• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Terhadap Koreografi Nonliteral

N/A
N/A
Cantik Purba

Academic year: 2023

Membagikan "Pendekatan Terhadap Koreografi Nonliteral"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MEREVIEW BUKU

CANTIK GEMILANG KASIH PURBA 2212025011

ANGKATAN 22

PROGRAM STUDI SENI TARI FAKULTAS PERTUNJUKKAN

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA TAHUN 2023/2024

(2)

New Dance

Pendekatan Terhadap Koreografi Nonliteral MARGERY J. TURNER

UNIVERSITY OF PITTSBURGH PRESS I. SIFAT NONLITERAL DANCE

A. Apakah nonliteral dance

Nonliteral dance adalah seni movement dan motion sebagai wahana komunikasi.

Tari sifatnya tidak berhubungan dengan otak melainkan berhubungan dengan motor logic. Movement adalah kenyataan gerakan fisik sedangkan motion gerak ilusi dan residu serta Logic diartikan sebagai rasa artikulasi dari adanya gerakan yang ditunjukkan oleh keterampilan otot syaraf dan kesadaran kinestetis.

B. Peranan Ilusi

Tari lebih sempurna, kurang jelas kelihatannya aktualitasnya (perototan, tenaga, control dan sebagainya). Elemen - elemen yang dicpta secara artistic adalah realitas yang sebenarnya kekuatan - kekuatan gerakan tari, jelas kelihatan sebagai pusat kekuatan dan asalnya, konflik - konflik dan resolusinya, naik dan menurun kehidupan ritmisnya. Kemudian pengaruh estetis tentang tari terletak pada totalitas ilusi dari pada bagian – bagian yang masuk ke kreasi ilusi itu. Ilusi eksis untuk kepentinan sendiri.

C. Arti dari Estetika dalam Nonliteral Dance

Nonliteral dance berkomunikasi dengan langsung tanpa diperlukan terjemahan atau keterangan. Tetapi, kebingungan dan pertentangan mengenai arti yang disampaikan pada karya tari kontemporer orang - orang tidak dapat menemukan pesan khusus, Pelajaran atau moral. Namun, Archibald Maclaish mengungkapkan ide karya seni dapat hadir untuk kepentingan sendiri dalam “sebuah syair dapat tanpa arti, tetapi ada”. Tradisi atau kontemporer dapat mempertimbangkan suatu ekspresi estetis. Keefektifan estetis berhubungan dengan kemurnian dan keutuhan.

Suatu kesatuan yang dihasilkan para koreografer adalah merasakan logika gerak pada waktu mengerjakan semua tahap proses koreografi.

D. Tari dengan secara kebetulan

Maksud koreografer dengan secara kebetulan adalah pencapaian obyektivitas yang murni, dan kebebasan eksplorasi dengan menyisihkan nilai dan selera pribadi para seniman. Koreografi secara kebetulan tidak hanya sebuah kelompok yang bebas untuk segalanya. Membuat koreografi seperti agen yang bebas, berarti menggali dari pengalaman - pengalaman kita tentang respon kreatif yang cocok tanpa membebankan secara konsep intelektual sebelumnya.

(3)

E. Beberapa pionir dalam nonliteral dance

Salah satu dari pionir dalam buku nonliteral dance yaitu SYBIL SHEARER. Frase pada gerakan menggunakan ritme yang tidak lazim. Dominasi motion membuat pertunjukkan berubah-ubah, metakensis, sukar dipahami, serta sangat sulit diingat. Tidak ada pola tarian atau satupun gaya yang secara konsisten terdapat diseluruh karyanya. Koreografi Shearer selalu disusun secara abstrak tema geraknya menjadi dasar karya kreatif setiap tema berkembang secara berangsur- angsur, jelas, pengaturan waktu yang tepat, dan berkomunikasi dengan terus terang.

Karya Shearer pantas diklasifikasikan sebagai karya kontemporer. Sebagian besar frase-frase gerak tarinya dengan improvisasi gerakan improvisasi dia buat dengan cepat, kompleks, rumit, dan mempunyai elemen yang mengherankan. Tarian ini tidak membicarakan benar dan salah, serta tidak menyampaikan cerita mereka berkomuniaksi dengan rasa pengalaman, judunysa sering puitis, filosofis dan kadang tampaknya seperti literal tetapi perlakunya tetap menegaskan tari non- literal.

F. Proses Nonliteral

Nonliteral dance tidak sama dengan literal dance, tarian ini bukan pantomime maupun deskriptif, dan tidak mengandung pesan khusus yang dapat

berkomunikasi secara verbal. Ungkapan dalam non-literal dapat apa saja, gerakan bebas dari batas - batas metrik dan frase musical. Dengan kata lain nonliteral dance dipahami secara perototan syarat dan dikendalikan oleh intuisi kinetis.

Motion (gerak dalam dinamika ruang - waktu yang kompleks) adalah prinsip wahana komunikasi dalam bentuk nonliteral dance.

