• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESUME DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN

N/A
N/A
Cinthia Oktaviyani

Academic year: 2023

Membagikan "RESUME DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DISUSUN OLEH : CINTHIA OKTAVIYANI

062240113231 2 PJJ E ALIH JENJANG

DOSEN PEMBIMBING : H. Akhmad Mirza, S.T., M.T.

DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2023

(2)

BAB I

METODE PELAKSANAAN JALAN ASPAL

1.1 Dasar Teori

Perkerasan flexible merupakan hamparan dari pencampuran antara agregat, bahan tambah (filler) dan cairan aspal yang di mix kemudian di hamparkan untuk dijadikan sebuah media bagi berjalannya kendaraan.

Pekerjaan jalan beraspal yang sering dijumpai terdiri dari bermacam-macam pekerjaan baik itu hanya patching (penambalan), pembuatan jalan baru atau rehabilitasi.

Dari ketiga jenis pekerjaan tersebut biasanya memiliki metode kerja yang lebih spesifik dari paling awal pekerjaan sampai finish. Tapi pada intinya pekerjaan yang paling utama adalah penghamparan aspalnya.

Aspal yakni campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral. Bitumen yakni materi yang berwarna coklat hingga hitam, keras hingga cair mempunyai sifat baik larut dalam Cs2 atau CCL4 dengan tepat dan mempunyai sifat lunak dan tidak larut dalam air, ter yakni materi cair berwarna hitam tidak larut dalam air, larut tepat dalam Cs2 atau CCL4, mengandung zat-zat organik yang terdiri dari formasi aromat dan mempunyai sifat kekal.

Bitumen secara kimia terdiri aromat, Naphten dan alkan sebagai komponen terpenting dan secara kimia fisika merupakan adonan colloid dimana butir-butir yang merupakan komponen yang padat (disebut Asphaltene) berada dalam fase cairan yang disebut Malten. Asphlatene terdiri adonan formasi aromat Naphten dan Alkan dengan berat molekul yang lebih tinggi, sedangkan Malten terdiri adonan formasi aromat.

Napthen dan alkali dengan berat molekul yang lebih rendah.

1.2 Pekerjaan Persiapan

1.2.1 Proses Pemetaan dan Pengukuran

Pemetaan adalah fase awal dari banyak fase konstruksi jalan. Pemetaan dilakukan dengan mengukur lebar jalan, sifat tanah y, dan menentukan koordinat jalan sebelum diaspal. Tahap awal perkerasan jalan penting karena menentukan jumlah material aspal yang digunakan. Dalam melakukan survey dan pemetaan banyak hal hal yang perlu diperhatikan dengan teliti agar survey yang akan kita lakulan berjalan dengan baik dan

(3)

menghasilkan hasil sesuai yang di harapkan. Berikut beberapa alat survei yang perlu dibawa saat melakukan pengukuran dan pemetaan topografi.

 Peta lokasi, ini penting untuk mengetahui lokasi pemetaan ada di mana.

Disamping itu, dengan mengetahui kawasan yang akan dipetakan akan memudahkan dalam perencanaan survei seperti peletakan bench mark (BM), backsight (BS), foresight (FS), hingga transek peletakan titik pengukuran detilnya (P).

 Global Position System (GPS). GPS dibutuhkan untuk mengetahui lokasi titik pengukuran acuan (BM). Dengan diketahui lokasi absolut titik ikat pengukuran maka pengukuran lainnya akan mudah untuk dihitung. Penggunaan GPS dala survey dapat digunakan tipe hand held, namun pada kasus tertentu yang membutuhkan kedetilan rinci dibutuhkan GPS geodetik. Salah satu contohnya adalah perencanaan pembuatan jalur pipa, pengukuran topografi yang dilakukan harus skala detil sehingga membutuhkan GPS geodetik karena selisih 1 cm saja akan berperngaruh terhadap tekana air dalam pipa yang akan dibangun nantinya.

 Pita ukur. Nama lainnya adalah meteran, digunakan untuk melakukan pengukuran tinggi alat ukur yang dipasang terhadap tanah. Tinggi ini penting untuk mengetahui selilist tinggi alat yang ditembakkan.

