• Tidak ada hasil yang ditemukan

Research In Accounting Journal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Research In Accounting Journal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RAJ, Vol 2 (2) 2022 : 241-248, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |

Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.

THE INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE AND BEHAVIOR OF MUSLIM BUSINESSMEN OR ENTREPRENEURS IN THE PRINCIPLES OF SHARIA TRANSACTIONS

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU PEBISNIS ATAU WIRAUSAHA MUSLIM DALAM MENJALANKAN ASAS TRANSAKSI SYARIAH

Novia Rahmawati*

1

Desy Ria Sansitika

2

Nur Fitriana

3

Universitas Muhammadiyah Riau, Pekanbaru [email protected]

ABSTRACT

This look at goals to steer the have an impact on of leadership style and conduct of Muslim businessmen or entrepreneurs, specifically on components of business way of life and recommendations for sharia transactions compiled by way of the Indonesian Institute of Accountants. The method used is descriptive qualitative thru dialogue of some of information into three organizations. An important locating in this study is the distinction in perceptions between pesantren graduates and vice versa when applying the principles of is, tawazun, and maslahah. however, the researchers did not locate differences in perceptions in jogging as ukhuwah and syumuliyah.

Keywords : Leadership, business, sharia, transaction, entrepreneur

ABSTRAK

Studi ini bertujuan untuk memetakan pengaruh gaya kepemimpinan serta perilaku pebisnis atau wirausaha muslim, khususnya pada aspek budaya usaha serta panduan asas transaksi syariah yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui penggalian berita kepada sejumlah informan yang dibagi menjadi tiga grup. Temuan penting pada studi ini adalah ada perbedaan persepsi antara informan lulusan pesantren serta kebalikannya waktu menerapkan asas 'adalah, tawazun dan maslahah. Meskipun demikian, peneliti tak menemukan adanya perbedaan persepsi dalam menjalankan asas ukhuwah serta syumuliyah.

Kata kunci : Kepemimpinan, pebisnis, syariah, transaksi, wirausaha

1. Pendahuluan

Akuntan adalah salah satu profesi yang membutuhkan etika profesi pada menjalankan pekerjaannya. Profesi ini adalah profesi yang cukup krusial dalam global usaha. seseorang akuntan wajib berani dalam mengatakan kecurangan dan harus siap menerima resiko yang akan dihadapi. Menjadi seseorang akuntan tentunya memiliki kode etik yang mengatur sikap etis seorang akuntan. Beberapa perkara di atas pada permasalahannya melibatkan akuntan atau auditor yang membuat agama publik kepada seseorang akuntan menurun. Pertarungan kode etik yang harus dipahami betul oleh seorang akuntan wajib dipupuk waktu seseorang akuntan masih menjadi seseorang mahasiswa, seorang mahasiswa akuntansi wajib paham betul wacana kode etik dan sikap etis seorang akuntan. Mahasiswa akuntansi menjadi calon akuntan masa depan wajib melatih diri semenjak mahasiswa untuk bentindak sebagai seseorang whistleblower.

Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) ialah bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji hubungan antara sikap manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan asal organisasi insan serta sistem akuntansi itu berada serta diakui keberadaanya.

(2)

242

Kepemimpinan artinya kemampuan buat mempengaruhi, memberi ilham dan mengarahkan tindakan seseorang atau grup buat mencapai tujuan yang diperlukan. Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpin, mempunyai keterampilan memimpin supaya bisa bertindak menjadi seorang pemimpin yang baik sebagai akibatnya seseorang pemimpin harus menguasai caranya menyusun rencana bersama, mengajak anggota berpartisipasi, memberi bantuan pada anggota grup, memupuk moral, bersama-sama membentuk keputusan, menghindarkan working on the class dan working with in the class membagi serta menyerahkan tanggung jawab. Seorang pemimpin dalam mengarahkan bawahannya dan melaksanakan pekerjaannya tidak hanya wajib dilakukan dengan dasar perintah serta hukuman yang akan diterima, namun seseorang pemimpin juga wajib mengedepankan perilaku kewibawaan yang teraplikasi dalam bentuk personal power yg dimilikinya. Personal power atau kekuatan langsung itu tidak lahir begitu saja, tetapi melalui berbagai proses yang panjang. tidak mungkin seseorang pemimpin bisa bijaksana Bila beliau tidak mencicipi yang sesungguhnya dialami oleh bawahannya. sang karena itu, penelitian ini mencoba buat mengungkap gaya kepemimpinan dan sikap pebisnis atau wirausahawan muslim ketika mereka berbisnis terkait menggunakan menjalankan asas transaksi syariah dalam usaha yang mereka jalankan.

