RESUME PASAR MODAL TM 5
REGULASI TERKAIT PERUSAHAAN EFEK
Nama : Alfina Reza Amelia Kelas : Pasar Modal
NIM : 042111233150
DEFINISI PERUSAHAAN EFEK
Dilansir dari situs OJK, perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha dan memiliki izin Otoritas Jasa Keuangan sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE), Perantara Pedagang Efek (PPE), dan atau Manajer Investasi (MI).
JENIS PERUSAHAAN EFEK :
Nama Kegiatan Usaha Fungsi Kegiatan Usaha Tugas Kegiatan Usaha Perantara Pedagang Efek
(PPE) atau broker-dealer
Membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.
• Melakukan kegiatan jual beli Efek (surat berharga) untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.
• Jual-beli Efek seperti saham dan obligasi dapat dilakukan di Bursa Efek atau melalui transaksi di luar bursa (transaksi Cver- the-Counter/OTC).
Penjamin Emisi Efek (PEE) atau underwriter
Melakukan kegiatan usaha jual beIi efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.
Membantu calon Emiten (perusahaan terbuka) dalam melaksanakan Penawaran Umum Saham (Initial Public Offering / IPO), dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.
Manajer Investasi (MI) atau fund manager / investment company
Mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali Perusahaan Asuransi, Dana Pensiun, dan Bank yang melakukan sendiri
• Pengelolaan portofolio efek nasabah tertentu berdasarkan perjanjian pengelolaan dana yang bersifat bilateral dan individual yang disusun sesuai peraturan Pengawas Pasar Modal.
• Pengelolaan portofolio investasi kolektif untuk
kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Misalnya, reksadana.
kepentingan sekelompok nasabah melalui wadah produk-produk yang diatur dalam peraturan Pengawas Pasar Modal.
• Kegiatan lainnya yang sesuai dengan ketentuan Pengawas Pasar Modal.
SYARAT PERMODALAN PERUSAHAAN EFEK
1. Komisaris Independen minimal 30% dari jajaran Dewan Komisaris;
2. Direktur Independen minimal 1 orang dari jajaran anggota Direksi 3. Komite Audit
4. Unit Audit Internal 5. Sekretaris Perusahaan
KEGIATAN YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN EFEK
Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berikut beberapa kegiatan yang dilakukan perusahaan efek sebagai penjamin efek :
1. Penjaminan Emisi Efek, yaitu penjaminan atas Efek yang diterbitkan melalui Penawaran Umum dengan kontrak penjaminan emisi Efek yang dapat berbentuk kesanggupan penuh (full commitment) atau kesanggupan terbaik (best effort)
2. Kegiatan lain yang berkaitan dengan Penawaran Umum dan/atau aksi korporasi dari perusahaan yang akan atau telah
3. Melakukan Penawaran Umum yang tata caranya diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal seperti pemberian nasihat oleh Penjamin Emisi Efek kepada Emiten.
Contoh kegiatan lain pemberian nasihat antara lain kegiatan selaku penasihat keuangan (financial advisor) untuk kegiatan penerbitan Efek, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, restrukturisasi, transaksi material, dan/atau transaksi afiliasi dan benturan kepentingan transaksi tertentu
Selain itu, Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek yang melakukan kegiatan lain berupa pemberian nasihat kepada Emiten. Contohnya dokumen
yang wajib ditandatangani penasihat keuangan (financial advisor) yaitu prospektus untuk penerbitan Efek atau dokumen keterbukaan informasi dalam rangka penggabungan, peleburan, pengambilalihan, restrukturisasi, transaksi material, dan/atau transaksi afiliasi dan benturan kepentingan transaksi tertentu Emiten.
Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dapat menjalankan kegiatan lain selain kegiatan utama sebagai berikut:
a. Kegiatan penjaminan atas Efek yang ditawarkan tidak melalui Penawaran Umum yang diterbitkan oleh badan hukum Indonesia.
b. Kegiatan sebagai penata laksana penerbitan (arranger) atas Efek yang ditawarkan tidak melalui Penawaran Umum
c. Kgiatan sebagai penasihat keuangan (financial advisor) kepada setiap Pihak selain Emiten;
d. Kegiatan pendanaan terkait penjaminan emisi Efek seperti penyertaan modal dan/atau pembiayaan pra Penawaran Umum.
e. Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dapat mengajukan kegiatan lain selain kegiatan yang telah ditetapkan
PERIZINAN
Berdasarkan informasi dari Kep-334/BL/2007, ketentuan umum perizinan perusahaan efek di Indonesia:
1. Pihak yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan LK.
2. Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a peraturan ini dapat melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi serta kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK.
