Sejak lama Unisba sebagai salah satu universitas Islam di negeri ini berupaya menerbitkan Tafsir Al-Qur'an yang berkontribusi bagi kemajuan Islam dan umat Islam. Hanya berkat kehendak dan rahmat-Nya saja penyusunan Tafsir Al-Quran ini dapat berjalan sesuai target yang diharapkan. Al-Quran merupakan mukjizat, baik lafadznya maupun inti pesannya, yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Salah satu bukti keajaiban Al-Quran adalah keindahan penyuntingannya dan kesempurnaan tata bahasanya, keluasan ilmunya dan kedalaman isinya. Keajaiban Al-Quran akan terus dirasakan dan dipahami oleh setiap generasi yang melewatinya, sesuai dengan hakikatnya yang kekal. Semoga dengan hadirnya tafsir ini dapat memperkaya perpustakaan kajian Al-Qur'an, membantu masyarakat memahami maknanya.
Pengayaan ini dimaksudkan untuk mengupayakan penafsiran pesan Al-Qur'an yang lebih luas dalam hubungannya dengan berbagai disiplin ilmu dan perkembangan masa kini (secara kontekstual). Namun demikian bukan berarti Al-Quran merupakan kitab ilmu pengetahuan (lihat QS Al-Baqarah [2]:2), karena Al-Quran merupakan wahyu Allah SWT sebagai petunjuk yang mengangkat tabir kebenaran, baik yang bersifat kasat mata maupun yang bersifat kasat mata. dan tidak kasat mata, dan membimbing manusia ke jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah dikaruniai dan dipuaskan olehnya.
Endorcement Para Ahli dan Tokoh Islam
Padahal Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk, yaitu: petunjuk, petunjuk dan petunjuk di jalan kebenaran, serta jawaban atas berbagai permasalahan yang dihadapi umat manusia. Sesuai dengan pemikiran di atas, Universitas Islam Bandung (Unisba) telah melakukan upaya yang sangat mulia, menyusun Tafsir Al-Qur'an guna membantu masyarakat memahami pesan-pesan wahyu. Kekuatan Tafsir Al-Qur'an Unisba terletak pada konsistensinya pada gaya tafsîru l-'ilmi l-`ashrî (ilmiah-modern), dimana terdapat pemisahan antara penafsiran ayat-ayat dan pengayaan informasi terkait interpretasi.
Tafsir Al-Quran yang disusun Unisba merupakan sumbangsih yang sangat berharga dalam upaya memperkaya khazanah pemahaman umat Islam Indonesia terhadap wahyu yang diturunkan Allah SWT. Penelitian ilmiah modern menjadi semakin kaya dengan penemuan-penemuan yang menguatkan pernyataan-pernyataan Al-Qur'an. Bahasa Indonesia yang digunakan mudah dipahami, isi kajiannya cukup kontekstual, sangat penting dibaca oleh siapapun yang ingin memahami tuntunan Al-Quran.
Tafsir Al-Quran Unisba, dengan rujukan utama Al-Tafsîru l-Munîr karya terkemuka Wahbah Al-Zuhaili, didukung oleh puluhan kitab tafsir terkemuka. Rujukan utama yang digunakan ialah himpunan kitab tafsir yang diakui dunia Islam sebagai rujukan penting dalam memahami mesej al-Quran.
Ucapan Terima Kasih
Hadirnya tafsir ini diharapkan dapat memberikan secercah harapan yang mampu memberikan alternatif jalan keluar dari kondisi dunia saat ini yang sedang dilanda berbagai permasalahan. Berkat bimbingan dan pertolongan Allah SWT serta pengertian dan kerja keras seluruh anggota tim, Alhamdulillah panitia dapat menyelesaikan Tafsir Al-Quran Juz IX ini. Tafsir Al-Quran Juz IX ini tidak akan terwujud tanpa bantuan seluruh komponen yang ada di Unisba.
Thaufiq Boesoirie, MS., Sp., THT-KL (K), yang mendorong dan membantu seluruh panitia, sehingga Tafsir Al-Quran Juz IX dapat direalisasikan. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pembina, penyelia dan pengurus Yayasan Universiti Islam Bandung yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kewangan bagi penyusunan dan penyempurnaan tafsir ini. Begitu juga, kami merakamkan ucapan terima kasih kepada semua ahli jawatankuasa atas kerjasama dan kerja keras, sehingga tafsiran ini dapat direalisasikan, walaupun terdapat beberapa halangan dalam penyelesaiannya.
Akhir kata, kami merakamkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian dan penerbitan Tafsir Al-Quran Juz IX ini. Kami memohon kritikan dan cadangan kepada semua pembaca untuk menambah baik tafsiran ini di masa hadapan.
Mukadimah
Sebenarnya kisah Nabi Musa dengan Firaun termasuk sahabat-sahabatnya dan cabaran kaumnya (dari bani Israil) hampir mewarnai surah Al-A'râf dalam jilid IX ini. Sebagai iktibar/pengajaran kepada rakyat setiap negara termasuk Makkah, Allah swt. ia juga menunjukkan ancaman dan kemusnahan yang telah Dia timpakan ke atas penjahat di pelbagai wilayah dan zaman. Dalam menanamkan asas-asas keimanan, Allah SWT mengingatkan manusia tentang perjanjian awal yang diikrarkan di hadapan Allah SWT, agar tidak ada alasan untuk mengelak tanggungjawab peribadi di akhirat.
Allah SWT yang Maha Mengetahui, menegaskan bahawa hari kiamat itu adalah rahsia Allah dan hanya Allah yang mengetahui rahsia itu. Ia juga menunjukkan keadaan Rasulullah s.a.w yang sentiasa bertegas dalam melaksanakan suruhan wahyu, di samping perintah memperhatikan al-Quran dan bermuhasabah. Di bahagian yang lain, juga dinyatakan tentang perintah mentaati Allah dan Rasul-Nya; menunaikan seruan Allah dan Rasul-Nya; larangan mengkhianati Allah dan Rasul-Nya; tipu daya kaum musyrikin terhadap Nabi saw;.
Oleh itu, pembaca yang budiman dialu-alukan untuk merujuk kepada kandungan makna penuh dalam juz IX ini. Akhirnya, Allah SWT bimbinglah kami dalam pengertian Firman-Nya agar kami dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Isi
Al-A'râf
Orang-orang yang mengingkari Syu'aib seolah-olah mereka tidak pernah tinggal di (negeri) itu. Karena para pengikut Nabi Syu'aib diselamatkan oleh Allah, mereka termasuk orang-orang yang beruntung. Tidak ada seorang pun yang merasa aman dari siksa Allah kecuali orang-orang yang kalah; (100) Atau tidak jelas bagi mereka yang mewarisi suatu tanah setelah penghuninya (menghilang).
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal. Sebaliknya, Nabi Musa dan orang-orang beriman mempunyai hati yang lembut dan sabar. Jadikanlah untuk kami tuhan (berhala) kerana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala). (Musa) menjawab: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang bodoh".
Orang-orang yang diterangkan dalam ayat di atas sangat banyak dalam kehidupan masyarakat moden hari ini. Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sebuah kitab (Al-Quran) dan engkau (Muhammad) tidak pernah menulis sesuatu kitab dengan tangan kananmu; jika (kamu telah membaca dan menulis), nescaya ragu-ragu orang yang mengingkarinya. Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.