• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESUME MOOC DITA JABAR JUARA

N/A
N/A
dita

Academic year: 2025

Membagikan "RESUME MOOC DITA JABAR JUARA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

1

Dita Marlianita

199003052023212002 12

RSUD Khidmat Sehat Afiat

(2)

2

AGENDA I

SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

I. AGENDA 1 SIKAP PERILAKU BELA NEGARA 1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai – Nilai Bela Negara

• Kebangsaan adalah cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara, akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

• Bela Negara adalah Tekad, sikap dan perilaku serta Tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan rakyat, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD ’45 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan negara dari berbagai ancaman.

• Titik penting sejarah bangsa

a. 20 Mei 1908 (Hari Kebangkitan Nasional) terbentuknya Boedi utomo

b. Oktober 1908 Kongres P1 – boedi utomo

c. Indonesische Vereeniging menjadi perhimpunan Indonesia d. 30 April – 02 Mei 1926 “Kongres Pemuda I”

e. 28 Oktober 1928 “Kongres Pemuda II” (Hari Sumpah Pemuda)

f. 01 Maret 1945 “Pembentukan BPUPKI”

g. 07 Agustus 1945 “Pembentukan PPKI”

h. 17 Agustus 1945 (Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

• SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah wadah perjuangan Bersama segenap komponen bangsa dalam mewujudkan cita – cita dan tujuan negara

• Hari Bela Negara → 18 Desember 2006

• Nilai dasar bela negara a. Cinta tanah air

b. Sadar berbangsa dan bernegara

c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara

(3)

3 e. Kemampuan awal bela negara

• Prinsip – prinsip persatuan dan kesatuan bangsa

Hal – hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia apabila dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami, lalu kita amalkan:

a. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika b. Prinsip Nasionalisme Indonesia

c. Prinsip Kebebasan yang bertanggungjawab d. Prinsip Wawasan Nusantara

e. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk mewujudkan cita – cita dan reformasi

2. Analisis Isu Kontemporer

Konsep Perubahan

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan peradaban manusia, Berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:

1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan aturan perundang- undangan.

2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkwalitas, serta

3) Mempererat pesatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.

Perubahan Lingkungan Strategis. Ditinjau dari pandangan urie Brofenbrenner (Perron N.C., 2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing. Yakni:

1) Individu

2) Family (keluarga)

3) Masyarakat pada level local dan regional (community/culture) 4) Nasional (society), dan dunia.

Adapun PNS yang professional dalam Perubahan 1) Mengambil tanggung jawab

2) Menunjukkan sikap mental positif 3) Mengutamakan keprimaan

(4)

4 4) Menunjukkan kompetensi dan

5) Memegang teguh kode etik.

Ada enam komponen dari modal manusia yang perlu diketahui antara lain:

a. Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang dan mengelola perubahan organisasi melalui pengembangan SDMnya.

b. Modal emosional yaitu kemampuan dalam menyikapi perubahan ditentukan oleh kecerdasan emosional. Setiap PNS pasti bekerja dengan orang lain dan untuk oranglain, kemampuan mengelola emosi dengan baik akan menentukan kesuksesan PNS dalam melaksanakan tugasnya.

c. Modal sosial adalah jariangan kerjasama di antara warga masyarakat, yang terdiri atas:

- Sosial yaitu kemampuan berempati terhadap apa yang sedang dirasakanoleh orang lain, memberi pelayanan prima, mengembangkan kemampuan orang lain, memahami keanekaragaman latar belakang social, agama dan budaya dan memiliki kepekaan politik.

- Kemampuan social yaitu kemapuan mempengaruhi orang lain, kemampuan berkomunikasi dengan baik, kemampuan mengelola konflik dalam kelompok, kemampuan membangun tim kerja yang solid, dan kemampuan mengajak orang lain berubah.

d. Modal ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi / organisasi birokrasi. Stoltz membedakan tiga tipe manusia:

- Quitter yaitu orang yang bila berhadapan dengan masalah memilih untuk melarikan diri dari masalah.

- Camper yaitu tipe yang berusaha tapi tidak sepenuh hati.

- Climber yaitu memiliki stamina yang luar biasa di dalam menyelesaikan masalah, tipe orang pantang menyerah.

e. Modal etika/moral adalah kecerdasan moralsebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip- prinsip universal kemanusiaan harus diterpakan ke dalam tata nilai, tujuan, dan tindakan kita

(5)

5 atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan benar dan salah.

