4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Pedesaan
Pengembangan desa agrowisata tidak hanya atas dasar potensi yang dimiliki oleh desa namun juga memerlukan inisiatif masyarakat lokal dengan pendekatan pembangunan pawisata yang mengedepankan masyarakat lokal (Al Faritsi dan Sutrisno, 2022). Undang-undang Nomor 6 tahun 2013 tentang desa menerangkan bahwa pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pembangunan potensi ekonomi local, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan, lanskap pedesaan memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah penyerapan dan penyimpan karbon, produksi pangan dari hasil pertanian, peternakan dan perikananm konversi keaanekaragaman hayati, perlindungan tanah dan air, pelestarian budaya dan adat istiadat.
Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan pedesaan diarahkan untuk pemberdayaan masyarakat pedesaan, pertahanan kulaitas lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya, konservasi sumberdaya alam, pelestarian pangan untuk ketahanan pangan, dan penjagaan kesinambungan perdesaa-perkotaan.
Gambar 2.1 Desa Wisata Cibuntu
Sumber : travel.kompas.com/read/2020/10/20/172000227/mengenal-desa- wisata-cibuntu-yang-jadi-juara-tingkat-asean?page=all
5
Anita (2017) menyatakan prinsip pengembangan wisata perdesaan sebagai produk alternatif yang dapat memberikan dorongan bagi pembangunan perdesaan serta memiliki pengelolaan dengan prinsip: (1) Memanfaatkan sarana dan prasarana masyarakat setempat, (2) Menguntungkan masyarakat setempat, (3) Berskala kecil untuk memudahkan terjalinnya hubungan timbal balik dengan masyarakat setempat, (4) Melibatkan masyarakat setempat, (5) Menerapkan pengembangan produk .
2.2 Agrowisata
2.2.1 Defenisi Agrowisata
Agrowisata merupakan suatu perjalanan untuk meresapi dan mempelajari kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, dan kehutanan (Adisasmita, 2010).
Jenis wisata ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar ikut memikirkan sumber daya alam dan kelestariannya. Menurut Sumarwoto (1990), Agrowisata merupakan upaya mengembangkan sumberdaya alam suatu daerahyang memiliki potensi di bidang pertanian agar menjadi kawasan wisata.
Gambar 2.2 Agrowisata Gunungsari Sumber :
https://travel.kompas.com/read/2019/03/12/110400827/menikmati-alam-utara- merbabu-di-agrowisata-kopeng-gunungsari?page=all
Agrowisata didefinisikan sebagai bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro(agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk mempeluas pengetahuan, pengalan, rekreasi, dan hubungan usaha pertanian. Dalam mengelola agrowisata, pengelola harus mengerti benar apa yang paling ditonjolkan dan yang menjadi kekhasan objek, misalnya unsur penataan, jumlah koleksi,
6
produksi, teknologi budidaya agraris. Dengan adanya kekhasan objek, diharapkan pengunjung mendapat kesan yang mendalam dan tidak terlupakan. Seperti halnya pada Agrowisataa Gunungsari yang menjadi daerah penghasil buah dan sayur juga menjadi usaha objek wisata.
2.2.2 Potensi Agrowisata
Potensi budidaya pertanian yang dapat dikembangkan sebagai agrowisata sebagai berikut:
a. Area persawahan
Sawah memiliki daya tarik melalui visual hamparannya yang luas ataupun terasering.
b. Perkebunan
Suatu Kawasan perkebunan yang ideal untuk dapat dimanfatkan sebagai objek dan daya tarik agrowisata adalah Kawasan yang kegiatannya merupakan kesatuan yang utuh mulai dari pembibitan sampai dengan pengolahan hasil, hal tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa setiap kegiatan dan proses pengusahaan. perkebunan dapat dijadikan daya tarik atau atraksi yang menarik bagi wisatawan mulai dari pembibitan, penanaman, pengolahan, pengepakan hasil produksinya.
c. Perikanan
Potensi kegiatan perikanan sebagai obyek agrowisata, dibagi menjadi menjadi dua secara garis besar yaitu kegiatan penangkapan dan kegiatan budidaya, dan kegiatan tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi obyek agrowisata budidaya ikan air tawar.
d. Peternakan
Potensi peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain cara tradisional dalam memelihara ternak, aspek kekhasan atau keunikan pengelolaan, produksi ternak, atraksi peternakan dan peternakan khusus seperti bekisar dan burung puyuh (Utama, 2010).
2.5 Analisis Visual (SBE)
Analisis visual meliputi sawah, perkebunan, dan perikanan, penilaiannya kondisi visual lanskap aspek-aspek tersebut. Dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (SBE) dengan cara mengambil foto lanskap di setiap lokasi,
7
memilih foto dan penilaian oleh responden ( Daniel dan Booster, 1976). Studi ini bertujua untuk mengevaluasi kualitas lanskap.
2.6 Kerangka Berpikir
Di kota Salatiga yang memiliki lanskap cukup menarik memiliki banyak potensi agrowisata yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh masyarakat/pemerintah daerah. Potensi dapat dicari dan digali denganmelakukan analisis dan penilaian agrowisata, agar dapat menghasilkan agrowisata yang layak dan sesuai, maka dari itu agrowisata juga harus diperkenalkan kepada masyarakat sekitar agar pemanfaatannya dapat berjalan dengan baik dan juga kondisi masyarakat nantinya bertambah lebih baik, dapat membantu perekonomian daerah itu sendiri.
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir 2.6 Variabel Penelitian
a. Kondisi Sosial
Kondisi sosial berarti keadaan yang berkenaan dengan kemasyarakatan yang selalu mengalami perubahan-perubahan melalui proses sosial. Proses sosial terjadi karena adanya interaksi sosial.
Penilaian Potensi Agrowisata Kelurahan
Pulutan Salatiga
Penilaian Aspek Fisik
Estetika Linkungan
Analisis SBE
Penilaian Aspek Sosial
Sumber Daya Pertanian
Analisis Deskriptif, Pesepsi dan
preferensi
Pengetahuan Masyarakat Pertanian
8 b. Curah hujan
Kartasapoetra (2004) mengatakan, cuaca ialah keadaan atau kelakuan atmosfir pada waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Udara mempunyai sifat yang sangat dinamis. Jadi, dalam analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa keadaan curah hujan suatu desa untuk kenyamanan penduduk tersebut tinggal dan untuk mengetahui curah hujan haria
c. Karakteristik responden
Karakteristik responden meliputi nama responden, jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, lama tinggal di suatu daerah, asal tempat tinggal, dan alamat.
d. Analisis persepsi
Analisis persepsi adalah penilaian terhadap objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkannya menjadi pesan (Alvin,2021). Mencari tentang persepsi apakah penduduk asli atau pendatang, pengetahuan tentang agrowisata. Dengan melakukan penyebaran kuesioner untuk melakukan penilaian apakah penduduk asli tempat tersebut ingin membuat desa mereka menjadi desa agrowisata.
Persepsi masyarakat merupakan tanggapan atau pengetahuan lingkungan dari kumpulan individu-individu yang saling bergaul berinteraksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan prosedur merupakan kebutuhan bersama berupa suatu sistem adat-istiadat yang bersifat kontinue dan terikat oleh suatu identitas bersama yang diperoleh melalui interpretasi data indera (Sunarminto,1993). Persepsi dipengaruhi oleh faktor internal.
Faktor internalnya yaitu (1) umur dan jenis kelamin (2) asal (3) pendidikan (4) pekerjaan dan (5) lama tinggal.