2. Tinjauan Pustaka Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dimaksudkan menjadi cara berperilaku yang khas berasal seseorang pemimpin terhadap para anggota kelompoknya. Jadi, gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin berperilaku secara konsisten terhadap bawahan menjadi anggota kelompoknya.

terdapat dua gaya kepemimpinan pada fungsi kepemimpinan yang bisa diidentifikasi:

1) Gaya kepemimpinan yang berorientasi di pekerjaan

2) Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai atau hubungan sosial

Perilaku Pebisnis atau Wirausaha Muslim

Seiring berkembangnya zaman, aktivitas wirausaha pada negeri ini juga telah mulai berkembang baik yang dilakukan secara real maupun secara online sebagai akibatnya terjadi adanya persaingan antara wirausahawan yang satu menggunakan yang lainnya. Mereka berlomba-lomba mengeksplor seluruh kemampuan yang terdapat buat bisa menaikkan penjualan produk yang dipasarkan. Meningkatnya jumlah produk maka untung yang didapat pula akan maksimal. Demi mengejar laba aporisma (profit maximization), mereka rela melakukan berbagai macam cara buat memenuhi keinginannya sekalipun menggunakan cara yang dilarang agama. Bahkan, rela menjual kepercayaan demi mendapatkan profit yang aporisma. Uang seolah telah menyelimuti hati dan pikiran mereka sehingga yang terdapat dihadapannya adalah uang, uang serta uang.

Masa kini ini, motif seperti ini sudah mulai menjamur di kalangan warga baik kalangan bawah, menengah serta atas. Contohnya, menjual buah jeruk. Mereka memberikan buah yang bagus pada permukaan sedangkan buah yang tidak rupawan ditaruh di bagian bawah sebagai akibatnya yang terlihat sang pembeli hanya butir yang cantik saja. Hal ini tentu menjadikan sang penjual mendapatkan profit yang berlipat asal akibat penjualan buahnya. Tetapi terdapat pula seorang wirausahawan yang telah mengeluarkan modal yang besar buat menciptakan usahanya. Tetapi, usaha yang dijalankan tidak menjadikan hasil sehingga menggunakan terpaksa harus rol tikar. Ini terjadi sebab kurangnya perencanaan dan analisis lain yang berakibat pada kerugian. Maka berasal itu, perlu adanya pemahaman ihwal konsep wirausahaan itu secara islami serta banyak sekali analisis pasar yg dapat menaikkan penjualan produk. Tentu, itu semua harus dilakukan sinkron syariat islam yang bersumber di falah (kebahagian global dan akhirat).

(3)

243

Wirausaha merupakan sifat-sifat keberanian, keutamaan serta keteladanan dalam merogoh resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Wirausahawan merupakan implementasi perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.

Kombinasi baru tadi bisa pada bentuk memperkenalkan produk baru atau menggunakan kualitas baru, memperkenalkan metode produksi baru, membuka pasar yang baru (new market), memperoleh asal pasokan baru asal bahan atau komponen baru atau menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Dasarnya wirausahawan merupakan sikap berani dalam merogoh resiko yang terjadi pada usahanya dan mengembangkan daya kreativitasnya dalam mengkombinasikan perubahan-perubahan baru pada pasar. Adanya pola pengembangan ini maka berakibat insan berpikir dan berusaha melakukan perubahan pada hayati.

