• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Hubungan Antara Persepsi Terhadap Penerimaan Diri di Masyarakat dengan Kecemasan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II-B Lubuk Pakam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Hubungan Antara Persepsi Terhadap Penerimaan Diri di Masyarakat dengan Kecemasan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II-B Lubuk Pakam"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAB\Jl.UAN A.Latar Belakang Masalah

1

Dalanl UUD 1945 ditegaskan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machstaat). Ini berarti bahwa Republik Indonesia adalah Negara hukum yang demokratis berdasarkan Paneasila dan lfl:JD 1 94$; menjunjung tinggi hak asasi manusia; dan

menjamin semua Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya Hukmn menetapkan apa yang harus dilalrnkan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan, Sasaran hokum yang

hendak dituju buk:an saja orang yang nyata-nyata berbuat melawan huk:um, melainkan perbuatan yang mungkin akan terjadi, dan kepada alat perlengkapan negara untuk bertindak menurut hulrum; Sistem bekerjanya hulrum yang demikian ini meru

pakan

salah satu bentuk penegakan hukum.

Pidana penjara merupakan salah satu jenis sanksi pidana yang paling sering digunakan sebagai sarana untuk menanggulangi masalah-masalah kejahatan. Penggunaan pidana penjara sebagai sarana untuk menghukum para pelaku tindak pidana barn dimulai pada abad ke-18 yang bersumber pada faham

individualisme dan gerakan perikemanusiaan, maka pidana penjara ini semakin memegang peranan penting dan menggeser kedudukan pidana mati dan pidana badan yang dipandang kejanl. Pidana penjara yang merampas kemerdekaan manusia hams diperhatikan, karena di satu pihak terdapat persentasi yang tinggi dari putusan hakim pengadilan yang menjatuhkan pidana penjara kepada

UNIVERSITAS MEDAN AREA

(2)

2

terdakw� di lain pihak dalam pelaksanaannya hal itu menyangkut martabat manusia yang menjadi narapidan� serta kedudukannya sebagai Warga Negara Indonesia.

Penghukuman pidana pad.a dasarnya adalah suatu bentuk penebusan kesalahan yang pemab d.ilakukan oleh seseorang. la seperti tmdakan membayar

hutang kepada pemberi. hutang. Oleh karena itu ketika seseorang narapidana telah selesai menjalani hukuman, ia harus diperlakukan sebagai orang yang merdeka

seperti pembayar hutang yang telah mehmasi hutangnya. Apabila mantan napi

--- - -

tidak diperlakukan secara adil sebagai warga masyarakat biasa yang telah

menebus kesalahan, maka akibat yang paling buruk adalah mereka akan dapat

m@ngulangi kembali tindakan pelanggaran hlikwnnya.

Pelanggaran hu1rum yang dilalwkan oleh pelanggar hukum sesungguhnya mempunyai beberapa ciri, bukan ciri tunggal penjahat. Penjahat dalam hal ini

bukan kategori hukum; tetapi kategori sosial yaitu orang yang pola tingkah lakunya cenderung melanggar hukum pidana Pelanggaran hukum pidana telah

menjadi pilihan utama dalam bertingkah laku. Dengan dasar pengertian ini

tipologi pelanggar hukum meliputi: pelanggar hukum situasional.; pelanggar hukum yang lalai, pelanggar hukum yang tidak sengaja melakukan pelanggaran, pelanggar hukum yang sakit, pelanggar hukum berulang atau residivis.

Di Indonesia hukuman penjara saat ini menganut falsafah pembinaan narapidana yang dikenal dengan nama Pemasyarakatan, dan istilah penjara telah

diubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan. Lembaga pemasyarakatan berfungsi sebagai wadah pembinaan untuk melenyapkan sifat-sifat jahat melalui pendidikan

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Referensi

Dokumen terkait

Klas IIA Kota Banjarmasin Untuk Memenuhi Hak Pelayanan Kesehatan dan Makanan Yang Layak Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan

b. Remisi Khusus yang diberikan pada hari besar keagamaan yang dianut oleh narapidana dan anak pidana yang bersangkutan, dengan ketentuan jika suatu agama mempunyai lebih dari

Dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 tentang syarat dan tata cara pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti mengunjungi

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 31 tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pengembangan Warga Binaan Pemasyarakatan Lembaran Negara nomor 63

narapidana mempunyai hak dan kewajiban yang diperoleh di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIa Semarang. Warga binaan yang tidak melaksanakan tata tertib kewajiban

Lembaga Pemasyarakatan merupakan wadah bagi warga binaan untuk menjalani masa pidananya serta memberikan pembinaan dan keterampilan agar warga binaan dapat diterima

LAPAS ini merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang pemasyarakatan pada wilayah kerja Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah.

Pedoman Perawatan Kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara, 2004, Departemen Hukum dan HAM RI, Direktorat Jendral