JAPANFOUi\lDATION
>-
==
SEMINAR & WORKSHOP INTERNASTONAL METODE PENGAJARAN BAHASA J EPANG
E*?*#r{*r*Elffi"E: **''7*y' ? a'v f
4 7 t i., v La *",*txbfi a*Li- 4 * fu kt Ei*E L (
Meningkatkan Kemampuan Mengajar Bahasa Jepang
Bandung, 27-28 Agustus 20tr4 Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia
DAFTAR ISI
Kah
Sambutan...-...-KataPengantar'.,... ...
iDaftar Isi...-.... ...
...-... " iii
Jadwal Acara Semiilar
d*
W".k"h"p...:....-... ... ... ... ...];Yeni, S.Pd, (Mahasiswa 52
UpD
PENGARTII]
PENGGI'NAAN MEDL{ AUDIO VISUAL
ERIN GA CHOUSEN, NIHONGODEKMASU VOL,
1TERIIADAP
KETERAMPILAN
BERBICAL{
BAHASA JEPANG --...,.. .,,.
....,,,... .,,, IDini-Bndiani,
B. Eng,M.Ed.
(Universitas Riau)PENERAPAN METODE PEER RESPONSE PADA
MATA KULIAH
SAKI]BTINTINGKAT
DASAR.,....Nia Setiawati, M.pd.,
yu""".*, *lt r-, r."i. 6;; "
EVALUASI KEMAMPUAN
MENGAJAR JI-IRUSAN BAHASA JEPANGMAIIASISWA
TINJ..,,D€di
suryadi,ph.D., No,i. H"yuti, M.E;. (;;;;;;,r'
28METODE
PENGAIARAN
T]NTTJKiIENUMBT'HKAN TNUAUPUEX
PUBLIC SPEAzuNGMENUru
PLNULISAN BUKU AJAR JITSWOLtKAI|/A
It_
..._-...11Linna Meilia
Rasiban.M.pd. (UpD
PENGG'J}.,IAAN KASETSU SHEET SEBAGAI UPAYA
IINTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DALAM XEMANIPUAN MENYIMAK..
...Prof. Kawaguchi
yoshitazu lfrmlaent
off,a;;;";;;;r;:; ;;;;;;;;;'
Emeritus Prof€ssor of Waseda
University)
METODE PENGAJARAN
TATA BAHASA TINGKAT DASAR...
,.. ., ..86Pranky
Reymond Najoan, ph.D(UNIMA)
PENGAJAiAN PELAFAIAN...,
-..Hatta
Naomi,M.Ed (Trr".lrp- r"*o"rio" ,;;;;;, " . '
124MEMPFRBAIKI
CARAMINGAJAX .DARI
PENINJAUANKEMBALI
PERKI]LIAHAN
MENUJUPENINGKATAN
SEBACAI FENGAJAR:,140
PENGAJARAN LAFAL BAHASA JEPANG 4 >
F;l-, 7 AEiSA o L b o) F t
eXa *F fuH
Franky
R.Najoan qE
.( >
t;l.r7.ttH+;5+EAnrAif l.tHi. ,EE.
E-f ;?i#HtEll:
1.. r. r' 6.
<:n@'r.
E[it*fr ri"E-(
I!
ED t i l:
Bai-5&#i (
r,'6 n\.{il-r a'!'*7\ i,
4" +Et]l a.+;E Di Ft\€ l.E^/i\d: \< <efi/x'l-
6 "ArE*
<-B
Et;Fd) g F #E a rfrtt t +eE
Lt ) z a:, EF *H
o-i&H
EEtA' ril, z D+\i-x trfP,Jt-t 4 : l rr
E6!ra& 5, 4 t
F4 >7 a
F.F;F#6
n\ffi t" t.11 itir'( I
\ zoF a,
oer *.€
n:h t )
1it>i1(
L \lr
t \!
r\ i }Eitrr
JrzJ" 4 >
Fi r7 o
10WHrarii*l.ifiAi: Lt ffF+' EFiE€
t,
t)+1, Lt:wt) 7.rL<r'.5;tgBSliarL-t'/.rf \, */.. lt+ErlalE*
f+ Ej
niri < < 6EFln€il1-; (t, 6 r\l ii-i \( lB+2 +.<L\6 I
ara
i/r
,^.rrl] ll. f i
d,6. rEFq
Eiil[ffi4{-+;fi } L', Ex;r+
E-.+&r,J1
<r\6t tL\i =l
)7l-l\trr6li. lr!.*h\1.-'iibtL<\\a 'bri'cltzat"'. - t T,
IFF ry€ ft'L'qr'r l.-r,'(,
tl*ti t
LE .i-l: \rrli l,L Ur
b a. ?lffir:r*.i a'Er+/r,irrr ! /ti
\ LL\ i a l (6 5" )* t)' 4 Y
l:l' y7
I:J; tl
za# r r*Foffi E I
L( ll, *FlE€t Ll: (
a 6 fliHrl ltl' :
L
L A,Dr.$.i
z:h|tnrar\ 6 ltL
\:
L(b 5"
* t.
EAi6o"sF-'F
Ell:-r, \(, B1ql]EE Li \q
BrlL' ( an'66 : l
,r : ra*.'aOI+t-(eE
6r.1./i. r:
r \5. 4 :/
tsl.
->7
*a-ift4 t: l : (, a
*o r2l t
f3,ir*l . EEo*FiL, E#, {E#, ftg. }L'-/.!FB
v ^/v
L7, t > 1., 4 > | l-* -t a / L
| \- f.l B y74 -oFfi EE/\+li' b)t7d" 4> li-i:/7^+Baif E4*c1 tclat t lt=)tt L,
fsaLl & l-2tt->t Llt€ia" t:i:il I t=-=1 !. ,r .a)t d: rr:l lj6*L, EE.{E*ollitl&rrE11l" :;1.-(,7!12 ,l- L.1 v 1..i.*'r,= >ll-#tELv\d 3;ia'(!\6.
: i1
6 oF"1FEt Do i i t:i'ialJB4i
rS3 6 n,E:, 4 >
Iijii :/7 ,)
EAiE
#Bf,
&il
DD, #li W?Afr !:
L+ t * Z 6,1.4
n\b 6. . :'Cll, #Fffi €
ort l* L L<,
=-ffi11t 6.
+i.4 /t fr itn:' b 4 n']. +El:i L 7' 7 / *
F/.\ r, - -/ t t', 4 > r, rrlLm-
l-i/rit (w lt)
L \,\ ) =-Dtttl:
'fr/l-l:
A" t7 . 7 I -
F/\ r, 1:ll, +B:Fl-"l i'C*j trr\i: 7
1- r-/\ v
, tt a :: L t. t - a. ilF*+E€/)E+rfi &t' < : ! rr1ts 6 L. +BAHa
-(
1)1 y 2 z La FEl6 :
&rjaB 6"
tftr*+froR# . tE* . WE+.7, r?v f oi*'El:iti6L<1,.6<*>4i" <L<, :f F)f .t*Z+,nt?'6
lE'+iEI L(il. .'.f Fr4 >/L wErri6!0rBrrv\n'L4i<\,'b.
rtrI. BFffiHozu5E.F&ry9 irf, ffi,Et*L/frtv'Ln:. zh& I *f
4 > f 4, 7 o
E+;Eff EFt
E6;5&H& tr t.*F *6 o BgiI+
A: iE i&L.
