Bagaimana restorative justice menjadi alternatif perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Jember? 3. Mengenal restorative justice sebagai salah satu alternatif perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Jember, 3.
FOKUS PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui fungsi restorative justice sebagai perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Jember; Mengetahui tinjauan maqasid syariah konsep restorative justice sebagai alternatif perlindungan hukum bagi korban kekerasan dalam rumah tangga.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini semoga bermanfaat dalam mengembangkan kompetensi peneliti dan menambah pengetahuan tentang restorative justice sebagai perlindungan hukum bagi korban kekerasan dalam rumah tangga dalam perspektif Maqasid Syariah; Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi terkini dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai restorative justice sebagai perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga dalam perspektif Maqasid Syariah.
DEFINISI ISTILAH
Undang-Undang Penghapusan KDRT Undang-undang Penghapusan KDRT ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004. Segala hal yang berkaitan dengan kekerasan dalam rumah tangga dilindungi undang-undang, yang terangkum dalam Undang-Undang Penghapusan KDRT Nomor 23 Tahun 2004 di rumah.
Sistematika Pembahasan
Penelitian Terdahulu
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah kedua penelitian tersebut membahas mengenai restorative justice dalam peradilan pidana di Indonesia. Perbedaannya dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah tidak fokus pada konsep Restorative Justice sebagai alternatif perlindungan hukum dalam sistem peradilan pidana, sedangkan penelitian ini fokus pada Restorative Justice sebagai alternatif perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga.
Kajian Teori
Perlindungan Hukum bagi Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Apalagi tindak pidana khusus yaitu kekerasan dalam rumah tangga dikatakan istimewa karena perbuatan ini diatur tersendiri dalam undang-undang yang mengatur tentang kekerasan dalam rumah tangga dengan memberikan ancaman pidana penjara bagi pelakunya. Undang-undang ini mengatur tentang pencegahan dan perlindungan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), khususnya kekerasan dalam rumah tangga yang mengandung unsur pidana. Jika Anda mengabaikan orang lain dalam rumah tangga Anda, Anda akan dihukum dengan hukuman penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp (lima belas juta rupiah).
Dalam kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), serangan mental yang dilakukan suami terhadap istri sebagai korban seringkali berdampak pada terganggunya keutuhan psikologis dan mental istri, sehingga istri secara spiritual cenderung mengalami kesulitan dalam mengungkapkan rasa syukur, begitu pula kemampuannya. menjalin hubungan dengan penciptanya berkurang. Merawat masyarakat untuk menjalani dan mempertahankan kehidupannya merupakan kewajiban hukum Islam yang harus dijunjung tinggi, kekerasan terhadap harkat dan martabat manusia seperti Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan tindakan diskriminatif yang berujung pada intervensi terhadap pihak yang dirugikan. Wujud Hifzh an-nasl juga diwujudkan Islam dengan memberikan perlindungan berupa penjagaan terhadap ancaman yang dapat merugikannya (janib al-'adam), seperti melarang aborsi, melarang pengangkatan rahim, melarang zina, dan lain-lain. .., yang kesemuanya diresepkan untuk melindungi genetika atau garis keturunan. 44 Kekerasan yang dialami seorang istri dalam rumah tangganya tercermin dalam tindakan kekerasan seksual atau aborsi paksa yang dilakukan oleh suaminya. Hal ini tentu jauh dari prinsip kehidupan sosial dalam rumah tangga yang harusnya berlandaskan prinsip Muashara Bil Ma'ruf dan musyawarah yang harus ditanamkan dalam kehidupan.
Penelitian hukum empiris dengan mengkaji pendapat dan reaksi masyarakat terhadap konsep keadilan restoratif ketika diterapkan di Indonesia dan perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), khususnya perlindungan hukum di Kabupaten Jember.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber data penelitian kualitatif adalah kesan-kesan yang berupa kata-kata lisan atau tulisan yang diamati oleh peneliti, dan objek-objek yang diamati secara terperinci, sehingga dapat diperoleh makna yang tersirat dalam dokumen atau objek tersebut. ditangkap. . Sumber data harus asli, namun jika data asli sulit didapat, fotokopi atau tiruan tidak terlalu menjadi masalah selama Anda dapat memperoleh kredensial autentikasi yang kuat.
Subyek Penelitian
Untuk memperoleh data yang valid juga diperlukan teknik pengumpulan data yang relevan dengan studi kasus yang akan diteliti. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi disertai dengan pencatatan keadaan atau perilaku objek sasaran. Peneliti menggunakan observasi langsung di desa-desa yang terdapat korban KDRT di Kabupaten Jember.
Dalam penelitian ini peneliti merasa perlu menggunakan metode observasi sebagai partisipasi pasif, dimana peneliti mendatangi lokasi orang yang diamati, namun tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti menggunakan jenis wawancara Semistruktur, yaitu wawancara yang bersifat lebih terbuka dimana narasumber dimintai pendapat dan gagasannya mengenai perlindungan hukum bagi korban kekerasan dalam rumah tangga dan restorative justice. Peneliti berharap dalam penelitian ini memperoleh data-data terkait pemahaman perlindungan hukum korban kekerasan dalam rumah tangga dan restorative justice yang diinginkan para informan sebagai sumber data dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini data yang akan diperoleh berupa dokumentasi wawancara subjek penelitian dan data kekerasan dalam rumah tangga di Pengadilan Negeri Jember.
