• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Perilaku Asertif pada Remaja Siswa SMA Kelas II Kalam Kudus Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Perilaku Asertif pada Remaja Siswa SMA Kelas II Kalam Kudus Medan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam setiap tahapan kehidupan, individu akan memiliki berbagai peran.

Pada masa kanak-kanak individu bisa berperan sebagai anak, seorang adik, seorang kakak, ataupun seorang siswa. Pada masa remaja, masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, seorang individu dapat memiliki peran yang lebih banyak dibandingkan dengan ma5a kanak-kanaknya.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.

Pada masa ini seorang remaja bukan anak-anak lagi, namun belum tentu dikatakan dewasa. Remaja mengalami masa peralihan sebagai akibat dari posisi yang sebagian diberikan orang tua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri yang timbul sesudah pemasakkan seksual (pubertas). Masa peralihan tersebut diperlukan agar remaja mampu memikul tanggung jawab dalam menguasai tugas­

tugas perkembangan yang diperlukan pada masa dewasa (Hurlock, 1999).

Gunarsa (1992), mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode yang unik dan selalu menarik untuk dipantau, karena merupakan masa transisi atau peralihan masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja pada masa transisi dipersiapkan untuk memasuki kedewasaan dan kematangan baik dari segi emosi, intelegensi dan sosialnya.

Remaja cenderung memperlihatkan perilaku mau menang sendiri, tidak mau diatur, ingin mandiri, menjadi sensitif dan mudah tersinggung terhadap ucapan dan perilaku orang lain mengenai dirinya. Rem'!ja cenderung akan diam

UNIVERSITAS MEDAN AREA

1

(2)

2

atau membe1ontak jika keing:inan atau pendapatnya tidak diterima atau diabaikan.

Seberapa serius perubahan masa puber akan mempengaruhi perilaku rema ja

selanjutnya, sebagian besar tergantung pada ke mam puan dan kemauan remaja

tersebut untuk mengungkapkan kepribatinan: dan

k

ecemas

an kepada orang

lain, sehingga dengan begitu dapat diperoleh pandangan baru dan lebih baik (Hurlock,

1999).

Jffal

yang sering

menjadi masalah bagi remaja salah satunya adalah

perilaku asertif. Perilaku asertif adalah perilaku yang m enam pakan k emam puan

untuk mengkomunikasikan apa yang dinginkan, dirasakan dan dipikirkan kepada

orang lain namun

dengan:

tetap menjaga

dan menghargai

hak-hak

serta

p

erasaan

orang lain. Kebanyakan orang enggan berperilaku asertif karena

dalam

dirinya ada

rasa takut mengecewakan orang lain, takut jika akhirnya dirinya tidak lagi disukai ataupun diterima. Para ahli Albert dan

Emmons

(dalam Setiono, 2005) menyatakan bahwa tingkah laku asertif sebagai bentuk ket eram pilan sosial yang tepat untuk berbagai situasi sosial. Orang menilai tingkah laku asertif sebagai pilihan respon yang tepat

. dalam berbagai situasi sosial. Sebaliknya, ada pula

orang-orang yang menganggap perilaku asertif adalah perilaku agresif.

Perbedaannya ialah perilaku asertif tidak melanggar

hak-hak

orang lain,

sementara perilaku agresif sering kali melanggar

bak-hak

orang

lain. Untuk

menjalin hubungan interpersonal yang baik, seseorang membutuhkan ke mam puan

berperilaku asertif. Individu yang sering berperilaku tidak asertif akan merasa

tidak

nyaman. Apabila

hal

ini terjadi

··

terns

men

eros akan

menimbulkan konflik

intra atau interpersonal. Perilaku asertif bukanlah sesuatu yang sudah ada sejak

J

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan perilaku delinkuen pada remaja SMA Negeri 1 Polanharjo. Subjek dalam penelitian ini

Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan perilaku delinkuen pada remaja SMA Negeri 1 Polanharjo.. Subjek dalam penelitian ini

saya“ (wawancara pada tanggal 4 Oktober 2014). Dalam membeli produk X tersebut, remaja putri yang masih tergantung dengan orang tua dalam menghidupi kebutuhannya,

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui nilai koefisien kepercayaan diri dengan perilaku merokok remaja memiliki koefisien korelasi sig 0,284

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku merokok pada remaja di

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa aspek yang memiliki pengaruh besar dalam diri individu sehingga ia memiliki harga diri positif adalah aspek mampu,

Hasil: Hasil artikel review mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara konsep diri yang rendah dengan perilaku merokok yang tinggi pada remaja sebesar 40% dari jumlah sampel dengan

Hal ini menimbulkan keinginan bagi penulis untuk melakuka·n penelitian tentang salah satu masalah dari para remaja tersebut, dengan judul "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA TERHADAP NAMA