Ada empat komponen modal moral/ etika yaitu : 1. Integritas

2. Bertanggung jawab 3. Penyayang

4. Pemaaf

f. Modal kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani adalah wadah untuk mendukung manifestasi semua modal insani yang dibahas sebelumnya. Kekuatan fisik adalah tenaga, daya tahan, kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelincahan, koordinasi, dan keseimbangan.

Isu – isu Strategis kontemporer

Isu adalah suatu yang terjadi baik di dalam maupun diluar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan membuat efek negative terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis. Isu Strategis adalah kondisi hal yang perlu diperhatikan atau di kedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/ masyarakat) dimasa yang akan datang. Adapun isu -isu strategis kontemporer adalah sebagai berikut:

1) Korupsi

Tindakan membangun sikap anti korupsi sederhana, antara lain :

1) Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari

2) Menghindari perilaku yang merugikan kepentingan orang banyak atau melanggar hak orang lain dari hal- hal yang kecil.

3) Menghindari konflik kepentingan dalam hubungan kerja, hubungan bisnis maupun hubungan bertetangga.

4) Melaporkan pada penegak hokum apabila menjadi korban perbuatan korupsi.

2) Narkoba

UU No 35 tahun 2009 tentang narkotika membedakan narkotika ke dalam tiga golongan yaitu:

(6)

6 a. Golgongan I yang ditujukan untuk ilmu pengetahun dan bukan untuk pengobatan dan sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan.

b. Golgongan II berkhasiat untuk mengobati dan pelayanan kesehatan dan berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan.

c. Golgongan III berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

3) Terorisme dan Radikalisme

Terorisme merupakan suatu ancaman yang sangat serius di era global saat ini. Dalam merespon perkembangan terorisme di berbagai negara, secara internasional Perserikatan Bangsa- Bangsa mengeluarkan Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang UN Global pemberantasan Strategy yang berisi 4 pilar

strategi yaitu :

1) Pencegahan konsidi kondusif penyebaran terorisme 2) Langkah pencegahan dan memerangi terorisme

3) Peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas terorisme serta penguatan peran system PBB

4) Penegakkan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakkan relu of law sebagai dasar pemberantasan terorisme.

Radikalisme adalah tantangan politik yang bersifat mendasar atau ekstrem terhadap tatanan yang sudah mapan.

• Perkembangan Radikalisme

1) Analisis Regional dan Internasional

Transformasi gerakan terorisme dulu diyakini bergeser dari sifatnya yang internasional, ke kawasan (regional) dan akhirnya menyempit ke tingkat nasional, bahkan lebih lokal di suatu negara

2) Analisis Nasional

Aksi terorisme merupakan sebuah fenomena global yang termasuk ke dalam kategori kejahatan luar biasa (extraordinary crime).

(7)

7

• Ragam Radikalisme:

a. Radikal Gagasan: Kelompok ini memiliki gagasan radikal, namun tidak ingin menggunakan kekerasan.

Kelompok ini masih mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia

b. Radikal Milisi: Kelompok yang terbentuk dalam bentuk milisi yang terlibat dalam konflik komunal. Mereka masih mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Radikal Separatis: Kelompok yang mengusung misi-misi separatisme/ pemberontakan. Mereka melakukan konfrontasi dengan pemerintah.

d. Radikal Premanisme: Kelompok ini berupaya melakukan kekerasan untuk melawan kemaksiatan yang terjadi di lingkungan mereka. Namun demikian mereka mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia.

e. Lainnya: Kelompok yang menyuarakan kepentingan kelompok politik, sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya.

f. Radikal Terorisme: Kelompok ini mengusung cara-cara

g. kekerasan dan menimbulkan rasa takut yang luas.

Mereka tidak mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ingin mengganti ideologi negara yang sah dengan ideologi yang mereka usung.

5) Money Laundring → Pencucian Uang

6) Proxy War : Konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi resiko konflik langsung yang beresiko pada kehancuran fatal 7) Kejahatan Mass Communication

➢ Cyber Crime : Kejahatan yang terjadi dan beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan internet

➢ Hate speech : Ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang di sampaikan

(8)

8 oleh individu ataupun kelompok di muka umum

ruang publik

➢ Hoax : Berita / pesan yang isinya tidak dapat di pertanggung jawabkan / bohong / palsu, baik dari segi sumber maupun isi

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

A. Pengertian Kesiapan Bela Negara

adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki seseorang baik secara fisik, mental maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.Kesiapsiagaan bela Negara diarahkan untuk menangkal faham-faham, ideologi dan budaya yang bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa Indonesia.