*Ffu€ d:lilEw. {ffr6!l:f-,< L 6 i : } rr't4'cb 6"
l.
PendahuluanPada dasamya bahasa adalah alat komunikasi antar manusia
ymg
dinyatakan secara lisan maupunhlisan.
Dalam komunikasilism, rasalah
lafal adalah mutlak.Sayangnya dalam pendidikan
dm
pengajdanbah6a sing
masalahlalal
kurang meDdapat perhatian.Hal ini
dapat dilihatddm
kurikulum pendidikan bahasa asing, dimam pokok bahasan mengenai lafal hampirtidak terakomodir.Sekanng
ini
Indonesia telah menjadi negarabbesar
yang melaksanakan Pendidikan Bahasa JepaDg.Nmun
bagaimana dengan pengajamn lafal? Apakah dalam kurikulum terakomodir pokok bahasan mengenai penga.jarm lafal?Atau
apakah di pergunan tinggi ada mata kuliah "Lafal Bahasa Jepang" abu sejenisnya? Atau apakah paraguru
memperhatikan masalahlafal
dalampembelajdm di
kelas?Apa
yang menyebabkan sehinggapengajaran lafal diabaikm dalam pendidikm bahasa Jepang?.Dalan
maFalah ini, hendak dibalias mengenai pendidikm bahasa Jepang dari segi pengaj^ran lafa! danoernesalahmla. Misalnyl,
masalahvmg
sering terdengar adalah mdalah ucapo bunyi fonem/,
pada kata "zasshi!" diucapkm [dS asshi]; fonem,N/
pada kata"tan-i" (E.li)
diucapkan[tmi], aau msalah
alsen yan:a bmyak aturannya, dan masihbanlrk
lagi masalah iafal yang munculdalm
proses pembelajaran maupun dalam komunikasi nyata. Dalan mngka meningkatkan keterampilan berbahasa Jepang perlu diupayakan pemecahan masalah pembelajdan lafal yangefektii
Tujuan tuiisan
ini
adalah m€mparkao tentmg kondisi pengajaan lafal dalam petrdidikm bahasa Jepang di lndonesia, masalah-masalah dalam pembelajaran lafal, datr b3gaimma cara ,Dengajarkax lafal bahasa Jepang agar pcngajaranlafal di
Indonesia dapat dilaksanako secam sisteDatis.2. Kondisi PengajamD Lafal Bahasa Jepmg di Indonesia
Pengajdm lafal adalah bagian dtri pengajam bahasa secda utuh. Tidak dapal dipmgkni bahwa masalah lafal sering diabaikm
dalm
pengajaim bahasa asing karena dimggap tidak begitu penting. Tidak terkecuali pendidikm bahasa Jepdrg di Indotresiapu
mengalami gejala serupa.Hal ini
dapatdimengeti kdena
berbagai alasan.Dri
suNey yang dilaksanakan terhadap guru bahasa Jepangdri
Indonesia sebanyak 20 ormg yang sealang mengikud pelalihan di Jepang (Najoan 2013), temyata pada umumya mereka tidak melaksanakm pengajamn lafal. Mengapa terjadi hal sepefti ini tentu memeilukan penelitim lebih mendalam.Kemudian pada selmg
bulm
Juni-Juli 2014, penulis melaksmakan suNey terhadap 1I
perguMn tinggi di lodonesia. Hasil suney menunjukkan bahwa ternyata 1 I Iembaga tersebut tidak melaksanakan pengajtran lafal secara khusus dan sisiematis.Alasan yang diberikan kilena tidak ada alokasi waktu, tidak tercantum dalam kurikulum dan karena sudah terintergrasi dalam mab kuliah ketremmpilm (,(aiva, chokli, Goi).
Hal ini menunjukkan bahwa temyata pengajaran lafal belum dilakukan secam sislimatis.
Namun demikian,
ketika dibnya
apakah mereka melaksanakan pembelajaran lafal meskipun tidak ada mab kuliah klNslrs, yang menjawab"ya"
22%, "kadang-kadang"5570, daD yang memberikan feedback ketika sedang mengajar: "sering" I 8%, "kadang- kadang" 73yo.
Hal ini
menunjukkm bahwa meski tidak terakomodir secara khususdalm
kurikulum, tetapi adajuga
petrgajd)ang
.relaksanakm meskitidak
sectra sistematis. Ketika ditanya "Apakah lafal itu penting?", yang menjawab "sangat penting"27yo
,
"penting" 55%,
"cukup penting"l8%. "Apakah lafal perlu diaiarkan?". yang m€njawab "Perlu sekali" 27yo"perln",
55% "tidak begilu perlu" 9% '1idak perlu" 9%, sebagian bese mengmggap bahwa lafal itu penting dan perlu diajilkan.2.1 Mengapa Pengajmn Lafal itu Pmting ?
Pada sebegian orang ada
ymg
berpikir "apakah pcngajaran lafal itu penting?"Sura
sumb"ngsep.ri ini dilakbelakmgi
oleh suair pemikiran bahwa lat'al "bukan merupakan sebmh kebutihan dari pcmhelajar" dan "meskipunlaial tidak
Ciucapal se.ara tepat, ymg penting komunikasi nyambung". Padahal komunikasi deDgaD lawan bicara dilakukal dengm lism alias bunyi bahas, ymg didalmya
tentu soal lafai.Apabila kita mengamati pemakaim bahasa yang sebenmya rcntu
kita
bisa mendapati bahwa ada penyimpmgm lafal ,ang menyebabkan terganggruya kommikasi,aau
dapat memberikaD kesm buruk kepada lawan bicaB. Misalnya, Isomura (2009) metrgmgkat bebempa kasus,sepeti:
Kisah seomng guru balasa Jepmg ormg Ausmlia yangmelmil
program beasiswa ke Jepang yang kecewa hasil wawancaranya tidak luluskileiia
Iafal yangkumg
bagus. Lain lagi dengan kisahleomng pemandu wisata orang mesir ketika melayani wisatawm dari Jepang, pada mulanya dia mendapat pujian dariwisatawm, ietapi lma
kelamaanptra wsatawan menjadi jemu
mendengar penjelasannyakmM
lafalnya ymgkwng
baik. (Isomura 2009:4-5).A
:*jE Sl"il'ialt L(l'*1i..
B
:itlt'ai.
A: h, ?)t:trn'" l:::aN4:<'i-n'.
B: f-f,OrEr:Eai.
A: &. Ziltl'. f :o6&'.?'n',
B : [+ii. Ltrr.,] :*= (:oi*) DY.4Ti,
A : b. ::ia" ac).+oliE<it1" bn'! * Ll:.