Manusia diperintahkan oleh Allah untuk berwirausaha. sebab menggunakan berwirausaha maka segala kebutuhannya akan terpenuhi. Lebih-lebih, bisa membantu orang lain buat menjalankan perjuangan serta memenuhi kebutuhannya. Tentu, ini merupakan perbuatan yang sangat mulia pada mata Allah serta pada mata manusia. menyampaikan modal seperti ini akan membentuk sistem perekonomian yang merata diantara masyarakat. Akad pada usaha tadi bisa memakai akad mudharabah, murabahah. Akad itu diaplikasikan pada kebanyakan orang yang kurang bisa dalam duduk perkara modal serta mempunyai kecakapan (skill) pada berwirausaha serta akad musyarakah bagi mereka yg sama-sama memiliki kapital.

Perlu memahami adanya konsep ciri wirausahawan muslim buat menjalankan usaha secara islami dan mendapatkan profit yg aporisma. Adanya hal ini, wirausahawan akan disamping menerima profit juga balasan berasal sang kuasa yang berupa pahala dan daerah yang mulia dihadapan Allah.

Pertama, mempunyai sifat amanah serta selalu bertaqwa kepada Allah. Sifat ini sangat dibutuhkan bagi seorang wirausahawan. Hal ini terkait adanya kepercayan menggunakan relasi serta pembeli produk yg akan dijual. Jika seorang wirausahawan dilandasi sifat jujur, maka kemungkinan akbar segala usahanya akan sukses dan menentramkan jiwa. Selain itu, Allah juga memerintahkan buat selalu bertaqwa padaNya pada bentuk selalu bersyukur dan bertawakal. Seberapa akbar perjuangan seseorang tanpa didasari sifat bersyukur maka hanya akan berujung kepada ketamakan serta selalu haus akan harta menggunakan banyak sekali macam cara.

Kedua, berniat untuk ibadah. Menjalankan segala sesuatu seorang muslim dituntut untuk ibadah. Sebab dengan berniat seperti ini maka wirausahawan muslim akan mendapatkan dua keuntungan. Keuntungan pertama, mendapatkan pahala dari Allah dan kedua mendapatkan keuntungan secara financial.

Ketiga, berzakat dan berinfaq. Sesungguhnya pada harta seorang muslim yang mampu terdapat hak bagi muslim lain yang tidak mampu. Allah menyuruh buat mengeluarkan harta supaya terjadi pemerataan ekonomi pada suatu warga .

Keempat, menjalin silaturrahmi. seorang wirausahawan muslim wajib selalu menjalin rekanan dengan rekan perjuangan, pelanggan juga menggunakan orang lain. ada rasa persaudaraan dan kepercayaan antara satu menggunakan lainnya. Selain itu, jua akan membuka adanya perjuangan-usaha baru yang menguntungkan ke depannya.

Asas Transaksi Syariah

Transaksi syariah berasaskan di prinsip persaudaraan (ukhuwah), keadilan (‘adalah), kemaslahatan (maslahah), keseimbangan (tawazun) dan universalisme (syumuliyah). Prinsip persaudaraan (ukhuwah) esensinya artinya nilai universal yang menata interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak buat kemanfaatan secara awam menggunakan semangat saling menolong. Transaksi syariah menjunjung tinggi nilai kebersamaan pada memperoleh manfaat (sharing economics) sebagai akibatnya seseorang tak boleh mendapat keuntungan pada atas kerugian orang lain. Ukhuwah pada transaksi syariah sesuai prinsip saling mengenal

(4)

244

(ta’aruf), saling tahu (tafahum), saling menolong (ta’awun), saling mengklaim (takaful), saling bersinergi serta beraliansi (tahaluf).

Prinsip keadilan (‘adalah) esensinya menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan menyampaikan sesuatu hanya di yang berhak serta memperlakukan sesuatu hanya sesuai posisinya. Implementasi keadilan pada aktivitas usaha berupa aturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur sebagai berikut:

a. Unsur bunga pada segala bentuk serta jenisnya, baik riba nasiah juga riba fadhl (riba). Esensi riba artinya setiap tambahan di jumlah piutang yang dipersyaratkan pada transaksi pinjam- meminjam uang dan derivasinya serta transaksi tidak tunai lainnya, seperti murabahah tangguh serta setiap tambahan yang dipersyaratkan dalam transaksi pertukaran antar barang ribawi termasuk pertukaran uang (money exchange) yang sejenis secara tunai juga tangguh dan yang tidak homogen secara tidak tunai

b. Unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (zalim). Esensi zalim (dzulm) ialah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, memberikan sesuatu tidak sinkron ukuran, kualitas dan temponya, mengambil sesuatu yang bukan haknya serta memperlakukan sesuatu tidak sinkron posisinya. Kezaliman bisa mengakibatkan kemudharatan bagi masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya sebagian atau membawa kemudharatan bagi keliru satu pihak atau pihak-pihak yang melakukan transaksi

c. Unsur judi dan perilaku spekulatif (maysir). Esensi maysir merupakan setiap transaksi yang bersifat spekulatif dan tidak berkaitan menggunakan produktivitas dan bersifat perjudian (gambling)

d. Unsur ketidakjelasan (gharar). Esensi gharar ialah setiap transaksi yang berpotensi merugikan keliru satu pihak sebab mengandung unsur ketidakjelasan, manipulasi serta pendayagunaan informasi dan tidak adanya kepastian aplikasi akad.

Prinsip kemaslahatan (mashlahah) esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi serta ukhrawi, material serta spiritual dan individual dan kolektif. Kemaslahatan yang diakui harus memenuhi dua unsur yakni kepatuhan syariah (halal) serta bermanfaat serta membawa kebaikan (thayib) dalam semua aspek yang tidak menimbulkan kemudharatan. Transaksi syariah yang dianggap bermaslahat harus memenuhi secara holistik unsur-unsur yang menjadi tujuan ketetapan syariah (maqasid syariah) yaitu berupa pemeliharaan.

Prinsip keseimbangan (tawazun) esensinya mencakup ekuilibrium aspek material dan spiritual, aspek privat serta publik, sektor keuangan serta sektor riil, usaha dan sosial, serta ekuilibrium aspek pemanfaatan dan pelestarian. Transaksi syariah tidak hanya menekankan pada maksimalisasi keuntungan perusahaan semata buat kepentingan pemilik (shareholder), sebagai akibatnya manfaat yang diperoleh tak hanya difokuskan di pemegang saham, namun juga buat seluruh pihak yang dapat mencicipi manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi.

Prinsip universalisme (syumuliyah) esensinya dapat dilakukan oleh, dengan serta buat semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan sinkron menggunakan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin).

Transaksi syariah terikat dengan nilai-nilai etis meliputi aktivitas sektor keuangan dan sektor riil yang dilakukan secara koheren tanpa dikotomi sebagai akibatnya eksistensi serta nilai uang adalah cerminan aktivitas investasi dan perdagangan.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan studi menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ialah penelitian buat menciptakan suatu makna serta kenyataan yang didasari oleh beberapa pandangan asal partisipan. Beberapa gambaran perihal fenomena yang diinterpretasikan berasal para objek penelitian pada awalnya didasarkan pada konsep dan teori ilmiah yang dijadikan pegangan sebelumnya. Penelitian ihwal gaya kepemimpinan serta sikap pebisnis atau wirausahawan muslim ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

(5)

245

Model ini merupakan alat penelitian ketika peneliti pertama kali menemukan serta lalu memutuskan buat meneliti suatu perseteruan. Upaya awal yang dilakukan artinya melakukan pengamatan dan observasi lapangan, lalu melakukan pengujian data yang sudah digali pada lapangan. Umumnya penelitian menggunakan format ini dilakukan dalam bentuk penelitian studi masalah yang bercirikan menyebar ke bagian atas, tetapi berpusat pada satu unit tertentu. Studi dilakukan menggunakan sangat mendalam sehingga diperlukan data yg dalam serta menusuk kepada target objek yg diteliti.

Peneliti ingin menciptakan persepsi para pebisnis atau wirausahwan muslim tentang menjalankan asas transaksi syariah. Penelitian ini ingin memaparkan serta menginterpretasikan beberapa fenomena yang telah dilakukan sang para partisipan, yaitu dua puluh orang pebisnis serta wirausahawan muslim sesuai gaya kepemimpinan serta sikap bisnis mereka. Pijakan awal teori tentang asas transaksi syariah yg disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai dasar bagi penelitian ini buat menarik benang merah perihal gaya kepemimpinan serta perilaku para pebisnis atau wirausahawan muslim. Teori perihal asas transaksi syariah sebagai alat penelitian yang mengilhami penelitian ini.