B. Kerangka kesiapsiagaan Bela negara 1) Konsep kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan bela Negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran profesi warganegara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman yang ada.

Rumusan 5 nilai bela Negara yaitu: rasa cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada pancasila sebagai ideologi Negara, rela berkorban untuk bangsa dan Negara, mempunyai kemampuan awal bela Negara.

2) Kesiapsiagaan belanegara dalam latsar CPNS

Latihan dan aktivitas dalam bidang olah rasa, olah fikir yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Sehingga setiap calon pegawai negeri sipil dapat selalu siap dan memberikan pelayanan yang terbaik dan professional. Kesiapsiagaan belanegara juga harus

(9)

9 didukung dengan kesehatan jasmani dan mental agar tidak mudah terprovokasi, tidak mudah percaya serta tidak mudah terpengaruh.

3) Manfaat kesiapsiagaan Bela Negara

Membentuk sikap disiplin waktu; aktivitas dan pengaturan kegiatan lainnya; membentuk jiwa kebersamaan;

membentuk fisik dan mental yang tangguh; menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme; melatih jiwa leadership; membentuk iman dan takwa ; melatih kecepatan, ketangkasan dan ketepatan; menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros,egois, tidak disiplin ; membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat dan kepedulian antar sesama.

II. AGENDA 2 NILAI – NILAI DASAR PNS 1. Berorientasi Pelayanan

Difinisi dari pelayanan public sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan/rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebuatuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan pendudukan atau barang, jasa, dan pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan public. Adapun penyelenggara pelayanan publik adalah setiap instutusi penyelenggara Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan UU untuk kegiatan pelayanan public dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan public, yaitu Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai dalam UU Nomor 5 Tahun 2014. Terdapat 3 unsur penting dalam pelayan publik:

a. Penyelenggara pelayanan yaitu ASN/Birokrasi

b. Penerima layanan yaitu Masyarakat, Stakeholders, atau sector privat

c. Kepuasan yang diberikan/diterima oleh penerima layanan

Untuk menjalankan fungsi sebagai pelaksana kebijakan dan pelayanan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa sesuai dengan pasal 10 UU ASN, pegawai ASN bertugas untuk:

a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas

(10)

10 c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

2. Akuntabel

Akuntabilitas adalah Kewajiban mempertanggung jawabkan segala tindak tanduk sebagai pelayan publik kepada atasan, Lembaga Pembina, dan lebih luasnya kepada public. Aspek-aspek akuntabilitas mencakup :

1) Sebuah hubungan (relation Ship) (individu/2 pihak/organisasikepada Negara dan masyarakat)

2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil,

3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan,

4) Akuntabilitas membutuhkan konsekuensi,

5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja.

Tingkatan akuntabilitas

a. Akuntabilitas personal :

Nilai – nilai yang ada pada diri seseorang (kejujuran, integritas, moral dan etika)

b. Akuntabilitas individu :

Hubungan individu – lingkungan kerja (PNS – Instansi pemberi kewenangan)

c. Akuntabilitas kelompok :

Antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi d. Akuntabilitas organisasi :

Hasil pelaporan kinerja oleh individu terhadap organisasi / institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya e. Akuntabilitas stakeholder :

Tanggung jawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat Panduan perilaku akuntabel

Uraian materi

1). Akuntabel dan interitas adalah konsep yang menjadi landasan dasar dari sebuah administrasi satu Negara (matsiliza dan Zonke 2017).

2). Integritas dan anti korupsi

Salah satu pilar penting dalam pemberantasan korupsi,

bersatunya ucapan dan perbuatan

(11)

11

kejujuran

3). Mekanisme akuntabiliti

contoh : system penilaian kinerja, system akurasi, system akrditasi, dan system pengawasan. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sector public yang akuntabel, mekanisme akuntabel harus mengandung dimensi :

1. Akuntabilitas kejujuran dan hokum (accountability for probity and legality)

2. Akuntabilitas proses (process accountability) 3. Akuntabilitas program ( program accountability) 4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability) 4). Konflik kepentingan

Suatu keadaan dimana seseorang memiliki kepentingan pribadi dan mempengaruhi tujuan dan pelaksanaan dari tugas kantor / organisasi