126
(tanda
tak
menge(i), atau mereka meminta mergulangi ucapankita.
atalr serrng mengkonfimmsi ulang apa yang kita ucapka.. N{isahya, kasus di bawah ini diambil dari data penelilian kelika penulis sedang mengadakan pengumprLlan data Oiajoan 2013), ada scbuah situasi dalam percekapan dntara guru orang Jepang(A) dar
peDrbelajar (B) sebagai berikul :Dalam ctnrob kasus
ini,
sckeiap sang guru orang Jepang(A)
salah paharn terhadap ucapan pembelajar(B)
yang mengucapkan kata"/'ot'"
dengan l3f:rl[koiko]
sehingga oleh
nttite.\pe&er
kedenserankoukou" l=-=--1 (rHii)
vanga(inya
SMA,padafll
yang dimaksud sdalah"koko" l:
'
yangartinya di
sini"' Berunlung kemudiansi
pembelajar(B)
mengsunakan gerakan badan(g€"*'r')
untuk niemporjelas maksudnya sehingga pada akhimva pesannya&pat
dimengcrti' Padahaljika
pcmbelltjarB
nrengucapkan densrnlainl
vang bcnar, tidak akan menimbulkan kesalahpahaman sepeili ituDisanrpirrg itu pcntinsDya rnenrpelajari la1al vang benar katena ada hubungan yang $ngat eral dcngan nuansa bahasa vailu brhasa iepang vang alamiah
(
t:l1*3 l
Itl.&;F6 L5l )
Setidp hahasapasi
mcilInurveiciri
alarniah vang m€rlrpakan karaktcr bahasa tcrsebut, schinqga Flnbclaiaran bahasa asjng punlertu
mcmperhatikar . rrirhrn,rh dilr
.'dn-.., L, Ecr )Jngdin(lI'rri
Dsl,m
proscs bclajar brhrsa, lcmbcta.larlidrk
akan selarnanyalirggal
pad' lcvcl dasar Pembclajar akao teNs berkcmbang dan maju sarnpai ke levcl vang Icbih tinggi. N.il1nn scmakin tinggi lcvcl lenrbclnjar. scmaktu tinggi pula standar pcnilaian dari pcnutur asli. Jika pada lcvcl dasarpenutur asll mrsih bisa mcnolerir Ialal pembelajaryang tidak
alamiah,tidak demikian
deDganperrbeiajar yang
dianggap telah berkcnampuanliilggi.
vlenurut suncy yang dilakukan oleh Ogas'ara (1993) tcrltargbJgJirnmr
nenrlcrrn' r,ng Jep-ils rcrhJd"n lJb brh^a
JepJngorr'rg
dsinf mcDyimpulkan bahwa "orang asing yang lala1 bahasa Jepangnya bagus sekalipuD, akan dinilai reldah oleh karena kesalahpaharnan" Juga dilaporkan "Ketika lafal pcmbelajar masrh kurang baik, masih dapat ditolerir, namun kelika kemampuan pcmbelaj'r oratin baik, penilaian penutur asli makin ketar"Lagipnla apabila percakapamya bersifa!
ibnMl
sepeti percakape bisnis atau yang berhubungan dcilgan kedokteran,dm
lainnya,ilaka
kepada setiap penbicara diminta h?rus dapat melafalkan dengan tepat setiap ucapan. Dalam penelitian Ogawara (2001a) tentarg penilaian mahasiss'a orang Jepang mengenai ucapm pembeLajarflo'
,dIire,
n€ngalakan bahua dalam situasiioflnal
pcnilaian orang Jepangnakin
kelat' Pada penelitian berikutnya Ogawara (2001b) meneliti tentang pendapat masyarakat tentang lafal bahasa Jcpang orang asing dengan bcntuk angket terbuka, melaporkanbahwa banyak yang menjawab : "yang peniing nyambung", "tidak perduli", tetapi kalau dalam situasi
fomal
akan berbeda penilaiannya. Nampakada
kesamaan antara mahasiswa dan masyarakat awam dalamhal
penilaianbila
dalam situasifomal.
Ogawara menyimpulkan "memang syamtnya sebuah komunikasi harus nyambung, tetapi dalam simasi formal, bisn,s dll, dituntut lebih dari sekeda.komunikNi sepeni itu".
Selain itu pemasalahan dalam pemerclehan Iafal bahasa Jepang ternyata dapat jtrga beryengaruh sampai pada bahasa tulis. Misalnya. menunil peneliiian Kan (2006) sebagian besar kesalahan yang terjadi pada kegiatan menulis
('iF{)
pembelajar bahasa Jepangdi
Korea adalah kesalahan penulisan bunyi seion(I€E),
dakuon(iE)E\,
dan masalah bunyi panjang(F€oifiin lXH,#).
Jadi,jika pelafalan lidak diperoleh dengan benar sejak tingkat dasar. maka ketika mereka beranjak ke tingkat yang lebih tinggi. dan bahkan ketika menulis karangan, akibatnya ialah Lesalahan lafal terbawa sampai kepada pentrlisan.Dalam pendidikan bahasa Jepang, tjdaklah cukup
jika
pengajann hanya dititikbemtkan pada pembelajaranhurul
kosakata dan tatabahasa saja. Pengajaran lafal per,u dilakukan secara sistematis dan ierintegmsi karcna,afal adalah bagian dari bahasa.3. Permasalahan dalam Pengajnran Lafal Bahasa Jcpang
llasalah pemerolehan bahasa kedua adalah masalah yang bcrsifat univcrsal dan atia yang bersifal khusus.
Deniki:njuga
dengm maralah lafal bahasa bahasa Jepang, ada masalah lafal tenciliu yang beriaku bagi penutur bahasa pada umumnya, dan ada masai6h lal'al lcrntentu ya,ig haiila bcriaku bagi pembelajd dari lalar belakang bahas3 teftentu. Misalnya, bunyi patrjmg adalah sualu kesuliian bagi pcnuturbahasa lndosesia tetapr tidak bagi penutur bahasa Thailand.Untuk pembelajar yang berlatarbelakang bahasa Indonesia, ada beberaPa msur
lafal
bahasa Jepang yang pem€rolehamya dianggap susah.Hasil
penelilian y.ng dilakukan terhadap pembelajar Indonesiaddi
berbagaidisiplh ilmu
(Najoan, 2008) menmjukkan bahwa unsur-unslrbunyi
bahasa Jepmgymg
diaDggapsulit
bagi pembelajar Indonesia adalalah: bunyi vokal yang raengalami devokalisasi, konsonan /ts/dan
//,
bunyi panjang, bunyi geminxt, bunyi sengau n'V. dan y"ng paling susahadalJ
aksen dan Intonasi. Pemerolehan bunyi mora khusus(tokushuhaku,BltfE)
sepeti bunyi geminat, bunyipmjmg
m€rupakan masalahymg bmyak
dimgkat (Sukegawa 1993, 1999; Najom 2008, 2009, Ogawara&
Kawano 2009, NajoaD at.al 2012).Bebempa contoh masalah tersebut adalah segai beril$t:
(1)
VokaldanKonsonanBunyi Vokal bahasa Jepang hanya terdiri dari 5 vokal,
dm
tidak bemasalah bagi pembelajtr yang berlatar belakang bahasa lndoncsia. Namun demikian vokal/i/
dm/u/ mengalami devokalisasi lingkungm
tetens.