Cara buat menerima kedalaman data, peneliti sebelumnya telah beserta-sama menggunakan informan masuk ke pada beberapa organisasi dan lembaga bisnis yang sama dengan para informan. Peneliti memiliki akses yang baik dengan informan. Peneliti perlahan- lahan melakukan observasi partisipasi, wawancara yang mendalam serta mendokumentasikan.

Beberapa informan sudah diamati selama rentang saat 1-9 tahun sang peneliti, sebagai akibatnya peneliti yakin bahwa informan tadi mampu menjadi galat satu informan dalam penelitian ini. Sebagian kecil informan baru didapati sang peneliti setelah peneliti bergabung dengan satu komunitas bisnis dalam hitungan kurang lebih satu tahun saja.

Beberapa pebisnis serta wirausahawan muslim yang menjadi informan pada penelitian ini mengkategorikan sebagai 3 kelompok. gerombolan pertama artinya pebisnis serta wirausahawan alumni pondok pesantren; ke 2, pebisnis dan wirausahawan muslim bukan alumni pondok pesantren tetapi mereka melaksanakan prinsip pada transaksi syariah.

Gerombolan ke 2 walaupun bukan alumni pondok pesantren, mereka membangun komunitas, menghadiri majlis taklim dan berusaha buat menaikkan pengetahuan keagamaan mereka.

Gerombolan ketiga ialah pebisnis serta wirausahawan muslim yang bukan alumni pondok pesantren dan tidak melaksanakan prinsip dalam transaksi syariah.

4. Hasil dan Pembahasan

Pengalaman pada memimpin dan suatu ciri seseorang pebisnis atau wirausaha muslim aktif serta kreatif ialah melahirkan taktik-strategi baru yang diperoleh berasal pengalaman yang berkaitan dengan membentuk kondisi yang menguntungkan buat kebutuhan hayati perusahaan. Hal tadi dilakukan seorang pebisnis atau wirausaha muslim tujuannya supaya kelangsungan hayati usahanya permanen bertahan walaupun pada kondisi dinamika serta konjungsi sosial serta ekonomi yg terus berubah. Memimpin menggunakan perasaan dan konsep diri seorang pebisnis atau wirausaha muslim menentukan aneka macam perilaku komunikasi serta persepsi dalam pikirannya sebagai suatu realitas dan kepribadiannya. Bila seorang pebisnis atau wirausaha ingin merubah empiris dirinya maka wajib juga membarui persepsi dalam pikirannya. Memenuhi kebutuhan hayati para karyawan serta proses belajar seorang pebisnis atau wirausaha muslim yang aktif serta kreatif komunikasi usaha yang berupa proses penyampaian pesan, gagasan, wangsit, fakta, makna serta konsep yg sengaja dibuat sangat dibutuhkan. Hal tersebut diharapkan sebagai dasar pembentukan kepribadian usaha bagi seseorang pebisnis atau wirausaha muslim.

Gaya kepemimpinan di informan grup pertama serta kedua yaitu karismatik telah tercapai dipandang dari empat indikator penelitian karismatik yang ditandai dengan memiliki visi misi yang relevan dengan kebutuhan pengikut serta sinkron perkembangan zaman, mempunyai keterampilan komunikasi yang hebat, terutama dalam mempengaruhi pikiran,

(6)

246

perasaan, tingkah laku orang lain sebagai akibatnya membangkitkan rasa kagum dari rakyat terhadap dirinya dan mudah dalam bersosialisasi sebagai akibatnya muncul rasa simpatik orang lain terhadap dirinya, memiliki sikap tenang pada menghadapi segala hal pada menghadapi segala kendala yang terjadi walaupun merogoh resiko pribadi. Memiliki sikap percaya diri yang tinggi pada melakukan hal-hal kebaikan.

Pemimpin di grup tiga menerapkan gaya kepemimpinan transformasional serta transaksional feminim, ada hal-hal positif yang terjadi pada perusahaan mirip terciptanya hubungan kekeluargaan yang erat antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain dan antara pegawai dengan pemimpin. hubungan kekeluargaan yang erat akan menyebabkan suasana kerja yang menyenangkan. Iklim kerja yang menyenangkan juga dapat membentuk pegawai bisa bekerja secara optimal. Selain itu, suasana kerja yang menyenangkan juga dapat menghasilkan taraf turn over pegawai rendah. Selain gaya kepemimpinan feminim, gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional pula mensugesti kondisi perusahaan.

