• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reorientasi Makna Madrasah dalam Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Reorientasi Makna Madrasah dalam Pendidikan Islam"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Fitrah merupakan gambaran dinamis yang asli, yang ada dalam sistem psikofisik manusia dan dapat diaktualisasikan dalam bentuk perilaku. Tugas manusia adalah mengaktualisasikan sebaik-baiknya sifat Asma Alhusna, dengan melakukan transinternalisasi sifat-sifat tersebut dalam kepribadiannya; (11) fitra dalam beberapa hadits berarti nasib atau status anak yang dilahirkan (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah), sepuluh kesucian biologis atau fisik seseorang (HR. Muslim dan Abu Dawud dari Aisyah), hari di mana ia dilahirkan. puasa. tidak wajib (HR. al-Turmudzi dari Abu Huraira), zakat fitrah (HR.. al-Bukhari dari Ibnu Umar), shalat Idul Fitri (HR. al-Nasa'i dari Umar Ibn al-Khattab), Idhul.

Sejak alam kerohanian, manusia telah mempunyai janji bahawa Allah adalah Tuhannya (QS.. al-A'raf: 172), maka ketika dilahirkan dia cenderung kepada al-hanif, iaitu keinginan kepada kebenaran yang mutlak ( Allah ) (QS. Akal adalah potensi kemampuan lahir untuk memperoleh ilmu dan dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, Allah SWT. Kemampuan manusia untuk melindungi diri dari sifat-sifat maksiat, atau sifat-sifat yang bertentangan dengan niat Allah SWT.

Tujuan dari fitrah ini adalah untuk memanfaatkan sumber daya alam dalam rangka pemenuhan tugas khilafah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Kemampuan manusia yang dapat memunculkan daya estetis yang mengacu pada sifat al-Jamal Allah SWT. Sedangkan hati mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) jasmani, terletak di dalam hati; (2) kekuatan yang dominan adalah emosi (perasaan) atau afektif, yang pada akhirnya memunculkan kecerdasan emosional; (3) mengikuti sifat ketuhanan pikiran (ilahiyah); (4) potensinya adalah dzawqiyyah (rasa) dan hadsiah (intuisi) yang bersifat spiritual; (5) terletak di alam bawah sadar atau di atas kesadaran manusia; (6) hakikatnya adalah religiusitas, spiritualitas dan transendensi; dan (7) apabila menguasai jiwa manusia maka akan menimbulkan kepribadian yang tenang (al-nafs al-Muthmainnah).

Pelaku pendidikan mempunyai tugas untuk memaknai nilai-nilai tersebut agar dapat diterapkan dalam kehidupan.

Interaksi Antara Pengembangan Potensi Dan Pewarisan Budaya Manusia secara potensial mempunyai potensi dasar yang harus

Kebudayaan yang baik adalah kebudayaan yang mendekati cita-cita agama, sedangkan agama kerakyatan adalah agama yang dapat diwujudkan dan diterapkan dalam kehidupan kebudayaan. Tugas pendidikan adalah bagaimana peserta didik dapat mengembangkan kematangan kreatif (kognisi), perasaan (feeling) dan karsa (konatif) agar perkembangan hidupnya menjadi ideal. Kematangan biologis yaitu kematangan biologis yang apabila melakukan kontak seksual akan menjadi generasi reproduktif, setelah mencapai akhir bliqh.

Kematangan sosiologis, yaitu kematangan untuk menjadi bagian dari masyarakat dan terlibat langsung dalam kegiatannya. Tugas pendidikan adalah mengenal dan mengamalkan kode etik masyarakat setempat, mengembangkan kode etik tersebut ke arah yang positif. Tugas pendidikan adalah bagaimana peserta didik dapat mewujudkan hak dan kewajibannya serta mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kedewasaan beragama, yaitu kedewasaan yang mewajibkan seseorang untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya ketika sudah mencapai usia baligh. Tugas pendidikan adalah bagaimana peserta didik mampu melaksanakan taklif yang dibebankan kepadanya, sehingga seorang anak pada masa ini mendapat ganjaran dan sanksi atas perbuatan yang dilakukannya. Lebih lanjut Driyarkara mengemukakan tugas pendidikan sebagai berikut: (1) membantu peserta didik dalam humanisasi, yaitu mengantarkan peserta didik pada perkembangan yang lebih tinggi melalui kebudayaan; (2) membantu peserta didik pada tataran humanisasi, yaitu menjadikan manusia dari taraf potensial sampai taraf maksimal yang mampu memberi makna kehidupan yang semaksimal mungkin; (3) memanusiakan manusia sampai pada taraf manusia seutuhnya; (4) membudayakan masyarakat sampai pada tingkat kemandirian; dan (5) internalisasi nilai-nilai yang disepakati (Mujib.

Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa objek kajian pendidikan Islam bertujuan untuk membantu pengembangan peserta didik dalam ketakwaan dan akhlak yang baik, yang digambarkan dalam pengembangan kompetensi enam aspek keimanan, lima aspek keislaman dan banyak aspek. ketulusan. . Jelas bahwa pendidikan dapat menumbuhkan kreativitas siswa, melestarikan nilai-nilai dan membekali siswa dengan keterampilan produktivitas.

Fungsi Pendidikan Islam

Selain itu pendidikan juga berperan dalam meningkatkan kecerdasan dan kemampuan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi beserta manfaat dan penerapannya serta dapat meningkatkan kualitas hidup dengan cara mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan. Maksud dan tujuan struktur adalah diperlukannya terwujudnya struktur organisasi pedagogik yang mengatur jalannya proses pendidikan, baik dari segi vertikal maupun horizontal. Faktor pendidikan dapat bekerja secara interaksional (saling mempengaruhi) yang mengarah pada tujuan pendidikan yang diinginkan.

Sedangkan pengertian tujuan kelembagaan mengandung makna bahwa proses pendidikan yang berlangsung dalam struktur organisasi dilembagakan untuk menjamin agar proses pendidikan berjalan secara konsisten dan berkesinambungan, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan manusia serta cenderung pada tingkat kemampuan yang optimal. Oleh karena itu, berbagai jenis dan jalur pendidikan formal, informal, dan nonformal bermunculan di masyarakat. Instrumen untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat budaya, nilai-nilai tradisional dan sosial, serta gagasan masyarakat dan bangsa.

Alat untuk mewujudkan perubahan, inovasi dan pengembangan, sebagian besar melalui pengetahuan dan keterampilan yang baru ditemukan. Menyikapi perubahan dan perkembangan zaman memerlukan pemikiran reformis (Anis Baswedan, Isu Baru Pendidikan Islam dan Tantangan Masa Depan, 2010).

حلاصلأا ديدجلاب ذخلأاو خلاصلا ميدقلا ىلع ةظفاحملا

Madarasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam

  • Orientasi Pelestarian Nilai-Nilai

Madarasah sebagai institusi pendidikan Islam berasal dari penduduk Nisapur, tetapi tersebar melalui seorang menteri Saljuqi bernama Nizam al-Mulk, yang mengasaskan madrasah Nizamiyah (tahun 1065 M). Kehadiran madrasah sebagai institusi pendidikan Islam sekurang-kurangnya mempunyai empat latar belakang, iaitu: (1) sebagai manifestasi dan realisasi pembaharuan sistem pendidikan Islam; (2) usaha menambah baik sistem pesantren ke arah sistem pendidikan yang membolehkan graduannya mencapai peluang yang sama seperti sekolah awam, cth. masalah kesamarataan peluang pekerjaan dan memperoleh ijazah; (3). Madrasah (sekolah) sebagai lembaga pendidikan merupakan alat yang benar-benar memenuhi unsur kelembagaan dengan sempurna, yang tidak terjadi pada lembaga pendidikan lain.

Kewenangan pemberian sanksi ditujukan apabila berkaitan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tempat lembaga tersebut berada. Dalam hal ini lembaga pendidikan madrasah mempunyai efek sebagai benteng yang menjaga kesucian dan keselamatan fitrah manusia. Nilai-nilai tersebut bisa saja dipertahankan atau diubah karena bertentangan dengan keyakinan Islam atau sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman.

Lembaga pendidikan keluarga, masjid dan pesantren mempunyai andil tersendiri dalam terwujudnya tujuan pendidikan, namun memberikan andil saja tidaklah cukup. Tugas lembaga pendidikan interdisipliner memerlukan pengelolaan yang baik, yang mencakup berbagai komponen, misalnya perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, koordinasi, evaluasi, dan lain-lain. Nilai-nilai kelembagaan dan pengembangannya: ciri-ciri khusus (ulul albab) (Fahim, Sekolah sebagai agen perubahan, 2011).