L<!\*-r- lseteimas] diucapkan Lr<l\*r- [
ifreimas]3 < [kite] diucapkan
3l'<
[kiJe]auu
B, <
[kitte]Buny
konsonan juga tidak jauh berbeda dengan bahasa Indonesia.Hmya
secara kwaliras bunyibunyi tertentu menyebabkd salah ucap./tsu/:-*[tsuki] )i,d*tt(ukil o ( i[tskue] )'o 'a I i
ltqukuel
lzL : *.ltJ i ISL'*-i ) fitii i lD+D*f toh4
ougoBaimasl/si
a-siu-si
o/
l3L\L]l
[saisio] ) l-3]\Zl
[saiso]fLrS@il tsio\iu[] ) ft*&l [sohu]
(2) Bunyi panjang
/R/, geminat /Q/ dan nasal /N/
Hasil penelitian Najom et.al (2012)
menunjukkanbahwa
kata-kata yang mengandung bunyi panjang kalau diucapkail sambil melihat teks tidak ada masalah karena pembelajar dapat memonitoring bahwa ada unsur bunyi panjang di dalam kataitu. Tetapi ketika dalam komunikasi ymg
sesungguhnyatemyab
te{adi penyimpmgan dalamhasil tuturm
pembelajtrdimna bml pmjmg
hilmg.Kesalahan paling bmyak adalahjika bunyi panjang bemda pada posisi
aklir
kata.: r:, (Ht{)
/koRkoR/ [ko:ko:] > a i: (4fr)
[ko:ko]Begitu juga dengm bunyi geminat /Q1 yang dilambangkan dengm huruf "tsu" kecil, seringkali
teiadi
penghilangan karena pembelajartidak
terbiasa dengmkluter
konsonm kembil seperi itu-n;oai (4&) /gakkoR/[gak'ko:] >rr:
[gako]Bunyi nasal A.l/ mengalami vtriasi
buyi
tergantutrg lingkungan sepeti di bawah ini:<rL\, (IEtr) /teN'iN/ [teiiiD] )< Ll./- [temin] (E l+)
r}r!\,
(etr) /
zeN'iN/ [dzei{] )tii.l"
ldzenin] (E
r!:tui,1 (fE)
/seN'eN/A) (3)
Aksenlseie{l )t Ltral" [smnen] (S
Aksen bahasa Jepang bersifat
distinldi!
sedmgkm bahasa Iildonesia tidak. Inilah129
salah satu
hal
yang menyebabkan pembelajar Indonesiasulit
mengenali aksen bahasa Jepmg. Meski demikianbukm bemti
bahasa Indonesia tidak ada aksen.Pola aksen bahasa Indonesia sangat sederhma, )aitu tekman jatuh pada sukukata ke dua dari belakang (Halim 1984).
/buku/ ,6ahas,
/kemerdekaar/Bahasa Jepang mempunyai empat iipe aksen yaitu: atamadak gata (pola lekanan awal kata), nakadakagata (pola tekanm tengah kata), odakagata (pola tekanan aknir kata) dan heibangata (pola datar).
Karena
pola
aksen bahasa Jepangtidak diajarkm
sehingga pembelajar tidak menyadariakan hal ini dan
mereka mengucapkan bahasa Jepang dengan menggunakm pola aksen bahasa Indonesia. Jika kebetulan kata bahasa Jepang yang diucapkan aksennya beryola atamadakagatadan nrkadrkagata
maka terjadipositirc
tansfer. Sedangkanpola
odakagata dan heibangata cokrLpsulit
bagi pembelajar Indonesia.(4)
IntonasiIntoDasi merupakan
ciri
alamiah sebuah bahasa. Setiap bahasa mempunyai ciri irtonasi masing-masingdm
intonasi berhubungm dengan aksen. Kesuljtan belajal intoDasi, karena pembelajatidak diajtrkan
tentmgpola
aksen dan jenis-ienis intonasi bahasa Jepang.Contoh:
kore wa hon desukole
wahon
desu:ir,ir!<\ i,r-.'}\(XL :ir.r*,6---)si:or
iUou
gohffi
taLeta ?6'1fr7-ftl,- 6
Sebagaimam
telah
disinggungdi depm bahwa pengajilan lafal
tidak dilaksanakm karena pengajar sendid tidak memiliki keahlian atau pengahhum tentalg fonetik. Apakah pembelajam lafal hanya tugasahli
fonetik? Tentu tidak demikim.Bagaimana mengatasi pemasalahan pengajaran lafal, berilTt ini akan diuraikm tentang beb€rapa meiode yang dapat dipakai untuk pengajam lafal.
4.
Metode Pengajzm Lafal BahasaJepdg
Untuk
mengatasi masalah-masalah tersebutdi
atas maka perlu ada srategi atau teknik pengajaranmtuk
memudabtan pembelajmnlafal
tersebut- Pemecahm masalah dilaLakan dengan langkahpreventif dan pe$aikan.
LaDgkahlreventif
dilakukan unnrk mencegah agar kesalahm bahasa tidak mengalami fosilisasi yang sulitunlrk
diperbaikidi
kemudimhdi.