Pemimpin merupakan sosok pemimpin yang memberikan pujian, penghargaan, motivasi, ide dan dukungan terhadap para pegawainya sehingga pegawai yang berada pada perusahaan merasa nyaman bekerja pada bawah kepemimpinan. Memenuhi kebutuhan karyawan ialah ikatan antara pemimpin dengan bawahan yang wajib dilakukan, sukses sangat dipengaruh sang lingkungan internal serta external pada lingkungannya seorang akan terpengaruh di faktor psikologis yang sangat mendukung dan menghipnotis pola pikir seorang pengusaha, serta mempunyai impian buat berprestasi yang besar juga siap bekerja keras, tekun, memiliki keyakinan besar serta keuletan pada berjuang. Memimpin menggunakan tabah dengan hati yang nrimo serta selalu menghidupkan komunikasi 2 arah, sukses yaitu mempunyai konsep diri dan arah tujuan yang jelas. Pemilihan karier menggunakan menjadi pengusaha yg berdasarkan pada pertimbangan dan pilihan rasionalnya dan efektivitas tujuan buat berkreasi yg setinggi mungkin.

Karakter pebisnis dan wirausahawan muslim yang bertenaga akan menimbulkan kepercayaan yang transenden (transcendental trust). Agama yang secara otomatis ada berasal para kawan bisnis dan konsumen ini karena ketaatan para pebisnis dan wirausahawan muslim dalam menjalankan prinsip-prinsip bisnis syariah. Wirausahawan artinya sosok yang menjunjung tinggi beberapa nilai-nilai (values), yaitu nilai yang bekerjasama menggunakan yang kuasa, nilai yang bekerjasama dengan diri sendiri, nilai yang berhubungan dengan sesama, nilai yang berhubungan menggunakan lingkungan serta nilai yang berafiliasi menggunakan kebangsaan. Ada pengaruh yang signifikan antara etika bisnis Islam terhadap keuntungan dalam berwirausaha.

Pebisnis dan wirausahawan yang sukses ialah ysng bisa menciptakan budaya usaha yang baik. Mereka wajib mematuhi syariah (sharia compliance) sehingga kepatuhan tersebut menyebabkan adanya quality management system yang baik. Menjalankan asas transaksi syariah adalah galat satu cara buat mematuhi syariah dan menjalankan usaha syariah dengan baik. Poly diantara pebisnis dan wirausahawan muslim yang menyatakan bahwa mereka telah berbisnis secara syariah, tetapi terkadang tanpa disadari beberapa sikap usaha mereka belum sinkron menggunakan prinsip syariah. Prinsip pada bisnis syariah poly terangkum pada asas transaksi syariah yang menjadi core pada penelitian ini. Asas transaksi syariah secara garis besar meliputi lima hal, yaitu persaudaraan, keadilan, kemaslahatan, ekuilibrium dan universalisme.

Tidak ada disparitas diantara gerombolan satu, dua serta 3 dipermasalahan ihwal ukhuwah dalam asas transaksi syariah. Baik pebisnis dan wirausahawan asal latar belakang pesantren yang memiliki pemahaman agama baik juga yang tidak mempunyai pemahaman kepercayaan baik mempunyai karakteristik khas yang sama, yaitu kategori pertama, sebagian informan menjunjung tinggi tatanan pada interaksi menggunakan rakyat serta juga menjunjung tinggi harmonisasi beberapa kepentingan pribadi serta sosial. Hal ni dilakukan dalam rangka menjaga aspek kemanfaatan serta tolong menolong yang telah terinternalisasi

(7)

247

pada diri masing-masing pelaku perjuangan. Basic asal spirit yang dijunjung merupakan pemberdayaan warga serta nilai manfaat yang tinggi buat warga. Adapun kategori kedua ialah sebagian informan tidak poly melakukan pemberdayaan rakyat, tetapi mereka memperhatikan urusan sharing economics, contohnya mereka memberdayakan kawan perjuangan serta siapapun yang berafiliasi dengan mereka. Kolom angka 1 cenderung terdapat pada pebisnis dan wirausahawan yang menjunjung tinggi ukhuwah dan persaudaraan di skala yang lebih luas atau ke luar dari zona mereka. Kolom nomor 2 serta tiga menandakan adanya persaudaraan yang baik diantara pebisnis serta wirausahwan muslim, tetapi terbatas di komunitas dan korelasi di antara mitra usaha mereka.