3. Izin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek berlaku juga sebagai izin usaha Perantara Pedagang Efek. Sedangkan izin usaha sebagai Perantara Pedagang Efek tidak dapat digunakan untuk melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek.
4. Perusahaan Efek yang memiliki izin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dapat menjalankan kegiatan penjaminan emisi Efek dan kegiatan lain yang berkaitan dengan aksi korporasi, yaitu pemberian nasihat dalam rangka penerbitan Efek, penggabungan, peleburan, pengambilalihan,
dan atau restrukturisasi, serta kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK.
5. Perusahaan Efek yang memiliki izin usaha sebagai Perantara Pedagang Efek dapat menjalankan kegiatan jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau Pihak lain serta kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK.
6. Perusahaan Efek yang memiliki izin usaha sebagai Manajer Investasi dapat menjalankan kegiatan pengelolaan dana nasabah yang diinvestasikan pada portofolio Efek atau portofolio investasi kolektif, serta kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK.
LARANGAN BAGI PERUSAHAAN EFEK
Menurut informasi dari Ringkasan Materi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), berikut larangan perusahaan efek sebagai perantara efek :
1. Rekomendasi kepada nasabah untuk membeli, menjual, atau mempertukarkan Efek tanpa memperhatikan tujuan investasi dan keadaan keuangan nasabah
2. Jaminan atas kerugian yang diderita nasabah dalam suatu transaksi Efek.
Selain 2 hal di atas, terdapat larangan lain seperti insider trading yang diatur dalam Undang- Undang Pasar Modal (UUPM) No. 8 Tahun 1995. Berdasarkan informasi dari laman Binus, insider trading adalah praktik ilegal di mana seorang investor mendapat informasi tentang peluang dan keuntungan dalam transaksi jual beli saham. Kepastian informasi itu bersumber dari orang dalam (inside information) perusahaan yang akan melakukan jual beli dengan menggunakan informasi yang mengandung fakta materil yang belum tersedia untuk umum (diinformasikan kepada publik) dan karena tindakannnya pelaku memperoleh keuntungan dari transaksi yang dilakukannya. Adapun pada pasal 95 telah menjelaskan tentang cakupan Insider Trading, yaitu:[5]
1. Komisaris, direktur, atau pegawai emiten;
2. Pemegang saham utama emiten;
3. Orang perorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan usahanya dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi; atau
4. Pihak yang dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi menjadi pihak sebagaimana dimaksud dalam poin-poin di atas
PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN EFEK YANG DISIMPAN OLEH PERUSAHAAN EFEK
Berdasarkan Ringkasan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 54 /Pojk.04/2020 tentang Pengendalian Dan Perlindungan Efek Yang Disimpan Oleh Perusahaan Efek :
1. Kewajiban Perusahaan Efek untuk melakukan pembukuan harian atas Efek yang disimpan atau dimiliki oleh Perusahaan Efek melalui Buku Pembantu Efek dan menyusun Laporan Buku Pembantu Efek.
2. Pengaturan mengenai pembukuan harian atas Efek yang disimpan, antara lain:
a. Ketentuan mengenai kepemilikan atas Efek dalam Buku Pembantu Efek.
b. Muatan minimum atas pembukuan dalam Buku Pembantu Efek.
3. Ketentuan atas kewajiban Perusahaan Efek untuk menempatkan Efek nasabah dalam pengendalian langsung Perusahaan Efek.
4. Pengaturan mengenai pemisahan Efek nasabah, yaitu:
a. Prosedur bagi Perusahaan Efek dalam menghitung jumlah Efek Bebas dan Efek Jaminan.
b. Kewajiban Perusahaan Efek berdasarkan perhitungan Efek Jaminan.