Pembelajaranlafal
hendaknya dilakukan sedini mungkin dimulai dari titrgkat dasar. Teknik pelaksanaannya diawali dengan memberikanpengetahuan secara eksplisit dan latihan secara sistenmtis. Sedmgkan iangkah p.$aikan dengan menggunakan berbagai straiegi peDgajaran. Misalnya
keiika
pembeleiaran berlmgsung dan kedapatan pembelajar melakukan kesalahan, dapat diperbaiki dengan cara memberikan /eedbd.t dalam bentuk/".4r/
Lotllimation Lhetk. dai lainlain. yang dapat dilakukan oleh gurx nraupun oleh sesama pembelajar.Dengan
senakin
berkembangDyapenelilian,
sekarangini telah
banyak bennunctrlan teknik pembclajaran lafal. Bcrikut ini akan diperkcnalkan bebera|l leknik penudlJrdyailgjilJJJpard d.ir^tnr(L,n"i
4.1. Peer Learning
Salah sat, kendaia dalarn pcngajaran bahasa karcna guru mensalami kesnlitan untuk memberikan
lee.lha& \e$alap
penrbelaiar. Kalau hanya bcrgantung kepada kemampuan seorang guru tentu tidak cukup. Apalagi seorang guru harus menghadapi sejunlah pembelajardalan
satu kelas yang cukup besar merupakan nasalah untuk memberikanl€cdla.i satu persatu kepada mercka. Untuk itu dalam proses pembclalnran, guru dapat mengoprimalkan polensi pembelaja. unruk nrenrt.rikan lbe.iba.k kepatjaSalah setu bcnluk pengajaran yaI3 sldang berkembang dcwasa
ini
lcalahleel
ledrning (lkeda&
Taleoka, 2007) yailu, scorang guru tidak lagi mergaiar sccara satu arah, tetapi mcmbcrikan kcscmpatankcpadi
pcilL,elaj&uxtuk ialilg
nlcrnbetikan feettbd& tc$adap perlbrnailcerekil\
bclajamya. tsentuk pergajaran scpcfliini
mrlai memasuki dunia pendi.likan bahas: Jcpms.dD
trlxkinbinyak
kcgiaran peneliliaD mengenai efektifitasnya dalam pendidikar bahasa Jcpang Kerxxdian namanya bcrubah menurur lridangnNnrg
masing. Misaln]'a.ke:i^ttn
Peer respon\ dalarn Penrbslajaran Mcnulis, Peerrsdilrrg
dalsn pcnlbelajaran lvlcrnbaca (lateoka 2lA5), peer listunnlq dalam pembelajtran Menyimak (Yokoyam 2009), dan dalam pcmbeLa.iarm lalal ada peetilonibrnry
(Bane2r)07,2010) C'an p:er feec{br.* lNajoan 2013.) , dm lain lairr'Kcunhrngan penerapan peer leed hack dalan penbclajaran lafal idalah. petuDa.
secara psikologis peilbclajar dapat bclaiar dengan rilcks. Apabila scsama penbelajar saling mernberikan leedbac,t. tekanan psikologis
yaig
nrereka rasakantidak
sama dengan ketika nereka rneter;nafeetlback dari guru. Kcdua, dapat mcnghernat waihr' Jjka guru jirembcrikan /eedback kepada pembela.lar seorang demi scorang tentu akan mcmakanu'aktu yang
baxyak.Tclapi iik pmbclajar dibagi
kcdalam bebempa kclompok, ilaka pcnberiaiJeedback dapat dilakukan sccara serentak dan efisien.Pertamarama guru harus menberkan
,rtd
yangoulap
kepada pembclajar, memberikan latjbail mendengar, kemudian neilpcrdengarkan model ucapan dari ,a/ive speaker melaluj aDl'lape, ]a]u membandingkan dengan ucapan temannya danneninta
pembelajar membcrikan komen@r mengenai apa yang mereka detrgar dari lafal modeldan ucapan temanrya. Dengan cara denrikian, pembelajar akan mampu memebeikan lbedback
sail
samalain.
Jadi. yang terpentingdi
sini bukanlah apakah mereka dapat memberikan'?.dadci
yang tepat". tetapi bagaimana melatih pembelajar unhrk secara mandiri dapat mengidentifikasi perbedaan antara model ucap6n penutrtr asli dan ucapan rekannya. sehingga dapal memberikantelra.i
bagaimana ucapan yang sebenarnya (Najoan,2014) Apabila ini
dapat d;laksanakan maka selaniutnyameltka
dapat menemukan sendid aturan-altun lal'al yang ada dalam bahasa Jepang.Dalam penelitjan Najoan (2014) telah terbukt bahwa sesania pcmbelajar pun dapat salrng menrbcrikan
r..lrr.i
lerhadap lafal r€kannya. Jenis jenis ,Aedbdck yatlg digunakan pembclajar ad^l^h netalhlguini. Jeedbdck, explieit corcLtun.tlatilicdtion
rcqilest, recast <lMrcnthrcenant. Teknik ini
digunakan pada pembela.jaran bunyi paniang dan ,rkseD. Pcmbelajar dimnila untuk mendengd model suara, dan kemudian membandinskan dcnsan ucapan rekan kelompoknya.4.2. Shadowing
shadowing adalah sebuah cara latihan mengulangi ucapan yang terdengar dari CD/tape taDpa mcDunggu satu kalimat selesai dirLcapkan Dengan metode ini diharrpkan pcmbciajar dapat mengucapkan dcngar baik akscn. irarra, intonasi dan Iain
lail
( loda at.aI..2012:7).lidi.
hegitu ucapan dimulai. nraka pcndengar iuga langsuDg mcngikuli mcmbayangi ucapan yang didcnganrya.Yoshikr (2010) mcmbcilkan cara latihan dnnulai dcngan mendengar lerlcbib dahulu ranpa mcntru. kcnudian mergsumrn
(/,rrrrrri.s)
dcDga,, ruiuan mcniru akscndui
ixloDasinya dil1tr. Sesildnh 2 tahapitx
hanrlth nrul"i mengucapksilmcniru srinbil melilret rcks. mulal dari rnana$ia
yang brsa.'lentu saia waktu latihan di kclas sangal terbalas sehingga tidak dapal berlatih sebanyak mungkirr. lapj kita dapat memberikan tu8as kopada mahasiswa
untrk
belalar sendiri.Hal
yangpcnlng
adahh tnemberikan kesadaran kep.Ca mahasilwa tenlang aksen,irbnasi,
dll, agar kemudian mereka dapat menemukan sendiri aturan aksen dan inlonasi.Buku latihan lafal dengan teknik
rrodoxr)T
tclah bcrcdar di pasar;n, kiirnyaitu.htat
menjadi rcfcrcnsi untuk para pengajar, seperi .4.3. Metode Verbo-Tonal (VT
iI)
Metode Verbo-Tonal (Verbo ToDal Melhod) , dalam bahasa Jepang di sebut VT
i*
adalah scbuah metode pembetajaran yang berdasarkan pada teori bahasa yang disebut verbo-TonalSy$eil (=iEqtiH;6).