Beberapa pebisnis serta wirausahawan yang konsisten bertransaksi menggunakan bank syariah secara umum dikuasai masuk pada informan grup yang ke 2. Beberapa informan lulusan pesantren di gerombolan yang pertama terbagi menjadi dua yaitu mereka yg bertenaga memegang prinsip bahwa bunga bank ialah riba serta mereka sudah tidak pernah mengambil kredit asal bank konvensional. ada gerombolan yang pragmatis merupakan saat bank konvensional masih lebih murah serta akses elektro banking yang nyaman serta menggunakan pertimbangan lainnya, maka mereka permanen berinteraksi dengan bank konvensional, tetapi menggunakan dalih bahwa bunga bank masih diperdebatkan keharamannya. Adapun informan gerombolan ketiga, mereka masih menganggap bahwa berinteraksi dengan bank konvensional tak ialah persoalan asalkan mereka sudah berbisnis dengan baik dan menjual produk/jasa yang baik.

Bahasan tentang kemaslahatan berasal ketiga gerombolan pebisnis dan wirausahawan lebih banyak didominasi gerombolan pertama memegang erat unsur duniawi serta ukhrawi, material dan spiritual, serta konsisten berusaha menjaga kemaslahatan individu dan kolektif.

Hal ini bertentangan menggunakan informan grup yang ke 2. Mereka yg aktif mempelajari kaidah-kaidah agama ternyata masih tak jarang mempertimbangkan aspek laba rugi sebelum mereka berpikir ihwal aspek kemaslahatan. Gerombolan ketiga dari informan juga berfikiran yang sama dengan kelompok ke 2. Mereka berfikir sudah cukup jika usaha mereka halal. Aspek kemaslahatan tidak terpikirkan dengan baik.

Informan asal gerombolan yang pertama, yaitu para pebisnis serta wirausahawan asal lulusan pesantren homogen-homogen memiliki jiwa memberdayakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. namun, mereka masih belum teredukasi dengan baik, norma perihal ekuilibrium antara aspek pemanfaatan dan kelestarian. Informan berasal grup kedua serta ketiga, memiliki awareness yang lebih rendah berasal grup pertama pada hal pemberdayaan rakyat serta aspek sosial. Gerombolan ke 2 dan ketiga memiliki taraf pemahaman dan sikap yang baik ihwal ekuilibrium pelestarian serta pemanfaatan.

Informan pada grup pertama, kedua dan ketiga memiliki persepsi yang melandasi perilaku mereka bahwa berbisnis haruslah melintasi batasan suku, ras dan kepercayaan.

Menurut mereka semua partner usaha sumbernya profesional dan bisa diajak bekerja sama menggunakan baik akan dijadikan partner mereka pada berbisnis. Jadi, walau ada partner perjuangan muslim tidak mampu diajak bekerja sama dan tidak profesional, maka mereka tidak akan mau mengajak untuk bekerja sama.

5. Penutup

Gaya kepemimpinan pada informan gerombolan pertama serta ke 2 yaitu karismatik sudah tercapai ditinjau berasal empat indikator penelitian karismatik. Pemimpin pada gerombolan 3 menerapkan gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional feminim, ada hal-hal positif yang terjadi pada perusahaan seperti terciptanya hubungan kekeluargaan yang erat antara pegawai yang satu menggunakan pegawai yang lain dan antara pegawai menggunakan pemimpin. Penelitian ini mendeskripsikan adanya suatu keragaman perilaku pebisnis serta wirausahawan muslim dalam menjalankan asas transaksi syariah. Misalnya dalam menjalankan prinsip persaudaraan, semua informan terbagi menjadi 2; persaudaraan

(8)

248

yang tidak dibatasi oleh kegiatan usaha serta persaudaraan yang terbatas di aktivitas dalam usaha. Prinsip keadilan artinya prinsip yang paling mendatangkan perdebatan di antara satu informan dengan informan lainnya. Informan kelompok pertama yang dominan adalah pelaku bisnis lulusan pondok pesantren meyakini bahwa sebagian pada antara mereka beropini bunga tidak boleh serta sebagian beropini tidak boleh saat tidak mendzalimi (bunga rendah).