 Alat ukur topografi. Banyak jenis yang digunakan, antara lain waterpass, theodolite, kompas survey, ataupun total station. Masing – masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Setiap jenis alat survey memiliki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Metode yang digunakan juga berbeda – beda, sehingga bagi surveyor yang melakukan pengukuran harus sudah paham di luar kepala mengenai karakteristik alat survey beserta metodenya.

 Prisma. Peletakan prisma ada dua, ada yang diletakkan diatas statif untuk penentuan titik utama dan ada yang diletakkan diatas yalon untuk pengukuran detil.

 Yalon. Yalon adalah tongkat yang biasanya berwarna merah putih berseling dengan panjang tiap ruas adalah 50cm dan tinggi yalon biasanya 180 – 200 cm.

Yalon digunakan untuk membantu pembacaan ketinggian dan peletakkan prisma detil.

(4)

 Bak ukur. Penggunaan bak ukur dipasangkan pada alat ukur waterpass, kompas survey dan theodolite. Ketiganya belum dilengkapi oleh laser sehingga pembidikannya perlu dilakukan dengan pembacaan angka melalui bak ukur atau yalon.

 Statif. Biasa disebut dengan tripod atau kaki tiga. ALat ini digunakan untuk memberdirikan alat survey dan prisma pembalik.

 Unting – unting. Digunakan untuk meposisikan kelurusan alat dengan patok pengukuran di bawahnya.

Metode dalam melakukan pengukuran pun bermacam – macam. Penentuan pemilihan metode juga perlu mempertimbangkan kondisi wilayah yang dipetakan serta kedetilan informasi yang ingin diperoleh. Untuk itu, sebagian besar orang memilih menggunakan jasa survey untuk membantu dalam melakukan pemetaan dan perencanaan sebelum pembangunan untuk meminimalkan resiko kesalahan dalam pengukuran dan penggambaran topografi suatu tempat.

1.2.2 Pekerjaan Pembersihan

Setelah pekerjaan pengukuran dan pemetaan dilakukan, langkah selanjutnya sebelum pengaspalan jalan adalah pembersihan. Pada tahap ini, jalan dibentuk, titik-titik jalan lunak diminimalkan, menghilangkan puing-puing di sekitar jalan.

 Pembersihan trase area darat

- Bila di daerah itu hanya ditumbuhi oleh semak-semak dan pohon-pohon yang diameternya < 10 cm, cukup langsung didorong dengan menggunakan dozer ataupun excavator.

- Pembuangan lapisan tanah permukaan hanya mencakup lapisan tanah subur bagi tumbuhan dan maksimal tebal galian 30 cm.

- Hasil kupasan tanah akan di angkut menggunakan dumptruck dan dibuang ke disposal area bekas galian dari quarry borrow material untuk timbunan yang telah di setujui oleh pengawas/direksi/konsultan.

 Pembersihan trase area rawa

- Untuk pembersihan trase area rawa menggunakan excavator long arm yang dikombinasikan dengan ponton (apabila kondisi lapangan memungkinkan menggunakan ponton).

(5)

- Pembuangan/pembersihan area mencakup tanaman air (rawa), akar-akar, ataupun berbagai macam kotoran organik dan anorganik yang mengganggu proses pekerjaan.

- Hasil pembersihan pertama akan di letakkan sementara di sekitar kanan dan kiri dari trase tol kemudian akan dibuang ke area disposal area yang telah di setujui oleh pengawas/direksi/konsultan.

1.2.3 Program Mobilisasi

Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, pelaksana harus melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada) dan Kontraktor untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek yang akan dilaksanakan.

Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.(1) dan harus mencakup informasi tambahan berikut:

 Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Kontraktor, bengkel, gudang, mesin pemecah batu dan instalasi pencampur aspal, serta laboratorium bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam cakupan Kontrak.

 Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan.

 Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Pena- waran harus memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan.

 Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi Kirimi kami pesan naan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.

 Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.

(6)

1.2.4 Pembuatan Barak Kerja

Barak Kerja dibuat pada tempat strategis dilokasi area kerja yang dapat dengan mudah ditempuh oleh pekerja. Sedangkan untuk gudang akan dibuat berdekatan tempatnya dengan Barak tersebut dengan ukuran yang cukup untuk menyimpan bahan material yang di tumpuk digudang sebelum dipergunakan, Barak kerja dan gudang terbuat dari dinding papan dan atap seng dan lantai beton cor sesuai luas bangunan tersebut serta dilengkapi juga dengan cahaya penerangan.