Tipe-tipe konflik

Ada 2 jenis konflik kepentingan

1. Keuangan Penggunaan sumberdaya Lembaga termasuk dana, peralatan atau sumberdaya aparatur untuk kepentingan pribadi

2. Non keuangan Penggunaan posisi / wewenang untuk membantu diri sendiri atau orang lain

Cara mengidentifikasi konflik kepentingan

Tugas public dengan kepentingan pribadi

Potensialitas Keterlibatan dalam mengambil keputusan atau tindakan

Proporsionalitas

Presence of mind

Janji

Akuntabel Dalam Konteks Organisasi Pemerintah 1). Transparan dan akses informasi

Perwujudan transparansi tata kelola Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UU Nomer 14 Tahun 2008. Memberikan jaminan konstitusionalagar praktk demokratisasi dan good

douvermence bermakna bagi pengambilan proses kebijakan terkait kepentingan publik.Seperti bunyi pasal 3 UU

Nomer 14 thn 2008 yang bertujuan :

(12)

12

Menjamin hak warga Negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan public pengambilan keputusan serta alasan pengambilan keputusan.

Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan public.

Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan dan pengelolaan badan public yang baik.

Mewujudkan penyelenggaraan Negara yang baik yaitu yang transparan efektif dan efisien, akuntabel erta dapat di pertanggung jawabkan.

Mengetahui alasan kebijakan publikyang mempengaruhi hajat hidup orang banyak.

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa

Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan public.

2). Praktek kecurangan dan prilaku korupsi

Penyalahgunaan wewenang akan berdampak pada praktek kecurangan (Fraud) Fraud adalah sekumpulan tindakan yang tidak di izinkan dan melanggar hokum yang di tandai adanya unsur kecurangan yang di sengaja. (The institute of internal auditor IIA) Cakupan (tipologi) dari Fraud

Kecurangan tindak pidana korupsi

Kecurangan penggelapan asset

Kecurangan dalam laporan keuangan Fraud terjadi karna 3 hal :

Insentif / tekanan untuk melakukan fraud

Sikap / rasionalisasi untuk membenarkan fraud

Penentu keberhasilan pembangunan etika prilaku / kultur Organisasi yang anti kecurangan

a. Komitmen dari top manajemen dalam organisasi b. Membangun lingungan organisasi yang kondusif c. Perekrutan dan promosi pegawai

d. Pelatihan nilai nilai organisasi dan standar pelaksanaan e. Menciptakan komunikasi efektif

f. Menegakan kedisiplinan

(13)

13 3). Penggunaan sumber daya milik Negara

Fasilitas publik tidak di gunakan untuk kepentingan pribadi 4). Penyimpanan penggunaan dan informasi pemerintah

Proses suatu organisasi akuntabel karena adanya kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan informasi dan data yang di butuhkan oleh masyarakat pembuat kebijakan / pengguna informasi (Mulgan 1997).

Informasi dan data yang dikumpulkan dan di laporkan harus:

Relevan

Reliable (dapat di percaya)

Understandable (dapat dimengerti)

Comparable (dapat dibndingkan)

5). Membangun budaya anti korupsi dalam organisasi pemerintahan penyusunan kode etik, dukungan lembaga dan sanksi bagi prilaku pelanggaran adalah beberapa hal yang sangat penting yang perlu di perhatikan akuntabilitas pimpinan lembaga menjadi pegangan prilaku pegawai.

3. Kompeten

• Situasi dunia saat ini → “Vuca World” → Dunia yang penuh gejolak (Volatility) disertai penuh ketidakpastian (Uncertainity), situasinya saling berkaitan dan saling mempengaruhi (complexity) serta ambiguitas (ambiguity)

• Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandingkan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri

• Kompetensi adalah perpaduan aspek pengetahuan (Knowledge), keterampilan (Skill), dan sikap (Attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.

• Standarisasi kompetensi ASN : a. Kompetensi teknis

b. Kompetensi manajerial c. Kompetensi sosial kultural

• Perilaku ASN dalam aspek kompeten :

(14)

14 a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan

yang selalu berubah

b. Membantu orang lain belajar

c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

4. Hamonis

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Indonesia sangat kaya akan sumber daya alami, hayati, suku bangsa dan budaya. Pengertian nasionalisme secara luas memiliki makna pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. ASN harus memiliki sikap dalam menjalankan peran dan fungsi pelayan masyarakat, ASN bekerja dalam lingkungan berbeda dari sisi suku, budaya, agama dan lain-lain.