5. Pengaturan mengenai perlindungan Efek nasabah, yaitu:
a. Larangan Perusahaan Efek menggunakan Efek nasabah untuk jaminan penyelesaian kewajiban Perusahaan Efek kepada LKP tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan dengan perjanjian khusus.
b. Kewajiban Perusahaan Efek membuka subrekening Efek Jaminan dalam hal penggunaan Efek nasabah sebagai Efek Jaminan disetujui oleh nasabah.
c. Ketentuan bagi nasabah umum yang mendapatkan penjatahan Efek pada penawaran umum dan belum memiliki rekening Efek.
d. Kewajiban Perusahaan Efek memberikan akses informasi kepada nasabah.
6. Pengaturan mengenai pembukuan dan penyelesaian selisih Efek, yaitu:
a. Kewajiban pembukuan selisih Efek secara harian.
b. Kewajiban Perusahaan Efek untuk melakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab dan menyelesaikan selisih Efek yang terjadi.
c. Kewajiban Perusahaan Efek untuk membeli selisih Efek yang belum diselesaikan dalam waktu 5 (lima) hari kerja.
7. Pengaturan mengenai penilaian harian pada buku pembantu Efek, yaitu:
a. Kewajiban untuk mengacu standar akuntansi keuangan yang berlaku dalam melakukan penentuan nilai pasar wajar Efek.
b. Ketentuan mengenai nilai pasar wajar.
8. Pengaturan mengenai tanggung jawab direktur Perusahaan Efek atas buku pembantu efek, yaitu kewajiban pelaporan 2 (dua) direktur Perusahaan Efek dengan tanggung jawab atas buku pembantu Efek kepada OJK dan penandatanganan laporan Modal
PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PERANTARA PEDAGANG EFEK
1. Kewajiban Perantara Pedagang Efek untuk mempunyai dan melaksanakan paling sedikit 6 (enam) fungsi, yaitu:
a. Pemasaran;
b. Manajemen risiko;
c. Pembukuan;
d. Kustodian;
e. Teknologi informasi; dan f. Kepatuhan.
2. Perantara Pedagang Efek wajib melakukan pemisahan atas 6 (enam) fungsi dimaksud. Dalam hal Perantara Pedagang Efek memiliki fungsi riset, fungsi tersebut wajib dipisahkan dengan fungsi lainnya.
3. Ketentuan terkait larangan bagi pegawai yang melaksanakan setiap fungsi dan ketentuan pemisahan fungsi dalam hal kegiatan usaha Perantara Pedagang Efek masih tergabung dengan kegiatan usaha Penjamin Emisi Efek dan/atau Manajer Investasi dalam Perusahaan Efek yang sama.
4. Pengaturan mengenai ketentuan kewajiban pelaporan kepada Otoritas Jasa Keuangan, dalam hal terdapat permasalahan yang mengakibatkan salah satu atau beberapa fungsi tidak dapat beroperasi.
5. Pengaturan mengenai pelaksanaan fungsi pemasaran, antara lain:
a. Tanggung jawab unit kerja yang melakukan fungsi pemasaran.
b. Ketentuan dalam membuat kontrak pembukaan rekening Efek.
c. Ketentuan yang harus dipenuhi dalam penerimaan pesanan dan/atau instruksi untuk kepentingan nasabah.
6. Pengaturan mengenai pelaksanaan fungsi manajemen risiko, antara lain:
a. Tanggung jawab dan ketentuan unit kerja dalam melaksanakan fungsi manajemen risiko.
b. Cakupan prosedur operasi standar terkait transaksi Efek yang dilakukan untuk kepentingan Perantara Pedagang Efek atau pihak terafiliasi.
7. Pengaturan mengenai pelaksanaan fungsi pembukuan, antara lain:
a. Tanggung jawab unit kerja yang melakukan fungsi pembukuan.
b. Ketentuan mengenai sistem pencatatan atas transaksi Efek.
8. Pengaturan mengenai pelaksanaan fungsi kustodian, antara lain:
a. Tanggung jawab unit kerja yang melakukan fungsi kustodian.
b. Muatan dalam rekening Efek, buku pembantu Efek, buku pembantu dana, dan buku pembantu transaksi.