Tugas pendidikan selanjutnya adalah menyediakan situasi dan program tertentu untuk mencapai kelestarian kedua nilai tersebut.Orientasi ini menitikberatkan pada kurikulum sebagai sarana pencapaian agen konservasi dengan melestarikan nilai-nilai baik yang kekekalannya telah teruji dalam sejarah umat manusia. dan pada gilirannya, nilai-nilai dalam suatu masyarakat berubah dan bergeser seiring dengan nilai-nilai lainnya. Kedudukan Madrasah yang lain adalah bagaimana fungsinya tidak hanya sebagai “agen pelestarian” tetapi juga sebagai “agen perubahan” makna, terhadap nilai-nilai yang bersifat universal dan objektif (nilai-nilai ketuhanan) yang hakikatnya dilestarikan untuk generasi mendatang, namun demikian , konfigurasinya dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan waktu, keadaan dan tempat. Sedangkan kegiatan madrasah (pendidikan) memberikan wawasan pelestarian dan pengembangan nilai serta dapat menetapkan dimensi yang sesuai (Mujib.

Tugas kurikulum pendidikan selanjutnya adalah menyediakan situasi dan program tertentu untuk mencapai terpeliharanya kedua nilai tersebut. Orientasi ini memfokuskan kurikulum sebagai alat untuk mencapai lembaga konservasi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai baik yang kelanggengannya telah teruji dalam sejarah umat manusia. Sebaliknya nilai-nilai dalam suatu masyarakat mengalami perubahan dan pergeseran seiring dengan nilai-nilai lainnya. Perubahan dan pergeseran nilai-nilai masyarakat, menurut Amien Rais M, dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu: pertama, konservatif, yang mengarah pada pelestarian nilai-nilai lama yang sudah mapan, meskipun nilai-nilai tersebut tidak rasional; kedua, revolusioner radikal, mengarah pada penghapusan segala nilai, karena pelestarian nilai-nilai lama mengakibatkan stagnasi sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan.

Pandangan selanjutnya mengenai kurikulum adalah bagaimana kurikulum berfungsi tidak hanya sebagai “agen pelestarian” tetapi juga sebagai “agen perubahan”, yaitu terhadap nilai-nilai yang bersifat universal dan obyektif (nilai ketuhanan) yang pada hakikatnya dilestarikan untuk generasi mendatang. , tetapi dapat berupa konfigurasi yang berkembang sesuai dengan kebutuhan waktu, keadaan dan tempat. Sedangkan kegiatan kurikuler memberikan wawasan pelestarian dan pengembangan nilai serta dapat ditempatkan pada hubungan yang tepat.

امه درا نم ملعلاب هيلعف ةزخلأا درا نم نمو ملعلاب هيلعف ايندلا درا نم ملعلاب هيلعف

Orientasi pada Masa Depan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Hampir seluruh kehidupan saat ini tidak lepas dari keterlibatan ilmu pengetahuan dan teknologi, mulai dari kehidupan yang paling sederhana hingga kehidupan dan peradaban yang tertinggi. Tidak hanya itu ilmu pengetahuan dan teknologi mampu memanipulasi seluruh kehidupan manusia, sehingga tidak heran jika nuansa tinggi menjadi rendah, jauh menjadi dekat, dan yang tak terlihat menjadi nyata, bahkan yang mustahil menjadi kenyataan. Permukiman manusia tidak hanya sebatas di dunia saja, tetapi sudah merambah ke planet lain, karena planet dunia saja.

Namun sebaliknya, dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa didasari oleh nilai-nilai keimanan, maka keajaiban ilmu pengetahuan dan teknologi akan hilang bahkan merugikan, mengancam dan menghancurkan kehidupan lainnya.

ادعب لاا للها نم ددشي مل ىده ايندلا ىف ددشي ملو املع دادسإ نم

Simpulan

Madrasah sebagai bagian dari lembaga pendidikan Islam harus selalu memperbaharui dirinya agar selalu eksis sehingga tidak hanya menjadi bagian dari halaman sejarah. Untuk itu madrasah harus melakukan reorientasi diri, yaitu dengan menampilkan dirinya sebagai agen perubahan sekaligus agen pelestarian. Untuk memperbaharui dirinya, madrasah harus selalu memperhatikan nilai-nilai dan perkembangan yang ada, yaitu: (1) Nilai-nilai dan perkembangan global, (2) Nilai-nilai dan perkembangan nasional, (3).

Referensi

Dokumen terkait

iv SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nur Khumaedah NIM : 161110038 Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 06 Juni 1980 Program Studi : S1 Keperawatan