• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Terhadap Perlakuan Kompos dan Pupuk Phospor Kalium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Terhadap Perlakuan Kompos dan Pupuk Phospor Kalium"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULuAN

I. Latar Bcl:ikang. ·

Tanaman kedelai (Glycine max !

.

. !vferrill), sampai saat ini diduga

berasal dari negeri china, Manchuria dan Korea, Rhumpius melaporkan bahw(:l

pada tahun 1750 kedelai sudah mulai dikenal sebagai bahan makanan dan

pupuk hijau di Indonesia (Suprapto, 1987).

Kedelai telah menjadi

bag

ian makan sehari-hari bangsa Indonesia sci am a lcbih dari 200 tahun. Hasil · olah k

e

delai pada umum'nya

m

emang me

ru

pakan makanan bernilai gizi baik dan tidak mahal, sehingga dapat

I

dikatakan bahwa kedelai berp

e

ran besar dalam peningkatan kesehatan dan gizi

masyarakat (J-lermana, I 985).

Tanaman kedelai me

ru

pakan sumber bahan pan

g

an nabati, dengan kandungan

pr

otein

39%,

m

e

me

g

an

g

peranan penting dalam berbagai aspek

ekonomi di Indonesia. Dari jumlah kalori yang dibutuhkan rak

y

at Indonesia

2%

di antaranya berasal dari kedelai (Dcpartemen P

e

rta

n

ian

:

· 1991

).

Bagi Ind

o

nesia p

e

nin

g

k

a

ta

n

produksi kedelai masih merupakan tantangan, baik untuk

b

ahan baku makanan maupun untuk bahan baku industri.

Produksi tiap hektar pertanaman kedelai di Indonesia

y

ak

ni

berkisar

6-7

kwintal perhektar pada tahun

1970-1973. S

ek

a

ra

ng

khususnya di Stimatera.

Utara

p

roduk

s

i tiap hektar pertanaman kedelai 1,4 ton perhektar

(S

uma

rn

o dan Har

ono,

1983).

1

UNIVERSITAS MEDAN AREA

(2)

Akhir-akhir ini seba_gian besar kebutuhan kedelai di dalam negeri dipenuhi dari impor dan kedelai impor dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri yang mengolah kedelai me�jadi tempe, tahu, kecap juga memenuhi kebutuhan industri makanan temak di dalam ne_geri (Faisal, 1985).

Berhubung makin meningkatnya konsumsi kedelai maka langkah yang lebih efektif perlu diambil untuk meningkatkan produksi dengan memanfaatkan teknologi yang dewasa ini sudah ada secara maksimal.

Teknologi tepat guna yang biasa diterapkan dalam rangka peningkatan produksi kedelai saat ini adalah menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik (Sihombing, 1985).

Pentingnya pemupukan yang layak dengan jumlah yang tepat untuk suatu tanaman akan memberikan keuntungan dalam arti mengurangi biava penaburan pupuk dan penyimpanannya, juga penyebaran unsur hara lebih merata sehingga dapat meningkatkan produktivitas dari tanaman tersebut.

Salah satu pupuk yang banyak beredar di pasaran adalah pupuk Nitrogen, Phosfor dan Kalium. Pupuk ini dapat lebih cepat larut dalam tanah sehingga akan mudah diserap oleh tanaman dan akan memberikan respon yang positip terhadap pertumbuhan tanaman (Poeloengan, 1990).

Pupuk organik berupa kompos yaitu hasil · akhir dari pabrik kelapa sawit ( PKS ) sangat banyak tersedia di PKS-PKS yang ada di Kabupaten Labuhan Batu sebagai suatu potensi yang cukup besar untuk dikembangkan

2

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul: Analisis Pertumbuhan Produksi Tanaman Kedelai sebagai Respon terhadap Aplikasi Bakteri Synechococcus sp dan Pupuk Nitrogen, telah diuji dan

Skripsi berjudul: Analisis Pertumbuhan Produksi Tanaman Kedelai sebagai Respon terhadap Aplikasi Bakteri Synechococcus sp dan Pupuk Nitrogen, telah diuji dan

Hasil uji beda rataan respon pemberian pupuk bokashi ampas tebu dan pupuk bokashi enceng gondok terhadap total produksi per sample (g) tanaman kacang kedelai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jenis pupuk kotoran kambing mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai

Berdasarkan tabel 3, menunjukan bahwa hasil analisis ragam jumlah polong hampa tanaman kedelai dengan perlakuan dosis pupuk P (SP-36) menunjukan berbeda sangat nyata

Meskipun Jumlah polong varietas Tanggamus lebih tinggi dibanding varietas Anjasmoro, tetapi pada pengkajian ini hasil kedelai antar perlakuan tidak berbeda nyata

yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk dapat mengalihkan. asimilat ke pertumbuhan reproduktif dari pada

Kenikan yang cukup tinggi akan kebutuhan kedelai ini seiring dengan perkernbangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berminat pada makanan protein nabati rendah kolestrol,