9. Pengaturan mengenai pelaksanaan fungsi teknologi informasi, antara lain:
a. Hal yang wajib dipenuhi oleh unit kerja yang menjalankan fungsi teknologi informasi.
b. Ketentuan mengenai database untuk merekonstruksi transaksi keuangan.
c. Ketentuan bagai Perantara Pedagang Efek yang menggunakan sistem perdagangan online untuk menyajikan informasi dalam situs web dan memiliki jalur komunikasi telepon siaga.
10. Pengaturan mengenai pelaksanaan fungsi kepatuhan, antara lain:
a. Ketentuan bagi pelaksana fungsi kepatuhan.
b. Penetapan kewenangan fungsi kepatuhan dalam pakta tertulis.
c. Pelaporan kepada dewan komisaris dan Otoritas Jasa Keuangan dalam hal terdapat indikasi pelanggaran atas ketentuan peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh Perantara Pedagang Efek dan/atau nasabahnya.
11. Pengaturan mengenai ketentuan yang wajib dipenuhi oleh Perantara Pedagang Efek terkait alih daya fungsi pemasaran, fungsi pembukuan, fungsi Kustodian, dan/atau fungsi teknologi informasi Perantara Pedagang Efek kepada pihak lain.
12. Kewajiban Perantara Pedagang Efek untuk menyimpan semua dokumen, rekaman data, dan/atau pembicaraan dan pencatatan Perantara Pedagang Efek paling singkat 5 (lima) tahun
PRINSIP MENGENAL NASABAH (PMN) OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI SEKTOR PASAR MODAL INDONESIA
Berdasarkan informasi dari POJK Nomor 22 POJK.04/2014 tentang Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) paragraph 3 pasal 10, penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah mempunyai uraian tanggung jawab paling kurang sebagai berikut:
1. Memastikan seluruh kegiatan dalam rangka penerapan Prinsip Mengenal Nasabah terlaksana;
2. Memantau, menganalisis, dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan tentang penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi pejabat dan/atau pegawai Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal; dan
3. Menjaga kerahasiaan informasi terkait penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
DAFTAR PUSTAKA
Adams.co.id. Peraturan Nomor V.A.1 : Perizinan Perusahaan Efek. Kep-334/BL/2007, 28 September 2007. https://adams.co.id/rule/BAPEPAM/Persh_Efek/v_a_1.htm
Hadijah, Siti. (2022). Perusahaan Efek – Definisi, Fungsi, dan Daftar Perusahaan di Indonesia.
Diakses pada 11 Maret 2024, dari https://www.cermati.com/artikel/perusahaan-efek- definisi-fungsi-dan-daftar-perusahaan-efek-di-indonesia
Idx.co.id. Panduan IPO (Go Public).
https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Information/ForCompany/Panduan-Go- Public%20_Dec-2015.pdf
OJK. (2014). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 22/ Pojk.04 / 2014 Tentang Prinsip Mengenal Nasabah Oleh Penyedia Jasa Keuangan Di Sektor Pasar Modal
OJK. (2018). Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14 /Seojk.04/2018 tentang Kegiatan Lain Bagi Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Penjamin Emisi Efek Dan Perantara Pedagang Efek
OJK. (2020). Ringkasan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 54 /Pojk.04/2020 tentang Pengendalian Dan Perlindungan Efek Yang Disimpan Oleh Perusahaan Efek
OJK. (2020). Ringkasan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 50 /Pojk.04/2020 tentang Pengendalian Internal Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara Pedagang Efek
Ojk.go.id. Ringkasan Materi Peraturan OJK (POJK) tentang Perilaku Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara Pedagang Efek. Diakses pada 11 Maret 2024, dari https://www.ojk.go.id/id/regulasi/Documents/Pages/Perilaku-Perusahaan-Efek- yang-Melakukan-Kegiatan-Usaha-Sebagai-Perantara-Pedagang-Efek-
/summary%20pojk%203.pdf
Riyanto, Agus dan Suwardi. (2021). Insider Trading dan Kendalanya di Pasar Modal. Diakses pada 11 Maret 2024, dari https://business-law.binus.ac.id/2021/07/18/insider-trading-dan- kendalanya-di-pasar-modal/