1.2.5 Asbuilt Drawing

Membuat gambar pelaksanaan mulai dari awal pelaksanaan hingga sampai akhir pelaksanaan Mc.0 - Mc.100 Setiap hasil pengukuran baik yang data ukur dan gambar harus diketahui dan diparaf dan ditanda tangani oleh Pihak kami, Direksi dan Konsultan. Data dan gambar yang disajikan harus dibuat pada kertas reproduksi yang berkwalitas baik, sehingga hasilnya dapat dibaca dengan jelas dan dijilid rapi.

1.2.6 Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas

Jika pekerjaan konstruksi terletak di daerah ramai penduduk/kegiatan perekonomian, maka perlu dilakukan pemeliharaan dan perlindungan lalu lintas. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan untuk lajur lalu lintas seperti menjaga keadaan jalan supaya tidak kotor oleh muat/angkut material yang dibawa kelokasi pekerjaan, sehingga tidak meganggu bagi pengguna jalan. Pekerjaan ini dilakukan selama proses penggangkutan material yang membuat jalan menjadi tidak nyaman oleh pengguna, sehingga harus segera dibersihkan.

1.3 Pekerjaan Tanah Dasar

1.3.1 Pekerjaan Pengupasan Lapisan Jalan

Pada tahap ini, gunakan pengukur theodolite untuk mengukur ketinggian. Dengan cara ini, jalan dapat diaspal sesuai dengan rencana ketinggian, sudut dan belokan. Fase ini dikenal dengan konstruksi jalan dan tanggul. Sebelum mengaspal jalan, potong tanah dengan bentuk yang diinginkan pada ketinggian jalan.

(7)

1.3.2 Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang badan jalan. Pekerjaan galian dapat berupa :

o Galian Biasa

Galian Biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal.

o Galian Batu

Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya tersebut adalah tidak praktis digali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK.

o Galian Struktur

Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur. Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok penahan tanah beton, dan struktur pemikul beban lainnya. Pekerjaan galian struktur meliputi : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui, pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta pembongkarannya.

(8)

o Galian Perkerasan Beraspal

Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan).

Item pekerjaan ini digunakan untuk penggalian saluran air pemasangan pasangan batu mortal. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian akan dibuat stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur dan mesin yang lalu lalang disekitarnya dengan membuat penyokong dan pengaku yang memadai. Peralatan yang digunakan adalah :

1. Excavator 2. Dump Truck

A. Prosedur Pelaksanaan Galian Tanah

- Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan dalam gambar. Hasil galian yang tidak bisa digunakan, akan dibuang ketempat tertentu.

- Seluruh galian akan dilindungi dari air, dengan menyiapkan sejumlah peralatan pompa dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk pengeringan, pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara.

- Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.

- Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian akan dibuat stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur dan mesin yang lalu lalang disekitarnya dengan membuat penyokong dan pengaku yang memadai.

- Lubang galian yang telah selesai dilakukan dengan alat berat, akan dilakukan perapihan dengan tenaga manusia untuk persiapan pekerjaan selanjutnya. Semua galian akan diberi rambu peringatan dan penghalang yang cukup untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

- Pekerjaan tebas tebang dilakukan pada lokasi pekerjaan yang banyak ditumbuhi pepohonan dengan diameter 30 cm, yang bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan tersebut dipotong-potong dan kemudian ditumpuk pada

(9)

suatu lokasi / tempat dengan syarat tidak mengganggu lingkungan atau dibuang ke lokasi lainnya sesuai dengan persetujuan Direksi.

- Pekerjaan cabut tunggul dilaksanakan pada lokasi dimana akan dibangun suatu bangunan tanggul yang banyak terdapat pepohonan, apabila tidak dilaksanakan pekerjaan cabut tunggul dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan syarat tidak merusak lingkungan atau dibuang ke lokasi lainnya atas persetujuan dari Direksi.

- Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara lainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang amn dan serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang, harus dibuang, baik terjadi pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.

- Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang memenuhi syarat dan dipadatkan.

B. Pengamanan Pekerjaan Galian (Keselamatan Kerja)

- Pelaksana pekerjaan harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di sekitar lokasi galian.

- Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Pelaksana pekerjaan harus menyokong atau

(10)

mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.

- Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah yang lebih dari 5 m harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 m.

- Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit untuk gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui dan telah dipadatkan.

- Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off wall) atau cara lainnya untuk mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.

- Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian, dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja, berada di bawah permukaan tanah, maka Pelaksana pekerjaan harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan.

Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.

- Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan.

C. Kondisi Tempat Kerja

- Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Pelaksana pekerjaan harus menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa siap

(11)

pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.

- Bilamana pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain dimana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka Pelaksana pekerjaan harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air bersih yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun dan desinfektan yang memadai.

- Pelaksana pekerjaan bertanggung-jawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan membayar setiap ijin atau wewenang lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian.

- Pelaksana pekerjaan bertanggung-jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi kegiatannya.

D. Penggunaan dan pembuangan bahan galian

- Semua bahan galian tanah dan batu yang dapat dipakai bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.

- Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat), sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang akan menyulitkan pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan (settlement) yang tidak dikehendaki, harus tidak digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.

- Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang tidak disetujui untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang dan diratakan di luar Daerah Milik Jalan (DMJ).

- Pelaksana pekerjaan bertanggung-jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan, juga termasuk pengangkutan hasil

(12)

1.3.3 Pekerjaan Timbunan Pilihan

Selain dilaksanakan galian tanah, timbunan juga diperlukan pada kondisi kondisi tertentu. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini menggunakan;

1. Motor Grader sebagai alat hampar 2. Vibro Roller sebagai pemadat

3. Dump Truck sebagai transport material 4. Water Tank untuk menjaga kelembapan tanah

A. Prosedur Pelaksanaan :

- Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari data-data awal yang diambil pada saat joint survey dan gambar design lokasi ini diajukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan gambar penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.

- Setelah gambar design penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan pemasangan patok-patok elevasi (bowplang).

- Sebelum material didatangkan dari quarry yang telah disepakati bersama-sama dengan Direksi, diadakan pengujian sample material selected terlebih dahulu.

Dan setelah pengujian material telah disetujui oleh Direksi dan kemudian dituangkan ke dalam report hasil investigasi dan menjadi pegangan untuk pelaksanaan pengiriman material untuk pekerjaan.

- Setelah itu, material dari quarry dikirim ke lokasi dengan memakai dump truck, dan pada lokasi telah tersedia peralatan penghamparan dan pemadatan serta water tank untuk menjaga pada saat penghamparan material tetap dalam kadar air yang telah disepakati bersama dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

- Material dihampar dengan Motor Grader secara per layer dengan tebal hampar maksimum 20 cm dan kemudian diikuti dengan pemadatan oleh Vibro Roller yang juga telah disepakati jumlah lintasan pemadatan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Kemudian, apabila penghamparan dilaksanakan pada saat terik matahari yang mengakibatkan material menjadi kering dan terburai oleh hembusan angina maka segera dilakukan penyiraman air dengan water tank.

(13)

- Kemudian setelah penghamparan telah tercapai 200 m’ maka dilakukan test kepadatan dengan menggunakan alat Sandcone. Jika hasil test sudah sesuai lanjutkan pekerjaan lain.

Setelah pekerjaan galian dan timbunan selesai dilakukan, kemudian dilakukan pekerjaan penyiapan badan jalan, demi mendapakan lebar badan jalan sesuai dengan gambar rencana, penyiapan badan jalan ini dilakukan menggunakan alat berat Motor Grader demi mencapai elevasi yang ditentukan.

1.3.4 Manajemen Mutu

Tanah dasar atau sub grade adalah lapisan tanah paling bawah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan di atasnya. tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi (dengan semen, kapur dan lain lain). Tanah dasar (sub grade) dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik. Ditinjau dari muka tanah asli, maka tanah dasar dibedakan atas :

 Tanah dasar, tanah galian.

 Tanah dasar, tanah urugan.

 Tanah dasar, tanah asli.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :

a. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.

b. Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.

c. Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaanyang mengakibatkan kepadatan yang kurang baik.

Referensi

Dokumen terkait

Department of Higher Education and Training, South Africa Accreditation of Creative Outputs Annual National Scholarly Editors’ Forum NSEF Meeting Hosted by: the Academy of Science of