Konsep dan teori nasionalisme kebangsaan antara lain;

a. Perspektif modernis; Melihat bahwa bangsa merupakan hasil dari modernisasi dan rasionalisasi seprti dicontohkan dalam negara birokratis.

b. Aliran primordialis; Bangsa merupakan sebuah pemberian historis yang selalu hadir dalam sejarah manusia dan memperlihatkan kekuatan inheren pada masa lalu dan generasi masa kini

c. Perspektif perenialis; bangsa modern bukan suatu yang baru karean dia muncul sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya

d. Aliran etnosimbolis; gabungan dari 3 aliran tersebut diatas.

Bhinekaan dan keragaman suku bangsa dan budaya memberikan manfaat dan juga tantangan yang besar bagi negara indonesia.

Harmoni adalah kerjasama antara berbagai faktor yang sedemikian rupa sehingga faktor faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur, Harmoni juga merupakan salah satu kunci sukses dalam bekerja.

Kode etik dan kode perilaku ASN (UU No. 5 tahun 2014)

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegrasi tinggi

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin

(15)

15 c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan perundang

– undangan

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan / pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan perundang – undangan dan etika pemerintahan f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara

bertanggung jawab, efekif, dan efisien

h. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan

i. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang – undangan mengenai disiplin pegawai ASN

Tugas ASN sesuai dengan UU No.5 tahun 2014

a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan

b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas

5. Loyal

Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas:

a. Taat pada peraturan b. Bekerja dengan integritas

c. Tanggung jawab pada organisasi d. Kemauan untuk bekerjasama e. Rasa memiliki yang tinggi f. Hubungan antar pribadi

g. Kesukaan terhadap pekerjaan

h. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan i. Menjadi teladan bagi pegawai lain

Panduan perilaku Loyal ASN:

(16)

16 1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah

2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta

3. Menjaga rahasia jabatan dan negara

Kata kunci untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”

Membangun Rasa Loyal

a. hal yang dilakukan untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap organisasi :

1) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki 2) Meningkatkan Kesejahteraan

3) Memenuhi Kebutuhan Rohani

4) Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir 5) Melakukan Evaluasi secara Berkala

b. Memantapkan wawasan kebangsaan c. Meningkatkan nasionalisme

6. Adaptif

A. Pengertian Adaptif

Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuh kembangkan dalam diri individu maupun organisasi

B. Kreativitas dan Inovasi

Kreativitas dapat dipandang sebagai sebuah kemampuan (an ability) untuk berimajinasi atau menemukan sesuatu yang baru.

memunculkan ide dengan cara mengkombinasikan, merubah atau memanfaatkan kembali ide.

C. Organisasi adaptif

Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unsur dasar yaitu:

(17)

17

• lanskap (landscape): memahami adanya kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan strategis yang berubah secara konstan

• pembelajaran (learning): pembelajaran yang terdiri atas elemen-elemen adaptive organization yaitu perencanaan beradaptasi, penciptaan budaya adaptif, dan struktur adaptasi.

• kepemimpinan (leadership): unsur kepemimpinan yang menjalankan peran penting dalam membentuk adaptive organization.

Beberapa faktor yang biasanya mempengaruhi pilihan sentralisasi dan desentralisasi dalam proses pengambilan keputusan adalah:

a. Perubahan dan ketidakpastian lingkungan yang lebih besar biasanya dikaitkan dengan desentraliasasi

b. Jumlah sentralisasi atau desentralisasi harus sesuai dengan strategi pencapaian tujuan organisasi

c. Pada masa krisis atau saat diujung tanduk, wewenang dapat dipegang dengan sentralisasi pada jabatan di level elit

D. Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN

Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan.

Untuk memastikan agar organisasi terus mampu memiliki pengetahuan yang mutakhir, maka organisasi dituntut untuk melakukan lima disiplin, yaitu:

a. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal mastery).

b. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision).

c. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin wujudkan (mental model).

d. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatankegiatan untuk mewujudkan visinya (team learning).

(18)

18 e. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata

kuda, atau bermental silo (systems thinking).