Analisis Data
Reduksi data diartikan sebagai proses memilih, menguraikan, menyederhanakan, mengabstraksi, dan mentransformasikan data mentah yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.55 Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Adapun pilihan peneliti, bagian mana yang diberi kode, bagian mana yang dibuang, pola mana yang merangkum rangkaian bagian yang tersebar, cerita mana yang dikembangkan, semua itu adalah pilihan analitik yang menunjukkan, mengklasifikasikan, mengarahkan, membuang itu, yang tidak perlu dan tidak diperlukan. mengatur. data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi. Teks normatif dalam hal ini dapat membebani kemampuan masyarakat dalam mengolah informasi dan melemahkan kecenderungan mereka untuk menemukan pola-pola sederhana.
Peneliti berusaha mencari makna dari data yang dikumpulkan kemudian membentuk pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, dan lain-lain. Kesimpulan yang dicapai dituangkan dalam laporan penelitian yang dituangkan dalam riwayat kasus (dokumen terkait), hasil wawancara dan observasi.
Keabsahan Data
Dalam hal ini peneliti berusaha membandingkan secara obyektif data-data yang ditemukan peneliti, maka peneliti akan membandingkan data-data yang diperoleh dengan menggali dan menganalisis hasil temuan yang satu dengan temuan yang lain, penulis akan terus melakukan observasi untuk memperoleh data yang akurat dan dapat diperhitungkan. Penyusunan instrumen penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian dan jenis data yang diberikan oleh sumber penelitian. Kegiatan pada tahap ini adalah mengumpulkan data yang diperoleh dan dianalisis dalam bentuk laporan penelitian yang ditempatkan pada Bab IV.
Sebagai Daerah Otonom, Kabupaten Jember mempunyai batas wilayah, luas wilayah, kemampuan ekonomi, potensi wilayah, sosial politik dan sosial budaya serta sumber daya manusia. Dilihat dari topografinya, sebagian wilayah Kabupaten Jember di bagian selatan merupakan dataran yang relatif subur untuk pengembangan tanaman pangan, sedangkan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan pegunungan yang relatif baik untuk pengembangan tanaman pangan. tanaman pangan dan perkebunan. budaya. Mayoritas penduduk yang bertempat tinggal di Kabupaten Jember adalah suku Jawa dan Madura, serta suku lain dan masyarakat asing, sehingga memunculkan karakter khas Jember yang dinamis, kreatif, baik hati dan ramah.
Sehingga demografi yang demikian menunjukkan bahwa potensi sumber daya manusia Kabupaten Jember cukup potensial sebagai pemasok dan penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja.
Penyajian Data dan Analisis
Kejadian ini berlangsung sangat singkat, saat pelaku datang ke rumah istrinya (korban), pelaku berniat membawa pulang anaknya untuk mengobati kerinduan neneknya untuk berhaji. Peristiwa tersebut disaksikan oleh ayah pelaku, namun menurut keterangan korban, saat melihat korban menangis dan ditangkap dengan kasar, ayah pelaku hanya diam. Menurut ibu korban, 74 tahun, pada malam hari selama 1 bulan setelah kejadian, korban sering berteriak.
Menurut orang tua pelaku, seharusnya kejadian ini dibicarakan baik-baik antara pihak keluarga, terutama korban dan pelaku. Selain itu, dalam kasus yang mereka laporkan dengan tuduhan pemukulan terhadap istrinya, menurut keterangan pelaku, kejadian tersebut tidak dilaporkan istrinya ke polisi. Sedangkan menurut keterangan korban, kejadian tersebut sesuai dengan apa yang dilakukan pelaku terhadap korban.
Jika mengingat peristiwa ini, rasa belas kasihan hilang, ada trauma yang sangat mendalam di dalam diri korban.
Pembahasan Temuan
Konsep Restorative Justice sangat aplikatif bila dijadikan alternatif perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di masyarakat. Keadilan restoratif merupakan suatu proses yang melibatkan korban, pelaku dan pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahan. Konsep Restorative Justice menawarkan suatu sistem yang dapat menjadi alternatif penyelesaian kasus kekerasan dalam rumah tangga secara kekeluargaan.
Selain perlindungan pemerintah dan konsep Restorative Justice sebagai alternatifnya, konsep ini juga sejalan dengan lima unsur utama yang patut mendapat perlindungan hukum dalam Islam. Kemaslahatan merupakan tujuan utama Maqasid Syariah, dan konsep Restorative Justice mempunyai tujuan yang sama, yaitu kemaslahatan umat (korban dan pelanggar serta pihak-pihak yang terkait). Bahwa konsep Restorative Justice merupakan salah satu bentuk penyelesaian dengan mempertemukan korban dan pelaku atau pihak terkait untuk mengupayakan perdamaian antara kedua pihak di luar pengadilan formal.
Bahwa konsep restorative justice menurut Maqasid Syariah yang digunakan sebagai alternatif perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga sudah sesuai dengan prinsip dan tujuan maqasid.
Saran
Mengerjakan sistem pemidanaan dalam hukum pidana berdasarkan restorative justice yang diselenggarakan oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia BPHN. Keadilan Restoratif Bagi Peradilan di Indonesia (Perspektif Hukum Filsafat Penegakan Hukum In cocreto) Jurnal Dinamis Perimbangan Perlindungan Hukum Bagi Penulis Wahyudi Dheny dan. Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Perspektif Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang PKDRT dan Hukum Islam Vol. 12. No. 2 Desember 2013.
Mahasiswa Magister Hukum UNTAN dengan judul Perlindungan Korban Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus di Kabupaten Sintang), 2014. Penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan (BKBMBPP) di Sleman kabupaten, Yogyakarta 2012-2014. Bagaimana konsep Restorative Justice sebagai alternatif perlindungan hukum bagi Korban KDRT di Kabupaten Jember?
Bagaimana Maqasid Syariah mengulas konsep restorative justice sebagai alternatif perlindungan hukum bagi korban kekerasan dalam rumah tangga?