Metode ini dikembangkaD oleh seorang ahli bahasa asal Kmasia. Petar Guberina pada tahun l950an, kemudian metode ini nasuk kc Jepang pada lahun 1973. Penerapannya ke dalam pendidikan bahasa Jepang dimulaipada tabun 1990 yang diperkenatkan oleh Prcfessor Claude Roberge (Asano 2008)' dan sejak saat itu netode ini terus berkenbang saDrpai sekarang'
Menuril Kintu? (1996) VelboTonal sysern
adalahteori
bahasa ymg mendeskripsikan tentang l'ungsi persepsi (pendengaran) bahasa yaitu bagaimana otak manusia. nrclalui indra pendengardn melakukan persepsi dan memprcdnksinya kembali hasil pendengaranlcNebil,
seda mcngidentiilkasr aluran_aturanymg
ada di dalamnya' Penelitian lcntang bonyi pada umunlnya nrcngktui lentang hasilIiluran'
tetapi Vcrbo-funal
\) r, n
rnengrrrdrrrrilr- nrue'
.er'epsi.Lima prinsip dasar dari
Ve$o
Tonal Svstem :(l)
Dalan pemerolehan bahasa. persepsi/pendengaran adalah prioriias'(2)
Bahasa melipuli strxklur secara keselumhin.tll
lubul, tnrrru.rdhnperrn'ebrJJi f(nrJ-l'r
Ja1 pererrrna hrrn\r'(rl urlk -"nLsrJ hcrr''nr'r'e'uri
un5Jrofrr ' I /ang
JrtrLruhkdn unlLk nenrdhamr(5) Irama dan
intonasi adalah unsuryillg
menpersatukanbunvi
bahasa secaraTeknik Penbelalafrtr Lalal menurut Metode
VerboiloMi
adalah sebagai berikul:ll)
Mnnmem: lalihan dengan cara mcngulangi rnodcl suaraizj uengucapu,
acngan-kcras, atau menaikkan volume aiat pemuiar audiorlr Nirnicrn"rrrrr"rkard.rrg.:r,crunr.n.rn.'1k''ns''rrapcrlahrrrr"lrJr'
r4) Vernnerlihrr"J.r pa.rngrn rnrnrrnJl J"r
mc'nperl'\ar'rrr n'rbcdJJn 'lrn
pcrsamaannya.tsl i{",ricl.tf.", titik illjkdasi
dan cam anikulasi dcngan nenggunakan bagm alaF alal bicara, kodc akser, dan tanda-tanda bunvi,'(51 \4elct:kkn lrn-su di
lenggcrokar untuk ilcnjelstkanp'oedairr bu'' f'rlrfx ' '
(6F- f )
aonak l..suaru (-'(F *) Veletrklan kctas di
depan mulut untuk renjclaskm perbedaan bunyi beraspirasi(6i€)
dan tak beraspirasi(fti18)' r_r
Vencrunakrn J"l
pengolih bunyrrsepcl
sptc h at'ah"
Jan lcrrrlaint
untul',nen;-skatr 5.J1ra
\i.ual re-trr':
nrorr.^i. .rLsen.\okal
kurr(orrrn(8)
Mengpunakan wama untuk mengaja*an tetrtang perbcdaanlafal dm
hubuilgan antara liuilyi dan huruf.Pcmbelajaran
lalhl bias$ya
dilakukan sc.ara parsial, dengar' niemiLahdilah unsur-msur lalal
dan ncngajarkamya sccara telpisah-pisah' Lagipuls
pembeidjaran lafal cenderung menusatkm pcrhadan pada bagaimana m.iafalkan bunyi vokal dan konsonan tanpa memperhatikan pembelajaran prosodi yang mcnyampajkan maksud dan perasaan pernbicara.Metode Verbo
Tonal
memprioritaskan persepsrbuilyi
dalam satu kesatuan sruktur, bukan nrengutamakan cara atikuLasinya Metode ini menekankan pcrnbelajarm iramadan
inionasi (prosodi)untuk
menanamkan kealamiahan bahasatxrgel,
datr pembelaiarm segmenbunyi tidak
merusakbunyi
sebagai satu kesatuan, denganmenpetimbangkan
ad
kata, prosodi, situasi, danlainlain.
Menurut Kawaguchi (2005) Apabiia pelafalan pada tjngkat prosodi dilakukan dengan benar, maka pelafalan tingkat lonem tidak akan menjadi masalah.4,4
STRATEGI/TEKNIK PENCAJARANLAI'AL
4.4.1 Mengajarkan aksenBanyak orang beryikir bahwa mengajarkan aksen bahasa
lepmg
adalah susah, karcna teilalu banyak atumnnya. Memang benar bahwa aksen bahasa Jepang, terdiridai
a jenis pola: atamadakagata(EEE-4: pola suku awal tinggi),nakadakagata(+El pola suku
tensahtinggi), odakagata(,8 B
41: pola suku akhir tinsgi),
danhcibangata(++r4l:
pola daiar). Keempar pola aksen ini tersebu pada seluruh kosa kata babasa Jepang. Pengetahuan tentang aksenini
yang peframa{amahuus
diajarkan.barulah kemudian diikuii dengan latihan-latihan secara bedahap.
Untuk
mcmudahkan pembelajar menguasaiaksen maka pcrlu
dibuat kategorisasi. Dcngan demikiankita
tidak perlu repot mengajarkan kata demi kata.Misalnya,
(l)
Uniuk kelompok kara penunjuk "kosoado" (- la,
zt*L, ib*r, lt
D), semua kata lanya aksennya atamadakagata (suku awal tinggi), dan kore, sore, arc adalah heiban gata (pola datar).Do
re desuk3?Koidwa na n dcsuka?
Do
chira dcsuka?K-oE des,r / soretresu / tre
d-N Sor.aa
boorupen desu.AaIira desu.
(2)
Akscn dapat dikelompokkan menurul.jenis kata: Kata Bcnda, Kata Kerja, Kata Sifat dan sererusnya(3)
Diiihat darijenis kosakata, ?0% kosakara asli Jepang(fn;E)
dan 49% kosakataasalchina( i4i*)
pola akscnnya adalah heibangat4 sedmgkm akscnlaimya
hanya29%.
Sebalikrya kata senpaa(t+*i9)
960/, pola aknsenya nakadakagata atau" 3"
(akscn turun pada suku kata ketiga dari belakang), sisanyabercoia 2(2%1.E.i +fE
IE;F ze'k
49%
s10/",tr<;E 93'L (Kubosoro 2008)
Hasil penelitim Najoan (2009)
menunjuklanbahwa pola
heibangata merupakm pola yang sulit bagi pembelajar Indonesia. NamuD setelah diberi perlakuan memperkenalkan aksen bahasa lepmg, maka hasilnya mereka dapat menguasai dengan baik.Untuk
mengerahui aksen setiap kata dapatdilihat di
Kamus Aksen, dansektrmg
sudah adakmus orla?,
yang disebudOIAD
(Online Japdnese AccentDictiorury) yang
dikembangkanoleh Tokyo University
(htpJ/www.gavo.t.u- tokyo.acjp/ojad0. Kamusini
sangat praktis karena lersedia pencadan yang lengkap.Dapat
dicd
juga berdastrkan buku ajat, misalnya Minna ilo Nihongo, Temabetsu de manabu Nihoryo, dan lain-lzin.4.4.2 Bmyi
panjang,4.,/, geminat /Q/, dan bunyi .engau /N/Untuk
latihan bunyi 3 fonem khusus ini dapat dimulai dengan bunyi buatan, mtuk membiasakaniram
bahasa Jepang.,r, rr-, r-r, r-r* vvt 2tv? tvr-
Setelah itu latihm dilmjutkan dengan menggunakan kata-kata yang sebeDmta, dengan memperlihatkan
pe6edam ani
yang ditimbulkanoleh
aCa lidaknyabunyi
khusus55, Etf, ]IrF
{7, +._t, +y7, +7*
*<, HIL\<,9l-<.