Di sektor publik, budaya adaptif dalam pemerintahan ini dapat diaplikasikan dengan tujuan untuk memastikan serta meningkatkan kinerja pelayanan publik. Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain sebagai berikut:

a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan b. Mendorong jiwa kewirausahaan

c. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah

d. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat dan sebagainya

e. Terkait dengan kinerja instansi

Jeff Boss dalam Forbes5 menulis ciri-ciri orang yang memiliki kemampuan atau karakter adaptif, yang beberapa diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Eksperimen orang yang beradaptasi

2. Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan 3. Memiliki sumberdaya

4. Selalu berpikir ke depan 5. Tidak mudah mengeluh

6. Orang yang mudah beradaptasi tidak menyalahkan.

7. Tidak mencari popularitas 8. Memiliki rasa ingin tahu 9. Beradaptasi

10. Memperhatikan sistem 11. Membuka pikiran

12. Memahami apa yang sedang diperjuangkan Panduan Perilaku Adaptif

Seorang pemimpin adalah seseorang yang membawa perubahan adaptif, bukan teknis. Dia membuat perubahan yang menantang dan mengacaukan status quo dan dia harus meyakinkan orang-orang yang marah bahwa perubahan itu untuk kebaikan mereka sendiri dan kebaikan organisasi. Johansen menyarankan pemimpin organisasi melakukan hal berikut:

1. Hadapi Volatility dengan Vision

(19)

19 2. Hadapi Uncertainty dengan Understanding

3. Hadapi Complexity dengan Clarity 4. Hadapi Ambiguity dengan Agility Berikut 4 tipe budaya organisasi yaitu:

• Budaya adaptif (adaptive culture)

• Budaya misi (mission culture)

• Budaya klan (clan culture)

• Budaya birokratik (bureaucratic culture) A. Perilaku Adaptif Individual

Individu atau sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan terampil kian dibutuhkan dunia kerja ataupun industri yang juga semakin kompetitif. Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus selalu adaptif atau mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai keadaan

B. Panduan Membangun Organisasi Adaptif

Membangun organisasi adaptif menjadi sebuah keharusan bagi instansi pemerintah agar dapat menghasilkan kinerja terbaik dalam memberikan pelayanan publik. Organisasi adaptif baik di sektor publik maupun bisnis dapat dibangun dengan beberapa preskripsi yang kurang lebih sama, yaitu antara lain:

a) Membuat Tim yang Diarahkan Sendiri

b) Menjembatani Silo Melalui Keterlibatan Karyawan

c) Menciptakan Tempat dimana Karyawan dapat Berlatih Berpikir Adaptif

7. Kolaboratif

Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “Collaborative governance“

sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance.

Enam kriteria prnting untuk kolaborasi :

a. Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;

b. Peserta dalam forum termasuk aktor Nonstate.

c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan

keputusan dan bukan hanya dikonsultasikan oleh agensi publik.

d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif.

e. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik) dan

(20)

20 f. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen

Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:

a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;

b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;

c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);

d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;

e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;

f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan

g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang diberikan.

Aktivitas Antar Organisasi meliputi : a. Kerjasama Informal;

b. Perjanjian Bantuan Bersama;

c. Memberikan Pelatihan;

d. Menerima Pelatihan;

e. Perencanaan Bersama;

f. Menyediakan Peralatan;

g. Menerima Peralatan;

h. Memberikan Bantuan Teknis;

i. Menerima Bantuan Teknis;

j. Memberikan Pengelolaan Hibah; dan k. Menerima Pengelolaan Hibah.

Proses yang harus dilalui dalam menjalankan kolaborasi adalah:

1) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi

2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;

(21)

21 3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan;

sharing ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;

4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan

5) Menetapkan outcome antara.

Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar Lembaga pemerintah:

1. Kepercayaan,

2. Pembagian kekuasaan, 3. Gaya kepemimpinan, 4. Strategi manajemen dan

5. Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas public.

Factor-faktor yang menghambat keberhasilan dalam kolaborasi antar Lembaga pemerintah yaitu :

1. Ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi dan

2. Dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.

Mengenal Whole-of-Government (WoG)

sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan,

Syarat Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yaitu :

1. Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan

2. Penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan fasilitas yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan;

(22)

22 3. Dalam hal melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakannya sendiri;

4. Apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan publik, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan membutuhkan surat keterangan dan berbagai dokumen yang diperlukan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lainnya;

dan/atau

5. Jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya, peralatan, dan fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut.

Manfaat WoG

a) Outcomes-focused Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh K/L sektoral secara masing-masing.

b) Boundary-spanning Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu instansi, tetapi lintas instansi

c) Enabling WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani tantangan kebijakan yang kompleks

d) Strengthening prevention WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang mungkin berkembang lebih jauh

Bentuk WoG

• Integrating Service Delivery (ISD) ;Proses penyatuan pemberian layanan kepada publik

• Koordinasi dan Kolaborasi ;Pemerintah horizontal yang berkoordinasi atau berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama

• Integrating and Rebalancing Governance ;Kontrol politik dan otonomi administrasi seperti di Inggris

• Culture Change ; Konsep-konsep social glue (perekat), budaya organisasi

WoG berdasarkan jenis

• Pelayanan yang bersifat adminisitratif ; Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat

• Pelayanan jasa ; Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan lainnya

(23)

23

• Pelayanan barang ; Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan seterusnya

• Pelayanan regulatif ; Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.