G. Produk Nonliteral

Produk Nonliteral dance adalah unit organik yang harus dialami dalam suatu keutuhan. Materi koreografi nonliteral meliputi imaji - imaji (visual, penggerak, auditori, intelektual), bentuk gerak, bentuk struktur, hubungan tubuh, desain, ruang dan waktu.

Mengenai apakah penggunaan judul dalam nonliteral? Tariaan - tarian tidak berjudul supaya penonton dapat melihat tarian tanpa bias atau prasangka. Tarian nonliteral tidak menginginkan judul, seperti dalam suatu koserto atau Simponi.

Namun, Apa bila judul digunakan, maka jarang menunjukkan pengertian atau subyek tetapi lebih sering digunakan secara kiasan atau sebagai suatu arti identifikasi yang betul - betul dipertimbangkan.

(4)

II. MATERI - MATERI DAN STRUKTUR NONLITERAL DANCE A. Materi - materi dasar

Peralatan utama seorang penari adalah tubuh sebagai instrumennya dan prinsip gerak fisik sebagai alat - alatnya. Tugas penari adalah menyadari tentang potensi ekspresif yang hebat dari tubuhnya serta menggembangkan kemampuan fisiknya secara maksimum dan akan menghasilkan kebebasan yang leluasa dalam

penemuan dan pertunjukkan. Tubuh harus sensitif terhadap dimensi ketinggian, kedalaman, keluasan serta elemen - elemen movement dan motion seperti volume, bentuk, garis kualitas, tektur, waktu, serta desain keruangan.

Koreografer bebas mengeksplor movement dan motion terhadap nilai - nilai yang menjadi sifatnya atau untuk memenuhi tujuan kreatifnya sendiri.

B. Struktur tari

1. Komponen - komponen fisik meliputi:

- Gerakan aksial (tekukan, uluran, putaran, belok, bangkit, jatuh, ayumam, goyangan, melingkar)

- Gerakan locomotor ( jalan, lari, lompat, berjingrak, loncat)

- Kualitas gerakan (mengayun, terus-menerus, memukul-mukul, bergetar, mengempiskan

2. Tipe gerakan dari 1a, 2b, 3c seperti lengkungan, lembungan, sapuan, gerakan dengan letusan kecil, gulungan, seretan dll

3. Kualitas, bentuk, dan tekstur movement dan motion

Seperti bersiku, bergelombang, bulat menonjol, berliku, tebal, elastis, gemuk, rata, tipis dll

4. Faktor-faktor koreografi yang membentuk movement dan motion - Artikulasi

- Desain - Dimensi - Arah - Dinamika

- Focus - Level - Ruang - Waktu 5. Komponen-komponen pisokologis meliputi

- Aktivitas mental yang mempengaruhi movement dan motion Seperti penilaian estetis, pergaulan, sikap, kesadaran, konsepsi dll - Keadaan emosional seperti cintah kasih, marah, kuatir, kebajikan, malu,

jemu dll

(5)

III. PENDEKATAN-PENDEKATAN KOREOGRAFI A. Koreografi Nonliteral

Apakah yang membedakan koreografi nonliteral dari bentuk tradisi modern dance? Perdeaan kedua terletak pada perlakuan khusus tentang perlengkapan teatrikal seperti kostum, prop, lighting, dan efek khusus. Seniman nonliteral tidak menggunakan perlengkapan itu sebagai pengganti gerakan atau pembawa

barangnya sendiri. Objek dan materi lebih digunakan sebagai perluasan

movement dan motion. Kontemporer menganggap bahwa tarian dapat eksis untuk kepentingannya sendiri oleh karena itu tubuh penari tidak ditekankan pada bentuk manusia melainkan kemampuan menghasilkan artikulasi movement dan motion.

B. Mengenai Prosedur Koreografi

Bab ini bermaksud menjelajahi gerakan kreasi nonliteral dance. Tekanannya mengenai pengalaman movement dan motion dalam bentuknya yang kompleks, menggabungkan materi dasar medium gerak dan menghindari materi yang membelokkan tarian kea arah literal. Masalah tari disajikan dalam bab ini untuk terbiasa dengan konsep/ ide dan menggembangkan tema-tema gerak sebagai dasar membuat koreografi yang luas. Masalah menjadi singkat tetapi penggalaman studi menjadi padat.

C. Improvisasi

Improvisasi memberikan kekayaan dan variasi pengalaman gerak dan improvisasi memberikan latihan yang luas dalam menemukan atau menyisihkan frase tari, memahami otot syaraf, frase gerak dan menanggapi terhadap gerakan penari- penari lain.