Informan kelompok kedua menyatakan bahwa sebagian akbar mereka sudah meninggalkan bunga dan informan kelompok ketiga sama menggunakan informan grup pertama (sebagian meyakini bunga merupakan riba dan sebagian tidak). Tetapi dalam prinsip keadilan yang bekerjasama menggunakan proses transaksi lainnya (kezaliman, maysir, gharar serta haram), seluruh kelompok meyakini bahwa mereka telah menjaga bisnisnya asal sikap tersebut. Prinsip kemaslahatan lebih banyak diinternalisasikan kepada pebisnis serta wirausahawan gerombolan pertama, sedangkan kelompok kedua dan ketiga lebih mempertimbangkan laba rugi daripada kemaslahatan publik. Begitu juga menggunakan prinsip ekuilibrium. homogen-rata informan pebisnis serta wirausahawan asal grup pertama mempunyai jiwa memberdayakan rakyat yang lebih tinggi dibandingkan dengan gerombolan yang ke 2 serta ketiga. Tapi, kelompok ke 2 dan ketiga memiliki pemahaman yang tinggi dalam hal pelestarian serta pemanfaatan dibandingkan menggunakan grup yang pertama. Adapun buat prinsip kelima pada asas transaksi syariah, tiap gerombolan mempunyai persepsi yang sama, yaitu berpartner serta menjalankan usaha mereka tanpa melihat ras, suku dan kepercayaan. Saran asal penelitian ini merupakan ada penelitian lain dengan pendekatan kuantitatif dengan reponden yg lebih banyak lagi supaya bisa ditemui gaya kepemimpinan serta sikap pebisnis serta wirausahawan muslim pada Indonesia.

Daftar Pustaka

Achmad Musyadar, S. E., & Gumilar, M. D. I. I. Konsep dan Proses Kewirausahaan.

Aswad, M. (2016). Asas-Asas Transaksi Keuangan Syariah. IQTISHADIA, 6(2), 343-356.

Fauzia, I. Y. (2018). Perilaku Pebisnis dan Wirausaha Muslim dalam Menjalankan Asas Transaksi Syariah. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 9(1), 38-56.

Ghufran, A. M. (2014). Analisis Peran E-Commerce Dalam Meningkatkan Perkembangan Bisnis Pada Wirausaha Berskala Mikro Di Kota Malang (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).

Mufidah, S. (2019). Gaya Kepemimpinan Karismatik Kyai di Pondok Pesantren Nurul Huda Komplek Al-Fuadiyah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Lampung (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Poluakan, M. J., Saerang, D. P., & Lambey, R. (2017). Analisis Persepsi Atas Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keinginan Seseorang Menjadi Whistleblower (Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi).

Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 5(2).

Press, I. P. N., Penyusun, T., Buhaerah, M. P., Ahdar, M. P. I., & Musyarif, M. A. Islamic Entrepreneurship Model Berbasis Kearifan Lokal dan Berdaya Saing.

Sampurno, W. M. (2016). Implementation of Islamic Business Ethics and its Impacts on Family Business. Journal of Islamic Economics Lariba, 2(1).

Setiyorini, N. (2020). Analisis Gaya Kepemimpinan Perspektif Ekonomi Islam pada UMKM Pengrajin Tas UD Grafika Ponorogo (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo).

Sunarta, S., & Yusuf, B. P. (2018). Gaya Kepemimpinan Wanita pada Usaha Kecil Menengah di Tangerang Selatan. Agregat: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(1), 1-19.

Referensi

Dokumen terkait

SAGIA HRDF SIDF SCSB WAED MOL MOI CF KACST Saudi Arabian General Investment Authority Human Resource Development Fund Small Industries Development Fund Saudi Credit and