iq€
4.4.3
Bunyi fonemDalm
bahasa Jepang sebuahkaa
ada )?ng hanya terdid dmi satu suku kata, misalnla/te/ + (mgm), /me/E(mata). n(e/€(mmbuo,
dan lain-lain. Kata-kau blNukuMggal
sepefi inihms
dibantu dmgan paftikel: misalnya:+ri,
EA, +rl
Tujum utma
mengajarkanbmyi onggal
adalahagtr
pembelajar dapatmen$capkm dflgan bpat
bunyi-bunyi te$eDut ketikabffida
dalam konteks. Jadi, setiap kali latihan hendaklya dilanjutkan dmgm latihan pada tingkat ujaran yanglebil
komplek.Padamumlr fonem-fonm
bahasa Jepang hampir sama dengan fonem bahasa Indonesia, sehingga padaekalah
ini hmya dibahas mengenai bunyi-bunyi yangmmimbulIm
Iesu]iran bagi pembelajar Indonesia.Bwyi
/zt pada |Sri#.l
:Dalam daftar abjad bahasa Indonesia terdapat
huruf '2'
tetapihml ini
dilafalkm sebagai bunyilsl
aiau[d!]
sepeti pada"uas"
yang diucapkm [asas] dm kata"mm"
ymg diucapkan [dllaoan] . Ciri-ciri ini hans dijelaskaD kepada pembelajar agar mereka menyadari perbedmn bunyi dan onografi.
Bunyi/b/padasukukata/hu/ f-l
:bunyi /tsu,/ tidak ierdapat dalam bahasa Indonesia, sehingga bunyi ini cenderung menjadi
[ilu].
,
<i
[tsukue]) V =, a ttI ukuel, -B
ltsukil) +r + IrI ukil
Cara latihan ialah: perama{ama ucapakanlah bunyi[s]
terlebih dabulu[s:::::::::::],
kemudim pada akhir bunyiis
tutuplah dengan bunyi[t]
:[s:l:l:::r:t],
Begitu seturusnya ucapkan secara beruntun[s::r:::it::ls:::::t:i::ts::::::].
seterusnyabunyi [t]
ditahan:[tst::i:r:ti tst::::::::: tst::::::::t
ts:.:::::::l
M$alahnva adalah beEpa banyak rvaktu yang dapat dipakai untuk pengajaran
lafal.
Sebagaimanatelah
disinggungdi
depanbahwa
pembelajaranlafal
tidak diakomodir dalam kurikulum sehjngga adalah sulit untuk mendapatkan waktu yang pmjang. Namun demikian, sebenamya pembelajaran latat ridak neilertukan waktu yang batryak,cukup ilentmbii
beberapamenir saja ddi jam pEiajamr yang
ada.Sebagaimana yang dikatakan Matsuzaki (1999) bahwa masih lebih baik mengajarkan 5 x 10 menit per minggu daripada mengajtr
I x
50 menit sexinggu_Dm
untuk iru adalah penting mengaitkan pembelajdar lafal dengan isi oengaiaran tatabairasa(aE '
;=6€)
. yaitu menggunakm conroh-contoh kalimat dan kosa katadalm
buku aJtr utama sehingga pengaiaran dapat dilaltsadakansc.da
terpadu.Dcngm demikim
daparmemitrimlisir
penggunam kosa kata yangtidak
menguntungkm pembelajar. dah deigan menggunakm kalimat-kalimat ymg dapat meningkatkan kompetensi pembelajar.Demikimlah telah diperkenalkm beberapa metode dm teknik pengajaran lafal,
kirmya
dapat membmtu pengajaruok
mengajilkm lafal secda efektif.Nmun Fng
lebih penting dad semumya adalah membmtu pembelajd agaria
bisa menemukmsendiri ctra
belajarymg
tepat. Memperbanyaklatihm merdengtr
a1(an smgat membmo.5. Penutup
Demikimlah telah diumikan mengenai kondisi pengajaan lafal bahasa Jepmg
di
lndonesia},ag belM
mmdapat perhltianymg
cukup dalam pendidikm bahasa Jepang padaumllmya. Meskipm
Pendidikan bahasaJepmg di
Indonesia telah meDgalami pe*embanganymg
smgatpest,
tetapi temyata pengajamnlafal
perlu mendapat perhatian yang sedus. Sebab masalah lafal adalah hal yang sangat penting dalam berkomunikasi. Penutw asli bahasa Jepang memberitan penilaian terhadap lafal orang asing seiring dengaD meningkahya kerrumpuan berbahasa seseorang. Semakintinggi kemanpuan berbahasa Jepang seomg pembelajar, semakin tinggi pula stmdar kemampuan lafal yang dituntui oleh penutur asli. Maka tidak ada alasm untuk tidak melaksanakan pengajaran lafal.
Meskipun ada kesulitan dalam penerapan pengajaran laaal, namun bukan
berdi tidak
adajalan
keluar. Sejalan dengan perkembagan penelilian,kini
telah bmyak bermunculan metode pengajamn lafal yang dapat ditempkan dalam pendidikan bahasa Jepang, sepetu peer Jbedback, shadowing, Verbo-Tonal,dll.
Dengan memufaatkm waktu yang ada tanpa mengubah kurikulum, maka merode-metode tersebut dapat digunaknn untuk pembelajdm lafal secara terpadu dengm materi lainnya-Melihat betapa pentingnya pengajaran lafal, maka sangat
dihmpkan
admya kesadarandtri
berbagai pihak- mulai dari guru sebagai pelaksana pendidikmsmpai
pada pengambil kebijakan pendidikan. Idealnya pengajamn lafal dilaksanakaDdalm
satu tnata pelajaran atau mata kuliah teNendiri sehingga tersedia waktu yang cukup.
Narnun disadari juga bahwa memasukkan sesuatu yang baru ke dalam
kuikulm,
baik itu di sekolah mener,gah maupun di perguruan tinggi, memang bukanlah suatu hal yang mudah.Untuk it", peilu
dipikirkan satu pola pendekatan yangtidak
mengganggu taianan yang sudah ada tetapi melengkapi.DAF"IAR PUSTAXA
Asano Kyoko. 2003. VT-hou o Katsuyousliita Prosody Shidou no ichirci. Aagottz Gakilh Daigaku Roilshuu Gengo Bmkahen,No. 19 (2), hal.71-78 Bang Hyeonhec. 2007 Kyoudoutekina setsumei Kouchikur Hatsuon Pia Monitaring
Ka6udou o Kyoudou Gakushuu tamshimerumono .
Jffial
Ningen Bunka Sowei kagakuronsou, Ochanomizu Daigaku, no.10, ha1.55 65.Bang Hyeonhee. 2010. Jisoie Kmousei Onsei Kyouiku o Mezasu Pia
Mof,itding
Kabudon no Kanousei: Taiwa o Baikai to shita Gengoseirai no Hozm Ikusei o tooshile-Ddi
tkai K.kusai NihonSo Koilsoosidilu Nihon tora
nantka.Ochanomia Daigaku.
Halim
Amm.
1984. Intonasi dalam Hubnngannfa deilgon Sintaksis Bahasa Indanesia.Jakda:
Djambah
lkeda Reikd & Tateoka Yoko.2007. Pia Raaningt
Nllrnon.