WoG berdasarkan pola

• Pelayanan Teknis Fungsional ; Suatu pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya

• Pelayanan Satu Atap ; Pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing

• Pelayanan Satu Pintu ; Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan

• Pelayanan Terpusat ; Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan

• Pelayanan Elektronik ; Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

III. AGENDA 3 KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

1. Smart ASN

Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety, digital culture, dan digital ethics.

Kerangka kurikulum literasi digital ini digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.

(24)

24 Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:

a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.

b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.

c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.

d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.

e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.

Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media. d. Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-rata skor indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3.

Sehingga literasi digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survei harus diperkuat. Penguatan literasi digital ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. e. Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital, dalam konteks literasi digital.

Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:

A. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

1. Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)

2. Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar.

(25)

25 3. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings

4. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan ecommerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.

B. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

1. Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika berinternet (netiquette)

2. Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.

3. Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku

4. Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

C. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

1. Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia

2. Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.

3. Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika

4. Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.

D. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada:

1. Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint) Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi)

(26)

26 2. Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.

3. Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed

4. Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi

2. Manajemen ASN

Managemen ASN yang di inginkan adalah Profesional dan berkarakter dengan birokrasi berkelas dunia 2025 : pengelolaan ASN untuk menghasilkan ASN :

1. Profesional

2. Memiliki nilai dasar 3. Etika profesional

4. Bebas dari intervensi publik 5. Bersih dari praktek kkn

Kedudukan ASN (UU nomer 5 tahun 2014)

1. PNS adalah :warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu ,diangkat sebagai kepegawaian untuk mendududki jabatan pemerintahan dan memiliki nomer NIP secara nasional 2. PPPK adalah Warga negara Indonesia yang mememnuhi syarat

tertentu , yang di angkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan sesuai dengan kebutuhan intansi pemerintah dan ketentuan perundang -undangan.

Fungsi Dan Tugas ASN

1. Pelaksana kebijakan publik →melaksanakan kebijakan yang di bat oleh pejabat pembina kepegwaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2. Pelayan public →Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas

3. Perekat dan pemersatu baangsa →Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI

(27)

27 Perbandingan Hak PNS DAN PPPK ( pasal 21 UUNo 5 Tahun 2014 :

Pengembangan Komptensi Berdasarkan 1. Dasar hukum

• Undang-Undang No 5 Tahun 2014 Tentang ASN

• PP No 11 Tahun 2017 tentang managemen PNS

2. Peraturan LAN No .10 Tahun 2018 tentang pengembnagan kompetensi PNS pasal 5

Perlindungan PNS (Pasal 92 UU ASN Tahun 2014) - Jaminan kematian

- Jaminann kecelakaan kerja - Jaminann kesehatan

- Bantuan hukum Kewajiban ASN

1. Setia dan Taat pada PANCASILA, UUD 45, NKRI

2. Menjaga perastuan dan kesatuan bangsa 3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan

pejabat pemerintahan ynag berwenang 4. Menaati ketentuan perundang-undangan 5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan

penuh pengabdian, kejujuran,kesadaran ,dan tanggung jawab

PNS PPPK

1. Gaji

2. Tunjangan 3. Perlindungan 4. Pengembangan

kompetesi 5. cuti

6. Jaminan pensiun dan hari tua

1. Gaji

2. Tunjangan 3. Perlindungan 4. Pengembangan

kompetensi 5. cuti

6. -

(28)

28 6. Menunjukan integritas dan keteladanann

dalam sikap ,perilaku,ucapan dan tindakan kepada setiap orang ,baik di dalam maupun di luar kedinasan

7. Menyimpan rahasia jabatan dan haya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai denan ketentuan peraturan perundang-undangan 8. Bersedia di tempatkan di seluruh wilayah

NKRI

Kode Etik Dan Perilaku ASN

Tujuannya ; Menjaga martabat dan kehormatan ASN 1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur

bertanggung jawab dan berintegritas tinggi . 2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan

disiplin

3. Melayani dengan sikap hormat,santun,dan tampa tekanan

4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan 5. Tidak menyalagunakan informasi intern

