Hal yang harus dilakukan dalam pemasaran syariah untuk menjaga kewarasan adalah dengan tidak meminum minuman beralkohol dan segala macam barang yang memabukkan. Pemasaran syariah merupakan salah satu bentuk muamalah yang tidak melanggar aturan hukum yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits, semua kegiatan pemasaran syariah harus sesuai dengan hukum Islam untuk menciptakan nilai atau meningkatkan keuntungan dan untuk mencapai keuntungan bersama. pada akad yang dilandasi rasa kejujuran, keadilan, keterbukaan dan keikhlasan.
Praktek Bisnis Yang Dilarang Dalam Pemasaran Syariah
Relevansi Konsep Maqashid Syariah Imam Asy-Syatibi Pada
Kontekstualisasi Maqashid Syariah Imam Asy-Syatibi Pada
PENUTUP
KESIMPULAN
Penerapan maqashid syariah meliputi banyak kegiatan manusia yang berkaitan dengan menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga harta, dan memelihara keturunan. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, pemasaran Syariah akan sentiasa melibatkan Tuhan dalam pengurusan perniagaan Syariah dan akan sentiasa mentaati jalan Allah serta menjauhi larangan Allah, empat ciri tersebut ialah Theistic atau Rabbinic, Ethical atau Aklakian, Realist atau Al-Waqqi, dan akhirnya. Humanistik atau Al - kemanusiaan. Hal ini dibuktikan dengan 4 ciri, dilihat dari sudut maqashid Syariah, di mana teisme atau rabbaniyyah masuk ke dalam unsur kepedulian agama (hifdz din) dan kepedulian terhadap jiwa (hifdz nafs), etika atau akhlak masuk ke dalam kepedulian akal. hifdz 'aql), realistik atau al-waqiyah pergi untuk melindungi kekayaan (hifdz maal) dan humanisme terakhir pergi untuk melindungi keturunan (hifdz nasl).
SARAN
Atiqi Chollisni dan Kiki Damayanti, “Analisis Maqashid Al-Syari’ah Dalam Keputusan Konsumen Dalam Memilih Perumahan Syariah Di Perumahan Vila Ilhami Tangerang”. Elsa Robbi Mighfari, 2018, Implementasi Pemasaran Islami Dilihat dari Perspektif Maqashid Syariah: Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Malang, (Disertasi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahi,). Hasni Noor, , Konsep Maqashid Syariah dalam Penetapan Hukum Islam (Perspektif Al-Syatibi dan Jesssr Auda, Al-Iqtishadiyah: Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah, 1.2, 2014.
Yunia Ika dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam dari Perspektif Maqashid Al-Syariah, Jakarta: Kencana, 2014. Rahmat Ivan Santoso, “Konsep Pemasaran Berdasarkan Maqashid Al-Syariah Imam Al-Ghazali”, Jurnal Ilmiah Islam Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia, 2019. An-Nabahan, Sistem Ekonomi Islam: Kemungkinan Pasca Kegagalan Sistem Kapitalis dan Sosialis, Yogyakarta: UII Press, 2002.
Zatadini Prophet l, Islamic Economics 3, nr. 2, 2018. Zainal Arif, Farhatun Dina Nisah et al, "Analysis of the Suitability of Marketing Strategy to Maqashid Syariah (Case Study at Bmt Bina Insan Sejahtera Mandiri)", (Journal: Faculty of Islamic Religion, Muhammadiyah University Tangerang, bind 16), 2020.