Tokyo: Hitsuji shobo.Ikeda Reiko. 1999. The
Effet
ofPeer-responsein
JapmeseWiting. lormal
Genga Bunka b Nihongo Kyotiku, 17 , 3647
Isomura Kazuhirc. 2000. Kaigai
no
Non-native Kyoushikffi Mita
Nihongo Onsei Kyouiku, Go-aksento no Kyouiku o Chuushin ni. Dai 2 kai Nihongo Onsei KyoutAu Houhou Kent{yuiltui ShiryouIsomura
Kaahiro.
2009. Kokusai KouryM Kikin Nihongo K),oiljilhouSiiAu
Dai 2 kan, Onsei o Oshi"ru.To]{,c, Hitsuji Shobo.Kawaguchi Yoshikazu. 2005. VT-hou
o
Tsukatb Hatsuon Shidou. Waseda Daigaku Daigakuin Nihonngo Ktottiku KenkYuka Dai 3 kdi Hatsuon koosu kaisetsu 5. h u m en kmen tokubetsu'hi
nPoj N n u.http://w.
gsjaliptoda,&enkrtukai03.hhlKimura Masayasu. 1996. yerbo-Tonal Method Kamada Osmu,
Yoshikm
Kawaguchi, Mutsumi Suzuki." Nihongo Kyojuhou Waakushoppu". Bonjinsha, Tokyo'Kan
Ji
Jon. 2006. Kankokujin Gakushuusha no Nihongo noMoji Hyoki ii
Mirareru Onsei Koumoku no Goyou, Chouon o Chuushin ni -Ddlffi
KyoriilDaiSalil Daigakilin
Kokusai Kyouryoku Kenlryuuka Daigalatin Ronshuu'No'
3' h^L23-34.
Kubozono,
H.
2008. Japmese Accent.ln S.
Miyagawa,& M.
Saito, TheOxftrd
handbook ofJapanese Lir8il,3/icr. Oxford: Unive6ity ofOxford Prcss' Kurihara Michiyo&
Sukegawa Yasuhiko. 2007. Finrandoiin, Kankokujin, ChuugokujinNihongo Gakushuusha
ni yoru Boin
Choutanno Hmchuu
Chikakuka'Dalan
Tohoku Daiadkt Bungaku Keilbuukd Kenlc)'uu Nenpou' no 57' hal' 78
96MatsuzakiHiroshi,at.al.lggg.
webjouniKoukaistreteiru19999.l8DailkaiNihongo
onsei kyourku Houhou Kenk)oukar Shiryou.httpr/rl/lm-u.tsukuba-ac jp/-ma6uzaki.hiroshi.fu/syltabus/syl'html, (30.1.2014 )
Najoan Frankv R. 2C08. Indonesiaiin Gakushuusha
iii
yoru Nihongo no Hatsuon Chousa-Jilnal Inter-tiillda
Uniwrs;tB Negei Manado' 2 (1)' hal'45-
56' Najom Fmnky R. 2009. An Experimeiltal Siudyor
the Theaching J3panese Accenrtotndonesia Students.
Jrrral
Nihongo,y
o],lNo.l,
hal 24-
36Najoan Franly R., Yokoyama Noriko, Isomura Kazuhiro, Usami Yo, Kubob Yoshiko' 2012. indof,esiago
wilha
ni yoru Nihongo no Chouian Boitr no Siruutoku ni Kansuru Chousa, Kjkitori_Yomiage Hatsuwa-Shizen Hxlsuwa no Deetakda Junal
afthe Phonetic Societi ofJapan (Onsei Kenlvuu),16Q) Hal
28-39'Naioan Fmnky R. 2013. tndonesiago
w6ln
ni taisiltu NihongoKyouilil
ni okeru ONei Shiclou no Kouka, Boin no Nagasa to Aksento ni Shouten a ateteGftdtate
Institute for Policy Studies, Tokyo (Dis€rasi).Najom Fmnky R.2Ol4.
PembelajtrmBmyi
BahasaJepmg untrik
Pembelajar lndonesia:Dengm Teloik
Peer Feedback dalamLatilan
Laf31: dalamProcee.liilg lntematioanl
Seminat,Indonesia ni okm
Gah$huusha Chuushin (9CL) no Nihongo Kyouikuto
Nihoilgo Kyoushino
yalaMari, Ilnivenitos Padjatljarail 1-2 Okt2013.
Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepdrg Indonesia.Ogawda Yoshirc.
1993. Gaikokujinno
NihonSono
Hatsuonni
taisuru Nihonjin Hyouka, dalam Kumpulm Penelitian, Tohoku Daigaku Builgokubu Nihoilgo Gakka Ronshilu.hal.\ -
12.Ogawtra Yoshiro. 2001a. Nihongo Hibogowasha no Hanasu N;hongo no Hatsucn ni taisuru Nihonjin
no
HyoukaIshiki.
Nihonjin Dajgakwei no baai. Dalam J[mal NihongoKyoilik!
Houhou Keilk iltkaishi (JLEM), no. 6(l),
hal. 28-
29.Ogawara Yoshiro. 2001b. Nihongo Hibogowasha no Hmasu Nihogo no llatsLron ni tsisuu Nihonjin no Hyouka ishiki, Shakaij,n no Baai. Dalam Jumal Nrrorgo Kyouiht Houhou Kenlq,uukLishi (JLEM), no.8 (2), lral. 1 0- I
I.
Ogawara Yoshiro
&
KawanoToshiluki.
2009. Nihoilgo Kyoushino
tameilo
Onsei Kyouiku o Kdngeru Hon- Tokyo:Alc
Sukegawa Yasuhiko. 1993. Indonesiajin Nihongo Gakushuusha no Akusento ni okeru Tokushuhaku no eityou.
Dalm Miatani Osmr,
Alusawa Takako, Maekawa Kikuo, 1992 rendo Nihoneo Onsei Dihan Kerlquu Seika Houkokusho,Dlhm
kenlEuil Hapryou Ronshuu,hal. 167-176.Sukegawa Yasuhiko. 1999.
Buijirujin
Nihongo gakusiruusha no 2 morago to 3 morago no pitchi Jitsugen. DalamJunal
ofPhonetic Sockty ofJapail (Oilsei Kenkyu), 3(3\, hal.l3-
25.Tateoka Youko. 2005.
Hitori
de yonukoto kara Pia Riillr1g e: Nihoneo Gakudluushailo Dokkai Katei to
TaiwatekiKyoudoil
Gakilshilu.Tokai
Daigaku Shuppmkai.Yokoyama Noriko.2009. Pia risuningu no kokoromi: Kagigai no Niliongo Kyouiku ni okeru
Kadai
Kaiketsuno Shiicn kaa. Joilnal of
Tedrl;ing Japancsc N;lengo Kyoiku.No.l4l,
79-89Yoeliil.i Hisai(o. 20i0. lr'rlrongo ifotsuon Krntak. Tokyo: Kenkluusha.