Negara ,dan jabatan untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain

6. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan

7. Melayani dengan sikap hormat

8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentinan dalam melaksanakan tugas

9. Melasanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan eraturan perundang -undangan

(29)

29 10. Memegang teguh nilai dasar ASN dan barang

milik Negara secara bertanggung jawab ,efektif,dan efisien

11. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya

3. Sistem Merit (pasal 1 UU ASN tentang ketentu umum )

Adalah Kebijakan dan managemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil, dan wajar tampa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal- usul, jenis kelamin, ststus, pernikahan, umur, atau kondisis kecatatan

Manfaat Sistem Merit 1. Bagi Organisasi

- Mendukung keberadaan penerapan sistem akutabilitas - mengarahkan SDM untuk dapat memeprttanggung

jawabkan tugas dan fungsinya

- Mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegrasis untuk mencapai visi dan misinya

2. Bagi pegawai

- Menjamin keadilan dan ruang keterbukaan dalam menjalankan karier seorang pegawai

- Memiliki ksesmpatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri

Pelaksanaan Sistem Merit Dalam Pengelolaan SDM Perencanaan :

1. perencanaan kebutuhan pegawai 2. memilih pegawai ASN

3. Menempatkan pegawai sesuai perencanaan

Monitoring, Penilaian, Pengembangan Tenaga ASN dalam hal ; 1. pangkat dan jabatan

2. karier

3. mutasi pegawai 4. kinerja

Kelembagaan Dan Jaminan Sistem Merit dalam pengelolaan ASN 1. Komisi ASN : Mempunyai kewenangan untuk melakukan

MONEV pelaksanaan kebijakan dan managemen ASN

(30)

30 2. KEMENPAN RB : Memberikan bimbingan pertimbangan pada proses penindakan pejabat yang berwenang dan pejabat pembina kepegwaian atas penyimpangan pelaksanaan sistem merit pengelolaan ASN

3. Mekanisme Pengelolaan ASN

a. Dasar hukum; Undang -undang nomer 5 tahun 2014 tentang ASN (managemen PNS diatur mulai pasal 55 UU ASN)

b. Managemen PNS

1. Penyusunan dan penetapan kebutuhan 2. Pengadaan

3. Pangkat dan jabatan

4. Pengembangan karier dan pola kerja 5. Promosi

6. MutasI

7. Penilaian kerja

8. Pengajian dan tunjangan 9. Penghargaan

10. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua 11. Disiplin

12. Perlindungan

c. Managemen PPPK diatur pada pasal 93 Penetapan kebutuhan

1. Penetapan kebutuhan 2. Pengadaan

3. Penilaian kinerja

4. Penggajian dan pengembangan kompetensi 5. Pemberian penghargaan

6. Disiplin

7. Pemutusan hubungan perjanjian kerja 8. Perlindungan

4. Penggantian Pejabat Pimpinan Tinggi

- JPT hanya dapat di duduki paling lama 5 tahun - memenuhi target kinerja tertentu

- Dilakukan ulang uji kompetensi

5. Pengawasan Dalam Proses Pengisian Jabatan Pimpinan - Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Tinggi Pratama

(31)

31 Pemilihannnya melalui :

Pembentukan panitia seleksi → pengumuman jabayan yang lowong → pelaksana seleksi → pengusulan nama calon → penetapan calon → pelantikan → terpilih pimpinan tinggi pratama Organisasi

Pegawai ASN terhimpun dalam wadah Korps profesi pegawai ASN Republik Indonesia

Tujuan Korps profesi pegawai ASN Republik Indonesia ;

- Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN - Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa Fungsi :

- Pembinaan dan pengebangan profesi ASN

- Memberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota korps profesi ASN

- Memberikan rekomendasi kepada manjelis kode etik Instansi Pemerintah terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi

- Menyelengarakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi ASN

Sistem Informasi ASN berisikan :

Riwayat pendidikan dan latihan ,riwayat jabatan dan kepangkatan ,riwayat hidup ,riwayat pendididkan formal dan non formal ,riwayat gaji,riwayat pengalaman berorganisasi,,riwayat penghargaan tanda jasa atau tanda kehormatan

Penyelesain Sengketa

Penyelesaian sengketa pegawai ASN di upayakan melalui upaya administratif , upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif keberatan diajukan secara tertulis kepada atasan , ketentuan lebih lanjut mengenai upaya administratif dan badan pertimbangan ASN diatur dengan peraturan pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait