• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Kedudukan Saksi Mahkota Dalam Pemeriksaan Perkara Pidana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Kedudukan Saksi Mahkota Dalam Pemeriksaan Perkara Pidana"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BABl

PENDAHULUAN

Salah sacu ha! yang mcmpunyai peranan penting dalam pcmcriksaan di persidangan Wltuk mengupayakan pemberian putusan (vonnis) yang

adil

dan jujur

menurut hukum adalah hal pembuktian

Hukum pembuktian merupakan keseluruhan aturan hukwn mengenai kegiatan atau rekonstruksi suatu kegiatan yang benar dari sctiap kejadian masa lalu yang relevan dengan pcrsangkaan cerhadap orang yang diduga melakukan perbuatan pidana.

Keg

i

a

t

a

n

pembuktian sa

n

gat

mendu.kung untuk memperoleh kebenaran dan keadilan material menurut

hukum.

Dari

pembuktian

inilah

hakim memperoleh

kcyakinan

yang kuat tentang bcrsalah tidaknya seseorang terdakwa yang dihadapkan di depan persidangan sehingga dengan demikian hakim dapat mem

beri

putusan (vonnis) yang seadtl-adilnya.

·• Di dalam Pasal I butir 26 KUHAP, menyatakan saksi adalah orang yang dapac

memberikan keterangan guna kepentiogan pe

nyi

d

i

k

an, penuntutan dan

peradilan tentang

suatu perkara pidana yang

ia dengar

sendir�

ia lihac sendiri

dan

ia alarni

sendiri ". 1

Dalam

memberikan kesaksian

ini seorang saksi 1uga merupakan manusia

biasa, sehingga dengan memberikan kesaksian tersebut ia juga harus diberikan

1 Kitab

Undang-U11dang Hukum Acara

Pidana, Penerbit Karya Anda, Surabaya, Tanpa Tahun, hal. 7.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

(2)

perltndungan, terutama dari hal-bal yang benentangan dengan hak asasi manusia

" Sclanjutnya Pasal l butir 27 KUHAP dijelaskan kctcrangan saksi adalah salah satu bukti dalam pcrkara pidana yang bcrupa

k

eterangan dari saks1 rnengcnai suatu peristi,\a p1dana yang 1a dengar

sendiri.

ia

hhat

sendm dan 1a alam1 scndm dengan menyebut alasan dari pengetahuann)a 11u ·•. 1

Menurut Pasal 184 KUHAP. alal bukti yang sah adalah:

(I) n Kctcrnngan saksi, b. Keterangan ahll,

c Surat, d

PetunJuk,

e Keterangan

terdakwa

(2)

Hal vang secara umum sudah d1l..etahw adak perlu d1bul..11kan

Dan tata urutan alat-alat bul..ti dalam KUHAP tcrscbut. kctcraogan saks1 adalah demikmn pcntingnya di dalam pcmcriksaan seorang tcrdak\'a d1 pers1dangan, sehingga dan alat-alat bukti yang lain saksilah yang penarna-Ulma dtpenba.

" Pa:;aJ 185 ayat (I) KUHAP meny:uakan keterangan saks1 �baga1 alat bukti ialah

apa yang saks1 ny;nakan di sidang pengadilan ·- '

Dalam pcrisulahan

hukum

acarn p1dana dikenal udan)a sakst rnahkota Saks1 mahkota tn1 adalnh scbutan scmata di dalam bcracara d1 Pcngad1lan Pcnycbutan saksi mahkota 1m d1karenakan saksi im mcn

j

ad1 sangat pentmg kcbcradaannya di dalam suatu perkara p1dana, karena saks1 mahkota

ini

me0Jad1 saksi utama yang beras:il dari salah scorang terdakwa (scsama pclaku} terhadap nndak p1dana yang sarna yang

2

lbid

J Ibid. hal. 82.

Ibid,

hal 83.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Referensi

Dokumen terkait

Saksi yang diajukan dalam sidang pengadilan ada empat jenis yaitu saksi yang diajukan oleh tersangka atau seorang terdakwa, yang diharapkan dapat memberikan keterangan

Pentingnya alat bukti keterangan ahli sangatlah diperlukan pada setiap proses perkara pidana di pengadilan yang membutuhkan keterangan atau penjelasan dari ahli

Sumpah sebagai alat bukti berbeda dengan sumpah yang diucapkan saksi sebelum memberikan keterangan didepan sidang pengadilan dalam hal ini didepan majelis hakim, sumpah saksi

Penggunaan saksi mahkota dengan mekanisme ( splitsing ) dalam proses pembuktian di sidang pengadilan bertentangan dengan asas non self incrimination yang secara

Penggunaan saksi mahkota dengan mekanisme (splitsing) dalam proses pembuktian di sidang pengadilan bertentangan dengan asas non self incrimination yang secara

Di dalam Pasal 180 ayat (1) KUHAP ditentukan : Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang Pengadilan, Hakim Ketua Sidang dapat

Bentuk perlindungan hukum kepada saksi terutama pada saksi makota di Pengadilan Negeri Sarolangun dinilai sudah diberikan sesuai undang-undang yang mengatur, setiap

Untuk lebih lanjut lagi terdapat ketentuan lain mengenai pemeriksaan saksi yang ada dalam ketentuan Pasal 172 KUHAP, yang berbunyi : “Setelah saksi memberi keterangan maka terdakwa