• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)RESPON TANAMAN MELATI PUTIH (Jasminum sambac L. W. Ait.)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)RESPON TANAMAN MELATI PUTIH (Jasminum sambac L. W. Ait.)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON TANAMAN MELATI PUTIH (Jasminum sambac L. W. Ait.) TERHADAP BEBERAPA KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL

Oleh:

Prima Utari1), Linda Advinda2), dan Novi1)

1)Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2)Jurusan Biologi Universitas Negeri Padang

ABSTRACT

Jasmine is regarded as an ornamental plant that is widely used in industry, especially in the manufacture of jasmine oil, and its worth is about US$ 5000/liter. However, it takes such a long time for Jasmine to produce flowers. In order to accelerate the Jasmine efflorescence process, paclobutrazol was given. This research was about the Response of White Jasmine (Jasminum sambac L. W. Ait.) on Paclobutrazol. This research was conducted from May to June 2014 in plantation house of STKIP PGRI Sumatera Barat and in the Physiology of Plants Laboratory of Biology Department of FMIPA UNP Padang. This research was intended to see the responses given by white jasmine (Jasminum sambac L. W. Ait.) on Paclobutrazol.

This research was conducted by using complete random design consisting of 6 treatments and 4 repetitions. The result of the research indicated that paclobutrazol had high impact on the size of plant, number of leaves, chlorofile contained and accelerate the growth of the shoots. Paclobutrazol, however, could not elongate the phase of life of white jasmine (Jasminum sambac L. W. Ait.).

Key word : Response, Jasminum sambac (L.) W. Ait., Paclobutrazol, Concentration.

PENDAHULUAN

Indonesia sangat kaya dengan keragaman jemnis dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah melati. Selain sebagai tanaman hias, bunga melati juga banyak dimanfaatkan dalam bidang industri untuk bahan baku berbagai jenis kosmetik, pewangi teh, bahan baku obat, dan aroma terapi untuk ruangan. Di Indonesia, jenis melati yang paling umum dibudidayakan adalah melati putih (Jasminum sambac L. W. Ait.), yang digunakan sebagai bahan baku minyak melati.

Perbanyakan tanaman melati dapat dilakukan dengan stek batang, cangkok, atau dengan perundukan. Sedangkan umur berbunga tanaman melati cukup lama yaitu 6-12 bulan setelah tanam (Rukmana, 1997).

Minyak bunga melati mempunyai prospek yang cerah, harganya mencapai US$

5.000 per liter (Balai Penelitian Pascapanen Pertanian, 2003). Meskipun peluang pasar bunga melati di dalam dan luar negeri cukup besar, produksi bunga melati Indonesia baru mampu memenuhi sekitar 20% dari kebutuhan melati di pasaran dunia (Rukmana, 1997). Sampai saat ini belum ada informasi mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan akan bunga melati.

Saat ini sering dimanfaatkan suatu zat penghambat pertumbuhan yang disebut

paclobutrazol, yang berfungsi menghambat fase vegetatif dan memacu fase generatif. Wilikinson dan Richard (1991) menyatakan paclobutrazol sangat aktif menghambat pemanjangan batang dan memicu pembungaan tanaman hias berkayu.

Pada penelitian Herlina dan Dwiatmini (1996) dalam Rosmanita (2008) menunjukkan bahwa aplikasi paclobutrazol 600 ppm pada tanaman melati (Jasminum sambac L. W. Ait.) menghasilkan ruas batang lebih pendek, luas daun semakin sempit, dan meningkatkan jumlah tunas bunga. Namun penelitian tersebut belum menginformasikan tentang kandungan klorofil yang dihasilkan. Berdasarkan masalah di atas penulis telah melakukan penelitian tentang

“Respon Tanaman Melati Putih (Jasminum sambac L. W. Ait.) Terhadap Beberapa Konsentrasi Paclobutrazol”.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juni 2014 di Rumah Kawat Jurusan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat dan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNP.

Alat yang digunakan adalah neraca digital, penggaris, labu ukur 100 mL, mortar, saringan Buchner, spektrofotometer model

(2)

Genesys 20, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah air, paclobutrazol serbuk, media tanam, alkohol 96%, kertas label, kertas tissue, polibag ukuran 2 kg (10x30 cm), kertas saring, aqudes, dan tanaman melati putih.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Dengan perlakuan paclobutrazol yang terdiri dari enam taraf yaitu 0, 200, 400, 600, 800, dan 1000 ppm dengan empat kali ulangan masing-masing perlakuan.

Pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, kandungan klorofil daun, saat muncul bunga pertama (smbp), jumlah bakal bunga (jbb), jumlah bunga (jb), dan fase life

tanaman melati putih (Jasminum sambac L. W.

Ait.).

PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan tentang respon tanaman melati putih (Jasminum sambac L. W. Ait.) terhadap beberapa konsentrasi paclobutrazol diperoleh hasil sebagai berikut : I. Pertumbuhan vegetatif

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa paclobutrazol dapat menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman melati putih yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun, seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman melati putih (J. sambac L. W. Ait.) yang diberi paclobutrazol pada beberapa konsentrasi.

Keterangan : nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DNMRT taraf 5%.

Paclobutrazol dapat menghambat pertambahan tinggi tanaman melati putih (Jasminum sambac L.W.Ait.). Willkinson dan Richard (1991) menyatakan paclobutrazol sangat aktif menghambat pemanjangan batang tanpa menyebabkan pertumbuhan yang abnormal. Hal ini diperkirakan berhubungan dengan produksi giberelin yang terhambat akibat pemberian paclobutrazol.

Pemberian paclobutrazol juga dapat menghambat jumlah daun. Paclobutrazol menghambat aktivitas metabolisme jaringan penyusun daun yaitu jaringan apikal meristem.

Jaringan apikal meristem merupakan tempat diproduksinya auksin.

II. Kandungan Klorofil

Paclobutrazol dapat memacu serta menghambat pembentukan klorofil pada konsentrasi tertentu. Menurut Cathey (1975, dalam Santiasrini, 2009), paclobutrazol juga dapat meningkatkan jumlah klorofil daun.

Gambar 1. Grafik kandungan klorofil tanaman melati putih

Pada Gambar 1 terlihat bahwa pemberian paclobutrazol pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan produksi klorofil, sementara pada konsentrasi lain juga dapat menghambat produksi klorofil. Sesuai dengan pernyataan Abidin (1985), zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik yang bukan nutrien (non nutrien) yang dapat mendukung/memacu, menghambat, dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan.

0 5 10 15 20

A B C D E F

Kandungan klorofil (mg/L) Klorofil a (mg/L) Klorofil b (mg/L) Klorofil total (mg/L)

Perlakuan Rata-rata tinggi tanaman (cm) Rata-rata jumlah daun A

B C D E F

21,93a 18,60ab 17,55abc 14,80bc 14,53bc 13,55c

13,00a 11,75ab 10,25ab 7,75ab

6,75b 6,25b

(3)

III. Pertumbuhan generatif

Fase generatif merupakan fase dimana tanaman siap untuk berbunga. biasanya tanaman mulai memasuki fase generatif ditandai dengan pertumbuhan vegetatif yang menurun atau bisa juga ditandai dengan munculnya tunas-tunas bunga. Fase generatif merupakan tahap

selanjutnya dari pertumbuhan tanaman setelah masa vegetatif, sehingga pada fase generatif ini mulai muncul bunga pada tanaman. Pemberian beberapa konsentrasi paclobutrazol terhadap pertumbuhan generatif tanaman melati putih dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Saat muncul bunga pertama (smbp), jumlah bakal bunga (jbb), jumlah bunga (jb), dan Fase life tanaman melati putih (J. sambac L. W. Ait.) yang diberi paclobutrazol pada beberapa konsentrasi.

Perlakuan Ulangan Smbp (hari) Jbb Jb Fase life (hari)

A

B

C

D

E

F

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

- 16

- 9 9 6 - - 19

6 - 9 - 9 9 14

- 12 21 13 6 6 - 9

- 5 - 3 12

3 - - 13

4 - 1 - 4 11 15 - 11

6 9 11

3 - 4

- - - 1 - 3 - - - 2 - 1 - - - - - - - - 2 3 - 1

- - - 1 - 1 - - - 1 - 1 - - - - - - - - 1 1 - 1

Paclobutrazol dapat memacu waktu muncul tunas bunga tanaman melati putih. Hal ini disebabkan paclobutrazol dapat menginduksi pembungaan tanaman. Menurut Weaver (1972, dalam Rosmanita, 2008) paclobutrazol menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman dan secara tidak langsung dapat menginduksi pembungaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian paclobutrazol dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman melati putih dan pada konsentrasi 600 – 800 ppm menghambat dan konsentrasi 200, 400, dan 1000 ppm dapat memacu produksi klorofil pada daun.

(4)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abidin, Z. 1985. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.

Bandung : ANGKASA.

Rosmanita, B. 2008. Pengaruh Paclobutrazol Dan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Anggrek Dendrobium ‘Jiad Gold x Booncho Gold’. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Melati.

Yogyakarta : Kanisius.

Santiasrini, R. 2009. Pengaruh Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Dan Pembungaan Gloksinia (Sinningia speciosa Pink). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Willkinson, R. I. and D. Richards. 1991.

Influence of paclobutrazol on growth and flowering of rhododendron. Hort. Scien.

26(3):282-284.

Referensi

Dokumen terkait

19% SIMILARITY INDEX 12% INTERNET SOURCES 13% PUBLICATIONS 11% STUDENT PAPERS 1 2% 2 2% 3 2% 4 2% 5 1% 6 1% 7 1% Chromobacterium ORIGINALITY REPORT PRIMARY SOURCES