• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

71 BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sebagai bagian akhir dari keseluruhan proses penulisan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan kasus dalam Putusan Nomor 421 K/Pid.Sus/2011 bahwa bentuk perlindungan hukum terhadap perempuan korban tindak pidana perdagangan orang hanya bersifat perlindungan hukum secara tidak langsung melalui penjatuhan hukuman kepada pelaku.

2. Perlindungan hukum kepada korban tindak pidana perdagangan orang dengan pertimbangan yuridis yaitu Perlindungan korban perdagangan orang dapat mencakup bentuk perlindungan yang bersifat abstrak (tidak langsung) maupun yang konkret (langsung). Perlindungan yang abstrak pada dasarnya merupakan bentuk perlindungan yang hanya bisa dinikmati atau dirasakan secara emosional (psikis), seperti rasa puas (kepuasan). Sementara itu, perlindungan yang kongkret pada dasarnya merupakan bentuk perlindungan yang dapat dinikmati secara nyata, seperti pemberian yang berupa atau bersifat materii maupun non-materi.

Pemberian yang bersifat materi dapat berupa pemberian kompensasi atau restitusi, pembebasan biaya hidup atau pendidikan. Pemberian perlindungan yang bersifat non-materi dapat berupa pembebasan dari ancaman, dari pemberitaan yang merendahkan martabat kemanusiaan.

Dalam memberikan perlindungan hukum dengan pertimbangan yuridis ditinjau dari pemenuhan unsur-unsur dakwaan yang telah dipenuhi oleh korban sehingga dalam putusan tersebut perlindungan dengan pertimbangan yuridis sudah terpenuhi karena terdakwa sudah dijatuhkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

3. Perlindungan hukum kepada korban dengan mempertimbangkan filosofis hak korban. Bahwa dalam Undang-Undang Tindak Pidana Perdagangan Orang telah memuat apa yang menjadi hak-hak korban tersebut yaitu hak restitusi dan rehabilitasi. Namun dalam fakta-fakta di persidangan korban tidak mendapatkan hak-hak tersebut dimana korban sudah mengalami banyak kerugian secara materi, fisik maupun psikis.

Korban tidak mendapatkan hak restitusinya dikarenakan korban tidak mengajukan hak tersebut, pemenuhan hak korban hanya berupa penjatuhan pidana kepada pelaku tindak pidana perdagangan orang.

(2)

72 4. Perlindungan hukum kepada korban dengan pertimbangan sosiologis dalam putusan tersebut tidak sepenuhnya terpenuhi dikarenakan perlindungan yang korban dapatkan hanya secara tidak langsung melalui penjatuhan hukuman kepada pelaku Akan tetapi perlindungan terhadap korban yang secara langsung menderita akibat dari perbuatan terdakwa belum terwujud dan tidak sepenuhnya dipertimbangkan dalam putusan hakim. Hal ini secara sosiologis akan berdampak pada kehidupan masyarakat karena perbuatan perdagangan orang ini meresahkan masyarakat dan negara sehingga apabila tidak terpenuhi dapat menimbulkan ketidakadilan dalam masyarakat.

B. Saran

1. Dalam penjatuhan hukuman kepada terdakwa, melalui Majelis Hakim sebaiknya lebih memperhatikan fakta-fakta yang timbul dalam persidangan dan memperhatikan juga hal-hal yang memberatkan terkait dengan akibat dan kerugian yang ditimbulkan dari perbuatan terdakwa.

Sehingga diharapkan hukuman yang dijatuhkan dapat sesuai dengan perbuatan dan kerugian yang ditimbulkan oleh terdakwa serta dapat memberikan rasa keadilan bagi seluruh pihak yang dirugikan.

2. dalam hal perlindungan bagi korban, aparat penegak hukum diharapkan dapat lebih memperhatikan pertimbangan secara yuridis, filosofis dan sosiologis dan diharapkan dapat membantu dan membimbing korban serta memberitahukan bagi korban terkait hak-haknya yang dapat korban tuntut untuk diberikan restitusi atas kerugian yang korban alami.

Terlepas dari tidak diajukannya restitusi oleh korban. Aparat penegak hukum seharusnya lebih memperhatikan posisi korban agar dalam proses penyelesaian kasus di pengadilan tidak hanya berfokus pada penjatuhan pidana namun diharapkan juga pemenuhan terhadap hak-hak korban dan perlindungan bagi korban juga bisa terwujud melalui kesadaran para aparat penegak hukum. Agar dapat mencegah terjadi lagi tindak pidana perdagangan orang dan memberikan keadilan dalam masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

also describe that women favour online methods for advertising and recruitment for weight manage- ment trials.13 Athletes equally prefer the internet and dieti- tians as their nutrition