Terdapat beberapa rangsangan dalam improvisasi:

- Rangsang dengar - Rangsang peraba - Rangsang gerak - Rangsang visual - Keadaan emosional

- Kualitas fisik, bentuk dan tekstur - Konsep dan ide-ide

D. Pengembangan Rangkaian Gerak

Rangkaian gerak dapat menggunakan bentuk locomotion seperti sebuah kode seperti A-1, B-1, C-11, D-13, E-15 dapat diterjemahkan dalam frase-frase gerak berikut karakteristiknya: dimensi kedalaman, level tinggi, bentuk bundar, kualitas megah, aksi berdenyut, arah ke samping kiri, hitungan tujuh, ukuran besar, dan sedang dalam intensitas.

(6)

E. Pengembangan Frase

Frase-frase terjadi mendasarkan sekitar pusat inti gerak, yang bekerja secara intuitif dalam jenis tema dan variasi, atau tema dan perkembangan rencana.

Apabila frase telah cukup berkembang dan menjaga kesatuan sebagai suatu keutuhan yang menyatu hal itu dapat menggembangakn suatu tarian.

F. Permasalahan Tari

Masalah-masalah dapat diberikan kepada individu atau kelompok, dan meskipun masalah itu didesain dan dipaket, mereka dapat didesain dan digunakan kembali dalam berbagai macam cara yang berbeda.

Contoh masalah dan bagaimana mengatasinya seperti - Keterbatasan tubuh

Masalah: Esplor secara mendalam caranya seperti: 1. Tulang sendi badan, 2. Kaki, 3. Tangan, 4. Kepala, 5. Torso

Sasaran: Mmberikan latihan bebagaimacam gerakan yang terabaikan dan menemukan variasi movement dan motion yang luas dalam bermacam- macam kemungkinan begian-bagian tubuh

G. Tehnik

Memelihara tubuh adalah salah satu dari metode latihan yang menyumbang teknik menjadi lebih bagus seperti mengulurkankan tulang belakang, melenturkan dan merentangkan tulang-tulang sendi, memperkuat bebagaimacam otot dan bagian- bagian tubuh serta mengeksplor cara-cara baru untuk bergerak. Tujuannya agar tubuh menajadi fleksibel, kuat, terkontrol dan instrument yang terampil.

Terdapat beberapa kesalahan umum dalam teknik seperti:

- kurang kesadaran kinestetis

- kurang oreintasi keruangan dari tubuh

- ketegangan yang berlebihan dan lain sebagainya

(7)

IV. PRINSIP-PRINSIP KOREOGRAFI NONLITERAL A. Prinsip-prinsip dasar

Terdapat factor-factor pokok koreografi - Content (sumber)

Pengalaman komunikatif yang dirasakan secara langsung oleh pengamat sera dpat membuat rasa seperti sesuatu yang benar-benar ada. Untuk mencapai tujuan ini seorang koreografer harus mengkoordinasikan fungsi dari pikiran dan tubuhnya seperti kejiwaan, fisik, keruangan

- Form (organisasi)

Form atau bentuk, yaitu Menyusun, mengorganisir, serta mengurutkan materi yang digunakan dengan kriteria desain keruangan, gaya, waktu, perkembangan.

- Teknik (disiplin)

Membantu kedisiplinan untuk mencapai teknik sajian menjadi terampil, keserempakkan, kejelasan, variasi dan integrasi.

B. Persiapan tari untuk pertunjukkan

Koreografer nonliteral hampir selalu mempertimbangkan apa saja sebagai kemungkinan pokok persoalan, dai dapat memilih suatu tema dari semesta alam yang luas, atau mungkin dapat memilih suatu subjek yang luas seperti

peperangan, kematian atau hubungan sesama manusia. Isi dapat hidup atau mati, emosional atau fisikal, sikap atau situasi. Ide-ide dapat bergeser dari yang sangat luas ke sangat sempit. Apapun sumbernya dia mentransformasikan kedalam desain, daya cipta, komunikasi gerak melalui materi dasar tari.

C. Bagaimana guru membatasi evaluasi

Peranan seorang pengajar dalam proses evaluasi menantang pikiran mahasiswa untuk memperdalam persepsinya dan guru membantu muridnya untuk menjelajahi kemungkinan itu. Kemudian seorang pengajar mendorong untuk menegaskan dan menjelaskan nilai-nilai estetis dan intelektualnya. Para murid didorong untuk bereksperimen, menyeleksi, menganalisis dan mengevaluasi hasil-hasil karyanya dan dapat terbina dengan baik.

D. Pedoman yang diusulkan untuk evaluasi tari

Ada beberapa pertanyaan berikut ini yang merupakan saran atau usul untuk mengevaluasi nonliteral

1. Apa ada penemukan gerakan? Bagaimana atau mengapa tidak? Apakah itu sesaui dengan bentuk motivasi?

2. Apakah masalah terpecahkan secara efektif?

3. Apakah tarian itu menarik perhatian secara seluruhnya? Apabila demikian, mengapa? Bila tidak, apakah yang kurang?

(8)

Pertanyaan yang diajukan lebih bertujuan untuk menantang mahasiswa memikirkan, mengeksplorasin dan menguji.

Referensi

Dokumen terkait